PEMAHAMAN RANCANGAN
GALERI SENI LUKIS MODERN
Pada Bab II ini akan dijabarkan mengenai teori – teori yang berkaitan dengan
perancangan Galeri Seni Lukis Modern, salain itu disertakan pula tentang beberapa hasil
kajian terhadap fasilitas sejenis. Berdasarkan tinjauan tersebut maka dirumuskan mengenai
spesifikasi umum Galeri Seni Lukis Modern yang diperoleh dari hasil teori literature dan
kajian terhadap fasilitas sejenis.
2.1 Tinjauan Galeri
Pada subbab ini akan membahas mengenai pengertian Galeri, dan jenis – jenisnya.
2.1.1 Pengertian Galeri Seni Lukis
Berikut ini adalah beberapa pengertian mengenai Galeri dari berbagai sumber :
a. Kata Galeri berarti :
1. Galeri adalah sebuah ruang yang digunakan untuk menyajikan hasil karya
seni, sebuah area yang memajang aktifitas public yang kadang kala
digunakan untuk keperluan khusus (Harris, 1993)
2. Menurut (The New Lexicon Webster Dictionary of The English Language,
1988 hal : 220). Galeri adalah sebuah ruang tertutup yang Panjang (Lorong),
sebuah pengkiatan ruang yang digunakan untuk pameran benda – benda seni
dengan fasilitas penunjang lainnya.
3. Galeri merupakan suatu lembaga yang berfungsi untuk perlindungan,
pengembangan dan pemanfaatan aset seni sebagai sarana edukasi kultural
dan rekreasi serta pengembangan kreativitas dan apresiasi seni. Selain itu,
galeri juga merupakan tempat untuk menyajikan dan memamerkan hasil
karya seni untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh
masyarakat luas (Galeri Nasional Indonesia 2013)
b. Kata Seni Berarti :
1. Seni berasal dari bahasa sansekerta yang artinya curahan hari manusia, seni
adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan realita (kenyataan)
dalam suatu karya yang berupa bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohani si penerima. (Mihardja,
1961 hal : 17)
2. Seni adalah sesuatu yang indah atau sesuatu karya yang dibuat dengan
kecakapan yang luar biasa seperti lukisan dan ukiran (Poerwadarminta
1992). Seni (Art dalam Bahasa inggris) adalah satu perkataan yang
merangkumi semua aktiviti dan hasil karya manusia yang indah dan berseni
(kreatif) bagi semua kaum dan bangsa di dunia.
c. Pengertian Seni Lukis
1. Seni Lukis adalah cabang dari seni rupa yang cara pengungkapannya
diwujudkan melalui karya dua dimensional dimana unsur – unsur pokok
dalam karya dua dimensional ialah garis dan warna (Soedarso, 1990)
2. Seni Lukis adalah karya manusia yang mengkomunikasukan pengalaman –
pengalaman batinnya, pengalaman batin tersebut disajikan secara indah
sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain
yang menghayatinya (Susanto, 2003)
d. Pengertian Modern
1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018) Modern memiliki arti
terbarui, muthakir.
2. Sedangkan menurut Wikipedia (2018) Modern biasanya merujuk pada
sesuatu yang terkini, baru.
Jadi berdasarkan pengertian diatas, Galeri Seni Lukis Modern di Badung, Bali
dapat diartikan tempat yang dipergunakan sebagai ruang untuk memamerkan dan
menjual karya – karya seni yang sifatnya disaksikan dengan mata atau sebagai
wadah promosi dan penyelenggaraan kegiatan apresiasi dan kritik seni serta
sebagai tempat bertemunyaa seniman dan masyrakat untuk menikmati dan
membicarakan seni luki yang lokasi keberadaanya dalam lingkup wilayah
Kabupaten Badung.
2.1.2 Sejarah Perkembangan Galeri
Diawali sekitar abad 18 di Athena, Galeri sebagai tempat memamerkan
berbagai hasil karya seni terutama peninggalan – peninggalan historis dari pelukis –
pelukis ternama pada masa itu. Awal mula kelahiran galeri galeri di Indonesia mulai
tampak sekitar pertengahan tahun 1980-an pada masa itu, tepatnya pada tahun 1987,
terjadi ledakan penjualan lukisan – lukisan yang mencerminkan pertumbuhan
ekonomi sejak tahun 1984 banyaknya permintaan terhadap lukisan memicu
berdirinya galeri-galeri. Keberadaan sebuah Galeri merupakan suatu sarana untuk
memamerkan berbagai hasil karya seni. Pada awalnya galeri digunakan hanya untuk
Seni Lukis saja, tetapi juga seni – seni yang lainnya seperti seni patung, batik, tari,
kain dan bentuk seni lainnya. (Arwin, 2016 hal : 8)
2.1.3 Perkembangan Galeri
Saat ini, galeri mengalami perubahan dalam penyusunan ruang, ruangnya
maupun pengaturan objek dan dipergunakan untuk kepentingan public dari segi
fungsi daleri juga mengalami perkembangan.
Fungsi awal galeri sebagai tempat memamerkan hasil – hasil karya seni agar
dikenal masyarakat luas, yaitu sebagai tempat :
1. Mengumpulkan hasil-hasil karya seni
2. Memamerkan hasil karya seni
3. Memelihara karya seni
Sedangkan fungsi baru yang ingin diwujudkan dalam bangunan galeri seni
lukis ini adalah galeri yang tidak hanya sebagai wadah mengumpulkan,
memamerkan, memelihara, karya seni tetapi juga yang berfungsi sebagai tempat
1. Sarana untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kebudayaan daerah
2. Sarana pendidikan masyarakat
3. Sarana rekreasi
4. Dan pusat pelelangan lukisan
Dimana ke empat fungsi tambahan tersebut belum terdapat di dalam galeri-
galeri seni lukis yang ada di Kabupaten Badung, oleh karena itu maka perlu suatu
galeri sebagai dunia baru di Kabupaten Badung yang sekaligus dapat menampung
berbagai fungsi tersebut.
2. Tipe Warehouse
Galeri mewadahi pembagai koleksi yang bernilai sedemikian beragamnnya
koleksi yang di tamping sehingga wadahnya pun memiliki fleksibilitas yang
sangat tinggi untuk menanggapi perubahan dan perkembangan di dalamnya
yang dinams. Tipe Warehouse sangat popular dalam pembagian bentuk dan
strategi perancangan.
3. Tipe Cultural Shopping Mall
Strategi pemasaran galeri telah membaurkan persoalan antaran seni dan
komersial, antara lain melalui maraknya aktifitas komersial dalam galeri.
Strategi pemasaran tidak terbatas pada display, melainkan juga memberi
tekanan pada penjualan cinderamata yang lebih beragam (ketimbang sekedar
poster, kartu pos dan catalog) seperti halnya shoping mall memperkuat
layanannya melalui fasilitas Gedung bioskop, pameran seni, ataupun konser-
konser. Tipe baru cultural shopping mall bisa mencakup fasilitas restoran took,
auditorium, sampai Gedung teater. Dalam hal ini galeri dan mall mempunyai
satu kesamaan yakni aktivitas utamanya mendorong pemasaran melalui
konsumsi.
4. Tipe Galeri Spectacle
Tipe galeri yang tidak lazim yang didentifikasikan oleh Kurt Foster dimana
mendorong pengunjung untuk menikmati pengalaman estetika justru karena
arsitektur bangunan galeri itu sendiri. Galeri pada spectacle diorganisasikan
untuk mencapai penghargaan dan kembanggaan seni sama seperti yang terjadi
pada galeri tipe shrine, secara tipikal sesungguhnya galeri spectacle juga
serupa galeri yang bertipe Cultural Shopping Mall. Galeri Spectacle
(pertunjukan besar atau tontonan) mengharao audiens, artistik.
2.1.7 Jenis Pameran, Sifat Materi dan Waktu Pameran
1. Jenis Pameran
Jenis pameran terbagi dua yaitu : pameran tunggal dan pameran Bersama
a. Pameran Tunggal
Pameran tunggak merupakan pameran dimana sekelompok materi pameran
yang dihasilkan oleh seniman baik itu Teknik maupun aliran biasanya satu jenis.
b. Pameran Bersama
Merupakan pameran dimana sekelompok materi pameran yang dihasilkan oleh
lebih dari satu seniman, terdiri dari berbagai cabang seni rua (bisa terdiri dari
berbagai jenis materi, bentuk, teknis serta berbagai aliran seni).
2. Sifat Materi Pameran
Sifat materi yang dipamerkan di bedakan menjadi dua, yaitu : Hasil ciptaan
langsung dan hasil karya reproduksi.
a. Hasil Ciptaan Langsung
Merupakan hasil karya berupa lukisan, patung, kerajinannya dan sebagainya
yang biasanya hanya ada satu dan tidak di gandakan.
b. Hasil Karya Reproduksi
Merupakan hasil karya reproduksi atau penggadaan dari karya – karya asli
seniman seni rupa, terutama seni lukis dan seni grafis.
3. Waktu Pameran
Waktu pelaksanaan kegiatan pameran dibedakan menjadi dua, yaitu : pameran
jangka pendek dan pameran jangka panjang.
a. Pameran Jangka Pendek
Disebut pameran temporal, waktu pelaksanaanya kurang dari seminggu.
b. Pameran Jangka Panjang
Disebut pameran tetap, waktu pelaksanaanya lebih dari seminggu hingga
berbulan – bulan.
2.1.8 Fasilitas Galeri, ruang – ruang pameran, fasiltas penunjang
1. Fasilitas Galeri
Sebuah galeri harus memiliki fasilitas-fasilitas baik utama maupun penunjang
fasilitas utama yang terdapat dalam sebuah galeri :
a. An Introductory space, sebagai ruang untuk memperkenalkan tujuan galeri dan
fasilitas apa saja yang terdapat di dalamnya.
b. Main Gallery Display, merupakan tempat pameran utama.
2. Ruang – ruang pameran
Ruang – ruang pameran yang haruslah :
a. Terlindungi dari gangguan, pencurian, kelembaban, kering dan debu
b. Mendapatkan cahaya dan penerangan yang baik
c. Dapat dilihat publik tanpa menimbulkan rasa lelah.
3. Fasilitas Penunjang
Fasilitas Penunjang yang terdapat dalam sebuah galeri yaitu :
a. Library
Berisi buku – buku maupun informasi yang berkaitan dengan barang – barang
yang dipamerkan di sebuah galeri.
b. Workshop
Tempat pembuatan maupun penyimpanan karya seni.
2.1.9 Civitas Pada Galeri
Civitas yang terlibat dalam galeri dapat dibagi menjadi 3 yaitu pengelola,
seniman/pengerajin dan pengunjung.
1. Pengelola
Untuk mengelola sebuah galeri, diperlukan beberapa petugas yang sesuai dengan
bidangnyaa masing-masing, yaitu (Sutaarga, 1999, hal : 16) :
a. Direktur, memimpin Galeri baik teknis, ilmiah maupun administrative
b. Kurator, memimpin, mengkoordinasi, serta mengawasi petugas koleksi dan
bagian – bagiannya.
c. Konservator, petugas yang langsung menangani pemeliharaan koleksi
Pameran
d. Registrator, membantu konservator dalam usaha melakukan tata administrasi
Pameran.
e. Ahli Pameran, menyelenggarakan penataan ruang pamer/pajang untuk benda
– benda seni koleksi.
f. Edukator dan Instruktur, menyelenggarakan segala kepentingan publikasi
pameran.
g. Administrator, memimpin bagian administrasi meliputi staf tata usaha,
kepegawaian, material, dan keuangan pameran serta staf pemasara.
h. Penjaga ruang, menjaga ruang pajang, melayani pengunjung dan
memberikan informasi/penjelasan umum tentang benda-benda seni yan
dipajang.
2. Pengrajin/Seniman
Pengrajin yang dimaksud adalah orang yang mendemonstrasikan atau
memperagakan cara pembuatan kerajinan yang akan dipamerkan dan dipasarkan
di dalam galeri. Keberadaan pengrajin ini dapat menghidupkan kegiatan di dalam
galeri.
3. Pengunjung
Kategori pengunjung yang dating ke galeri dapat di bagi menjadi tiga yaitu :
a. Pengunjung pelaku studi, ialah mereka yang menguasai bidang studi tertentu
berkaitan dengan koleksi galeri untuk menambah penalarannya,
melaksanakan pekerjaan verifikasi persoalan-persoalan tertentu.
b. Pengunjung yang mempunyai tujuan tertentu, ialah mereka yang dating ke
galeri oleh karena tertarik akan sesuatu hal atau topik yang berkaitan dengan
koleksi atau pameran di galeri dan membeli benda koleksi yang dipamerkan.
2.1.10 Persyaratan Ruang Pada Pameran pada Galeri
1. Persyaratan Umum
Menurut (Neufert 1996:250), Raung pameran pada galeri sebagai tempat untuk
memamerkan atau mendisplay karya seni harus memenuhi beberapa hal yaitu :
Terlingung dari kerusakan, pencurian, kelembaban, kekeringan, cahaya matahari
langsung dan debu. Persyaratan umum tersebut antara lain :
a. Pencahayaan yang cukup
b. Penghawaan yang baik dan kondisi ruang yang stabil
c. Tampilan display dibuat semenarik mungkin dan dapat dilihat dengan mudah
2. Elemen Interior
a. Elemen lantai
Lantai merupakan elemen horizontal pembentuk ruang. Menurut (Ching,
1979), elemen horizontal suatu ruang dapat dipertegas dengan cara
meninggikan maupun menurunkan bidang lantai dan lantai dasar. Dengan
demikian akan terbentuk kesatuan ruang dan kesatuan visual pada ruang
pamer akibat adanya penurunan dan peninggian elemen lantai.
b. Elemen Ceiling
Menurut Gardner (1960), langit – langit/ceiling yang sesuai untuk ruang
pamer (exhibition hall) adalah langit-langit yang sebagai dibiarkan terbuka
untuk keperluan ekonomis dan memberikan kemudahan untuk akses terhadap
peralatan yang digantung pada langit-langit/ceiling. Ceiling merupaka faktor
yang penting yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakan komponen yang
terkait dengan pencahayaan.
c. Elemen Fleksibilitas
”Flexibilitas can definded as : eaxily changed to suit new condition”
(Homby,1987) dan dalam Bahasa Indonesia artinya mudah disesuaikan
dengan kondisi yang baru. Elemen flexibilitas berarti elemen pembentukan
ruang yang dapat diubah untuk menyesuaikan dengan kondisi berbeda dengan
tujuan kegiatan baru yang diwadahi seoptimal mungkin pada ruang yang
sama.
3. Tata Letak Koleksi
Tata peletakan koleksi dalam sebuah galeri berperan sangat penting untuk
menarik perhatian pengunjung. Penyusunan tata letak koleksi pada galeri dapat
dikembangkan sesuai dengan ide/gagasan penata. Tata letak koleksi galeri harus
dapat memberikan informasi yang jelas dan menarik perhatian pengunjing.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan koleksi galeri antara lain :
keseimbangan, proporsi, keharmonisan, dan klimaks (Pickard, 2002. Hal :270)
4. Penghawaan
Penghawaan dalam galeri juga perlu dipertimbangkan, agar kondisi kelembaban
di dalam galeri. Penghawaan dapat dilakukakan dengan cara alami maupun
buatan seperti kipas angina dan Air Conditioner (AC) (Pickard, 2002. Hal :272).
Tingkat temperature udara juga perlu untuk diperhatikan. Menurut Time Saver
Standar, galeri seni memiliki standar temperature udara yang berkisar 20oc – 21oc
untuk pameran public, dan untuk penyimpananan 15,5oc – 20oc.
5. Standar Luas Ruang Objek Pamer
Dalam luas objek pamer akan memerlukan ruang dinding yang lebih banyak
(dalam kaitanya dengan luas lantai) dibandingkan dengan penyediaan ruang yang
besar. Hal ini sangat diperlukan untuk lukisan-lukisan besar dimana ukuran ruang
tergantung pada ukuran lukisan. Sudut pandang manusia biasanya 54o atau 27o dari
ketinggian dapat disesuaikan terhadap lukisan yang diberi cahaya pada jarak 10m,
artinya tinggi gantungan lukisan 4.9m diatas ketinggian mata dan kira-kira 70cm
di bawahnya. Ilustrasi penggambaran pola dapat dilihat pada gambar 2.1 (Neufert,
2002:250).
Tabel 2.1 Standar Luasan Objek Pameran
No Objek Pameran Ruang yang dibutuhkan
1. Lukisan 3-5 m2 Luas dinding
(Sumber : Neufert, 2002:250)
7. Detail Penyajian
Penyajian koleksi pameran harus memperhatikan pandangan dan penglihatan
pengunjung. Dengan penyajian yang baik, pengunjung galeri dapat merasakan
kenyamanan dalam melihat-lihat koleksi galeri.
Batas pengelihatan normal manusia untuk melihat ke atas adalah 40o. Dalam
menentukan ketinggian peletakan koleksi galeri, ketinggian rata-rata pengunjung
perlu dipertimbangkan. Ketinggian rata-rata pengunjung ± 170 cm. sehingga
ketinggian penyajian koleksi galeri maksimal adalah 210 cm. sedangkan
ketinggian optimal rak penyajian adalah 50 cm – 150 cm, sehingga selain mudah
dilihat, juga mudah diambil tanpa harus menggunakan tangga. Ilustrasi
penggambaran sudut pandang dapat dilihat pada gambar 2.2 (Neufert, 1995:198)
Seni Lukis adalah sebuah Bahasa ungkapan dari pengalaman artistic maupun
ideologis yang menggunakan warna dan garis, guna mengungkapkan perasaan,
mengapresiasikan emosi, gerak ilusi, maupun ilustrasi dari kondisi subjektif
seseorang dalam bidang dua dimensional (Susanto, 2003). Media yang digunakan
dalam seni lukis dapat berupa kertas, kanvas, kayu, dinding, maupun kaca. Alat
yang digunakan untuk melukis dapat berupa pensil, kuas, pisau, lidi, bahkan ada
menggunakan jari tangan. Seseorang yang melakukan praktek seni lukis sering
disebut seniman lukis atau pelukis.
Seni lukis modern merupakan seni lukis modern yang awalnya berkembang pesat di
Eropa dan Amerika. Seni lukis modern dibagi menjadi beberapa periode. Periode
awal melahirkan aliran Impressionisme dan Post Impressionisme. Kemudian
periode kedua yakni periode awal abad ke-20 sebelum perang dunia kedua lahir
aliran-aliran baru seperti Ekspressionisme, kubisme, dadaisme, abstrakisme, dan
surealisme. Periode selanjutnya adalah saat dan setelah perang dunia kedua meliputi
lahirnnya Abstract Expressionism, Op Art and Pop Art, New Realist Painting, New
Abstract Tendencies, European Postwar Painting, dan Neoexpressionism.
2.2.4 Aliran-aliran dalam Seni Lukis Modern
Pembahasan mengenai aliran seni lukis modern berikut adalah sebatas aliran yang
berkembang pada abad ke-20 sebelum perang dunia kedua berlangsung. Aliran
tersebut meliputi :
A. Ekspressionisme
Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi
kenyataan dengan efek – efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di
dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan music. Istilah emosi ini
biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi dari pada
emosi bahagia. Contoh pelukis dari aliran ini adalah : Edvard Munch, El Greco,
Matthias Grunewald, Egon Schiele dan salah satu penganut aliran
Ekspresionisme di Indonesia adalah Affandi. Contoh lukisan Ekspressionisme
dapat dilihat pada gambar 2.17
Gambar 2.17 Lukisan diri dan Lukisan diri dengan pot tanah liat hitam, Egon Schiele
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Egon_Schiele. Diakses 25 Maret 2018
B. Kubisme
Kubisme adalah sebuah gerakan modern seni rupa pada awal abad ke-20
yang dipelopori oleh Picasso dan Braque. Prinsip dasar yang umu pada kubisme
yaitu menggambarkan bentuk objek dengan cara memotong, distorsi, overlap,
penyederhanaan, transparansi, deformasi, menyusun dan aneka tampak. Gerakan
ini dimulai pada media lukisan dan patung melalui pendekatannya masing –
masing. Bentuk – bentuk karyanya menggunakan bentuk geometri (segitiga,
segiempat, kerucut, kubus, lingkaran). Seniman kubisme sering menggunakan
Teknik kolase, misalnya menempelkan potongan kertas surat kabar, gambar
poster.
C. Abstrakisme
Aliran abstrak merupakan aliran seni yang menggambarkan sebuah bentuk yang
tidak berwujud, non figurati, niskala. Seni Abstrak dalam arti murni adalah
ciptaan-ciptaan yang terdiri dari susunan garis, bentuk dan warna yang sama
sekali terbebas dari ilusi atas bentuk-bentuk di alam, tetapi secara lebih umum
ialah seni dimana bentuk-bentuk alam itu tidak lagi berfungsi sebagai objek
ataupun tema yang harus dibawakan, melainkan sebagai motif saja. Contoh
lukisan Abstrakisme dapat dilihat pada gambar 2.19
Gambar 2.19 Barong, Affandi
Sumber : http://www.armaila.com/2015/10/lukisan-karya-affandi-lengkap-terkenal-beserta-
keterangan-penjelasannya.html. Diakses 25 Maret 2018
D. Dadaisme
Dadaisme dalam seni rupa berusaha menolak hubungan logis antara pikiran dan
ekspresi. Aliran ini menentang semua syarat yang berlaku bagi keindahan yang
telah ada, bersikap nihilistic, mendukung surealisme dan aliran-aliran yang
belakangan lahir. Oleh karena itu, dalam menciptakan hasil seni memilih bentuk
yang spontan dan pencurahan perasaan sepuasnya. Nama ini diambil begitu saja
dari sebuah kamus Jerman-Prancis yang berarti bahasa anak-anak untuk
menyebut kuda mainan. Mereka lahir sebagai protes terhadap nilai-nilai sosial
yang makin runyam akibat berkecamuk Perang Dunia 1.
Aliran ini lahir sekitar bulan Februari 1916 di Cabaret Voltaire, Zunich. Karya-
karya yang dilahirkan cukup sinis, seperti lukisan Monalisa karya Leonardo da
Vinci yang diberi kumis, dan lain-lain. Dada menolak semua kode moral, sosial,
maupun estetika. Pandangan estetika Dada ialah tak ada estetika, karena estetika
dihasilkan oleh pikiran, sedang dunia telah terbukti tanpa pikiran. Contoh
lukisan Dadaisme dapat dilihat pada gambar 2.20.
Lukisan surealisme biasanya menunjukan gagasan dan citra yang tak saling
berhubungan. Akan tetapi, semua itu secara sadar ditempatkan Bersama-sama
dalam suatu ruang tertentu dan cara tertentu sehingga melahirkan absurditas dan
tidak sama dan sebangun. Di situ, citra-citra tampak hadir seperti mimpi,
irasional, dan tidak logis.
Perjalanan seni lukis modern diawali oleh gerakan yang disebut dengan gerakan
seni lukis realisme dinamis atau pasca impresionisme (Post Impressionism).
Gerakan ini merupakan masa transisi dari konvensi realisme kebentuk
kebebasan seniman.
Periode berikutnya adalah periode awal abad ke-20 sebelum perang dunia
kedua. Lebih dari lima belas tahun pertama dari abad ke-20 ini ternyata
melahirkan bermacam-macam aliran yang nantinya sangat berpengaruh
terhadap kebebasan dan keleluasaan seni pada tahun-tahun berikutnya. Pada
awal abad ini, yakni pada tahun 1900 di Paris seolah-olah terjadi kekosongan.
Pelukis-pelukis seperti Gaugin, Van Gogh Lautrec, dan Seurat telah meninggal
dunia, Cezane yang lebih dari duapuluh tahun meninggalkan Paris, Degas,
Monet dan Renoir sudah rabun. Tetapi sebenarnya Paris sama sekali tidak
kosong. Bahkan sebaliknya, Paris menjadi idaman bagi setiap pelukis dari
segala penjuru dunia untuk dikunjungi dan banyak pula diantaranya yang
bermukim disana. Dalam waktu yang bersamaan dengan pemusatan kekuatan di
Paris ini, terjadi pula pemusatan kekuatan seni lukis diluar Paris, yaitu Muncen.
Pada periode ini telah lahir beberapa aliran lukisan seperti Ekspressionisme,
kubisme, dadaisme, abstrakisme, dan surealisme.
Ibu Kota
Kecamatan Jakarta
Jakarta Pusat
Galeri Indonesia
Galeri Nasional Indonesia merupakan lembaga kebudayaan yang gagasannya
sudah direncanakan sejak lama, di awali dengan pendiriean Wisma Seni
Nasional yang berkembang pula sebagai gagasan Pusat Pengembangan
Kebudayaan. Gagasan ini untuk sebagain diwujudkan dengan pembangunan
Gedung Pameran Seni Rupa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (23
Februari 1987) sebagai sarana seni rupa akhirnya setelah diperjuangkan secara
intensif sejak tahun 1995, pendirian Galeri Seni Nasional terealisasi pada
tanggal 8 Mei 1998 di Jakarta dan setahun kemudain diresmikan secara formal
fungsionalisasinya.
Galeri Nasional Indonesia hadir sebagai sebuah lembaga museum (Art Museum)
dan pusat kegiatan seni rupa yang resmi beroperasi sejak 8 Mei 1999. Institusi
ini mengembang peran penting dalam meningkatkan apresiasi masyarakat
Indonesia terhadap karya-karya seni rupa melalui agenda perlindungan,
pengembangan dan pemanfaatan karya-karya seni rupa di Indonesia.
Keberadaan Galeri Nasional Indonesia memberikan peluang bagi masyrakat
umum, pejar dan pencinta seni untuk memanfaatkan sarana yang bermuatan
edukatif, kultural dan rekreatif. Galeri Nasional Indonesia semakin penting
kehadirannya sebagai salah satu museum seni rupa di Indonesia yang memiliki
sekitar 1750 koleksi karya-karya seni rupa.
Galeri Nasional Indonesia dalam memantapkan langkahnya di masa mendatang
diharapkan akan menjadi barometer perkembangan seni rupa Indonesia serta
sekaligus menjadi fasilitator dalam pengembangan potensi berupa Indonesia
dalam peta regional dan Internasional. (Sumber: www.galeri-nasional.or.id)
Gambar 2.24 Site Plan dan Keterangan Ruang pada Galeri Nasional Indonesia
Sumber : www.galeri-nasional.or.id. Diakses 25 Maret 2018
b. Fasilitas Galeri Nasional
Galeri Nasional Indonesia memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung
setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh Galeri Nasional Indonesia. Adapun
fasilitas tersebut terdiri dari :
1. Ruang Pameran Temporer :
Ruang pameran temporer merupakan ruang yang digunakan sebagai ruang
pameran karya seni, objek seni yang dipamerkan pada ruang ini akan
berubah sesuai dengan periode waktu tertentu. Sehingga dapat dikatakan
ruang ini cukup fleksibel untuk mewadahi kegiatan pameran yang objek
seninya berubah-ubah. Tampak depan bangunan Gedung A dapat dilihat
pada gambar 2.25, 2.26.
Gambar 2. 41 Amphiteater
Gambar 2.51 Ruang Pameran Tony Raka Gallery and Art Exhibition
Sumber : Observasi 26 maret 2018
Gambar 2.52 Denah Ruang Pameran Tony Raka Gallery and Art Exhibition
Sumber : Observasi 26 maret 2018
4. Gudang Penyimpanan lukisan
Gambar 2.53 Denah Ruang Pameran Tony Raka Gallery and Art Exhibition
Sumber : Observasi 26 maret 2018
Sumber : https://petatematikindo.wordpress.com/2013/03/10/administrasi-kabupaten-badung/
Luas wilayah Kabupaten Badung yaitu seluas 418,52 km2 (7,43% dari luas
daratan Pulau Bali), dengan wilayah terluas terdapat di Kecamatan Petang yaitu 115
km2 atau 27,48% dari total luas wilayah Kabupaten Badung. Sedangkan kecamatan
dengan wilayah terkecil terdapat di Kecamatan Kuta, yaitu seluas 17,52 km2 atau
4,19 % dari total luas wilayah Kabupaten Badung. Secara rinci luas wilayah
Kabupaten Badung per kecamatan ditunjukan pada Tabel 3.1
Luas Prosentase
Wilayah Luas
No Kecamatan Wilayah
Km2 (%)
1 Kuta Selatan 101,13 24,16
2. Kuta 17,52 4,19
3. Kuta Utara 33,86 8,09
4. Mengwi 82,00 19,59
5. Abiansemal 69,01 16,49
6. Petang 115 27,48
BADUNG 418,52 100
Sumber data : RTRW Kabupaten Badung 2016-2021
Topografi
a. Kemiringan lereng 0 – 5%
Merupakan daerah landai, umumnya merupakan daerah dataran aluvial
sungai, rawa dan pantai. Penyebarannya meliputi Kelurahan Tanjung Benoa,
sebagian Kelurahan Benoa dan Jimbaran, serta Kelurahan Kuta, Tuban dan
Kedonganan, sebagian Kelurahan Kelurahan Legian, Kelurahan Seminyak dan
Kelurahan Kerobokan Kelod, dengan luas daerah ± 4.733 Ha atau 11,3% dari luas
daerah; Kemiringan lereng 5 – 15%, merupakan daerah bergelombang umumnya
merupakan daerah perbukitan bergelombang, penyebarannya meliputi daerah :
sebaian Kecamatan Kuta Utara, sebagian Kecamatan Mengwi, dan sebagian
Kecamatan Abiansemal dengan luas daerah ± 20.540 Ha atau 49,1 % dari luas
daerah;
Kondisi Klimatologi
Kondisi non-fisik Kabupaten Badung yang akan dipaparkan pada sub-bab ini
berupa data-data yang dipergunakan dalam pengolahan data untuk mendapatkan
kapasitas dari Galeri Seni Lukis Modern yang dirancang di Kabupaten Badungr.
Data-data yang digunakan antara lain data kependudukan, pariwisata dan
pendidikan.
A. Jumlah Penduduk
Sebagai salah satu daerah tujuan migran di Provinsi Bali, rata-rata kepadatan
penduduk di Kabupaten Badung cukup tinggi yaitu mencapai 1.473 jiwa/km
dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Kuta yang
mencapai 5.725 jiwa/km2 . Sementara kepadatan penduduk terendah terjadi di
Kecamatan Petang yang hanya sebesar 226 jiwa/km². Kepadatan penduduk
sangat mempengaruhi kondisi sosial dan keamanan di masing-masing wilayah.
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung). Untuk data kepadatan
penduduk dapat dilihat pada table 2.7.
Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Kabupaten Badung Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2015
B. Pariwisata
Dikutip dari data yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata pada tahun 2013–
2017, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali memiliki rasio rata-
rata sebesar 19,94%. Berikut merupakan rincian jumlah wisatawan
mancanegara ke Bali dapat di lihat pada 2.9.
Rasio 14,89%
6,2%
23,14% 15,6%
Rasio Total 19,94%
Sumber : Dinas Pariwisata pada tahun 2013-2017
Dikutip dari data yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Badung pada bulan
November 2017, bidang kepariwisataan mengalami kenaikan atau kemajuan
jika ditinjau dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Terjadi
peningkatan yang cukup tinggi pada kunjungan wisatawan mancanegara yang
datang di tahun 2017 hingga mencapai 23,55% dibandingkan tahun 2016.
Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kabupaten Badung pada
Desember 2017 mencapai 579.960 orang. Berikut merupakan table 2.9, 2.10,
2.11 yang menjelaskan data jumlah kunjungan wisatawan baik mancanegara
dan wisatawan domestik yang ada dibeberapa daya tarik wisata di Kabupaten
Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kota Denpasar
Tabel 2.9 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan pada Daya Tarik Wisata di Kabupaten Badung
Tahun2010s/d 2014
KABUPATEN BADUNG
N Tempat Pariwisata 2010 2011 2012 2013 2014
o
1 Sangeh 180,922 199,858 54,63 78,53 84,068
2 Taman Ayun 175,873 167,005 7
230,89 0
281,90 329,691
3 Uluwatu 404,720 297,646 4
803,56 1
820,99 1,129,306
4 Air Terjun Nungnung 13,238 17,873 7 3,31 910,69 8,889
5 9
Tabel 2.12 Kunjungan Wisata Asing dan Domestic Objek Wisata di Kabupaten
Klungkung 2012-2016
Objek Wisata
Tourism Object 2012 2013 2014 2015 2016
Tabel. 2.13 Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung di Kabupaten Buleleng Tahun 2005-2016
Tabel 2.15 Data Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Tabanan Tahun 2010 - 2014
Pertumbuhan
No Tahun Domestik Mancanegara Total
(%)
Berdasarkan data pada Tabel 2.9 – 2.15 yang merupakan perbandingan jumlah
wisatawan mancanegara ke Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar,Kota
Denpasar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Bangli, dan
Kabupaten Tabanan pada periode lima tahun terakhir dari tahun 2010 sampai
tahun 2014. Jumlah wisatawan mancanegara terbanyak terdapat pada Kabupaten
Badung dengan jumlah kunjungan pada 2014 mencapai 1.551.920 orang, yang ke
2 yaitu Kabupaten Gianyar yaitu mencapai 1.254.243 orang, dan yang ke 3 yaitu
Kabupaten Bangli mencapai 647.607 orang, yang ke 4 yaitu Kota Denpasar yaitu
mencapai 376.566 orang, ke 5 yaitu kabupaten Buleleng mencapai 372.814 orang,
ke 6 yaitu klungkung mencpai 328.313 orang, dan yang terakhir ke 7 yaitu
Kabupaten Tabanan mencapai 301.807 orang. Jadi berdasarkan tabel di atas
Kabupaten Badung sangat tepat untuk dijadikan lokasi untuk Galeri Seni Lukis
Modern ini berdasarkan peminat atau pengunjung wisatawan mancanegara
terbanyak sehingga seni lukis modern lebih di apresiasi oleh wisatawan
asing/mancanegara.
C. Pendidikan
Berkaitan dengan fungsinya sebagai Galeri Senil Lukis memiliki sasaran
pengunjung dan Pengisi dari karya pameran di dalam Gedung galeri yaitu
terdapat mahasiswa dan mahasiswi yang mengambil program studi seni lukis.
Pada Tabel 2.10 dipaparkan jumlah mahasiswa yang mengambil program seni
rupa murni di Institut Seni Indonesia Denpasar berdasarkan pendidikan tahun
2017-2018.
Tabel 2.10 Jumlah pendidikan yang mengambil program seni rupa murni di ISI Denpasar.
Su
mber : Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Jadi program studi seni rupa murni ini juga tidak menghasilkan karya seni lukis
tradisional tetapi juga menghasilkan karya seni lukis modern seperti seni lukis
abstrak, ekspressionisme dan lainnya.
D. Perkembangan Bidang Seni Lukis di Kabupaten Badung.
1. Perkembangan bidang Seni Lukis berdasarkan Presentase Fasilitas
Galeri yang ada di Kabupaten Badung.
3. I Wayan
Linggih
2.5.3 Tinjauan Peraturan Tata Ruang dan Tata Bangunan Kabupaten Badung
A. Tata Guna Lahan
Sumber : https://petatematikindo.wordpress.com/2013/03/10/administrasi-kabupaten-
badung/
B. Tata BangunanTampilan Bangunan