Anda di halaman 1dari 17

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN KESEHATAN

· FUNGSI ADMINISTRASI

Pada dasarnya administrasi berfungsi untuk menentukan tujuan

organisasi dan merumuskan kebijakan umum, sedangkan manajemen

berfungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan

dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijakan umum yang

telah dirumuskan. Hal ini berarti bahwa

administrasi dan manajemen tidak menjalankan sendiri kegiatan-kegiatan

yang bersifat operasional, karena kegiatan-kegiatan yang bersifat operasional

itu dilaksanakan oleh kelompok pelaksana.

Dalam proses pelaksanaannya, administrasi dan manajemen

mempunyai tugas-tugas tertentu yang harus dilaksanakan sendiri. Tugas-

tugas itulah yang biasa disebut sebagai fungsi-fungsi administrasi dan

manajemen.

Ada empat faktor yang menyebabkan timbulnya perbedaan-perbedaan

yang tidak fundamental. Faktor-faktor tersebut ialah :

1. Kondisi masyarakat serta taraf kemajuannya dalam suasana

para sarjana tertentu menulis;

2. Filsafat hidup yang dianut oleh sarjana yang bersangkutan;

3. Latar belakang pendidikannya;


4. Perkembangan ilmu itu sendiri.

Karena adanya pengertian-pengertian pendapat itu tidak perlu

diinterpretasikan sebagai tidak adanya kesatuan pola pikir. Tidak pula dapat

diinterpretasikan sebagai faktor penghalang kea rah perkembangan yang

lebih pesat dari ilmu pengetahuan.

A. KLASIFIKASI POKOK FUNGSI-FUNGSI ADMINISTRASI

dan MANAJEMEN

Pada dasarnya keseluruhan fungsi-fungsi administrasi dan

manajemen dapat dibagi menjadi dua klasifikasi utama, yaitu :

1. Fungsi Organik

Yang dimaksud fungsi organik adalah semua fungsi yang mutlak harus

dijalankan oleh administrasi dan manajemen. Ketidakmampuan untuk

menjalankan untuk menjalankan fungsi-fungsi itu akan mengakibatkan lambat

atau cepat matinya organisasi.

2. Fungsi Pelengkap

Yang dimaksud dengan fungsi pelengkap yaitu semua fungsi yang

meskipun tidak mutlak dijalankan oleh organisasi, sebaiknya dilaksanakan

juga dengan baik karena pelaksanaan fungsi-fungsi itu akan meningkatkan

efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan, memperlancar usaha pencapaian

tujuan dengan efisiensi, ekonomis, dan efektif.

B. Beberapa Contoh Teori Fungsi-Fungsi Administrasi dan Manajemen


Di bawah ini diberikan beberapa contoh dari berbagai teori yang telah

dikemukakan.

1. Henry Fayol, merupakan seorang ahli yang pertama kali

menulis tentang teori administrasi dan manajemen dalam bukunya

yang berjudul General and Industrial Management. Fayol mengatakan

bahwa fungsi administrasi dan manajemen itu ialah:

1. planning (perencanaan),

2. organizing (pengorganisasian),

3. commanding (pemberian komando),

4. coordinating (pengkoordinasian), dan

5. controlling (pengawasan).

Fungsi terpenting dari rangkaian fungsi-fungsi administrasi dan

manajemen di atas adalah fungsi commanding. Istilah commanding dapat

dipahami dan dibenarkan pada saat itu karena kondisi masyarakat Perancis

yang pada waktu itu memang militeristik, serta ilmu administrasi dan

manajemen pada waktu itu masih bersifat embrional.

1. Luther M. Gullick, sarjana yang dalam karyanya Papers on the

Science of Administration, mengatakan bahwa fungsi-fungsi organik

administrasi dan manajemen adalah:

1. planning (perencanaan),

2. organizing (pengorganisasian),

3. staffing (pengadaan tenaga kerja),


4. directing (pemberian bimbingan),

5. coordinating (pengkoordinasian),

6. reporting (pelaporan), dan

7. budgeting (penganggaran).

Lebih dikenal dengan akronim “POSDCORB”. Rangkaian fungsi yang

terpenting ialah fungsi directing sebagai konsep yang lebih “lunak”

daricommanding. Jika dihubungkan dengan kondisi masyarakat di Amerika

dan perkembangan ilmu administrasi yang telah semakin berkembang,

dengan mudah dapat dipahami penggunaan istilah yang lebih lunak itu.

Gullick menulis karyanya pada tahun 1930 pada waktu pengetahuan orang

tentang administrasi telah lebih meningkat.

1. John D. Miller, dalam bukunya yang berjudul Management

in the Public Service mengklasifikasikan fungsi organic administrasi

dan manajemen hanya dua golongan, yaitu directing dan facilitating.

Karya Millet sesuai dengan filsafat hidup yang dianutnya, ia

memandang pemberian bimbingan kepada bawahan sebagai fungsi

mahapenting bagi seorang pejabat pimpinan.

2. Harold Koonts dan Cyrill O’Donnel dalam buku mereka yang

berjudulPrinciples of Management, penekanan analisis dalam buku

tersebut adalah manajemen merupakan proses. Mereka juga

berpendapat bahwa dengan approachitu, klasifikasi yang mereka buat


itulah bagi mereka yang paling tepat. Klasifikasi fungsi-fungsi

manajemen yang mereka berikan ialah:

1. planning (perencanaan),

2. organizing (pengorganisasian),

3. staffing (pengadaan tenaga kerja),

4. directing (pemberian bimbingan), dan

5. controlling (pengawasan). Fungsi terpenting dalam

penggerakan bawahan adalah directing.

1. George R. Terry dalam bukunya yang berjudul Principles of

Management, Terry mengklasifikaasikan fungsi-fungsi manajemen itu

sebagai berikut:

1. planning (perencanaan),

2. organizing (pengorganisasian),

3. actuating (penggerakan), dan

4. controlling (pengawasan).

Rangkaian fungsi-fungsi tersebut dikenal dengan akronim “POAC”.

Terry mempergunakan istilah actuating sebagai fungsi yang menunjukkan

proses penggerakan bawahan. Actuating berarti usaha mendapatkan hasil

dengan penggerakan orang lain. Istilah ini jauh lebih “lunak” lagi jiak

dibandingkan dengan istilah commanding atau directing. “Kelunakan” ini

menurut pendapat penulis sangat dipengaruhi oleh kondisi masyarakat

Amerika yang semakin demokratis serta pengertian para ilmuan yang jauh
lebih mendalam lagi tentang pentingnya peranan manusia dalam proses

administrasi dan manajemen.

1. John F. Mee atau Profesor Mee adalah seorang guru besar

dalam ilmu manajemen (dalam mata kuliah filsafat manajemen) di

Universitas Indiana. Mee mengatakan bahwa fungsi organisasi dan

manajemen adalah

1. planning (perencanaan),

2. organizing (pengorganisasian),

3. motivating (pemberian motivasi), dan

4. controlling (pengawasan).

Inti seluruh teori Mee ialah bahwa seorang manusia yang bekerja pada

suatu organisasi melakukan kegiatan-kegiatannya tidak terlepas dari

perhitungan-perhitungan pribadi yang akan diperolehnya. Karena itu ia

mengatakan bahwa teknik penggerakan bawahan yang paling tepat ialah

dengan jalan pelaksanaan dengan baik fungsi motivating yang berarti bahwa

pimpinan harus dapat memeberikan motivasi dalam bentuk perangsang

kepada bawahan agar bawahan itu mau memberikan yang terbaik pada

dirinya -waktunya, bakatnya, keahliannya dan tenaganya- dalam usaha

mencapai tujuan organisasi.

Setelah menganalisis berbagai teori mengenai fungsi organik administrasi

dan manajemen, kesimpulan pembahasan di atas adalah:


1. Pada hakikatnya terdapat keseragaman, cara berpikir di

kalangan para ahli administrasi dan manajemen. Hal ini terutama

terbukti dari adanya tiga fungsi yang disebut oleh semua sarjana yang

dijadikan contoh di atas. Fungsi-fungsi itu ialah perencanaan (yang

merupakan pengarahan kegiatan-kegiatan organisasi),

pengorganisasian (sebagai usaha menciptakan wadah yang sesuai

dengan kebutuhan), dan pengawasaan (sebagai usaha mengamati

pelaksanaan rencana yang telah dibuat).

2. Dalam berbagai klasifikasi yang dibuat tidak terdapat perbedaan

yang fundamental, hanya perbedaan yang bersifat situasional dan

terminologis yang ada.

3. Ada trends of thought yang seirama di kalangan para ahli

tersebut.

4. Masih ada satu fungsi yang kurang mendapat perhatian para

ahli. Fungsi yang terlupakan atau paling sedikit mendapat sorotan itu

adalah fungsi organik, karena apabila administrator dan manajer tidak

menjalankan fungsi itu akan mengakibatkan matinya organisasi.

Fungsi-fungsi organik administrasi dan manajemen adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning),

2. Pengorganisasian (organizing),

3. Pemberian motivasi (motivating),

4. Pengawasan (controlling), dan


5. Penilaian (evaluating).

· UNSUR PEMBARU TENTANG KEPEMIMPINAN

TIGA UNSUR KEPEMIMPINAN

1. Tiga (3) peran pemuda dalam masyarakat.

a. Agent of chainge.

Mahasiswa / mahasiswi bertugas mengadakan perubahan-perubahan dalam

masyarakat,kearah perubahan yang lebih baik.baik dalam perubahan pola

pikir masyarakat atau perubahan di bidang ekonomi yang lebih baik. Jadi

mahasiswa atau pemuda mempunyai peran yang sangat penting dan

mempunyai tanggung jawabyang besar dalam perkembangan masyarakat.

b. Agent of developmen.

Mahasiswa bertugas melancarkan pembangunan di segala bidang yang

bersifat fisik maupun nonfisik. Pembangunan yang terjadi di berbagai bidang

seperti ekonomi,politik, sosial dan budaya tentunya akan meningkatkn

potensi hidup suatu masyarakat.

c. Agent of modernitation.

Mahasiswa bertindak dan bertugas sebagai pelopor dalam pembaharuan.

Mahasiswa juga dapat memperkenalkan metode-metode baru atau

penemuan alat-alat baru yang dapat menunjang perkembangan masyarakat


di segal bidang, seperti bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Oleh

karena itu, mahasiswa atau pemuda sangat di harapkan berada di tangan-

tangan masyarakat.

· RUANG LINGKUP KEPEMIMPINAN

Pengkajian tentang ruang lingkup kepemimpinan akan meliputi dua masalah

pokok, diantaranya:

1. Teori Kepemimpinan

Dengan penekanan pada :

- Sejarah, sebab–sebab timbulnya pemimpin

- Ciri–ciri atau gaya pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.

- Syarat–syarat yang perlu dimiliki atau diperhatikan oleh pemimpin.

- Tugas pokok/fungsi pemimpin

- Etika profesi yang perlu diperhatikan oleh setiap pemimpin.

2. Teknik Kepemimpinan

Penekanan pada bagaimana pemimpin harus mewujudkan teori


kepemimpinan yang telah dimilikinya dalam kehidupan praktek organisasi,

baik melalui tingkah laku maupun konsep – konsep pemikiran.

Teknik kepemimpinan meliputi :

- Etika Profesi

- Motivasi

- Dinamika kelompok

- Komunikasi

- Kemampuan berdiskusi

- Pengambilan keputusan

· Analisis Kebijakan Publik dalam Proses Pembuatan Kebijakan

Dengan Mengatakan Bahwa perumusan kebijakan adalah proses intelektual

melekat didalamnya tidak berarti bahwa efektivitas relatif dari proses

intelektual tidak dapat ditingkatkan, atau bahwa proses sosial dapat

diperbaiki.

Raymond A. Bauer, The Study of Policy Formation

Pengertian Analisis Kebijakan Publik


Analisis kebijakan adalah aktivitas menciptakan pengetahuan tentang dan

dalam proses pembuatan kebijakan. Dalam menciptakan pengetahuan

tentang proses pembuatan kebijakan analis kebijakan meneliti sebab, akibat,

dan kinerja kebijakan dan program publik.

Metodologi Analisis Kebijakan

Metodologi analisis kebijakan publik diambil dari dan memadukan elemen

dari berbagai disiplin ilmu politik, sosiologi, psikologi, ekonomi, filsafat.

Analisis kebijakan sebagian bersifat deskriptif, diambil dari disiplin tradisional

yang mencari pengetahuan tentang sebab dan akibat dari kebijakan publik.

Analisis kebijakan publik juga bersifat normatif. Tujuannya adalah

menciptakan dan melakukan kritik terhadap klaim pengetahuan tentang nilai

kebijakan publik untuk generasi di masa lalu, masa kini dan masa

mendatang. Aspek normatif atau kritik-kritik nilai dari analisis kebijakan ini

terlihat ketika kita menyadari bahwa pengetahuan yang relevan dengan

kebijakan mencakup dinamika variabel tergantung (tujuan) dan variabel

bebas (cara) yang sifatnya valuatif.

Prosedur Analisis Kebijakan

Prosedur merupakan subordinat dari standar publisitas dan relevansi

kebijakan, dan terhadap tuntunan umum. Peran prosedur adalah untuk


menghasilkan informasi mengenai masalah kebijakan, masa depan

kebijakan, aksi kebijakan, hasil kebijakan, dan keinerja kebijakan. Metodologi

ini menggabungkan lima prosedur umum dalam pemecahan masalah

manusia yakni definisi, prediksi, preskripsi, deskripsi, dan evaluasi.

Proses Pembuatan Kebijakan

proses ini adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan di dalam

proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis. Aktivitas politis tersebut

dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai

serangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur menurut urutan waktu.

Analisis kebijakan dapat menghasilkan informasi yang relevan dengan

kebijakan pada satu, atau seluruh tahap dari proses pembuatan kebijakan,

tergantung pada tipe masalah yang dihadapi klien yang dibantunya.

Analisis kebijakan publik berdasarkan kajian kebijakannya dapat dibedakan

antara analisis kebijakan sebelum adanya kebijakan publik tertentu dan

sesudah adanya kebijakan publik tertentu. Analisis kebijakan sebelum

adanya kebijakan publik berpijak pada permasalahan publik semata sehingga

hasilnya benar-benar sebuah rekomendasi kebijakan publik yang baru.

Keduanya baik analisis kebijakan sebelum maupun sesudah adanya

kebijakan mempunyai tujuan yang sama yakni memberikan rekomendasi


kebijakan kepada penentu kebijakan agar didapat kebijakan yang lebih

berkualitas. Dunn (2000: 117) membedakan tiga bentuk utama analisis

kebijakan publik, yaitu:

1.Analisis kebijakan prospektif

Analisis Kebijakan Prospektif yang berupa produksi dan transformasi

informasi sebelum aksi kebijakan dimulai dan diimplementasikan. Analisis

kebijakan disini merupakan suatu alat untuk mensintesakan informasi untuk

dipakai dalam merumuskan alternatif dan preferensi kebijakan yang

dinyatakan secara komparatif, diramalkan dalam bahasa kuantitatif dan

kualitatif sebagai landasan atau penuntun dalam pengambilan keputusan

kebijakan.

2.Analisis kebijakan retrospektif

Analisis Kebijakan Retrospektif adalah sebagai penciptaan dan transformasi

informasi sesudah aksi kebijakan dilakukan. Terdapat 3 tipe analis

berdasarkan kegiatan yang dikembangkan oleh kelompok analis ini yakni

analis yang berorientasi pada disiplin, analis yang berorientasi pada masalah

dan analis yang berorientasi pada aplikasi. Tentu saja ketiga tipe analisis

retrospektif ini terdapat kelebihan dan kelemahan.


3.Analisis kebijakan yang terintegrasi

Analisis Kebijakan yang terintegrasi merupakan bentuk analisis yang

mengkombinasikan gaya operasi para praktisi yang menaruh perhatian pada

penciptaan dan transformasi informasi sebelum dan sesudah tindakan

kebijakan diambil. Analisis kebijakan yang terintegrasi tidak hanya

mengharuskan para analis untuk mengkaitkan tahap penyelidikan retrospektif

dan perspektif, tetapi juga menuntut para analis untuk terus menerus

menghasilkan dan mentransformasikan informasi setiap saat.

· Pengambilan Keputusan

Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah

yang harus dihadapi dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan mengenai “apa yang harus dilakukan?” dan

seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan

bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang

berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan

untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang

pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama


dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan

keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih (

tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam

organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara

alternatif-alternatif yang dimungkinkan).

Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan

terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data,

penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan

tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak

boleh sembarangan.

Dapat di simpulkan bahwa Pengambilan keputusan adalah suatu hasil

atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada

pemilihan suatu jalur tindakan dalam pemilihan alternatif untuk

menyelesaikan suatu masalah

Latar Belakang Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dengan memperhatikan organisasi, perorangan, dan

kelompok perorangan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan

dinyatakan dalam teori sistem. Dalam teori ini, suatu sistem merupakan suatu
set elemen-elemen atau komponen yang tergabung bersama berdasarkan

suatu bentuk hubungan tertentu. Komponen-komponen itu satu sama lain

saling terkait dan membentuk suatu kesatuan yang utuh. Tingkah laku suatu

organisasi sangat tergantung pada tingkah laku komponen-komponennya

dan hubungan antar komponen.

Ada 2 Jenis pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan terprogram :

Jenis pengambilan keputusan ini.mengandung suatu respons otomatik

terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Masalah yang bersifat pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan

pengambilan keputusan jenis ini. Tantangan yang besar bagi seorang analis

adalah mengetahui jenis-jenis keputusan ini dan memberikan atau

menyediakan metode-metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan

yang terprogram di mana saja. Agar pengambilan keputusan harus

didefinisikan dan dinyatakan secara jelas. Bila hal ini dapat dilaksanakan,

pekerjaan selanjutnya hanyalah mengembangkan suatu algoritma untuk

membuat keputusan rutin dan otomatik.


Pengambilan keputusan tidak terprogram:

menunjukkan proses yang berhubungan dengan masalah - masalah yang

tidak jelas. Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis ini meliputi

proses- proses pengambilan keputusan untuk menjawab masalah-masalah

yang kurang dapat didefinisikan. Masalah-masalah ini umumnya bersifat

kompleks, hanya sedikit parameter - parameter yang diketahui dan

kebanyakan parameter yang diketahui bersifat probabilistik. Untuk menjawab

masalah ini diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari pengambilan

keputusan, ditambah dengan bantuan sistem informasi.

Pada pengambilan keputusan Lingkungan situasi keputusan terbagi 2 yaitu :

Lingkungan eksternal dan internal .

Eksternal terdiri dari, sosial ,budaya,ekonomi,politik,alam,pembatasan,Quota.

Sedangkan Internal terdiri dari ,mutu barang yang rendah ,kurangnya

promosi,pelayanan konsumen yang tidak memuaskan,dan juga agen yang

tidak profresional .

Anda mungkin juga menyukai