Safrizal Rahman
Divisi Ortopedi Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala/ RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh
266
Data Rumah Sakit Dr Zainoel Abidin menyebutkan pada priode 2012-
2014 terdapat 2.664 jumlah operasi pada kasus fraktur.
Penderita yang mengalami patah tulang, memerlukan penatalaksanaan
yang baik dan benar dalam upaya untuk mengembalikan fungsi. Upaya
ini memerlukan waktu dan sangat berkaitan dengan tahapan dari
penyembuhan fraktur. Pengetahuan tentang penyembuhan tulang mutlak
diperlukan dalam upaya memastikan penyembuhan tulang itu terjadi dan
mempercepat prosesnya
Gambar 1 Gambar tulang panjang yang terdiri dari tiga bagian, epifisis,
metafisis dan diafisis3
268
1.2 Tulang pendek
Tulang pendek memiliki bentuk yang bulat dan ireguler.
Mempunyai pusat spongiosa yang dikelilingi oleh tulang padat dan keras.
Contoh tulang pendek antara lain karpal, tarsal dan patela.3
270
Gambar 2. Gambar aliran darah ke tulang , 70 % dari suplai darah ke
kortek berasal dari arteri nutricia
3 Fungsi Tulang
Fungsi tulang dapat di lihat dari
A. Anatomis struktural, memiliki 3 fungsi
1. Sebagai bingkai tubuh dan ektermitas dalam menahan beban
mekanik
2. sebagai pengangkat pada lokomotor otot-otot skletal
3. Pelindung organ-organ penting, seperti tulang tengkorak yang
melindungi otak, thorak sebagai pelindung jantung, paru dan lain
sebagainya.
B. Fisiologi, memiliki 2 fungsi
1. Sebagai tempat jaringan haemopoitik yang memproduksi eritrosit,
leukosit dan platelet
271
2. Tempat penyimpanan calcium, phosphorus, magnesium, dan
sodium .2
4 Komponen Pembentuk Tulang
Terdiri dari bahan
A. Organik (30%)
Bahan organik memiliki susunan
1. Matriks (98%), terdiri dari
a. Kolagen (95%)
b. Non kolagen (5%)
meliputi osteokalsin, osteonektin, proteoglikan, sikloprotein,
protein morfogenik, proteolipid, fosfoprotein.
2. Sel tulang (2%)
a. Osteoblas
b. Osteosit
c. Osteoklas
B. Substasi anorganik /mineral (60%) yang paling penting adalah kalsium
dan fosfor serta ion-ion lain seperti magnesium, natrium, karbonat,
hidroksil, fluorid, kalium yang membentuk kristal hidroksiapatit
Ca10(PO4)6 (OH)2
C. Air (10 %) .2,3,4
5 Sel Tulang
Secara embriologi sistem rangka mulai dibentuk pada akhir minggu
ke empat yang berkembang dari mesoderm (lapisan somatik) paraksial
dan lempeng lateral serta krista neuralis. Mesoderm paraksial
membentuk sederetan balok-balok jaringan bersegmen pada masing-
272
masing sisi tuba neuralis, yang di kenal sebagai somitomer di daerah
kepala dan somit dari daerah oksipital ke kaudal.
Somit berdiferensiasi menjadi satu bagian ventromedial, sklerotom, dan
satu bagian dorsolateral. Pada akhir minggu keempat, sel-sel sklerotom
menjadi polimorf dan
membentuk jaringan-jaringan yang terjalin longgar yang di kenal sebagai
mesenkim atau jaringan penyambung mudigah. Merupakan hal yang khas
bagi bagi sel mesenkim untuk berpindah dan berdiferensiasi kesegala
arah. Sel mesenkim ini dapat menjadi fibroblas, kondroblas atau
osteoblas.2,3
5.1 Osteoblas
Osteoblas berasal dari multipotent stem sel, yang juga ikut
membentuk kartilago, otot, lemak, tondon dan kemungkinan juga
jaringan ikat lain seperti kulit dan scar. Sebelum mencapai osteoblas
yang matur maka ia terlebih dahulu melalui tahap pre osteoblas4
Osteoblas merupakan sel berinti tunggal yang terdapat umumnya
pada permukaan luar tulang maupun permukaan dalam tulang. Osteoblas
selalu di jumpai berkelompok sekitar 100-400 sel sepanjang permukaan
tulang (periosteum, endosteum, permukaan trabekula). Dalam keadaan
aktif sel ini berbentuk kuboid sedangkan dalam keadaan tidak aktif
berbentuk pipih dan sering di sebut sebagai bone lining sel .4,5
Pada saat berlangsungnya pembentukan tulang ada beberapa tahapan
yang berada di bawah kontrol osteoblas yaitu
1. Sintesis dan memproses kolagen tipe I di intraseluler
2. Mensekresi serabut kolagen ke ektraseluler
273
3. Pembentukan mikro fibril, fibril dan akhirnya menjadi fiber
dari kolagen
4. Maturasi serabut kolagen agar dapat terjadi penimbunan
kristal hidroksiapatit
Salter (1999) mengatakan bahwa osteoblas yang merupakan salah
satu tipe sel mesenkim yang berdiferensiasi sangat penting bagi proses
osifikasi, karena kemampuannya untuk menghasilkan zat-zat organik
intra seluler atau matrik, dimana kemudian akan mengalami kalsifikasi.
Sekali matrik terkalsifikasi maka jaringan ini disebut sebagai tulang.
Pada saat osteoblas telah di kelilingi oleh substansi organik intraseluler ia
akan menempatkan diri di lakuna dan kini disebut sebagai osteosit.
Osteoblas memiliki tanggung jawab dalam hal sintesa komponen
matrik tulang (kolagen dan glikoprotein). Mereka terletak pada
permukaan jaringan tulang, secara berdampingkan dan mirip dengan
susunan sel epitel sederhana. Pada keadaan aktif mensintesa matriks,
osteoblas akan berbentuk kuboid dengan suatu sitoplsma basofilik. Bila
sintesa menurun, maka bentuknya akan menjadi pipih dan basofilik
sitoplasmanya berkurang.2,4
Membran plasma osteoblas mengandung banyak alkali fosfatase yang
keberadaannya dalam serum dapat digunakan sebagai petunjuk
pembentukan tulang dan terdapat reseptor untuk hormon paratiroid,
sedangkan reseptor estrogen dan vitamin D3 terdapat pada
nukleusnya.3,4,5
Menurut Onoe et al (1997) secara umum reseptor estrogen ada dua yaitu
alfa dan beta, sedangkan yang terbanyak pada osteoblas adalah reseptor
estrogen beta.4,5
274
5.2 Osteosit
Osteosit adalah osteoblas yang telah mensintesa matrik dan
menempatkan diri di lakuna. Ia tidak memiliki konstribusi secara nyata
dalam hal reasorbsi dinding lakuna. Osteosit selanjutnya akan berfungsi
sebagai penerima sinyal berupa meningkat atau menurunnya stress
mekanik yang terjadi pada tulang, yang selanjutnya mengirim suatu
pesan kimia kepada sel permukaan (osteoblast) yang akan mengeluarkan
faktor pertumbuhan atau sitokin yang mempunyai efek meningkatkan
atau menurunkan massa tulang melalui proses pembentukan dan
penyerapan tulang .5
Dengan mengunakan mikroskop cahaya, osteosit tampak tersusun
konsentrik di sekitar lumen dari osteon dan diameter lamela-lamela.
Osteosit memiliki tonjolan-tonjolan sitoplasma disebut prosesus
membentuk hubungan dan komunikasi dengan osteosit-osteosit yang
berdekatan melalui kanalikuli. Osteosit juga berhubungan dengan
osteoblas pada permukaan tulang melalui prosesus yang terdapat dalam
sistem kanalikuli .Prosesus osteosit sebagian besar terdiri atas
mikrofilamen dengan diameter 5-7 nm.3,4,5
Menurut Hosking (1994) sel ini diperkirakan bertanggung jawab
terhadap mekanisme rangsangan gaya mekanik. Gaya fisoelektrik ini
mengakibatkan di keluarkannya IGF I yang merangsang resting
osteoblas menjadi aktif disamping merangsang pembentukan osteoblas
baru.2
5.3 Osteoklas
Osteoklas adalah sel berinti banyak (2-100 nukleus percell), dengan
diameter sel antara 20 hingga 100μm. Osteoklas memiliki gambaran
275
struktur yang unik. Karakteristik khas pada osteoklas berupa adanya
“ruffled border” dan “clear zone”. Ruffled border adalah membran kusut
dengan banyak sitoplasma yang berada di permukaan area reasobsi
tulang. Ia dikelilingi oleh organella yang bebas dari sitoplasma dan kaya
akan protein kontraktil yang di identifikasi sebagai “clear zone”.
Reasorbsi tulang terjadi pada daerah “ruffled border”. 2
Osteoklas mensekresi kolagenase dan enzim proteolitik lain yang
menyerang matriks tulang dan melepas zat dasar yang mengalami
kalsifikasi. Sel-sel tersebut aktif terlibat dalam pembersihan debris yang
terbentuk selama resorbsi tulang.2,3
Osteoklas memiliki prekursor hematopoitik stem-cell untuk
berkembang di dalam osteoklas prekursor. Sel-sel prekursor ini dapat di
temukan dalam sumsum atau darah yang beredar. Osteoklas ini di jumpai
pada tulang normal dan kadang-kadang di permukaan endosteal,
haversian dan tulang periosteal. Bila osteoklas aktif, mitokondria mengisi
sitoplasma untuk meyediakan sejumlah besar energi yan di perlukan
untuk reasorbsi tulang. Ciri yang utama dari osteoklas adalah pelipatan
kompleks membran sitoplasma di mana ia diaplikasikan pada tempat
reasobsi matrik tulang.5,5
6. Fraktur
Fraktur perdefinisi disebut sebagai terputusnya kontinuitas struktur
jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan trauma,
baik trauma langsung maupun tidak langsung. Akibat dari suatu trauma
pada tulang dapat bervariasi tergantung pada jenis, kekuatan dan arahnya
trauma.
276
7. Penyembuhan Fraktur
Penyembuhan fraktur normal merupakan suatu proses yang sangat
menarik, khususnya karena kemampuan tulang untuk menyatu kembali
tanpa meninggalkan parut.
Permasalahan bagi penderita fraktur adalah waktu yang di
butuhkan untuk penyembuhan yang cukup panjang sehingga sangat
menggangu aktivitas dan produktivitas bagi mereka yang aktif.
Berapa lama fraktur dapat menyatu dan sembuh sempurna,
tidaklah dapat dipastikan dengan tepat karena banyak faktor yang dapat
mempengaruhi penyembuhan fraktur seperti umur, tipe fraktur, aliran
darah dan faktor-faktor lain. Parkins membuat suatu perkiraan waktu
penyembuhan fraktur yang sederhana. Suatu fraktur spiral pada
extermitas atas, akan menyatu dalam 3 minggu dan untuk konsolidasi di
kalikan dua menjadi 6 minggu. Fraktur yang sama pada ekstermitas
bawah membutuhkan waktu dua kali dari fraktur pada ekstermitas atas
untuk penyembuhan. Formula yang lebih memuaskan untuk fraktur spiral
adalah 6-8 minggu untuk mencapai konsolidasi pada fraktur tungkai atas
dan di butuhkan dua kali lebih lama untuk tungkai bawah. Tambahan
25% jika fraktur bukan fraktur spiral atau jika fraktur melibatkan femur.
Klasifikasi Spiral Transvers
penyembuhan
tulang menurut Union Konsolidasi Union Konsolidasi
Perkin’s
Extermitas atas 3 6 6 12
Extermitas bawah 6 12 12 24
277
A.Graham Aplay (2001) membagi proses penyembuhan fraktur atas 5
fase yaitu
1. Fase kerusakan jaringan dan hematom
Pada fase ini pembuluh darah robek dan terbentuk hematom di
sekitar fraktur. Karena kerusakan pembuluh darah tadi maka fragmen
fraktur yang tidak mendapatkan suplai darah akan mati sepanjang
satu atau dua milimeter
2. Fase inflamasi dan proliferasi seluler
Delapan jam setelah fraktur, terjadi reaksi inflamasi akut yang di ikuti
dengan proliferasi sel di bawah periosteum menuju canalis medularis.
Akibat pecahnya pembuluh darah maka terjadi kontak antara
jaringan di luar pembuluh darah dengan darah menyebabkan
terjadinya pembekuan darah dan ini dikenal sebagai hematom.
Bekuan darah hematom ini menyebabkan trombosit mengeluarkan
mediator-mediator untuk terjadinya proses inflamasi. Sebagai hasil
proses inflamasi maka akan terbentuk jaringan granulasi yang
mempunyai pembuluh darah. Dengan adanya pembuluh darah maka
nutrisi dan oksigen pada daerah inflamasi tercukupi dan hal ini
penting untuk penyusunan jaringan tulang .
3. Fase pembentukan kalus
Sel proliferasi memiliki potensial osteogenik maupun kondrogenik
dalam kondisi yang sesuai. Sel-sel ini akan berkembang menjadi
tulang dan atau menjadi tulang rawan pada keadaan tertentu . Massa
selluler yang tebal yang merupakan tulang dan tulang rawan imatur
akan membentuk kalus pada permukaan periosteal dan endosteal.
Tulang imatur atau woven bone ini selanjutnya akan mengalami
pemadatan sehingga daerah fraktur akan terfiksasi dan pergerakan
278
antar fragmen fraktur akan sangat berkurang. Selanjutnya dalam
empat minggu fraktur akan menyatu.
Pada hewan coba (rat) proses pembentukan kalus ini di mulai pada
minggu pertama hingga pertengahan minggu ke 2 dimana kalus yang
terbentuk merupakan gabungan dari hard callus dan Soft callus.3
Mc Kibbin membagi terbentuknya kalus melalui 3 cara yaitu:
a. Kalus Ekterna
Di mana kalus hanya tumbuh ke satu arah saja, yaitu ke ujung
fragmen tulang yang lain.
Ada 3 hipotesis yang menerangkan hal ini :
1. Teori kontak seluler
Bila ke 2 ujung fragmen tulang masih di hubungkan oleh
periosteum maka sel osteoprogenitor akan berfungsi dengan
baik untuk menghubungkan ke dua fragmen tersebut. Bila
periosteum tidak ada, maka akan timbul sabuk dari kalus
(callus collar). Bila oleh karena suatu hal, misalnya jauhnya
jarak antara ke 2 ujung fragmen tulang, atau adanya
interposisi, maka kalus yang sudah terbentuk dengan baik
akan hilang dengan sendirinya setelah kira-kira 2 minggu
oleh karena di serap oleh tubuh.
2. Fenomena bioelektrik
Differensiasi dari fibroblas di pengaruhi oleh faktor mekanis
dan medan bioelektris di dalam jaringan. Metabolisme dari
sel-sel tulang sendiri merupakan sumber listrik dan tempat
patah tulang merupakan medan listrik dengan potensi yang
paling negatif oleh karena di sana terjadi proses pertumbuhan
sel-sel yang paling aktif menuju penyembuhan. Pertumbuhan
279
tulang baru terjadi pada daerah potensial negatif. Jadi
pertumbuhan kalus hanya terjadi pada daerah dengan
potensial listrik yang paling negatif yaitu antara kedua
fragmen tulang.
3. Teori Humoral
Bahwa tiap ujung fragmen tulang mengeluarkan suatu zat
yang dapat membantu penyembuhan suatu patah tulang. Zat
ini di kenal dengan wound hormone
b. Kalus Medular
Pada penyembuhan dengan kalus medularis ini timbul
sangat lambat sekali, dan penting berfungsi untuk mengisi
ruang antar fragmen, bila jarak antara kedua fragmen lebar
sekali.
c. Penyembuhan tulang primer
Pada penyembuhan tulang primer ini ujung fragmen
tulang diinfiltrasi oleh osteon yang berasal dari jaringan
tulang yang sehat, apabila jaringan tulang yang mati
cukup banyak maka proses ini berjalan cukup lama.
Revaskularisasi berasal dari jaringan pembuluh darah
yang datang dari medula dan periosteum.
281
Pada fase ini fraktur telah di satukan oleh jembatan tulang
solid yang mengintari daerah fraktur. Selama berbulan-
bulan bahkan hingga tahunan proses penulangan yang
pada awalnya kasar akan mengalami formasi dan reasorbsi
tulang secara terus menerus. Pada bagian yang bertekanan
tinggi akan di bentuk lamela yang lebih tebal.
Selama proses penyembuhan fraktur, periosteal akan memicu
peningkatan sel-sel kondrogenik dan osteogenik pada kalus
282
8. Sitokin dan Faktor Pertumbuhan Tulang
284
9. Petanda Biokimia Pembentukan Tulang
Untuk melihat terjadinya aktivitas pembentukan tulang, tidak selalu
harus dilakukan dengan metode invasif seperti pada pemeriksaan
histomorfometri dan pemeriksaan histologi tulang. Pemeriksaan biokimia
sebagai pertanda pembentukan tulang dapat di ukur melalui pemeriksaan
darah dan urine sebagai bahan pemeriksaan dan akan mencerminkan
suatu proses sistematik.
Daftar Pustaka
286