Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pneumonia
1. Patofisiologi
karena invasi dari beberapa patogen dan salah satu penyebab yang paling
2. Prevalensi Penyakit
laki-laki dengan rasio yaitu 1,4:1, sedangkan data yang diperoleh dari
rumah sakit dilaporkan dengan rasio yaitu (1,85:1) dan dari hasil survei
diperkirakan mencapai 935.000 jiwa pertahun dan bahkan lebih dari 2.500
survei data yang dilakukan oleh lembaga di Indonesia pada tahun 2014
pneumonia mencapai 944.000 jiwa dari 5,9 juta jiwa (Ditjen P2PL, 2015).
7
8
3. Etiologi
4. Patogenesis
pada sistem imun dalam tubuh maka tidak sulit bagi mikroorganisme
dan gejala yaitu batuk, dyspnea, fatigue, nyeri dada pleuritik (Marrie,
6. Faktor Risiko
7. Klasifikasi Pneumonia
flora mulut dan flora saluran napas atas, yakni meliputi Streptococci
yang lazim dijumpai adalah campuran antara Gram negatif batang dan
S. aureus anaerob.
Ditatalaksana sebagai
diagnosis lain
Evaluasi untuk kriteria rawat jalan/rawat inap
Rawat Jalan
Rawat Inap
Terapi empiris
Pemeriksaan
bakteorologis
Membaik Memburuk
Terapi empiris
Suspect HAP,VAP
Cari:
• Patogen lain
• Diagnosis lain
• Infeksi lain Pertimbangkan
• Komplikasi penghentian
antibiotik
HAP/VAP (tanpa faktor risiko patogen jamak, onset dini, semua derajat
HAP/VAP (tanpa faktor risiko patogen jamak, onset lanjut, semua derajat
vankomisin.
a. Sefalosporin antipseudomonal yaitu sefepim 1-2 gram tiap 8-12 jam atau
5. Menurut Fauci, et al., (2015) bahwa terapi empiris untuk pasien pneumonia
sebagai adalah:
ampisillin 1-2 gram tiap 4-6 jam intravena atau sefotaksim 1-2 gram
6 jam intravena atau sefepim 1-2 gram tiap 12 jam intravena atau
intravena atau sefotaksim 1-2 gram tiap 6-8 jam intravena atau
jam intravena atau sefepim 2 gram tiap 8-12 jam intravena atau
penyesuaian dosis).
D. Antibiotik
infeksi karena invasi bakteri dengan tujuan pengobatan yaitu untuk terapi
1. Penggolongan Antibiotik
a. Antibiotik Beta-Laktam
diantarnya yaitu:
1) Penisilin
diantaranya yaitu:
amoksiklav.
2) Sefalosporin
yaitu:
21
sefadroksil, sefaleksin.
Sefepim.
4) Karbapenem
b. Antibiotik Non-Betalaktam
roksitromisin, spiramisin.
Kloramfenikol, tiamfenikol.
hidroklorida, minosiklin.
yaitu:
negatif. Contohnya:
oksolinik, sinoksasin.
temafloksasin, grepafloksasin.
24
positif.
sulfalazin.
aminoglikosida.
yang tepat.
yang disebabkan oleh virus atau penyakit yang dapat sembuh sendiri
(self-limited).
terhadap antibiotik.
infeksi.
5) Cost effective yaitu obat dipilih atas dasar yang paling cost
bidang infeksi.
tim (teamwork).
berkesinambungan.
2008):
a. Faktor penderita
pada prostat.
b. Faktor Obat
c. Faktor bakteri
keadaan dorman.
5. Resistensi Antibiotik
(Zhang,2007) :
diperoleh.
b. Meningkatkan efluks.
c. Menginaktivasi enzim.
terstandar.
antibiotik dengan melihat rekam medik pemberian obat dan rekam medik
digunakan untuk terapi empiris pada kasus infeksi (Van der Meer dan
Gyssenss, 2001).
(Permenkes, 2011).
rasional.
31
waktu.
dosis.
tidak tepat.
tepat.
singkat.
lama.
toksik.
lebih sempit.
antibiotik.
Dapat dilihat pada gambar 3 terdapat diagram alur Gyssens yang terdiri
penggunaan antibiotik.
sudah tepat.
lebih murah.
g. Apabila ada antibiotik lain yang spektrum lebih sempit maka berhenti
tepat.
7. Kerangka Konsep
E. Keterangan Empirik
pada pasien rawat inap yang didiagnosis pneumonia di Rumah Sakit Khusus