Anda di halaman 1dari 11

Artikel Ilmiah STIFAR Riau

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG


POHON BUNGA KUPU-KUPU (Bauhinia semibifida Roxb) DENGAN
METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazil)

Haiyul Fadhli1), Ainun Nurain Nurdin2)


1)
Program Studi Diploma III Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) Riau
ABSTRACT

Has done research about the trials of antioxidant activity extract of bark of trees
flowers butterflies (Bauhinia semibifida Roxb) with the DPPH method. This research aims
to know the antioxidant activity of the extracts of tree bark extract Butterfly flower
(Bauhinia semibifida Roxb) against free radicals. Testing based on absorban extract against
DPPH at a wavelength of 517 nm using a microplate reader. The results showed that n-
heksan extract of bark of trees flowers butterflies IC50 value 137 µ g/ml by the value of the
AAI 0.5 categorized weak < extract ethyl acetat IC50 value 30.151 µ g/ml by the value of
the AAI 1.32 categorized strong and the methanol extract of IC 50 value of 16 µ g/ml with a
value of 2.5 AAI categorized very strong. It shows that the methanol extract of bark of trees
flowers butterflies have a very strong antioxidant activity compared with other extracts, but
almost comparable with Vitamin C.

Keywords: antioxidants, Bauhinia semibifida Roxb, IC50, AAI

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit batang
pohon bunga kupu-kupu (Bauhinia semibifida Roxb) dengan metode DPPH. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak ekstrak kulit batang pohon
bunga kupu-kupu (Bauhinia semibifida Roxb) terhadap radikal bebas. Pengujian
berdasarkan absorban DPPH terhadap ekstrak pada panjang gelombang 517 nm
menggunakan microplate reader. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak n-heksan
kulit batang pohon bunga kupu-kupu memiliki nilai IC50 137 µg/ml dengan nilai AAI <0,5
dikategorikan lemah, ekstrak etilasetat memiliki nilai IC50 30,151 µg/ml dengan nilai AAI
1,32 dikategorikan kuat dan ekstrak metanol memiliki nilai IC50 sebesar 16 µg/ml dengan
nilai AAI sebesar 2,5 yang dikategorikan sangat kuat. Hal itu menunjukkan bahwa ekstrak
metanol kulit batang pohon bunga kupu-kupu (Bauhinia semibifida Roxb) mempunyai
aktivitas sebagai antioksidan yang sangat kuat dibandingkan dengan ekstrak lainnya,
namun hampir sebanding dengan Vitamin C.

Kata Kunci : antioksidan, Bauhinia semibifida Roxb, IC50, AAI

1
Artikel Ilmiah STIFAR Riau

PENDAHULUAN dilakukan oleh (Tanjung and Tjahjandarie,


Berkembangnya ilmu pengetahuan dan 2014) terdapat dua jenis flavonoid, 6C-7O-
teknologi, menyebabkan perubahan pola hidup dimethylaromadendrin and phlorizin, yang
masyarakat yang serba dinamis, dimana hal itu berhasil di isolasi dari kulit batang Bauhinia
tidak dapat dipisahkan dengan dampak negatif semibifida L. Beberapa penelitian lainnya
yang diakibatkannya. Diantaranya semakin menunjukkan bahwa ekstrak total metanol dari
meningkatnya faktor resiko timbulnya berbagai akar tumbuhan Bauhinia semibifida memiliki
penyakit. Data WHO (World Health aktivitas antioksidan yang sangat tinggi, dimana
Organization) tahun 2015 menunjukkan bahwa terkandung didalamnya dua senyawa metabolit
beberapa penyakit degeneratif seperti sekunder yang dominan, flavonoid dan fenolik,
aterosklerosis, stroke, diabetes mellitus, kanker dengan IC50 6,6247 (Fitmawati et al., 2017).
dan lainnya termasuk ke dalam sepuluh Ekstrak kulit batang Bauhinia
penyebab utama kematian manusia di seluruh semibifida Roxb didapat dengan menggunakan
dunia. Salah satu pemicu utama penyakit metode maserasi bertingkat, karena berdasarkan
degeneratif tersebut radikal bebas (WHO, penelitian yang dilakukakan Suzery et al.,
2017). (2010) menunjukkan bahwa metode yang paling
Radikal bebas merupakan molekul yang efektif untuk mengekstraksi pigmen antosianin
bersifat reaktif terhadap suatu elektron lain rosela adalah dengan metode maserasi 25oC
dikarenakan memiliki elektron tidak karena memberikan rendemen ekstak dan total
berpasangan pada orbital luarnya sehingga tidak antosianin paling tinggi. Selain menghasilkan
stabil (Winarsi, 2007). Substansi penting yang rendemen yang lebih banyak dibandingkan
dapat membantu melindungi tubuh dan dengan metode yang ekstrasi yang lain,
mengurangi dampak negatif dari serangan maserasi bertingkat juga tidak memerlukan
radikal bebas adalah antioksidan. Jika tubuh peralatan khusus, pengerjaan yang sederhana,
terkena paparan radikal bebas yang berlebih dan ekstrak yang didapatkan berbeda menurut
maka antioksidan eksogen sangat diperlukan sifat kepolarannya dengan pelarut yang
karena tubuh tidak memiliki sistem pertahanan digunakan. Ekstrak yang didapat akan diuji
oksidatif yang cukup (Rohdiana, 2001). dengan menggunakan instrumen microplate
Bauhinia merupakan salah satu reader (Epoch), karena sensitifitasnya cukup
tumbuhan yang dapat tumbuh di daerah tropis tinggi, waktu yang diperlukan dalam pengujian
dan subtropis, dan merupakan genus dari famili lebih cepat, dapat mendeteksi banyak sampel
Leguminosae yang terdiri dari 300 spesies, di secara bersamaan, dan jumlah (volume) sampel
Indonesia sendiri tumbuhan Bauhinia hanya yang digunakan lebih sedikit (Ham & Maham,
terdapat 10 spesies (Heyne, 1987). Berdasarkan 2016)
data hasil uji fitokimia tumbuhan Bauhinia Berdasarkan latar belakang diatas dan
menghasilkan senyawa metabolit sekunder dengan melihat beberapa penelitian tentang
yakni fenolik yang merupakan senyawa tumbuhan Bauhinia semibifida, maka peneliti
golongan flavonoid dan stilbenoid. Senyawa tertarik ingin mengetahui kemampuan aktivitas
flavonoid dan stilbenoid dilaporkan mempunyai antioksidan ekstrak kulit batang pohon bunga
aktivitas sebagai antikanker, antimalaria, kupu-kupu (Bauhinia semibifida Roxb). Uji
antidiabetes, antibiotik, antiinflamasi, dan aktivitas dilakukan dengan menggunakan
antioksidan (Boonphong et al., 2007), (Yadava metode DPPH dan menggunakan alat
& Tripathi, 2000). Berdasarkan penelitian yang microplate reader terhadap ekstrak n-heksan,

2
etil asetat dan metanol. Sebagai pembandingnya dengan metanol dengan tiga kali pengulangan.
digunakan vitamin C yang secara umum Proses berlangsung di tempat yang terlindung
digunakan sebagai antioksidan. dari sinar matahari langsung. Lalu dilakukan
penyaringan sehingga menghasilkan maserat,
METODOLOGI PENELITIAN selanjutnya masing-masing maserat dipekatkan
dengan menggunakan alat rotary evaporator
Bahan dan Alat sehingga menghasilkan estrak kental n-heksan,
Bahan-bahan yang digunakan untuk etil asetat dan metanol
penelitian ini adalah simplisia kulit batang
pohon bunga kupu-kupu, n-heksan, etil asetat, Skrining Fitokimia
metanol, etanol 70%, kloroform (CHCl3),
Pemeriksaan Alkaloid
kloroform amoniak 0,05N, asam sulfat
Sebanyak 0,5 gram ekstrak dimasukkan
(H2SO4) ,pereaksi Mayer, asam klorida (HCl) p,
dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2
pereaksi ferri klorida (FeCl3), asam asetat
mL kloroform secukupnya dan 10 mL amonia
anhidrat, aquadest, DPPH, vitamin C.
lalu ditambahkan 10 tetes H2SO4. Campuran
Alat-alat yang digunakan untuk penelitian
dikocok dan dibiarkan hingga membentuk 2
yaitu tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung, plat
lapisan. Lapisan H2SO4 dipindahkan dalam
tetes, botol gelap, rotary evaporator, timbangan
tabung reaksi dengan volume 2,5 mL. Larutan
analitik, vial, alat-alat gelas, batang pengaduk,
diuji dengan pereaksi Meyer. Larutan positif
spatel, kertas saring, corong, desikator, pipet
pada pereaksi Meyer karena adanya endapan
micro (Dragon Med), microplate reader
putih.
(Epoch®).
Pemeriksaan Flavonoid
Pengambilan dan Persiapan Sampel
Sebanyak 0,5 gram ekstrak dimasukkan
Kulit batang pohon bunga kupu-kupu
dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 mL etanol
(Bauhinia semibifida Roxb) diperoleh dari
dan dipanaskan selama 5 menit dalam tabung
KHDTK Bukit Suligi Kabupaten Rokan Hulu.
reaksi. Selanjutnya ditambahkan 10 tetes HCl
Kulit batang yang diambil yang tidak terlalu
pekat. Kemudian ditambahkan 0,2 gram serbuk
tua, berwarna coklat batang pada umumnya.
Mg. Adanya flavonoid ditunjukkan oleh
Kulit batang dibersihkan dan dikeringkan,
timbulnya warna merah coklat.
setelah kering kulit batang dirajang.
Pemeriksaan Fenolik
Ekstraksi Kulit Batang
Sebanyak 0,5 gram ekstrak dimasukkan
Sampel yang telah dihaluskan dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 mL etanol
selanjutnya diproses secara maserasi bertingkat. dan dipanaskan selama 5 menit dalam tabung
Menurut Hanani (2015) Sampel 2 Kg reaksi. Selanjutnya ditambahkan 10 tetes FeCl3.
dimasukan kedalam botol gelap direndam Adanya fenolik ditunjukkan oleh timbulnya
dengan pelarut n-heksan selama 3-4 hari 3 kali warna ungu sampai biru kehitaman.
pengulangan, lalu ampas hasil maserasi tadi
dimaserasi kembali dengan etil asetat dilakukan Pemeriksaan Saponin
selama 3-4 hari dan dilakukan sebanyak 3 kali Sebanyak 0,5 gram ekstrak ditambahkan
pengulangan sambil sesekali dikocok lalu dengan 10 mL akuades kemudian dikocok kuat
ampas hasil maserasi tadi dimaserasi kembali selama kurang lebih 1 menit. Selanjutnya

3
didiamkan diamati buih atau busa yang metanol. Masing-masing dilakukan 3 kali
terbentuk. Keberadaan senyawa saponin dalam pengulangan.
sampel ditandai dengan terbentuknya buih yang
stabil. Pelaksanaan Uji Aktivitas Antioksidan
Uji aktivitas antioksidan dilakukan
Pemeriksaan Terpenoid menggunakan 96 well plate dengan metode
Ekstrak sebanyak 0,5 gram di larutkan DPPH (1,1- diphenyl-2- picrylhydrazyl) pada
dengan kloroform, lalu ditambahkan dengan panjang gelombang 517 nm. Larutan uji
asam asetat anhidrat sebanyak 0,5 ml, (masing-masing ekstrak) dari kulit batang
selanjutnya ditambahkan asam sulfat pekat 2 ml pohon bunga kupu-kupu konsentrasi 1000
melalui dinding tabung. Adanya senyawa µg/mL, masing-masing dipipet 100 µl
terpenoid ditandai dengan terbentuknya larutan dimasukkan kedalam sumur baris A pada plate.
berwarna jingga hingga merah tua. Sumur baris B sampai dengan sumur baris F
ditambahkan 50 µl metanol. Sumur baris A
Pembuatan Larutan DPPH dipipet sebanyak 50 µl dimasukkan kedalam
DPPH sebanyak 1 mg dilarutkan dalam sumur baris B dilakukan sampai sumur baris F,
10 mL larutan metanol lalu dikocok hingga sedangkan sumur baris F dipipet 50 µl dan
homogen lalu disimpan didalam botol gelap kemudian dibuang. Pengenceran ini dilakukan
sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi untuk membuat larutan dengan konsentrasi
100 µg/mL. Kemudian dibuat konsentrasi 40 sumur baris A (1000 µg/mL), sumur B (500
µg/mL dengan cara dipipet 4 mL larutan induk µg/mL), sumur C (250µg/mL), sumur D (125
DPPH (100 µg/mL) dalam labu ukur 10 mL dan µg/mL), sumur E (62,5 µg/mL), dan sumur F
ditambahkan metanol sampai tanda batas. (31,25 µg/mL. Larutan DPPH konsentrasi 40
µg/mL dipipet 80 µl dan dimasukkan sumur
Pembuatan Konsentrasi Sampel Uji baris A sampai sumur baris G. sumur baris G
Masing-masing ekstrak ditimbang 10 tidak diisi dengan larutan uji ekstrak, tetapi diisi
mg dimasukan kedalam 10 ml metanol sehingga dengan 50 µl metanol dan 80 µl larutan DPPH
didapatkan larutan induk dengan konsentrasi konsentrasi 40 µg/mL, sementara sumur baris H
1000 µg/mL. pengujian dilakukan dengan 6 seri hanya diisi dengan metanol sebagai blanko.
konsentrasi 1000; 500; 250; 125; 62,5; 31,25 Dilakukan perlakuan yang sama untuk larutan
µg/mL, namun jika tidak ditemukan nilai IC50 uji asam askorbat pada konsentrasi 100; 50; 25;
maka dilanjutkan pada konsentrasi 250; 125; 12,5; 6,25; 3,125 µg/mL. Selanjutnya
62,5; 31,25; 15,6; 7,8 µg/mL, dan jika masih diinkubasi selama 30 menit dan ditutup agar
belum ditemukan nilai IC50 akan dilanjutkan reaksi sempurna kemudian diukur
kembali dengan konsentrasi 50; 25; 12,5; 6,25; absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm
3,125; 1,56 µg/mL. Asam askorbat ditimbang dengan microplate reader.
10 mg dilarutkan dalam 10 ml labu ukur
ditambahkan metanol sampai tanda batas, Analisa Data
sehingga didapatkan konsentrasi 1000 µg/mL, Data hasil penelitian akan diolah dan
Pengujian dilakukan 6 seri konsentrasi 100
µg/mL; 50 µg/mL; 25 µg/mL; 12,5 µg/mL; 6,25 disajikan dalam bentuk tabel. Data dari
µg/mL; dan 3,125 µg/mL dalam larutan
uji aktivitas antioksidan dengan

4
menghitung nilai IC50 dan AAI waktu yang relatif lama dengan cara
mengurangi kandungan air pada sampel
(Aktivitas Antioksidan Indeks).Uji sehingga dapat menghentikan reaksi enzimatik
yang memungkinkan terjadinya penguraian
aktivitas antioksidan pada ekstrak kulit senyawa aktif pada sampel (Hanani, 2015).
Sampel kering yang didapat kemudian
batang pohon bunga kupu-kupu atau dilakukan sortasi kering sama halnya dengan
sortasi basah untuk memisahkan benda-benda
biasa dikenal dengan pohon tapak kuda asing yang tidak dibutuhkan dalam pengujian.
Sampel kering yang didapat sebanyak 4,1 Kg,
(). lalu sampel dihaluskan. Proses penghalusan
dilakukan bertujuan untuk mempermudah
proses penetrasi pelarut kedalam sel dan
mengoptimalkan proses penarikan senyawa-
senyawa yang terkandung didalam sampel
]HASIL DAN PEMBAHASAN dengan cara memperluas permukaan sampel
pada saat ekstraksi (Harborne, 1987).
Penyiapan Sampel
Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak Ekstraksi
kulit batang pohon bunga kupu-kupu atau biasa Untuk mendapatkan ekstrak dilakukan
dikenal dengan pohon tapak kuda (Bauhinia penyarian menggunakan metode maserasi
semibifida Roxb) pada daerah terdapatnya bertingkat. Metode maserasi merupakan teknik
sampel. Pengambilan sampel dilakukan di umum yang digunakan untuk mengekstraksi
Kawasan Hutan dan Tumbuhan Khusus senyawa dalam tumbuhan yang didapat dari
(KHDTK) Bukit Suligi, Rokan Hulu, Riau. proses penyarian simplisia tanpa pemanasan.
Bagian tumbuhan yang digunakan adalah kulit Metode ini merupakan metode ekstraksi yang
batang pohon, pemilihan ini dikarenakan belum sederhana dengan menggunakan pelarut organik
ada pengujian aktivitas antioksidan terkait dengan beberapa kali pengocokan pada
dengan kulit batang pohon bunga kupu-kupu temperatur ruangan, terhindar dari cahaya
(Bauhinia semibifida Roxb). Sampel yang telah matahari langsung selama 3-5 hari. Maserasi
didapat selanjutnya disortasi basah, dicuci, bertingkat menggunakan pelarut n-heksan, etil
dikeringkan pada suhu ruangan, dirajang, asetat, dan metanol. Proses awal penyarian
disortasi kering. Pada sortasi basah sampel dengan cara perendaman dilakukan
dipisahkan dengan pengotor yang tidak menggunakan pelarut n-heksan lalu pelarut etil
diperlukan dalam proses pengujian seperti asetat dan terakhir pelarut metanol dengan 3
tanah, lumut, benalu, dan lain-lain. Setelah itu kali pengulangan.
sampel dicuci dengan menggunakan air Dari hasil ekstrak cair kemudian
mengalir, lalu sampel dikeringkan pada ruangan dipekatkan untuk menghasilkan ekstrak kental.
yang terhindar dari cahaya matahari langsung Tujuan pemekatan adalah untuk memisahkan
atau suhu ruangan. pelarut yang terdapat pada ekstrak cair. Proses
Tujuan pengeringan ini dilakukan untuk ini menggunakan suhu 500 0C untuk menjaga
menjaga agar sampel awet, tidak rusak, dan senyawa yang tidak tahan terhadap pemanas
dapat digunakan atau disimpan dalam jangka (Anonim, 1986). Hasil ekstrak kental n-heksan

5
1,234 g (0,0617%), ekstrak kental etil asetat
10,051 g (0,50%), ekstrak kental metanol
114,778 g (5,738%), dan yang selanjutnya akan
diuji skrining fitokimia.

Uji Skrining Fitokimia


Skrining fitokimia dilakukan untuk
mengetahui kandungan senyawa fitokimia pada
ekstrak kental kulit batang pohon bunga kupu-
kupu (Bauhinia semibifida Roxb) secara
kualitatif. Senyawa fitokimia yang diidentifikasi
meliputi senyawa fenolik, senyawa alkaloid,
senyawa flavonoid, senyawa steroid, senyawa
terpenoid dan senyawa saponin. Hasil pengujian
dari skrining fitokimia sampel segar dan ekstrak

6
Artikel Ilmiah STIFAR Riau

kulit batang pohon bunga kupu-kupu dapat


dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Kulit Batang Bauhinia semibifida Roxb

Hasil Pengamatan
Kandungan Kimia Sampel E. E. Etil
E. Metanol
Segar n- Heksan Asetat
Alkaloid Endapan Endapan Endapan putih
Bening (-)
putih (+) putih (+) (+)
Flavonoid Jingga
Jingga (+) bening (-) Jingga (+)
kemerahan (+)
Fenolik Hijau gelap Hijau gelap
bening (-) Kehitaman (+)
(+) (+)
Saponin Tidak
Buih (+) Buih (+) Buih (+)
berbuih (-)
Steroid Jingga
Abu-abu (-) Coklat (-) Jingga (-)
kecoklatan (-)
Terpenoid Jingga
Jingga
kemerahan Jingga (+) Jinggga (+)
(-)
(+)

Pengujian skrining fitokimia dilakukan radikal DPPH karena merupakan metoda yang
untuk mengetahui adanya metabolit sekunder sederhana, mudah, dan menggunakan sampel
yang terkandung pada kulit batang. Data dalam jumlah yang sedikit dengan waktu yang
menunjukkan bahwa tumbuhan Bauhinia konsentrasi yang dapat meredam 50% aktivitas
Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH (Molyneux, 2004). Ketiadaan standarisasi
DPPH (1,1-Difenil-2-Picrylhidrazil) hasil pengujian metode ini menyulitkan untuk
Metoda yang digunakan dalam pengujian membandingkan kemampuan dan kekuatan
aktivitas antioksidan adalah metoda serapan antioksidan dari ekstrak maupun senyawa murni.
Adanya aktivitas antioksidan dari sampel Activity Antioxidant Index (AAI) merupakan
mengakibatkan perubahan warna pada larutan salah satu metode untuk menstandarisasi hasil
DPPH dalam metanol yang semula berwarna pengujian antioksidan berdasarkan metode DPPH.
violet pekat menjadi kuning pucat (Permana, Penelitian ini dilakukan untuk menentukan
2003). Perubahan warna ini terjadi karena DPPH kemampuan aktivitas antioksidan ekstrak kulit
mengalami reduksi sehingga menyebabkan batang tumbuhan Bauhinia semibifida Roxb
elektron menjadi berpasangan. Perubahan ini akan berdasarkan AAI (Vasić et al., 2012)
memberikan perubahan absorbansi pada panjang
gelombang maksimum DPPH sehingga diketahui Molyneux (2004) menyatakan bahwa suatu
adanya aktivitas peredaman radikal bebas yang zat mempunyai sifat antioksidan bila nilai IC50
dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibitory kurang dari 200 µg/mL. Bila nilai IC 50 yang

7
Concentration). diperoleh berkisar antara 200-1000 µg/mL, maka
Pada pengujian ini menggunakan metanol zat tersebut kurang aktif namun masih berpotensi
sebagai pelarut, karena DPPH stabil dalam sebagai zat antioksidan. Adanya aktivitas
metanol dan dapat menarik senyawa yang dapat antioksidan dari sampel menmgakibatkan
beraktivitas sebagai antioksidan. Sehingga zat perubahan warna pada larutan DPPH dalam
yang larut dalam metanol saja yang dapat terlibat metanol yang semula berwarna violet pekat
dalam proses penangkapan radikal bebas (Marxen menjadi kuning pucat. Perubahan warna ini akan
et al., 2007). Pengukuran aktivitas antioksidan memberikan perubahan absorbansi pada panjang
sampel dilakukan pada panjang gelombang 517 gelombang maksimum DPPH sehingg diketahui
nm karena penangkapan radikal DPPH diikuti adanya aktivitas peredaman radikal bebas yang
oleh penurunan serapan pada panjang gelombang dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibition
515–517 nm. Pada pengujian ini menggunakan Concentration). Hasil pengujian aktivitas
microplate reader karena instrumen ini dapat antioksidan ekstrak kulit batang pohon bunga
mendeteksi banyak sampel dalam waktu yang kupu-kupu (Bauhinia semibifida Roxb) dapat
bersamaan, waktu yang diperlukan lebih cepat, dilihat pada tabel 2.
dan jumlah sampel yang digunakan lebih sedikit.
Parameter analisa data untuk menginterpretasikan Adanya aktivitas antioksidan dari sampel
hasil dari uji aktivitas antioksidan dengan metode mengakibatkan perubahan warna pada larutan
DPPH adalah dengan nilai inhibition DPPH dalam metanol yang semula berwarna
concentration (IC50). violet pekat menjadi kuning pucat (Permana,
Tabel 2.Adanya aktivitas aktivitas
Hasil pengujian antioksidan dari sampel
antioksidan 2003).
ekstrak Perubahan
kulit warnabunga
batang pohon ini terjadi karena DPPH
kupu-kupu
mengakibatkan perubahan warna
(Bauhinia semibifida Roxb) pada larutan mengalami reduksi sehingga menyebabkan
DPPH dalam metanol yang semula berwarna elektron menjadi berpasangan. Perubahan ini akan
violet pekat menjadi kuning pucat (Permana, memberikan perubahan absorbansi pada panjang
2003). Perubahan warna ini terjadi karena DPPH gelombang maksimum DPPH sehingga diketahui
mengalami reduksi sehingga menyebabkan adanya aktivitas peredaman radikal bebas yang
elektron menjadi berpasangan. Perubahan ini akan dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibitory
memberikan perubahan absorbansi pada panjang Concentration).Adanya aktivitas antioksidan dari
gelombang maksimum DPPH sehingga diketahui sampel mengakibatkan perubahan warna pada
adanya aktivitas peredaman radikal bebas yang larutan DPPH dalam metanol yang semula
dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibitory Concent berwarna violet pekat menjadi kuning pucat
Adanya aktivitas antioksidan dari sampel (Permana, 2003). Perubahan warna ini terjadi
mengakibatkan perubahan warna pada larutan karena DPPH mengalami reduksi sehingga
DPPH dalam metanol yang semula berwarna menyebabkan elektron menjadi berpasangan.
violet pekat menjadi kuning pucat (Permana, Perubahan ini akan memberikan perubahan
2003). Perubahan warna ini terjadi karena DPPH absorbansi pada panjang gelombang maksimum
mengalami reduksi sehingga menyebabkan DPPH sehingga diketahui adanya aktivitas
elektron menjadi berpasangan. Perubahan ini akan peredaman radikal bebas yang dinyatakan dengan
memberikan perubahan absorbansi pada panjang nilai IC50 (Inhibitory Concentration).
gelombang maksimum DPPH sehingga diketahui
adanya aktivitas peredaman radikal bebas yang
dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibitory Adanya
aktivitas antioksidan dari sampel mengakibatkan

8
perubahan warna pada larutan DPPH dalam
metanol yang semula berwarna violet pekat
menjadi kuning pucat (Permana, 2003). Perubahan
warna ini terjadi karena DPPH mengalami reduksi
sehingga menyebabkan elektron menjadi
berpasangan. Perubahan ini akan memberikan
perubahan absorbansi pada panjang gelombang
maksimum DPPH sehingga diketahui adanya
aktivitas peredaman radikal bebas yang
dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibitory
Concentration).

Kekuatan
Ekstrak IC50 AAI
Antioksidan

n-Heksan 137 µg/mL < 0,5 Lemah

Etil Asetat 30,151 µg/mL 1,32 Kuat

Metanol 16 µg/mL 2,5 Sangat kuat

Vitamin C 4 µg/mL 10 Sangat kuat

9
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa dengan nilai AAI yang sangat kuat sebesar 10.
ekstrak metanol yang memilki aktivitas ???????Pengujianil
antioksidan yang paling kuat dibandingkan
dengan ekstrak lainnya, dan hampir sama DAFTAR PUSTAKA
dengan vitamin C, Prior et al (2005) Boonphong, S., Puangsombat, P., Baramee, A.,
menjelaskan bahwa metanol adalah senyawa Mahidol, C., Ruchirawat, S., & Kittakoop,
polar yang mudah memposisikan atom hidrogen P. 2007. Bioactive compounds from
dari suatu senyawa atau gugus hidroksil untuk Bauhinia purpurea possessing
membentuk ikatan hidrogen karena adanya antimalarial, antimycobacterial,
ikatan ini akan memudahkan perpindahan antifungal, anti-inflammatory, and
proton (atom hidrogen antioksidan) ke radikal cytotoxic activities. Journal of Natural
bebas. Products, 70(5), 795–801.
Fitmawati, F., Sofiyanti, N., Roza, R. M.,
KESIMPULAN Isnaini, I., Irawan, Y. R., Winata, D. R., &
Hasil penelitian aktivitas antioksidan yang Dewi, A. P. K. 2017. Antioxidant Activity
dilakukan terhadap ekstrak kulit batang pohon of Dominant Plants Species in Obat Pahit
bunga kupu-kupu (Bauhinia semibifida Roxb) from Lingga Malay Ethnic in Riau
mengunakan microplate reader pada panjang Archipelago. Biosaintifika: Journal of
gelombang 517 nm. Ekstrak n-heksan kulit Biology & Biology Education, 9(2), 325–
batang pohon bunga kupu-kupu (Bauhinia 331.
semibifida Roxb) memiliki aktivitas antioksidan
yang lemah dibandingkan dengan ekstrak etil Ham, B. M., & Maham, A. 2016. Analytical
asetat kulit batang pohon bunga kupu-kupu Chemistry : A Chemist And Laboratory
(Bauhinia semibifida Roxb) yang memiliki Technician’s Toolkit. Canada: John Wiley.
aktivitas antioksidan yang kuat, namun ekstrak Hanani, E. 2015. Analisis Fitokimia. (T. D.
metanol kulit batang pohon bunga kupu-kupu Hadinata & A. Hanif, Ed.). Jakarta: EGC.
(Bauhinia semibifida Roxb) memiliki aktivitas
antioksidan yang sangat kuat yang kekuatan nya Harborne, J. B. 1987. Metode fitokimia:
hampir sama dengan Vitamin C sebagai kontrol Petunjuk cara modern menganalisis
positif yang memiliki aktivitas antioksidan yang tumbuhan. Bandung: ITB.
sangat kuat. 82%) dengan nilai IC50 0,028 Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia.
kategori sangat kuat dan nilai AAI > 2 kategori (Badan Penelitian dan Pengembangan
sangtuan persen inhibisiks (72%), 31,25 ppm Kehutanan, Ed.) (3 ed.). Jakarta:
(52%), 15,6 ppm (34%), 7,8 ppm (24%) dengan Departemen Kesehatan RI.
nilaiI), 125 ppm (85%), 62,5 ppm (87%), 31,25
Marxen, K., Vanselow, K. H., Lippemeier, S.,
(78%) dengan nilai IC50 0,024 kategori sangat
Hintze, R., Ruser, A., & Hansen, U. 2007.
kuat dan nilai AAI > 2 kategori sangat kuat.
Determination of DPPH Radical
Hasil penentuan persen inhibisi ekstrak
Oxidation Caused by Methanolic
manvitamin C didapatkan hasil yaitu 100 ppm
Ekstracts of Some Microalgal Species by
(96%), 50 ppm (88%), 25 ppm (78%), 12,5 ppm
Linear Regression Analysis of
(67%), 6.25 ppm (57%), 3,125 ppm (46%)
Spectrophotometric Measurements.
dengan nilai IC50 sangat kuat sebesar 4 ppm
Sensor, 7(10), 2080–2095.
Molyneux, P. 2004. The Use of the Stable Free
Radical Diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH)
for Estimating Antioxidant Activity.
Songklanakarin Journal of Science and
Technology, 26(2), 211–219.
Prior, R., Wu, X., & Kschaich, K. 2005.
Standardized methods for the
determination of antioxidant capacity and
phenolics in foods and dietary
supplements. Journal of Agricultural and
Food Chemistry, 53(10), 4290–4302.
Rohdiana, D. 2001. Aktivitas Daya Tangkap
Radikal Polifenol Dalam Daun Teh.
majalah jurnal Indonesia, 12 (1), 53-58.
Suzery, M., Lestari, S., & Cahyono, B. 2010.
Penentuan Total Antosianin Dari Kelopak
Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L)
Dengan Metode Maserasi dan
Sokshletasi. Jurnal Sains dan
Metematika, 18(1), 1–6.
Tanjung, M., & Tjahjandarie, T. S. 2014.
Flavonoids from the stem bark of
Bauhinia semibifida L. Der Pharmacia
Lettre, 6(6), 434–438.
Vasić, S. M., Stefanović, O. D., Ličina, B. Z.,
Radojević, I. D., & Čomić, L. R. 2012.
Biological activities of extracts from
cultivated granadilla Passiflora alata.
EXCLI Journal, 11, 208–218.
WHO. 2017. The Top 10 Causes Of The Death
Worldwide 2000 and 2015. Diambil dari
http://www.who.int/mediacentre/factsheet
s/fs310/en
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan
Radikal Bebas. Kansius : Yogyakarta.
Yadava, R. N., & Tripathi, P. 2000. A novel
flavone glycoside from the stem of
Bauhinia purpurea. Fitoterapia, 71(1),
88–90.

Anda mungkin juga menyukai