Konversi Sputum Pasien TBC ? untuk Neuralgia Pasca Herpes Zoster Dirawat di sanatorium dan berjemur di mata- Beberapa laporan kasus menunjukkan bahwa Hasilnya : rata-rata median konversi sputum hari pernah dianjurkan sebagai terapi TBC di dosis 625 ug sd. 2.5 mg vitamin D/hari mem- adalah 36.0 hari di kelompok vitamin D3 dan H erpes zoster timbul dari reaktivasi virus Penanganan herpes zoster saat ini yaitu dengan Pada uji klinis ini, 9,7% pasien yang diterapi masa sebelum ditemukannya antibiotik dan perbaiki respon pasien terhadap pengobatan 43.5 hari di kelompok kontrol – adjHR 1.39; varicella-zoster yang dorman pada ganglia sen- obat anti-viral dan analgesik memberikan hasil gabapentin dan 6,9% pasien yang diberi kemoterapi anti-tuberkulosis. antituberkulosis, tetapi uji klinis acak tekontrol 95%CI 0.90 – 2.16; p=0.14. soris spinalis dan kranialis setelah infeksi primer yang baik pada pasien-pasien muda, biasanya plasebo menghentikan penelitian karena penggunaan vitamin D sampai dosis 125 ug/ varicella (cacar air). Di negara berkembang lebih dalam bentuk ringan; selain itu juga efektif adanya efek samping. Pada kelompok gabap- Vitamin D mempunyai metabolit aktif Calcitriol Genotipe Taq1 mempengaruhi efek vitamin D dari 95% populasi dewasa seropositif untuk mengatasi nyeri akut dan bercak kulit. Namun, entin, alasan penghentian keikutsertaan dalam hari pada pasien tbc aktif tidak menghasilkan yang diketahui mempunyai aktivitas antibak- terhadap kecepatan konversi sputum tersebut virus varicella-zoster dan karena itu berisiko pengobatan ini masih sangat kurang efektif penelitian yang paling sering adalah karena manfaat klinis. Sedangkan uji klinis lain meng- (pinteraksi = 0.03) ; respon baik hanya diamati teri in vitro; metabolit ini memodulasi respon tinggi mengidap herpes zoster. Reaktivasi dapat untuk mengatasi PHN, yang umumnya terjadi pusing. Efek samping terkait penggunaan gunakan dosis 250 ug vitamin D/hari meng- pada pasien dengan genotipe tt (8.09, 95%CI pejamu tehadap infeksi mikobakteria dengan terjadi pada segala usia; namun berkaitan dengan lebih sering dan lebih berat pada pasien usia gabapentin sebagian besar masih berskala cara menginduksi reactive nitrogen and oxygen hasilkan konversi sputum yang lebih cepat. 1.36 – 48.01; p=0.02) . Genotipe Fok1 tidak me- penurunan imunitas terkait usia, lebih sering lanjut. ringan hingga sedang; paling sering adalah intermediates, menekan aktivitas enzim matrix Sebaliknya pembawa alel f dari polimorfisme modifikasi pengaruh suplementasi vitamin D terjadi pada orang dewasa. pusing (10,9% vs 2,2% untuk plasebo), somno- gen reseptor vitamin D FokI dikaitkan dengan tersebut (pinteraksi = 0.85). metalloproteinase yang berperan dalam proses Saat ini US FDA telah menyetujui penggunaan len (4,5% vs 2,7% untuk plasebo) dan nyeri pembentukan kavitas, dan menginduksi akti- penurunan aktivitas transkripsional, penurunan Herpes zoster mengenai hingga 25% individu gabapentin tablet satu kali sehari untuk peng- kepala (4,2% vs 4,1% untuk plasebo). (SFN) Kadar 25-OH vitamin D rata-rata setelah 56 hari vitas antimikroba cathelicidin yang menginduksi fagositosis yang diinduksi kalsitriol, dan kon- selama masa hidup mereka, kira-kira 50% obatan PHN. Persetujuan ini didasari pada data sebesar 101.4 nmol/L di kelompok intervensi autofagi. versi sptutum yang lebih lambat di kalangan berusia 80 tahun atau lebih. Meski penyakit ini dua uji klinis fase 3 yang melibatkan 359 pasien dan 22.8 nmol/L di kelompok plasebo (95%CI pasien tbc. tidak mengancam jiwa, namun berkaitan dengan yang diobati dengan gabapentin dan 364 pasien REFERENSI : for difference 68.6 – 88.2, p<0.0001). Calcitriol memodulasi respon imun dengan sejumlah gejala akut seperti vesicular rash dan yang diberi plasebo. Keamanan dievaluasi pada 1. Johnson RW. Herpes Zoster and Postherpetic Neuralgia. mengikat reseptor vitamin D yang diekspresi- Expert Review of Vaccine. Available from: http://www. Berdasarkan aktivitas invitro dan laporan ter- Pemberian 4 dosis vitamin D 2.5 mg mening- nyeri. Komplikasi jangka panjang meliputi seluruh 723 pasien dan penilaian efikasi di- medscape.com/viewarticle/718534 kan oleh antigen-presenting cells dan limfosit katkan kadar 25-OH vitamin D serum pada gangguan penglihatan dan neuralgia pasca dasarkan pada uji klinis fase 3 yang kedua, yaitu 2. Brooks M. FDA approves once-daily gabapentin for posther- dahulu tersebut, dilakukan uji klinik acak buta- untuk meregulasi proses transkripsi gen yang pasien TBC sputum positif dalam fase peng- herpes (post-herpetic neuralgia/PHN), berpotensi suatu uji klinis acak, tersamar ganda, dengan petic neuralgia. Medscape Medical News. Available ganda multisenter penambahan vitamin D3 responsif terhadap vitamin D; tetapi reseptor menjadi masalah paling mengganggu di antara kontrol plasebo pada 452 pasien dengan PHN. from: http://www.medscape.com/viewarticle/736872 (colecalciferol) pada pengobatan pasien TBC obatan intensif; mempercepat konversi sputum 3. FDA approves once-daily gabapentin for post-herpetic vitamin D pada manusia bersifat polimorfik - hanya di kelompok genotipe tt dari polimor- seluruh masalah komplikasi yang ada; ber- Pada uji klinis ini, gabapentin 1800 mg meng- neuralgia. Docguide.com. Available from: http://www. sputum positif di London, UK. Sejumlah 146 pembawa alel t dari polimorfisme reseptor fisme Taq1 reseptor vitamin D. (BRW) kaitan dengan rasa gatal hebat dan allodynia. hasilkan penurunan yang statistik bermakna docguide.com/fda-approves-once-daily-gabapentin- Taq1 dikaitkan dengan peningkatan fagosito- pasien dewasa diacak untuk mendapat 2.5 mg post-herpetic-neuralgia?tsid=5 PHN dapat berdampak negatif terhadap fungsi pada rerata skor nyeri harian dibandingkan sis diinduksi-kalsitriol terhadap M.tuberculosis vitamin D3 atau plasebo di awal terapi, dan 14, dan kualitas hidup pasien. Penderita lanjut usia plasebo. Tujuan kedua meliputi penilaian mutu REFERENSI : in vitro dan konversi sputum yang lebih cepat. 28 dan 42 hari sesudah terapi dimulai. Lancet 2011;377:242-50 seringkali membutuhkan rawat inap. tidur, penilaian nyeri serta kualitas hidup.
C DK 1 8 4 / Vo l. 38 no. 3/A p r i l 2011 229 230 C D K 1 8 4 / V o l . 3 8 n o . 3 / Ap r il 2 0 1 1