Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PERTAMBANGAN

A. Pengertian Pertambangan

Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan galian


berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis
maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah permukaan bumi, dan di bawah
permukaan air. Hasil kegiatan pertambangan antara lain, minyak dan gas bumi,
bijih mangaan, bijih emas, perak, batubara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel,
bijih bauksit, bijih tembaga, dan granit.Ilmu Pertambangan : ialah ilmu yang
mempelajari secara teori dan praktik hal-hal yang berkaitan dengan industri
pertambangan berdasarkan prinsip praktik pertambangan yang baik dan benar
(good mining practice)(wikipedia,2017).

Gambar 1.1 contoh model pertambangan

1 [Metode Penambangan Quarry]


Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1980 menjelaskan secara rinci
bahan-bahan galian apa saja yang termasuk dalam gologan A, B dan C.[2]Bahan
Golongan A merupakan barang yang penting bagi pertahanan, keamanan, dan
strategis untuk menjamin perekonomian negara dan sebagian besar hanya
diizinkan untuk dimiliki oleh pihak pemerintah, contohnya minyak, uranium dan
plutonium. Sementara, Bahan Golongan B dapat menjamin hidup orang banyak,
contohnya emas,perak, besi dan tembaga. Bahan Golongan C adalah bahan yang
tidak dianggap langsung mempengaruhi hayat hidup orang banyak, contohnya
garam, pasir, marmer, batu kapur, tanah liat, dan asbes.

B. Tahapan Kegiatan Pertambangan

Tahapan kegiatan pertambangan yaitu :

1. Prospeksi adalah suatu kegiatan penyelidikan dan pencarian untuk


menemukan bagian endapan bahan galian atau mineral berharga.
2. Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi
pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar
rata-rata dan besarnya cadangan serta “studi kelayakan” dari endapan
bahan galian atau mineral berharga yang telah diketemukan.
3. Eksploitasi adalah suatu kegiatan pertambangan yang meliputi
pekerjaan-pekerjaan pengambilan dan pengangkutan endapan bahan galian
atau mineral berharga sampai ke tempat penimbunan dan
pengolahan/pencucian, kadang-kadang sampai ke tempat pemasaran.
4. Sedangkan Pengolahan/pemurnian/pengilangan adalah suatu pekerjaan
memurnikan atau meninggikan kadar bahan galian dengan jalan
memisahkan mineral berharga dan yang tidak berharga, kemudian
membuang mineral yang tidak berharga tersebut yang dapat dilakukan
dengan cara kimia (BPS, 2004).

2 [metode penambangan quarry]


Paradigma baru kegiatan industri pertambangan ialah mengacu pada konsep
pertambangan yang berwawasan Lingkungan dan berkelanjutan, yang meliputi :

 Penyelidikan Umum (prospecting)


 Eksplorasi : eksplorasi pendahuluan, eksplorasi rinci
 Studi kelayakan : teknik, ekonomik, lingkungan (termasuk studi amdal)
 Persiapan produksi (development, construction)
 Penambangan (Pembongkaran, Pemuatan,Pengangkutan, Penimbunan)
 Reklamasi dan Pengelolaan Lingkungan
 Pengolahan (mineral dressing)
 Pemurnian / metalurgi ekstraksi
 Pemasaran
 Corporate Social Responsibility (CSR)
 Pengakhiran Tambang (Mine Closure)

C. Metode Penambangan

Metode-metode dalam sistem penambangan yaitu sebagai berikut :

1. Tambang terbuka (surface mining)


2. Tambang Bawah Tanah (underground mining)
3. Penambangan bawah laut (underwater mining)

 Tambang terbuka (surface mining) merupakan satu dari dua sistem


penambangan yang dikenal, yaitu Tambang terbuka dan Tambang Bawah
Tanah. dimana segala kegiatan atau aktivitas penambangan dilakukan di atas
atau relatif dekat permukaan bumi dan tempat kerja berhubungan langsung
dengan udara luar.

3 [metode penambangan quarry]


Gambar 1.2 sistem penambangan terbuka

 Tambang Bawah Tanah adalah suatu sistem penambangan yang mengacu


pada metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan dengan membuat
terowongan menuju lokasi mineral tersebut, dimana seluruh aktivitas
penambangan dilakukan dibawah permukaan tanah dan tidak berhubungan
langsung dengan udara terbuka.

4 [metode penambangan quarry]


Gambar 1.3. sistem penambangan bawah tanah

 Penambangan Tertutup adalah suatu proses pengambilan suatu jenis barang


tambang dengan cara membuat sumur (penambangan vertikal atau Shaf
Mining) atau terowongan (penambangan horizontal atau Slope Mining) ke
dalam lapisan-lapisan batuan karena lokasi barang tambang jauh di dalam
perut bumi.

5 [metode penambangan quarry]


Gambar 1.4. sistem penambangan tertutup

 Penambangan bawah laut adalah proses pengambilan mineral yang relatif


baru dilakukan di dasar samudra. Lokasi penambangan samudra biasanya
berada di sekitar kawasan nodul polimetalik atau celah hidrotermal aktif dan
berada pada kedalaman 1.400 – 3.700 meter di bawah permukaan laut.

6 [metode penambangan quarry]


Gamabar 1.5. penambangan bawah laut

 Pertambangan Rakyat adalah suatu usaha pertambangan bahan-bahan galian


dari semua golongan a,b,c… yang dilakukan oleh rakyat setempat yang
bertempat tinggal di daerah bersangkutan dikelola secara kecil-kecilan atau
secara gotong royong dengan alat sederhana untuk mata pencaharian sendiri.

7 [metode penambangan quarry]


Gambar 1.6. sistem penambangan rakyat

D. Izin Usaha Penambangan

Dalam mendirikan suatu perusahaan yang bergerak pada penggalian atau


pertambangan memiliki undang-undang. Tata urutan peraturan
perundang-undangan di Indonesia pada umumnya dan peraturan pertambangan
tersebut sebagai berikut.

1. Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 33 ayat 3 :


“Bumi dan Air dan Kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran Rakyat.
2. TAP MPR
a. Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR RI/1999 tentang Garis-garis Besar
Haluan Negara Tahun 1999-2004, khususnya Bab IV Arah Kebijakan
Hurup H Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup angka 4, yang
menyatakan: “Mendayagunakan sumber daya alam untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian
fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang

8 [metode penambangan quarry]


berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal, serta
penataan ruang, yang pengusahaannya diatur dengan undang-undang”.
b. Demikian juga pada Ketentuan Ketetapan MPR RI Nomor IX/MPR/2001
tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber daya Alam,
khususnya Pasal 6 yang menyatakan: “Menugaskan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat bersama Presiden Republik Indonesia untuk segera
mengatur lebih lanjut pelaksanaan pembaruan agraria dan pengelolaan
sumber daya alam serta mencabut,mengubah dan/atau mengganti semua
undang-undang dan peraturan pelaksanaannya yang tidak sejalan dengan
dengan Ketetapan ini.”
1. Undang-Undang Pokok
2. Peraturan Pemerintah
3. Peraturan/Keputusan/Instruksi Presidan
4. Peraturan/Keputusan/Instruksi Menteri
5. Peraturan Daerah. Tingkat Provinsi dan Kabupaten
sesuai kewenangannya
6. Peraturan/Instruksi/Keputusan Gubernur dan Bupati
sesuai kewenangannya.
Pada awalnya undang-undang pokok pertambangan di Indonesia adalah
Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang Pokok Pertambangan.
Undang-undang tersebut telah dilengkapi dengan peraturan pelaksanaannya
berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan Dirjen, Peraturan
Daerah dan lain-lainnya. Sejak February 2009, Undang-Undang Pokok
Pertambangan diganti dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara.Sejak saat itu peraturan pemerintah,
peraturan menteri, peraturan dirjen dan peraturan daerah yang merupakan
peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang No. 11 Tahun 1967secara
berangsur-angsur akan diganti. Sampai dengan bulan Juli 2010 peraturan
pelaksanaan dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Undang-Undang No. 4
Tahun 2009baru berupa:

9 [metode penambangan quarry]


1. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan.
2. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. (telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2004.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaranan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara.
4. Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca
Tambang.
Apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangannya berada di kawasan hutan
maka berlaku ketentuan tambahan yang tercantum dalam pasal 38, 50 dan 78
Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.yang bunyinya sebagai
berikut :

1. Pasal 38 ayat 3, 4 dan 5 UU No. 41 Tahun 1999


a. Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan dilakukan
melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri dengan
mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta
kelestarian lingkungan.
b. Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan
pola pertambangan terbuka.
c. Pemberian izin pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis
dilakukan oleh Menteri atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

2. Pasal 50 ayat 3 UU 41 Tahun 1999


Menyebutkan bahwa “Setiap orang dilarang melakukan kegiatan penyelidikan
umum atau eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang di dalam kawasan
hutan, tanpa izin Menteri; (kehutanan red)

10 [metode penambangan quarry]


3. Pasal 78 ayat (6)
Menyebutkan bahwa ” Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (4) atau Pasal 50 ayat (3) huruf g,
diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda
paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah)”.

Mengingat kegiatan usaha pertambangan kalau tidak dikelola dengan baik


sangat berpotensi merusak lingkungan hidup maka kegiatan usaha pertambangan
pun harus tunduk dengan peraturan yang terkait dengan lingkungan hidup.

11 [metode penambangan quarry]


BAB II

QUARRY MINE

A. SEJARAH QUARRY

Sejak peradaban Bangsa Romawi telah memulai kegiatan pertambangan di


Gunung Pangeo yang beroperasi pada 357 SM dibawah pemerintah Philip II of
Macedon , ayah dari Alexander Agung . Pertambangan ini mampu memproduksi
26 ton emas setiap tahunnya . Selanjutnya , bangsa Rowawi terus menerus
mengembangkan berbagai sistem pertambangan pada beragam komoditas untuk
menyongkong kehidupan sehari – hari hingga kebutuhan perang bangsanya .
Penambangan di Amerika oleh oleh suku Indian juga telah dilakukan sejak 5000
tahun lalu sekitar Danau Superior , Minnesota , dengan ditemukannya banyak
peralatan tambang dan artefak sisa perdagangan , seperti obsidian , batu ,
tembaga , dan mineral lainnya . Sejarah pertambangan duniapun tidak lepas dari
sejarah penambangan yang dilakukan oleh bangsa eropa , terutama peradaban
Romawi dan Yunani telah menambang perak ditambang , Laurium . Teknologi
yang dipakai pada masa itu identik dengan teknologi yang dipakai oleh pendahulu
mereka pada zaman perunggu . Bahkan kuari marmer yang beroperasi pada abad
ke -7 SM juga ditemukan oleh Pulau Thasosyang di operasikan oleh pendudukan
Paros .

Penggalian batu kapur dimulai pada awal 1800-an dan berlanjut sampai
sekarang.Sejumlah kecil batu kapur yang tidak murni telah digali di banyak
bagian negara bagian, namun satu-satunya tempat yang menghasilkan kapur
dalam jumlah besar adalah daerah Rockland-Thomaston."Batu kapur" ada marmer
berbutir kasar bermetamorfosis, beberapa di antaranya cukup murni.Penambangan
feldspar, yang digunakan sebagai bahan keramik, dimulai di Topsham pada tahun
1852 dan diperluas ke Androscoggin dan Oxford County untuk menjadi industri
besar pada awal abad ke-20.Itu karena kristal feldspar besar mereka bahwa tubuh
pegmatite di daerah ini digali, dan mineral langka dan batu permata yang sekarang

12 [metode penambangan quarry]


menarik pedagang mineral dan kolektor ke tempat pembuangan limbah dianggap
sebagai produk sampingan.Mineral industri lainnya seperti mika dan garnet telah
diproduksi dalam jumlah kecil setiap waktu. Sumber daya nilai ekonomi terbesar
dalam beberapa tahun terakhir adalah "agregat," yang merupakan bahan yang
tidak dikonsolidasikan seperti pasir, kerikil, atau batu hancur yang digunakan
untuk paving dan konstruksi.Geologi ombak di Maine mencakup sejumlah besar
endapan pasir dan kerikil, yang ditemukan di sebagian besar wilayah negara
bagian, yang digunakan untuk tujuan ini.Studi oleh Maine Geological Survey
telah menunjukkan bahwa lempung Maine dapat diproses untuk menghasilkan
agregat ringan yang baik untuk balok beton, beton struktural, dan unit
pra-pemicu.Sementara aplikasi ini belum dikembangkan, endapan tanah liat yang
luas di wilayah pesisir menawarkan persediaan bahan baku yang luas.

Memasuki zaman modern, penambangan secara aktif dilakukan


dunia.Emas dan perak tetap menjadi komoditas utama bagi para penambang .
Pada awal masa kolonial di Benua Amerika , bangsa Spanyol telah melakukan di
Amerika Tengah , terutama Meksiko dan Ameirka Selatan . seperti di Peru dan
Kolombia . Pertambangan bahkan telah dilakukan sejak masa pre- Columbian di
distrik tambang Cerillos, New Mexico pada tahun 700 menggunakan peralatan
batu berdsarkan penanggalan radioaktif pada turqouise. Perkembangan secara
pesat tumbuh pada abad ke- 19 tau setelah UU pertambangan ( General Mining
Act of 1872 ) dikeluarkan oleh pemerintah federal untuk mendorong kegiatan
petambangan di seluruh tanah federal . Hal ini kemudian menyebabkan peristiwa
California Gold Rush di Amerika Serikat di bagian barat pad pertengahan abad ke
– 19 sehingga banyak kota tambang yang tumbuh , seperti Denver dan
Sacramento . Demikian juga perkembangan tambang lainnya di belahan dunia
secara masif juga terjadi .

13 [metode penambangan quarry]


B. PENGERTIAN QUARRY MINE

Quarry adalah system tambang terbuka yang diterapkan untuk


menambang endapan-endapan bahan galian industri atau mineral industri, antara
lain: penambangan batu gamping, marmer, granit, andesit dan sebagainya. Quarry
dapat menghasilkan material atau hasil tambang dalam bentuk loose/broken
materials ataupun dalam bentuk dimensional stones.

Pada umumnya batuan yang diproduksi pada sistem penambangan quarry


adalah mineral yang berbentuk prismatik pendek atau balok-balok yang memiliki
ukuran dan bentuk yang kasar. Quarry pada dasarnya sama dengan open pits,
namun yang membedakannya adalah material yang ditambang. Open pit pada
dasarnya merupakan tambang terbuka yang menambang mineral logam.
Sedangkan quarry pada dasarnya merupakan sistem penambangan terbuka yang
menambang mineral non logam atau batuan, contoh material yang biasanya
ditambang pada quarry yaitu : marmer, batu granit, dan masih banyak lagi yang
lainnya. Selain dari jenis materi yang ditambang quarry dan opin pit juga
memiliki perbedaan dalam penyebutan jenjang dalam tambang, dalam open pit
jenjang disebut dengan benches sedangkan pada quarry jenjang disebut dengan
faces yang pada umumnya lebih rendah dan mendekati kearah vertikal
dibandingkan dengan opit pit. Pada penampilan keseluruhannya, highwall pada
quarry pada umumnya sangat tinggi dan sangat curam beberapa diantaranya
mencapai dimensi vertikal mendekati 1000 ft (300 m).

Berdasarkan letak endapan yang digali atau arah penambangannya, kuari dibagi
menjadi 2 golongan yaitu:

1) Side hill type adalah sistem penambangan terbuka yang diterapkan untuk
menambang batuan atau endapan mineral industri yang letaknya di lereng bukit
atau endapannya berbentuk bukit. Berdasarkan jalan masuk ke permukaan
penambangan side hill type dibedakan menjadi dua yaitu jalan masuk berbentuk
spiral (diterapkan jika seluruh lereng bukit akan digali, yang arah penggaliannya

14 [metode penambangan quarry]


dilakukan mulai dari bagian atas ke arah bawah) dan jalan masuk langsung
(diterapkan apabila sebagian lereng saja yang akan digali.

2) Pit type adalah sistem penambangan terbuka yang diterapkan untuk menambang
batuan atau endapan mineral industri yang letaknya pada suatu daerah yang relatif
mendatar. Berdasarkan jalan masuk ke permukaan kerjanya pit type memiliki tiga
kemungkinan jalan masuk diantaranya jalan masuk berbentuk spiral (apabila
bentuk endapan yang akan ditambang kurang lebih bulat atau lonjong), jalan masuk
langsung (apabila bentuk endapan yang akan ditambang kurang memanjang atau
persegi) dan jalan masuk zig-zag (dimana bentuk endapan yang ditambang hampir
sama untuk jalan masuk langsung) . Bentuk – bentuk dasar kuari di atas disesuaikan
dengan keadaan dan bentuk endapan serta topografi daerahnya.

Keuntungan penambangan dengan cara ini adalah :

1. Dapat diusahakan adanya cara penirisan alamiah dengan membuat medan kerja
sedikit miring ke arah luar dan di tepi jalan masuk dibuatkan saluran air.

2. Alat-angkut bermuatan bergerak ke arah bawah yang berarti mendapat bantuan


gaya gravitasi, dengan demikian waktu pengangkutannya (cycle time) menjadi
lebih singkat. 

Sementara kerugian yang didapat jika menggunakan proses penambangan


ini adalah :

1. Meterial penutup harus dikupas dan dibuang sekaligus sebelum penambangan


dilakukan, berarti diperlukan modal yang besar untuk mengongkosi pengupasan
material penutup.

2. Karena jalan masuknya miring, bila pengemudi-pengemudi alat-alat angkut


kurang hatihati karena ingin dapat premi produksi, maka hal ini akan dapat
menyebabkan kecelakaan, terutama pada jalan masuk yang berbentuk spiral.

15 [metode penambangan quarry]


C. TAHAPAN PENAMBANGAN QUARRY

Tahap-tahap dalam proses penambangan dengan Quarry antara lain


sebagai berikut :

1. Clearing
pekerjaan awal yang dilakukan sebelum dimulai proses penambangan
berikutnya. Kegiatan ini berupa pembersihan lahan dan semak-semak,
pohon-pohon besar, sisa pohon yang di tebang, dan membuang semua
bagian yang dapat menghalangi pekerjaan selanjutnya. Selanjutnya kegiatan
ini meratakan lahan dan membuat jalan darurat sebagai jalur keluar
masuknya alat mekanis lainnya, membuat saluran air untuk mengeringkan
lokasi kerja. Selama proses kegiatan clearing alat yang digunakan adalah
bulldozer caterpillar.

Gambar 2.1. pembersihan lahan tambang

2. Stripping overburden
Pada kegiatan ini dilakukan untuk mengeluarkan lapisan tanah yang
menutupi cadangan batu kapur di bawahnya. Alat yang digunakan pada
kegiatan ini adalah unit bulldozer caterpillar, back hoe dan truck pengangkut
overburden.

16 [metode penambangan quarry]


3. Drilling
Merupakan Pemboran pada operasi penambangan system quarry merupakan
pembutan lubang ledak di font atau lokasi. Kegiatan pemboran bertujuan
untuk membuat lubang-lubang ledak yang disiapkan untuk proses peledakan
guna membongkar batu kapur. Pola pengeboran yang ada pada tambang
terbuka sangat terbatas di bandingkan dengan yang ada pada tambang bawah
tanah. Beberapa keuntungan pola pengeboran pada tambang terbuka adalah :

a) Free face dapat diperluas


b) Pemakaian alat-alat bor relative bebas
c) Kedalaman lubang bor relative dalam
d) Posisi dari lubang bor relative bebas
e) Lemparan batuan hasil peledakan dapat dikontrol

Gambar 2.2. tahap pembuatan lubang

4. Peledakan
Pekerjaan peledakan di quarry pusar pada awalnya dilakukan sendiri oleh PT.
Bengkulu Maju, namun karena beberapa alasan, pekerjaan peledakan saat ini
dipercayakan kepada perusahaan kontraktor PT. Dahana di bawah pengawasan
perusahaan. Peledakan dilakukan dengan pola lubang ledak staggered,
menggunakan bahan peledak ANFO dalam kemasan karung-karung plastic @

17 [metode penambangan quarry]


25 kg, dan Dayagel dalam bentuk dodol. Tahap-tahap pekerjaan peledakan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Mempersiapkan bahan peledak, detonator listrik serta peralatan lain yang
diperlukan
b) Pengecekan kedaan lubang tembak
c) Mengecek detonator dengan blasting machine
d) Memasukkan detonator lstrik kedalam dinamit
e) Memasukkan primer yang dilanjutkan dengan bahan peledak ANFO
kedalam lubang tebak
f) Melakukan pekerjaan streaming
g) Menghubungkan detonator lisrik, sehingga rangkaian tersusun dengan
baik
h) Menguji rangkaian dengan blasting ohm meter untuk mengetahui apakah
susunan tersebut telah sempurna
i) Memberikan aba-aba dengan sirine sebagai tanda bahwa peledakan dapat
dimulai jika daerah penambangan dianggap aman.

Gambar 2.3. proses peledakan

18 [metode penambangan quarry]


5. Loading dan Hauling

Merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengambil dan memuat


material kedalam alat angkut atau ketempat penampungan material. Pekerjaan
mambawa batu kapur hasil peledakan dilakukan PT. Bengkulu Maju bersama
dua perusahaan kontraktor dengan menggunakan dump truck berukuran kecil
dalam dua shift perhari dengan jumlah dump truck 20 unit per shift.

6. Crushing
PT. Bengkulu Maju memiliki dua unit penggilingan bahan mentah, yaitu satu
unit mesin penggiling batu kapur dan satu unit mesin penggiling tanah liat.
Kedua mesin penggiling ditempatkan pada lokasi yang berbeda. Kapasitas
mesin penggiling batu kapur jenis hummer crusher yang digunakan adalah
650 ton/jam.

Gambar 2.4. alat untuk Crushing

19 [metode penambangan quarry]


7. Sizening / sieve analysis
Pemisahan ukuran dengan menggunakan beberapa alat sieve analysis baik di
laboratorium maupun di lapangan. Biasanya untuk skala besar seperti pabrik
dapat menggunakan alat uji ayakan atau meja ayakan sehingga pemisahan
ukuran dapat lebih selektif.

Gambar 2.5. model-model alat Sizening / sieve analysis

20 [metode penambangan quarry]


D. METODE PENAMBANGAN QUARRY MINE

Ada dua istilah yang dipakai pada cara penambangan secara kuari ini,
berdasarkan bentuk yang dihasilkan, yaitu :

1. Dimension stone, biasa pada penambangan batu mamer, dimana


dipergunakan gergaji atau dengan peledakan khusus, sehingga dihasilkan
bongkah-bongkah yang baik dan teratur. Produksinya sangat selektif dengan
jumlah yang terbatas. Pada metode penambangan ini muka dari jenjang
(bench face) adalah hampir vertical.

2. Broken stone adalah cara penambangan guna menghasilkan batu pecah dan
pada umunya dilakukan dengan cara peledakan. Pada metoda penambangan
ini, muka dari jenjang (face bench) tidak pasti harus vertical, tetap
diusahakan.

E. PERATURAN PENAMBANGAN QUARRY MINE

Peraturan perundang-undangan yang mencakup pada izin usaha


penambangan sebagai berikut :

Undang-Undang No. 4 Tahun 2009baru berupa:


1. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan.
2. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara. (telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2004 Click here for document. )
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaranan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
4. Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca
Tambang.
Sedangkan peraturan pelaksanaan yang lainnya masih mengacu kepada
peraturan pelaksanaan Undang-Undang No. 11 Tahun 1967. Peraturan peraturan
lama yang belum ada penggantinya masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009.Peraturan pertambangan

21 [metode penambangan quarry]


tersebut berlaku diseluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia tetapi
belum dapat berlaku secara penuh apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) nya berdasarkan tata ruang yang berlaku.

F. ALAT-ALAT PENAMBANGAN QUARRY MINE

Peralatan tambang yang digunakan untuk melakukan aktivitas


penambangan dibagi beberapa macam diantaranya alat untuk melakukan
pemuatan (alat muat), alat untuk melakukan pengangkutan (alat angkut) dan alat
pendukung. Peralatan atau alat-alat yang digunakan pada penambangan ini adalah
sebagai berikut :
1. Pemuatan
2. Pengangkutan
3. Pembongkaran, dan
4. Alat pendukung lainnya
Pemuatan
Peralatan atau alat yang diperlukan di tambang adalah sebagai berikut :
- Back Hoe

Gamabar 2.6. jenis alat berat back hoe

22 [metode penambangan quarry]


- Dump Truck

Gambar 2.7. alat berat jenis DumpTruck dengan roda enam

- Wheel Loader

Gambar 2.8. alat berat wheel loader

23 [metode penambangan quarry]


Pengangkutan

Peralatan atau alat yang digunakan pada proses pengangkutan sebagai


berikut :

- Dump Truck

Gambar 2.9. alat berat dump truck

Pembongkaran

Peralatan atau alat yang dipakai pada penambangan ini adalah sebagai
berikut :

- Back Hoe/Exavator

Gambar 2.10. alat berat back hoe atau exavator

24 [metode penambangan quarry]


Alat Pendukung Lainnya

- Buldozer

Berfungsi sebagai alat untuk menumbangkan pohon dan meratakan semak


semak pada kegiatan pembersihan lahan (Land Clearing), pada kegiatan pemuatan
overburden oleh Excavator ke dalam dump truck, bulldozerberfungsi sebagai alat
untuk mengumpulkan material yang berserakan. Pada tempat penimbunan
(Dumping area) bulldoser berfungsi meratakan dan merapikan timbunan material
dari Dump Truck.

Gambar 2.11. alat berat buldozer

25 [metode penambangan quarry]


G. CONTOH PENAMBANGAN QUARRY DI SULAWESI SELATAN

Gambar PT. GMR Pangkep, Sulawesi Selatan

PT Gunung Marmer Raya memiliki tambang penggalian seluas lebih dari 18


hektar yang berlokasi di Pangkep, Sulawesi Selatan. Lokasi pertambangan kami
didukung oleh bangunan produksi terintegrasi yang terdiri dari gang-saw, splitting,
calibrating, grinding, polishing line, block-cutter dan bridge-cutter. Dengan luas
tambang mencapai 32 hektar dan jumlah deposit yang mencapai ribuan meter
kubik marmer, kami mampu memenuhi kebutuhan customer dengan mampu
menghasilkan rata-rata 2,500 meter kubik (setara dengan 7,000 ton) marmer setiap
bulannya.

Perusahaan kami dilengkapi dengan gedung dan perlengkapan terbaru dalam


industri pertambangan. Kami menggunakan gergaji mesin, wire saw dan mata bor
Italia untuk memotong serta ekskavator dan wheel loader. Dengan fasilitas
tersebut, kami dapat memberikan kepastian akan pengiriman produk yang tepat
waktu.

Kami sepenuhnya berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dalam kualitas,


desain, dan kinerja demi terwujudnya proyek yang sempurna sesuai permintaan
klien. Kami bekerja untuk memberikan kepuasan bagi klien melalui kinerja yang

26 [metode penambangan quarry]


tepat waktu dan tepat dana. Kami menempatkan customer sebagai prioritas dalam
usaha kami guna memberikan pelayanan dan dukungan terbaik bagi customer.

H. REKLAMSI PENAMBANGAN QUARRY MINE

Tujuan dari reklamasi adalah memulihkan daya dukung yakni


meningkatkan kegunaan tanah pada daerah lahan bekas tambang, mengurangi
efek pelumpuran pada saat pencucian dan mengurangi keruskan alam secara dini.
Untuk menghindari terjadinya kerusakan-kerusakan selama tahap penambangan,
reklamasi dan perencanaan tat aguna lahan, perlu keterpaduan konsep ketiga
rencana tersebut. Dengan melaksanakan pemanfaatan lahan akan dapat menaikkan
daya dukung lahan, meskipun bentuk permukaan lahan telah berubah dan dampak
negatip dapat ditekan sekecil mungkin.

27 [metode penambangan quarry]


BAB III

PENAMBANGAN QUARRY MINE PADA BATUGAMPING

A. PENGERTIAN BATUGAMPING

Batugamping adalah batuan sedimen yng utamanya tersusun oleh kalsium


karbonat ( CaCO3) dalam bentuk mineral kalsit. Di Indonesia, batugamping
sering disebut juga dengan istilah batukapur, sedangkan istilah luarnya biasa
disebut “limestone”. batugamping paling sering terbentuk di perairan laut
dangkal.Batu gamping bisa secara langsung ditambang oleh masyarakat (tambang
konvensional), jika batu kapur terdapat dalam bukit sehingga tidak diperlukan
proses pengupasan lapisan tanah diatasnya. Juga tingkat kekerasan yang rendah
membuat masyarakat mampu mengambil batu kapur cukup dengan peralatan
sederhana seperti, cangkul, linggis, blencong, dan sebagainya.

B. PROSES TERBENTUKNYA BATUGAMPING

Batugamping yang komponennya berasal dari fasies terumbu oleh fragmentasi


mekanik, kemudian mengalami transportasi dan diendapkan kembali sebagai
partikel padat diklasifikasikan dalam batu gamping Allochton rudstone. Batu kapur
(gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik,
atau secara kimia.

Batu kapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu :

a. Secara organik,
Terakhir cara biologi atau organik, batu kapur ini terbentuk dari
pengendapan cangkang atau rumah siput, foraminifera, ganggang, dan
binatang kerang. Ketika hewan-hewan tersebut mati, mereka
meninggalkan cangkangnya dan terakumulasi, terendapkan pada cekungan
laut dangkal. Kemudian semua itu berproses sekitar jutaan tahun. Oleh

28 [metode penambangan quarry]


karena itu, pada umumnya batu kapur jenis ini terdapat di pantai dan laut
dangkal. Namun adapula yang mengalami proses pengangkatan sehingga
letaknya berada di atas bukit atau gunung. Batu kapur atau batu gamping
dalam ilmu geologi masuk ke dalam klasifikasi batuan sedimen, baik
batuan sedimen klastik maupun sedimen non klastik.
b. Secara mekanik,
Untuk batu gamping yang terjadi secara mekanik, sebetulnya
bahannya tidak jauh berbeda dengan jenis batu gamping yang terjadi
secara organik. Yang membedakannya adalah terjadinya perombakan dari
bahan batu kapur tersebut yang kemudian terbawa oleh arus dan biasanya
diendapkan tidak jauh dari tempat semula.
c. Secara kimia.
Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis batu gamping
yang terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam
air laut ataupun air tawar.

C. KEGUNAAN BATUGAMPING PADA INDUSTRI PERTAMBANGAN

Batu gamping dalam industri dapat dimanfaatkan sebagai berikut :

Industri Semen
Dalam industri semen, penggunaan mineral batugamping adalah sebagai bahan
baku utama. Diperkirakan, untuk 1 ton semen diperlukan 1 ton batugamping.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembuatan semen adalah :
kadar CaO : 50 - 55%;
MgO maksimum 2%;
kekentalan (viskositas) luluhan 3200 centipoise (40% H2O);
kadar Fe2O3 : 2,47% dan Al2O3 : 0,95%.
Sebagai bahan baku semen pozolan yang digunakan adalah jenis kapur padam,
yaitu sebagai bahan pengikat hidrolis yang dibuat dengan cara membakar sampai
dengan suhu + 1100 oC.

29 [metode penambangan quarry]


Industri Kaca
Pemanfaatan batu gamping dalam industri kaca adalah sebagai bahan tambahan.
Jenis batu gamping yang digunakan adalah jenis batu gamping dolomitan dengan
kadar sebagai berikut :
(SiO2 0,96%), (Fe2O3 0,04%), (Al2O3 0,14%);
(MgO 0,15%), da (CaO 55,8%);
(SiO2 ; 0,14%), (Fe2O3 ; 0,03%), (Al2O3.MgO ; 20,80%) dan (CaO;31,8%).
Dolomit dan batu gamping dolomitan digunakan dalam pembuatan gelas, botol,
dan kaca lembaran. Bahan ini memberi pengaruh yang sangat baik pada gelas,
antara lain mepermudah campuran gelas mudah melebur, mencegah devitrifikasi;
dan memperpanjang jarak kerja (working range) pada peleburan gelas.

Industri Bata Silika


Untuk pembuatan bata silika, batu gamping yang diperlukan adalah dengan
kadar :
CaO minimum 90%;
MgO maksimum 4,5%;
Fe2O3 + Al2O3 maksimum 1,5%;
CO2 maksimum 5%.

D. ALAT-ALAT YANG DUGUNAKAN PADA PRODUKSI

BATUGAMPING

Peralatan atau alat-alat yang digunakan dalam penambangan batu gamping


sebagai berikut :

30 [metode penambangan quarry]


Mengadopsi teknologi dari dunia, PY Series spring cone crusher memiliki kinerja
yang sangat baik dalam proses penghancuran dan penghancuran sekunder yang
merata dan telah menjadi crusher kerucut ideal untuk pabrik penghancur kecil
industri pengolahan bijih mineral dan industri pengolahan batu.

Dengan menyerap teknologi maju dari dunia, kami meneliti dan merancang
penghancur dampak seri PF. Ini bisa digunakan untuk menangani bahan dengan
ukuran di bawah 500mm dan kekuatan kompresinya kurang dari 360Mpa. Dengan
demikian, banyak digunakan di banyak industri, seperti kimia, metalurgi,
konstruksi jalan dan jembatan dan pembuatan pasir dan sebagainya.

31 [metode penambangan quarry]


Berdasarkan pengalaman memproduksi dan memasarkan crusher dampak,
lembaga Litbang Tambang ZENIT merancang penghancur dampak seri PFW. Ini
adalah crusher dampak gaya terbaru dan telah banyak digunakan di banyak
industri, seperti konstruksi kimia, metalurgi, jalan dan jembatan dan pembuatan
pasir dan sebagainya.

32 [metode penambangan quarry]


REFERENSI

Andreetta, A., Macci, C., Giansoldati, V., Masciandaro, G., dan Carnicelli, S.,
2013. Microbial Activity and Organic Matter in Mediterranean Humus Form.
Geoderma, 209–210:198–208.

Busby, R.R., Gebhart, D.L., Stromberger, M.E., Meiman, P.J., dan Paschke, M.W.,
2011. Early Seral Plant Species Interactions with an Arbuscular Mycorrhizal
Fungi Community are Highly Variable. Applied Soil Ecology; 48:257–262.

Buscot, F., 2015. Implication of Evolution and Diversity in Arbuscular and


Ectomycorrhizal Symbioses. Journal of Plant Physiology, 172:55–61.

Cohen-Fernandez, A.C., dan Naeth, M.A., 2013. Increasing Woody Species


Diversity for Sustainable Limestone Quarry Reclamation in Canada.
Sustainability, (5):1340-1355.

Ding G., Liu, X., Hebert, S., Novak, J., Amarasiringwardena, D., dan Xing, B.,
2006. Effect Cover Crop Management on Soil Organic Matter. Geoderma,
130:229–239.

Goel D., 2014. Facilitative Effects of Coriaria nepalensis on Tree Seedling at


Degraded and Eroded Sites. International Journal of Advanced Research,
2(6):295–299.

Gosling P., 2005. Facilitation of Urtica doica Colonization by Lupinus arboreus


on A Nutrient-Poor Mining Spoil. Plant Ecology, 178(2):141–148.

Hazarika, P., Talukdar, N.C., dan Singh, Y.P., 2006. Natrual Colonization of Plant
Species on Coal Mine Spoils at Tikak Colliery, Assam. Tropical Ecology,
47(1):37–46.

Krebs, C.J., 1972. Ecology: The Experimental Analysis of Distribution Abudance,


Harper International Edition, Singapore, pp 506-507.

33 [metode penambangan quarry]


Lawrence, W. dan Roger, del M., 2008. Lessons from Primary Succession for
Restoration of Severely Damaged Habitats. Applied Vegetation Science,
12:55–67.

Miller, T.E., 1994. Direct and Indirect Species Interaction in An Early Old-field
Plant Community. The American Naturalist, 143(6):1007–1025.

Noragaina, 2008. Analisis Vegetasi Pada Lahan Bekas Penambangan Batu Bara di
Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan. Tesis. Fakultas Biologi, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, pp.42-48.

34 [metode penambangan quarry]


35 [metode penambangan quarry]

Anda mungkin juga menyukai