Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Varises esofagus adalah konisi yang biasanya berhubungan dengan sirosis dan hipertensi portal
dimana vena di esofagus kecil menjadi distensi serta ruptur akibat dari peningkatan tekanan dalam sistem
portal (Yasmin Asih dkk, 1998). Hipertensi portal adalah peningkatantekanan aliran darah portal
lebih dari 10mmHg yang menetap, sedangkan tekanan dalam keadaan normal 5-10 mmHg.
Hipertensi portal paling sering disebab kan oleh sirosis hati. Sekitar 50% pasien dengan sirosis
hati akan terbentuk varises esophagus dan sepertiga nya pasien denga varises akan terjadi
pendarahan yang serius dari varises nya dalam hidup nya.

Pendarahan varises esofgus mempunyai rata-rata morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perdarahan saluran cerna bagian atas lain nya seperti missal nya ulkus
peptikus. Bila tidak di terapi, mortalitas varises esofagus adalah 30–50%, namun bila dilakukan
terapi maka mortalitasnya menurun hingga 20%. Angka kematian tertinggi terjadi pada beberapa
hari pertama hingga beberapa minggu perdarahan awal, karena itu intervensi dini sangat penting
untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Intervensi dini ini diperlukan karena perdarahan
pada traktus gastrointestinal atas potensial mengancam jiwa, sehingga harus ditangani dengan
cepat dan tepat serta mendapatkan penanganan medis yang agresif untuk mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan.

Pemeriksaan endoskopi diperlukan pada kasus perdarahan varises esofagus untuk


menegakkan diagnosis, menilai varises dan merencanakan penatalaksanaan yang tepat
berdasarkan penyakit dasarnya. Penatalaksanaan perdarahan pada varises esofagus dengan terapi
farmakologi, endoskopi antara lain adalah skleroterapi dan ligasi, tamponade balon, transjugular
intrahepatic portosistemic shunt (TIPS), dan operasi.Tujuan penulisan referat ini adalah untuk
memahami anatomi, patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan varises esofagus apabila terjadi
perdarahan.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang di maksud dengan penyakit varises esophagus ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan penyakit varises esophagus ?
3. Bagaimana penatalaksanaan penyakit varises esophagus?

C. Tujuan masalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Mengetahui konsep tentang penyakit varises esophagus
2. Mengetahui asuhan keperawatan tentang varises esfagus
3. Mengetahui penatalaksanaan yang tepat untuk mengatasi penyakit varises esophagus
ASUHAN KEPERAWATAN VARISES ESOPAGHUS
A. Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan varises esofagus, meliputi pengkajian anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pengkajian diagnostik. Pada pengkajian anamnesis, keluhan utama pada pasien varises
esofagus bervariasi sesuai dengan manifestasi klinik yang terjadi akibat dari varises esofagus yang
mempengaruhi sistem organ. Pada varises esofagus tanpa perdarahan biasanya keluhan masih
umum, tetapi biasa mendapatkan keluhan ketidaknyamanan abdomen, mual, muntah, serta
anoreksia atau keram otot – otot abdomen. Pada pasien varises esofagus dengan perdarahan,
keluhan utama yang sering ditemukan adalah hematemesis dan melena.
Pengkajian riwayat kesehatan dilakukan untuk menggali peremasalahan pada pasien varises
esofagus. Pada riwayat keshatan didapatkan adanya keluhan utama lemah, malaise, penurunan
berat badan, perubahan pada urin menjadi ikterik atau menjadi gelap, gatal – gatal (biasanya
berhubungan dengan obstruksi kantung empedu atau sirosis hati), edema atau asites, dan impotensi
atau gangguan seksual.
Penting bagi perawat untunk mengkaji penyakit masa lalu, riwayat dirawat dengan penyakit
hati atau riwayat hematemeis atau melena serta riwayat pengguanan obat – obatan masa lalu yang
baisa digunakan. Perawat juga mengkaji pola hidup tentang adanya kebiasaan penggunaan alkohol.
Pengkajian riwayat keluarga dilakukan untuk mengidentifikasi adanya hubungan penyakit wilson
pada generasi terdahulu (Azer,2009). Pengkajian psikososial didapatkan adanya kecemasan akan
kondisi penyakit dan pada beberapa pasien perlu mendapat pemenuhaninformasi kesehatan.
Pada pemerikasaan fisik, perawat memulai dengan pemeriksaan keadaan umum dan tingkat
zerkesadaran, khususnya apabila ada riwayat hematemesis-melena masif. Pemeriksaan TTV
merupakan pemeriksaan penting yang harus dilakukan pada saat penemuan pertama kali.
Hipotensi dan brakardia biasa didapatkan. Hal ini untuk mendeteksi adanya tanda-tanda syok
hipovolemik akibat perdarahan masif. Pada kondisi kronis biasanya didapatkan pasien terlihat
kurus dan penurunan berat badan.
Pemeriksaan fokus pada varises esofagus adalah:

1. Inspeksi
Pasien biasanya terlihat pucat (berhubungan dengan pengeluaran darah dari intravaskular
secara progresif), ikterus (berhubungan dengan kegagalan fungsi hati), sianosis akibat penurunan
saturasi oksigen. Peningkatan frekuensi napas dan usaha bernapas. Ketidaknyaman pada abdomen,
ekspresi nyeri pada saat palpasi ringan abdomen, edema, asites, hematemesis, melena. Periksa
adanya distensi vena abdominal. Didapatkan adanya perubahan urine menjadi kuning tua (ikterik)
atau menjadi gelap dan dan atrofi dari testis(Azer,2009). Pada pemeriksaan rektal, lihat adanya
perubahan warna feses menjadi lebih gelap menandakan perdarahan saluran gastroentestinal atas
2. Auskultasi
Peningkatan peristaltik usus
3. Perkusi
Nyeri ketuk abdomen
4. Palpasi
Nyeri tekan abdomen region hipokondrium kanan dan kiri atau dibawah iga (Azer,2009).
Didapatkan adanya pembesaran kelenjar parotis (yang didapat pada pasien disertai alkoholisme
dan malnutrisi), pembesaran limpa (splenomegali).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah akut;
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kapasitas angkut oksigen dan faktor-
faktor resiko aspirasi;
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan aliran intravena.
4. Ketakutan (cemas) / ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit , prognosis, dan kebutuhan pengobatan b/d
kurangnya terpapr informasi.

INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
Defisit volume cairan Pasien akan tetap tetap - Pantau volume cairan
berhubungan dengan stabil secara hemodinamik setiap jam
kehilangan darah akut - Ukur output urine tiap jam
- Ukur I dan O dan kaji
keseimbangan
- Berikan cairan pengganti
dan produk darah sesuai
instruksi. Pantau adanya
reaksi yang merugikan
terhadap komponen terapi
- Tirang baring total,
baringkan pasien terlentang
dengan kaki di tinggikan
untuk meningkatkan
preload jika pasien
mengalami hipotensi. Jika
terjadi normotensi
tempatkan tinggi bagian
kepala tempat tidur pada
450 untuk mencegah
aspirasi isi lambung
- Pantau Hb dan Ht
- Pantau elektrolit
- Periksa feses terhadap
darah untuk 72 jam setelah
masa akut
Kerusakan pertukaran gas Pasien akan - Pantau S02 dengan
berhubungan dengan mempertahankan oksigenasi menggunakan oksimetri
penurunan kapasitas dan pertukaran gas yang atau ABGs
angkut oksigen dan faktor- adekuat - Pantau bunyi napas dan
faktor resiko aspirasi gejala pulmoner
-
Resiko tinggi terhadap Pasien tidak akan - Gunakan suplemen O2
infeksi berhubungan mengalami infeksi sesuai instruksi
dengan aliran intravena. nasokomial - Pantau suhu tubuh
- Pantau adanya distensi
abdomen
- Baringkan pasien pada
bagian kepala tempat tidur
yang ditinggikan jika
segalanya memungkinkan
- Pertahankan fungsi dan
potensi NGT dengan tepat
- Atasi segera mual
- Pertahankan kestabilan
selang intravena
- Ukur suhu setiap jam
- Pantau sistem intravena
terhadap potensi infiltrasi
dan tanda – tanda infeksi
- Ganti letak intravena setaip
48 – 72 jam dan jika perlu
- Ganti larutan intravena
sedikitnya 24 jam
- Gunakan tekhnik aseptik
saat mengganti balutan dan
selang. Pertahankan balutan
bersih dan steril
- Ukur sel darah putih
Ketakutan (cemas) / Klien menunjukkan relaks Mandiri :
ansietas berhubungan dan laporan ansietas
dengan perubahan status menurun sampai tingkat - Catat petunjuk perilaku
kesehatan dapat ditangani contoh gelisah, mudah
terangsang, kurang kontak
mata, perilaku melawan
atau menyerang
- Dorong pernyataan takut
dan ansietas; berikan
umpan balik akui bahwa ini
adalah situasi yang
menakutkan dan lainya
diekspreikan mirip dengan
takut. Bantu pasien dalam
menyatakan perasaan
dengan mendengar dengan
aktif
- Berikan informasi akurata
nyata tentang apa yang
dilakukan misalnya sensasi
yang diharapkan, prosedur
biasa
- Berikan lingkungan tenng
untuk istirahat
- Tunjukkan tekhnik
relaksasi contoh visualisasi,
latihan napas dalam,
bimbngan imajinasi
Kolaborasi :
- Berikan obat sesuai
indikasi misal diazeapam
(valium); klorazepat
(tranxene); alprazolam
(xanax)
- Rujuk keperawat psikiatrik
penaseha/ agama
Kurangnya pengetahuan Klien menyatakan Mandiri :
tentang proses penyakit , pemahaman penyebab - Tentukan persepsi pasien
prognosis, dan kebutuhan perdarahannya sendiri (bila terhadap penyebab
pengobatan b/d kurangnya tahu) dan penggunaan perdarahan
terpapr informasi. tindakan pengobatan - Berika atau kaji ulang
informasi tentang etiologi
pada perdarahan, penyebab
atau efek hubungan
perilaku pola hidup, dan
cara menurunkan resiko
atau faktor pendukung.
Dorong pasien untuk
bertanya

Anda mungkin juga menyukai