QU-1.3
MODUL 3 - SEMESTER 1
Diterjemahkan oleh:
Sinta Abdul Majid
Dindin Sulaeman
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 2 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
UNIT PEMBELAJARAN 3:
1. Pendahuluan
Pemenuhan standar tenaga kerja internasional dan hak asasi manusia termasuk
peraturan kesehatan dan keamanan
Daftar Tugas
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 3 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 4 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Pendahuluan
Perilaku mutu pada tingkat personal akan ditinjau dari dua sudut pandang yang
meskipun berbeda tapi saling tergantung: perilaku mutu pikiran, misalnya
pentingnya etika dan pelaksanaan etika; serta perilaku mutu tubuh, misalnya
pentingnya gizi dan kesehatan fisik yang baik. Ada tujuh kebiasaan orang yang
sangat efektif, yaitu 1) bersikap proaktif, 2) mulai memikirkan tujuan, 3)
mendahulukan yang lebih penting, 4) berpikir dengan pola sama-sama enak (win-
win solution), 5) mencoba mengerti untuk dimengerti, 6) sinergis dan 7)
pembaharuan, yang akan dianalisis dengan penekanan khusus pada manajemen
waktu. Perilaku mutu agar bisa dipertahankan juga secara khusus dibahas
berkaitan dengan manajemen sampah/limbah, penghematan energi, mengurangi
polusi, dan penggunaan fasilitas umum dengan baik.
Berkaitan dengan perilaku mutu di tingkat tempat kerja, kita akan menggaris
bawahi dua aspek yang sangat penting: kebiasaan yang meningkatkan mutu kerja
dan menambah produktivitas, dan kesehatan dan keamanan di tempat kerja.
Dalam hubungannya dengan kesehatan dan keamanan di tempat kerja, kita akan
melihat pentingnya pengembangan sikap aman yang sesuai, penyebab utama
kecelakaan, panduan untuk diikuti agar aman dalam bekerja, peralatan dan
perlengkapan keamanan dan bagaimana memperbaiki kondisi yang tidak aman
termasuk pentingnya mengenakan pakaian aman sesuai dengan profesi saudara.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 5 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Mutu bila didefinisikan secara umum dan dalam ruang lingkup yang luas adalah:
• sesuatu yang melekat pada suatu entitas dan nyata: “masing-masing kota
mempunyai mutunya sendiri”;
• warna nada: (musik) milik bunyi khas kompleks (suara atau bunyi atau
suara musik); "warna nada penyanyi sopran kaya dan bagus";
Kualitas merujuk pada sifat atau milik tak terpisahkan atau khas orang, benda,
proses atau hal lain. Sifat atau milik seperti itu mungkin menentukan orang atau
hal selain orang atau hal lain, atau mungkin menunjukkan suatu tingkat prestasi
atau keunggulan. Kalau dipakai di kerabat untuk mendiami, masa juga mungkin
menandakan seorang peran atau ciri pribadi. Peran atau ciri pribadi itu adalah apa
yang bisa ditegaskan sebagai kualitas?
Apa yang dimaksudkan dengan mutu seseorang?
• hubungan kombinasi yang dinamik yang sudah ada dan dimengerti sebagai
suatu produk interaksi.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 6 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Social System
Human
Quality
Quality
behaviour
Internalised
Externalised rules
Sistem sosial adalah lingkungan yang luas dan membiarkan setiap individu untuk
menentukan tugas masing-masing serta secara leluasa terlibat dalam persaingan
kelas dunia.
Mutu seseorang merupakan ciri pribadi yang dapat dilihat oleh orang lain seberapa
berguna dan berharga bagi masyarakat. Mutu seseorang juga merefleksikan sifat
mutu praktis pada tingat individu melalui internalisasi dan silaturahmi, secara
bersamaan, pada level sosial merupakan tempat dimana perubahan inisiatif dan
kreatifitas, mengusulkan perubahan budaya dari situasi sekarang dan peraturan
baru pengaruh dari eksternal.
Oleh karena itu, sistem sosial yang dinamis, selalu berubah disesuaikan dengan
proses pengembangan mutu dibangun pada:
• penentuan mutu melalui pendekatan baru dengan pola berpikir yang kreatif
untuk keuntungan masyarakat (peraturan eksternal)
Para profesional bisnis di seluruh dunia telah menetapkan standar mutu barang
dan jasa. Standar-standar tersebut biasanya dinyatakan dalam kerangka kualitatif
atau kuantitatif atau keduanya. Jika mutu dinyatakan dalam kerangka kualitatif,
akan dikatakan bahwa barang atau jasa tersebut pasti memiliki karakteristik-
karakteristik tertentu sehingga bisa disebut sebagai “barang atau jasa bermutu
tinggi”.
Jika dinyatakan dalam kerangka kuantitatif, mutu akan dikatakan bahwa barang
dan jasa tersebut pasti memiliki karakteristik-karakteristik tertentu yang bisa
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 7 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
ditunjukkan dengan angka. Misalnya, sebuah mobil Fiat pasti memenuhi standar-
standar tertentu agar bisa dijual. Pertama, harus memenuhi sejumlah kriteria
kualitatif tertentu seperti kenyamanan, penampilan dan bagian-bagian mekanis
mobil tersebut. Dari sudut pandang kuantitatif, pabrik pembuat mobil Fiat tersebut
memiliki kriteria berbentuk angka (jumlah) untuk mengukur mutu untuk: ukuran
bagian-bagian mesin dan mobil, jumlah putaran mesin per menit dengan kecepatan
perjalanan tertentu, dan seterusnya. Berdasarkan kedua kriteria tersebut:
kualitatif dan kuantitatif untuk menyusun standar Fiat agar bisa dijual.
Apa yang dimaksudkan dengan kebiasaan?
Dengan demikian kita bisa menyimpulkan bahwa perilaku mutu yang bagus
berhubungan dengan mpncapaian kompetensi (pengetahuan, kemampuan dan
sikap) dengan tingkatan yang bagus, dan memungkinkan seseorang memenuhi
serangkaian karakteristik kualitatif permanen yang diharuskan. (Dalam kasus ini,
berarti untuk memenuhi kebutuhan atau harapan sekolah, komunitas, keluarga dan
diri sendiri dengan menetapkan standar perilaku mutu sendiri).
Apa yang dimaksudkan dengan perilaku mutu?
Perilaku mutu bisa didefinisikan sebagai perilaku yang efektif dan efisien, dengan
kata lain seseorang memanifestasikan perilaku mutu dengan melakukan hal yang
benar dengan cara yang benar. Misalnya mendaur ulang dan menggunakan
kembali limbah, bisa didefinisikan sebagai perilaku mutu.
Apa yang dimaksudkan dengan tindakan yang bagus?
Suatu tindakan yang bagus merujuk pada perilaku moral dan etika yang didukung
oleh nilai-nilai moral dan etika. Etika merujuk pada prinsip-prinsip yang
mendefinisikan perilaku sebagai sebuah tindakan yang tepat, baik dan benar.
Prinsip-prinsip tersebut tidak selalu mendikte satu tindakan “moral” yang tunggal,
melainkan memberikan alat untuk evaluasi dan memutuskan diantara sejumlah
pilihan yang ada.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 8 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Kinerja yang baik merupakan gabungan perilaku mutu, perilaku mutu dan tindakan
yang baik.
Etika bisa berbeda bagi orang yang berbeda, khususnya saat ada tenaga kerja
internasional dalam sebuah organisasi dengan berbagai norma budaya yang
berbeda. Karena tiap individu memiliki konsep sendiri tentang apa yang benar,
maka organisasi perlu membuat standar atau kode etik organisasi.
Istilah “etika” dan “nilai” tidak bisa saling ditukarkan. Etika berkaitan dengan
bagaimana seseorang yang bermoral harus bersikap, sementara nilai adalah
penilaian dalam diri yang menentukan bagaimana seseorang sebenarnya
bersikap. Nilai berhubungan dengan etika saat nilai tersebut menyangkut
keyakinan tentang apa yang benar dan apa yang salah.
Nilai kita adalah apa yang kita hargai dan sistem nilai adalah tatanan dimana kita
menghargai nilai tersebut. Karena nilai-nilai tersebut memberi peringkat pada apa
yang kita sukai dan tidak kita sukai, maka nilai-nilai kita menentukan bagaimana
kita akan bersikap pada situasi tertentu. Namun, nilai-nilai seringkali saling
bersinggungan atau bertentangan. Misalnya, keinginan kita untuk jujur mungkin
berbenturan dengan keinginan kita untuk jadi kaya, berharga dan sebagainya
dimata orang lain. Dalam kasus seperti ini, kita melarikan diri ke dan bertanya
pada sistem nilai kita. Nilai-nilai yang terus-menerus kita hargai lebih tinggi dari
nilai lain adalah nilai inti dalam diri kita, nilai yang menentukan karakter dan
kepribadian kita.
Apa pengertian kode etik itu?
Kode etik berhubungan dengan nilai-nilai dalam hidup kita secara umum dan
merujuk pada perilaku kita dalam masyarakat. Sebuah kode etik umumnya tidak
memiliki bidang atau konteks yang spesifik seperti halnya kode tindakan yang baik
dalam profesi yang akan kita bahas nanti.
Sebagian besar orang memiliki keyakinan tentang apa yang benar dan salah
berdasarkan kepercayaan agama, akar budaya, latar-belakang keluarga,
pengalaman pribadi, hukum, nilai-nilai organisasi, norma-norma profesional dan
kebiasaan politis. Hal ini bukan merupakan nilai yang terbaik untuk bisa
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 9 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
memutuskan secara etika, dan juga bukan karena mereka tidak penting tetapi
dikarenakan tidak bersifat universal
Tidak ada yang salah dengan memiliki keyakinan moral pribadi dan profesional
yang kuat, namun sayangnya, sejumlah orang ingin menerapkan penilaian moral
pribadi mereka pada orang lain.
Nilai etis universal yang berupa rasa menghargai orang lain mendikte penghargaan
terhadap martabat dan otonomi tiap orang dan menyerang kebijakan diri dalam
bidang kontroversi legitimasi.
Etika juga berkaitan dengan menerapkan ajaran atau prinsip tadi dalam tindakan.
Konsistensi antara apa yang menurut kita bernilai dan apa tindakan kita dianggap
sebagai masalah integritas.
• Tidak melakukan apa yang bisa saudara lakukan meskipun memiliki hak
untuk melakukannya. Ada perbedaan besar antara tindakan yang saudara
punya hak untuk melakukannya dengan tindakan yang benar.
• Tidak melakukan apa yang saudara inginkan. Seseorang yang etis sering
memilih untuk tidak melakukan lebih dari yang diharuskan oleh hukum dan
tidak melakukan kurang dari apa yang diizinkan hukum.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 10 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
• Ada keuntungan pribadi. Sangat bijaksana jika memilih untuk bersikap etis.
Hal itu merupakan urusan yang bagus yang menimbulkan kepercayaan dari
pelanggan atau dari orang lain yang tidak sedang berada dalam situasi
bisnis.
• Ada kebiasaan. Tindakan etis bisa sangat cocok dengan proses pelatihan.
• Etika kepentingan diri sendiri. Jika motivasi untuk berperilaku etis berasal
dari kepentingan diri sendiri, pengambilan keputusan menyempit menjadi
penghitungan untung rugi.
Jika resiko (kerugian) untuk berperilaku etis besar, atau resiko dari berperilaku
tidak etis kecil dan keuntungannya besar, maka prinsip-prinsip moral akan kalah
demi keuntungan tersebut. Ini bukan masalah kecil: banyak orang yang
mencontek saat ujian, berbohong saat menulis resume lamaran pekerjaan, dan
mengaburkan atau bahkan memalsukan fakta saat bekerja. Ujian sebenarnya
untuk etika kita adalah apakah kita rela melakukan hal yang benar meskipun tidak
sesuai dengan kepentingan diri kita.
1
Diambil dari Covey S>R “the 7 habits of highly effective people, Powerful lesson in
personal change Pocket books, Simon & Schulster, 1997
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 11 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Reaktif Proaktif
Tidak ada lagi yang bisa saya lakukan Mari kita melihat alternatif jalan keluarnya
Penerapan kebiasaan yang lebih fundamental adalah tiap hari memulai dengan
sebuah gambaran, atau paradigma tentang tujuan hidup kita sebagai kerangka
rujukan kita. Tiap bagian hidup bisa diteliti dalam artian apa yang benar-benar
berarti bagi kita—pandangan terhadap hidup kita secara keseluruhan.
Semua hal diciptakan dua kali. Pertama penciptaan dalam pikiran dan ada kreasi,
kedua berwujud fisik dari semua hal. Untuk membangun rumah, pertama kita
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 12 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
harus menciptakan cetak birunya dan kemudian barulah membangun rumah yang
sebenarnya. Kita menciptakan pidato dan menuliskannya di kertas sebelum benar-
benar berpidato. Untuk mulai memikirkan tujuan, kembangkanlah filosofi atau
keyakinan personal. Mulailah dengan mempertimbangkan contoh-contoh berikut:
Dengan memusatkan kehidupan kita pada prinsip yang benar, kita menciptakan
fondasi yang kokoh untuk pengembangan faktor-faktor pendukung kehidupan yaitu
keamanan, penjagaan, kebijaksanaan dan kekuatan. Prinsip adalah
kebenaran fundamental. Prinsip-prinsip tersebut adalah jalinan benang yang
terajut erat dengan ketepatan, konsistensi, keindahan dan kekuatan dalam kain
kehidupan.
I II
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 13 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Tidak
penting III IV
Solusi sama-sama enak adalah kerangka pikir dan hati yang terus menerus mencari
keuntungan timbal balik dalam semua hubungan manusia. Kedua sisi di
dahulukan: biasanya hasil akhirnya lebih baik. Jika tidak bisa dicapai solusi sama-
sama enak, maka alternatifnya adalah tidak ada kesepakatan. Butuh keberanian
besar serta banyak pertimbangan untuk menciptakan keuntungan timbal balik,
khususnya jika pihak satunya memikirkan solusi menang-kalah (pihak yang satu
enak, yang satunya lagi menderita).
Pemikiran ini mencakup lima dimensi kehidupan yang saling bergantung: karakter,
hubungan, kesepakatan, sistem dan proses. Karakter melibatkan integritas,
kedewasaan, yang merupakan keseimbangan antara memikirkan orang lain
dengan keberanian mengungkapkan perasaan.
Hubungan berarti bahwa kedua belah pihak saling percaya dan sangat
berkomitmen untuk mencapai solusi sama-sama enak. Kesepakatannya
membutuhkan kelima elemen hasil yang diinginkan, panduan, sumber,
pertanggung jawaban dan konsekuensi. Kesepakatan sama-sama menang ini
hanya bisa bertahan di dalam sistem yang mendukungnya.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 14 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
secara fisik, hal selanjutnya yang dibutuhkan oleh seseorang adalah bertahan hidup
secara psikologis—dipahami, disetujui, didukung, dihargai.
Kebiasaan 6: Sinergi
Kebiasan 7 adalah memanfaatkan waktu untuk menajamkan gergaji kita agar bisa
memotong lebih cepat. Hal ini merujuk pada pertahanan dan peningkatan aset
besar yang kita miliki, yaitu diri kita sendiri. Kebiasaan ini memperbaharui empat
dimensi sifat alami kita, fisik, spiritual, mental, dan emosi-sosial. Keempat
dimensi sifat alami kita ini harus digunakan secara reguler dengan cara yang bijak
dan seimbang.
Sehubungan dengan dimensi fisik, berarti mengikuti pola gizi yang baik, istirahat
dan relaksasi dan olahraga teratur. Dimensi spiritual adalah komitmen kita pada
sistem nilai yang kita anut. Pembaharuan berasal dari refleksi dan bacaan spiritual.
Dimensi mental adalah terus mengembangkan intelektualitas kita melalui membaca
dan menulis.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 15 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Bagi sebagian besar dari kita, kesukaan kita menikmati makanan telah menjadi
korban hidup kita yang hingar bingar dan juga menjadi korban dari peningkatan
kerenggangan hubungan kita, dalam ekonomi komersil yang kompleks, dari proses
alami dimana makanan ditanam dan diproduksi. Makanan cepat saji yang palsu,
dibungkus, dan tidak sehat hanya satu contoh yang paling dramatis dari penurunan
mutu makanan dalam hidup kita, dan merupakan ancaman besar bagi kebaikan
budaya dan lingkungan kita. Yang disayangkan, makanan cepat saji biasanya
berarti lebih banyak kalori, lemak jenuh, pemanis buatan dan karbohidrat
dibanding makanan “lambat saji”.
Karena kenyamanannya, makanan cepat saji sangat terkenal dan sukses secara
komersil dalam masyarakat modern kebanyakan, tapi sering juga dikritik karena
kerugian-kerugian berikut:
Banyak makanan cepat saji yang tidak sehat, dan konsumsi berlebih (dimana kata
berlebih didefinisikan secara umum sebagai dua kali seminggu atau lebih) bisa
menyebabkan kegemukan.
Makanan cepat saji ini bertahan dengan model pemberian kerja yang bergaji
rendah, bermanfaat rendah, mendukung praktek eksploitasi pekerja melalui
industri makanan dan industri pelayanan makanan.
Pada tahun 1986, Carlo Petrini2 memutuskan untuk melawan laju makanan cepat
saji dan semua itu tergambar dari protes yang dijalankannya untuk menentang
2
Pendiri dan presiden Internacional Show Food Movement. Dia tinggal di Bra, Itali
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 16 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Istilah Makanan Lambat Saji hanya menggambarkan asal, langkah pertama, dan
perluasan internasional gerakan ini dari sudut pandang pendirinya, istilah ini juga
merupakan ungkapan yang kuat tentang tujuan organisasi ini untuk melahirkan
reformasi sosial melalui perubahan sikap berkaitan dengan makanan dan pola
makan.
Jika saudara sesekali memilih makanan cepat saji, berikut ini adalah sejumlah
alternatif yang lebih sehat:
• Jangan makan keju atau mayonnaise yang ada di roti isi (sandwich) atau
burger untuk menghemat sekitar 100 kalori.
Kesehatan yang baik adalah prioritas untuk Kinerja yang baik dan untuk gaya hidup
aktif. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa perubahan paling awal yang
menyebabkan serangan jantung dimulai di usia muda dan perubahan apapun dalam
gaya hidup anak muda harus dibuat pada masa-masa awal kehidupan (masa muda)
jika saudara ingin tumbuh menjadi orang yang sehat dan bugar.
Ada tiga resep yang dibutuhkan untuk mencapai kebugaran/kesehatan fisik, yaitu:
kekuatan, daya tahan, fleksibilitas.
Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk menghasilkan gaya.
Ingatlah bahwa jantung merupakan organ muskular (otot). Peningkatan kekuatan
dibutuhkan untuk mengembangkan kebugaran dan kesehatan fisik. Kekuatan otot
sangat penting bagi kemampuan hidup, kemampuan olahraga dan
mempertahankan postur tubuh yang bagus.
Daya tahan
Fleksibilitas
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 17 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
• merokok;
• obat palsu;
Agar tetap sehat kita harus memahami pentingnya menjalani hidup yang seimbang,
melakukan kebiasaan-kebiasaan kesehatan yang baik, dan menyeimbangkan
antara belajar, bekerja dan bersantai. Kita juga perlu melakukan diet yang
seimbang dan menghindari bahan-bahan yang bisa memberi dampak negatif pada
kesehatan kita. Dalam hal ini, kita harus berhati-hati dengan apa yang kita beli,
khususnya obat-obatan. Yang terakhir, kita semua sadar tentang konsekuensi seks
tidak aman yang menyebabkan HIV/AIDS dan bahaya penyebaran flu burung yang
disebabkan kontak antara manusia dan burung dan tidak adanya ukuran
kebersihan yang cukup.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 18 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Sebagai warga negara dalam kehidupan sehari-hari kita juga perlu melakukan
perilaku mutu untuk bisa berkelanjutan. Hal ini sederhana saja, kita hanya
membutuhkan sejumlah tekad kuat dan usaha untuk menyelamatkan dan
melestarikan lingkungan. Beberapa perilaku mutu yang baik dan berkaitan dengan
kita semua adalah:
• pengelolaan limbah;
• penghematan energi;
• Mengurangi polusi;
Pengelolaan limbah
Geologi; misalnya lapisan tanah lempung bisa dijadikan tempat ideal sebagai
tempat akhir pembuangan sampah karena tidak tertembus (air tidak bisa
melewatinya).
Hidrologi; misalnya sebuah lokasi TPA tidak boleh berlokasi di dekat sungai.
Jika TPA sudah penuh (kira-kira dalam waktu sekitar setahun, tempat tersebut
ditutup dengan lapisan tanah lempung setebal kira-kira 1 meter dan kemudian
ditutupi lagi dengan tanah setebal satu meter untuk menumbuhkan rumput dan
pohon. Saat sebuah TPA siap ditutup, ada TPA lain yang siap dibuka. Begitu
seterusnya, atau paling tidak sampai kita kehabisan lahan.
Tempat bekas TPA itu bisa diubah menjadi lapangan rumput atau taman, yang
nantinya bisa digunakan oleh masyarakat setempat.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 19 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Kita tidak semata-mata menghasilkan sampah di rumah. Saat kita keluar kita
membeli permen, kripik dan makanan cepat saji yang dibungkus. Jika tak
seorangpun mau memasukkannya ke tempat sampah, apa kira-kira yang terjadi
pada daerah di sekitar kita?
Kadang, TPA bukanlah cara terbaik untuk menyingkirkan sampah. Dalam jurnal
pembelajaran saudara, tulis sampah yang saudara masukkan ke tempat sampah
setiap hari, atau benda-benda yang saudara lemparkan dan dibiarkan selama
beberapa hari. Lalu, di kolom sebelahnya, tulis sebuah cara alternatif cara lain
untuk membuang sampah.
Perlu diingat bahwa proses daur ulang juga membutuhkan energi dan sumber daya
lainnya. Jauh lebih ramah lingkungan jika kita tidak memproduksi limbah (kurangi
pemakaian atau gunakan sedikit saja) sejak awal atau barang-barang yang telah
dipakai, dipakai lagi (penggunaan ulang): buatlah sesuatu yang bisa digunakan
lagi, misalnya kaleng minuman, silakan merujuk pada kasus di bawah ini.
Kasus daur ulang kaleng aluminium
Kaleng kemasan minuman terbuat dari aluminium (sekitar 75%nya) dan sebagian
terbuat dari baja. Cara mudah untuk mengujinya adalah dengan meletakkan
magnet di sisi kaleng tersebut, jika magnetnya tidak menempel maka kaleng
tersebut terbuat dari aluminium. Kaleng aluminium lebih ringan dari kaleng baja
dan kaleng baja lebih berkilau. Konsumsi minuman kaleng sangat tinggi diseluruh
dunia. Tiap kaleng aluminium bisa di daur ulang menjadi wadah kemasan
minuman lagi, dan ini bisa dilakukan terus menerus. Mendaur ulang kaleng
aluminium menghemat energi dan sumber daya alam dan juga mengurangi beban
TPA. Kaleng-kaleng tersebut bisa dilebur di pabrik daur ulang dan diubah menjadi
aluminium batangan yang bisa digunakan untuk membuat kaleng baru. Ini disebut
daur ulang lingkaran tertutup, karena kaleng lama hilang dan kaleng baru muncul.
Coba ingat-ingat lagi minggu lalu. Apakah saudara membuang sampah apapun
yang bisa “didaur ulang” atau “digunakan” lagi?
Penghematan energi
Kita hanya perlu menggunakan sedikit perilaku mutu yang baik untuk mengurangi
pemakaian energi. Sejauh energi itu berhubungan dengan listrik dan air, kita
harus:
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 20 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
• belilah bohlam yang memakan listrik sedikit, yang bisa bertahan 10 kali
lebih lama dari bohlam biasa dan menggunakan listrik 5 kali lebih sedikit;
• waspadai kebocoran pipa air dan jika terjadi hentikan segera untuk
menghidari terbuang sia-sia
Mengurangi polusi
Untuk berkontribusi dalam mengurangi jumlah CO2 di lingkungan kita, kita tentu
harus mengurangi emisi gas yang jadi penyebab polusi dan pemanasan iklim. Ada
dua perilaku mutu yang disarankan:
• beli dan pakailah produk-produk biologis yang menggunakan bahan alami
dan bebas pestisida (yang produksinya membutuhkan banyak energi);
Apa fasilitas umum itu? Fasilitas umum adalah semua infrastruktur yang dibuat
oleh pemerintah pusat dan / atau pemerintah daerah untuk digunakan oleh warga
negara untuk meningkatkan dan membantu kehidupan sehari-hari mereka, seperti:
transportasi umum, sekolah, rumah sakit, jalan raya, bandara, air, listrik dan gas.
Untuk menyediakan layanan-layanan ini, pemerintah memungut pajak dari tiap
barang yang dijual.
Pajak yang dimaksud adalah PPN yang merupakan singkatan dari pajak
pertambahan nilai, merupakan pajak yang harus dibayar jika kita membeli barang
atau jasa. Pajak ini biasanya dimasukkan dalam harga barang atau jasa yang kita
beli, sehingga kita kadang tidak sadar kita sudah membayarnya. Saat seseorang
mengenakan PPN pada kita, orang tersebut mengalikan “harga bersih” barang atau
jasa yang kita beli dengan tingkat PPN untuk menghitung jumlah PPN yang harus
kita bayar. Kemudian jumlah PPN tersebut ditambahkan ke harga asli barang atau
jasa sehingga menghasilkan “harga kotor”, yaitu harga yang harus kita bayar ke
kasir.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 21 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 22 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Kita pasti ingin dikenal sebagai pegawai yang memiliki mutu kerja;
kesan ini harus dimulai di hari pertama kerja. Kita mungkin sudah
mengetahui bahwa menghasilkan mutu kerja sangat penting untuk
mempertahankan pekerjaan kita. Misalnya, kita pasti sudah tahu
betapa pentingnya tepat waktu. Saat kita akan mulai bekerja,
pastikan untuk mempelajari semua yang bisa dipelajari, tapi jangan berharap bisa
mempelajari semuanya di hari pertama kerja. Jangan takut untuk mengatakan,
“Saya tidak tahu” dan untuk bertanya. Tunjukkan ketertarikan untuk mempelajari
peraturan dan regulasi perusahaan. Berikut ini sejumlah tips, yang bisa membantu
membuat hari pertama kerja lebih mudah dan akan menumbuhkan perilaku baik
yang akan menghasilkan kerja bermutu:
Pergi kerja beberapa menit lebih awal. Melaporlah pada penyelia (supervisor)
pagi-pagi.
Berikan kerja sehari penuh untuk mendapatkan bayaran sehari penuh (totalitas).
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 23 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
dimiliki oleh rekan sekerja kita. Berikut ini sejumlah saran yang bisa membantu
menciptakan kesan pertama yang menyenangkan:
Ketahui dan ingat-ingat nama orang yang bekerja bersama kita, dan ingatlah
untuk selalu menyebut nama mereka dengan benar.
Pelajari dan ingat-ingat regulasi perusahaan tentang waktu istirahat, jam makan
siang, istirahat sore dan merokok. Jangan melanggar aturan-aturan ini.
Berikut ini adalah harapan-harapan penting bagi pemilik perusahaan (orang yang
mempekerjakan kita):
2 Pekerja yang baik yang mau mempelajari cara dan metode baru untuk
meningkatkan mutu kerja.
5 Pewagai yang ambisius dan berkeinginan untuk meningkat ke posisi yang lebih
tinggi dengan tanggung jawab lebih besar.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 24 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Ketahui tugas dan tanggung jawab yang ada dalam pekerjaan tersebut.
Ketahui komitmen yang dibuat oleh “majikan” kita dengan kita. Ketahui
peraturan perusahaan. Ketahui prosedur keluhan di perusahaan sehingga
kita bisa melindungi hak kita sebagai pekerja.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 25 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Dengar dengan seksama instruksi yang diberikan oleh penyelia tentang tugas
dan kewajiban. Tanyakan pada penyelia pertanyaan apa pun yang diperlukan
untuk mengerjakan tugas dengan baik. Jika terjadi kesalahan fatal,
beritahukan segera pada penyelia agar bisa diperbaiki. Jika ternyata kita
tidak bisa menyelesaikan tugas sesuai waktu yang diberikan, beritahu
penyelia secepat mungkin saat kita menyadarinya. Jangan tunggu sampai
detik terakhir. Bersedialah mengambil tugas-tugas tambahan yang bisa kita
kerjakan. Bersiaplah membantu mengerjakan tugas yang berbeda dari yang
biasa dilakukan, atau kerja lembur jika diminta.
Entah formal atau informal, pegawai baru harus dilatih oleh pegawai yang lebih
berpengalaman untuk membantunya mempelajari pekerjaan barunya dan mencapai
standar mutu. Pegawai yang berpengalaman yang memiliki karakteristik-
karakteristik berikut bisa memberikan bantuan paling banyak pada pegawai baru.
Bagi pegawai baru yang ingin menjadi pegawai terbaik dan mencapai hasil bermutu
tinggi, pegawai yang lebih berpengalaman harus dijadikan contoh dan harus
menunjukkan karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 26 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Orang-orang tidak tahu bagaimana (atau apa) yang harus mereka lakukan.
Mereka pikir mereka baik-baik saja, meskipun mereka belum pernah dievaluasi.
Mereka menganggap cara mereka, bukan cara perusahaan, adalah yang lebih
baik, padahal itu salah.
Mereka tidak menginginkan pekerjaan tersebut, atau mereka tidak tahu kenapa
mereka harus melakukannya.
Lingkungan kerja yang sehat adalah lingkungan kerja dimana pegawai, kontraktor
dan masyarakat tidak terkena bahaya kesehatan dan potensi kecelakaan.
3
Sumber : The world Health Organization.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 27 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Kesehatan juga berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik, mental dan sosial. Hal ini
lebih dari sekedar tidak adanya penyakit atau kuman.
Berpikir aman
Hari pertama bekerja adalah saat untuk memulai menumbuhkan sikap aman yang
sesuai. Bahkan jika kita sudah berpengalaman pun, kita tetap harus meminta atau
mendapat peraturan perusahaan dan instruksi khusus untuk diterapkan di bagian
kerja kita. Setelah mendapatkan peraturan, untuk tetap bisa mempertahankan
minat tinggi pada keamanan biasanya menjadi sulit. Para pekerja bila sudah
terbiasa dengan pekerjaannya secara rutin di bagian (departemen) tempat mereka
bekerja, biasanya mereka menjadi kurang hati-hati. Tanpa kerjasama penuh dari
setiap pegawai, program keamanan tidak akan berhasil. Namun bila semua pekerja
memahami bahwa pihak manajemen sangat memperhatikan keamanan, maka akan
lebih mudah untuk meyakinkan mereka tentang pentingnya hal tersebut.
2. Kurangnya pengetahuan.
3. Kurangnya kemampuan.
4. Kepenatan
Sebagian besar kecelakaan besar dan ringan disebabkan oleh tindakan yang tidak
aman, bukan oleh kondisi yang tidak aman. Dari lima penyebab kecelakaan dalam
pekerjaan, empat diantaranya disebabkan oleh tindakan tidak aman bagi semua
orang yang disebabkan oleh kondisi tidak aman.
Penggunaan obat-obatan dan alkohol bisa menyebabkan sikap aman yang buruk.
Ini mungkin sebagian alasan kenapa alkohol terlibat paling tidak setengah dari
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 28 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
semua kecelakaan bermotor yang fatal. Selain itu, bahaya dari alkohol dan obat-
obatan berhubungan dengan batasan fisik. Itulah sebabnya kenapa orang yang
berada dalam pengaruh zat-zat ini bereaksi lebih lambat terhadap bahaya.
Berikut adalah sejumlah jenis kondisi tidak aman yang bisa menyebabkan
kecelakaan kerja. Ingatlah bahwa kondisi tidak aman seringkali merupakan akibat
dari tindakan tidak aman.
Penjaga yang tidak cukup. Seringnya, bahan berbahaya yang tidak sepenuhnya
dijaga lebih berbahaya dari bahan berbahaya yang tidak dijaga sama sekali. Para
pekerja yang melihat ada penjaga akan merasa aman dan tidak memperhatikan
peringatan yang biasanya akan mereka perhatikan jika tidak ada penjaga sama
sekali.
Item-item cacat. Perlengkapan atau bahan yang sudah tua, sobek, retak, patah,
karatan, bengkok; bangunan, mesin, atau perlengkapan yang telah benar-benar
rusak dan tidak bisa lagi diperbaiki.
Pengaturan yang berbahaya. Lantai dan area kerja yang kacau; layout mesin
dan fasilitas produksi lain yang tidak tepat; celah gang atau pintu darurat yang
terhalang; barang-barang atau perlengkapan yang ditumpuk atau disimpan dengan
tidak aman; plafon atau kendaraan yang terlalu penuh; fasilitas pembuangan atau
pembakaran limbah yang tidak cukup.
Ventilasi yang tidak aman. Konsentrasi uap, debu, gas, asap; kapasitas yang
tidak tepat, lokasi atau pengaturan sistem ventilasi; pertukaran udara yang kurang,
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 29 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
sumber udara yang tidak murni yang digunakan untuk pertukaran udara; suhu dan
kelembaban yang tidak normal.
4. Aturan: Laporkan segera segala kecelakaan sekecil apapun. Hal ini akan
membantu pembenahan tempat bermasalah tersebut sesegera mungkin dan
menunjukkan seberapa penting keamanan bagi kita.
Salah satu kontribusi kita yang penting bagi pencegahan kecelakaan adalah
mengkomunikasikan keinginan kita sendiri untuk bekerja dengan aman. Orang-
orang terluka bukan karena mereka ingin, tapi karena kadang mereka melakukan
hal-hal yang tidak aman dengan alasan-alasan sebagai berikut:
Salah satu direktur keamanan mengatakan :”Kau bisa punya semua peralatan
keamanan yang kau butuhkan: kacamata, topi pengaman, selang pemadam
dilokasi strategis, sabuk pengaman—tapi kau tetap harus memeriksa secara teratur
apakah semuanya digunakan dengan baik atau tidak.”
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 30 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Para pegawai harus ingat bahwa meskipun peraturan dan regulasi keamanan,
penjaga dan peralatan mekanis, poster-poster keamanan, dan pembicaraan
merupakan faktor keamanan yang penting, hal-hal ini tidak akan bisa mengganti
tindakan aman yang dilakukan oleh para individu pegawai sendiri. Berikut ini
beberapa panduan yang harus diikuti untuk keamanan dalam bekerja:
Anggap praktek kerja yang aman sebagai bagian dari pekerjaan. Para pekerja
memiliki tanggung jawab untuk bekerja dengan cara yang tidak berbahaya bagi
diri sendiri, teman sekerja, atau bagi barang-barang milik perusahaan. Melakukan
pekerjaan ditempat yang berbahaya merupakan pekerjaan yang salah. Kebiasaan
bekerja aman merupakan salah satu kriteria pekerja yang baik.
Belajarlah melakukan praktek kerja yang aman dari penyelia dan terapkan
pelajaran tersebut. Ikuti saran penyelia saudara. Hasilnya, kecelakaan banyak
yang bisa dicegah.
Berbicara tentang keamanan saja tidak cukup. Kita harus memiliki sikap aman
yang baik dengan tindakan kita, tunjukkan bahwa prosedur keamanan memang
benar-benar penting.
Banyak kejadian yang melukai tangan, lengan, jari, dan kaki yang bisa dihindari
jika para pekerja menggunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar dan
memakai pakaian pelindung yang aman.
Sekitar 30% dari kecelakaan melukai tangan, lengan, atau jari. Sebagian besar
kecelakaan ini terjadi pada pekerja yang menggunakan permesinan besar. Tiga
dari empat kecelakaan ini terjadi pada mereka yang tidak memakai sarung tangan
pengaman.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 31 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
40% dari kecelakaan melukai bagian tengah tubuh, seringnya pada punggung.
Tiga penyebab utama kecelakaan punggung adalah:
Keamanan telah dianggap sebagai bagian dari pikiran. Pelajari saran-saran berikut
untuk mengenal sikap keamanan yang tak sehat sehingga bisa dihindari agar tidak
menjadi kebiasaan yang buruk:
Aku tidak memberitahu mereka untuk tidak melakukan hal itu karena
aku bukan bos.
Aku tidak mengangkat kardus itu karena aku lelah dan aku tidak
menyangka akan ada orang yang tersandung kardus itu.
Aku telah melakukan pekerjaan ini begitu sering hingga seolah-olah aku
bisa melakukannya dengan mata tertutup sekalipun.
Ingat, kecerobohan dan kebodohan pekerja lah yang menyebabkan sebagian besar
kecelakaan terjadi.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 32 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
2. Perlindungan. Jika titik bahaya (misalnya kabel tekanan tinggi) tidak bisa
dipindahkan, pastikan bahaya tersebut dilindungi menggunakan penutup, atau
peralatan pelindung lain.
4. Rekomendasikan. Jika kita tidak bisa memindahkan atau menjaga sebuah kondisi
tidak aman sendirian, peringatkan pihak yang berwenang atas hal tersebut. Berikan
rekomendasi spesifik tentang bagaimana menghilangkan kondisi tidak aman tersebut.
Pakaian yang sesuai dengan pekerjaan bisa membantu kita menjadi aman dan
nyaman. Pakaian kerja yang benar bisa membantu mencegah kecelakaan dan
luka. Pakaian kerja harus nyaman dipakai dan melindungi tubuh dari kondisi
lingkungan sekitar. Semakin berbahaya pekerjaannya, semakin khususlah pakaian
kerjanya. Misalnya, seorang astronot tidak akan pergi ke ruang angkasa
mengenakan pakaian renang. Jenis pekerjaan menentukan pakaian yang sesuai
untuk keamanan kerja. Sejumlah tips umum untuk jenis pakaian yang tepat untuk
dipakai demi keamanan dan kenyamanan kerja mencakup hal-hal berikut ini:
Pakailah pakaian yang pas dan halus yang melindungi tubuh sesuai dengan yang
dibutuhkan, dari pergelangan tangan sampai pergelangan kaki. Pakaian lengan
pendek adalah pakaian yang paling bagus untuk bekerja di dalam ruangan
menggunakan mesin. Jika memakai pakaian lengan panjang, lengannya harus
digulung sampai siku. Pakailah pakaian yang halus, dan hampir pas untuk
menghindari pakaian tersangkut di sudut tajam atau di putaran mesin. Jangan
memakai scarf terurai, dasi, tutup saku yang melambai-lambai, perhiasan yang
menggantung, jam tangan, atau cincin—barang-barang ini juga bisa tersangkut di
benda-benda saat kerja atau tersangkut di mesin. Ikatkan celemek/pelindung
apapun dengan benar-benar rapi dan aman dengan alasan yang sama.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 33 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Pakailah sepatu yang nyaman dan memberi dukungan yang diperlukan. Sepatu
kanvas bersol lembut tidak cocok dipakai bekerja. Meskipun cocok untuk pakaian
kasual; sepatu ini memberi perlindungan dan dukungan yang terbatas. Pakailah
sepatu yang aman, klip jari kaki, atau pelindung kaki jika menangani atau bekerja
dengan bahan-bahan berat. Kaki celana yang dibuat khusus bisa memberikan
perlindungan yang baik bagi kaki dari asam, percikan api, pentalan logam, dan
bahan kimia dari pestisida.
Pakailah pelindung wajah untuk menghindari bahaya dari partikel atau pestisida
yang beterbangan melebihi perlindungan kacamata (google). Pakailah google saat
menangani bahan kimia, mengebor atau menghancurkan beton, mengelupaskan,
menghaluskan, menggunakan sikat kawat, mengelas, menggunakan gerinda
portabel, atau untuk pekerjaan lain dimana mungkin ada partikel yang
beterbangan.
Pakailah jenis perlindungan pernafasan yang tepat (masker debu atau masker
pernafasan) untuk pekerjaan yang menimbulkan debu atau yang dikerjakan di
tempat berdebu atau saat mengecat dengan semprotan, menggunakan pestisida,
atau melakukan pekerjaan-pekerjaan serupa.
Jaga kebersihan pakaian kerja dan tubuh sendiri. Selalu mencuci tangan sampai
bersih sebelum makan. Infeksi yang disebabkan oleh kotoran bisa menimbulkan
ketidaknyamanan dan penyakit, yang bisa menyebabkan kehilangan waktu kerja
dan pengurangan gaji.
Pakailah sabuk pengaman dengan tali pengaman jika ada bahaya jatuh, misalnya
saat bekerja membersihhkan jendela di gedung bertingkat banyak.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 34 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
CSR tidak hanya “baik untuk dimiliki”. Tapi berkaitan dengan serangkaian nilai dan
perilaku inti yang berarti bahwa bisnis merupakan kekuatan positif dalam
masyarakat. Menjadi warga persuahaan berarti mematuhi peraturan ketenaga
kerjaan dan tawar menawar kolektif, memperlakukan pegawai dengan adil dan
sama rata dan memastikan keadilan sosial di tempat kerja. Dengan demikian, bisa
memberikan jaminan kesehatan & keamanan pegawai serta mencegah polusi atau
pengaruh negatif layanan atau fungsi perusahaan. Ini berkaitan dengan tanggapan
pada kebutuhan dan tekanan pelanggan dengan tujuan agar bisa dipertahankan
dan juga berkaitan dengan dukungan perlindungan hak asasi manusia.
Peralatan CSR meliputi reputasi dan manajemen krisis, laporan sosial dan
lingkungan, dialog para pemegang saham dan kemitraan negeri-swasta. Terlepas
dari kesejahteraan perusahaan, kemitraan strategis antara dunia bisnis dengan
pembuat kebijakan, praktisi pengembang atau pemegang saham lain dalam
masyarakat memberikan peralatan penting dalam CSR, khususnya dalam konteks
pengembangan.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 35 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
UNGC diperkenalkan pada bulan Juli 2000 oleh Sekjen PBB. Sembilan prinsip
tersebut berasal dari konsensus yang hampir universal dalam Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia (1948), Deklarasi Organisasi Buruh Internasional tentang Prinsip
dan Hak dasar dalam Bekerja (1998) dan Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan
Pengembangan (1992).
UNGC meminta tiap perusahaan untuk memadukan dukungan terhadap hak asasi
manusia, memenuhi standar tenaga kerja dan perlindungan lingkungan pada inti
operasi bisnis mereka dan untuk menghentikan kegiatan dan proyek perusahaan
yang melampaui prinsip-prinsip tersebut. Baru-baru ini, beberapa perusahaan
yang menandatanganinya diharuskan melaporkan di depan umum kemajuannya
dalam menerapkan ke sembilan prinsip tersebut. The Global Reporting Initiative
(GRI) menjadi mekanisme pelaporan jika terjadi pelanggaran implementasi ke
UGHC.
4
Sumber: United Nations Global Compact
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 36 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Dengan adanya konferensi tingkat tinggi di Afrika Selatan pada tahun 2002, CSR
secara resmi memasuki arena kebijakan internasional. Dengan perkembangan
peran yang diberikan pada pertumbuhan ekonomi dan pengembangan, peran bisnis
dalam pengembangan perbaikan sosial juga telah meningkat.
Hal ini tidak dapat dilihat dari inkorporasi CSR dalam Tujuan Pengembangan
Milenium dimana lingkungan bisnis diberikan peran penting terkait dengan
pengentasan kemiskinan.
Tujuan Pengembangan Milenium (The Millennium Development Goals /
MDG)
Ada hubungan yang jelas antara inisiatif tanggung jawab perusahaan dengan
tantangan pengembangan berkelanjutan yang lebih luas. Dalam konteks ini
mungkin berguna jika kita melihat apakah Tujuan pengembangan milenium yang
merupakan bagian dari peta menuju implementasi Deklarasi Milenium PBB sesuai
dengan konferensi internasional pada tahun 1990-an.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 37 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Jelas, pentingnya pengaturan perusahaan yang baik beranjak jauh dari kepentingan
pemegang saham di tiap perusahaan. Memang, prinsip-prinsip transparansi dan
akuntabilitas pengaturan perusahaan penting bagi integritas dan kredibilitas hukum
bagi sistem pasar kita. Kita telah mempercayai perusahaan untuk menciptakan
pekerjaan yang meningkatkan pemasukan pajak dan menyediakan barang dan jasa
untuk pasar.
Tanggung jawab manajer perusahaan, tentu saja tidak terbatas pada melaporkan
laporan keuangan yang jujur, melaksanakan fungsi utama kegiatan bisnis dan
mematuhi berbagai hukum yang berlaku. Perusahaan-perusahaan bisnis juga
harus menanggapi harapan masyarakat demokrasi tentang cara mereka beroperasi.
Harapan-harapan tersebut seringkali tidak tertuang sebagai hukum resmi. Pembagi
keuntungan sebenarnya mengharapkan perusahaan memenuhi tuntutan
masyarakat, sesuai dengan maksimalisasi nilai perusahaan. Memang, pengalaman
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan hal tersebut menjadi
perusahaan terbaik dalam jangka panjang.
Tantangan untuk memenuhi harapan ini menjadi semakin kompleks dalam ekonomi
global dunia saat ini, dengan perusahaan-perusahaan biasanya beroperasi dalam
sejumlah lingkungan bisnis dan budaya yang legal dan memiliki peraturan.
Dalam beberapa tahun terakhir, para pebisnis terikat dalam inisiatif sukarela untuk
meningkatkan kinerja mereka dalam berbagai bidang etika bisnis dan juga
pemenuhan hukum. Mereka telah membuat kode tindakan dan sistem manajemen
yang dirancang untuk membantu mereka memenuhi komitmen-komitmen ini.
Mereka telah mengembangkan kode tindakan dan sistem manajemen ini dengan
bantuan partai buruh, LSM dan pemerintah.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 38 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Wajarkah dan diharapkankah warga negara yang baik berperilaku etis dalam
pekerjaan? Sebenarnya, hal ini tidak sesederhana dan seotomatis itu. Tidak
seorangpun yang memulai dengan mencoba berperilaku tidak etis. Hal itu semata-
mata hanya masalah memikul beberapa tanggung jawab dalam waktu bersamaan.
Salah satu cara untuk memandang Kode Profesional adalah dengan
memandangnya sebagai pendekatan tersistem untuk menengahi masalah-masalah
yang bisa terjadi jika seseorang memakai beberapa topi. Pandangan lain
menyatakan bahwa Kode Formal tidakan merupakan gambaran hubungan antara
masyarakat dengan warga negara yang baik.
Profesi adalah sekelompok orang yang telah melewati pelatihan khusus, utuk
menguasai pengetahuan dan kemampuan dan juga komitmen untuk bersosialisasi
dan bertindak baik. Saat orang-orang ini memasuki dunia kerja mereka akan
memiliki tanggung jawab profesional.
Tanggung jawab profesional mencakup apa aja?
Ada kesamaan nilai antara kode etik dan kode profesional karena keduanya
memiliki banyak nilai yang sama, antara lain kejujuran, keadilan, tidak
membahayakan, dan berjalan untuk meningkatkan mutu kehidupan sebanyak
mungkin.
Kode profesional adalah pernyataan nilai yang sama, dan muncul persyaratan
tindakan yang benar. Kode-kode ini memiliki karakteristik yang sama dengan teori
moral. Kode profesional yang bagus, seperti juga kode moral yang bagus, memiliki
konsistensi dalam diri. Dengan kata lain, apa yang benar untuk satu orang, akan
benar pula untuk orang lain.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 39 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Teori yang mengikuti pendekatan ini disebut Deontologis, berasal dari kata Yunani
“deontos” yang berari tugas atau kewajiban. Frase yang menjelaskan pendekatan
ini adalah “kita memiliki kewajiban untuk menghargai hak individu.” Untuk
mencoba menjelaskan apa “tindakan yang benar” itu, kode kerja (tindakan)
seringnya berupa gabungan antara pendekatan Deontologis dan Utilitarian. Ada
ungkapan yang bersifat Deontologis yang menyatakan “ini adalah prinsip-prinsip
yang harus diikuti.” Namun, di saat yang bersamaan kode itu juga menyatakan
sifat Utilitarian yang menyatakan “Semua orang akan bisa lebih baik jika kita
semua mengikuti standar yang sama.”
Kode profesional yang lengkap menggabungkan kewajiban dan hak lapangan kerja
atau perusahaan yang memuat lapangan kerja tersebut. Hak dan kewajiban yang
positif dari kelompok profesional secara langsung dan tidak langsung terkait
dengan pemenuhan kebutuhan yang harus di dukung oleh anggota kelompok.
Semua profesional memiliki kewajiban yang tegas untuk memenuhi kebutuhan,
mendukung kepentingan dan menghargai nilai-nilai klien, karena pemenuhan
kewajiban ini menyusun dasar bagi posisi hak mereka dalam masyarakat.
Kita akan sedikit menyentuh ketiga aspek penting ini yang akan dijelaskan lebih
dalam Modul Semester Tahun ke 2 dan Ke 3 unit pembelajaran.
Pelanggaran hak asasi manusia tidak baik untuk perusahaan. Perusahaan tersebut
harus berurusan tidak hanya dengan masalahnya sendiri, tapi juga dengan
implikasi sosialnya. Penghilangan pelecehan terhadap hak untuk integritas fisik dan
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 40 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
mental, kebebasan berekspresi dan lingkungan kerja yang bebas dari diskriminasi
sangat penting untuk mendukung hak asasi manusia. Kode etik ada untuk
menciptakan standar dan pemastian berjalannya bisnis dan hak asasi manusia.
Sertifikasi dan perilaku transparan penting bagi perusahaan. Bersikap etis atau
tidak bukanlah pilihan, tapi fakta. Jika sebuah perusahaan bersikap etis kurang
lebih tergantung dari pengembangan bagian ini dari perusahaan yang sama.
Pegawai memiliki andil dalam kerja yang aman; begitu juga pimpinannya. Banyak
tempat kerja yang melakukan program keamanan karena pihak manajemen
menyadari bahwa kecelakaan adalah beban biaya yang bisa dicegah. Bisnis
pembangunan mungkin memiliki direktur keamanan yang tugasnya mencakup
membantu pihak manajemen melakukan tugasnya menjaga dan mempertahankan
kondisi kerja yang aman. Bisnis-bisnis lain mungkin memiliki dewan keamanan
yang terdiri dari pimpinan dan pegawai yang membantu mendukung keamanan.
Dalam banyak kasus, pihak pimpinan menyediakan perlengkapan pelindung, seperti
sepatu keamanan, kacamata keamanan (google), sarung tangan, dsb., yang
diperlukan untuk pekerjaan tertentu. Fitur keamanan mekanis mungkin mencakup
mesin jaga atau alat perlindungan lain yang bervariasi mulai dari sistem penyedot
debu sampai perekam radiasi. Pembuka kaleng, penghalus makanan, mesin
pemotong kain, dan mesin jahit industri adalah contoh perlengkapan yang memiliki
penjaga keamanan dan peralatan pelindung.
Poster, peraturan dan regulasi keamanan, dan pembicaraan serta pertemuan yang
membahas tentang keamanan bisa dijadikan bagian dari program pencegahan
kecelakaan. Di sebagian besar bisnis bangunan, fasilitas pertolongan pertama
disiapkan untuk meminimalisir pengaruh kecelakaan yang terjadi.
Pemikiran tentang ‘lingkungan’ memiliki makna berbeda-beda bagi tiap orang. Bagi
sebagian orang, lingkungan adalah segala sesuatu di luar tubuh kita, bagi yang
lain, lingkungan berarti segala sesuatu di luar rumah atau kantor kita. Orang-
orang juga menggunakan istilah ‘lingkungan’ sebagai alat untuk mengkualifikasi
area atau bidang pribadi, seperti lingkungan rumah atau lingkungan kantor.
Semua istilah ‘lingkungan’ ini mencakup udara, air, hewan, tumbuhan, manusia,
infrastruktur serta proses alam, dan bahkan proses ekonomi seperti fungsi
organisasi dan tekanan dari pesaing.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 41 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
‘Aspek lingkungan’ adalah nama resmi yang diberikan oleh sistem manajemen
lingkungan standar ISO14001 pada semua elemen kegiatan, barang atau jasa
organisasi yang bisa berinteraksi dengan lingkungan. Aspek lingkungan yang
signifikan adalah aspek lingkungan yang memiliki atau bisa memiliki dampak
negatif yang signifikan pada lingkungan.
Apa maksud hal ini dalam prakteknya
Lingkungan ada disekitar manusia sebagai individu, kelompok atau komunitas dan
perusahaan. Orang-orang memiliki hubungan yang sangat dekat dan intim dengan
lingkungannya, khususnya lingkungan di tempat hidupnya. Segala hal yang terjadi
di lingkungan (misalnya bising atau cuaca) bisa mempengaruhi kita dan kita juga
bisa mempengaruhi segala hal yang terjadi di lingkungan dengan mengemudikan
mobil, menghangatkan rumah dan kantor, atau menghidupkan lampu di malam
hari. Pemikiran tentang lingkungan sama persis dengan pemikiran tentang
ekosistem.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 42 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Contoh sistem manajemen mutu berdasarkan proses yang ditunjukkan dibawah ini
menggambarkan hubungan-hubungan proses. Ilustrasi tersebut menunjukkan
bahwa pelanggan memainkan peran yang signifikan dalam menentukan
persyaratan input. Memonitor kepuasan pelanggan mengharuskan adanya evaluasi
informasi terkait dengan persepsi pelanggan tentang apakah organisasi tersebut
telah memenuhi persyaratan/permintaan pelanggan atau belum. Contoh yang
ditunjukkan berikut ini melingkupi semua persyaratan Standar Internasional, tapi
tidak menunjukkan proses-proses tersebut secara rinci.
Contoh proses
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 43 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
4 Daftar tugas
PERKIRAAN
No. Referensi JUDUL TUGAS WAKTU
PEMBELAJARAN
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 44 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Tujuan objektif: menggali peraturan tentang apa yang harus dan tidak
boleh dilakukan dalam prinsip etika bisnis
Kelas akan dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 5-6 peserta didik.
Tiap kelompok akan membaca studi kasus dan menjawab pertanyaan yang
diberikan dibawahnya.
Apa saja nilai yang ditunjukkan oleh petugas pemerintahan tersebut melalui
permintannya?
Gambarkan nilai inti saudara (nilai-nilai yang saudara anggap lebih tinggi
dibanding nilai lainnya) Bagaimana sikap saudara dalam situasi seperti diatas?
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 45 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Tiap peserta didik harus mengisi matriks yang diberikan berikut ini. Ingatlah bahwa
dalam matriks manajemen waktu, mendesak berarti membutuhkan perhatian
segera semetara penting berkaitan dengan hasil yang berkontribusi pada misi,
tujuan dan nilai saudara. Orang yang proaktif dan efektif menghabiskan sebagian
besar waktu mereka di kuadran II dan dengan demikian mengurangi waktu yang
mereka habiskan di kuadran I.
Per individu:
Kedua: buat daftar sasaran untuk tiap tugas menggunakan kegiatan kuadran II.
Sasaran-sasaran ini harus terkait dengan tujuan dan filosofi saudara yang dibangun
di Kebiasaan 2. (Mulai menentukan tujuan)
I II
III IV
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 46 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
DIAGRAM WAKTU
Main
task:________Date:________________________________Day:_______________
Tugas utama:______________Tanggal:___________Hari:________________
00
30
00
30
00
30
...
Catatan: jika saudara bisa menggunakan Diagram Waktu sehari-hari selama tiga
atau empat minggu, saudara harus bisa menentukan berapa banyak waktu yang
saudara habiskan di berbagai kegiatan, jenis tujuan yang dianggap penting, dan
hasil dari berbagai kegiatan tersebut.
Akhir pekan bisa dimasukkan sebagai bagian dari standar mingguan. Ada banyak
hal yang bisa dicapai selama minggu itu. Hasilnya yang dimasukkan dalam
Diagram Waktu bisa membantu mengkaji ulang kegiatan-kegiatan yang telah lewat
dan memberikan panduan untuk kegiatan di masa depan sehingga waktu bisa
digunakan lebih efektif.
Dengan menggunakan Diagram Waktu saudara sebagai basis, saudara akan bisa
menyimpulkan jika saudara menanyai diri sendiri dan kemudian menjawab
pertanyaan berikut
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 47 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 48 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Kelas akan dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 5-6 orang.
Ketua kelompok akan menyajikan hasil diskusi kelompok untuk dibahas lebih
lanjut dengan pengajar dan teman-teman lain di kelas.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 49 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Pengelolaan limbah
Penghematan energi
Pengurangan polusi
Sebagai panduan saudara dalam misi mencari fakta, saudara bisa mengikuti
petunjuk berikut:
Pengelolaan limbah
• Jenis sampah apa yang saudara temukan yang bisa digunakan kembali
atau di daur ulang?
Penghematan energi
Pengurangan polusi
Berapa banyak peserta didik yang memakai sepeda atau berjalan kaki ke sekolah?
Selama kunjungan lapangan, buatlah daftar fasilitas umum di daerah saudara dan
periksalah apakah fasilitas-fasilitas tersebut digunakan dengan hati-hati. Jika
tidak, buatlah daftar fasilitas umum yang, menurut saudara, membutuhkan
perbaikan atau penggantian. Coba juga mengetahui siapa yang merusak fasilitas
umum tersebut;
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 50 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 51 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Tiap peserta didik harus menilai diri sendiri berdasarkan karakteristik contoh peran
sebagai pekerja yang ada di halaman 22 panduan ini.
Para peserta didik harus menuliskan di jurnal pembelajaran mereka hasil penilaian
mereka dan rencana tindakan untuk meningkatkan titik-titik lemah yang mereka
temukan.
Tiap peserta didik harus menyajikan dengan singkat di depan kelas hasil
penilaiannya dan menerima umpan balik dari penilaian/anggapan teman-temannya
mengenai dirinya
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 52 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Tuliskan dalam laporan bahaya berikut untuk diberikan pada manajer/penyelia dan
perwakilan penpengajar s kesehatan dan keamanan tempat kerja tersebut.
Deskripsi bahaya (mencakup area dan tugas yang terlibat, dan semua
perlengkapan, peralatan dan orang yang terlibat. Gunakan sketsa jika perlu).
Usulan tindakan selanjutnya (tuliskan daftar semua usulan yang saudara miliki
untuk mengurangi atau menghilangkan masalah tersebut).
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 53 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Tanggal:_________
Manajer: Tanggal:
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 54 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 55 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Para peserta didik akan dibagi menjadi kelompok beranggotakan 5-6 orang
Dalam kelompok kecil, buatlah daftar prinsip-prinsip yang harus diikuti oleh
perusahaan dalam semua aspek pekerjaannya. Termasuk hak asasi manusia,
praktek tenaga kerja dan pertimbangan lingkungan.
Bandingkan semua daftar yang dihasilkan oleh kelompok lain juga dan
gabungkan untuk membuat dokumen akhir.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 56 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
Blanpain, R., Multinational Enterprises and the Social Challenges of the 21st
Century: The ILO Declaration on fundamental Principles at work. Public and Private
Corporate Codes of Conduct. The Hague: Kluwer Law International, 2000. 386 P.
Covey S.R “The 7 habits of highly effective people. Powerful lessons in personal
change. Pocket books. Simon& Schulster.1997.
ILO. Ambient factors in the workplace. International Labour Office, Geneva. 2001.
94 P.
Dean L, Bottorf, How ethics can improve business success. Quality Progress.
(February 1997 57-59,1997). American Society for Quality.
Fulton, L., Responsible Business? A Uni guide to International codes of practice.
Union Network International, Nyon. 2001. 40 P.
Jenskins, R., Pearson R., Seyfang, G., Corporate Responsibility and Labour Rights:
Codes of Conduct in the global economy. London: Earthscan, 2002. 232 P.
Heta and Matti Hayry, “, "The nature and role of professional codes in modern
Society," in Ethics and the Professions, Ruth F. Chadwick, Ed., (Avebury:
Brookfield, 1994). p. 139. Book chapter available electronically.
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 57 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007
MEMBANGUN BUDAYA MUTU BAHAN MAHASISWA – SEM. 1
United Nations Research Institute for Social Development (UNRIDS) (ED.) (2003).
Social Responsibility and Development: Towards a New Agenda? Geneva: UNRISD.
Wanjek, C., Food at Work: Workplace Solutions for Malnutrition, Obesity and
Chronic Diseases. Geneva. International Labour Office. 2005. 448 P.
Websites
Authoring a Code: Observations on Process and Organization.” This essay was
written by Andrew Olson, a graduate student working as a summer intern on the
website. http://csep.iit.edu/codes/coe/Writing_A_Code.htm.
United Nations Research Institute for Social Development (UNRIS) CSR resources
guide. http://www.unrisd.org
QU 1.3 BUDAYA MUTU TINGKAT PERSONAL TEMPAT KERJA DAN INSTITUSI – A.GUASTAVI 58 / 58
EDISI : A / REVISI : 1 24/08/2007