"Total kebutuhan rumah di Indonesia per tahun mencapai 1,46 juta unit. Memang masih
terdapat gap yang cukup besar bila dibandingkan dengan realisasi. Data terakhir,
realisasi pembangunan rumah di Indonesia per tahunnya berkisar 400 ribu unit," kata
Heliantopo, di Makassar, Selasa, (21/11/2017).
"Tahun 2016, rasio KPR terhadap PDB (Indonesia) masih relatif rendah. Bahkan, yang
terendah di ASEAN, apalagi bila dibandingkan dengan negara-negara maju, seperti
Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa," kata Heliantopo.
Menurut Heliantopo, rasio KPR Indonesia bila dibandingkan Amerika Serikat bahkan
lebih 'miris'. Negeri Paman Sam diketahui memiliki rasio KPR tertinggi yang menembus
77 persen. Itu artinya rata-rata penduduk Amerika Serikat sudah memiliki rumah.
Sebaliknya di Indonesia, sambung dia, harus diakui banyak masyarakat yang belum
memiliki rumah.
Backlog Perumahan Masih 11,38 Juta Unit
JAKARTA, (PR).- Dirut PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Maryono mengajak para
pemangku kepentingan antara lain perbankan, pemerintah pusat dan pemerintah
daerah untuk mengurangi angka kebutuhan rumah atau backlog perumahan sebesar
11,38 juta unit. Oleh karena itu, komitmen mereka perlu disatukan dan diperkuat.
Salah satu langkah untuk mengurangi backlog itu, BTN mengajak Gojek untuk
memfasilitasi para mitra pengemudinya untuk mendapat fasilitas KPR subsidi dari BTN.
Setidaknya, ada 581 aplikasi KPR subsidi dari para driver Gojek saat tahap I, 397 di
antaranya lulus verifikasi.
“Nilai KPR hanya Rp 51,6 miliar (KPR Gojek), namun sangat berarti bagi mereka dan kami
bangga bisa membantu keluarga mendapatkan rumahnya dengan skema yang
terjangkau,” kata Maryono di sela-sela perauaam Hari Ulang Tahun (HUT) ke-41 Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) di Jakarta.
Menurut Maryono, selain itu BTN untuk menggenjot KPR, juga memberikan bunga KPR
fixed 1 tahun sebesar 4,1%. Promo bunga KPR non-subsidi ini berlaku hingga Januari
2018. Lewat program tersebut, BTN berharap bisa mengalirkan KPR sebesar Rp 3 triliun
hingga tutup tahun 2017.
Dari pencapaian pembiayaan rumah, sebesar 3,08 juta unit atau lebih dari 75% di
antaranya mengalir dalam bentuk KPR subsidi. Angka tersebut setara dengan nilai KPR
subsidi sebesar Rp 110,45 triliun. Sedangkan sisanya atau sebesar Rp 119,76 triliun
didistribusikan dalam bentuk KPR non-subsidi.
Terkait KPR, BTN terus memosisikan diri sebagai salah satu bank terbesar yang bergerak
di kredit perumahan. Juga telah mengucurkan kredit berskema konvensional dan syariah
senilai Rp 230,2 triliun. Jumlah ini untuk merealisasikan KPR bagi 4,1 juta unit rumah.
Informasi perumahan
Maryono menambahkan, Plaza KPR merupakan gerai khusus yang diperuntukkan bagi
masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai KPR melalui portal website.
Sementara KPR Hotline adalah menu khusus di BTN contact center yang dibuka untuk
memberikan segala informasi mengenai produk KPR.
“Sebagai wujud peningkatan layanan pelanggan, kami berharap Plaza KPR dan KPR
hotline ini lebih memudahkan nasabah menemukan produk KPR pilihannya,”
ujarnya.***