Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2. Karakteristik Pelayanan
Berpedoman pada karakteristik pelayanan yang disebutkan oleh Drs. Naimuddin
D.P dalam bukunya Tata Hidang diktat, penulis dapat menyimpulkan beberapa
karakteristik pelayanan antara lain:
1.Pelayanan bersifat Intangible tidak nyata karena itu tidak bisa diraba atau
disentuh.
2.Proses produksi dan kansumsi jatuh pada saat bersamaan, ketika pelayanan
diproduksi atau dihasilkan, maka produksinya tersebut langsung dikonsumsi oleh
orang yang membutuhkan jasa.
3.Pelayanan tidak bisa dipindahkan, dan untuk mengkonsumsinya konsumen
harus datang pada produsen, karena bentuknya yang tidak nyata tersebut maka
tidak biasa dipindahkan.
4. Konsumen terlibat dalam proses pruduksi, karena diproduksi ketika konsumen
datang pada produsen sewaktu dia membutuhkannya.
5. Pelayanan lebih bersifat emosional dari pada rasional.
Disebabkan pelayanan yang hanya dapat dirasakan dan tidak dapat diraba
sebagaimana wujud suatu benda maka pelayanan lebih bersifat emosional dari
pada rasional. Pelayanan yang dinilai berdasarkan emosional biasanya tidak
dinyatakan secara realistis, melainkan cenderung untuk dilebih-lebihkan atau
dikurangi. Tergantung suasana perasaan ketika memberikan penilaian tersebut.
6. Pelayanan tidak dapat diukur.
Berdasarkan perasaan yang menerima pelayanan makaukuran pelanyanan
hanya dapat dinyatakan sebagai pelayanan yang baik memuaskan atau pelayanan
yang buruk mengecewakan. Ukuran yang dikemukakan akan sangat dipengaruhi
oleh kondisi orang yang menerima pelayanan tersebut. Jika seseorang menerima
layanan dalam keadaan senang atau gembira, maka
pelayanan yang diterimanya dirasakan sebagai yang menggembirakan serta
menyenangkan. Pada saat lain dia menerima layanan yang sama, tetapi dalam
kondisi hati yang tidak senang, maka layanan tersebut lebih dirasakan sebagai
mengecewakan. Oleh karena itu, ukuran baik buruknya pelayanan hanya dapat
ditentukan oleh orang yang menerima layanan sedangkan penilaian tersebut
sangat ditentukan oleh suasana perasaannya pada saat menerima pelayanan
tersebut.
7. Bobot layanan tergantung pada harapan penerima.
Disebabkan pelayanan hanya dapat dirasakan dan tidak dapat diraba
sebagai wujud suatu benda maka pelayanan lebih bersifat emosional yaitu sesuai
dengan harapan penerima layanan tersebut. Pelayanan
yang tidak memenuhi ataupun melebihi harapan penerima layanan dapat
menimbulkan anggapan bahwa layanan yang diberikan kurang memiliki bobot.
8. Pelayanan dapat dijual tetapi tidak dapat dimiliki.
Sekali jasa pelayanan diberikan maka selesai. Tamu yang membeli
layanan tidak dapat membawa pulang layanan itu selain dari pada kesan dan
pengalamannya. Disisi lain, tamu merasa telah memberi sesuatu atau merasa tidak
memperoleh apa-apa sama sekali.
Adapun secara garis besar berbagai hal yang harus dipersiapkan seorang
pramusaji selama restoran dibuka adalah:
b.Mengambil pesanan dari bar serta makanan dari dapur untuk tamu.
Standar prosedur pelayanan di restoran terlihat dari cara melayani tamu, mulai
tamu datang sampai tamu meninggalkan restoran. Berikut ini akan diberikan standar
pelayanan di restoran secara garis besar:
a) Pada saat tamu memasuki restoran disambut dengan ramah oleh penerima tamu
atau restaurant receptionist.
b) Tamu diantar ke meja yang sudah dipesan atau meja sesuai dengan keinginan
tamu bila sebelumnya tidak memesan.Bantulah tamu menarik kursi ketika duduk.
c) Pramusaji menuangkan air es ke dalam gelas water goblet dari sebelah kanan
tamu sementara pramusaji yang lainnya meletakkan napkin di atas pangkuan tamu
serta menyajikan roti dan mentega sebagai makanan pendamping
d) Captain datang untuk menawarkan minuman jenis before meal drink (pre-dinner
drink).
e) Captain datang dan memberikan menu dari sisi kanan tamu.Tunggu beberapa
menit agar dibaca tamu dan selanjutnya proses taking order dilakukan, kemudian
serahkan catatan tersebut kepada pramusaji.
i) Setelah tamu selesai menyantap dessert, captain waiter menawarkan teh atau kopi
dan sommelier menawarkan after meal drink (after dinner drink) sementara
pramusaji menggantikan asbak agar selalu dalam keadaan bersih.
j) Setelah tamu selesai minum teh atau kopi, captain menanyakan komentar tamu
mengenai rasa makanan dan minuman serta pelayanan, untuk pengembangan dan
perbaikan di masa mendatang.