Laporan Pendahuluan Apendisitis Akut
Laporan Pendahuluan Apendisitis Akut
Pengertian
Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan
rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001).
Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat
sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran
umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh
peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur. (Anonim, Apendisitis, 2007)
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks).
Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa
pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal
usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di
perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya banyak
Klasifikasi
Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh
akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.
Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan
timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan
Anatomi dan Fisiologi Appendiks merupakan organ yang kecil dan vestigial (organ yang tidak
Letak apendiks.
Appendiks terletak di ujung sakrum kira-kira 2 cm di bawah anterior ileo saekum, bermuara di
bagian posterior dan medial dari saekum. Pada pertemuan ketiga taenia yaitu: taenia anterior,
medial dan posterior. Secara klinik appendiks terletak pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3
Panjang apendiks rata-rata 6 – 9 cm. Lebar 0,3 – 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan bersifat basa
Posisi apendiks.
Etiologi
Terjadinya apendisitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun terdapat banyak
sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini. Diantaranya obstruksi yang terjadi pada lumen
apendiks. Obstruksi pada lumen apendiks ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja
yang keras ( fekalit), hipeplasia jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam
tubuh, cancer primer dan striktur. Namun yang paling sering menyebabkan obstruksi lumen
Patofisiologi
Apendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat kemungkinan
oleh fekolit (massa keras dari faeces) atau benda asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan
intraluminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam
beberapa jam terlokalisasi dalam kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang
Manifestasi Klinik
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari : Mual, muntah dan nyeri
yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah
atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang
dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita
merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam
Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut. Pada orang tua
dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu
terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah
Untuk menegakkan diagnosa pada apendisitis didasarkan atas anamnese ditambah dengan
Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting adalah: Nyeri mula-mula
di epigastrium (nyeri viseral) yang beberapa waktu kemudian menjalar ke perut kanan bawah.
Muntah oleh karena nyeri viseral. Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus).
Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit,
Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut, tetapi paling terasa nyeri pada
daerah titik Mc. Burney. Jika sudah infiltrat, lokal infeksi juga terjadi jika orang dapat menahan
sakit, dan kita akan merasakan seperti ada tumor di titik Mc. Burney.
Test rektal.
Pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa nyeri pada daerah
prolitotomi.
Pemeriksaan laboratorium Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh
Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi lagi. Hb
(hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis
infiltrat. Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal. Pemeriksaan radiologi
Pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosa apendisitis akut, kecuali bila terjadi
peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai berikut: Adanya sedikit fluid
level disebabkan karena adanya udara dan cairan. Kadang ada fecolit (sumbatan). Pada keadaan
Penatalaksanaan
Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV
diberikan sampai pembedahan dilakukan. analgesik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan.
Apendektomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum atau spinal dengan insisi abdomen bawah
atau dengan laparoskopi, yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif. Konsep Asuhan
Keperawatan Sebelum operasi dilakukan klien perlu dipersiapkan secara fisik maupun psikis,
disamping itu juga klien perlu diberikan pengetahuan tentang peristiwa yang akan dialami
setelah dioperasi dan diberikan latihan-latihan fisik (pernafasan dalam, gerakan kaki dan duduk)
untuk digunakan dalam periode post operatif. Hal ini penting oleh karena banyak klien merasa
cemas atau khawatir bila akan dioperasi dan juga terhadap penerimaan anastesi.
Untuk melengkapi hal tersebut, maka perawat di dalam melakukan asuhan keperawatan harus
Pengkajian
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
Keluhan utama Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan
bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah mungkin beberapa jam kemudian setelah nyeri
Sifat keluhan Nyeri dirasakan terus-menerus, dapat hilang atau timbul nyeri dalam waktu yang
lama. Keluhan yang menyertai Biasanya klien mengeluh rasa mual dan muntah, panas. Riwayat
kesehatan masa lalu Biasanya berhubungan dengan masalah kesehatan klien sekarang
Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan, penurunan atau tidak ada bising usus.
Nyeri/kenyamanan Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang meningkat berat dan
terlokalisasi pada titik Mc. Burney, meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam.
Nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan/posisi duduk tegak.
Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan. Ada perasaan takut. Penampilan yang tidak tenang.
Diagnosa keperawatan
Resiko berkurangnya volume cairan berhubungan dengan adanya mual dan muntah.
Intervensi keperawatan .
Rencana tujuan dan intervensi disesuaikan dengan diagnosis dan prioritas masalah keperawatan.
1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya rasa mual dan muntah,
ditandai dengan : Kadang-kadang diare. Distensi abdomen. Tegang. Nafsu makan berkurang.
Intervensi :
Rasional : Menurunnya out put dan konsentrasi urine akan meningkatkan kepekaan/endapan
sebagai salah satu kesan adanya dehidrasi dan membutuhkan peningkatan cairan.
2. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh, ditandai
dengan : Suhu tubuh di atas normal. Frekuensi pernapasan meningkat. Distensi abdomen. Nyeri
tekan daerah titik Mc. Burney Leuco > 10.000/mm3 Tujuan : Tidak akan terjadi infeksi dengan
kriteria : Tidak ada tanda-tanda infeksi post operatif (tidak lagi panas, kemerahan).
Intervensi : Bersihkan lapangan operasi dari beberapa organisme yang mungkin ada melalui
prinsip-prinsip pencukuran.
Rasional : Pengukuran dengan arah yang berlawanan tumbuhnya rambut akan mencapai ke dasar
rambut, sehingga benar-benar bersih dapat terhindar dari pertumbuhan mikro organisme.
Beri obat pencahar sehari sebelum operasi dan dengan melakukan klisma.
Rasional : Obat pencahar dapat merangsang peristaltic usus sehingga bab dapat lancar.
Sedangkan klisma dapat merangsang peristaltic yang lebih tinggi, sehingga dapat mengakibatkan
ruptura apendiks.
Rasional : Kulit yang bersih mempunyai arti yang besar terhadap timbulnya mikro organisme.
Rasional : Dengan pemahaman klien, klien dapat bekerja sama dalam pelaksaan tindakan.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal, ditandai dengan
: Pernapasan tachipnea. Sirkulasi tachicardia. Sakit di daerah epigastrum menjalar ke daerah Mc.
Burney Gelisah. Klien mengeluh rasa sakit pada perut bagian kanan bawah.
Tujuan : Rasa nyeri akan teratasi dengan kriteria : Pernapasan normal. Sirkulasi normal.
Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan indiaktor secara dini
Rasional : Pernapasan yang dalam dapat menghirup O2 secara adekuat sehingga otot-otot
Rasional : Dengan gate control saraf yang berdiameter besar merangsang saraf yang berdiameter
Rasional : Sebagai profilaksis untuk dapat menghilangkan rasa nyeri (apabila sudah mengetahui
gejala pasti).
Gelisah. Wajah murung. Klien sering menanyakan tentang penyakitnya. Klien mengeluh rasa
Tujuan : Klien akan memahami manfaat perawatan post operatif dan pengobatannya.
Intervensi : Jelaskan pada klien tentang latihan-latihan yang akan digunakan setelah operasi.
Rasional : Klien dapat memahami dan dapat merencanakan serta dapat melaksanakan setelah
Menganjurkan aktivitas yang progresif dan sabar menghadapi periode istirahat setelah operasi.
Disukusikan kebersihan insisi yang meliputi pergantian verband, pembatasan mandi, dan
penyembuhan latihan.
Rasional : Mengerti dan mau bekerja sama melalui teraupeutik dapat mempercepat proses
penyembuhan.
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun. Nafsu makan menurun
Berat badan menurun Porsi makan tidak dihabiskan Ada rasa mual muntah
Perkirakan / hitung pemasukan kalori, jaga komentar tentang nafsu makan sampai minimal
Rasional : Tidak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat ditingkatkan.
Rasional : Melibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan pasien memiliki rasa kontrol
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan yang dirasakan. Kuku nampak kotor
Intervensi : Mandikan pasien setiap hari sampai klien mampu melaksanakan sendiri serta cuci
Rasional : Agar badan menjadi segar, melancarkan peredaran darah dan meningkatkan kesehatan.
Rasional : Untuk melindungi klien dari kuman dan meningkatkan rasa nyaman
Berikan HE pada klien dan keluarganya tentang pentingnya kebersihan diri.
Rasional : Agar klien dan keluarga dapat termotivasi untuk menjaga personal hygiene.
Rasional : Agar klien merasa tersanjung dan lebih kooperatif dalam kebersihan
Rasional : Klien merasa nyaman dengan tenun yang bersih serta mencegah terjadinya infeksi.
Implementasi
Pelaksanaan adalah pemberian asuhan keperawatan secara nyata berupa serangkaian kegiatan
sistimatis berdasarkan perencanaan untuk mencapai hasil yang optimal. Pada tahap ini perawat
terhadap klien baik secara umum maupun secara khusus pada klien post apendektomi. Pada
pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya secara independen, interdependen dan dependen.
Pada fungsi independen adalah mencakup dari semua kegiatan yang diprakarsai oleh perawat itu
sendiri sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya Pada fungsi interdependen
adalah dimana fungsi yang dilakukan dengan bekerja sama dengan profesi/disiplin ilmu yang
lain dalam keperawatan maupun pelayanan kesehatan, sedangkan fungsi dependen adalah fungsi
Evaluasi.
Untuk mengetahui pencapaian tujuan dalam asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada klien
perlu dilakukan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Apakah klien dapat
mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh?. Apakah klien dapat terhidar dari bahaya
infeksi?. Apakah rasa nyeri akan dapat teratasi?. Apakah klien sudah mendapat informasi tentang
LAPORAN PENDAHULUAN
APPENDISITIS
1. Defenisi
a. Apendisitis merupakan penyakit bedah minor yang paling sering terjadi. Walaupun apendisitis
dapat terjadi pada setiap usia, namun paling sering pada orang dewasa muda. Sebelum era
b. Apendisitis adalah dari apendiks oleh hyperplasia folikel limpiod, fekalit, benda asing, striktur
karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya atau neoplasma. (Arief Mansjoer, dkk. 2009)
c. Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan
rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner dan Suddarth,
2001).
Apendiks merupakan suatu evaginasi dari bagian apex sekum. Pada bagian dalamnya kadangkala
ditemui valvula yang tidak konstan yang disebut valvula Gerlach. Tonjolan apendiks pada
neonatus berbentuk kerucut yang menonjol dari apeks sekum sepanjang 4,5 cm. Pada masa
kanak-kanak, batas apendiks dari sekum semakin jelas dan bergeser ke arah dorsal kiri. Pada
orang dewasa panjang apendiks rata-rata 9-10 cm, terletak posteromedial sekum kira-kira 3 cm
inferior dari valvula ileosekalis. Posisi apendiks bisa retrosekal, retroileal, subileal atau di pelvis,
memberikan gambaran klinis yang tidak sama. Persarafan parasimpatis berasal dari cabang N. X
yang mengikuti arteri mesenterika superior dan a. apendikularis, sedangkan persarafan simpatis
berasal dari n. torakalis X. Perdarahan apendiks berasal dari a. apendikularis yang merupakan
arteri tanpa kolateral. Fungsi apendiks belum diketahui. Kadang-kadang disebut “tonsil
abdomen” karena ditemukan banyak jaringan limfoid pada lamina propria yang seringkali
menyebar ke dalam submukosa sejak intrauterine akhir kehamilan dan mencapai puncaknya kira-
kira 15 tahun, yang kemudian menghilang pada usia 60 tahun. Hal ini mengakibatkan lumennya
relatif kecil, sempit, dan tak teratur dan diperkirakan apendiks mempunyai peranan dalam
mekanisme imunologik. Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (gut associated
lymphoid tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk apendiks, ialah IgA. Namun
mengeluarkan cairan yang bersifat basa mengandung amilase, erepsin, dan musin. Apendiks
terdiri dari membran mukosa tanpa adanya lipatan. Vili usus tidak dijumpai pada bagian ini.
Apendiks mengandung sel epitel kolumnar dengan sel goblet yang mensekresikan mukus.
Muskularis terdiri atas berkas-berkas longitudinal dan sirkular. Meskipun strukturnya sama
dengan usus besar, apendiks mengandung lebih sedikit kelenjar usus, yang lebih pendek, dan tak
a. Posisi appendiks.
a.) Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal.
a.) Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul striktur lokal.
b.) Apendisitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.
3. Etiologi
Apendisitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada faktor predisposisi yaitu:
a. Menurut kapita selekta kedokteran bahwa faktor yang tersering adalah obstruksi lumen. Pada
1.) Hiperplasia dari folikel limpoid, ini merupakan penyebab yang terbanyak.
b. Infeksi kuman dari kolon yang paling sering adalah E. Coli dan Streptokokus.
c. Faktor sex
Laki-laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15 – 30 tahun (remaja dan
dewasa). Ini disebabklan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut.
4. Patofisiologi
Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumpatan lumen apendiks oleh hyperplasia folikel
limpoid, felakit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau
neoplasma.
Obstruksi tersebut menyeabkan mucus yang diproduksi mengalami bendungan. Makin lama
mucus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan
menghambat aliran limpe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa.
Pada saat inilah terjadi appendicitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.
Bila sekresi mucus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan
menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding.
Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga meninbulkan nyeri
Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan
gangrene. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu
Bila semua proses diatas berjalan lambat, ometum dan usus yang berdekatan akan bergerak kea
rah apendiks hingga timbul suatu massa local yang disebut infiltrate apendikularis. Peradangan
5. Manifestasi Klinik
Keluhan apendisitis biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilicus atau periumbilikus yang
berhubungan dengan muntah. Dalam 2-12 jam nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, yang
Nyeri kuadran kanan bawah terasa dan iasanya disertai demam ringan, mual muntah, dan hilang
nafsu makan. Nyeri tekan local pada titik McBurney bila dilakukan tekanan. Nyeri tekan lepas
(hasil atau intensifikasi dari nyeri bila tekanan dilepaskan) mungkin dijumpai. Derajat nyeri
tekan, spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya
infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks melingkar dibelakang sekum, nyeri dan nyeri dapat
terasa di daerah lumbar, bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini dapat diketahui hanya
pada pemeriksaan rectal. Nyeri pada defekasi menunjukkan ujung apendiks erada dekat dengan
kandung kemih atau ureter. Tanda rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran
bawah kiri, yang secara paradoksal menyebabkan nyeri yang terasa di kuadran kanan bawah.
6. Komplikasi
Komplikasi yang paling sering dari appendicitis adalah perforasi (pelubangan). Perforasi dari
appendix dapat menjurus pada bisul nanah periappendiceal (koleksi dari nanah yang terinfeksi)
atau diffuse peritonitis (infeksi dari seluruh lapisan perut dan pelvis). Alasan utama untuk
perforasi appendiceal adalah penundaan dalam diagnosis dan perawatan. Pada umumnya, lebih
lama penundaan antara diagnosis dan operasi, lebih mungkin perforasinya. Risiko perforasi 36
jam setelah timbulnya gejala adalah paling sedikit 15%. Oleh karenanya, sekali appendicitis
Komplikasi yang kurang umum dari appendicitis adalah rintangan dari usus. Rintangan terjadi
ketika peradangan yang mengelilingi appendix menyebabkan otot usus untuk berhenti bekerja,
dan ini mencegah dikeluarkannya isi-isi usus. Jika usus diatas rintangan mulai terisi dengan
cairan dan gas, perut menggelembung dan mual dan muntah mungkin terjadi. Maka kemudian
mungkin diperlukan untuk mengalirkan isi-isi dari usus melalui tabung yang dimasukan melaui
Komplikasi yang ditakutkan dari appendicitis adalah sepsis, kondisi dimana bakteri yang
menginfeksi memasuki darah dan berjalan ke bagian-bagian lain tubuh. Ini adalah komplikasi
7. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnosa pada apendisitis didasarkan atas anamnese ditambah dengan
1.) Lokalisasi.
Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut, tetapi paling terasa nyeri pada
daerah titik Mc. Burney. Jika sudah infiltrat, lokal infeksi juga terjadi jika orang dapat menahan
sakit, dan kita akan merasakan seperti ada tumor di titik Mc. Burney.
Pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa nyeri pada daerah
prolitotomi.
b. Pemeriksaan laboratorium
1.) Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap
mikroorganisme yang menyerang. Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis
3.) Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis infiltrat.
4.) Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.
c. Pemeriksaan radiology.
Pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosa apendisitis akut, kecuali bila terjadi
1.) Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan.
3.) Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma.
8. Penatalaksanaan
Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV
diberikan sampai pembedahan dilakukan. analgesik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan.
menurunkan resiko perforasi. Apendektomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum atau spinal
dengan insisi abdomen bawah atau dengan laparoskopi, yang merupakan metode terbaru yang
sangat efektif.
9. Pencegahan
Pencegahan pada apendisitis yaitu dengan menurunkan resiko obstruksi atau peradangan pada
lumen apendik. Pola eliminasi klien harus dikaji, sebab obstruksi oleh fecalit dapat terjadi karena
tidak adekuatnya diit serat, diit tinggi serat. Perawatan dan pengobatan penyakit cacing juga
meminimalkan resiko. Pengenalan yang cepat terhadap gejala dan tanda apendiksitis
1. Riwayat Keperawatan
Aktivitas/istirahat
Gejala : malaise
Sirkulasi
Tanda : takikardia
Eliminasi
Tanda : Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas kekakuan, penurunan atau tidak bising usus
Makanan/cairan
Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang meningkat berat dan
terlokalisasi pada titik Mc. Burney (setengah jarak umbilicus dengan tulang ileum kanan),
meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau nafas dalam (nyeri berhenti diduga perforasi atau
infark pada apendiks) keluhan berbagai rasa nyeri/gejala tidak jelas (sehubungan dengan lokasi
Tanda : perilaku berhati-hati: berbaring ke samping atau terlentang dengan lutut ditekuk,
meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan/posisi duduk
Keamanan
Pernafasan
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat kondisi lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen, contoh pielitis akut, batu
2. MASALAH/DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri
4) Kurang pengetahuan
1. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi, adanya insisi bedah
Ditandai dengan:
Dengan kriteria:
Intervensi:
(1.) Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya (0 – 10), selidiki dan laporkan perubahan
Rasional:
dan intervensi.
(2.) Observasi TTV, perhatikan petunjuk non verbal misal tegangan otot, gelisah.
Rasional:
Rasional:
Meningkatkan istirahat
Rasional:
Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen bawah atau pelvis, menghilangkan
Rasional:
Teknik nafas dalam menurunkan konsumsi abdomen akan O2, menurunkan frekuensi pernafasan,
Rasional:
Menghilangkan nyeri, mempermudah kerjasama dengan intervensi lain, contoh ambulasi, batuk.
2. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan ditandai dengan
Dengan kriteria:
Meningkatkan penyembuhan luka dengan benar
Intervensi:
(7.) Awasi tanda-tanda vital, perhatikan demam, menggigil, berkeringat, perubahan mental,
Rasional:
(8.) Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka yang aseptik. Berikan perawatan
paripurna.
Rasional:
(9.) Lihat balutan dan insisi. Catat karakteristik drainase luka/drain (bila dimasukkan) adanya
eritema.
Rasional:
Memberikan deteksi dini terjadinya proses infeksi dan/atau pengawasan penyembuhan peritonitis
Rasional:
ansietas
Rasional:
Mungkin diberikan secara profilaktik atau menurunkan jumlah organisme (pada infeksi yang
telah ada sebelumnya) untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya pada rongga
abdomen.
.3. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan pasca operasi
Kriteria hasil:
Mempertahankan keseimbangan cairan dibuktikan oleh kelembaban mukosa, turgor kulit baik,
Intervensi:
Rasional:
(13.) Awasi masukan dan haluaran: catat warna urine/konsistensi, berat jenis
Rasional:
Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan berat jenis diduga dehidrasi/kebutuhan
peningkatan cairan
(14.) Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan per oral dimulai dan lanjutkan diet
sesuai toleransi
Rasional:
Rasional:
Peritenium bereaksi terhadap iritasi/infeksi dengan menghasilkan sejumlah besar cairan yang
dapat menurunkan volume sirkulasi darah, mengakibatkan hipolemia, dehidrasi dapat terjadi
ketidakseimbangan elektrolit
Tujuan: klien dapat memahami dan kooperatif dalam pemberian tindakan pengobatan
Kriteria hasil:
Intervensi:
Rasional:
Mengidentifikasi sejauhmana tingkat pengetahuan keluarga atau klien tentang penyakit yang
dideritanya.
Rasional:
mengurangi komplikasi.
(18.) Identifikasi gejala yang menentukan evaluasi medik contoh meringankan nyeri:
Rasional:
Rasional: