Penulis:
Surono
Uraian Materi
Suatu mesin telah didesain dengan memperhitungkan komponen atau elemen mesin
yang rawan mengalami kerusakan. Komponen mesin yang mudah rusak sudah disiapkan
suku cadangnya dalam jumlah yang mencukupi dan dalam jangka waktu tertentu. Oleh sebab
itu, saat membeli mesin sebaiknya juga membeli komponen-komponen mesin yang mudah
rusak, khususnya untuk komponen dengan spesifikasi khusus yang jarang ada di pasaran
dan sulit dibuat sendiri. Hal tersebut penting untuk mengantisipasi jika terjadi kerusakan di
kemudian hari, sehingga tidak memerlukan waktu tunggu yang lama untuk memperbaiki,
memesan atau membeli komponen yang dapat mengganggu proses produksi. Komponen
mesin yang rawan mengalami kerusakan di antaranya adalah roda gigi, bearing, paking (seal),
belt, rantai, kopling gesek, katup, dan pompa pelumas.
Kerusakan pada mesin atau elemen mesin dapat disebabkan oleh berbagai hal, di
antaranya karena peristiwa alam, perawatan yang tidak baik, beban kerja mesin yang melebihi
batas/kapasitas, kesalahan operator, kesalahan prosedur, keausan, korosi, maupun
kerusakan karena umur pakai yang sudah melampaui batas. Bagi industri, kerusakan pada
mesin akan membawa dampak yang merugikan terutama dari sisi ekonomi. Untuk menjaga
kontinuitas proses produksi sekaligus mencegah kerugian yang semakin besar, diperlukan
perbaikan pada mesin yang rusak atau bahkan pembelian unit baru.
Perbaikan pada mesin setidaknya dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: (1)
mengganti elemen yang rusak dengan membeli di pasaran, (2) memodifikasi elemen mesin
yang rusak, atau (3) memperbaiki elemen mesin yang rusak. Kita tidak dapat serta merta
mengatakan bahwa salah satu cara perbaikan tersebut lebih baik dari cara yang lainnya,
karena banyak faktor yang menentukan. Pada dasarnya, penentuan cara perbaikan mesin
yang ada di suatu perusahaan atau industri disadarkan pada perhitungan ekonomi.
Perusahaan akan menghitung biaya penggantian elemen mesin baru, biaya rekondisi elemen
lama, kemungkinan kualitas hasil perbaikan atau modifikasi yang dapat dicapai, dan waktu
yang dibutuhkan untuk pengadaan atau perbaikan mesin.
Merekondisi mesin atau elemen mesin pada umumnya dianggap lebih murah daripada
melakukan pengadaan unit mesin atau elemen mesin yang baru. Akan tetapi, jika perbaikan
atau rekondisi tersebut membutuhkan waktu yang lama maka di sisi lain perusahaan akan
rugi karena proses produksi terhambat sehingga tidak dapat memenuhi target, serta
pengeluaran biaya operasional untuk perbaikan mesin yang tinggi. Belum lagi jika ternyata
hasil perbaikan tidak dapat mencapai kualitas yang diharapkan, sehingga perlu perbaikan
lanjutan. Sebaliknya, biaya langsung yang dikeluarkan untuk proses perbaikan walaupun
mahal bisa jadi lebih ekonomis jika dibandingkan dengan waktu tunggu yang diperlukan untuk
memesan dan menunggu unit mesin atau elemen mesin baru yang dibeli, khususnya yang
memerlukan impor dari negara lain.
1
1. Alat-alat Bongkar Pasang dan Perbaikan Mesin
Alat-alat bongkar pasang dan perbaikan mesin yang dibahas dalam kegiatan belajar
kali ini dikelompokkan dalam dua jenis yaitu hand tools dan portable power tools. Hand tools
untuk perbaikan mesin industri, sebagian sudah dibahas dalam modul lain mengenai kerja
bangku. Sehingga yang disampaikan di sini bersifat pengayaan untuk menambah wawasan.
a. Hand Tools
Hand tools atau disebut perkakas tangan/peralatan tangan tidak bertenaga,
merupakan alat bantu bongkar pasang dan perbaikan mesin yang pengoperasiannya
ditenagai oleh kekuatan tangan. Berbagai jenis hand tools tersebut memiliki fungsi spesifik
sehingga penggunaannya harus memperhatikan 3 (tiga) hal berikut:
1) Gunakan hand tools sesuai peruntukannya. Hindari penggunaan kunci pas layaknya
palu, pisau digunakan layaknya obeng, atau menggunakan kikir untuk mencongkel.
2) Jangan menggunakan kunci pas yang rahangnya sudah penyok atau terjadi deformasi
karena akan selip/tergelincir dan membahayakan bagi pengguna. Selain itu, dapat
merusakkan kepala baut atau mur yang akan dikendorkan atau dikencangkan.
3) Pastikan hand tools yang menggunakan gagang kayu sebagai pegangan bebas dari
retakan atau serpihan, dan hindari penggunaan jika gagang kayunya longgar.
Secara umum, hand tools dapat diklasifikasikan berdasarkan penggunaannya menjadi
6 (enam) jenis yaitu: (1) alat tangan pemotong logam (metal-cutting hand tools), (2) alat
tangan pemotong kayu (wood cutting hand tools), (3) alat puntir (torsion tools), (4) alat tangan
yang penggunaannya dengan hentakan/kejut (shock tools), (5) alat tangan tahan api (spark-
resistant hand tools), dan (6) aneka alat tangan lainnya (miscellaneous hand tools).
1) Metal-Cutting Hand Tools
a) Pahat (chisels)
Pahat dapat digunakan untuk mengurangi tebal, membuat rata suatu
permukaan, memotong, membuat alur, membuat sudut, dan membentuk suatu
profil. Pahat dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk ujung/titik sayatnya yaitu:
pahat rata/dingin (flat/cold chisel), pahat tanjung (cape chisel), pahat setengah
bulat (half round nose chisel), pahat bulat (round nose chisel), dan pahat titik intan
(diamond point chisel).
Cold chisel
Diamond point chisel
2
Half round chisel
Pahat yang sering dipakai adalah tipe pahat rata/dingin. Pahat tipe flat/cold ini
dapat digunakan untuk memotong paku keling atau memotong pelat lembaran
tipis. Cape chisel digunakan untuk pekerjaan khusus misalnya pada alur sempit
dan sudut persegi. Half round dan round chisel digunakan untuk menghasilkan alur
melingkar. Sedangkan diamond point chisel digunakan untuk memotong alur “V”.
Palu yang digunakan bersama pahat harus menyesuaikan ukuran pahat. Jika
pahat yang dipakai berukuran besar sedangkan palunya kecil, maka pukulan dari
palu akan terserap oleh pahat sehingga tidak dapat menyayat. Ketika
menggunakan pahat yang menghasilkan tatal (chip) yang terlempar, sebaiknya
gunakanlah kacamata pelindung.
D = D’ – k
Snei yang ada di pasaran terdiri atas dua jenis yaitu tipe pejal dan tipe
bercelah. Snei tipe pejal memiliki mata potong yang diameternya tirus, untuk
memudahkan pembuatan awalan ulir. Untuk snei tipe bercelah, terdapat baut
penyetel untuk mengatur lebar lubang snei. Untuk awalan, diamater lubang
diperbesar, dan untuk finishing diameternya diperkecil sesuai standar.
3
c) Gergaji besi (hacksaw)
Gergaji besi digunakan bersama dengan frame dan handle khusus untuk
mencegah agar gergajinya tidak bengkok atau patah saat digunakan, sekaligus
untuk keamanan dan kenyamanan penggunanya. Gigi pada gergaji dipasang
dengan menghadap ke depan, sehingga penekanan yang efektif saat penyayatan
adalah ketika gerakan maju.
d) Kikir (files)
Triangular
atau Three-
Flat Square square Half round Round Elliptical Cant
4
Berdasarkan bentuk geriginya, kikir dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu
tipe single cut dan double cut. Kikir jenis single cut memiliki rigi-rigi yang melintang
selebar sisi sayat kikir. Biasanya digunakan untuk mengikir aluminium, seng, atau
bahan yang terbuat dari timah. Sedangkan jenis double cut memiliki rigi-rigi yang
dibentuk dua kali. Rigi-rigi yang pertama sebagaimana bentuk single cut, disebut
overcut. Kemudian rigi-rigi kedua disebut upcut. Kikir yang memiliki gerigi
bersilangan (cross cut) ini digunakan untuk mengikir baja, besi tuang, atau
kuningan.
Snip merupakan gunting tangan untuk memotong lembaran logam tipis (pelat)
dan lembaran timah atau logam lembaran sejenisnya.
f) Pemotong (cutters)
5
Cutter digunakan untuk memotong kawat (wire), batang penguat, atau baut
(bolt) dengan kekerasan tertentu sesuai kapasitasnya. Untuk menjaga keawetan
ujung cutter, tidak disarankan menggunakannya sebagai penarik atau pencungkil.
2) Wood Cutting Hand Tools
Contoh alat tangan pemotong kayu adalah pahat, gergaji, kampak, dan
sebagainya. Alat tangan pemotong kayu tidak akan dibahas secara mendetail dalam
kegiatan belajar kali ini karena tidak banyak digunakan dalam perbaikan mesin
industri.
3) Torsion Tools
Alat tangan yang termasuk jenis torsion tools antara lain kunci pas (open end
wrench), kunci ring (box end wrench), Kunci L (allen or hex wrench), kunci sok (socket
wrench), adjustable wrench atau di Indonesia lazim disebut kunci Inggris, kunci pipa
(pipe wrench), tang (plier), obeng (screwdriver), spanner, dan sebagainya.
Open End Wrench Set Box End Wrench Set Allen or Hex Wrench Set
Universal Socket Wrench Set Adjustable Wrench Set Pipe Wrench Set
4) Shock Tools
Shock tools yang sering dipakai adalah palu (hammer). Pada permukaan baja
yang dikeraskan, hindari penggunaan palu baja, gunakanlah palu yang kepalanya
terbuat dari plastik, kayu, atau material lain yang tidak terlalu keras.
6
Gambar 4.10. Hammer Set
(Sumber: https://www.ecstuning.com/b-gear-wrench-parts/gearwrench-5-piece-hammer-
set/kdt82303~kdt/)
7
Manual Pipe Bender Screw & Bolt Extractor Set Wrecking Bar
8
baut yang memiliki torsi lebih tinggi. Contoh portable power tools yang menggunakan tenaga
angin (pneumatic) adalah nail gun. Powder-actuated atau explosive-actuated merupakan alat
yang penggunaannya ditenagai oleh serbuk atau bahan yang bersifat eksplosif misalnya
untuk memasang paku atau pengunci yang sejenis pada baja, beton, batu dan sebagainya.
Alat-alat jenis powder-actuated atau explosive-actuated ini tidak boleh digunakan pada
atmosfir atau lingkungan yang terdapat bahan mudah meledak atau terbakar. Contoh portable
power tools jenis fuel-powered (liquid fuel) yang ditenagai oleh bahan bakar cair misalnya
adalah gergaji khusus berbahan bakar bensin (fuel-powered saw).
Gambar 4.13. Macam-macam portable power tools (diambil dari berbagai sumber)
9
Key-ways dapat mengalami kelonggaran karena keausan atau karena sering
dibongkar-pasang. Kelonggaran yang terjadi dapat diukur menggunakan feeler-gauge
yang digunakan bersamaan dengan pasak standar untuk menentukan ukuran pasak
baru yang akan digunakan untuk mengganti.
Jika terjadi kerusakan dudukan pasak pada poros misalnya karena gempil,
proses perbaikannya dapat dilakukan menggunakan teknik pengelasan. Untuk
membentuk alur pasak, dapat menggunakan kuningan. Pemakaian kuningan
dimaksudkan agar bahan tambah las tidak menempel.
10
Gambar 4.15. Perbaikan poros yang patah
Gambar 4.16. Perbaikan tumpuan bearing pada poros dengan memasang bush
11
Jika keausan atau kerusakan poros cukup parah, dapat dilakukan cara kedua
yaitu penggantian secara utuh dengan cara memotong poros dan membuatkan
tumpuan yang baru. Tumpuan tersebut kemudian disatukan dengan poros
menggunakan system ulir atau dilas. Langkah finishing dilakukan dengan proses
pembubutan dua senter.
Gambar 4.17. Penggantian tumpuan bearing pada poros dengan dilas atau diulir
Cara yang ketiga adalah dengan pelapisan menggunakan chrom. Cara ini
dilakukan jika keausan pada poros hanya kecil. Pelapisan dapat dilakukan pada
bagian yang aus saja, atau seluruh permukaan dengan ketebalan tertentu sesuai
keperluan.
4) Meluruskan Poros yang Bengkok
Untuk memperbaiki poros yang bengkok dan bukan poros yang sudah
dikeraskan, dapat dilakukan dengan cara dipanaskan kemudian dipress. Pemanasan
dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan tungku (dapur) pemanas dengan
suhu maksimum 5000C. Kemudian, pendinginan poros dilakukan dalam keadaan
poros masih dipress untuk menghindari kebengkokan. Jika poros yang bengkok
merupakan poros yang sudah dikeraskan, maka perbaikannya dilakukan dengan cara
memukul bagian yang bengkok (bagian cekung) menggunakan palu khusus.
Sambungan atau hubungan antar poros atau lubang yang menggunakan pin
atau pena pengikat jika terjadi kebengkokan sering menyebabkan lubang pena
membesar. Akibatnya antara pena dan lubang pena terjadi kelunggaran dan dapat
menyebabkan munculnya gerakan aksial antara poros dengan lubangnya. Untuk
mengatasi hal ini, maka lubang pena diperbesar dengan bor secara bertingkat
kemudian dirapikan dengan reamer sesuai diameter pena pengikat standar.
12
5) Menambal Poros yang Aus
Poros yang mengalami keausan dapat ditambal menggunakan proses
pengelasan. Sebelum dilas, poros harus dibubut agar ikatan antara bahan tambah las
dengan poros kuat. Untuk poros yang berdiameter kecil (<200 mm) pengelasan
sebaiknya dilakukan dengan merendam sebagian permukaan poros dalam air untuk
menghindari deformasi. Untuk hasil maksimal, sebaiknya air yang digunakan adalah
air yang bersirkulasi.
Gambar 4.19. Pengelasan poros berdiameter <200 mm sebagian direndam dalam air
Gambar 4.20. Menambal poros yang aus dengan pengelasan memanjang (kiri) dan
melingkar (kanan)
13
frais, maka pengelasan dapat dilakukan menggunakan alat bantu alternatif yaitu sisipan yang
terbuat dari logam non-ferro. Alat bantu sisipan tersebut berfungsi sebagai cetakan gigi
sekaligus mencegah bahan tambah dari kawat las tidak menempel pada cetakan.
Pengecekan profil gigi dilakukan menggunakan jangka sorong khusus roda gigi dan dengan
roda gigi pasangannya.
14
c. Penggantian Bearing
Bearing yang telah rusak sebaiknya dilepas menggunakan treker atau dipress. Jika
ditemukan karat pada permukaan poros, hilangkan karat tersebut dengan cairan khusus
(misalnya WD 40) untuk memudahkan bongkar-pasang bearing. Pemasangan bearing
kembali pada poros dilakukan dengan bantuan pelumas dan pipa yang berdiameter lebih
besar dari poros, namun lebih kecil dari diameter dalam bearing (diameter yang kecil). Pia
tersebut kemudian diberi bantalan kayu dan dipukul secara perlahan. Jangan memukul
langsung pada bearing.
Baut berukuran besar yang patah dan patahannya menempel pada bodi, dapat dilepas
dengan menggunakan bolt extractor. Langkahnya adalah melubangi baut menggunakan bor
tangan dengan diameter bor lebih kecil dari baut. Kemudian, pasang bolt extractor pada
lubang yang telah dibuat menggunakan palu seperlunya saja. Setelah posisi nolt extractor
terpasang dengan baik, putarlah bolt extractor tersebut menggunakan gagangnya hingga baut
terlepas.
Gambar 4.24. Teknik melepas baut yang patah menggunakan bolt extractor
15
(Sumber: https://www.banggood.com/5Pcs-3mm-to-14mm-Cr-Mo-Screw-Extractor-Broken-Bolt-Remover-Drill-
With-Holder-Frame-Tool-p-1073553.html)
Cara lain yang dapat ditempuh adalah menggunakan pelat strip atau mur. Jika
menggunakan pelat strip, langkahnya adalah pelat setrip dibor dengan diameter lebih kecil
daripada ukuran baut yang patah. Tempatkan lubang pada pelat strip tepat di atas baut,
kemudian dilas hingga kampuh memenuhi lubang pelat. Jika sudah dingin, lepaslah baut
dengan cara memutar pelat. Jika menggunakan mur, maka langsung saja mur diletakkan di
atas baut yang patah kemudian dilas hingga kampuh memenuhi lubang mur. Mur yang
digunakan berdiameter sama atau lebih kecil dan dipasang satu sumbu dengan baut yang
patah agar bahan tambah las tidak menempel pada bodi mesin.
Gambar 4.25. Teknik mengeluarkan baut yang patah menggunakan mur yang dilas
Untuk baut yang berukuran kecil, langkah yang dapat ditempuh adalah dibor langsung
pada baut yang patah tersebut dengan diameter yang sama atau lebih kecil. Langkah
finisingnya adalah membuat ulir baru dengan cara ditap.
16
Teknik perbaikan lubang ulir dapat dilakukan dengan cara memindahkan lokasi lubang
ulir pada tempat baru atau dengan memperbesar ukuran lubang ulir menggunakan bor dan
tap. Pemindahan lubang ulir dilakukan jika tempatnya masih memungkinkan. Pemindahan
lubang ulir dengan ukuran yang sama, akan menghasilkan ulir baru yang memiliki kekuatan
sama dengan ulir lama.
Jika pemindahan lubang ulir tidak memungkinkan, maka dapat dilakukan pembesaran
lubang ulir di tempat yang rusak kemudian ditap dengan ukuran ulir baru yang lebih besar.
Cara ini akan meningkatkan kemampuan ulir yang lama. Jika kerusakan lubang ulir terjadi
pada pelat tipis, perbaikan dapat dilakukan dengan menambahkan pelat berulir atau mur di
belakang lubang pelat yang rusak dengan cara dilas. Mur tambahan tersebut juga dapat
difungsikan sebagai mur pengikat tanpa perlu dilas.
17
a. Hindari membawa alat-alat perbaikan yang dapat mengganggu saat menaiki
tangga atau memanjat suatu struktur tertentu. Gunakan alat khusus untuk
menaikkan alat-alat perbaikan dari permukaan lantai/tanah menuju ke lokasi
perbaikan yang ada di ketinggian, misalnya dengan kantong yang kuat, ember,
atau wadah lain yang serupa dengan cara ditarik.
b. Hindari membawa peralatan yang runcing (pahat, obeng, dsb) dengan
memasukkan dalam kantong celana atau baju, atau meletakkan peralatan di lantai
yang sering dilewati teknisi. Sebaiknya peralatan tersebut dimasukkan dalam kotak
alat (tool box), rak dorong (cart), atau sabuk khusus/kantong alat saku yang sering
digunakan oleh teknisi kelistrikan dengan bagian tajam menghadap ke bawah dan
menjauhi tubuh.
c. Peralatan yang dibawa di pundak harus dijaga sehingga tidak membahayakan
pekerja atau pengguna jalan lainnya, terutama saat berbelok/berputar.
Sebelum melakukan perbaikan mesin, teknisi harus memeriksa sesuai daftar inspeksi
sebelum penggunaan alat (pre-use inspection checklist). Sebelum menggunakan hand tools,
periksalah checklist berikut ini:
Permukaan perkakas tangan bebas dari minyak, lemak, atau benda asing lain
Tidak ada retakan atau serpihan pada gagang atau rahang
Sisi mata potong tidak gempil, retak, atau rusak
Gagang tidak longgar
Permukaan gagang yang dikartel atau berpola khusus agar tidak licin, masih dalam
keadaan baik
Alat pemotong misalnya pahat atau kapak masih tajam
Tampilan alat secara fisik masih baik
Sebelum menggunakan portable power tools, periksalah checklist berikut ini:
Permukaan alat bebas dari minyak, lemak, atau benda asing lain
Saluran sumber daya (listrik, angin, dsb) tidak menunjukkan tanda-tanda
kerusakan
Penutup atau pengaman bagian yang berputar, tajam, atau bagian berbahaya lain
masih berfungsi baik
Tidak ada kebocoran pada alat (minyak/oli, dsb)
Alat pemotong tajam, tidak retak, dan tidak rusak
Tersedia APD yang sesuai
18
Daftar Pustaka
Anonim. tt. Teori Perbaikan Elemen Mesin. Bandung: Politeknik Manufaktur Bandung.
Naval Education and Training Professional Development And Technology Center. (1993).
Aviation Boatswain’s Mate F.
Anonim. (1971). A Practical Course in Mechanics (Second Edition: Akademi Tehnik Mesin
Industri, Surakarta). Zurich: Swiss Foundation for Technical Assisstance.
Departements of The Army, Navy, Air Force, and Marine Corps. (1983). Use and Care of Hand
Tools and Measuring Tools. Washington: Departements of The Army, Navy, Air Force,
and Marine Corps.
Departements of The Army, Navy, Air Force, and Marine Corps. (2010). Use and Care of Hand
Tools and Measuring Tools. Washington: Departements of The Army, Navy, Air Force,
and Marine Corps.
Harvard Environmental Health & Safety. 2017. Hand and Portable Power Tools Pre Use
Inspection Checklist.
The University of Tennessee Knoxville. (2017). Hand and Portable Power Tool Safety
Guidlines. Tennessee: The University of Tennessee Knoxville.
Website
Bolt Cutter:
http://www.acehardware.com/product/index.jsp?productId=31102096&cp=2568443.2
568450.2628076.2628235.2629121
19
Bolt/Screw Extractor: https://www.banggood.com/5Pcs-3mm-to-14mm-Cr-Mo-Screw-
Extractor-Broken-Bolt-Remover-Drill-With-Holder-Frame-Tool-p-1073553.html
Snip: https://www.wonkeedonkeetools.co.uk/tin-snips-and-aviation-snips/what-are-snips
20
Universal Socket Wrench Set: http://www.sears.com/craftsman-19-piece-3-8inch-dr-inch-and-
metric/p-00924963000P
21