Anda di halaman 1dari 13

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan Tempat Parkir Karyawan


Lokasi : RSUD Dr. SOEROTO, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi

A. URAIAN UMUM
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Pekerjaan Pembangunan Tempat Parkir
Karyawan.
B. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengadaan material, tenaga kerja dan peralatan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang termasuk dalam
kontrak yaitu :

A. PEKERJAAN PEMBANGUNAN TEMPAT PARKIR KARYAWAN


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN TANAH
III. PEKERJAAN BETON
IV. PEKERJAAN PIPA BESI
V. PEKERJAAN ATAP
VI. PEKERJAAN LANTAI
VII. PEKERJAAN LISTRIK
VIII. PEKERJAAN PENGECATAN

C. SITUASI
3.1 Lokasi Pekerjaan Pembangunan Tempat Parkir Karyawan, kab. Ngawi
3.2. Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukan pekerjaan yang akan
dilaksanakan, untuk itu setiap rekanan diharuskan meneliti dengan seksama setiap
detail bangunan rencana
3.3. Lahan bangunan akan diserahkan kepada pemborong dengan kondisi seperti pada
saat Aanwizjing lapangan, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk meneliti dan
meninjau lapangan adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak rekanan.

D. UKURAN TINGGI DAN PATOK


1. Satuan
Semua ukuran yang ada dalam rencana adalah dalam cm (centi meter) untuk ukuran
baja dalam mm atau inch.
2. Mengukur letak bangunan
Ketentuan letak bangunan harus dibawah arahan dan pengawasan pihak Direksi, dan
perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam pengukuran.

E. PEKERJAAN PERSIAPAN

Tahap Pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah


membersihkan areal pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan cara
membersihkan tanaman semak belukar yang ada disekitar lokasi agar dalam
pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala.

1. Pekerjaan Pengukuran & Pemasangan Bouwplank

Tahap Ketiga adalah pemasangan Bouwplank/Pengukuran dari papan dan kayu 5/7,
untuk papan diketam halus atau lurus pada sisi atasnya dan dipasang Waterpass
(timbang air) dengan sudut-sudutnya yang siku. Pekerjaan ini dilakukan adalah untuk
menentukan dimana lokasi pembangunan yang akan dilaksanakan nantinya dan juga
dalam pekerjaan ini akan ditentukan ketinggian lantai yang akan dilaksanakan.
Pemasangan Bouwplank/Pengukuran ini dilakukan bersama-sama dengan Pemilik
Proyek, Pelaksana Proyek, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Instansi
Lain yang terkait.

2. Pasang Papan Nama Proyek

Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan
Nama Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 100 x 120 cm, ditopang
kayu kaso (5/7) kelas 2 (borneo)dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat
dasar warna yang sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi
mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :
• Nama Kegiatan
• Pekerjaan yang harus dilaksanakan
• Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
• Sumber dana
• Jangka waktu
• Nama penyedia jasa

Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh masyarakat, serta
tidak mengganggu kegiatan di kawasan tersubut.

3. Mobilisasi Demobilisasi

Mobilisasi dan Demobilisasi bahan, alat dan tenaga kerja Setelah pekerjaan
pengukuran, penyiapan brak kerja / direksi keet dan papan nama kegiatan, selanjutnya
Kontraktor melakukan mobilisasi bahan, alat dan tenaga kerja / personil. Mobilisasi
Bahan / Material Kontraktor melaksanakan Mobilisasi Bahan / Material atau yang
biasa disebut Dropping Materi Mobiliasi bahan yang dilakukan meliputi material :

1. split, semen, besi, batu kali belah, pasir pasang / beton, semen, kayu dan papan
begisting, serta bahan bahan pendukung lainnya.

Mobilisasi Bahan / Material


Pada mobilisasi material, Kontraktor juga memperhitungkan dan merencanakan
akses jalan masuk, serta tetap menjaga kelancaran lalu lintas sekitar proyek, dan
keamanan proyek. Dropping material ditempatkan pada lokasi yang mudah
dijangkau dalam pelaksanaan pekerjaan, dalam pekerjaan ini material juga dilangsir
menuju masing- masing item pekerjaan. Mobilisasi Alat Setelah mobilisasi bahan
material, maka Kontraktor melaksanakan Mobilisasi Alat / Peralatan. Mobiliasi
peralatan meliputi : beton molen, pompa air, maupun peralatan pertukangan, dan
peralatan bantu lainnya. Kontraktor juga mempersiapkan sumber air kerja, dan
keamanan peralatan / keamanan proyek.
Mobilisasi Peralatan Kerja

2. Concrete Mixer 2.
3. Mesin Las
4. Gerobak dorong

Mobilisasi Tenaga Kerja / Personil Setelah mobilisasi bahan material dan alat , maka
Kontraktor melaksanakan Mobilisasi Personil. Kontraktor juga memobilisasi tenaga
kerja : mandor, tukang dan pekerja. Kontraktor juga membuat struktur organisasi
pekerjaan dan jadwal waktu penugasan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan personil
dalam tugas dan tanggung jawab serta koordinasi.
4. Bongkar Paving dan Saluran Lama

1. Material yang digunakan


Tidak membutuhkan material
2. Peralatan Inti yang digunakan
Peralatan Manual
(Cangkul, sekop, keranjang, gerobak dorong, dan peralatan kecil lainnya)
3. Urutan Pelaksanaan Pekerjaan (Metode Kerja)
Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak
merusak bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan
manusia, baik orang lain, personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun
pekerjaannyasendiri.
Semua Material bekas bongkaran diangkut keluar proyek.
Bongkaran Pasangan Lama Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus
membongkar pasangan paving dan saluran yang tidak sesuai lagi dengan gambar
yang baru, hasil bongkaran dibuang dari luar lokasi pekerjaan jangan sampai
terganggu pekerjaan yang akan dikerjakan. Sebelum memulai bongkaran pasangan
lama kontraktor harus konsultasi dengan konsultan pengawas dan direksi teknis
dari dinas terkait. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu pertama.

F. Pekerjaan Galian Tanah

a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai/ seperti dinyatakan dalam gambar


dan syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan, seperti galian lubang
pondasi, saluran-saluran pembuang, septicktank dan galian kolam.
b. Dasar galian harus waterpas, bilamana terdapat bongkahan batu, akar pohon
atau bagian-bagian yang gembur harus digali.
c. Kedalaman galian harus diperiksa Direksi sebelum pemasangan pondasi.
Penyedia Jasa wajib melaporkan hasil pekerjaan galian tanah kepada Direksi/
Pengawas lapangan sebelum dimulainya pekerjaan galian. Penyimpangan dari
ketetapan ini akan menjadi tanggung jawab dan resiko Penyedia Jasa.
d. Tanah bekas galian tidak dapat dipergunakan sebagai urugan.
e. Genangan air pada saat penggalian tanah harus dikuras sebelum pondasi
dilaksanakan. Pada waktu penggalian maupun waktu mengerjakan pasangan/
pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan
dapat bekerja terus menerus untuk menghindari terkumpulnya air tersebut.
f. Penyedia Jasa harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian
agar tidak longsor dengan memberi suatu dinding pengaman atau penunjang-
penunjang sementara.
g. Semua tanah yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat
instruksi Pemberi tugas dan Konsultan Pengawas.
h. Bagian yang diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih dari segala
kotoran. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan.
i. Sedang galian tanah untuk pondasi strouss pall menggunakan boor khusus
untuk tanah, kedalaman pengeboran harus sedikit-sedikitnya ± 3 m dari tanah
asli atau berhenti setelah mencapai tanah keras dengan persetujuan Direksi.
j. Apabila penggalian tanah mempunyai bongkahan batu yang besarnya ≤40 cm
harus tetap diangkat.
1. Pekerjaan Tanah/urugan

a. Urugan tanah harus dipadatkan lapis demi lapis dengan ketebalan setiap lapis
tidak boleh lebih dari 20cm (lepas). Kepadatannya yang dicapai harus lebih
besar 95% dari kepadatan standart proctor pada kadar kurang lebih 2% dari
kadar air optimum atau mencapai CBR lebih besar 5%.
b. Pemadatan harus menggunakan vibro stamper (stamper kuda) untuk lokasi
didalam gedung/ sempit dan roller untuk lokasi yang berada diluar gedung.
c. Pengeringan/ pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah
dilaksanakan supaya daerah yang dikerjakan bebas dari air.
d. Jika material galian yang baik tidak cukup untuk keperluan pengurugan
material tambahan harus didatangkan dari tempat lain tanpa biaya tambahan
dengan mutu yang memenuhi syarat.
e. Sebelum dilaksanakan pengurugan lapisan humus harus dikupas terlebih
dahulu sedemikian sehingga lapisan dasar bebas dari lapisan humus dan
segala material yang dikemudian hari dapat melapuk.
f. Ketebalan urugan sesuai dengan gambar, sedangkan bahannya sesuai dengan
persyaratan mutu dan jenis bahan di atas.
g. Untuk keperluan peninggian (leveling) di atas tanah asli, tidak diperkenankan
menggunakan tanah bekas galian pondasi.
h. Khusus diatas urugan pada bangunan gedung tetap diurug kembali dengan
pasir setebal 5-10 cm padat sebelum diberi lapisan patlahan bata merah (1
lapis).
i. Bila duga urugan tanah antara tempat yang satu dengan tempat yang lain tidak
sama maka harus dibuat lereng satu banding satu secara teratur yang
sebelumnya tanah urug dipadatkan.

2. Pekerjaan Galian Tanah/ Berbatu

A. Galian Tanah Berbatu

i. Semua galian harus dilaksanakan sesuai/ seperti dinyatakan dalam gambar


dan syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan, seperti galian lubang
pondasi, saluran-saluran pembuang, septicktank dan galian kolam.
ii. Selama pekerjaan berjalan, mungkin perlu adanya perubahan oleh Direksi
mengenai lereng-lereng atau dimensi penggalian sebagai perbaikan atau
perubahan sesuai dengan spesifikasi ini.
iii. Dimana penggalian tidak akan ditutupi oleh bangunan atau konstruksi lain
yang diperlukan, mereka harus sepenuhnya dibuat
iv. Spesi fikasi Teknis : 15
v. menurut dimensi yang dimaksud dan harus diselesaikan menurut garis-
garis dan tingkatan yang ditunjukkan. Penjagaan yang perlu dilaksanakan
terhadap bahan-bahan yang berada diatas atau dibawah garis penggalian
agar keadaannya tetap baik. Semua penggalian atas kehendak Penyedia Jasa
untuk semua yang dimaksud selain yang ditunjukkan disini harus ditutup
kembali oleh Penyedia Jasa atas biaya sendiri, jika diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan.
vi. Dasar galian harus waterpas, bilamana terdapat bongkahan batu, akar
pohon atau bagian-bagian yang gembur harus digali.
vii. Kedalaman galian harus diperiksa Direksi sebelum pemasangan pondasi.
Penyedia Jasa wajib melaporkan hasil pekerjaan galian tanah kepada
Direksi/ Pengawas lapangan sebelum dimulainya pekerjaan galian.
Penyimpangan dari ketetapan ini akan menjadi tanggung jawab dan resiko
Penyedia Jasa.
viii. Tanah bekas galian tidak dapat dipergunakan sebagai urugan.
ix. Genangan air pada saat penggalian tanah harus dikuras sebelum pondasi
dilaksanakan. Pada waktu penggalian maupun waktu mengerjakan
pasangan/ pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang
jika diperlukan dapat bekerja terus menerus untuk menghindari
terkumpulnya air tersebut.
x. Penyedia Jasa harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi
galian agar tidak longsor dengan memberi suatu dinding pengaman atau
penunjang-penunjang sementara.
xi. Semua tanah yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat
instruksi Pemberi tugas dan Konsultan Pengawas.
xii. Bagian yang diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih dari
segala kotoran. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan.
xiii. Sedang galian tanah untuk pondasi strouss pall menggunakan boor khusus
untuk tanah, kedalaman pengeboran harus sedikit-sedikitnya ± 3 m dari
tanah asli atau berhenti setelah mencapai tanah keras dengan persetujuan
Direksi.
xiv. Apabila penggalian tanah mempunyai bongkahan batu yang besarnya ≤40
cm harus tetap diangkat.

B. Pemadatan

Tanggul dan timbunan (urugan) yang direncanakan pada gambar atau oleh
Direksi untuk dipadatkan menurut garis tingkatan lereng-lereng seperti yang
ditunjukkan pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi.

Operasi Penyedia Jasa dalam penggalian material yang direncanakan untuk


digunakan pada tanggul atau organ yang dipadatkan harus dikerjakan
sedemikian rupa sehingga material tersebut berada dalam keadaan baik waktu
ditempatkan.

Bagian dari tanggul pada gambar yang direncanakan untuk dipadatkan harus
dibangun dari material yang baik dan paling cocok untuk memberikan kekedapan
dan stabilitas waktu dipadatkan.

a. Cara pemadatan

 Lokasi pondasi tanggul/ saluran digali/ stripping rata terlebih dahulu sesuai
dengan gambar bestek.
 Jika ditemukan akar-akar pohon atau tempat yang lembek sewaktu
penggalian diadakan pembersihan setempat, baru dipadatkan hingga
mendapatkan lokasi pemadatan yang rata.
 Spesi fikasi Teknis : 16
 Tugas galian yang tidak digunakan disingkirkan supaya tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang akan melemahkan saluran/ tanggul.
 Galian yang melebihi rencana akibat kelalaian Penyedia Jasa menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
 Bahan tanah timbunan berupa tanah yang siap untuk dipadatkan tidak boleh
berbentuk bongkah-bongkah harus berbentuk butir-butir halus.
 Bahan timbunan yang memenuhi syarat (disetujui direksi) dihamparkan
lapis demi lapis, tebal serta jumlah lintas pemadatan sesuai dengan syarat
dan alat yang dipergunakan.
 ii. Syarat Pemadatan
 Kadar air optimum untuk jenis tanah tertentu akan ditentukan oleh direksi.
Menentukan kada air di lapangan secara kasar dapat ditentukan dengan tes
“pengedapan” yaitu dengan cara mengambil segenggam tanah, kemudian
dikepal keras-keras beberapa kali. Tanah dengan kadar air yang optimum
menghasilkan kepakan yang mantap dan keras. Tanah terlalu basah bila
dikepal secara tersebut diatas akan mengeluarkan air dan membasahi
telapak tangan, bila tanah tersebut hasilnya gumpalan-gumpalan berarti
tanah bahan timbunan kekurangan air (tertentu kering)
 Sebelum tanah penimbunan baru diharapkan kelembaban bidang
permukaan lapisan dibawahnya harus dalam keadaan optimum.
 Pekerjaan pemadatan untuk semua lapisan, penimbunan harus diselesaikan
dalam satu hari kerja. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya
lapisan lumpur apabila terjadi turun hujan diluar jam kerja.
 Untuk mengalirkan air hujan maka semua permukaan lapisan penimbunan
harus mencapai kemiringan kurang lebih 1-2%.
 Apabila dijumpai genangan air, pengeringan harus dibuatkan parit. Semua
lapisan lumpur yang terjadi karena genangan air harus dibongkar dan
dibuang keluar pekerjaan.
 Apabila kandungan air permukaan lapisan dibawahnya terlalu rendah, maka
lapisan tersebut harus disemprotkan air hingga memenuhi kadar air
pemadatan.
 Penimbunan dan pemadatan harus dilakukan berlapis searah dengan as
saluran/ tanggul, rata dan datar dimulai dari tempat rendah dan tebal
lapisan disesuaikan dengan alat yang dipergunakan pada lereng saluran
dibuat kelebihan/ overlaping minimum 2 (dua) kali tebal lapisan dari
rencana saluran/ tanggul yang kemudian setelah selesai pemadatan dipotong
sesuai dengan gambar rencana.
 Pemadatan arah memancang saluran yang dilaksanakan dengan jarak
minimum 50m bidang penghentian pemadatan dibuat bertangga.
 Setiap kali akan menghampar lapisan baru diatas lapisan lama, lapisan yang
lama digaruk/ dicacah sedalam kurang lebih 5cm dan dibasahi dengan nilai
kadar air optimum, sehingga diperoleh tubuh saluran/ tanggul yang
homogen adapun alat penggaruk digunakan cangkul/ alat lainnya.
 Spesi fikasi Teknis : 17
 Ancar-ancar tebal lapisan dan jumlah lintasan
 Alat pemadatan tamping ramer
 Tebal lapisan 15cm
 Jumlah lintasan 4 kali pemadatan dilaksanakan sejajar terace saluran/
tanggul.
 Overlaping lintasan pemadatan 5cm

Untuk bagian tanggul-tanggul yang berbatasan dengan bangunan termasuk pipa-


pipa beton dimana pemadatan tanggul atau urugan yang diperlukan tidak mungkin
dilakukan dengan alat pembilas, maka tanggul atau urugan harus dipadatkan
dengan mesin penumbuk dengan berat dan design cukup untuk mencapai
kepadatan yang setingkat dengan tanggul atau urugan yang dipadatkan didekatnya.

Dalam penempatan dan pemadatan urugan dari tanggul yang berdampingan


dengan pipa beton, material yang cukup harus ditempatkan dengan hati-hati pada
semua sisi-sisi dan tingkat yang sesuai dari pipa. Material yang ditempatkan harus
sesuai spesifikasi ini dengan cara bersama pada kedua sisi pipa untuk mencegah
adanya pergeseran pipa-pipa selama penempatan dan pemadatan material tanah
tersebut.

3. Pekerjaan Batu

Lingkup pekerjaan

Semua pasangan batu menurut spesifikasi ini, semua tujuan-tujuan yang


bersangkutan untuk hal yang mungkin diperintahkan oleh Direksi, harus terdiri dari
bahan-bahan yang diperinci disini dan harus dicampur teratur dibentuk dan
ditempelkan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam gambar
bestek.
Syarat-syarat yang ditentukan disini selanjutnya harus ditempatkan pada semua
pekerjaan batu baik yang menggunakan bahan baru ataupun yang menggunakan
bahan lama, kecuali secara khusus ditentukan oleh direksi untuk bagian-bagian
pekerjaan tertentu.

a. Semen

Semua semen untuk spesi/ mortar/ adukan untuk pekerjaan batu harus
disesuaikan dengan syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku.

b. Pasir

Pasir untuk spesi/ mortar/ adukan yang digunakan pada pasangan batu yang
diperlukan menurut spesifikasi ini harus disediakan oleh Penyedia Jasa sesuai
syarat-syarat dan sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Air

Air yang digunakan dalam menyiapkan spesi/ mortar/ adukan harus tidak
mengandung sejumlah bahan-bahan yang merusak seperti lumpur, bahan
organis, alkali, garam dan bahan lain pengotor.

d. Susunan spesi/ adukan

Adukan untuk semua pasangan batu kecuali ada ketentuan lain dari spesifikasi
disini atau petunjuk direksi terdiri dari satu bagian semen portland dan empat
bagian pasir (yang lepas) dan air secukupnya untuk membuat ketentuan yang
cocok untuk penggunaan yang dimaksudkan.

e. Mengaduk Adukan

Cara dan alat yang digunakan untuk mencampur adukan harus sedemikian rupa
agar mudah ditentukan pada adukan dan harus menurut persetujuan direksi.

Spesi fikasi Teknis : 18

Jika mesin pengaduk dipergunakan maka waktu mencampurnya sesudah semua


ramuan berada dalam alat pencampur, kecuali untuk airnya dalam jumlah penuh
tidak boleh kurang dari dua menit.

Adukan harus dicampur dalam jumlah yang sesuai untuk segera digunakan dan
semua adukan tidak digunakan sampai 30 menit sesudah penambahan air untuk
mencampur harus dibuang.

f. Pemasangan

i. Semua batu yang digunakan dalam penembokan atau pasangan harus betul-
betul sebelum dipasang dan disetujui oleh Direksi.
ii. Batu-batu tidak boleh dipasang selama hujan yang cukup lebat atau cukup
lama untuk menghanyutkan adukan dari penembokan.
iii. Semua batu yang digunakan dengan siaran spesi harus dibasahi dengan air
antara 3-4 jam sebelum digunakan dengan cara yang terjamin.
iv. Pasangan batu belah dalam 1 hari kerja tingginya tidak boleh lebih dari 1
meter.

g. Siaran

i. Susunan spesi atau adukan


Spesi untuk semua siaran kecuali kalau ditentukan lain dari spesifikasi ini atau
seperti ditetapkan lain oleh Direksi terdiri dari satu bagian semen portland dan
dua bagian pasir (keadaan lepas) serta air secukupnya untuk menghasilkan
kekentalan yang cocok untuk penggunaan siaran.

ii. Sebelum pekerjaan siaran dimulai, sambungan-sambungan dari semua


permukaan pasangan batu harus digaruk sebelum spesi atau adukan dipasang,
permukaan harus dibersihkan dengan sikat kawat dan harus dibasahi.

h. Plesteran

i. Adukan

Spesi untuk semua plesteran kecuali kalau ditentukan lain dari spesifikasi ini
atau seperti ditetapkan lain oleh direksi terdiri dari satu bagian semen portland
dan tiga bagian pasir (keadaan lepas) serta secukupnya untuk mendapatkan
kekentalan yang cocok untuk penggunaan plesteran.

ii. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, semua bidang yang akan diplester
harus dibersihkan, disiram dengan air sampai kotoran-kotoran yang melekat
pada permukaan bidang yang akan diplester bersih dan betul-betul dalam
keadaan basah.

iii. Plesteran harus benar-benar rata, halus dan padat permukaan sudut harus
bersisi tajam.

i. Perawatan/ Pemeliharaan

i. Semua pasangan batu termasuk siaran dan plesteran harus dirawat dengan air
atau cara-cara lain yang diterima menurut persetujuan Direksi.

ii. Jika perawatan dilaksnakan dengan air, pasangan-pasangan batu harus dijaga
agar tetap basah paling tidak 14 hari jika tidak ada ketentuan lain menutupnya
dengan bahan-bahan rendam air, atau cara lain yang disetujui yang
menyebabkan permukaan selalu basah. Air yang dipakai untuk perataan harus
memenuhi ketentuan spesifikasi ketentuan untuk air.

j. Perbaikan Pasangan Batu

Jika sesudah penyelesaian semua tembok pasangan bata, pasangan berada


diluar garis ketentuan atau sesuai dengan garis dan tingkatan

Spesi fikasi Teknis : 19

yang ditunjukkan pada gambar asli harus dibuang dan diganti atas biaya
Penyedia Jasa/ Penyedia Jasa.

4. Pekerjaan Tanah/urugan

a. Urugan tanah harus dipadatkan lapis demi lapis dengan ketebalan setiap lapis
tidak boleh lebih dari 20cm (lepas). Kepadatannya yang dicapai harus lebih
besar 95% dari kepadatan standart proctor pada kadar kurang lebih 2% dari
kadar air optimum atau mencapai CBR lebih besar 5%.
b. Pemadatan harus menggunakan vibro stamper (stamper kuda) untuk lokasi
didalam gedung/ sempit dan roller untuk lokasi yang berada diluar gedung.
c. Pengeringan/ pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah
dilaksanakan supaya daerah yang dikerjakan bebas dari air.
d. Jika material galian yang baik tidak cukup untuk keperluan pengurugan
material tambahan harus didatangkan dari tempat lain tanpa biaya tambahan
dengan mutu yang memenuhi syarat.
e. Sebelum dilaksanakan pengurugan lapisan humus harus dikupas terlebih
dahulu sedemikian sehingga lapisan dasar bebas dari lapisan humus dan
segala material yang dikemudian hari dapat melapuk.
f. Ketebalan urugan sesuai dengan gambar, sedangkan bahannya sesuai dengan
persyaratan mutu dan jenis bahan di atas.
g. Untuk keperluan peninggian (leveling) di atas tanah asli, tidak diperkenankan
menggunakan tanah bekas galian pondasi.
h. Khusus diatas urugan pada bangunan gedung tetap diurug kembali dengan
pasir setebal 5-10 cm padat sebelum diberi lapisan patlahan bata merah (1
lapis).
i. Bila duga urugan tanah antara tempat yang satu dengan tempat yang lain tidak
sama maka harus dibuat lereng satu banding satu secara teratur yang
sebelumnya tanah urug dipadatkan.

5. Pondasi

a. Pondasi batu belah


 Kedalaman pondasi sesuai dengan gambar rencana.
 Pasangan pondasi batu belah dengan perekat 1Pc:4Ps, bagian bawah
pondasi diurug pasir dengan ketebalan 10cm (sesuai gambar rencana)
dan digenangi air hingga jenuh dan ditumbuk hingga padat dan rata.
 Celah-celah yang besar antara batu diisi dengan batu yang lebih kecil,
batu-batu pondasi tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat di
ataranya hingga rapat.
 Badan pondasi baik dalam maupun luar dibrapen dengan campuran
1Pc:5Ps.
 Sisi luar pondasi diurug tanah, sedang sisi dalam diurug pasir.
 Pasangan Batu Bata
b. Semua pasangan tembok batu bata, kecuali pasangan tembok yang harus
rapat/ kedap air dibuat dengan perekat 1Pc : 6Ps.
c. Tembok harus dipasang tegak lurus, siku dan rata, tidak boleh terdapat
retak-retak.
d. Batu bata harus berukuran sama dan sebelum dipasang direndam di air
terlebih dahulu hingga jenuh/ kenyang.
e. Tidak diperbolehkan memakai batu bata yang pernah dipakai (bekas).
f. Pemasangan dinding/ tembok bata hanya diperbolehkan maksimum tinggi
1m untuk setiap hari.
g. Spesi fikasi Teknis : 20

h. Pasangan batu bata yang kedap air dengan perekat 1Pc : 4Ps dipasang di atas
sloof sesuai dengan gambar rencana, diteruskan sampai dengan 30 cm di atas
lantai dan di tempat lain bila dianggap perlu oleh pengawas.

G. Pekerjaan Beton

a. Penyedia Jasa harus menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk


pembangunan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan. Penggunaan yang
didapat untuk pekerjaan permanen tidak diperbolehkan tanpa persetujuan
tertulis dari Direksi.

Semua bahan harus berkualitas tinggi dan memenuhi persyaratan PUBB, PBI,
PKKI, AV dan standart lain yang cocok sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi.

Bahan-bahan yang ditolak harus dipindahkan dari lokasi secepatnya supaya


tidak digunakan.
b. Beton bertulang dengan campuran 1Pc:2Ps:3Krl dilaksanakan untuk semua
pekerjaan konstruksi beton, yaitu beton kolom, sloof dan harus memenuhi mutu
beton K-175 pada PBI 1971.
Semua agregat beton harus diperoleh dari tempat asal yang disetujui oleh
direksi. Bahan tersebut harus tidak mengandung tanah lempung, kapur, tanah
gemuk, tanah liat, batu lunak, atau pecahan batu, tumbuh-tumbuhan dan benda-
benda organik serta campuran lainnya. Batu tersebut harus keras dan padat.
c. Untuk mengaduk semua campuran beton harus memakai air bersih dan tawar
dengan kadar air pada campuran harus tepat dan dilakukan slum test secara
sederhana, supaya beton tidak terlalu cair (PBI 1971).
Air tersebut harus bersih dan tidak mengandung lempung, minyak, garam, gula
dan bahan tumbuh-tumbuhan atau bahan organik/ non organik dalam larutan
dengan jumlah tertentu sehingga mungkin dapat merusak daya tahan beton.
d. Baja tulang harus terdiri atas batangan-batangan bulat yang digiling dari
simpanan baru dan harus memenuhi persyaratan standart beton Indonesia
N.I.2, PBI tahun 1971. Baja tersebut harus mempunyai tegang tarik 39-53
kg/mm2 dan tegangan ijin 24 hs/mm2 suatu penampang lintang untuk sesuatu
batangan yang akan dikirim harus mempunyai bentuk yang tepat dan batang
tersebut berdiameter seperti yang telah ditentukan. Batang tersebut harus tidak
berbekas karat, tidak mengandung kotoran minyak dan tidak cacat.
e. Pemasangan papan begesting dipakai kayu meranti, kayu tahun lokal tebal 2 cm
disusun secara rapat.
f. Setelah pekerjaan begesting dibongkar semua bidang yang terlihat lubang-
lubang, tidak rata harus segera ditutup dengan spesi 1Pc : 2Ps.
g. Campuran Beton

i. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, batu pecah, air
sperti yang ditentukan sebelumnya semuanya dicampur dengan
perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan
yang baik/ tepat.

ii. Untuk beton konstruksi K.175 dipergunakan campuran perbandingan


1PC:2Ps:3Kr. Banyaknya semen tiap m³ paling tidak harus 325 kg dengan
nilai faktor air semen 0.75.

iii. Ukuran dalam agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian pekerjaan
tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan oleh Direksi. Ukuran yang
ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai pengecoran yang tepat dan
memuaskan.

h. Pengecoran

Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulang beton,
pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan, pengikatan dan
persiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran telah disetujui
oleh direksi. Kecuali untuk beton pondasi sumuran, beton tidak boleh dicor
dalam air tanpa ijin tertulis dari direksi dan cara mengecornya harus
menurut persetujuan.

i. Beton harus dikerjakan dengan mudah dan dicor dicetakan yang telah
ditentukan tanpa pemindahan tulang atau pemindahan dalam jangka waktu
satu jam setelah mencampur selesai.

ii. Beton harus dicor berlapis-lapis sesuai dengan rencana dengan


menggunakan mesin penggetar (vibrator) atau lain yang disetujui oleh
Direksi.
iii. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan diwaktu hujan lebat sehingga
mungkin dapat memisahkan bahan-bahan beton.

Penyedia Jasa harus memberitahu tanggal mulai mengecor beton kepada


direksi sebelum memulai pekerjaan.

H. Pekerjaan Besi/ Baja dan Atap

a. Lingkup Pekerjaan
i. Semua pekerjaan besi/ baja untuk bangunan gedung harus mengacu pada
gambar pelaksanaan, baik ukuran maupun bentuknya dan dilaksanakan
sesuai dengan syarat-syarat dan petunjuk oleh Direksi untuk bagian
pekerjaan tertentu.
ii. Spesi fikasi Teknis : 22
iii. Gambar-gambar yang selain dalam Dokumen Kontrak tidak disediakan oleh
Direksi, Penyedia Jasa harus membuat gambar-gambar yang lengkap untuk
pekerjaan besi atas biaya sendiri.
b. Bagian atau Komponen dari Pekerjaan Besi harus dipasang seuai dengan
Gambar.
iii. Pemasangan tiang pipa GI ukuran Ø 4” dan Ø 3” pada pangkal diberi angkur
untuk memperkokoh kedudukan tiang.
iv. ii. Gording menggunakan Besi Hollow GI ukuran 4 x 4 cm dipasang dengan
las penuh.
v. Pada setiap sambungan dari pipa-pipa GI digunakan cara sambung sistem las,
semua pengelasan harus rajin dan baik tidak ada lubang, sehingga tidak ada
lubang bekas pelaksanaan.
vi. Sambungan bekas las-lasan harus diberi cat untuk menghindari karat.
vii. Pemasangan harus benar-benar kuat dan kokoh sehingga antara baja yang
satu dengan yang lainnya tidak bergerak/ bergeser.
viii. Pada pangkal kolom baja perlu diperhatikan pemasangan angkur dan
tumpuan kolom dengan beton pondasi atau plendes, baik ikatan antara plat
dan beton benar-benar kuat. Pemasangan kolom harus tegak lurus bidang
datar/ horisontal. Dan setiap pemasangan harus dicek kedudukannya apakah
sudah tegak lurus atau belum dan harus disetujui oleh Direksi/ Pengawas
Lapangan.
ix. Pada setiap pertemuan antara baja dengan beton/ pasangan harus dipasang
angkur-angkur sehingga ikatan dapat terikat dengan kuat.
x. viii.Setiap langkah pemasangan konstruksi baja harus selalu dikoordinasikan
dengan Direksi/ Pengawas Lapangan.
xi. Semua baja yang siap terpasang harus dalam kondisi yang baik, lurus, tidak
berkarat, tidak retak dan harus diberi lapisan meni/ cat sesuai dengan
petunjuk Direksi/ Pengawas Lapangan.
xii. Bila ada kekurangan atau ketidaksesuaian yang mengakibatkan pekerjaan
tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan gambar, pekerjaan harus dilakukan
oleh Penyedia Jasa dengan cara yang ditetapkan oleh Direksi.
xiii. Semua kerusakan terhadap pekerjaan yang diakibatkan oleh Penyedia Jasa
harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.

Harga satuan yang dicantumkan dalam Bill of Quantity (BOQ) harus mencakup
biaya bahan, Creection, Montase, cat dan pengecatan apabila pekerjaan yang
bersangkutan memerlukannya.
I. Pekerjaan Lantai Paving Stone

Spesi fikasi Teknis : 23

a. Perkerasan lantai paving dilaksanakan sesuai dengan luasan yang terlukis dalam
gambar rencana, termasuk dalam pekerjaan ini adalah kerb-kerb pembatas/
kanstin.

b. Struktur perkerasan disesuaikan dengan jenis bahan permukaan atasnya.

c. Bahan untuk Sub Base adalah Pasir dan Batu (Sirtu) sebagai lapisan dasar
dipergunakan pasir batu yang bersih dari kotoran dan lumpur diameter butiran
batu tidak melebihi dari 5 cm.

d. Lantai paving dengan tebal 6 cm dibawah paving diberi pasir urug dengan
ketebalan 5 cm dikerjakan dengan rata dan padat.

e. Mutu paving menggunakan K-300 produksi conblock-Indonesia, Ubin Indah, USP


atau produk local lainnya yang disetujui Direksi.

f. Bentuk paving yang dipakai adalah paving block empat persegi panjang dengan
ukuran 105 x 210 x 80 mm.

J. Pekerjaan Instalasi Listrik

1. Lingkup Pekerjaan

 Memasang Kabel Over Spaneng


 Memasang Instalasi Lampu dan kap lampu
 Memasang lampu SL 23 Watt
 Memasang saklar ganda

2. Syarat-syarat pemakaian bahan

- Komponen panel induk dan pembagi terbuat dari besi plat tebal 2 mm dengan
finishing dicat anti bakar , dan komponen yang dipakai adalah tIpe Motor Circuit
Bracker (MCB) dipasang didepan yang mana menghubungkan arus dari Gardu induk
kesemua box pemisah arus. Kabel dari panel ketiaptiap box pemisah arus
menggunakan 3x6 mm.

- Pemasangan Box pemisah arus merk Hager atau sejenis dipasang tiap lantai MCB
kapasitas 25 ampere tiap MCB nya. Dari box pemisah arus ke tiap-tiap blok ruangan
menggunakan kabel 3x4 mm merk Eterna.

3. Saklar engkel atau double dan stop kontak semutu merk Broco.

4. Kabel-kabel instalasi didalam ruangan dipakai jenis kabel NYM 1,5 mm dengan
kualitas semutu Eterna, sedangkan untuk kabel Over Spaneng digunakan kabel 3x4
mm.

5. Jenis lampu yang dipakai :

- Lampu SL23 watt

6. Pipa untuk instalasi digunakan pipa Conduit atau PVC.

7. Pemasangan titik lampu, saklar dan stop kontak

- Tinggi saklar dan stop kontak di tentukan 1,50 m dari permukaan lantai setempat.
Tiap-tiap stop kontak harus diberi penghantar tanah.
- Pemasangan titik lampu/armatur dari jenis lampu yang telah ditentukan dan
dipasang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar .

K. Pekerjaan Cat-catan

a. Pelaksanaan pengecatan sebelum memulai pengecatan permukaan yang akan dicat


harus dibersihkan dulu dari kotoran yang melekat dan diampelas (digosok)
dengan kertas gosok sehingga mendapatkan permukaan yang halus dan rata.
b. Warna cat ditentukan kemudian menurut petunjuk Direksi atau mengikuti
bangunan lama yang telah ada.
c. Cat meni, dipakai sesuai kualitas cat akhiran yang akan digunakan.
d. Pengecatan besi dilaksanakan dengan jenis cat yang sesuai dan dilaksanakan
dengan rata pada seluruh permukaan besi, yang sebelumnya telah dibersihkan.

L. Pemberitahuan Penyerahan Pekerjaan Tahap Pertama

Apabila pekerjaan telah selesai atau kontrak berakhir, kontraktor penyedia


jasa harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya dengan baik sesuai dengan
kontrak kepada pelaksana kegiatan secara tertulis dan konsultan pengawas
berkewajiban :
a) Membuat evaluasi atau cek list tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai
dengan kontrak pemborongan.
b) Menyampaikan / melaporkan kepada pelaksana kegiatan tentang
hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut secara tertulis. Pelaksana
Kegiatan akan meneruskan kepada Tim Pemeriksa Pekerjaan untuk
mengadakan rapat kegiatan mengenai pekerjaan penyerahan tersebut di atas
berdasarkan :
• Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong.
• Surat tanggapan dari pengawas lapangan, setelah dapat
menerima penyerahan pekerjaan tersebut.

M. Pemeliharaan Bangunan Sebelum Penyerahan Kedua

Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama


hingga masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab
pemborong sepenuhnya, antara lain :
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan
3. Pembersihan
Apabila pemborong telah melaksanakan hasil tersebut diatas sesuai dengan
kontrak, maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada
tata cara (prosedur) pada penyerahan pekerjaan yang pertama.

Ngawi , 21 Agustus 2018


CV. KARTIKA JAYA

SITI ANISAH
Direktur

Anda mungkin juga menyukai