Anda di halaman 1dari 5

ISBN : 978-602-73060-1-1

ANALISIS UJI KUALITATIF MERKURI PADA SEDIAAN KRIM PEMUTIH


YANG BEREDAR DI KOTA BANDUNG

(1)
Senadi Budiman (2)Ghina Rizqiani Nur Husni Afifah, (3)Ginayanti Hadisubroto, ,
(4)
Dadan Suryasaputra.
(1)
Jurusan Kimia, FMIPA, UNJANI, Jl. Terusan Sudirman Cimahi.
(2,3)
Prodi Farmasi FMIPA Universitas Al-Ghifari Jl. Cisaranten Kidul, Bandung
(4)
Prodi Farmasi, Fakultas Farmasi, UNJANI, Jl. Terusan Sudirman Cimahi.
Corresponding author email: senadiunjani@yahoo.com

ABSTRAK

Krim Pemutih kosmetik mengandung bahan aktif pemutih dan itu digunakan untuk
mencerahkan kulit atau pemutih kulit. Pemakaian merkuri dalam krim pemutih dapat
mengakibatkan perubahan warna kulit dan pada dosis tinggi dapat menyebabkan
kerusakan permanen otak, serta dapat menyebabkan kanker. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui apakah krim pemutih yang beredar di kota Bandung mengandung merkuri
yang terkandung dalam krim pemutih wajah tersebut. Sampel krim pemutih yang diteliti
sejumlah 15 sampel. Identifikasi kualitatif merkuri dengan uji warna. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari pemeriksaan kualitatif merkuri semua sampel negatif
mengandung merkuri.

Kata Kunci : Merkuri, Krim Pemutih, Uji Warna, Analisis Kualitatif

ABSTRACT

Whitening cosmetics contain the active ingredient of bleach and it’s use for lighten the
skin or for skin whitening. Also the use of mercury in whitening creams can lead to
changes in skin color, permanent brain damage in high doses and also cancer. The
purpose of this study was to determine whether whitening creams that circulating in
Bandung containing mercury, as also to determine the levels contained in the face
whitening cream. The number of samples whitening cream that studied was 15 samples.
Qualitative identification for mercury was using color test. The results of qualitative test
for mercury showed that none of the samples contains mercury.

Key Words : Mercury, Whitening Cosmetic, Color Test, Qualitative Analyis

Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI


310
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISBN : 978-602-73060-1-1

1. PENDAHULUAN tradisional, swalayan dan klinik kecantikan di


kota Bandung.
1.1 Latar Belakang 1.3 Sediaan Krim
Kosmetik merupakan suatu komponen Menurut (Ditjen POM, 1995) krim
sandang yang sangat penting peranannya adalah bentuk sediaan setengah padat
dalam kehidupan masyarakat, dimana mengandung satu atau lebih bahan obat
masyarakat tertentu sangat bergantung pada terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar
sediaan kosmetika pada setiap kesempatan. Di yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah
pasaran pada umumnya, banyak beredar digunakan untuk sediaan setengah padat yang
sediaan kosmetika yang berperan untuk mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi
keindahan kulit wajah. Dalam perkembangan sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
selanjutnya, suatu sediaan kosmetika akan dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih
ditambahkan suatu zat ikutan atau tambahan diarahkan untuk produk yang terdiri dari
yang akan menambah nilai artistik dan daya emulsi minyak dalam air atau disperse
jual produknya, salah satunya dengan mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol
penambahan bahan pemutih (Widana & berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci
Yuningrat, 2007). dengan air dan lebih ditujukan untuk
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI penggunaan kosmetika dan estetika. Krim
No.445/MENKES/PER/V/1998 tentang bahan, dapat digunakan untuk pemberian obat melalui
zat warna, subtrat, zat pengawet dan tabir vaginal.
surya pada kosmetik, dalam kadar yang Menurut Retno I. Tranggono 2014
sedikitpun merkuri bersifat racun. Mulai dari menyebutkan bahwa krim yang mengandung
perubahan warna kulit, bintik-bintik hitam, merkuri, awalnya memang terasa manjur dan
alergi, iritasi, serta pada pemakaian dosis membuat kulit tampak putih dan sehat. Tetapi
tinggi dapat menyebabkan kerusakan lama-kelamaan, kulit dapat menghitam dan
permanen otak, ginjal dan gangguan menyebabkan jerawat parah. Selain itu,
perkembangan janin. Bahkan paparan jangka pemakaian merkuri dalam jangka waktu yang
pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan lama dapat mengakibatkan kanker kulit,
muntah-muntah, diare dan kerusakan paru- kanker payudara, kanker leher rahim, kanker
paru serta menyebabkan zat karsinogenik paru-paru, dan jenis kanker lainnya.
(BPOM RI, 2007). Dalam kosmetik krim biasa digunakan
merkuri anorganik, yaitu ammoniated
1.2 Tujuan Penggunaan Kosmetik mercury, merkuri juga dapat ditemukan pada
Secara umum baik teori maupun kosmetik yang lain, misalnya pada produk
praktek tujuan penggunaan kosmetik adalah pembersih make up mata dan maskara.
untuk memelihara dan merawat kecantikan Ammoniated mercury 1-10% digunakan
kulit dengan kontinu/teratur. Tujuan dan sebagai bahan pemutih kulit dalam sediaan
penggunaan kosmetik dapat dikelompokkan krim karena memiliki efek pemucat warna
sebagai berikut: (Rostamailis, 2005). kulit. Daya pemutih pada kulit sangat kuat.
1. Melindungi kulit dan pengaruh-pengaruh Karena toksisitasnya terhadap organ-organ
luar yang merusak ginjal, saraf dan otak sangat kuat maka
2. Mencegah lapisan terluar kulit dan pemakaiannya dilarang dalam sediaan
kekeringan. kosmetik (WHO, 2011).
3. Mencegah kulit cepat kering dan berkeriput Menyadari hal tersebut bahwa merkuri
4. Melekat di atas permukaan kulit untuk dapat membahayakan para konsumen, maka
mengubah warna atau rona daerah kulit dengan ini akan dilakukan penelitian
tertentu. identifikasi merkuri dengan reaksi warna
5. Memperbaiki kondisi kulit. larutan KI 0,5 N. Merkuri yang digunakan
6. Menjaga kulit tetap remaja (kencang). sebagai sampel bahan pemutih pada krim
7. Mengubah rupa/penampilan pemutih sebanyk 15 sampel yang beredar di
Populasi yang digunakan adalah sampel kota Bandung.
krim pemutih yang didapat dari pasar
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
311
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai
Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISBN : 978-602-73060-1-1

sampel krim pemutih. Sampel yang digunakan


adalah krim pemutih yang terdapat di kota
Bandung. Pengambilan sampel didasarkan atas
Tabel 1.1 Pengambilan Sampel Kota pertimbangan bahwa sampel yang diambil
Bandung sudah mewakili sampel yang beredar di kota
Bandung. Sampel krim pemutih kemudian
No Tempat No Tempat diambil sebanyak 15 sampel yaitu sampel A,
Pengambilan Pengambilan sampel B, sampel C, sampel D, sampel E,
Sampel Sampel sampel F, sampel G, sampel H, sampel I,
1 Pasar Caringin 6 Pasar Andir sampel J, sampel K yang di ambil dari
beberapa pasar tradisional di kota Bandung.
2 Pasar Ciwastra 7 Pasar Baru Sampel L, sampel M dan sampel N diambil
3 Pasar simpang 8 Borma dari salah satu swalayan yang ada di kota
Dago Rancabolang Bandung. Sampel O di ambil dari salah satu
4 Pasar Cicadas 9 Skin Care klinik kecantikan yang ada di kota Bandung.
daerah Ciwastra
5 Pasar 2.3 Pembuatan larutan uji sampel yang
Kiaracondong mengandung merkuri
Ditimbang sebanyak 2,0 g sampel,
ditambahkan akuades sebanyak 25 mL,
Tambahkan dengan campuran 10 mL larutan
asam klorida dan asam nitrat, uapkan sampai
hampir kering. Pada sisa penguapan
tambahkan akuades sebanyak 10 mL.
Panaskan selama 5 menit. Dinginkan dan
disaring dengan kertas saring Whatman
(Parekuan dkk., 2013).

2.4 Analisis kualitatif merkuri


Sejumlah 1 mL larutan uji ditambahkan
Gambar 1.1 Denah Pengambilan Sampel di 1-2 tetes larutan KI 0,5 N. Perhatikan dengan
Kota Bandung saksama. Hasil menunjukkan positif jika
terjadi endapan merah orange (Parekuan dkk.,
Populasi yang digunakan adalah sampel
2013).
krim pemutih yang didapat dari pasar
tradisional, swalayan dan klinik kecantikan di III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kota Bandung
3.1 Pengambilan Sampel
II. METODE Sampel yang di ambil sebanyak 15
sampel berasal dari pasar tradisional, pasar
2.1 Alat Yang Digunakan swalayan Borma dan klinik kecantikan
Alat-alat yang digunakan dalam (racikan dokter), semua sampel diberi kode
penelitian ini adalah erlenmeyer, gelas kimia, sampel A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M,
labu ukur, corong, pipet volume, pipet tetes, N dan O.
pipa kapiler, batang pengaduk, kertas saring Tabel 3.1 Daftar Sampel Krim di Kota
Whatman no.41, alumunium foil, timbangan Bandung
analitik.
2.2 Bahan Penelitian No Tempat Kode Sampel
1 Pasar Caringin A, B
Semua bahan yang digunakan dalam 2 Pasar Ciwastra C, D
penelitian ini adalah metanol, merkuri, asam 3 Pasar Simpang E
klorida, asam nitrat, larutan KI 0,5 N dan Dago
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
312
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai
Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISBN : 978-602-73060-1-1

4 Pasar Cicadas F
5 Pasar Baru G, H
6 Pasar Andir I
7 Pasar J, K
Kiaracondong
8 Borma L, M, N
9 Klinik Kecantikan O
3.2 Hasil Analisis Kualitatif Merkuri
dengan Metode Reaksi Warna
Analisis merkuri pada krim pemutih
wajah menggunakan 15 sampel. Dari lima
belas sampel yang diuji hasil yang Gb. 3.1 Hasil Reaksi Warna HgCl2
menunjukan negatif terjadi endapan merah Ditambah dengan Larutan KI
orange. Hasil analisis kualitatif merkuri dapat 0,5 N
dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Kualitatif


Merkuri Pada Sampel dengan
Metode Reaksi Warna

Nama Sampel Reaksi dengan Larutan


KI 0,5 N
A -
B -
C -
D -
E -
F - Gambar 3.2 Hasil Kualitatif Merkuri de-
G - ngan Metode Reaksi Warna
H - Dalam melakukan uji warna
I - bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau
J - tidaknya merkuri dalam sampel krim
K - pemutih digunakan larutan KI 0,5 N, hasil
L -
menunjukan positif jika terjadi endapan
M -
N - merah orange (Khopkar, 2003).
O -
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil analisis
kualitatif terhadap hasil destruksi pereaksi KI Berdasarkan penelitian yang telah
0,5 N keberadaan merkuri pada seluruh sampel dilakukan dapat diambil sutu kesimpulan :
tidak terdeteksi adanya merkuri. Pada sampel
- Hasil kualitatif sampel tidak
pembanding yang positif mengandung merkuri
terdapat endapan warna merah orange dengan
mengandung merkuri karena pada
larutan berwana merah orange, seperti gambar sampel tidak menunjukan adanya
di bawah ini. endapan merah orange seperti hasil
dari pembanding.

DAFTAR PUSTAKA

Badan POM RI. 2007. Peringatan Tentang


Kosmetik Mengandung Bahan
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
313
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai
Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISBN : 978-602-73060-1-1

Berbahaya dan Zat Warna yang


Dilarang. Jakarta.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia,
Edisi IV. Depkes RI. Jakarta.
Khopkar S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia
Analitik. UI-Press. Jakarta.
Parekuan, dkk. 2013. Analisis Kandungan
Merkuri Pada Krim Pemutih Yang
Beredar Di Kota Manado.
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi
-UNSRAT Vol. 2 No. 01. Manado.

Retno I.S. Tranggono. 2014. Buku Pegangan


Dasar Kosmetologi. Jakarta: Penerbit
Gramedia Pustaka Utama.
Rostamailis, 2005. Penggunaan Kosmetik
Dasar Kecantikan Dan Berbusanan
Yang Serasi. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Widana dan Yuningrat. 2007. Bahan
Pewarna Berbahaya pada Sediaan
Kosmetika. Departemen Kesehatan,
Jakarta.
Wolrd Health Organization. 2011. Mercury In
Lightening Produsts. Public Health
Andenvironment. 20 Evenue Appia.
1211 Geneva 2. Switzerland.

Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI


314
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai
Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai