Anda di halaman 1dari 13

Pinocchio

He great Italian pine forest, was lonely. He always dreamed about having a son.
Each day, he went cutting woods for the town’s people. One day, an idea illuminated his mind,
the idea of crafting a puppet, which he will call it Pinocchio. He crafted that puppet and during
the night, the puppet becomes alive!One year of happiness and thriller passed, on a Sunday
morning, Gepetto told Pinocchio:"It’s my birthday soon, my little son! I hope you didn’t forget
it!""Euh, sure, I didn’t!"Pinocchio felt awkward. He didn’t thought about that. Gepetto’s
birthday was coming in only three days, and he hadn’t even a present.After a long night of
reflecting, Pinocchio finally decided to offer a homemade chocolate cake to him as a present.
When the sun rose, Pinocchio was already ready to go outside to find the ingredients. The main
problem was he didn’t even known the ingredients and the recipe.So after school, he decided to
go ask someone for the ingredients to bake a cake. During his walk, Pinocchio, the wooden
puppet, met the town’s sorcerer."Hey, little boy, do you need some help for your chocolate
cake?""Hum… You can help me?", asked Pinocchio."Sure, I can. Follow me!"After walking few
minutes so, Pinocchio saw a big, big, big candy house. They entered together and Pinocchio got
caught by a big cage."Mouahahaha!!! I finally caught you! You’ll be mine, you’re going to work
for me!", said the evil sorcerer.Pinocchio was so scared. When the guards came and took him out
of the cage, he immediately ran away very fast and he succeeded to escape.At the same time, the
evil sorcerer, calling all his troops with him, ran after him and he took out his magic wand. The
evil devil changed the little wooden puppet into a chocolate cake!When he came back home, he
told the entire story to his father and they went to find thegodfairy.After a long trip, they finally
find the god fairy and they got the magical potion for Pinocchio.
Terjemahan :
Pinokio

Dia di hutan pinus Italia yang besar, kesepian. Dia selalu memimpikan memiliki seorang anak laki-laki.
Setiap hari, ia pergi memotong kayu untuk orang-orang kota. Suatu hari, sebuah ide terlintas dalam pikirannya,
sebuah ide membuat sebuah boneka, yang akan ia beri nama Pinokio. Dia membuat boneka itu dan pada malam
hari, boneka tersebut menjadi hidup!Satu tahun kebahagiaan dan ketakutan berlalu, pada hari Minggu pagi,
Gepetto berkata pada Pinokio :"hari ulang tahun saya segera tiba, putra kecilku! Saya harap kamu tidak lupa!"
"Euh, tentu, saya tidak lupa!"Pinokio merasa canggung. Dia tidak memikirkan hal itu. Ulang tahun Gepetto hanya
tiga hari lagi, dan dia bahkan belum punya kado.Setelah malam yang panjang dan berfikir, Pinokio akhirnya
memutuskan untuk membuatkan kue coklat buatannya sendiri untuk Gepetto sebagai hadiah ulang tahunnya.Ketika
matahari terbit, Pinokio sudah siap untuk pergi ke luar untuk mendapatkan bahan-bahannya. Masalah utama ia
bahkan tidak tau bahan-bahan dan resepnya.Jadi sepulang sekolah, ia memutuskan bertanya ke seseorang bahan-
bahan untuk membuat kue. Selama perjalanannya, Pinokio, si boneka kayu, bertemu penyihir kota."Hei, anak kecil,
kamu membutuhkan bantuan untuk kue cokelatmu?""Hum ... Anda dapat membantu saya?", Tanya Pinokio."Tentu,
aku bisa. Ikuti aku!"Setelah berjalan beberapa menit, Pinokio melihat rumah permen yang sangat besar. Mereka
masuk bersama-sama dan Pinokio tertangkap oleh kandang besar."Mouahahaha! Saya akhirnya berhasil menangkap
mu! Kamu akan menjadi milikku, kau akan bekerja untuk ku!", Kata penyihir jahat.Pinokio sangat takut. Ketika
penjaga datang dan membawanya keluar dari kandang, dia segera lari dengan sangat cepat dan dia berhasil
melarikan diri.Pada saat yang sama, penyihir jahat, memanggil semua pasukannya, berlari mengejarnya dan dia
mengeluarkan tongkat sihirnya. Iblis jahat mengubah boneka kayu kecil itu menjadi kue cokelat!Ketika ia kembali
ke rumah, dia menceritakan semuanya kepada ayahnya dan mereka pergi mencari Peri dewa,setelah perjalanan
panjang,mereka akhirnya menemukan peridewa dan mereka mendapat ramuan ajaib untuk pinokio
THE GOLD SLUG
In the ancient time, lived a young man named Galoran. He was respected because of his wealth and honor. His
parents were nobleman so he could live with luxury. However, he was very wasteful and every day just squandered
the wealth of his parents.One day, his parents died, but he did not care and continued to spend money as well as
before. Because his life was so extravagant, all the treasure that he had was running out and he became an
unemployed person. Many people sympathized with him and offered a job. But every time he got the job, he just
dallied and it made him always be fired. Several months later, there was a wealthy widow who interested him. He
married the widow and of course, he was very happy to be living in luxury again.The widow had a daughter who
was very diligent and clever to weave. Her name is Jambean, a beautiful girl and had been famous because of her
weaving. However, Galoran did not like the girl, because the girl often scolded him because of his laziness. Finally,
he threatened to torture and kill Jambean. He revealed the plan to his wife and the wife was very sad to hear of
the threat.Hearing the news, Jambean was very sad but she volunteered herself to be killed by her father. She
told that she wanted to be dumped into a dam and did not burry under the ground after the death. The mother
agreed and did all of her wants. In the dam, her body and head suddenly turned into the golden slugs.Several years
later, there are two widows who were looking for firewood. They were kindred, the first widow named Mbok
Sambega Rondo and the second called Mbok Rondo Sembagil. When looking for the firewood in the jungle, they
were very surprised because of finding the beautiful golden slugs. They brought it and maintained at home.Once
they brought the snails, there was always a miracle every day. Their kitchen was always filled with the delicious
food when they came home from work. They were very surprised, and wanted to know the person who made those
foods. They pretended to go to work and hid in the back of the house. A few moments later, there was a beautiful
girl came from the inside of the conch and she began to cook the delicious meals.Both widows then secretly held
and did not let the girl to get into the snail anymore. The girl apparently was Jambean who had been killed by her
father. Both widows then allowed her to stay with them. Because of their versatility in weaving, she got her
famous back and made a handsome prince attracted. In the end, she married the prince and lived happily.

TERJEMAHAN;

Keong Mas

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda yang bernama Galoran. Ia merupakan salah satu orang yang disegani
karena mempunyai kekayaan dan kehormatan. Orang tuanya merupakan bangsawan sehingga ia dapat hidup
dengan mewah. Namun, ia merupakan seseorang yang sangat boros dan setiap hari hanya menghambur-hamburkan
harta orang tuanya.Suatu hari, orang tuanya meninggal dunia namun ia tidak peduli dan terus menghabiskan uang
seperti sebelumnya. Karena hidupnya begitu boros, maka harta yang ia miliki habis dan ia menjadi seorang
pengangguran. Banyak warga yang iba terhadapnya, namun setiap kali ia mendapatkan pekerjaan, ia hanya
bermalas-malasan dan membuat ia sering dipecat. Beberapa bulan kemudian, terdapat seorang janda kaya raya
yang tertarik dengannya. Ia kemudian menikah dengan janda tersebut. Tentu saja, ia sangat senang karena bisa
hidup mewah seperti sebelumnya.Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan
pandai menenun. Namanya Jambean, seorang gadis yang tenunannya sangat indah dan terkenal di desa tersebut.
Namun, Galoran tidak menyukai gadis tersebut, karena sang gadis selalu menegurnya karena selalu bermalas-
malasan. Karena begitu benci dengan Jambean, ia mengancam akan menyiksa dan membunuhnya. Ia
mengungkapkan rencana tersebut kepada istrinya dan sang istri sangatlah sedih mendengar ancaman
tersebut.Mendengar berita tersebut, Jambean sangat sedih namun ia merelakan dirinya dibunuh oleh sang ayah. Ia
berpesan ketika ia telah meninggal, ia ingin agar mayatnya dibuang ke sebuah bendungan dan jangan dikubur di
dalam tanah. Setelah meninggal, sang ibu memenuhi permintaan tersebut dengan membawa mayatnya ke
bendungan dan menceburkannya. Di dalam bendungan, tubuh dan kepalanya berubah menjadi udang dan siput
atau disebut sebagai keong dalam bahasa jawa.Beberapa tahun kemudian, dua orang janda sedang mencari kayu
bakar. Mereka adalah kakak beradik dengan nama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembagil. Ketika sedang
mencari kayu di hutan, mereka sangat terkejut karena menemukan keong dan siput yang berwarna emas serta
sangat indah. Keduanya kemudian membawa keong dan siput tersebut untuk dipelihara di rumah.Setelah mereka
membawa siput tersebut dan menjadikannya sebagai hewan peliharaan, selalu ada keajaiban setiap hari. Dapur
mereka selalu dipenuhi makanan lezat ketika mereka pulang dari bekerja. Mereka sangat heran, dan mereka ingin
mengetahui siapa orang yang selalu membuat makanan lezat tersebut. Mereka berpura-pura pergi bekerja dan
bersembunyi di belakang rumah. Beberapa saat kemudian, muncullah seorang gadis cantik dari dalam keong
tersebut dan ia mulai memasak makanan-makanan lezat.

Kedua janda tersebut kemudian secara diam-diam memegang gadis tersebut dan tidak
membiarkannya lagi untuk masuk ke dalam keong. Gadis itu ternyata adalah Jambean yang
telah dibunuh oleh ayahnya. Kedua janda tersebut kemudian mengizinkan Jambean untuk
tinggal bersama mereka. Karena kepandaiannya dalam menenun, ia sangat terkenal dan
seorang pangeran tampan tertarik kepadanya. Pada akhirnya, ia menikah dengan pangeran
dan hidup bahagia.

Mouse Deer and Crocodile


One day, Mouse Deer went down to the river to take a drink. But he knew that the crocodile might be
waiting underwater to eat him, so he said out loud. “I wonder if the water’s warm. I’ll put in my leg and
find out.” Of course Mouse Deer didn’t put in his leg. He picked up a stick instead and put one end into
the water. Chomp…! Crocodile grabbed the stick and pulled it underwater. Mouse Deer laughed. “Ha…
ha…ha… Stupid crocodile! Cant you tell the difference between a stick and a leg?” Then Mouse Deer ran
off to drink somewhere else.
In the next day, Mouse Deer wanted to cross the river. He wanted to eat the fruits on the other side of the
river. He saw a floating log in the river. He knew that Crocodile looked like a log when he floated. Mouse
Deer didn’t want to be eaten by Crocodile when he crosses the river. He had an idea. He called out loud,
“Crocodile!” Crocodile rose from the water, “Hello, Mouse Deer. Have you come to be my lunch?” Mouse
Deer smiled. “Sorry, not today, Crocodile. I have orders from the King. He wants to invite all the
crocodiles in this river to a party. He wants me to count all the crocodiles so he could prepare enough
meal for you.”
“Really…? Tell us what to do,” said Crocodile. “You must line up from this side of the river to the other
side,” said Mouse Deer. Crocodile then got all his friends and family. They lined up across the river.
Mouse Deer then jumped onto Crocodile’s back. “One,” he counted. He jumped onto the next crocodile,
“Two.” And the next crocodile, “Three.” Mouse Deer kept jumping until he arrived on the other side of the
river. “How many are there?” asked Crocodile. “Just enough,” said Mouse Deer. He laughed as he ran to
the forest.***

Terjemahan
Cerita Kancil dan Buaya dalam Bahasa Inggris
Suatu hari, Kancil pergi ke sungai untuk minum. Tapi ia tahu bahwa buaya mungkin menunggu didalam
air untuk memakannya, jadi dia berteriak keras-keras. “Aku ingin tahu apakah air hangat. Aku akan
memasukkan kaki saya ke dalam air dan mencari tahu. “Tentu saja Kancil memasukkan kakinya. Dia
mengambil tongkat dan memasukkan satu ujung ke dalam air. Chomp …! Buaya menyambar tongkat dan
menariknya ke bawah air. Kancil tertawa. “Ha … ha … ha … buaya bodoh! Tidak bisakah membedakan
antara tongkat dan kaki? “Lalu Kancil lari untuk minum di tempat lain.
Pada hari berikutnya, Kancil ingin menyeberang sungai. Dia ingin makan buah-buahan di sisi lain sungai.
Dia melihat batang kayu mengambang di sungai. Dia tahu bahwa Buaya tampak seperti kayu
mengambang ketika ia mengambang. Kancil tidak mau dimakan oleh buaya ketika ia melintasi
sungai. Dia punya ide. Ia berseru keras, “Buaya!” Buaya terangkat dari air, “Halo, Kancil. Apakah kamu
datang untuk menjadi makan siang saya? “Kancil tersenyum. “Maaf, tidak hari ini, Buaya. Saya mendapat
perintah dari Raja. Dia ingin mengajak seluruh buaya di sungai ini ke pesta. Dia ingin aku menghitung
semua buaya sehingga ia bisa mempersiapkan cukup makanan untuk kamu. ”
“Sunggu…? Beritahu kami apa yang harus dilakukan, “kata Buaya. “kamu harus berbaris dari sisi sungai
ke sisi lain,” kata Kancil. Buaya kemudian memanggil semua teman-temannya dan keluarganya. Mereka
berbaris di seberang sungai. Kancil lalu melompat ke punggung buaya. “Satu,” ia menghitung. Dia
melompat ke buaya berikutnya, “Dua.” Dan buaya berikutnya, “Tiga.” Kancil terus melompat sampai ia
tiba di sisi lain sungai. “Berapa banyak?” Tanya Buaya. “Cukup,” kata Kancil. Dia tertawa sambil berlari
ke hutan.

The Legend of Malin Kundang

A long time ago, in a small village near the beach in West Sumatra, a woman and her son lived. They were Malin
Kundang and her mother. Her mother was a single parent because Malin Kundang's father had passed away when he
was a baby. Malin Kundang had to live hard with his mother
.
Malin Kundang was a healthy, dilligent, and strong boy. He usually went to sea to catch fish. After getting fish he
would bring it to his mother, or sold the caught fish in the town. One day, when Malin Kundang was sailing, he saw a
merchant's ship which was being raided by a small band of pirates. He helped the merchant. With his brave and
power, Malin Kundang defeated the pirates.

The merchant was so happy and thanked to him. In return the merchant asked Malin Kundang to sail with him. To
get a better life, Malin Kundang agreed. He left his mother alone. Many years later, Malin Kundang became wealthy.
He had a huge ship and was helped by many ship crews loading trading goods. Perfectly he had a beautiful wife too.
When he was sailing his trading journey, his ship landed on a beach near a small village. The villagers recognized him.
The news ran fast in the town; “Malin Kundang has become rich and now he is here”. An old woman ran to the beach
to meet the new rich merchant. She was Malin Kundang’s mother.

She wanted to hug him, released her sadness of being lonely after so long time. Unfortunately, when the mother came,
Malin Kundang who was in front of his well dressed wife and his ship crews denied meeting that old lonely woman.
For three times her mother begged Malin Kundang and for three times he yelled at her. At last Malin Kundang said to
her "Enough, old woman! I have never had a mother like you, a dirty and ugly woman!" After that he ordered his
crews to set sail. He would leave the old mother again but in that time she was full of both sadness and angriness.
Finally, enraged, she cursed Malin Kundang that he would turn into a stone if he didn't apologize. Malin Kundang just
laughed and really set sail
.
In the quiet sea, suddenly a thunderstorm came. His huge ship was wrecked and it was too late for Malin Kundang to
apologize. He was thrown by the wave out of his ship. He fell on a small island. It was really too late for him to avoid
his curse. Suddenly,
he turned into a stone.

Terjemahan :

The Legend of Malin Kundang

Dahulu kala, di sebuah desa kecil dekat pantai di Sumatera Barat, seorang wanita dan anaknya tinggal. Mereka
adalah Malin Kundang dan ibunya. Ibunya adalah seorang single parent karena ayah Malin Kundang telah meninggal
ketika ia masih bayi. Malin Kundang harus hidup keras dengan ibunya
.
Malin Kundang adalah, rajin, dan kuat laki-laki yang sehat. Dia biasanya pergi ke laut untuk menangkap ikan. Setelah
mendapatkan ikan dia akan membawanya kepada ibunya, atau menjual ikan yang ditangkap di kota. Suatu hari,
ketika sedang berlayar Malin Kundang, ia melihat sebuah kapal pedagang yang sedang diserbu oleh sekelompok kecil
pembajak.

Dia membantu pedagang. Dengan berani dan kekuasaannya, Malin Kundang mengalahkan bajak laut. Pedagang itu
sangat senang dan berterima kasih kepadanya. Sebagai imbalannya pedagang meminta Malin Kundang untuk
berlayar bersamanya. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, Malin Kundang setuju. Dia meninggalkan
ibunya sendirian. Bertahun-tahun kemudian, Malin Kundang menjadi kaya. Dia memiliki kapal besar dan dibantu
oleh banyak awak kapal memuat barang dagangan. Sempurna dia punya istri yang cantik juga.

Ketika ia sedang berlayar perjalanan trading, kapal mendarat di pantai dekat sebuah desa kecil. Penduduk desa
mengenalinya. Berita itu berlari cepat di kota, "Malin Kundang telah menjadi kaya dan sekarang dia ada di sini".
Seorang wanita tua berlari ke pantai untuk memenuhi saudagar kaya baru. Dia adalah ibu Malin Kundang ini. Dia
ingin memeluknya, dirilis kesedihannya menjadi kesepian setelah sekian lama. Sayangnya, ketika ibu datang, Malin
Kundang yang berada di depan berpakaian istri dan awak kapalnya membantah pertemuan yang tua wanita kesepian.
Selama tiga kali ibunya meminta Malin Kundang dan tiga kali ia berteriak padanya.

Akhirnya Malin Kundang berkata kepadanya "Cukup, wanita tua! Saya tidak pernah memiliki ibu seperti Anda,
wanita kotor dan jelek!" Setelah itu ia memerintahkan kru untuk berlayar. Dia akan meninggalkan ibu tua lagi tapi
pada saat itu dia penuh baik kesedihan dan angriness. Akhirnya, marah, dia mengutuk Malin Kundang bahwa ia akan
berubah menjadi batu jika dia tidak meminta maaf. Malin Kundang hanya tertawa dan benar-benar berlayar
.
Di laut yang tenang, tiba-tiba badai datang. Kapal yang besar rusak dan itu terlalu terlambat bagi Malin Kundang
untuk meminta maaf. Ia dilemparkan oleh gelombang dari kapalnya. Dia jatuh di sebuah pulau kecil. Itu benar-benar
terlambat baginya untuk menghindari kutukan. Tiba-tiba,
ia berubah menjadi batu.

Lutung Kasarung
Cerita rakyat from West Java

Prabu Tapa Agung had led a kingdom in West Java for a long time. He was getting old and
therefore wanted to choose a successor. But unfortunately, he had no son. He thought of
choosing one of his daughters, Purbararang and Purbasari. But it wasn’t an easy choice. They
were both very pretty and smart. The only difference was their temperament. Purbararang was
rude and dishonest, while Purbasari was kind and caring. With those considerations, Prabu
Tapa Agung finally chose Purbasari to be his successor.
Purbararang didn’t agree with her father’s decision. “It’s supposed to be me, Father. I’m the
eldest daughter!” Purbararang said. Prabu Tapa Agung smiled. “Purbararang, to be a queen
takes more than age. There are many other qualities that one must possess,” explained Prabu
Tapa Agung wisely. “What does Purbasari have that I don’t?” Purbararang pouted. “You’ll find
out when Purbasari has replaced me,” Prabu Tapa Agung answered.
After the discussion, Purbararang went back to her room. “Is there something wrong?” asked
Indrajaya. Indrajaya is Purbararang’s future husband. “I’m upset! Father chose Purbasari as his
successor and not me! I have to do something!” Purbararang said. Driven mad by her anger, she
came to a witch and asked her to send rash all over Purbasari’s body. Before going to bed,
Purbasari started to feel itch all over her body. She tried applying powder to her body, but it’s no
use. Instead, the itching grew even worse. She didn’t want to scratch it, but she just couldn’t help
it. In the next morning, there were scratch mark all over Purbasari’s body. “What happened to
you?” asked Purbararang, pretending to be concerned. “I don’t know, sis. Last night, my body
suddenly felt very itchy. I scratched and scratched, and this is what happened,” Purbasari
answered. Purbararang shook her head. “You must have done something really awful. You’ve
been punished by the gods!”
That day, the whole kingdom was scandalized. “What have you done, Purbasari?” demanded
Prabu Tapa Agung. Purbasari shook her head. “I didn’t do anything that would upset the gods,
Father,” she answered. “Then how can you explain what happened to your body?” Prabu Tapa
Agung asked again. “If you don’t confess, I’ll banish you to the woods.” Purbasari took a deep
breath. “Like I said before, I didn’t do anything wrong. And I’d rather be thrown into the woods
than to confess to a deed I didn’t commit.”
After a short discussion with his advisor, Prabu Tapa Agung ordered Purbasari to be moved to
the woods. Purbasari was very sad, but she couldn’t do anything to defy her father’s order. She
was accompanied to the woods by a messenger. He built a simple hut for Purbasari. After the
messenger left, suddenly a black monkey came to Purbasari’s hut. He carried a bunch of
bananas. From behind him, some animals looked on. “Are the bananas for me?’ Purbasari
asked. The black monkey nodded, as if he understood what Purbasari said. Purbasari took the
bananas with pleasure. She also said thanks. The other animals that were looking on also
seemed to smile. “Are you willing to be my friend?” Purbasari asked them. All the animals
nodded happily. Although she was living by herself in the woods, Purbasari never lacked of
supplies. Everyday, there were always animals bringing her fruits and fish to eat.
A long time had passed since Purbasari was banished to the woods, but her body still itched. At
some places, her skin was even ulcerating. What am I supposed to do?” Purbasari sighed. The
monkey who was sitting next to her stayed still, there were tears in his eyes. He hoped Purbasari
would remain patient and strong.
One night, on a full moon, the monkey took Purbasari to a valley. There is a pond with hot
spring water. The monkey suddenly spoke, “The water of this pond will heal your skin,” he said.
Purbasari was surprised, ”You can talk? Who are you?” she asked. “You’ll find out, in time,” the
monkey said. Purbasari didn’t want to force the monkey. She then walked to the pond. She
bathed there. After a few hours, Purbasari walked out of the pond. She was shocked to see her
face reflected on the clear pond water. Her face was beautiful again, with smooth and clean skin.
Purbasari observed her entire body. There were no traces of any skin ailments. “I’m cured! I’m
cured!” Purbasari shouted in joy. She quickly offered thanks to the gods and also to the monkey.
The news of Purbasari’s condition quickly spread to the kingdom, irritating Purbararang. She
then accompanied by Indrajaya go to the woods to see Purbasari. Purbasari asked if she would
be allowed to go home. Purbararang said she would let Purbasari return to the palace if
Purbasari’s hair were longer than hers. Purbararang then let her hair down. It was so long, it
almost touched the ground. But it turned out that Purbasari’s hair was twice longer than
Purbararang’s hair.
“Fine, so your hair is longer than mine.” Purbararang admitted. “But there is one more
condition you must fulfill, do you have a future husband who is handsomer than mine?” said
Purbararang as she walked toward Indrajaya. Purbasari felt miserable. She didn’t have a future
husband yet. So, without much thought, she pulled the black monkey beside her.
Purbararang and Indrajaya burst out, but their laughter didn’t last long. The monkey meditates
and suddenly transformed into a very handsome young man, a lot more handsome than
Indrajaya. “I’m a prince from a kingdom far away. I was cursed to be a monkey because of a
mistake I committed. I could regain my true form only if there’s a girl who would be willing to be
my wife,” said the young man.
Finally, Purbararang gave up. She accepted Purbasari as the queen, and also confessed
everything she had done. “Please forgive me. Please don’t punish me,” Purbararang said, asking
for forgiveness. Instead of being angry, Purbasari smiled. “I forgive you, sis,” she said. Soon
after, Purbasari become queen. Beside her was the handsome prince, the former monkey known
as Lutung Kasarung.

Terjemahan :
Lutung Kasarung
Prabu Tapa Agung telah memimpin kerajaan di Jawa Barat untuk waktu yang lama . Dia sudah
tua dan karena itu ingin memilih penggantinya . Namun sayangnya , ia tidak punya anak . Dia
berpikir untuk memilih salah satu putrinya , Purbararang dan Purbasari . Tapi itu bukan pilihan
yang mudah . Mereka berdua sangat cantik dan cerdas . Satu-satunya perbedaan adalah
temperamen mereka . Purbararang kasar dan jujur , sementara Purbasari adalah baik dan
peduli . Dengan pertimbangan tersebut , Prabu Tapa Agung akhirnya memilih Purbasari
menjadi penggantinya .Purbararang tidak setuju dengan keputusan ayahnya . " Ini seharusnya
menjadi aku , Ayah . Aku adalah putri sulung ! " Kata Purbararang . Prabu Tapa Agung
tersenyum . " Purbararang , untuk menjadi seorang ratu memakan waktu lebih dari usia . Ada
banyak kualitas lain bahwa seseorang harus memiliki, "jelas Prabu Tapa Agung bijaksana . " Apa
Purbasari memiliki aku tidak? " Purbararang cemberut . " Anda akan menemukan ketika
Purbasari telah menggantikan saya, " jawab Prabu Tapa Agung .
Setelah diskusi , Purbararang kembali ke kamarnya . " Apakah ada sesuatu yang salah ? " Tanya
Indrajaya . Indrajaya adalah suami Purbararang masa depan . " Aku marah ! Bapa memilih
Purbasari sebagai penggantinya dan bukan aku! Aku harus melakukan sesuatu ! " Kata
Purbararang . Gila karena kemarahannya , dia datang ke penyihir dan memintanya untuk
mengirim ruam seluruh tubuh Purbasari itu . Sebelum tidur , Purbasari mulai merasa gatal di
seluruh tubuhnya . Dia mencoba menerapkan bubuk tubuhnya , tapi itu tidak ada gunanya .
Sebaliknya , gatal tumbuh bahkan lebih buruk . Dia tidak ingin menggaruknya , tapi dia tidak
bisa menahannya . Pada keesokan paginya , ada goresan tanda seluruh tubuh Purbasari itu . "
Apa yang terjadi padamu ? " Tanya Purbararang , berpura-pura menjadi khawatir . " Saya tidak
tahu , sis . Tadi malam , tubuh saya tiba-tiba merasa sangat gatal . Aku menggaruk dan
menggaruk , dan ini adalah apa yang terjadi , "jawab Purbasari . Purbararang menggeleng . "
Anda harus melakukan sesuatu yang benar-benar mengerikan. Anda telah dihukum oleh para
dewa ! " Hari itu , seluruh kerajaan itu tersinggung . " Apa yang telah Anda lakukan, Purbasari ?
" Menuntut Prabu Tapa Agung . Purbasari menggeleng . " Aku tidak melakukan apa pun yang
akan mengganggu para dewa , Bapa , " jawabnya . " Lalu bagaimana Anda bisa menjelaskan apa
yang terjadi pada tubuh Anda? " Tanya Prabu Tapa Agung lagi . " Jika Anda tidak mengaku , aku
akan mengusirmu ke hutan . " Purbasari menarik napas panjang . " Seperti saya katakan
sebelumnya , saya tidak melakukan sesuatu yang salah . Dan aku lebih suka dilemparkan ke
dalam hutan daripada mengakui perbuatan yang tidak saya lakukan . "
Setelah diskusi singkat dengan penasihat , Prabu Tapa Agung memerintahkan Purbasari untuk
dipindahkan ke hutan . Purbasari sangat sedih , tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk
menentang perintah ayahnya . Dia ditemani ke hutan oleh seorang utusan . Ia membangun
sebuah pondok sederhana untuk Purbasari . Setelah utusan kiri , tiba-tiba seekor monyet hitam
datang ke gubuk Purbasari itu . Dia membawa setandan pisang . Dari belakangnya , beberapa
hewan memandang . " Apakah pisang untuk saya? " Tanya Purbasari . Monyet hitam
mengangguk , seolah-olah ia mengerti apa yang dikatakan Purbasari . Purbasari mengambil
pisang dengan senang hati. Dia juga mengucapkan terima kasih . Hewan-hewan lain yang
mencari di juga tampak tersenyum . " Apakah Anda bersedia menjadi teman saya ? " Purbasari
bertanya kepada mereka . Semua binatang mengangguk senang . Meskipun ia hidup sendirian
di hutan , Purbasari tidak pernah kekurangan pasokan . Setiap hari , selalu ada hewan yang
membawa buah-buahan dan ikan untuk makan .
Sebuah waktu yang lama berlalu sejak Purbasari dibuang ke hutan, tapi tubuhnya masih gatal .
Di beberapa tempat , kulitnya bahkan ulserasi . Apa yang harus saya lakukan? " Purbasari
mendesah . Monyet yang duduk di sampingnya tinggal diam, ada air mata di matanya . Dia
berharap Purbasari akan tetap sabar dan kuat .
Suatu malam , pada bulan purnama , monyet mengambil Purbasari ke sebuah lembah . Ada
sebuah kolam dengan mata air panas. Monyet tiba-tiba berbicara , " Air kolam ini akan
menyembuhkan kulit Anda , " katanya . Purbasari terkejut , " Anda dapat berbicara ? Siapa kau ?
" Tanyanya . " Kau akan tahu , pada waktunya , " kata monyet . Purbasari tidak mau memaksa
monyet . Dia kemudian berjalan ke kolam . Dia mandi di sana. Setelah beberapa jam , Purbasari
keluar dari kolam. Dia terkejut melihat wajahnya tercermin pada air kolam jernih . Wajahnya
cantik lagi , dengan kulit halus dan bersih . Purbasari mengamati seluruh tubuhnya . Tidak ada
jejak penyakit kulit apapun. " Saya sembuh ! Aku sembuh ! " Purbasari berteriak dalam sukacita
. Dia cepat menawarkan berkat para dewa dan juga untuk monyet .
Kabar kondisi Purbasari dengan cepat menyebar ke kerajaan , menjengkelkan Purbararang . Dia
kemudian disertai oleh Indrajaya pergi ke hutan untuk melihat Purbasari . Purbasari bertanya
apakah dia akan diizinkan pulang ke rumah . Purbararang mengatakan dia akan membiarkan
Purbasari kembali ke istana jika rambut Purbasari yang lebih panjang daripada miliknya .
Purbararang kemudian membiarkan rambutnya turun . Itu begitu lama , hampir menyentuh
tanah . Tapi ternyata bahwa rambut Purbasari adalah dua kali lebih panjang dari rambut
Purbararang itu . " Baik-baik saja , sehingga rambut Anda lebih panjang dari saya . "
Purbararang mengakui . " Tapi ada satu syarat lagi yang harus dipenuhi, apakah Anda memiliki
calon suami yang tampan dariku ? " Kata Purbararang sambil berjalan menuju Indrajaya .
Purbasari merasa sengsara . Dia tidak memiliki calon suami belum. Jadi , tanpa banyak berpikir
, ia menarik monyet hitam di sampingnya .
Purbararang dan Indrajaya meledak , tapi tawa mereka tidak berlangsung lama . Monyet
bermeditasi dan tiba-tiba berubah menjadi seorang pemuda yang sangat tampan , jauh lebih
tampan dari Indrajaya . " Saya seorang pangeran dari kerajaan yang jauh . Aku dikutuk menjadi
kera karena kesalahan yang saya lakukan. Saya bisa mendapatkan kembali bentuk saya benar
hanya jika ada seorang gadis yang bersedia untuk menjadi istriku , " kata pemuda itu . Akhirnya
, Purbararang menyerah . Dia menerima Purbasari sebagai ratu , dan juga mengakui semua
yang telah ia lakukan . " Maafkan saya . Tolong jangan menghukum saya, " kata Purbararang ,
meminta pengampunan . Alih-alih marah , Purbasari tersenyum . " Aku memaafkanmu , sis , "
katanya . Segera setelah itu , Purbasari menjadi ratu . Di sampingnya adalah pangeran tampan ,
mantan monyet yang dikenal sebagai Lutung Kasarung .

Cindelaras
Cerita rakyat from East Java
Raden Putra was the king of Jenggala kingdom. He had a beautiful queen and concubine. Unlike
the queen, the concubine had bad personalities. She was envious and jealous with the queen, so
she planned to make the queen leave the palace. The concubine then asked the royal healer to
help her in her plan. One day, the concubine pretended to be ill. Raden Putra called the royal
healer to give the concubine treatments. “What is her disease?” Raden Putra asked the royal
healer. “I’m very sorry, My Majesty. She is sick because the queen put poison in her meal,” the
royal healer lied.
Raden Putra was shock and angry to hear the explanation. He called the queen and asked her if
the story was true. Of course the queen denied, but Raden Putra won’t listen. “Please Your
Majesty, have mercy. I really didn’t do anything,” cried the queen in her tears. Raden Putra’s
anger ended in a decision. The queen should be banished to the woods and terminated. He did
not know that the queen was already pregnant. Raden Putra commanded one of his general to
do the punishment. The queen was banished to the woods, but the wise general didn’t have the
heart to kill her. He built a simple house in the woods for her. On his way back to the palace, he
smeared his sword with rabbit blood, so Raden Putra would believe that he had killed the queen.
After the general left, the queen lived by herself in the woods. Several months later, she gave
birth to a healthy baby boy. The baby was named Cindelaras. He grew up as a nice, healthy, and
handsome boy. One day, while Cindelaras helped her mother to collect some fire woods, an
eagle dropped an egg. Cindelaras brought the egg to be brooded by a chicken behind their house.
The egg hatched into a chick and then it slowly became a strong rooster. The rooster is no
ordinary rooster. The rooster could sing. Every morning, the rooster woke Cindelaras up with its
beautiful song, “My master is Cindelaras. His house is in the woods. He’s the son of Raden
Putra.” The rooster often sang that song.
Cindelaras always woke up early in the morning and listen happily to his rooster’s song. He
didn’t realize the meaning of the song until one day, he started to think. “Who is Raden Putra?”
he asked his mother. The queen then told him the whole story. She also told him why they were
banned from the kingdom and lived in the woods. Cindelaras was very surprised. He decided to
go to the palace to meet the king, his father. Cindelaras asked her mother’s permission to go to
the kingdom and to tell the king what really happened. He also brought his rooster that grew
bigger and stronger each day.
On his way, Cindelaras stopped at a village. There, he met some people who were involved in
cockfighting. They challenge him to see how strong his rooster was. “If your rooster wins, you’ll
get a reward,” said the man who challenged him. Cindelaras accepted the challenge. In a few
minutes, his rooster defeated the opponent’s rooster. He was challenged again by other man,
and one more time, his rooster won. He won again and again.
The news about Cindelaras’ rooster quickly spread to the whole Jenggala kingdom and made
Raden Putra curious. So, he invited Cindelaras to the palace. “What is your name, boy?” Raden
Putra asked as Cindelaras arrived in the palace. “My name is Cindelaras, Your Majesty,”
Cindelaras answered. He felt both thrilled and happy to see Raden Putra.
Raden Putra challenged Cindelaras with one condition. If Raden Putra’s rooster won,
Cindelaras’ head would be cut off. But if Cindelaras’ rooster won, Raden Putra would share half
of his wealth. Cindelaras accepted the condition. The competition was held in the front yard of
the palace. The two roosters fought bravely. But in just a few minutes, Cindelaras’ rooster won
the fight! Raden Putra shook his head and stared at Cindelaras from his seat, “That rooster is no
ordinary rooster, and the boy is not an ordinaty boy either. Who is he exactly?” he thought.
Raden Putra was about to asked when suddenly Cindelaras’ rooster sang the song, “My master is
Cindelaras. His house is in the woods. He’s the son of Raden Putra.”
Raden Putra was surprised. “Is it true?” he asked. “Yes, My Majesty. My name is Cindelaras and
my mother was the queen,” said Cindelaras. Raden putra called the general who had banished
the queen. The general then confessed that he never killed the queen. Later, the royal healer also
admitted his mistake. Raden Putra was so shocked. He immediately went to the woods to pick
up the queen. Ever since, Cindelaras and his parents lived happily together. As for the
concubine, she was sent to the jail as punishment.

Terjemahan :

Cindelaras
Cerita rakyat dari Jawa Timur

Raden Putra adalah raja dari kerajaan Jenggala . Dia memiliki seorang ratu yang cantik dan selir . Tidak seperti ratu ,
selir memiliki kepribadian buruk . Dia iri dan cemburu dengan ratu , jadi dia berencana untuk membuat ratu
meninggalkan istana . Selir kemudian meminta penyembuh kerajaan untuk membantunya dalam rencananya . Suatu
hari , selir pura-pura sakit . Raden Putra disebut penyembuh kerajaan untuk memberikan perawatan selir . " Apakah
penyakit itu ? " Raden Putra meminta penyembuh kerajaan . " Saya sangat menyesal , Yang Mulia saya . Dia sakit
karena ratu menaruh racun dalam makan nya , " penyembuh kerajaan berbohong .
Raden Putra syok dan marah mendengar penjelasan . Dia disebut ratu dan bertanya apakah cerita itu benar . Tentu
saja Ratu membantah , tapi Raden Putra tidak akan mendengarkan . " Tolong Yang Mulia , kasihanilah . Aku benar-
benar tidak melakukan apa-apa , "teriak ratu dalam air matanya . Kemarahan Raden Putra berakhir dengan
keputusan. Ratu harus dibuang ke hutan dan dihentikan . Dia tidak tahu bahwa ratu sudah hamil . Raden Putra
memerintahkan salah satu jenderalnya untuk melakukan hukuman . Ratu dibuang ke hutan, tapi umum bijaksana
tidak tega membunuhnya . Dia membangun sebuah rumah sederhana di hutan untuknya . Dalam perjalanan kembali
ke istana , ia mengoleskan pedangnya dengan darah kelinci , sehingga Raden Putra akan percaya bahwa ia telah
membunuh ratu .
Setelah kiri umum , ratu tinggal sendirian di hutan . Beberapa bulan kemudian , ia melahirkan bayi laki-laki yang
sehat . Bayi itu diberi nama Cindelaras . Ia dibesarkan sebagai baik , sehat , dan tampan anak laki-laki . Suatu hari ,
sementara Cindelaras membantu ibunya untuk mengumpulkan beberapa kebakaran hutan , seekor elang
menjatuhkan telur . Cindelaras membawa telur untuk merenung oleh ayam di belakang rumah mereka . Telur
menetas menjadi ayam dan kemudian perlahan-lahan menjadi ayam jantan yang kuat . Ayam ada ayam biasa . Ayam
bisa menyanyi . Setiap pagi , ayam Cindelaras terbangun dengan lagu yang indah , " Tuanku adalah Cindelaras .
Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari Raden Putra . " Ayam sering menyanyikan lagu itu .
Cindelaras selalu bangun pagi-pagi dan mendengarkan dengan senang hati lagu ayam nya . Dia tidak menyadari
makna dari lagu hingga suatu hari , ia mulai berpikir . " Siapa Raden Putra ? " Ia bertanya kepada ibunya . Ratu
kemudian menceritakan seluruh cerita . Dia juga mengatakan kepadanya mengapa mereka dilarang dari kerajaan dan
tinggal di hutan . Cindelaras sangat terkejut . Dia memutuskan untuk pergi ke istana untuk bertemu raja , ayahnya .
Cindelaras meminta izin ibunya untuk pergi ke kerajaan dan memberitahu raja apa yang sebenarnya terjadi . Dia juga
membawa ayam jantan nya yang tumbuh lebih besar dan kuat setiap hari .
Dalam perjalanannya , Cindelaras berhenti di sebuah desa . Di sana, ia bertemu dengan beberapa orang yang terlibat
dalam adu ayam . Mereka menantang dia untuk melihat seberapa kuat nya ayam jantan . " Jika menang ayam Anda ,
Anda akan mendapatkan hadiah , " kata pria yang menantangnya . Cindelaras menerima tantangan itu . Dalam
beberapa menit , ayam jantan nya mengalahkan ayam lawan . Dia ditantang lagi oleh pria lain, dan sekali lagi , ayam
nya menang. Dia menang lagi dan lagi .
Berita tentang ayam Cindelaras ' dengan cepat menyebar ke seluruh kerajaan Jenggala dan membuat Raden Putra
penasaran . Jadi , ia mengundang Cindelaras ke istana . " Siapa namamu , anak laki-laki ? " Tanya Raden Putra
sebagai Cindelaras tiba di istana . " Nama saya Cindelaras , Yang Mulia , " jawab Cindelaras . Dia merasa baik senang
dan senang melihat Raden Putra .
Raden Putra menantang Cindelaras dengan satu syarat . Jika ayam Raden Putra memenangkan , kepala Cindelaras '
akan dipotong . Tetapi jika ayam Cindelaras ' menang , Raden Putra akan berbagi setengah dari kekayaannya .
Cindelaras menerima kondisi tersebut . Kompetisi ini diadakan di halaman depan istana . Kedua ayam jantan
bertempur dengan gagah berani . Tapi hanya dalam beberapa menit , ayam Cindelaras ' memenangkan pertarungan!
Raden Putra menggeleng dan menatap Cindelaras dari tempat duduknya , " ayam jantan Itu bukan ayam biasa , dan
anak itu bukan anak ordinaty baik . Siapa dia sebenarnya ? " Pikirnya. Raden Putra hendak bertanya ketika tiba-tiba
ayam Cindelaras ' menyanyikan lagu , " Tuanku adalah Cindelaras . Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari
Raden Putra . "
Raden Putra terkejut . " Apakah itu benar? " Tanyanya . " Ya , saya Yang Mulia . Nama saya Cindelaras dan ibu saya
adalah ratu , " kata Cindelaras . Raden putra disebut jenderal yang telah dibuang ratu . Jenderal itu kemudian
mengaku bahwa ia tidak pernah membunuh ratu . Kemudian , penyembuh kerajaan juga mengakui kesalahannya .
Raden Putra sangat terkejut . Dia segera pergi ke hutan untuk mengambil ratu . Sejak saat itu, Cindelaras dan orang
tuanya hidup bahagia bersama-sama . Adapun selir , ia dikirim ke penjara sebagai hukuman .

Timun Mas
Long time ago in the island of Java, Indonesia, lived a couple of farmer. They had married for some years but they
had no children. So they prayed to a monster called Buta Ijo to give them children. Buta Ijo was a ferocious and
powerful monster. He granted their wish on one condition. When their children had grown up, they had to sacrifice
them to Buta Ijo. He liked eating fresh meat of human being. The farmers agreed to his condition. Several months
later the wife was pregnant.
She gave birth to a beautiful baby girl. They named her Timun Emas. The farmers were happy. Timun Emas was
very healthy and a very smart girl. She was also very diligent. When she was a teenager Buta Ijo came to their house.
Timun Emas was frightened so she ran away to hide. The farmers then told Buta Ijo that Timun Emas was still a
child. They asked him to postpone. Buta Ijo agreed. He promised to come again. The following year Buta Ijo came
again. But again and again their parents said that Timun Emas was still a child.
When the third time Buta Ijo came their parents had prepared something for him. They gave Timun Emas several
bamboo needles, seeds of cucumber, dressing and salt.
‘Timun, take these things’
‘What are these things?’
‘These are your weapons. Buta Ijo will chase you. He will eat you alive. So run as fast as you can. And if he will catch
you spread this to the ground. Now go!’
Timun Emas was scared so she ran as quickly as she could. When Buta Ijo arrived she was far from home. He was
very angry when he realized that his prey had left. So he ran to chase her. He had a sharp nose so he knew what
direction his prey ran.
Timun Emas was just a girl while Buta Ijo was a monster so he could easily catch her up. When he was just several
steps behind Timun Emas quickly spread the seeds of cucumber. In seconds they turned into many vines of
cucumber. The exhausted Buta Ijo was very thirsty so he grabbed and ate them. When Buta Ijo was busy eating
cucumber Timun Emas could run away.
But soon Buta Ijo realized and started running again. When he was just several steps behind Timun Emas threw her
bamboo needles. Soon they turned into dense bamboo trees. Buta Ijo found it hard to pass. It took him some time to
break the dense bamboo forest. Meanwhile Timun Emas could run farther.
Buta Ijo chased her again. When he almost catch her again and again Timun Emas threw her dressing. This time it
turned into a lake. Buta Ijo was busy to save himself so Timun Emas ran way. But Buta Ijo could overcome it and
continued chasing her.
Finally when Timun Emas was almost caught she threw her salt. Soon the land where Buta Ijo stood turned into
ocean. Buta Ijo was drowned and died instantly.
Timun Emas was thankful to god and came back to her home.

Terjemahan :

Timun Mas

Lama waktu yang lalu di pulau Jawa , Indonesia , tinggal beberapa petani . Mereka telah menikah selama beberapa
tahun , tetapi mereka tidak punya anak . Jadi mereka berdoa kepada rakasa yang disebut Buta Ijo untuk memberi
mereka anak-anak . Buta Ijo adalah rakasa ganas dan kuat . Dia mengabulkan permintaan mereka dengan satu syarat
. Ketika anak-anak mereka telah dewasa, mereka harus mengorbankan mereka untuk Buta Ijo . Dia suka makan
daging segar manusia . Para petani setuju untuk kondisinya . Beberapa bulan kemudian istri sedang hamil .
Dia melahirkan seorang bayi perempuan cantik . Mereka menamai dia Timun Emas . Para petani senang . Timun
Emas sangat sehat dan seorang gadis yang sangat cerdas . Dia juga sangat rajin . Ketika ia masih remaja Buta Ijo
datang ke rumah mereka . Timun Emas ketakutan sehingga dia melarikan diri untuk bersembunyi . Para petani
kemudian mengatakan Buta Ijo bahwa Timun Emas masih anak-anak. Mereka memintanya untuk menunda . Buta
Ijo setuju . Dia berjanji untuk datang lagi . Tahun berikutnya Buta Ijo datang lagi. Tapi lagi dan lagi orang tua mereka
mengatakan bahwa Timun Emas masih anak-anak.
Ketika ketiga kalinya Buta Ijo datang orang tua mereka telah mempersiapkan sesuatu untuknya . Mereka memberi
Timun Emas beberapa jarum bambu , biji mentimun , saus dan garam .
' Timun , mengambil hal-hal ini '
' Apa ini ? '
' Ini adalah senjata Anda . Buta Ijo akan mengejar Anda . Dia akan makan Anda hidup . Jadi berlari secepat Anda
bisa. Dan jika ia akan menangkap Anda menyebarkan ini ke tanah . Sekarang pergi! '
Timun Emas takut sehingga ia berlari secepat yang dia bisa . Ketika Buta Ijo tiba ia jauh dari rumah . Dia sangat
marah ketika ia menyadari bahwa mangsanya telah meninggalkan . Jadi dia berlari mengejarnya . Dia memiliki
hidung yang tajam sehingga ia tahu apa arah berlari mangsanya .
Timun Emas hanya seorang gadis sementara Buta Ijo adalah rakasa sehingga ia bisa dengan mudah menangkapnya
up . Ketika ia hanya beberapa langkah di belakang Timun Emas cepat menyebar benih-benih mentimun . Dalam
hitungan detik mereka berubah menjadi banyak tanaman merambat mentimun . The kelelahan Buta Ijo sangat haus
sehingga ia meraih dan makan mereka . Ketika Buta Ijo sedang sibuk makan mentimun Timun Emas bisa melarikan
diri .
Tapi segera Buta Ijo menyadari dan mulai berlari lagi . Ketika ia hanya beberapa langkah di belakang Timun Emas
melemparkan jarum bambu nya . Tak lama kemudian mereka berubah menjadi pohon bambu lebat . Buta Ijo merasa
sulit untuk lulus . Ini membawanya beberapa waktu untuk memecahkan hutan bambu lebat . Sementara itu Timun
Emas bisa berlari lebih jauh .
Buta Ijo mengejarnya lagi . Ketika ia hampir menangkapnya lagi dan lagi Timun Emas melemparkan riasnya . Kali ini
berubah menjadi danau . Buta Ijo sedang sibuk menyelamatkan diri sehingga Timun Emas berlari jalan . Tapi Buta
Ijo bisa mengatasinya dan terus mengejarnya .
Akhirnya ketika Timun Emas hampir tertangkap ia melemparkan garam itu . Segera tanah tempat Buta Ijo berdiri
berubah menjadi laut . Buta Ijo itu tenggelam dan tewas seketika .
Timun Emas bersyukur kepada Tuhan dan kembali ke rumahnya .

Roro Jonggrang
Long time ago, there was a kingdom named Prambanan. All the people of Prambanan lived peacefully. But then,
Prambanan kingdom was attacked and occupied by the Pengging kingdom. Prambanan then was ruled by Bandung
Bondowoso of Pengging kingdom. He was a mean king. He also had great supernatural power. His soldiers were not
only humans, but also genies.
The king of Prambanan had a beautiful daughter named Loro Jonggrang. Bandung Bondowoso fell in love with her
and wanted to marry her. “You’re very beautiful. Would you be my queen?” asked Bandung Bondowoso. Loro
Jonggrang was shocked. She didn’t like Bandung Bondowoso because he was a mean person. She wanted to refuse,
but she afraid that Bandung Bondowoso would be angry and endangered the people of Prambanan. Then, she came
up with a plan. “If you want to marry me, you have to build a thousand temples for me in just one night,” said Loro
Jonggrang. “What? That’s impossible!” said Bandung Bondowoso. But he did not give up. He consulted with his
advisor. “Your Majesty can asked the genies to help built the temples,” said the advisor.
So, Bandung Bondowoso summoned his entire genies soldier and commanded them to help him built a thousand
temples. The genies worked in unbelievable speed. Meanwhile, Loro Jonggrang heard from her servant that the
building of a thousand temples was almost finished. She was so worried. But again, she came up with a great idea. She
asked all of her servants to help her. “Please prepare a lot of straw and mortar. Please hurry up!” said Loro Jonggrang.
“Burn the straw and make some noise pounding the mortar, quickly.” All those servants did what Loro Jonggrang
ordered them; burning straw and pounding the mortar, making the genies think that the sun is going to rise.
“It’s already dawn. We have to go,” said the leader of the genies to Bandung Bondowoso. All the genies immediately
stopped their work and ran for cover from the sun, which they afraid of. They didn’t know that the light was from the
fire that burning the straw, not from the sun.
Bandung Bondowoso can’t stop the genies from leaving. He was angry. He knew Loro Jonggrang had just tricked him.
“You cannot fool me, Loro Jonggrang. I already have 999 temples. I just need one more temple. Now, I will make you
the one-thousandth temple.” He pointed his finger to Loro Jonggrang and said some mantras. Magically, Loro
Jonggrang’s body turned into stone. Until now, the temple is still standing in Prambanan area, Central Java. And the
temple is called Loro Jonggrang temple.

Terjemahan :

Roro Jonggrang

Lama waktu yang lalu , ada sebuah kerajaan bernama Prambanan . Semua orang dari Prambanan hidup damai . Tapi
kemudian , Kerajaan Prambanan diserang dan diduduki oleh kerajaan Pengging . Prambanan kemudian diperintah
oleh Bandung Bondowoso Pengging kerajaan . Dia adalah raja berarti . Dia juga memiliki kekuatan gaib yang besar
. Tentara -Nya tidak hanya manusia , tetapi juga jin .
Raja Prambanan memiliki seorang putri cantik bernama Loro Jonggrang . Bandung Bondowoso jatuh cinta padanya
dan ingin menikahinya . " Kau sangat cantik . Apakah Anda menjadi ratu saya? " Tanya Bandung Bondowoso . Loro
Jonggrang terkejut . Dia tidak suka Bandung Bondowoso karena dia orang yang berarti . Dia ingin menolak , tapi dia
takut bahwa Bandung Bondowoso akan marah dan membahayakan orang-orang Prambanan . Kemudian , dia datang
dengan rencana. " Jika Anda ingin menikah , Anda harus membangun seribu candi untuk saya hanya dalam satu
malam , " kata Loro Jonggrang . " Apa? Itu tidak mungkin! " Kata Bandung Bondowoso . Tapi dia tidak menyerah .
Dia berkonsultasi dengan penasihat . " Yang Mulia bisa meminta jin untuk membantu membangun kuil , " kata
penasehat .
Jadi , Bandung Bondowoso memanggil jin seluruh prajurit dan memerintahkan mereka untuk membantunya
membangun seribu candi . Para jin bekerja dalam kecepatan yang luar biasa . Sementara itu, Loro Jonggrang
mendengar dari pelayannya bahwa pembangunan seribu candi itu hampir selesai . Dia sangat khawatir . Tetapi sekali
lagi, dia datang dengan ide bagus . Dia meminta semua pelayannya untuk membantunya . " Silahkan persiapkan
banyak jerami dan mortir . Tolong cepat sedikit ! " Kata Loro Jonggrang . " Membakar jerami dan membuat beberapa
kebisingan berdebar mortir , dengan cepat . " Semua hamba-hamba itu melakukan apa Loro Jonggrang
memerintahkan mereka , membakar jerami dan menumbuk lesung , membuat jin berpikir bahwa matahari akan
meningkat .
" Ini sudah fajar . Kita harus pergi , " kata pemimpin jin ke Bandung Bondowoso . Semua jin segera menghentikan
pekerjaan mereka dan berlari untuk berlindung dari matahari , yang mereka takut . Mereka tidak tahu bahwa terang
itu dari api yang membakar jerami , bukan dari matahari .
Bandung Bondowoso tidak dapat menghentikan jin meninggalkan . Dia marah . Dia tahu Loro Jonggrang baru saja
menipunya . " Anda tidak bisa membodohi saya , Loro Jonggrang . Saya sudah memiliki 999 candi . Aku hanya perlu
satu kuil lagi. Sekarang, saya akan membuat Anda candi satu per seribu . " Dia menunjuk jarinya ke Loro Jonggrang
dan mengatakan beberapa mantra . Ajaib , tubuh Loro Jonggrang berubah menjadi batu . Sampai saat ini , candi
masih berdiri di wilayah Prambanan , Jawa Tengah . Dan candi Loro Jonggrang disebut candi .

Anda mungkin juga menyukai