Anda di halaman 1dari 10

AREA KEWENANGAN

KLINIS
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
AREA KLINIS
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUMAH SAKIT
A. Deskripsi Area Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) difasilitasi pelayanan kesehatan merupakan suatu standar mutu
pelayanan dan penting bagi pasien, petugas kesehatan maupun pengunjung. Pengendalian infeksi harus dilaksanakan
oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan untuk melindungi pasien, petugas kesehatan dan pengunjung dari kejadian
infeksi dengan memperhatikan cost effectiveness. Pelayanan PPI di fasilitasi pelayanan kesehatan harus dikelola dan
diintegrasikan antara structural dan fungsional semua departemen/ instalasi/ unit di fasilitasi pelayanan kesehatan sesuai
dengan falsafah dan tujuan PPI.
Organisasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) disusun agar dapat mencapai visi, misi, dan tujuan dari
penyelenggaraan PPI. Komite/tim PPI dibentuk berdasarkan kaidah organisasi yang miskin struktur dan kaya fungsi dan
dapat menyelenggarakan tugas, wewenang dan tanggung jawab secara efektif dan efisien. Efektif dimakasud agar sumber
daya yang ada di fasilitasi pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan secara optimal.
Didalam komite/ tim PPI ada infection Prevention Control Nurse (IPCN) yang bekerja purna waktu dengan
perbandingan satu IPCN dengan 100 tempat tidur. IPCN merupakan motor dalam upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi, sehingga seorang IPCN harus mempunyai kualifikasi, kompetensi dan pengetahuan khusus agar mampu laksana
dalam menjalankan peran dan fungsinya.
KEBIJAKAN KEMENKES dalam PPI
Sesuai dengan kebijakan kementrian kesehatan pada PERMENKES RI Nomor 27 tahun 2017 tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitasi pelayanan kesehatan, yaitu :

1. Susunan organisasi Komite PPI adalah Ketua, Sekertaris, dan Anggota yang terdiri dari IPCN/ Perawat PPI, IPCD/ Dokter PPI
dan anggota lainnya.
2. Susunan organisasi Tim PPI adalah Ketua dan anggota yang terdiri dari Dokter, perawat PPI/IPCN dan anggota lainnya bila
diperlukan.
3. Fasilitas pelayanan kesehatan harus memiliki IPCN yang bekerja purnawaktu dengan ratio 1 (satu) IPCN untuk tiap 100
tempat tidur di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
4. Untuk fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki kapasitas tempat tidur kurang dari 100 harus memiliki 1 (satu) IPCN.
5. Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa Infection Prevention and Control Link Nurse (IPCLN) dari tiap unit, terutama yang
beresiko terjadinya infeksi.
6. Kedudukan IPCN secara fungsional berada dibawah komite PPI dan secara professional berada di bawah keperawatan setara
dengan Senior Manager.

B. Kualifikasi Khusus

Kegitan yang dibuat sebagai dasar untuk menetapkan seseorang sudah bisa dikatakan kompeten melaksanakan
tindakan/asuhan keperawatan pada area keperawatan PENCEGAHAN dan PENGENDALIAN INFEKSI RS sesuai dengan level jenjang
karirnya.

1. Kriteria infection Prevention and Control Nurse (IPCN) :


a. Perawat dengan pendidikan minimal diploma III dengan pengalaman klinis 10 tahun.
b. Mempunyai minat dalam PPI
c. Telah mengikuti latihan dasar PPI
d. Telah mengikuti pelatihan IPCN yang dibuktikan dengan sertifikat.
e. Memiliki pengetahuan sebagai kepala ruangan atau setara.
f. Memiliki kemampuan leadership and inovatif
g. Bekerja purna waktu.
2. Kriteria infection Prevention and Control Link Nurse (IPCLN) :
a. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III, yang mempunyai mint dalam PPI
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI
c. Minimal sebagai ketua tim perawatan

C. DASAR KOMPETENSI
1. Kompetensi Infection Prevention and Control Nurse (IPCN)
1) Melakukan kunjungan kepada pasien yang beresiko di ruangan setiap hari untuk mengidentifikasi kejadian
infeksi pada pasien baik di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.
2) Memonitor pelaksanaan program PPI, kepatuhan penerapan SPO dan memberikan saran perbaikan bila
diperlukan.
3) Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada komite/ Tim PPI.
4) Turut serta melakukan kegiatan mendeteksi dan investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB).
5) Memantau petugas kesehatan yang terpajan bahan infeksius/ tertusuk bahan tajam bekas pakai untuk
mencegah penularan infeksi.
6) Melakukan diseminasi prosedur kewaspadaam isolasi dan memberikan konsultasi tentang PPI yang diperlukan
pada kasus tertentu yang terjadi di fasyankes.
7) Melakukan audit PPI diseluruh wilayah fasyankes dengan menggunakan daftar titik.
8) Memonitor pelaksaan pedoman penggunaan antibiotikabersama komite/Tim Pencegahan Pengendalian
Resistensi Antibiotika (PPRA).
9) Mendesain, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan melaporkan surveilans infeksi yang terjadi di
fasilitas pelayanan kesehatan bersama Komite/ Tim PPI.
10) Memberikan motivasi kepatuhan pelaksanaan program PPI
11) Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI.
12) Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPI
13) Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pasien, keluarga dan pengunjung tentang topik infeksi
yang sedang berkembang (New-emerging dan re-emerging). Atau infeksi dengan insiden tinggi.
14) Sebagai koordinator antar departemen/ unit dalam mendeteksi, mencegah dan mengendalikan infeksi di
rumah sakit.
15) Memonitoring dan evaluasi peralatan medis single use yang di re-use
16) Melakukan penelitian terkait PPI
17) Mengevaluasi hasil penelitian terkait PPI
18) Membuat SOP PPI
19) Membuat laporan hasil kegiatan pokok PPI

2. Kompetensi infection Prevention and Control Nurse (IPCLN)


(IPCLN) sebagai perawat pelaksana harian/penghubung bertugas :
1) Mencatat data surveilans dari setiap pasien di unit rawat inap masing-masing.
2) Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang pelaksanaan kepatuhan PPI pada setiap personil ruangan di
unitnya masing-masing.
3) Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan kewaspadaan isolasi.
4) Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya HAIs pada pasien.
5) Bila terdapat infeksi potensial KLB melakukan penyuluhan bagi pengunjung dan konsultasi prosedur PPI
berkoordinasi dengan IPCN.
6) Memantau pelaksanaan tugas penyuluhan bagi pasien, keluarga dan pengunjung dan konsultasi yang harus
dilaksanakan.
F. REFERENSI

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
D. DAFTAR RINCIAN KEWENANGAN KLINIS IPCN
NO DAFTAR RINCIAN KEWENANGAN KLINIS AREA KEPERAWATAN JENIS KATEGORI LEVEL
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI KEWENANGAN KOMPETENSI PK
1 Melakukan asuhan keperwatan pada pasien yang beresiko infeksi Mandiri 4 3, 4, 5
(terpasang infuse, kateter urine, kateter vena sentral dan ventilator
serta pasien pot operasi)
2 Menerapkan prinsip kerjasama interdisiplin terkait infeksi (dokter, Mandiri 2, 4 3, 4, 5
perawat, laboratorium, PPRA, gizi, cssd, laundry, sanitasi, house
keeping, IPSRS, farmasi, security)
3 Melakukan surveilans infeksi Mandiri 3, 4 3, 4, 5
a. Phlebitis
b. CAUTI (Chateter Associated Urinary Track Infection)
c. VAP (Ventilator Associated Pneumonia)
d. IADP (Infeksi Aliran Darah Primer)
e. IDO (Infeksi Daerah Operasi)
f. Emerging dan Re-Emerging Disease
g. MDRO (Multi Drug Resisten Organism)
4 Memonitor kepatuhan terhadap penerapan SPO kewaspadaan Mandiri 4 3, 4, 5
standar
a. SPO kebersihan tangan
b. SPO penggunaan alat pelindung diri
c. SPO penilaian sampah
d. SPO pemilahan linen
e. SPO pengelolaan peralatan perawatan pasien

No. DAFTAR RINCIAN KEWENANGAN KLINIS AREA KEPERAWATAN JENIS KATEGORI LEVEL PK
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI KEWENANGAN KOMPETENSI
f. SPO praktek menyuntik yang aman
g. SPO penempatan pasien
h. SPO etika batuk
i. SPO pengendalian lingkungan
j. SPO lumbal punksi
Melakukan audit pencegahan dan pengendalian infeksi di unit Mandiri 4 3, 4, 5
terkait
a. Audit kewaspadaan standar (kebersihan tangan, APD,
Limbah dll)
b. Audit PPI di gizi
c. Audit PPI di laundry
d. Audit PPI di CSSD
e. Audit PPI di kamar jenazah
f. Audit PPI di ruang hemodialisa
g. Audit PPI di kamar operasi
h. Audit PPI di kamar isolasi
6. Melakukan audit peneraan bundles pencegahan HAIs (Phlebitis, Mandiri 3, 4 3, 4, 5
ISK, VAP, IADP, IDO)
7. Memberikan pelatihan dasar PPI pada petugas kesehatan Mandiri 4, 14 3, 4, 5
(perawat dan dokter)
8. Memberikan edukasi tentang PPI pada pasien, keluarga, dan Mandiri 4, 14 3, 4, 5
pengunjung (kebersihan tangan, etika batuk dan pemilahan
sampah di rumah sakit)
NO. DAFTAR RINCIAN KEWENANGAN KLINIS AREA KEPERAWATAN JENIS KATEGORI LEVEL
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI KEWENANGAN KOMPETENSI PK
9. Memberikan edukasi tentang PPI pada security, pramusaji, Mandiri 4, 14 3, 4, 5
house keeping
a. Secutity (kebersihan tangan dan penggunaan APD)
b. Pramusaji (PPI di pelayanan makanan)
c. House keeping (kebersihan tangan, penggunaan APD dan
pengendalian lingkungan/ pembersihan RS)
10. Memberikan pelatihan tentang PPIRS pada petugas kesehatan Mandiri 4, 14 3, 4, 5
di area penunjang (laboratorium, radiologi, CSSD, Laundry, Gizi,
Kamar jenazah, fisioterapi dan farmasi)
11. Memberikan konsultasi tentang pencegahan pengndalian Mandiri 2, 4 3, 4, 5
infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi di RS
12. Menganjurkan prosedur isolasi sesuai transmisi Mandiri 2, 4 3, 4, 5
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan Mandiri 2, 4 3, 4, 5
program PPI
14. Memberikan saran desgn ruangan rumah sakit agar sesuai Mandiri 2, 4 3, 4, 5
dengan prinsip PPI
15. Melakukan ICRA rumah sakit dan ICRA pembangunan/renovasi Mandiri 3, 4 3, 4, 5
RS
16. Memonitoring dan evaluasi peralatan medis single use dan re- Mandiri 3, 4 3, 4, 5
use
17. Melakukan monitoring terhadap penggunaan antibiotic yang Mandiri 4 3, 4, 5
rasional
18. Melakukan riset keperawatan terkait pencegahan dan Mandiri 2, 4 3, 4, 5
pengendalian infeksi

NO. DAFTAR RINCIAN KEWENANGAN KLINIS AREA KEPERAWATAN JENIS KATEGORI LEVEL PK
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI KEWENANGAN KOMPETENSI

19. Menunjukkan sikap asertif Mandiri 2 3, 4, 5


20. Menunjukkan sikap etik Mandiri 1 3, 4, 5
21. Menunjukkan sikap empati Mandiri 2 3, 4, 5

Anda mungkin juga menyukai