Bindo Yang Benar 1212
Bindo Yang Benar 1212
Gambar 2.8 Sensor Diffuse Reflektif (Sumber: Dasar – Dasar Teknik Sensor,
Rafiuddin Syam)
a) Sensor Retroreflektive
Pada sensor photoelektrik tipe retroreflektive sumber cahaya dan
penerima menjadi satu tetapi penerima hanya dapat menerima cahaya
yang dipantulkan pada sudut tertentu oleh cermin khusus. Cermin khusus
tersebut diberikan bersama photoelektrik yang bersangkutan. Apabila
cahaya tidak diterima oleh penerima maka sensor ini tidak akan aktif.
Jarak lensa terhadap sensor tergantung jenis dan besar lensa serta
spesifikasi sensor.
1
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tujuan
Untuk memudahkan dalam praktek pembuatan suatu alat sebelum
melakukan pembuatan, maka langkah awalnya adalah membuat suatu sistem
rancangan atau sketsa. Untuk melakukan perancangan dalam sebuah sistem
sangat diperlukan perencanaan yang matang dan baik. Perancangan yang baik
dan matang dilakukan dengan membuat suatu diagram blok, dimana setiap
blok mempunyai fungsi tertentu dan secara keseluruhan membentuk sistem
dari alat yang dibuat sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.
Pada tahap perancangan juga memperhitungkan keadaan keuangan,
agar dapat tercapai apa yang diinginkan, juga dilakukan pemilihan komponen,
serta perhitungan-perhitungan keefisiensian yang tepat, sehingga alat yang
dibuat dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan yang direncanakan.
Ketersediaan komponen di pasaran juga merupakan salah satu pertimbangan
agar tidak mengalami kesulitan dalam pembuatannya.
Setelah diagram blok dibuat maka setiap blok dibuat sketsa rangkaian
sesuai dengan fungsinya. Dengan sistem blok ini maka akan memudahkan
pengecekan bila terjadi kesalahan dalam rangkaian.
2
didalam perancangan karena sulitnya area atau penempatan dari alat yang
sebenarnya, dan juga untuk penghematan biaya karena mahalnya biaya
rancang bangun yang sebenarnya.
PC
Program dan Instruksi
Input Obyek
Sensor dan limit switch Kereta dan Mobil
Dari diagram blok diatas, dapat dilihat bahwa sistem pada alat ini dapat
dikelompokkan menjadi lima bagian, yaitu :
3
1) Bagian Personal Computer ( PC ),
Penulisan dan pemrograman dapat juga dikerjakan dengan
menggunakan komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak untuk
membuat diagram tangganya ( ladder ), seperti pada perangkat lunak CX
Programmer. Juga bisa sebagai penghubung antara user dengan pusat
pengendali, yang merupakan sarana pertama untuk mendownload program
ke dalam PLC. Dan setelah program di-download ke dalam PLC maka PC
tidak digunakan lagi.
3) Bagian Input,
Terdiri dari sensor Photoelectric untuk mendeteksi kereta yang
melintas. Dan Limit Switch sebagai batas gerak palang pintu waktu
menutup dan membuka
4) Bagian Output,
Terdiri dari Selenoid untuk mengerakan palang pintu kereta. Dan
indikator lampu sebagai penunjuk status kondisi.
5) Bagian Obyek,
Adalah bagian yang akan diperiksa oleh sensor yaitu kereta dan mobil
waktu melintasi sensor
4
Computer dan digunakan untuk membuat program dalam bentuk diagram
ladder. PC juga berfungsi untuk memonitoring dan mengontrol PLC.
Sistem yang dibutuhkan Personal Computer untuk menjalankan
program CX Programmer adalah :
Tabel 3.1 Konfigurasi software PC Minimum Untuk PLC
(sumber:www.plcs.net)
SOFTWARE SPESIFIKASI
HARDWARE SPESIFIKASI
Memeory Minimal 64 Mb
5
penyimpanan data dan program telah terpenuhi.
Untuk memudahkan dalam pengerjaannya, harus diketahui jumlah
input dan jumlah output yang diperlukan. Selain itu juga perlu ditentukan
komponen mana yang berfungsi sebagai input dan komponen mana yang
berfungsi sebagai output serta menentukan alamat-alamat yang digunakan
sebagai input dan keluaran. Setelah data yang diperlukan sudah lengkap
maka dalam penyusunan program dapat dengan mudah dilakukan sehingga
diagram ladder dari sistem kerja tersebut dapat dibuat dengan efektif dan
efisien.
Untuk lebih mengetahui alamat dari komponen-komponen yang
digunakan sebagai input dan output serta kegunaannya dilihat pada tabel 3.3
dan 3.4. sebagai berikut ini :
( 000 ) 00 Kereta
6
( 000 ) 01 Bazzer
( 000 ) 07 Selenoid
COM 0 (-) 3V
COM 1 ( - ) 24 V
COM 2 ( - ) 24 V
COM 3 ( - ) 24 V
7
Gambar 3.2 Diagram Hubungan Photoelectric dengan PLC
b. Push Button Start dan Stop
Push Button yang digunakan pada rancang alat ini sebanyak 2 buah.
Digunakan untuk memulai dan memberhentikan alat bekerja. Push
Button dengan PLC ditunjukkan seperti terlihat pada gambar 3.4
a. Selenoid
Selenoid bekerja dengan menggunakan tenaga angin yang didapat
dari kompresor. Selenoid berfungsi untuk mendorong palang pintu rel kereta
api agar bergerak naik dan turun. Untuk mengatur kecepatan dorong dan
kembalinya selenoid dapat diatur melalui katup yang berada di atas dari
selenoid. Apabila katup diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka
solenoid akan terdorong lebih cepat dan apabila katup diputar searah jarum
jam maka gerakan selenoid akan menjadi lebih lambat.
8
b. Lampu indicator
Lampu indicator pada perancangan alat ini berfungsi sebagai setatus
kondisi dari keadaan perlintasan dan juga jalur kereta itu sendiri. Perinsip
kerja dari lampu indikator pada alat ini tidak jauh beda dengan lampu lalu
lintas yang ada dijalanan, bila lampu indikator untuk kereta berwarna merah
maka kereta harus memperlambat kecepatanya dan bila berwarna hijau
berarti kereta telah aman untuk melintas.
Keterangan :
VAC = 220 V
9
VDC = 24 V
Tombol = ON/OFF
Fuse =2A
10
Gambar 3.5 Diagram Elektrik Alat
11
3.3 Perancangan Perangkat Lunak
Perangkat lunak (software) yang digunakan untuk membuat program
PLC pada alat Pengatur Palang Pintu Perlintasan Kereta Api Otomatis ini
adalah menggunakan CX Programmer yang didalamya terdapat instruksi-
intruksi untuk membantu memudahkan dalam pelaksanaan simulasi
pembuatan alat ini.
12
Memahami syarat sistem
kontrol yang digunakan
Hubungkan semua
peralatan input dan output
ke PC
Terjemahkan flowchart ke
Diagram Ladder Edit program
Tidak
Apakah Program
O.K ?
Program Diagram Ladder
yang telah didesain Ya
dalam PLC
Tidak Ya
Apakah Program END
O.K ?
13
1) Proses Awal Mendownload
Sebelum membuat ladder diagram terlebih dahulu harus mengeset atau
menyeting port – port yang berfungsi untuk menyamakan jenis PLC dengan
ladder diagram yang dibuat nantinya. Pengesetan ini dilakukan dengan cara
memilih menu setup dari CX Programmer, langkah – langkahnya adalah
sebagai berikut :
1. Buka Program CX Programmer.
2. Pada menu File pilih New dan akan keluar kotak Menu.
3. Di kotak Device Name tuliskan nama program yang akan ditulis.
4. Pada kotak Device tipe pilih PLC yang akan kita gunakan.
Karena alat ini menggunakan PLC Omron tipe CPM1A- 20CDR-A
maka pilih CPM1 (CPM1A).
5. Pada kotak Network Tipe pilih SYSMAC WAY dan pilih tab Settings.
6. Setelah masuk lalu pilih tab Driver dan pada pilihan Port Name pilih
COM 1.
7. Pilih kecepatan Baud Rate pada 9600.
8. Pada pilihan Data Bits pilih nilai 7.
9. Pada pilihan Parity pilih Even.
10. Pada pilihan Stop Bits pilih nilai 2.
14
PENJELASAN DIAGRAM LADDER
BARIS 5 KERETA
Output 10.00 (Kereta). Diaktifkan oleh input 5.00 (Kereta datang dari timur)
dan 5.01 (Kereta datang dari timur). dalam kondisi NC (Normali Close ).
Atau diaktifkan oleh input 10.03 (Indikator kereta melintas)
15
BARIS 7 ON/OFF INDIKATOR KERETA
Timer 001 yang memiliki pulsa waktu #20 ( 20 x 0,1 detik = 2 detik ).
Diaktifkan oleh input 0.04 (Lmit Switch).
Output 5.02 (Deteksi Mobil). Diaktifkan oleh input 10.00 ( Kereta) dan input
0.02 (Photoelektrik)
Timer 002 yang mempunyai pulsa waktu #20 ( 20 x 0,1 detik = 2 detik ).
Akan aktif bila input 5.00 (Kereta Barat) dan input 5.02 (Deteksi Mobil) aktif.
16
BARIS 14 PALANG PINTU.
Output 10.07 ( Palang Pintu ). Diaktifkan oleh timer 002 (On/Off Palang
Menutup program.
17
BAB IV
PENGUJIAN ALAT
Setelah prosedur diatas dilakukan, lalu dilihat pada sistem ERR dan
sistem ALM yang terdapat pada badan PLC. Data hasil pengujian dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
18
Tabel 4.1 Hasil Pengujian PLC
Dari data-data pada tabel 4.1, maka dapat disimpulkan bahwa PLC
dalam keadaan baik dan dapat digunakan.
Jika pada sistem ERR dalam keadaan ON maka pada PLC terjadi
kesalahan kecil, yaitu antara lain :
a. Program di dalam PLC terjadi kerusakan.
b. Switching kabel ada yang lepas.
Semua kesalahan itu dapat diperbaiki secara langsung. Tetapi jika
sistem ALM yang ON maka pada PLC terjadi kesalahan yang fatal (fatal
error) yang memerlukan perhatian lebih. Fatal error dapat diperbaiki
tergantung dari kefatalannya, contohnya saja jika kesalahan itu hanya terjadi
pada switching luar saja yang rusak maka cukup dengan mengganti sekring
didalam PLC-nya.
19
1) Port (000)00 digunakan sebagai Sensor photo elektrik 1 untuk
kereta.
2) Port (000)01 digunakan sebagai Sensor photo Elektrik 2 untuk
kereta.
1) Port (000)02 digunakan sebagai Sensor Photo Elektrik 3 untuk
mobil.
1) Port (000)03 digunakan sebagai Limit swith 1 saat palang naik.
2) Port (000)04 digunakan sebagai Limit Swith 2 saat palang turun.
20
itu program akan terbuka.
c. Pilih menu Section1 untuk memeriksa program yang akan diupload ke
dalam memory PLC.
d. Pilih menu PLC kemudian pilih menu Transfer.
e. Setelah itu pilih menu To PLC atau dengan menekan tombol Ctrl + T.
f. Setelah selesai maka tutup program dengan menekan tombol silang di
kiri atas tampilan program.
21
4.3 Pengujian Terhadap Sensor Photoelektrik
4.3.1 Cara Pengukuran Sensor Photoelektrik.
Pengujian terhadap sensor photo elektrik dilakukan pada saat sensor
itu bekerja. Untuk menguji sensor ini maka kutub positif dari multitester
dihubungkan ke input dari sensor yang menuju ke PLC sedangkan kutub
negatifnya dihubungkan ke sumber arus sistem dari sensor (- 24 VDC ).
Sensor Volt
Terhalang Benda 24
Dari hasil pengujian yang tertera pada tabel 4.4 diatas dapat
disimpulkan bahwa sensor masih dapat bekerja dan masih dalam keadaan
baik.
22
4.3.3 Cara Pengukuran Sensor Photoelektrik Keadaan tidak
Terhalang Benda
Kutub positif dari multitester dihubungkan ke input dari sensor yang
menuju ke PLC sedangkan kutub negatifnya dihubungkan ke sumber arus
negative dari sensor (- 24 VDC ). Hasil dari pengukuran dapat dilihat pada
tabel 4.5
Sensor Volt
Analisa :
Pada saat sensor photoelektrik terhalang benda nilai tegangannya
adalah 24 Volt, maka di dapat keluaran atau Volt sesuai dengan table 4.4
diatas. Sebaliknya pada saat sensor photoelektrik tidak terhalang nilai
tegangannya adalah 0 Volt, maka didapat keluaran atau Volt sesuai dengan
table 4.3 diatas.
23
Gambar 4.2 Pengukuran Rangkaian Power Supply
Pengukuran Tegangan
Analisa :
Tegangan keluaran dari rangkaian power supply adalah 4,5 V dan
itu sesuai dengan perancangan awal. Alat akan dapat bekerja dengan
optimal apabila mendapat tegangan yang sesuai dan stabil.
24
4.5 Pengujian Keseluruhan Alat
4.5.1 Pengujian Terhadap Rangkaian
Pengujian terhadap rangkaian keseluruhan dari sestem palang pintu
perlintasan kereta api otomatis dengan menggunakan PLC ini dilakukan
setelah semua rangkaian pendukung disambungkan atau digabungkan yang
sesuai dengan gambar rangkaian keseluruhan. Pada langkah ini dilakukan
dengan menjalankan program yang telah diisikan ke PLC. Dimana langkah-
langkah pengujiannya sebagai berikut :
A. Menggabungkan seluruh rangkaian yaitu rangkaian PLC, rangkaian
output, rangkaian input dan obyeknya.
B. Menyambungkan alat atau sistem tersebut ke power supply dari PLN.
C. Melakukan prosedur pengoperasian alat. Cara mengoperasikannya adalah
dengan menekan tombol Power (switch power) yang terdapat pada alat
kemudian untuk mengaktifkannya tekan tombol Start. Untuk
memberhentikan alat tekan tombol Stop.
25
Dan menurut data dari perhitungan palang pintu yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
1. Massa palang pintu : 115,101 kg
2. Usaha : 1127,98 N
3. Panjang palang pintu : 10 m
4. Titik pusat beban palang pintu : 5m
c
𝛼
Panjang busur bc = 2𝜋r
360°
80
bc = 2𝜋r
360°
26
80o = 12 detik
360o = 54 detik
n = 1,11 rpm
0
80
Keterangan :
Jadi kecepatan putaranya adalah 1,1 rpm.
2𝜋n
ω=
60°
2 𝑥 3.14 𝑥 1,11
= Dimana n : Kecepatan putaran
60
6,970
=
60
= 0,116 s
Kecepatan Linear v :
V=r
= 0,116 x 5
= 0,58 m/s
27
𝑠
v=
𝑡
𝑠
t=
𝑣
6,977
=
0,58
= 12,02 s
Dimana :
v = kecepatan putaran
s = jarak putaran palang
t = waktu
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk menutup palang pintu perlintasan
kereta api selama 12 detik
28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengujian dapat disimpulkan bahwa :
1. Alat model Pintu Perlintasan Kereta Api Otomatis satu Perlintasan ini
merupakan simulasi
2. Kecepatan selonoid mendorong ataupun menarik batang palang pintu
perlintasan dapat diubah dengan mengatur katup orifice. Apabila katup
orifice diputar searah putaran jarum jam maka akan memperlambat
gerakannya dan apabila diputar ke arah sebaliknya maka akan
mempercepat gerakan selenoid.
3. Jarak antara sensor Photoelectric dengan palang pintu sejauh 1 km dengan
kecepatan kereta maksimal 6 km/jam
4. Panjang busur palang pintu adalah 6,977 meter dengan sudut palang pintu
80ᵒ
5. Waktu yang dibutuhkan untuk menutup palang pintu perlintasan kereta
api adalah selama 12 detik dengan kecepatan putaran 1,11 rpm
5.2 Saran
Untuk mengoperasikan alat ini sebaiknya digunakan voltase yang stabil
dapat pula menggunakan stabilizer karena apabila voltase tidak stabil maka
komponen yang bekerja dalam sistem alat ini tidak bekerja dengan optimal.
29