Anda di halaman 1dari 19

Peran dan Upaya Mahasiswa dalam Memberantas Korupsi

19 MEI 2012FAUZIAH NASIONAL 3 KOMENTAR


OVERVIEW
Kata korupsi sudah bukan hal yang asing bagi kita. Korupsi berasal dari bahasa latin
Corruptio (Fockema Andreae: 1951) atau Corruptus (Webster Student Dictionary: 1960).
Selanjutnya dari bahasa latin itu turun ke dalam bahasa Eropa seperti Inggris: Corruption,
Corrupt kemudian dalam bahasa Belanda yaitu Corruptie. Kemudian arti kata korupsi yang
telah diterima dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia disimpulkan oleh
Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia: Korupsi ialah perbuatan yang buruk
seperti pengertian penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya
(Poerwadarminta : 1976).1) Sedangkan pengertian korupsi menurut UU No 31 Tahun 1999 jo
UU No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah perbuatan setiap
orang baik pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara.2)

Korupsi sudah merebak di hampir seluruh lapisan masyarakat dan sepertinya sudah menjadi
sebuah kebudayaan masyarakat Indonesia maka tidak mengherankan apabila negara
seringkali mengalami kerugian finansial yang cukup signifikan. Misalnya pada tahun 2006,
negara menderita kerugian akibat tindakan korupsi, terutama dalam sektor BUMN sehingga
mencapai angka yang cukup mengejutkan yaitu Rp 161 triliun. Angka ini mengalami
akselerasi yang cukup cepat karena sebelumnya di tahun 2005 yaitu Rp 125 triliun (data ICW
2006). Akibat tindak kejahatan korupsi ini juga meletakkan Indonesia pada posisi 134 dari
163 negara (yang diurutkan dari negara terbersih sampai ke negara terkorup) dan TI
Perception Index Indonesia 2,4. Jumlah kasus juga banyak terjadi, terutama di daerah Barat,
Jakarta, Sumatra Selatan dan Bangka Belitung yang mencapai 14-17 kasus per
tahun.3) Banyaknya uang negara yang mengalir di kantong-kantong orang-orang tidak
bertanggung jawab tentu menimbulkan beberapa dampak menurut Soejono Karni yaitu:
a. Rusaknya sistem tatanan masyarakat.
b. Ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi.
c. Munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat.
d. Penderitaan sebagian besar masyarakat di sektor ekonomi, administrasi,
politik, maupun hukum yang pada akhirnya menimbulkan sikap frustasi, ketidakpercayaan,
apatis terhadap pemerintah yang berdampak kontraproduktif terhadap pembangunan.4)
Berdasarkan penjelasan-penjelasan sebelumnya maka sangat penting dalam menangani
tindakan korupsi. Maka ada beberapa strategi menurut Hong Kong dengan ICAC-nya dengan
pendekatan tiga pilar yaitu:
a. Strategi Preventif
Upaya pencegahan korupsi melalui perbaikan sistem dan prosedur dengan membangun
budaya organisasi yang mengedepankan prinsip-prinsip fairness, transparency, accountability
and responsibility yang mampu mendorong setiap individu untuk melaporkan segala bentuk
korupsi yang terjadi.

b. Strategi Investigative
Upaya memerangi korupsi melalui deteksi, investigasi dan penegakan hukum terhadap para
pelaku korupsi.

c. Strategi Edukatif
Upaya pemberantasan korupsi dengan mendorong masyarakat untuk berperan serta
memerangi korupsi dengan sesuai dengan kapasitas dan kewenangan masing-masing maka
masyarakat perlu ditanamkan nilai-nilai kejujuran (integrity) serta kebencian terhadap
korupsi melalui pesan-pesan moral.5)
Tiga pilar strategi yang dijelaskan di atas pada intinya membutuhkan usaha keras dari
pemerintah dalam memberantas korupsi juga sangat penting dalam melibatkan partisipasi
masyarakat.

PERAN DAN UPAYA MAHASISWA DALAM MEMBERANTAS KORUPSI


Penjelasan sebelumnya telah dipaparkan bahwa pentingnya peran masyarakat dalam
memberantas korupsi. Masyarakat yang akan dibahas dalam artikel ini adalah masyarakat
intelektual atau kaum terpelajar terutama mahasiswa. Mengapa harus mahasiswa? Karena
mahasiwa adalah elemen masyarakat yang paling idealis dan memiliki semangat yang sangat
tinggi dalam memperjuangkan sesuatu. Selama ini mahasiswa dipandang bisa cukup
signifikan dalam mempengaruhi perubahan kebijakan atau struktur pemerintahan. Di sisi lain
mahasiswa juga bisa mempengaruhi lapisan masyarakat lainnya untuk menuntut hak mereka
yang selama ini kurang diperhatikan oleh pemerintah. Peran mahasiswa bisa dilihat dalam
sejarah perjuangan kemerdekaan mengenai kebangkitan bangsa Indonesia dalam melawan
penjajahan Belanda yang mana dipelopori oleh para mahasiswa kedokteran Stovia. Presiden
pertama Indonesia, Soekarno sang Proklamator Kemerdekaan RI merupakan tokoh
pergerakan dari kalangan mahasiswa. Selain itu peristiwa lain yaitu pada tahun 1996, ketika
pemerintahan Soekarno mengalami keadaan politik yang tidak kondusif dan memanas
kemudian mahasiswa tampil dengan memberikan semangat bagi pelaksanaan Tritura yang
akhirnya melahirkan orde baru. Akhirnya, ketika masa orde baru, mahasiswa juga menjadi
pelopor dalam perubahan yang kemudian melahirkan reformasi.6)
Begitulah perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan idealismenya yaitu untuk
memperoleh cita-cita dalam menciptakan keadilan dan kesejahteraan di masyarakat. Maka
tentunya mahasiswa dituntut utuk benar-benar konsisten atau memegang teguh idelisme
mereka. Memang tidak dipungkiri sekarang ini banyak mahasiswa yang sudah luntur
idealismenya karena terbuai dengan budaya konsumtif dan hedonisme. Hal tersebuut ternyata
membuat mereka semakin berfikir dan bertindak apatis terhadap fenomena yang ada di
sekitar mereka dan kecenderungan memikirkan diri mereka sendiri. Padahal perjuangan
mahasiswa tidak berhenti begitu saja ada hal lainnya yang menanti untuk diperjuangankan
oleh mereka, yaitu dalam melawan dan memberantas korupsi.

Faktanya fenomena korupsi selalu tidak berhenti menggrogoti negeri kita, korupsi merupakan
kejahatan yang bukan hanya merugikan negara tetapi juga masyarakat. Artinya keadilan dan
kesejahteraan masyarakat sudah mulai terancam. Maka saatnya mahasiswa sadar dan
bertindak. Adapun upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh mahasiswa adalah:

a. Menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di kampus.


Hal ini terutama dimulai dari kesadaran masing-masing mahasiswa yaitu menanamkan
kepada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak boleh melakukan tindakan korupsi walaupun
itu hanya tindakan sederhana, misalnya terlambat datang ke kampus, menitipkan absen
kepada teman jika tidak masuk atau memberikan uang suap kepada para pihak pengurus
beasiswa dan macam-macam tindakan lainnya. Memang hal tersebut kelihatan sepele tetapi
berdampak fatal pada pola pikir dan dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan bahkan yang
lebih parah adalah menjadi sebuah karakter.
Selain kesadaran pada masing-masing mahasiswa maka mereka juga harus memperhatikan
kebijakan internal kampus agar dikritisi sehingga tidak memberikan peluang kepada pihak-
pihak yang ingin mendapatkan keuntungan melalui korupsi. Misalnya ketika penerimaan
mahasiswa baru mengenai biaya yang diestimasikan dari pihak kampus kepada calon
mahasiswa maka perlu bagi mahasiswa untuk mempertanyakan dan menuntut sebuah
transparasi dan jaminan yang jelas dan hal lainnya. Jadi posisi mahasiswa di sini adalah
sebagai pengontrol kebijakan internal universitas.

Dengan adanya kesadaran serta komitmen dari diri sendiri dan sebagai pihak pengontrol
kebijakan internal kampus maka bisa menekan jumlah pelaku korupsi.
Upaya lain untuk menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di lingkungan kampus adalah
mahasiswa bisa membuat koperasi atau kantin jujur. Tindakan ini diharapkan agar lebih
mengetahui secara jelas signifikansi resiko korupsi di lingkungan kampus.
Mahasiswa juga bisa berinisiatif membentuk organisasi atau komunitas intra kampus yang
berprinsip pada upaya memberantas tindakan korupsi. Organisasi atau komunitas tersebut
diharapkan bisa menjadi wadah mengadakan diskusi atau seminar mengenai bahaya korupsi.
Selain itu organisasi atau komunitas ini mampu menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan
internal kampus.

Sebagai gambaran, SACW yang baru saja dibentuk pada kabinet KM (semacam BEM) ITB
2006/2007 lalu sudah membuat embrio gerakannya. Tersebar di seluruh wilayah Indonesia,
anggota SACW dari UIN Padang sudah mulai mengembangkan sayap. Begitu pula mereka
yang berada di UnHalu Sulawesi sudah melakukan investigasi terhadap rektorat mereka yang
ternyata memang terjerat kasus korupsi.7)
b. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya melakukan korupsi.
Upaya mahasiswa ini misalnya memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
bahaya melakukan tindakan korupsi karena pada nantinya akan mengancam dan merugikan
kehidupan masyarakat sendiri. Serta menghimbau agar masyarakat ikut serta dalam
menindaklanjuti (berperan aktif) dalam memberantas tindakan korupsi yang terjadi di sekitar
lingkungan mereka. Selain itu, masyarakat dituntut lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah
yang dirasa kurang relevan. Maka masyarakat sadar bahwa korupsi memang harus dilawan
dan dimusnahkan dengan mengerahkan kekuatan secara massif, artinya bukan hanya
pemerintah saja melainakan seluruh lapisan masyarakat.

c. Menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan pemerintah.


Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak sebagai agen pengontrol dalam
pemerintahan. Kebijakan pemerintah sangat perlu untuk dikontrol dan dikritisi jika dirasa
kebijakan tersebut tidak memberikan dampak positif pada keadilan dan kesejahteraan
masyarakat dan semakin memperburuk kondisi masyarakat. Misalnya dengan melakukan
demo untuk menekan pemerintah atau melakukan jajak pendapat untuk memperoleh hasil
negosiasi yang terbaik.

KESIMPULAN
Korupsi adalah tindakan yang harus diberantas segera karena mengancam keadilan dan
kesejahteraan masyarakat. Sehingga perlu peran serta semua lapisan masyarakat. Mahasiswa
adalah salah satu bagian masyarakat yang mempunyai pengaruh signifikan dalam
memperngarhi kebijakan pemerintah dan menggerakkan lapisan masyarakat yang lain.
Sehingga pemberantasan korupsi bisa lebih efektif. Upaya-upaya yang dilakukan mahasiswa
adalah menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di kampus, memberikan pendidikan
kepada masyarakat tentang bahaya melakukan korupsi dan menjadi alat pengontrol terhadap
kebijakan pemerintah. Maka mahasiwa harus lebih berkomitmen dalam memberantas korupsi
supaya upaya mereka berjalan semaksimal mungkin.

FOOTNOTE
1) ___, Pengertian Dasar-Dasar Korupsi, dalam http://antikorupsi.org, 2004, diakses tanggal
10 April 2010 pukul 03.40 pm.
2) Risbiyantoro, Mohamad, Peranan Mahasiswa dalam Memerangi Korupsi,
dalam http://www.bpkp.go.id, 2005, diakses tanggal 10 April 2010 pukul 02.21 pm.
3) Qyonglee, Mahasiswa dan Korupsi, dalam http://qyonglee.multiply.com, 2008, diakses
tanggal 10 April 2010 pukul 03.10 pm.
4) Risbiyantoro, Mohamad, Peranan Mahasiswa dalam Memerangi Korupsi, Op cit.
5) Ibid.
6) Ibid.
7) Erica, Peran Gerakan Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi,
dalam http://ericamourissa.ngeblogs.com, 2007, diakses tanggal 10 April 2010 pukul 02.37
pm.
REFERENSI
_____. 2004. Pengertian Dasar-Dasar Korupsi. Dalam http://antikorupsi.org. Diakses
tanggal 10 April 2010 pukul 03.40 pm
Erica. 2007. Peran Gerakan Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi.
Dalam http://ericamourissa.ngeblogs.com. Diakses tanggal 10 April 2010 pukul 02.37 pm
Qyonglee. 2008. Mahasiswa dan Korupsi. Dalam http://qyonglee.multiply.com. Diakses
tanggal 10 April 2010 pukul 03.10 pm
Risbiyantoro, Mohamad. 2005. Peranan Mahasiswa dalam Memerangi Korupsi.
Dalam http://www.bpkp.go.id. Diakses tanggal 10 April 2010 pukul 02.21 pm
GERAKAN ANTI-KORUPSI MAHASISWA
Korupsi merupakan tindak pidana yang menimbulkan kerugian ganda: menguras harta negara
demi kepentingan pribadi/kelompok serta mencerabut hak-hak sosial masyarakat secara
meluas. Dewasa ini, tindakan korupsi semakin merajalela. Meluasnya korupsi hingga ke
tatanan struktural masyarakat yang terendah atau semakin besarnya kuantitas dana yang
dikorupsi menjadi peringatan bahwa daya perlawanan terhadap korupsi harus ditingkatkan.
Beriringan dengan itu, lembaga yang memiliki otoritas untuk memberantas korupsi secara
hukum mulai diperlemah. Kekuatan hukum untuk mengekang korupsi menjadi bias akibat
pertarungan yang justru terjadi di badan inter-pranata dalam penegakkan hukum tersebut. Di
sinilah dibutuhkan suatu daya sosial yang memberikan aspirasi kolektif sehingga mampu
menuntut pemberantasan korupsi secara tegas dan sigap.

Di sisi lain, mahasiswa sebagai generasi muda perlu dipersiapkan sebagai penerus
kepemimpinan bangsa. Karena, toh pejabat yang kini bergelimangan harta hasil korupsi bisa
jadi dulunya adalah mahasiswa yang berteriak lantang tentang integritas dan keadilan. Untuk
itulah, kesadaran dan karakter anti-korupsi harus dibangun melalui pemahaman dan
pembentukan budaya masyarakat muda yang secara tegas menjauhi segala bentuk korupsi. Dari
internalisasi kultural yang berpengaruh hingga personal, diharapkan mampu membentuk
generasi anti-korupsi yang bertahan sejak dini hingga ketika menjabat di kepemimpinan bangsa
kelak.
Gerakan Struktural dan Kultural

Dilatarbelakangi oleh hal di atas, perlu dirancang suatu konsep gerakan anti-korupsi bagi
mahasiswa Indonesia yang terdiri dari gerakan struktural dan kultural.

1. Gerakan Struktural

Gerakan struktural memiliki kecenderungan yang reaktif terhadap isu dan melibatkan massa
dalam jumlah besar dalam pelaksanaannya. Makna “struktural” diartikan sebagai satu
komponen di dalam pemerintahan yang memiliki keterlibatan di dalam isu korupsi tertentu.
Jadi, gerakan anti-korupsi yang bersifat struktural, berarti memberikan satu aksi atau reaksi
terhadap isu tertentu yang ditujukan kepada pemerintah sebagai lembaga yang berwenang
dalam penyelesaian isu tersebut.

Tujuan dari gerakan struktural ini adalah: 1) memberikan pernyataan sikap pemuda, 2)
memberikan tuntutan tertentu terhadap isu terkait, 3) menampilkan propaganda dan
pencerdasan kepada publik, dan 4) menunjukkan daya sosial yang menekankan pada semangat
perlawanan terhadap korupsi. Salah satu bentuk dari gerakan struktural ini adalah aksi dan
unjuk rasa terkait kasus korupsi tertentu.

2. Gerakan Kultural

Gerakan kultural bertujuan untuk: 1) memberikan pemahaman tentang korupsi dan bentuk
nyata anti-korupsi di dalam kemahasiswaan, 2) menciptakan budaya anti-korupsi sejak dini,
dan 3) membentuk karakter generasi anti-korupsi. Berbeda dengan sebelumnya, gerakan
kultural ini cenderung bersifat aktif, sehingga gerakan yang dilakukan tidak bergantung
terhadap isu yang ada. Beberapa model gerakan yang dapat dilakukan pada klasifikasi kultural
diantaranya:

 Propaganda Integritas Akademik

Salah satu bentuk kecil korupsi adalah kecurangan akademik. Untuk itu, sebagai pemupukan
budaya anti-korupsi, perlu ditingkatkan propaganda integritas akademik bagi mahasiswa.
Upaya ini adalah untuk mencegah bibit-bibit korupsi yang mungkin tumbuh dari kecurangan-
kecurangan kecil yang terjadi dalam pelaksanaan aktivitas akademik di kemahasiswaan.

 Pemahaman Korupsi dalam Pemerintahan Mahasiswa (Student governance)

Dalam hal ini, mahasiswa diberikan pemahaman tentang definisi korupsi secara luas dan
bagaimana cara pencegahannya. Selain itu, ditampilkan contoh-contoh bentuk korupsi di dalam
organisasi kemahasiswaan sebagai satu upaya pemupukan kesadaran untuk tidak melakukan
tindakan korupsi dalam unit kelembagaan yang kecil. Dengan pemahaman yang ada tentang
jenis korupsi yang mungkin terjadi pada organisasi kemahasiswaan, diharapkan
penyelenggaraan kelembagaan yang bersih dari korupsi mulai dipraktikkan oleh mahasiswa
sejak dini.

 Propaganda Anti-Korupsi Mahasiswa

Propaganda anti-korupsi mahasiswa diterapkan dengan memberikan aksentuasi pada peran


mahasiswa sebagai penerus kepemimpinan. Bahwa sebagai generasi penerus yang
mengharapkan kondisi negara yang bersih, maka mahasiswa harus mampu menjaga kebersihan
perilakunya dari tindakan korupsi. Tujuan dari hal ini menyadarkan peran sebagai generasi
penerus serta menumbuhkan mental anti-korupsi secara permanen.

Mekanisme pembudayaan yaitu dengan cara pemanfaatan media, propaganda, serta ajang-
ajang yang melibatkan mahasiswa dalam skala mikro hingga makro. Luaran utama dari gerakan
ini adalah timbulnya kesadaran untuk mempertahankan integritas anti-korupsi sejak di bangku
kuliah hingga bangku pemerintahan.

Menyelamatkan Investasi Bangsa

Memberikan kesadaran penuh kepada mahasiswa sejak dini tentang bahaya laten korupsi
merupakan agenda wajib yang perlu dilakukan. Bukan hanya sekadar pemahaman dan
demonstrasi yang hampa pemaknaan, dibutuhkan satu gerakan yang didasari oleh semangat
anti-korupsi yang tertanam sebagai satu budaya yang utuh.

Kesadaran yang tertanam kokoh dalam diri mahasiswa yang kelak akan memegang estafet
kepemimpinan bangsa merupakan satu bentuk penyelamatan investasi bangsa menuju negara
yang bersih dari segala macam bentuk korupsi
PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI-KORUPSI

PERAN MAHASISWA DALAM


GERAKAN ANTI-KORUPSI

Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang berdampak sangat luar
biasa. Pada dasarnya korupsi berdampak buruk pada seluruh sendi kehidupan manusia. Korupsi
merupakan salah satu faktor penyebab utama tidak tercapainya keadilan dan kemakmuran suatu
bangsa. Korupsi juga berdampak buruk pada sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem
politik, sistem hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan. Yang tidak
kalah penting korupsi juga dapat merendahkan martabat suatu bangsa dalam tata pergaulan
internasional.
Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah bersifat kolosal dan ibarat penyakit sudah sulit
untuk disembuhkan. Korupsi dalam berbagai tingkatan sudah terjadi hampir seluruh sendi
kehidupan dan dilakukan oleh hampir semua golongan masyarakat. Dengan kata lain korupsi
sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari yang sudah dianggap biasa. Oleh karena
itu sebagaian masyarakat menganggap korupsi bukan lagi merupakan kejahatan besar. Jika
kondisi ini tetap dibiarkan seperti itu, maka hampir dapat dipastikan cepa atau lambat korupsi
akan menghancurkn negeri ini. Oleh karena itu sudah semestinya kita menetapkan korupsi
sebagai musuh bersama (common enemy) yang harus kita perangi bersama-sama dengan
sungguh-sungguh.
Karena sifatnya yang sangat luar biasa, maka untuk memerangi atau memberantas
korupsi diperlukan upaya yang luar biasa pula. Upaya memberantas korupsi sama sekali
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Upaya memberantas korupsi tentu saja tidak bisa hanya
menjadi tanggungjawab institusi penegak hukum atau pemerintah saja, tetapi juga merupakan
tanggungjawab bersama seluruh komponen bangsa. Oleh karena itu upaya memberantas
korupsi harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu pemerintah,
swasta dan masyarakat. Dalam konteks inilah mahasiswa, sebagai salah satu bagian penting
dari masyarakat, sangat diharapkan untuk berperan aktif.

A. GERAKAN ANTI KORUPSI


Gerakan di Indonesia sudah berlangsung lama. Berbagai upaya pemberantasan korupsipun
sudah dilakukan sejak tahun-tahun awal setelah kemerdekaan. Berbagai perundangan tentang
pemberantasan juga sudah dibuat. Demikian juga berbagai institusi pemberantasan korupsi
silih berganti didirikan, mulai dari Tim pemberantasan korupsi tahun 1967 sampai
denganpendirian KPK pada tahun 2003. Namun demikian harus diakui bahwa upaya
pemberantasan korupsi yang dilakukan selama ini belum menunjukan hasil maksimal. Hal ini
antara lain terlihat dari masih rendahnya angka indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia.
Berdasarkan UU No.30 tahun 2002, pemberantasan tindak pidana korupsi dirumuskan
sebagai serangkaian tindakanuntuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui
upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan
sidang pengadilan dengan peran serta masyarakat berdasarkan perundang-undangan yang
berlaku. Rumusan undang-undang tersebut menyiratkan bahwa upaya pemberantasan korupsi
tidak akan pernah berhasil tanpa melibatkan peran serta masyarakat. Dengan demikian dalam
strategi pemberantasan korupsi terdapa 3 unsur utama yaitu: pencegahan, penindakan, dan
peran serta masyarakat.
Salah satu upaya memberantas korupsi adalah dengan sadar melakukan suatu gerakan anti
korupsi di masyarakat. Gerakan ini adalah upaya bersama yang bertujuan untuk menumbuhkan
budaya anti korupsi di masyarakat. Dengan tumbuhnya budaya anti korupsi di masyarakat
diharapkan dapat mencegah munculnya perilaku koruptif. Gerakan anti korupsi adalah suatu
gerakan jangka panjang yang harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait,
yaiitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Dalam kontaks inilah peran mahasiswa sebagai
salah satu bagian penting dalam masyarakat sangat diharapkan.
Pada dasarnya korupsi itu terjadi jika ada pertemuan antara ke 3 faktor utama, yaitu: niat,
kesempatan dan kewenangan. Meskipun muncul niat dan kesempatan pun terbuka tetapi tidak
diikuti oleh kewenangan, maka korupsi tidak akan terjadi. Dengan demikian, korupsi tidaka
akan terjadi jika ketiga faktor tersebut, yaitu niat, kesempatan, dan kewenangan tidak ada dan
tidak bertemu. Sehingga upaya memerangi korupsi pada dasarnya adalah upaya untuk
menghilangkan atau setidaknya meminimalkan ketiga faktor tersebut.
Gerakan anti korupsi pada dasarnya adalah upaya bersama seluruh komponen bangsa untuk
mencegah peluang terjadinya perilaku koruptif. Dengan kata lain gerakan anti korupsi adalah
suatu gerakan yang memperbaiki perilaku individu dan sistemuntuk mencegah terjadinya
perilaku koruptif. Diyakini bahwa upaya perbaikan sistem dan perbaikan perilaku manusia
dapat menghilangkan, atau setidaknya memperkecil peluang bagi berkembangnya korupsi di
negeri ini.
Upaya untuk memperbaiki perilaku manusia antara lain dapat dimulai denagan
menanamkan nilai-nilai yang mendukung yang mendukung terciptanya perilaku anti koruptif.
Nilai-nilai yang dimaksud antara lain adalah kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan,
tanggungjawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Penanaman nilai-nilai
kepada masyarakat dilakukan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Penanaman nilai-nilai ini juga penting dilakukan kepada mahasiswa. Pendidikan anti korupsi
bagi mahasiswa dapat diberikan dalam berbagai bentuk, antara lain kegiatan sosialisasi,
seminar, kampanye atau bentuk-bentuk kegiatan ekstra kurikuler lainya. Pendidikan anti
korupsi juga dapat diberikan dalam bentuk perkuliahan, baik dalam mata kulia wajib maupun
pilihan.
Upaya perbaikan sistem antara lain dapat dilakukan dengan memperbaiki peraturan
perundang-undangan yang berlaku, memperbaiki tata kelola pemerintahan, reformasi
birokrasi, menciptakan lingkungan kerja yang anti korupsi, menerapkan prinsip-
prinsip clean and good govermance, pemanfaatan teknologi untuk transparansi, dan lain-lain.
Tentu saja upaya perbaikan sistem ini tidak hanya merupakan tanggungjawab pemerintah saja,
tetapi juga harus didukung oleh seluruh pemangku kepentingan termasuk mahasiswa.
Pengetahuan tentang upaya perbaikan sistem ini juga penting diberikan kepada mahasiswa agar
dapat lebih memahami upaya memerangi korupsi.
B. PERAN MAHASISWA
Dalam sejarah perjalanan bangsa indonesia tercatat bahwa mahasiswa mempunyai peranan
yang sangat penting. Peranan tersebut tercatat dalam peristiwa-peristiwa besar yang dimulai
dari Kebangkitan Nasional ahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan
NKRI tahun 1945,lahirnya Orde baru tahun 1996, dan Reformasi ahun1998. Tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar tersebut mahasiswa tampil di depan sebagai
motor penggerak dengan berbaga gagasan, semangat dan idealisme yang mereka miliki.
Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dipaksakan dari karakteristik yang mereka
miliki yaitu intelektualitas, jiwa muda, dan idealisme. Dengan kemampuan intelektual yang
tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa
mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam
beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti bahwa mahasiswa bereran sangat
penting sebagai agen perubahan (agent of change)
Dalam konteks gerakan anti-korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat tampil di depan
menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang mereka miliki,
yaitu intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian unuk menyatakan kebenaran.
Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut diharapkan mampu menjadi agen perubahan,
mampu menyuarakan kepentingan rakyat, mampu megkritisi kebijakan-kebijakan yang
koruptif, damamu menjadi watch dog lembaga-lembaga negara dan penegak hukum.

C. KETERLIBATAN MAHASISWA
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, di lingkungan kampus, di masyarakat sekitar,
dan di tingkat lokal/nasional. Lingkungan keluarga dipercaya dapat menjadi tolok ukur yang
pertama dan utama bagi mahasiswa untuk menguji apakah proses internalisasi anti korupsi di
dalam diri mereka sudah terjadi. keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di
lingkungan kampus tidak bisa dilepaskan dari status mahasiswa sebagai peserta didik yang
mempunyai kewajiban ikut menjalankan visi dan misi kampusnya. Sedangkan keterlibatan
mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di masyarakat dan di tingkat lokal/nasional terkait
dengan status mahasiswa sebagai seorang warga negara yang memunya hak dan kewajiban ang
sama dengan masyarakat lainnya.

1. DI LINGKUNGAN KELUARGA
Internalisasi karakter anti korupsi di dalam diri mahasiswa dapat dimulai dari lingkungan
keluarga. Kegiatan tersebut dapat berupa melakukan pengamatan terhadap perilaku keseharian
anggota keluarga misalnya :
v Apakah dalam mengendarai kendaraabermotor bersama ayahnya atau anggota keluarga yang
lain,peraturan lain dipatuhi? Misalnya: tidak berbelok/berputar, ditempat dimana ada tanda
larangan berbelok/berputar, tidak menghentikan kendaraan melewati batas marka jalan
tandaberhenti di saat lampu lalu lintas berwarna merah, tidak memarkir/menghentikan
kendaraan ditempat dimana terdapat tanda dilarang parkir/berhenti dan sebagainya.
v Apakah ketika berboncengan motor bersama kakanya atau anggota keluarga lainnya, tidak
menjalankan motornya diatas pedestrian dan mengambil hak pejalan kaki?tidak mengendarai
motor berlawanan arah?tidak mengendarai motor melebihi kapasitas(misalnya 1 motor
berpenumpang 3 atau 4 orang).
v Apakah pnghasilan orang tua tidak berasa dari tindak korpsi?apakah ra tua tidak menyalagunakan
fasilitas kantoryang menjadi haknya?
v Apakah ada diantara anggota keluarga yang menggunakan produk-produk bajakan
(lagu,film,softwart,tas,sepatu dll)
Pelajaran yang dapa diambil dari lingkungan keluarga ini adalah tingkat ketaatn seseorang
terhadap aturan/tata tertib yang berlaku. Substansi dari dilanggarnya aturan/tata tertib adalah
dirugikannya orang lain karena haknya terampas. Terampasnya hak orang lainmerupakan cikal
bakal dari tindakan korupsi.
Tahapan proses internalisasi karakter anti-korupsi di dalam diri mahasiswa yang diawali
dari lingkungan keluarga sangat sulit untuk dilakuka. Jusru anggota keluarga adalah orang-
orang terdekat,yang setiap saat bertemu dan berkumpul, maka pengamatan terhadap adanya
peilaku korupsi yang dilakukan di dalam keluarga seringkali menjadi biasa. Bagaimana
mungkin seorang anak berani menegur ayahnya ketika sang ayah kerap kali melanggar
peraturan lalu lintas?apakah anak berani untuk bertanya tentamg asal usul penghasilan orang
tuanya? Apakah anak memiliki keberanian untuk menegur anggota keluarga yang lain karena
menggunakan barag-barang bajakan? Nilai-nilai yang ditanamkan orang tua epada anak-
anaknya bermula dari ligkngan keluarga dan pada kenyataanya nilai-nilai tersebut akan terbawa
selama hidupnya. Jadi, ketika seorang mahasiswa berhasil melewati masa yang sult ini, maka
dapat diharapkan ketika terjun ke masyarakat mahasiswa tersebut akan selamat melewati
berbagai rintangan mengarak kepada tindak korupsi. Paling tidak, ada satu orang generasi
mudayang toiak tergiur untuk melakukan tindak korupsi. Jia pendidikan Anti-korupsi diikuti
oleh banyak perguruan tinggi, makaakan diperoleh cukup banyak generasi muda yang dapat
menjadi benteng anti-korupsi di indonesia.

2. Di Lingkungan Kampus
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti-korupsi di lingkungan kampus dapat dibagi ke
dalam dua wilayah yaitu: untuk individu mahasiswanya sendiri dan untuk komunitas
mahasiswa. Untuk konteks individu, seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar
dirinya sendiri tidak berperilaku koruptif dan tidak korupsi. Sedangkan untuk konteks
komunitas, seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar rekan-rekannya sesama
mahasiswa dan organisasi mahasiswa di kampus tidak berperilaku koruptif dan tidak korupsi.
Agar seorang mahasiswa dapat berperan dengan baik dalam gerakan anti-korupsi maka
pertama-pertama mahasiswa tersebut harus berperilaku anti-koruptif dan tidak korupsi dalam
berbagai tingkatan. Dengan demikian mahasiswa tersebut harus mempunyai nilai-nilai anti-
korupsi dan memahami korupsi dan memahami korupsi dan prinsip-prinsip anti-korupsi.
Kedua hal ini dapat diperoleh dari mengikuti kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar dan
kuliah pendidikan anti-korupsi. Nilai-nilai dan pengetahuan yang diperoleh tersebut harus
diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain seorang mahasiswa harus
mampu mendemonstrasikan bahwa dirinya bersih dan jauh dari perbuatan korupsi.
APA PENDAPAT SAUDARA TENTANG BERBAGAI HAL BERIKUT YANG TERJADI
DALAM KAMPUS:
1. BEBERAPA SAAT MENJELANG UJIAN SEORANG MAHASISWA
MENDATANGI DOSENNYA SECARA KHUSUS DAN MEMBERIKAN RINGKASAN
KEPADA DOSEN TERSEBUT.
2. SAUDARA TERMASUK SALAH SATU ANGGOTA KELOMPOK YANG
MENDAPATKAN TUGAS DARI DOSEN UNTUK MEMBUAT MAKALAH. DUA HARI
MENJELANG MASA TENGGAT BELUM ADA UPAYA DARI KELOMPOK UNTUK
MULAI MEMBUAT MAKALAH TERSEBUT. DIDORONG OLEH RASA KHAWATIR
DAN TANGGUNG JAWAB, SAUDARA MENGAMBIL ALIH TANGGUNG JAWAB
KELOMPOK DAN MENGERJAKAN MAKALAH TERSEBUT SENDIRI.

Berbagai bentuk kegiatan dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai anti-korupsi kepada
komunitas mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan agar tumbuh budaya anti korupsi di
mahasiswa. Kegiatan kampanye, sosialisasi, seminar, pelatihan, kaderisasi dan lain-lain dapat
dilakukan untuk menumbuhkan budaya anti korupsi. Kegiatan kampanye ujian bersih atau anti
mencontek misalnya, dapat dilakukan untuk menumbuhkan antara lain nilai-nilai kerja keras,
kejujuran, tanggung jawab, dan kemandirian. Kantin kejujuran adalah contoh lain yang dapat
dilakukan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab.

3. DI MASYARAKAT SEKITAR
Hal yang sama dapat dilakukan oleh mahasiswa atau kelompok mahasiswa untuk mengamati
lingkungan di lingkungan masyarakat sekitar, misalnya:
a. Apakah kantor-kantor pemerintah menjalankan fungsi pelayanan kepada masyarakatnya
dengan sewajarnya: pembuatan KTP, SIM, KK, laporan kehilangan, pelayanan pajak? Adakah
biaya yang diperlukan untuk pembuatan surat-surat atau dokumen tersebut? Wajarkah jumlah
biaya dan apakah jumlah biaya tersebut resmi diumumkan secara transparan sehingga
masyarakat umum tahu?
b. Apakah infrastruktur kota bagi pelayanan publik sudah memadai? Misalnya: kondisi jalan,
penerangan terutama diwaktu malam, ketersediaan fasilitas umum, rambu-rambu
penyebrangan jalan, dsb.
c. Apakah pelayanan publik untuk masyarakat miskin sudah memadai? Misalnya: pembagian
kompor gas, Bantuan Langsung Tunai, dsb.
d. Apakah akses publik kepada berbagai informasi mudah didapatkan?

SATU BENTUK GERAKAN YANG SEDERHANA MISALNYA “GERAKAN TIDAK


MENYUAP” UNTUK SETIAP PENGURUSAN KTP, KK, SIM, ATAU PELANGGARAN
LALU LINTAS, APABILA DILAKUKAN SERENTAK OLEH SELURUH
MASYARAKAT INDONESIA PASTI AKAN MENGHASILKAN DAMPAK YANG LUAR
BIASA. BAYANGKAN BERAPA JUMLAH RUPIAH YANG BISA
DISELAMATKAN, APABILA ADA 25 JUTA ORANG YANG MENGURUS KTP DALAM
SATU TAHUN, DAN SETIAP ORANG MENGELUARKAN “UANG SOGOKAN”
SEBESAR Rp. 5.000,-, MAKA DALAM TAHUN TERSEBUT AKAN TERKUMPUL
UANG SEBESAR Rp. 125.000.000.000,-, SERATUS DUA PULUH LIMA MILYAR
RUPIAH, WOW DENGAN UANG SEBESAR ITU BERAPA ANAK SEKOLAH YANG
BISA DIBIAYAI, BERAPA ORANG SAKIT YANG BISA BEROBAT, BERAPA KILO
METER RUAS JALAN YANG BISA DIBANGUN, BERAPA JEMBATAN YANG BISA
DIBANGUN, BERAPA JUMLAH SEKOLAH YANG BISA DIDIRIKAN JUMLAH
TERSEBUT TENTUNYA AKAN MEMBERIKAN MANFAAT YANG LEBIH BAGI BAGI
MASYARAKAT.
COBA BAYANGKAN APABILA LEBIH BANYAK LAGI “GERAKAN ANTI KORUPSI”
YANG BISA KITA LAKUKAN BERAPA BANYAK KEKAYAAN NEGARA YANG BISA
DISELAMATKAN DAN BISA DIPERGUNAKAN UNTUK SESUATU YANG LEBIH
PENTING? TIDAK ADA LAGI MARK-UP ANGGARAN, TIDAK ADA LAGI INSENTIF-
INSENTIF UNTUK MELULUSKAN PERUNDANG-UNDANGAN, TIDAK ADA LAGI
BENTUK KEBOCORAN-KEBOCORAN DANA PROYEK, DANA PROYEK, TIDAK
ADA LAGI PERUSAKAN HUTAN, TIDAK ADA LAGI BIAYA SILUMAN UNTUK
PENGURUSAN BERBAGAI IZIN, TIDAK ADA LAGI ANGGARAN JALAN-JALAN
UNTUK ANGGOTA DEWAN DAN PEJABAT DENGAN ALASAN STUDI BANDING
DAN SEBAGAINYA. MAKA KITA PASTI YAKIN BAHWA NEGARA INI MEMANG
NEGARA YANG KAYA. APAKAH ANDA SIAP MEMBERIKAN KONTRIBUSI ANDA
UNTUK TIDAK MELAKUKAN KORUPSI?
4. DI TINGKAT LOKAL DAN NASIONAL
Dalam konteks nasional, keterlibatan seorang mahasiswa dalam gerakan anti korupsi bertujuan
agar dapat mencegah terjadinya perilaku koruptif dan tindak korupsi yang masif dan sistematis
di masyarakat. Mahasiswa dengan kompetensi yang dimilikinya dapat menjadi pemimpin
(leader) dalam gerakan massa anti korupsi baik yang bersifat lokal maupun nasional.
Berawal dari kegiatan-kegiatan yang terorganisir dari dalam kampus, mahasiswa dapat
menyebarkan perilaku anti korupsi kepada masyarakat luas, dimulai dari masyarakat yang
berada disekitar kampus kemudian akan meluas ke lingkup yang lebih luas. Kegiatan-kegiatan
anti korupsi yang dirancang dan dilaksanakan secara bersama dan berkesinambungan oleh
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi akan mampu membangunkan kesadaran masyarakat
akan buruknya korupsi yang terjadi di suatu negara.
Daru ujung Aceh sampai ke Papua, negara Indonesia diberikan berkah yang amat besar dari
Tuhan Yang Maha Esa. Hampir tidak ada satu wilayahpun di negara Indonesia ini yang tidak
subur atau tidak mempunyai potensi sumber daya alam yang baik, segalah jenis kayu, bambu,
tumbuhan pangan dapat hidup dengan baik dan subur. Sedangkan didalam tanah tak kurang
begitu melimpahnya minyak bumi, batu bara, gas alam, panas bumi, biji besi, tembaga, emas,
aluminium sampai uranium. Belum lagi kekayaan laut yang sangat besar dengan luas yang luar
biasa besar. Selain itu anugerah bahwa Indonesia terletak di garis khatulistiwa yang sangat
berlimpah sinar matahari dan hanya mempunyai 2 (dua) musim yang sangat menghidupi.
Dengan kekayaan yang sangat melimpah ini, rakyat Indonesia seharusnya dapat hidup lebih
baik dan bahkan sangat mungkin untuk menjadi yang terbaik di dunia ini. Sudah sewajarnya
penduduk Indonesia hidup sejahtera jika melihat kekayaan yang dimiliki tersebut. Tidak ada
orang yang kelaparan, tidak ada orang yang menderita karena sakit dan tidak mampu untuk
berobat, tidak ada lagi kebodohan karena setiap orang mampu bersekolah sampai tingkat yang
paling tinggi, tidak ada orang yang tinggal dibawah kolong jembatan lagi karena semua orang
mempunyai tempat tinggal layak, tidak ada kemacetan yang parah karena kota tertata dengan
baik, anak-anak tumbuh sehat karena ketercukupan gizi yang baik. Anak-anak jalanan,
pengemis, dan penyakit masyarakat lain sudah menjadi cerita masa lalu yang sudah tidak ada
lagi. Anak yatim, orang-orang usia lanjut hidup sejahtera dan diperhatikan oleh pemerintah.
Bukan sebuah kesengajaan bahwa di tengah kata Indonesia ada kata ‘ONE’, ind-one-sia, yang
berarti satu. Tentunya ini akan bisa diartikan bahwa Indonesia bisa menjadi negara nomor satu
di dunia. Tentu saja bisa, dengan melihat begitu kayanya negeri ini, subur, gemah, ripah loh
jinawi, Indonesia sangat potensial untuk menjadi negara nomor satu di dunia. Tentunya dengan
catatan, tidak ada korupsi, tidak ada yang mengambil hak orang lain, dan tidak ada yang
menjarah kekayaan negara.
Sebab apabila masih ada yang korupsi dan mengambil hak-hak orang lain, negara Indonesia
tidak lagi ‘ONE’ namun akan berubah menjadi In- DONE-sia, “DONE”, selesai! Tamat!,
Bangsa dan Negara ini selesai! Indonesia sebagai bangsa dan negara tidak lagi eksis.
Kemudian, kalau Indonesia tidak lagi eksis, Indonesia hanya menjadi cerita masa lalu,
bagaimana kelak nasib anak cucu kita? Anda bisa membayangkan?
Oleh karena itu mari satukan langkah, mari perangi korupsi dengan mengawali dari diri sendiri,
dengan harapan besar bagi kejayaan negeri ini serta kesejahteraan bangsa yang ada di
dalamnya. Tidak ada yang tidak mungkin di muka bumi ini, sesuatu yang besar selalu diawali
dengan satu langkah kecil namun pasti dan penuh integritas. Selamat datang generasi anti
korupsi!
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


Pidana Korupsi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan


Korupsi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2000 tentang Tata Pelaksanaan
Peranserta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
GEMA AKSI (Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi) sebagai Tujuan Jangka Panjang

Tercipta dan Terpeliharanya Budaya Anti Korupsi di Seluruh Civitas Akademika

Oleh : Bakri Tambipessy


Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Pattimura

Korupsi di Indonesia sudah dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extra


ordinary crime).Berdasarkan survey badan pengawas korupsi dunia,
Transparanci Internasional (TI) yang saya kutip dari TEMPO.CO, Jakarta –
Lembaga Transparency International (TI) merilis data indeks persepsi
korupsi (Corruption Perception Index) untuk tahun 2017. Dalam laporan
tersebut, ada 168 negara yang diamati lembaga tersebut dengan ketentuan
semakin besar skor yang didapat, maka semakin bersih negara tersebut dari
korupsi. Skor maksimal adalah 100

Negara-negara di peringkat teratas adalah Denmark, Finlandia, Swedia,


Selandia Baru, Belanda, dan Norwegia. Sedangkan negara dengan peringkat
terbawah adalah Sudan Selatan, Sudan, Afganistan, Korea Utara, dan
Somalia,” ujar Direktur Program Transparency International Indonesia, Ilham
Saenong, saat mengumumkan hasil riset mereka di Hotel Le Meridien,
Jakarta, Rabu, 27 Januari 2016.

Adapun Indonesia menempati peringkat ke-88 dengan skor CPI 36. Skor
tersebut meningkat dua poin dari tahun 2016 yang berada di peringkat ke
107. Meskipun demikian Indonesia tercatat sebagai Negara dengan tingkat
korupsi dibawa rata-rata namun tetap saja hal itu berpegaruh besar terhadap
sektor pertumbuhan ekonomi Indonesia disebabkan karena minimnya
anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk membangun bangsa ini ke
arah yang berkemajuan.

Berdasarkan Laporan Hasil Survei Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional,


oleh Bank Indonesia pada tahun 2017 bahwa Korupsi merupakan bagian
dari tindakan penyalahgunaan kekuasaan, serta mengakibatkan makin
besarnya utang suatu negara. Banyaknya kasus tindak pidana korupsi di
Indonesia menyebabkan lemahnya pertumbuhan sektor ekonomi Indonesia
yang kemudian berdampak pula pada semakin meningkatnya kemiskinan di
negara ini.

Pada gambar (2) tentang Pertumbuhan ekonomi di atas bisa kita lihat bahwa
daerah-daerah yang diberi warna Hijau Muda, Kuning serta warna Merah
yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia ini, menunjukan lemahnya
kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Belum lagi masalah kemiskinan yang
terus menjadi-jadi akibat penyalahgunaan kekuasaan oleh orang-orang yang
tidak bertanggung jawab serta kesewenang-wenangan dari setiap tindakan
yang dilakukanya. Korupsi seperti telah menjadi way of life di Indonesia
apalagi virus korupsi telah menggerogoti generasi muda Indonesia saat ini.

Mahasiswa sebagai the agent of change atau agen perubahan yang bertugas
untuk menyambung aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Namun yang
ditakutkan adalah menularnya penyakit ini kepada generasi muda pewaris
masa depan bangsa yang ada di seluruh daerah di Indonesia.

Korupsi merupakan tindakan yang menyebabkan sebuah negara menjadi


bangkrut dengan efek yang luar biasa seperti terhambatnya pembangunan
nasional serta mengakibatkan hancurnya perekonomian suatu negara yang
kemudian menyengsarakan masyarakat. Efek kongkretnya saat ini adalah
memperparah kemiskinan, pendidikan serta pelayanan kesehatan menjadi
mahal, dan yang paling berbahaya adalah meningkatnya angka
pengangguran serta memperburuk citra bangsa Indonesia di mata
internasional.

Citra buruk akibat korupsi menimbulkan banyak kerugian di Indonesia.


Kesan buruk ini menyebabkan rasa rendah diri saat berhadapan dengan
Negara lain dan kehilangan kepercayaan dari pihak lain. Ketidak percayaan
pelaku bisnis mengakibatkan investor luar negeri berpihak ke Negara-negara
tetangga yang dianggap memiliki iklim yang lebih baik. Kondisi seperti ini
dapat merugikan perekonomian dengan segala aspeknya di daerah ini.
Pemerintah Indonesia telah berusaha untuk memerangi korupsi dengan
berbagai cara, namun tetap saja pelaku tindak pidana korupsi semakin
menggerogoti. KPK sebagai lembaga independen yang scara khusus
menangani tindak piadana korupsi juga ikut kewalahan dan meminta
bantuan dari lembaga-lembaga Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta
seluruh elemen masyarakat untuk turut serta dalam mencegah dan
membrantas korupsi.

Hal inilah yang kemudian menurut saya akan berdampak pada segi
pengembangan kualitas mahasiswa maupun para siswa di jenjang sekolah
menengah pertama maupun menengah atas. Karena penyalahgunaan itulah
yang juga menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi pemerintah
Indonesia di sektor pendidikan.

Korupsi dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang
oleh karena itu memerlukan upaya luar biasa pula untuk memberantasnya.
Upaya pemberantasan korupsi itu sendiri terdiri dari dua bagian besar yaitu
penindakan dan pencegahan, tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya
dilakukan oleh pemerintah saja tanpa melibatkan peran serta masyarakat
atau generasi muda dalam hal ini siswa sebagai pelopor dan aset bangsa
ini. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika mahasiswa sebagai salah satu
bagian penting dari generasi muda Indonesia yang merupakan pewaris masa
depan diharapkan dapat terlibat aktif dalam upaya pencegahan korupsi di
Indonesia.

Keterlibatan mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi ini, tentu tidak


pada upaya penindakan yang merupakan kewenangan institusi penegak
hukum. Peran aktif para mahsiswa ini diharapkan lebih difokuskan pada
upaya pencegahan korupsi dengan ikut membangun budaya antikorupsi di
lingkungan kampus dan lingkungan masyarakat melalui Gerakan Mahasiswa
Anti Korupsi (GEMA AKSI)

Sebagaimana gerakan anti korupsi pada umunya dimana mahasiswa tidak


dituntut untuk memberantas korupsi secara langsung atau turun lapangan,
tetapi mereka dituntut untuk membrantas korupsi dengan cara pencegahan
yang di lakukan dengan berbagai cara mulai dari kampanye di media sosial,
sosialisa atau seminar di lembaga-lembaga pendidikan dan masyarakat hinga
orasi ilmiah di tengah-tengah masyarakat. Sekali lagi saya ingin jelaskan
bahwa, Keterlibatan Mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi ini
tentu tidak pada upaya penindakan yang merupakan kewenangan institusi
penegak hukum.

Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai agen pengontrol dan agen


perubahan (the agent of control and the agent of change) sekaligus berperan
sebagai motor penggerak gerakan “GEMA AKSI” di sekolahnya masing-
masing, selain itu mahasiswa juga harus berbagi pengetahuan korupsi
beserta dampaknya kepada para mahasiswa lainya di saat Orientasi Studi
Pengenalan Kampus (OSPEK) oleh karena itu agar seluruh siswa dapat
berperan aktif, maka seluruh siswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang
cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya saat
pelaksanaan OSPEK maupun melalu pelajaran anti korupsi yang diberikan
oleh dosen di dalam kelas. Untuk keperluan pembelajaran maka dipandang
perlu adanya mata kuliah pendidikan anti korupsi di seluruh fakultas dan
jurusan di setiap universitas negeri maupun swasta di Indonesia.
Diadakannya mata kuliah pendidikan anti korupsi bagi mahasiswa ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk
korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai budaya anti
korupsi bagi seluruh mahasiswa. Tujuan jangka panjangnya adalah tercipta
dan terpeliharanya budaya anti korupsi di seluruh civitas akademika dan
mendorong mahasiswa untuk dapat berperan serta aktif dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai