DISUSUN OLEH :
KELOMPOK X
HIKMAWATI H3111290
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Para kimiawan telah lama menggunakan warna sebagai bantuan dalam mengenali
zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual,
yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia
yang lebih besar. Dengan mengantikan mata manusia dengan pelacak-pelacak lain dari
radiasi dimungkinkan studi dari absorpsi diluar daerah terlihat spektrum, dan seringkali
berapa jauh energi radiasi diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari
radiasi, maupun pengukuran absorpsi terisolasi pada panjang gelombang tertentu (Day dan
Underwood, 1999).
Spektroskopi adalah suatu studi mengenai aksi antara energi radiasi (cahaya) dengan
materi (senyawa = organik dan anorganik). Adapun istilah spektrofotometri dalam Harjadi
(1884) adalah suatu pengukuran seberapa banyak energi radiasi diserap (diadsorpsi) atau
dipancarkan (diemisi) oleh suatu materi sebagai suatu fungsi panjang gelombang dari radiasi
tersebut.
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spectrometer
dan fotometer. Spectrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurain seperti prisma, grating,
ataupun celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan
diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi untuk
melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter, tidak mungkin
panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang
benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurain cahaya seperti prisma.
monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel dan blangko dan suatu alat untuk
mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding (Khopkar,
2003).
Cara-cara ini didasarkan pada pengukuran fraksi cahaya yang diserap analat.
Prinsipnya : seberkas sinar dilewatkan pada analat, setelah melewati analat, intensitas
cahaya berkurang sebanding dengan banyaknya molekul analat yang menyerap cahaya itu.
Intensitas cahaya sebelum dan sesudah melewati bahan diukur dan dari situ dapat ditentukan
Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen,
sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap oleh medium itu, dan sisanya
diteruskan. Jika intensitas sinar masuk dinyatakan oleh Io, Ia intensitas sinar yang diserap, It
Io = Ia + Ir + It
Untuk antar muka udara-kaca sebagai akibat penggunaan sel kaca, dapatlah dinyatakan
bahwa 4% cahaya masuk akan dipantulkan. Ir biasanya terhapus dengan penggunaan suatu
B. Instrumen
1. sumber radiasi
2. Monokromator
4. Detektor
5. Recorder
6. Read out
1. sumber radiasi
· Lampu tungsten, merupakan campuran dari flamen tungsten dan gas iodine. Pengukurannya
· Lampu merkuri, untuk mengecek atau kalibrasi panjang gelombang pada spectra UV-VIS
2. Monokromator
cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monokromatis.
Alat yang paling umum dipakai untuk menghasilkan berkas radiasi dengan satu
panjang gelombang. Monokromator untuk UV-VIS dan IR serupa, yaitu mempunyai celah,
meletakan sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa
yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Cuvet biasanya berbentuk persegi
4. detektor
mengubahnya menjadi arus listrik. Radiasi yang melewati sampel akan ditangkap oleh
detektor yang akan mengubahnya menjadi besaran terukur. Berikut jenis-jenis detektor dalam
sperktrofotometer UV-VIS.
(a) Barrier layer cell (photo cell atau photo voltaic cell)
(b) Photo tube, lebih sensitif daripada photo cell, memerlukan power suplai yang stabil dan
amplifier
(c) Photo multipliers, Sangat sensitif, respons cepat digunakan pada instrumen double beam
penguatan internal
• Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya
• Macam-macam detektor :
• Phototube
• Hantaran foto
• Dioda foto
• Detektor panas
5. Recorder
Radiasi yang ditangkap detektor kemudian diubah menjadi arus listrik oleh recorder
6. Read out
(a) Null balance, menggunakan prinsip null balance potentiometer, tidak nyaman, banyak
(c) Pembacaan digital, mengubah sinyal analog ke digital dan menampilkan peraga
angka Light emitting diode (LED) sebagai A, %T atau C. Dengan pembacaan meter seperti
gambar, akan lebih mudah dibaca skala transmitannya, kemudian menentukan absorbansi
dengan A = - log T.
C. Prinsip Kerja
Adapun prinsip kerja alat spektrofotometer uv-vis yaitu sumber radiasi untuk
spektroskopi UV-Vis adalah lampu tungsten. Cahaya yang dipancarkan sumber radiasi
suatu alat yang paling umum dipakai untuk menghasilkan berkas radiasi dengan satu panjang
gelombang (monokromator). Monokromator radiasi UV, sinar tampak dan infra merah adalah
serupa yaitu mempunyai celah (slit), lensa, cermin dan perisai atau grating.
Wadah sampel umumnya disebut sel/kuvet.Kuvet yang terbuat dari kuarsa baik untuk
spektrosokopi UV dan juga untuk spektroskopi sinar tampak.Kuvet plastik dapat digunakan
sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau
diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari
Radiasi yang melewati sampel akan ditangkap oleh detektor yang berguna untuk
mendeteksi cahaya yang melewati sampel tersebut. Cahaya yang melewati detektor diubah
enjadi arus listrik yang dapat dibaca melalui recorder dalam bentuk transmitansi absorbansi
atau konsentrasi.
• Apabila larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak berwarna, maka larutan
tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan yang berwarna. Kecuali apabila diukur
• Panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi
maksimal. Hal ini dikarenakan pada panajgn gelombang maksimal, kepekaannya juga
maksimal karena pada panjang gelombang tersebut, perubahan absorbansi untuk tiap satuan
konsentrasi adalah yang paling besar. Selain itu disekitar panjang gelombang maksimal, akan
terbentuk kurva absorbansi yang datar sehingga hukum Lambert-Beer dapat terpenuhi. Dan
• Spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan dan cahaya
yang diabsorbsi. Hal ini bergantung pada spektrum elektromagnetik yang diabsorb oleh
benda. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada
senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi panjang gelombang dan
Day R.A dan Underwood A.L., 1999, Analisa Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.
Harjadi, W., 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.