AIR SEBAGAI
PELARUT KEHIDUPAN
PENDAHULUAN
Untukpelajaranbiokimia, adalah lebin tepat dimulai dengan memper-
bangkan air sebagai sesuatu yang pokok untuk sistem kehidupan,
karena tanpa air, tidak ada kehidupan sebagaimana yang kita
ketahui. Hal-hal pokok mengenai air secara terus-menerus meng
‘ngatkan kita akan asal kehidupan dari air. Dalam pelarut air berkem:
banglah reaksi kimia dan proses biologi. Walaupun bukan meru-
pakan biomolekul organik, air merupakan komponen dalam sel hidup
yang ada dimana-mana dan merupakan 60-95 persen dari berat
badannya. Pada manusia, air terdistribusi hampir secara merata di
antara dua kompartemen utama (intra- dan ekstraselular) dari tubuh
(Tabel 2-1). Air tidak hanya diperlukan untuk reaksi biokimia, tetapi
juga untuk mengangkut zat-zat melintasi membran, memperta-
hankan suhu tubuh, menghasilkan cairan pencernaan. dan melarut-
kan produk sampah untuk ekskresi.
Mempertahankan keseimbangan air, yaitu Keseimbangan antara
masukan dan keluaran air, merupakan aspek kritis dari metabolisme,
‘Seorang dewasa dalam keseimbangan air lazimnya minum dan
kehilangan air sekitar 2.000 mi per hari (Tabel 2-2). Di samping air
yang diperoleh dari makanan dan minuman, air metabolik juga di-
sediakan melalui oksidasi makanan dalam tubuh. Oksidasi dari 100
glemak, karbohidrat, dan protein menghasilkan masing-masing 107,
55, dan 41 g air. Kehilangan air terjadi melalui penguapan (uap air
Tabel 2-2
Keseimbangan air harian pada manusia
Masukan (rl) Kehilangan (mi)
‘Sebagaicairan (900 Urn 4.050
Dalam makanan 800 Tinja 100
‘Oksidasi makanan 200 Penguapan (kult dan parv: 850
aru)
000 2.000
Tabel 2-1
Distibust ale dalam tubuh
Gairan tubuh
Kompartemen total (%)
Cairenintrasetula 550
Cairan eksiraseluar
Plasma 75
Intorstsiat dan ims 22.5
HOH
‘Sualu sistem yang dapat menahan perubahan pH pada penam
bahan asam maupun basa disebut suatu dapar. Dengan demikian,
banyak zat yang diklasifikasikan sebagai asam lemah dapat berupa
sam ataupun basa, tergantung pada pH.
SENYAWA BIOLOGI DISOSIASI
‘Asam asetat merupakan salah satu dari asam Bronsted-Lowry yang
dalam lingkungan akua memperinatkan suatu disosiasi yang tergan-
‘tung pH. Sift ionisasi sepert ini digunakan secara luas dalam sistem
kehidupan untuk membantu mendaparkan cairan biologis; mereka
Tabel 26,
Beberapa asam biologi dan nit pHs nya.
na i IT
tordigosias! Rumus pKa pKa pKa
‘Asamformat HCOOH 375
Asamasetat —_HsCCOOH 476
‘Asampirvat_ — HsCCOCOOH 250
‘Asamiaktat_ —_ HsCCHOHCOOH. 386
‘Asam suksinat_ HOOCCHsCH:COOH 421 563
‘Asammalat_ — HOOCCH:CHOHCOOH 340 526
‘Asam karbonat_ HzCO3 635 103
‘Asamsiirat HOOCCH:C(OH)(COOH)CH:COOH 3.09 4,755.41
‘Asamfostorik HPO. 212721 126620 AIR SEBAGAIPELAAUTKEHIOUPAN
juga merupakan ciripenting dari mekanisme bickimia, Tabel2-6 men-
data beberapa senyawa yang dapat didisosiasi secara biologis dan
nilai pk’a. Nyata bahwa karakteristik ionisasi (diwakili oleh nial pK'a)
merupakan sifat khas dari setiap senyawa. Beberapa dari senyawa
dapat mengalami lebih dari satu disosiasi. Asam sitrat memiliki tiga
‘gugus karboksil yang secara selektit mengonisasi dan dengan
demikian memilk tiga nilai pk
‘Asam fosforik merupakan suatu contoh senyawa lain yang
‘memiliktiga proton yang dapat terdisosias
t 1 i
kg = 721
eee oto
i
bn 6 6
+e +H Sais np
spo; Hor ro!
Perhatikan bahwa H3PO4 merupakan asam konjugat dari
HPO, yang merupakan basa konjugat dariHsPO« dan juga asam
konjugat dari HPOs *-. Pada giirannya, HPO ~ merupakan suatu
basa Konjugat (dari H2PO.") dan suatu asam kanjuga (dari PO, >").
Dengan demikian, H2POg ~ dan HPO« * memperlihatkan karakte-
ristik dari suatuasam maupun suatu basa—sifatpenting dalam fungsi
biologis dar fostat anorganik.
‘SISTEM DAPAR FISIOLOGI
pH dari berbagaicairan tubuh pada manusia sangat beragam, seperti
‘contoh cairan tambung (pH 1-2) dan cairan usus (pH 8-9). Pada orang
yang sehat, plasma darah mempunyai pH 7,40, Merupakan hal itis
bbahwa pH darah tetap konstan, karena perubahan yang relatif Kec
dari unit pH.+0,2-0,4 akan menyebabkan keadaan medis yang serius,
yang jika tidak dikoreksi, dapat menyebabkan kematian. Darah, ka-
rena populasi moiekuinya yang heterogen, memiliki suatu susunan
biomolekul yang bereaksi sebagai asam dan basa Brénsted-Lowry.
‘Yang penting dalam mempertahankan darah yang terdapar baik
adalah protein plasma yang banyak, dan terutama hemoglobin dari
sel darah merah karena mereka bertindak secara efektit sebagai
akseptordan donor proton. Namun, sistem dapar ekstraselularutama
adalah sistem bikarbonat, yang juga memberikan suatu cara yang
perlu untuk pengeluaran karbon dioksida yang dhasilkan melalui me-
tabolisme jaringan.
Karbon dioksida yang dilarutkan dalam ingkungan akuamemben-
{tuk asam karbonat (H2COs), yang berdisosiasi membentuk suatu ion
H* dan ion bikarbonat (HCOs ~)
C02 + H20—+H2CO3 —+ H* + HCOs~
Karbon ‘Asam fon
dloks! karbonat —_bikarbonatSISTEM DAPARFISIOLOG) 21
‘Suatu keadaan asam secara normal dihindarkan sebagai akibat
dari suatu keseimbangan penting antara H* yang dihasilkan dan he-
mogiobin, yang mengeluarkan H" dari plasma. Keseimbangan ini di-
gabung menjadi satu dengan keseimbangan yang terdapat antara
(C2 yang dilarutkan dalam darah dan gas CO2 dalam paru-paru.
Cz (teriarut)-—+ CO2 (gas)
Keseimbangan terakhir ini memberikan mekanisme yang efekti
untuk pengeluaran CO2 dari lingkungan interior tubuh dan juga untuk
kontrol yang terus menerus dari H* dalam darah. Diperkirakan bahwa
padanan 20-40 liter asam karbonat 1/N dikeluarkan oleh paru-paru
orang dewasa setiap 24 jam.
Jadi, tiga keseimbangan yang saling berhubungan yang terkait
dengan sistem bikarbonat dapat dinyatakan sebagai berikut
C02 ++ CO2+Hz0 —+ HeCOa ++ H* + HCO,
(ges) (terlanat)
Mengenai_ sistem bikarbonat, suatu rasio [HCO37] dengan
[H2C0s] sebesar 20 banding 1 diperiukan bagi pH plasma darah
untuk tetap bertahan 7,40. Konsentrasi dari CO2 yang terlarut ter-
masuk dalam nilai (H2COs}, yaitu [HeCOs] = [HeCOs] + {COz(ter-
larut). Jika terdapat perubahan dalam rasio ke arah HeCOa, timbul
asidosis. Perubahan ini dapat timbul dari suatu penurunan [HCOs-)
atau dari suatu peningkatan [H2CO3] °
Bentuk paling lazim dari asidosis adalah yang berasal metabolik j
atau respiratoar. Asidosis metabolik disebabkan oleh suatu penurun- Tuts C citer, COOH
aan dari [HCO], contohnya, pada diabetes yang tidak terkontrol Ae etter siti
dengan ketosis (kelebihan produksi badan keton, seperti asam B-
hidroksibutirat dan asam asetoasetat).
HyC—CHOH—CH,—COOH + HCO; *——*H,C—CHOH—CH,—COO™ + HCO,
_asam fphldroksibutat Prhcroksibutrat
Asidosis metabolik dapat juga terjadi sebagai akibat kelaparan
atau diet tinggi lemak dan pada beberapa penyakit ginjal, Keracunan
garam asam, dan kasus muntah jika terjadi kehilangan cairan non-
asam. Asidosis respiratoar terjadijka terdapat obstruksi pernafasan
(emfisema, asia, alau pneumonia) alau depresi pernatasan (dosis
‘toksik morfin atau depresan pemafasan lain). Jika asidosis tidak i-
obati dengan cepat, maka pasien dapat menjurus pada komma.
Alkaiosis timbul ka [HCO3 “| difavoritkan dalam rasio bikarbonat/
asamkarbonat. Alkalosis metabolik terjadijka fraksi HCO ~ mening-
kat dengan sedikit atau tanpa perubahan yang bersamaan dalam
HeCOs. Muntah yang berat (kehilangan H* sebagai HCI) atau ingesti
jumian natrium bikarbonat yang beriebihan (bikarbonat sebagai soda)