Anda di halaman 1dari 35

PERMASALAHAN

5.1 Permasalahan Pada Mechanical Seal

Mechanical Seal pada pompa sentrifugal sering mengalami permasalahan yang mengganggu jalannya
operasi pada pompa antara lain :

1. Tersumbat atau kotor

2. Pelumasan kurang baik

3. Kavitasi

Kavitasi adalah pembentukan gelembung udara yang disebabkan oleh tekanan didalam pompa turun
menjadi lebih rendah dari tekanan uap pada remperatur cairnya. Untuk mengetahui kerusakan
Mechanical Seal yang sering diakibatkan oleh kavitasi yaitu :

1. Analisa akibat getaran

Vibrasi dapat menyebabkan efek yang fatal pada pompa, sehingga pompa yang beroperasi sudah
dijadwalkan untuk ukur vibrasinya secara berkala dengan menggunakan alat pengukuran getaran yang
hasilnya dapat dilihat pada monitor.
2. Analisa gaya pegas (spring)

Penggunaan Spring disini sangatlah pentig, karena apabila gaya spring lebih kecil dari tekanan fluida,
maka akan terjadi kebocoran pada seal.

5.2 Penyebab Kerusakan Mechanical Seal

Ada banyak hal yang menyababkan kerusakan pada mechanical seal baik sebelum maupun sesudah
dipasang antara lain sebagai berikut :

1. Kesalahan Handing dan penyimpanan

Ø Jauh, terbentur, tertindih benda-benda berat

Ø Tempat penyimpanan kotor atau lembab

Ø Disimpan didekat benda yang kororsif dan tempat terbuka

2. Kesalahan dalam pemasangan, penyetelan dan salah penempatan

3. Kesalahan design

Ø Salah memilih material

Ø Tidak cocok dengan kondisi operasi

4. Kesalahan Start Up dan prosedur operasi


5. Fluida terkontaminasi

6. Kondisi peralatan tidak baik

Ø Poros defleksi

Ø Bearing rusak atau aus

Ø Umur seal sudah maksimum

Ø Terjadi kapitasi

4.3 Kerusakan- kerusakan Mechanical Seal

Untuk memudahkan dalam menganalisa kerusakan yang terjadi, ada baiknya kita mengetahui kerusakan-
kerusakan pada mechanical seal. Kerusakan yang sering terjadi pada mechanical seal adalah pada seal
primernya yaitu stasionery face da nrotary face. Selain dari itu kerusakan dapat terjadi pada bagian
penekan.

Ada beberapa kerusakan yang sering terjadi pada stasionary face dan rotary face yaitu ;

1. Pengaruh kimia (Chemical attack)

Pada seluruh permukaan seal terdapat bercak-bercak dan ada bagian yang mengelupas. Biasanya
kekerasan permukaan menurun atau lebih rendah daang lebih cepatri aslinya.
2. Pengelupasan Serbuk

Tanda-tandanya antara lain terjadi kecboran kecil pada seal dan terjadi keausan yang lebih cepat pada
carbon dan keramik sehingga menyebabkan seal menjadi rusak.

3. Distorsi bidang kontak

Terjadi keausan yang merata pada bidang kontak yang terjadi goresan beralur tipis yang kadang-kadang
tidak bergitu jelas terlihat. Biasanya terjadi kebocoran yang berlebihan.

4. Defleksi bidang kontakl (Seal face deflection)

Terjadi keausan yang merata seperti pada face distortion, tetapi bidang kontak seal berbentuk cekung
atau cembung. Kontak (face) yang berubah menjadi cembung biasanya menyebabkan kebocoran yang
berlebihan sedangkan yang berbentuk cekung biasanya menyebabkan panas yang berlebihan.

5. Karbon Pecah (Broken Carbon)

Karbon retak dan pecah bagian luar pin (pin slot), biasanya disebabkan adanya beban hidrolik yang
terlalu besar pada bidang kontak atau cairan yang di sekat terlalu kental.

6. Erosi (Erotion)

Terjadi cacat beralur besar disatu tempat akibat kikisan cairan pembilas (flushing liquid), hal ini
disebabkan karena jumlah cairan terlalu banyak atau cairan pembilas mengandung partikel abrasive.

7. Heat Creacking
Terjadi letak melintang (rail crack) pada bidang kontak metal mekanik. Pada karbon biasanya terjadi
keausan yang berlebihan karena retakan pada metal.

8. Penguapan (Vaporization)

Biasanya penguapan didahului oleh erosi stasionary face sehingga timbul panas dan semburan asab dari
bidang kontak seal, penguapan juga dapat terjadi bila temperature terlalu tinggi dan mendekati flash
pointnya.

9. Pelepuhan (Blistering)

Pada bagian kontak terjadi cacat berupa lubang-lubang halus yang lama kedalaman disertai dengan
retakan kecil disekelilingnya.

10. Pelepuhan merata

Hampir semua blistering, tapi terjadi bukan pada bagian kontak, melainkan merata diseluruh permukaan
seal terutama pada diameter luar dan pada bagian belakang seal, ini biasanya terjadi pada karbon
(grafit).

11. Oksidasi dan pembentukan arang (Oxidation and Cooking)

Pada permukaan seal tersebut lapisan sludge yang keras dan abrasive lapisan ini dapat menyusup pada
bagian kontak seal dan menyebabkan keausan yang sangat cepat terutama pada karbon. Biasanya
keadaan in terjadi pada cairan hydrocarbon berat pada temperature tinggi.

Maret 5, 2011Tinggalkan Balasan


Iklan

Report this ad

mk biofuel

MAKALAH MKE

(MESIN KONVERSI ENERGI)

MINYAK BUMI

DI SUSUN OLEH :

1. ANGGA RISKA RATULANGI

2. WIRA ATMA PUTRA

3. HENGKI
MECHANICAL ENGINEERING

POLITEKNIK STATE OF PADANG

2009/2010

PENGERTIAN MINYAK BUMI

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki
juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang
berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks
dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi,
dan kemurniannya.

Komposisi

Komponen kimia dari minyak bumi dipisahkan oleh proses distilasi, yang kemudian, setelah diolah lagi,
menjadi minyak tanah, bensin, lilin, aspal, dll. Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawaan hidrogen
dan karbon.Empat alkana teringan- CH4 (metana), C2H6 (etana), C3H8 (propana), dan C4H10 (butana) –
semuanya adalah gas yang mendidih pada -161.6 °C, -88.6 °C, -42 °C, dan -0.5 °C, berturut-turut (-258.9°,
-127.5°, -43.6°, dan +31.1° F). Rantai dalam wilayah C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap, nafta
jernih. Senyawaan tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry clean), dan produk
cepat-kering lainnya. Rantai dari C6H14 sampai C12H26 dicampur bersama dan digunakan untuk bensin.
Minyak tanah terbuat dari rantai di wilayah C10 Minyak pelumas dan gemuk setengah-padat (termasuk
Vaseline®) berada di antara C16 sampai ke C20. Rantai di atas C20 berwujud padat, dimulai dari “lilin,
kemudian tar, dan bitumen aspal.

Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer fraksi distilasi dalam derajat Celcius:
minyak eter: 40 – 70 °C (digunakan sebagai pelarut)

minyak ringan: 60 – 100 °C (bahan bakar mobil)

minyak berat: 100 – 150 °C (bahan bakar mobil)

minyak tanah ringan: 120 – 150 °C (pelarut dan bahan bakar untuk rumah tangga)

kerosene: 150 – 250 °C (bahan bakar mesin jet)

minyak gas: 250 – 350 °C (minyak diesel/pemanas)

minyak pelumas: > 300 °C (minyak mesin)

sisanya: tar, aspal, bahan bakar residu

Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal dari
fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara alami dalam perut bumi. Namun, pandangan
ini diragukan dalam lingkungan ilmiah.

Kegunaan

Di Indonesia, minyak bumi yang diolah banyak digunakan sebagai Bahan bakar minyak atau BBM, yang
merupakan salah satu jenis bahan bakar yang digunakan secara luas di era industrialisasi.

Ada beberapa jenis BBM yang dikenal di Indonesia, di antaranya adalah:

Minyak tanah rumah tangga

Minyak tanah industri

Pertamax

Pertamax plus

Premium

Bio Premium
Bio Solar

Pertamina DEX

Solar transportasi

Solar industri

Minyak diesel

Minyak bakar

Di Indonesia, harga BBM sering mengalami kenaikan disebabkan alasan pemerintah yang ingin
mengurangi subsidi. Tujuan dari pengurangan tersebut dikatakan adalah agar dana yang sebelumnya
digunakan untuk subsidi dapat dialihkan untuk hal-hal lain seperti pendidikan dan pembangunan
infrastruktur. Di sisi lain, kenaikan tersebut sering memicu terjadinya kenaikan pada harga barang-barang
lainnya seperti barang konsumen, sembako dan bisa juga tarif listrik sehingga selalu ditentang
masyarakat.

Jenis-jenis bahan bakar

Bahan bakar padat

Ada berbagai jenis bahan bakar padat. Bahan bakar padat. Bahan bakar padat termasuk batu bara dan
kayu. Seluruh jenis tersebut dapat terbakar, dan menciptakan api dan panas. Batu bara dibakar di dalam
kereta uap untuk memanaskan air sehingga menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan
menyediakan energi. Kayu umumnya digunakan untuk pemanasan domestik dan industri.

Tenaga uap kini makin disukai disebabkan suplai minyak dan gas yang semakin berkurang.

Bahan bakar cair dan gas


Bahan bakar yang non-solid (padat) termasuk minyak dan gas (keduanya mempunyai subjenis yang
beragam di antaranya adalah bahan bakar alam dan bensin).bahan bakar yang sekarang merupakan
bahan bakar yang memiliki potensi besar ialah HIDROGEN. Hidrongen adalah suatu bahan bakar yang
unsur pembentuk utamanya adalah air dan gas. Kita ketahui bersama bahwa air memiliki jumlah yang
begitu besar maka air bisa dikategorikan sebagai energi terbarukan. Hidrongen (H2) didapatkan dari
senyawa H2O yang jika diuraikan H2 dan O2. Kekurangan dari pada bahan bakar hidrogen ialah
pengelolahannya yang cukup rumit tapi bila dimasukkan dalam blans energi tetap menguntungkan, ini
dikarenakan adanya energi yang dipakai untuk menghasilkan energi baru.

Bagaimana bahan bakar menghasilkan energi dan berapa besar energi yang dihasilkan?

Kehidupan kita sehari-hari tidak lepas dari kebutuhan akan bahan bakar. Bahan bakar merupakan
senyawa kimia yang dapat menghasilkan energi melalui perubahan kimia. Contoh yang paling sederhana
adalah makanan yang kita santap sehari-hari. Makanan yang sebagian besar terdiri dari karbohidrat
diubah di dalam tubuh kita menjadi senyawa gula yang mampu menghasilkan energi.

Dari manakah datangnya energi tersebut atau bagaimana energi tersebut terbentuk? Mari kita bersama-
sama meneliti lebih lanjut dari sudut pandang atom dan molekul. Suatu molekul terdiri dari beberapa
atom yang berhubungan satu dengan yang lain dalam bentuk ikatan. Ikatan-ikatan tersebut bervariasi
kekuatannya dan semakin kuat ikatan tersebut semakin besar energi yang dibutuhkan untuk
memutuskan ikatan tersebut. Ketika suatu molekul terputus ikatannya oleh suatu energi ( misalkan
panas atau enzim ), atom-atom tersebut akan bereaksi dengan atom-atom lainnya membentuk suatu
ikatan baru yang menghasilkan energi. Jikalau ikatan baru yang dihasilkan jauh lebih stabil daripada
ikatan semula, hasil reaksi ini akan menghasilkan energi yang dapat dikonsumsi ( misalkan panas ).

Mungkin pernyataan di atas masih membingungkan anda. Mari kita lihat contoh-contoh dibawah ini
untuk mempermudah pengertian tentang apa itu energi .

Sebuah balon berisi gas H2 berada dalam keadaan stabil asalkan tidak bersentuhan dengan udara. Ikatan
H-H yang dibentuk oleh senyawa H2 sangat kuat. Kita memerlukan energi sebesar 432 kJ untuk
memutuskan satu mol gas H2 menjadi atom-atom H . Bagaimana kalau senyawa H2 kita reaksikan
dengan gas O2 ? Akibat reaksi ini akan timbul percikan api dan ledakan yang sangat kuat. Ledakan itu
merupakan hasil dari reaksi :
2H2 + O2 -> 2H2O

Dari pernyataan di atas energi kimia dari H2 didapat dari kereaktifannya dengan O2. Dari reaksi ini dua
molekul air terbentuk, dimana setiap molekulnya terdiri dari sepasang ikatan O-H dan energi yang
dihasilkan dari pembentukan ikatan O-H adalah lebih dari energi yang dibutuhkan untuk pemutusan satu
molekul H2 dan satu molekul O2.

Tabel 1 menunjukkan pemakaian energi dari reaksi-reaksi diatas. Energi total yang dihasilkan dari reaksi
eksotermik diatas adalah 482 kJ, suatu energi yang cukup besar untuk membuat ledakan. Cara yang
sama bisa dipergunakan untuk memperkirakan energi yang dilepaskan atau dihasilkan dari bahan bakar
fosil (lihat tabel 1.4). Contohnya gas bumi yang sebagian besar merupakan metana, yang reaksinya
dengan O2 adalah

CH4 + 2O2 -> CO2 + 2H2O

Jika kita totalkan semua energi ikatan dari produk dan mengurangkannya dengan total energi ikatan
bahan asal, energi yang dilepas adalah 810 kJ (nilai-nilai ini tidak terlalu tepat, karena energi ikatan
merupakan perkiraan rata-rata ikatan dari dua jenis atom, yang mungkin bervariasi dari satu molekul ke
yang lain, tetapi variasi itu tidak menggangu dalam perbandingan yang dibuat dalam artikel ini)

Kita lihat bahwa energi yang dibebaskan dari reaksi pembakaran metana adalah lebih besar dari reaksi
pembakaran H2. Hal ini bukan berarti bahwa metana terbakar lebih hebat dari H2 melainkan karena
jumlah molekul oksigen yang terlibat dalam kedua reaksi itu adalah berbeda. Jika kita bandingkan energi
yang dibebaskan dari reaksi pembakaran metana dan H2 per mol O2, energi pembakaran metana
menjadi 405 kJ , lebih kecil sedikit dari pembakaran H2. Jadi reaksi satu molekul O2 dengan H2 adalah
sedikit lebih hebat dibandingkan dengan metana.

Dalam perspektif yang lain, satu mol metana mempunyai kandungan energi yang lebih besar dalam
reaksi pembakaran dengan oksigen daripada satu mol hidrogen, karena 1 mol metana bereaksi dengan 2
mol O2, sedangkan 1 mol hidrogen bereaksi dengan 0.5 mol hidrogen (lihat “per mol bahan bakar”).
Karena satu mol gas (gas apapun) akan memenuhi ruangan dengan volume yang sama (pada suhu dan
tekanan yang sama, ingat rumus gas ideal PV=nRT), 1 m3 metana akan mempunyai energi tiga kali lebih
besar dari 1 m3 gas hidrogen.

Tetapi jika berat yang diutamakan, maka hidrogen akan lebih berenergi dari metana. Hidrogen
mengandung 2 kali energi per gram lebih besar daripada energi per gram metana. Hal ini dikarenakan
berat molekul hidrogen yang delapan kali lebih kecil dari metana. Sehingga dalam satu gram, hidrogen
mempunyai jumlah mol yang lebih tinggi dibandingkan dengan metana (ingat rumus G = n x Mr). Inilah
salah satu alasan mengapa roket menggunakan bahan bakar hidrogen cair. Semakin ringan bahan bakar
per unit energi akan semakin lebih baik, karena berat bahan bakar roket berpengaruh dalam kinerja
roket itu sendiri.

Dari penjelasan diatas kita bisa menganalisis kandungan energi dari bahan bakar fosil yang lain. Tabel 1
menunjukkan gambaran skematis kandungan energi dari bahan bakar minyak. Bahan bakar minyak
bukan terdiri dari senyawa murni, tetapi campuran yang sebagian besar adalah hidrokarbon jenuh. Oleh
karena itu, reaksi yang tepat untuk pembakaran dari bahan bakar minyak adalah sebagai berikut:

2( -CH2-) + 3O2 -> 2CO2 + 2H2O

Perhatikan : dalam reaksi pembakaran bahan bakar minyak ikatan C-C hanya dihitung sekali karena
dalam (-CH2-) dihitung 2 x C-C.

Seperti yang disebut dalam tabel 1, diperkirakan reaksi tersebut menghasilkan energi sebesar 1220 kJ.
Per mol oksigen, energi yang dibebaskan hanyalah 407 kJ, energi yang setara dengan energi yang
dihasilkan metana. Per gram bahan bakar energi yang di bebaskan adalah 43.6 kJ , lebih sedikit dari
metana. Hal ini disebabkan hidrokarbon jenuh (terutama rantai pendek) yang mempunyai perbandingan
H/C lebih kecil dari 2/1 karena kumpulan metil di ujung rantai hidrokarbon. Selain itu, bahan bakar
minyak mempunyai campuran senyawa aromatik yang mempunyai perbandingan H/C lebih besar dari
2/1. Sebagai contoh, minyak mentah mempunyai kandungan energi per gram sebesar 45.2 kJ
(menghampiri dengan perhitungan dalam tabel 1 untuk bahan bakar minyak). Sedangkan minyak yang
sudah diproses kandungan energi per gram nya meningkat ke 48.1 kJ (menandakan meningkatnya
perbandingan H/C).

Metode energi ikatan dapat digunakan juga untuk perhitungan energi biomas, contohnya etanol:
C2H5OH + 3O2 -> 2CO2 + 3H2O

Energi yang dilepaskan adalah 419 kJ per mol O2, sedikit lebih besar dari energi yang dilepaskan oleh
bahan bakar fosil. Walaupun begitu, energi per gram etanol (27.3 kJ) jauh lebih kecil dari bahan bakar
fosil. Alasannya ialah etanol mempunyai satu atom oksigen yang sudah dalam keadaan tereduksi, yang
tidak mempunyai peranan dalam energi pembakaran dengan O2. Atom oksigen dalam etanol hanya
menyumbang kepada berat total etanol (yang jelas lebih tinggi dibandingkan dengan etana). Walaupun
berat jenis etanol (0.79 gr/cc) adalah 12 % lebih tinggi daripada berat jenis bahan bakar minyak (0.70
gr/cc), tetapi konsentrasi kandungan energi dalam bahan bakar minyak adalah lebih tinggi dibandingkan
dengan etanol untuk volume yang sama (artinya mobil bisa berjalan lebih jauh dengan menggunakan 1L
bahan bakar minyak dibandingkan etanol).

Akhirnya, kita akan menggunakan perhitungan energi ikatan untuk memperkirakan energi yang
dihasilkan dari pembakaran karbohidrat.

-CHOH- + O2 ->CO2 + H2O

Energi per gram dari pembakaran karbohirat hanya 1/3 dari energi pembakaran hidrokarbon. Hal ini
adalah fakta yang sangat sesuai dalam ilmu gizi, dimana lemak (yang sebagian besar komposisinya
adalah hidrokarbon) mempunyai kalori yang lebih tinggi per gram daripada karbohidrat.

Tabel 1 Energi pembakaran ( diperkirakan dari energi ikatan )

Kandungan Energi (kJ)

Entalpi Per mol

O2 Per mol

Bahan Bakar Per gram

Bahan bakar

Hidrogen
2H2 + O2 -> 2H2O

2(H-H) = 864 2(O-H) = 1840

O=O = 494

—–——-

1358 1840

482 482 241 120

Metana

CH4 + 2O2 -> CO2 + 2H2O

4C-H = 1640 2C=O = 1598

2O=O = 988 2(2O-H)= 1840

—–——-

26283438

810 405 810 516

Bahan Bakar Minyak

2( -CH2-) + 3O2 -> 2CO2 + 2H2O

2(2C-H) = 16402(2C=O) = 3196

2C-C= 6942(2O-H) = 1840

3(O=O) = 1482

—– ——-

3816 5036

1220 407 610 43.6

Etanol
C2H5OH + 3O2 -> 2CO2 + 3H2O

5C-H= 20502(2C=O) = 3196

C-C = 347 3(O-H) = 2766

C-O = 360

O-H =460

3(O=O) = 1482

—– ——-

4699 5956

1257 419 1257 27.3

Karbohidrat

-CHOH- + O2 ->CO2 + H2O

C-H = 4102 C=O = 3196

C-C = 347 2O-H = 2766

C-O = 360

O-H = 460

O=O = 494

—– ——-

2071 2518 447 447 447 14.9

MOTOR BAKAR

Cara Kerja Motor Bakar Bensin 4 Langkah


Motor Bakar bensin 4 tak pertama kali didemonstrasikan oleh Nikolaus Otto pada tahun1876, oleh
sebab itu dikenal sebagai siklus Otto (Otto cycle). Keempat langkah pada motor empat langkah adalah
langkah masuk, langkah kompresi, langlah tenaga dan langkah buang. Masing masing langkah terjadi
pada satu langkah penuh dari piston, oleh sebab itu satu suklus lengkap memerlukan dua kali putaran
poros engkol.

Langkah Masuk (Intake). Pada langkah ini piston bergerak dari atas ke bawah sekaligus menghisap
campuran udara dan bahan bakar melalui lubang pemasukan. Pada saat ini katup masuk terbuka dan
katup buang dalam keadaan tertutup.

Langkah Tekan (Compression). Pada langkah ini piston bergerak dari bawah ke atas menekan campuran
bahan bakar dan udara yang menyebabkan peningkatan suhu dan tekanannya. Pada saai ini kedua katup
dalam keadaan tertutup.

Langkah Tenaga (Power). Pada saat piston mencapai titik mati atas maka busi menyala dan menyundut
campuran bahan dan udara yang sudah bertekanan dan bersuhu tinggi sehingga terjadi pembakaran
(ledakan). Energi dari ledakan ini kemudian mendorong piston ke bawah. Pada saai ini kedua katup
dalamkeadaan tertutup.

Langkah Buang (Exhaust). Pada langkah ini piston bergerak dari bawah ke atas dan mendorong sisa hasil
pembakaran ke luar melalui lubang pengeluaran. Pada saat ini katup buang terbuka dan katup masuk
dalam keadaan tertutup.
PERBEDAAN CARA KERJA MOTOR BAKAR BENSIN DENGAN MOTOR BAKAR SOLAR

Motor bakar adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja
mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas, dan
menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja mekanik. Energi termal diperoleh dari pembakaran
bahan bakar pada masin itu sendiri. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses
pembakaran bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: motor
pembakaran luar dan motor pembakaran dalam.

I. Motor pembakaran luar

Pada motor pembakaran luar ini, proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin itu, sehingga
untuk melaksanakan pembakaran digunakan mesin tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar
tidak langsung diubah menjadi tenaga gerak, tetapi terlebih dulu melalui media penghantar, baru
kemudian diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya pada ketel uap dan turbin uap.

II. Motor pembakaran dalam


Pada motor pembakaran dalam, proses pembakaran bahan bakar terjadi di dalam mesin itu sendiri,
sehingga panas dari hasil pembakaran langsung bisa diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya : pada
turbin gas, motor bakar torak dan mesin propulasi pancar gas.

A. Prinsip Kerja Motor bakar Bensin

Pada motor bensin, bensin dibakar untuk memperoleh energi termal. Energi ini selanjutnya digunakan
untuk melakukan gerakan mekanik. Prinsip kerja motor bensin, secara sederhana dapat dijelaskan
sebagai berikut : campuran udara dan bensin dari karburator diisap masuk ke dalam silinder,
dimampatkan oleh gerak naik torak, dibakar untuk memperoleh tenaga panas, yang mana dengan
terbakarnya gas-gas akan mempertinggi suhu dan tekanan. Bila torak bergerak turun naik di dalam
silinder dan menerima tekanan tinggi akibat pembakaran, maka suatu tenaga kerja pada torak
memungkinkan torak terdorong ke bawah. Bila batang torak dan poros engkol dilengkapi untuk merubah
gerakan turun naik menjadi gerakan putar, torak akan menggerakkan batang torak dan yang mana ini
akan memutarkan poros engkol. Dan juga diperlukan untuk membuang gas-gas sisa pembakaran dan
penyediaan campuran udara bensin pada saat-saat yang tepat untuk menjaga agar torak dapat bergerak
secara periodik dan melakukan kerja tetap.

Kerja periodik di dalam silinder dimulai dari pemasukan campuran udara dan bensin ke dalam silinder,
sampai pada kompresi, pembakaran dan pengeluaran gas-gas sisa pembakaran dari dalam silinder inilah
yang disebut dengan “siklus mesin”. Pada motor bensin terdapat dua macam tipe yaitu: motor bakar 4
tak dan motor bakar 2 tak. Pada motor 4 tak, untuk melakukan satu siklus memerlukan 4 gerakan torak
atau dua kali putaran poros engkol, sedangkan pada motor 2 tak, untuk melakukan satu siklus hanya
memerlukan 2 gerakan torak atau satu putaran poros engkol.

B. Cara Kerja Motor Bensin 4 Langkah

Torak bergerak naik turun di dalam silinder dalam gerakan reciprocating. Titik tertinggi yang dicapai oleh
torak tersebut disebut titik mati atas (TMA) dan titik terendah disebut titik mati bawah (TMB). Gerakan
dari TMA ke TMB disebut langkah torak (stroke). Pada motor 4 langkah mempunyai 4 langkah dalam satu
gerakan yaitu langkah penghisapan, langkah kompresi , langkah kerja dan langkah pembuangan. B.1.
Langkah hisap
Pada gerak hisap, campuran udara bensin dihisap ke dalam silinder. Bila jarum dilepas dari sebuah alat
suntik dan plunyernya ditarik sedikit sambil menutup bagian ujung yang terbuka dengan jari (alat suntik
akan rusak bila plunyer ditarik dengan tiba-tiba), dengan membebaskan jari akan menyebabkan udara
masuk ke alat suntik ini dan akan terdengar suara letupan. Hal ini terjadi sebab tekanan di dalam lebih
rendah dari tekanan udara luar. Hal yang sama juga terjadi di mesin, torak dalam gerakan turun dari TMA
ke TMB menyebabkan kehampaan di dalam silinder, dengan demikian campuran udara bensin dihisap ke
dalam. Selama langkah torak ini, katup hisap akan membuka dan katup buang menutup.

B.2. Langkah kompresi

Dalam gerakan ini campuran udara bensin yang di dalam silinder dimampatkan oleh torak yang bergerak
ke atas dari TMB ke TMA. Kedua katup hisap dan katup buang akan menutup selama gerakan tekanan
dan suhu campuran udara bensin menjadi naik. Bila tekanan campuran udara bensin ini ditambah lagi,
tekanan serta ledakan yang lebih besar lagi dari tenaga yang kuat ini akan mendorong torak ke bawah.
Sekarang torak sudah melakukan dua gerakan atau satu putaran, dan poros engkol berputar satu
putaran.

B.3. Langkah kerja

Dalam gerakan ini, campuran udara bensin yang dihisap telah dibakar dan menyebabkan terbakar dan
menghasilkan tenaga yang mendorong torak ke bawah meneruskan tenaga penggerak yang nyata.
Selama gerak ini katup hisap dan katup buang masih tertutup. Torak telah melakukan tiga langkah dan
poros engkol berputar satu setengah putaran.

B.4. Langkah buang

Dalam gerak ini, torak terdorong ke bawah, ke TMB dan naik kembali ke TMA untuk mendorong gas-gas
yang telah terbakar dari silinder. Selama gerak ini kerja katup buang saja yang terbuka. Bila torak
mencapai TMA sesudah melakukan pekerjaan seperti di atas, torak akan kembali pada keadaan untuk
memulai gerak hisap. Sekarang motor telah melakukan 4 gerakan penuh, hisap-kompresi-kerja-buang.
Poros engkol berputar 2 putaran, dan telah menghasilkan satu tenaga. Di dalam mesin sebenarnya,
membuka dan menutupnya katup tidak terjadi tepat pada TMA dan TMB, tetapi akan berlaku lebih cepat
atau lambat, ini dimaksudkan untuk lebih efektif lagi untuk aliran gas.

A. Prinsip Kerja Motor bakar solar


Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal combustion
engine) (simplenya biasanya disebut “mobor bakar” saja). Prosip kerja motor diesel adalah merubah
energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reakasi kimia
(pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar).

Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung pada penggunaannya dan
dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak. Pada umumnya dalam satu silinder motor
diesel hanya memiliki satu torak.

Prinsip Kerja

Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan
poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating).
Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya
gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.

Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses pembakaran
bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya loncatan api listrik yang
dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug), sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi karena
kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai
temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga
disebut compression ignition engine sedangkan motor bensin disebut spark ignition engine.

Oktober 11, 2010Tinggalkan Balasan

Iklan

Report this ad

mke minyak bumi

MAKALAH MKE
(MESIN KONVERSI ENERGI)

MINYAK BUMI

DI SUSUN OLEH :

1. ANGGA RISKA RATULANGI

2. WIRA ATMA PUTRA

3. HENGKI

MECHANICAL ENGINEERING

POLITEKNIK STATE OF PADANG

2009/2010
PENGERTIAN MINYAK BUMI

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki
juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang
berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks
dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi,
dan kemurniannya.

Komposisi

Komponen kimia dari minyak bumi dipisahkan oleh proses distilasi, yang kemudian, setelah diolah lagi,
menjadi minyak tanah, bensin, lilin, aspal, dll. Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawaan hidrogen
dan karbon.Empat alkana teringan- CH4 (metana), C2H6 (etana), C3H8 (propana), dan C4H10 (butana) –
semuanya adalah gas yang mendidih pada -161.6 °C, -88.6 °C, -42 °C, dan -0.5 °C, berturut-turut (-258.9°,
-127.5°, -43.6°, dan +31.1° F). Rantai dalam wilayah C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap, nafta
jernih. Senyawaan tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry clean), dan produk
cepat-kering lainnya. Rantai dari C6H14 sampai C12H26 dicampur bersama dan digunakan untuk bensin.
Minyak tanah terbuat dari rantai di wilayah C10 Minyak pelumas dan gemuk setengah-padat (termasuk
Vaseline®) berada di antara C16 sampai ke C20. Rantai di atas C20 berwujud padat, dimulai dari “lilin,
kemudian tar, dan bitumen aspal.

Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer fraksi distilasi dalam derajat Celcius:

minyak eter: 40 – 70 °C (digunakan sebagai pelarut)

minyak ringan: 60 – 100 °C (bahan bakar mobil)

minyak berat: 100 – 150 °C (bahan bakar mobil)

minyak tanah ringan: 120 – 150 °C (pelarut dan bahan bakar untuk rumah tangga)

kerosene: 150 – 250 °C (bahan bakar mesin jet)

minyak gas: 250 – 350 °C (minyak diesel/pemanas)


minyak pelumas: > 300 °C (minyak mesin)

sisanya: tar, aspal, bahan bakar residu

Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal dari
fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara alami dalam perut bumi. Namun, pandangan
ini diragukan dalam lingkungan ilmiah.

Kegunaan

Di Indonesia, minyak bumi yang diolah banyak digunakan sebagai Bahan bakar minyak atau BBM, yang
merupakan salah satu jenis bahan bakar yang digunakan secara luas di era industrialisasi.

Ada beberapa jenis BBM yang dikenal di Indonesia, di antaranya adalah:

Minyak tanah rumah tangga

Minyak tanah industri

Pertamax

Pertamax plus

Premium

Bio Premium

Bio Solar

Pertamina DEX

Solar transportasi

Solar industri

Minyak diesel

Minyak bakar
Di Indonesia, harga BBM sering mengalami kenaikan disebabkan alasan pemerintah yang ingin
mengurangi subsidi. Tujuan dari pengurangan tersebut dikatakan adalah agar dana yang sebelumnya
digunakan untuk subsidi dapat dialihkan untuk hal-hal lain seperti pendidikan dan pembangunan
infrastruktur. Di sisi lain, kenaikan tersebut sering memicu terjadinya kenaikan pada harga barang-barang
lainnya seperti barang konsumen, sembako dan bisa juga tarif listrik sehingga selalu ditentang
masyarakat.

Jenis-jenis bahan bakar

Bahan bakar padat

Ada berbagai jenis bahan bakar padat. Bahan bakar padat. Bahan bakar padat termasuk batu bara dan
kayu. Seluruh jenis tersebut dapat terbakar, dan menciptakan api dan panas. Batu bara dibakar di dalam
kereta uap untuk memanaskan air sehingga menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan
menyediakan energi. Kayu umumnya digunakan untuk pemanasan domestik dan industri.

Tenaga uap kini makin disukai disebabkan suplai minyak dan gas yang semakin berkurang.

Bahan bakar cair dan gas

Bahan bakar yang non-solid (padat) termasuk minyak dan gas (keduanya mempunyai subjenis yang
beragam di antaranya adalah bahan bakar alam dan bensin).bahan bakar yang sekarang merupakan
bahan bakar yang memiliki potensi besar ialah HIDROGEN. Hidrongen adalah suatu bahan bakar yang
unsur pembentuk utamanya adalah air dan gas. Kita ketahui bersama bahwa air memiliki jumlah yang
begitu besar maka air bisa dikategorikan sebagai energi terbarukan. Hidrongen (H2) didapatkan dari
senyawa H2O yang jika diuraikan H2 dan O2. Kekurangan dari pada bahan bakar hidrogen ialah
pengelolahannya yang cukup rumit tapi bila dimasukkan dalam blans energi tetap menguntungkan, ini
dikarenakan adanya energi yang dipakai untuk menghasilkan energi baru.
Bagaimana bahan bakar menghasilkan energi dan berapa besar energi yang dihasilkan?

Kehidupan kita sehari-hari tidak lepas dari kebutuhan akan bahan bakar. Bahan bakar merupakan
senyawa kimia yang dapat menghasilkan energi melalui perubahan kimia. Contoh yang paling sederhana
adalah makanan yang kita santap sehari-hari. Makanan yang sebagian besar terdiri dari karbohidrat
diubah di dalam tubuh kita menjadi senyawa gula yang mampu menghasilkan energi.

Dari manakah datangnya energi tersebut atau bagaimana energi tersebut terbentuk? Mari kita bersama-
sama meneliti lebih lanjut dari sudut pandang atom dan molekul. Suatu molekul terdiri dari beberapa
atom yang berhubungan satu dengan yang lain dalam bentuk ikatan. Ikatan-ikatan tersebut bervariasi
kekuatannya dan semakin kuat ikatan tersebut semakin besar energi yang dibutuhkan untuk
memutuskan ikatan tersebut. Ketika suatu molekul terputus ikatannya oleh suatu energi ( misalkan
panas atau enzim ), atom-atom tersebut akan bereaksi dengan atom-atom lainnya membentuk suatu
ikatan baru yang menghasilkan energi. Jikalau ikatan baru yang dihasilkan jauh lebih stabil daripada
ikatan semula, hasil reaksi ini akan menghasilkan energi yang dapat dikonsumsi ( misalkan panas ).

Mungkin pernyataan di atas masih membingungkan anda. Mari kita lihat contoh-contoh dibawah ini
untuk mempermudah pengertian tentang apa itu energi .

Sebuah balon berisi gas H2 berada dalam keadaan stabil asalkan tidak bersentuhan dengan udara. Ikatan
H-H yang dibentuk oleh senyawa H2 sangat kuat. Kita memerlukan energi sebesar 432 kJ untuk
memutuskan satu mol gas H2 menjadi atom-atom H . Bagaimana kalau senyawa H2 kita reaksikan
dengan gas O2 ? Akibat reaksi ini akan timbul percikan api dan ledakan yang sangat kuat. Ledakan itu
merupakan hasil dari reaksi :

2H2 + O2 -> 2H2O

Dari pernyataan di atas energi kimia dari H2 didapat dari kereaktifannya dengan O2. Dari reaksi ini dua
molekul air terbentuk, dimana setiap molekulnya terdiri dari sepasang ikatan O-H dan energi yang
dihasilkan dari pembentukan ikatan O-H adalah lebih dari energi yang dibutuhkan untuk pemutusan satu
molekul H2 dan satu molekul O2.
Tabel 1 menunjukkan pemakaian energi dari reaksi-reaksi diatas. Energi total yang dihasilkan dari reaksi
eksotermik diatas adalah 482 kJ, suatu energi yang cukup besar untuk membuat ledakan. Cara yang
sama bisa dipergunakan untuk memperkirakan energi yang dilepaskan atau dihasilkan dari bahan bakar
fosil (lihat tabel 1.4). Contohnya gas bumi yang sebagian besar merupakan metana, yang reaksinya
dengan O2 adalah

CH4 + 2O2 -> CO2 + 2H2O

Jika kita totalkan semua energi ikatan dari produk dan mengurangkannya dengan total energi ikatan
bahan asal, energi yang dilepas adalah 810 kJ (nilai-nilai ini tidak terlalu tepat, karena energi ikatan
merupakan perkiraan rata-rata ikatan dari dua jenis atom, yang mungkin bervariasi dari satu molekul ke
yang lain, tetapi variasi itu tidak menggangu dalam perbandingan yang dibuat dalam artikel ini)

Kita lihat bahwa energi yang dibebaskan dari reaksi pembakaran metana adalah lebih besar dari reaksi
pembakaran H2. Hal ini bukan berarti bahwa metana terbakar lebih hebat dari H2 melainkan karena
jumlah molekul oksigen yang terlibat dalam kedua reaksi itu adalah berbeda. Jika kita bandingkan energi
yang dibebaskan dari reaksi pembakaran metana dan H2 per mol O2, energi pembakaran metana
menjadi 405 kJ , lebih kecil sedikit dari pembakaran H2. Jadi reaksi satu molekul O2 dengan H2 adalah
sedikit lebih hebat dibandingkan dengan metana.

Dalam perspektif yang lain, satu mol metana mempunyai kandungan energi yang lebih besar dalam
reaksi pembakaran dengan oksigen daripada satu mol hidrogen, karena 1 mol metana bereaksi dengan 2
mol O2, sedangkan 1 mol hidrogen bereaksi dengan 0.5 mol hidrogen (lihat “per mol bahan bakar”).

Karena satu mol gas (gas apapun) akan memenuhi ruangan dengan volume yang sama (pada suhu dan
tekanan yang sama, ingat rumus gas ideal PV=nRT), 1 m3 metana akan mempunyai energi tiga kali lebih
besar dari 1 m3 gas hidrogen.

Tetapi jika berat yang diutamakan, maka hidrogen akan lebih berenergi dari metana. Hidrogen
mengandung 2 kali energi per gram lebih besar daripada energi per gram metana. Hal ini dikarenakan
berat molekul hidrogen yang delapan kali lebih kecil dari metana. Sehingga dalam satu gram, hidrogen
mempunyai jumlah mol yang lebih tinggi dibandingkan dengan metana (ingat rumus G = n x Mr). Inilah
salah satu alasan mengapa roket menggunakan bahan bakar hidrogen cair. Semakin ringan bahan bakar
per unit energi akan semakin lebih baik, karena berat bahan bakar roket berpengaruh dalam kinerja
roket itu sendiri.

Dari penjelasan diatas kita bisa menganalisis kandungan energi dari bahan bakar fosil yang lain. Tabel 1
menunjukkan gambaran skematis kandungan energi dari bahan bakar minyak. Bahan bakar minyak
bukan terdiri dari senyawa murni, tetapi campuran yang sebagian besar adalah hidrokarbon jenuh. Oleh
karena itu, reaksi yang tepat untuk pembakaran dari bahan bakar minyak adalah sebagai berikut:

2( -CH2-) + 3O2 -> 2CO2 + 2H2O

Perhatikan : dalam reaksi pembakaran bahan bakar minyak ikatan C-C hanya dihitung sekali karena
dalam (-CH2-) dihitung 2 x C-C.

Seperti yang disebut dalam tabel 1, diperkirakan reaksi tersebut menghasilkan energi sebesar 1220 kJ.
Per mol oksigen, energi yang dibebaskan hanyalah 407 kJ, energi yang setara dengan energi yang
dihasilkan metana. Per gram bahan bakar energi yang di bebaskan adalah 43.6 kJ , lebih sedikit dari
metana. Hal ini disebabkan hidrokarbon jenuh (terutama rantai pendek) yang mempunyai perbandingan
H/C lebih kecil dari 2/1 karena kumpulan metil di ujung rantai hidrokarbon. Selain itu, bahan bakar
minyak mempunyai campuran senyawa aromatik yang mempunyai perbandingan H/C lebih besar dari
2/1. Sebagai contoh, minyak mentah mempunyai kandungan energi per gram sebesar 45.2 kJ
(menghampiri dengan perhitungan dalam tabel 1 untuk bahan bakar minyak). Sedangkan minyak yang
sudah diproses kandungan energi per gram nya meningkat ke 48.1 kJ (menandakan meningkatnya
perbandingan H/C).

Metode energi ikatan dapat digunakan juga untuk perhitungan energi biomas, contohnya etanol:

C2H5OH + 3O2 -> 2CO2 + 3H2O

Energi yang dilepaskan adalah 419 kJ per mol O2, sedikit lebih besar dari energi yang dilepaskan oleh
bahan bakar fosil. Walaupun begitu, energi per gram etanol (27.3 kJ) jauh lebih kecil dari bahan bakar
fosil. Alasannya ialah etanol mempunyai satu atom oksigen yang sudah dalam keadaan tereduksi, yang
tidak mempunyai peranan dalam energi pembakaran dengan O2. Atom oksigen dalam etanol hanya
menyumbang kepada berat total etanol (yang jelas lebih tinggi dibandingkan dengan etana). Walaupun
berat jenis etanol (0.79 gr/cc) adalah 12 % lebih tinggi daripada berat jenis bahan bakar minyak (0.70
gr/cc), tetapi konsentrasi kandungan energi dalam bahan bakar minyak adalah lebih tinggi dibandingkan
dengan etanol untuk volume yang sama (artinya mobil bisa berjalan lebih jauh dengan menggunakan 1L
bahan bakar minyak dibandingkan etanol).

Akhirnya, kita akan menggunakan perhitungan energi ikatan untuk memperkirakan energi yang
dihasilkan dari pembakaran karbohidrat.

-CHOH- + O2 ->CO2 + H2O

Energi per gram dari pembakaran karbohirat hanya 1/3 dari energi pembakaran hidrokarbon. Hal ini
adalah fakta yang sangat sesuai dalam ilmu gizi, dimana lemak (yang sebagian besar komposisinya
adalah hidrokarbon) mempunyai kalori yang lebih tinggi per gram daripada karbohidrat.

Tabel 1 Energi pembakaran ( diperkirakan dari energi ikatan )

Kandungan Energi (kJ)

Entalpi Per mol

O2 Per mol

Bahan Bakar Per gram

Bahan bakar

Hidrogen

2H2 + O2 -> 2H2O

2(H-H) = 864 2(O-H) = 1840

O=O = 494

—–——-

1358 1840
482 482 241 120

Metana

CH4 + 2O2 -> CO2 + 2H2O

4C-H = 1640 2C=O = 1598

2O=O = 988 2(2O-H)= 1840

—–——-

26283438

810 405 810 516

Bahan Bakar Minyak

2( -CH2-) + 3O2 -> 2CO2 + 2H2O

2(2C-H) = 16402(2C=O) = 3196

2C-C= 6942(2O-H) = 1840

3(O=O) = 1482

—– ——-

3816 5036

1220 407 610 43.6

Etanol

C2H5OH + 3O2 -> 2CO2 + 3H2O

5C-H= 20502(2C=O) = 3196

C-C = 347 3(O-H) = 2766

C-O = 360

O-H =460

3(O=O) = 1482
—– ——-

4699 5956

1257 419 1257 27.3

Karbohidrat

-CHOH- + O2 ->CO2 + H2O

C-H = 4102 C=O = 3196

C-C = 347 2O-H = 2766

C-O = 360

O-H = 460

O=O = 494

—– ——-

2071 2518 447 447 447 14.9

MOTOR BAKAR

Cara Kerja Motor Bakar Bensin 4 Langkah

Motor Bakar bensin 4 tak pertama kali didemonstrasikan oleh Nikolaus Otto pada tahun1876, oleh
sebab itu dikenal sebagai siklus Otto (Otto cycle). Keempat langkah pada motor empat langkah adalah
langkah masuk, langkah kompresi, langlah tenaga dan langkah buang. Masing masing langkah terjadi
pada satu langkah penuh dari piston, oleh sebab itu satu suklus lengkap memerlukan dua kali putaran
poros engkol.
Langkah Masuk (Intake). Pada langkah ini piston bergerak dari atas ke bawah sekaligus menghisap
campuran udara dan bahan bakar melalui lubang pemasukan. Pada saat ini katup masuk terbuka dan
katup buang dalam keadaan tertutup.

Langkah Tekan (Compression). Pada langkah ini piston bergerak dari bawah ke atas menekan campuran
bahan bakar dan udara yang menyebabkan peningkatan suhu dan tekanannya. Pada saai ini kedua katup
dalam keadaan tertutup.

Langkah Tenaga (Power). Pada saat piston mencapai titik mati atas maka busi menyala dan menyundut
campuran bahan dan udara yang sudah bertekanan dan bersuhu tinggi sehingga terjadi pembakaran
(ledakan). Energi dari ledakan ini kemudian mendorong piston ke bawah. Pada saai ini kedua katup
dalamkeadaan tertutup.

Langkah Buang (Exhaust). Pada langkah ini piston bergerak dari bawah ke atas dan mendorong sisa hasil
pembakaran ke luar melalui lubang pengeluaran. Pada saat ini katup buang terbuka dan katup masuk
dalam keadaan tertutup.

PERBEDAAN CARA KERJA MOTOR BAKAR BENSIN DENGAN MOTOR BAKAR SOLAR
Motor bakar adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja
mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas, dan
menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja mekanik. Energi termal diperoleh dari pembakaran
bahan bakar pada masin itu sendiri. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses
pembakaran bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: motor
pembakaran luar dan motor pembakaran dalam.

I. Motor pembakaran luar

Pada motor pembakaran luar ini, proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin itu, sehingga
untuk melaksanakan pembakaran digunakan mesin tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar
tidak langsung diubah menjadi tenaga gerak, tetapi terlebih dulu melalui media penghantar, baru
kemudian diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya pada ketel uap dan turbin uap.

II. Motor pembakaran dalam

Pada motor pembakaran dalam, proses pembakaran bahan bakar terjadi di dalam mesin itu sendiri,
sehingga panas dari hasil pembakaran langsung bisa diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya : pada
turbin gas, motor bakar torak dan mesin propulasi pancar gas.

A. Prinsip Kerja Motor bakar Bensin

Pada motor bensin, bensin dibakar untuk memperoleh energi termal. Energi ini selanjutnya digunakan
untuk melakukan gerakan mekanik. Prinsip kerja motor bensin, secara sederhana dapat dijelaskan
sebagai berikut : campuran udara dan bensin dari karburator diisap masuk ke dalam silinder,
dimampatkan oleh gerak naik torak, dibakar untuk memperoleh tenaga panas, yang mana dengan
terbakarnya gas-gas akan mempertinggi suhu dan tekanan. Bila torak bergerak turun naik di dalam
silinder dan menerima tekanan tinggi akibat pembakaran, maka suatu tenaga kerja pada torak
memungkinkan torak terdorong ke bawah. Bila batang torak dan poros engkol dilengkapi untuk merubah
gerakan turun naik menjadi gerakan putar, torak akan menggerakkan batang torak dan yang mana ini
akan memutarkan poros engkol. Dan juga diperlukan untuk membuang gas-gas sisa pembakaran dan
penyediaan campuran udara bensin pada saat-saat yang tepat untuk menjaga agar torak dapat bergerak
secara periodik dan melakukan kerja tetap.

Kerja periodik di dalam silinder dimulai dari pemasukan campuran udara dan bensin ke dalam silinder,
sampai pada kompresi, pembakaran dan pengeluaran gas-gas sisa pembakaran dari dalam silinder inilah
yang disebut dengan “siklus mesin”. Pada motor bensin terdapat dua macam tipe yaitu: motor bakar 4
tak dan motor bakar 2 tak. Pada motor 4 tak, untuk melakukan satu siklus memerlukan 4 gerakan torak
atau dua kali putaran poros engkol, sedangkan pada motor 2 tak, untuk melakukan satu siklus hanya
memerlukan 2 gerakan torak atau satu putaran poros engkol.

B. Cara Kerja Motor Bensin 4 Langkah

Torak bergerak naik turun di dalam silinder dalam gerakan reciprocating. Titik tertinggi yang dicapai oleh
torak tersebut disebut titik mati atas (TMA) dan titik terendah disebut titik mati bawah (TMB). Gerakan
dari TMA ke TMB disebut langkah torak (stroke). Pada motor 4 langkah mempunyai 4 langkah dalam satu
gerakan yaitu langkah penghisapan, langkah kompresi , langkah kerja dan langkah pembuangan. B.1.
Langkah hisap

Pada gerak hisap, campuran udara bensin dihisap ke dalam silinder. Bila jarum dilepas dari sebuah alat
suntik dan plunyernya ditarik sedikit sambil menutup bagian ujung yang terbuka dengan jari (alat suntik
akan rusak bila plunyer ditarik dengan tiba-tiba), dengan membebaskan jari akan menyebabkan udara
masuk ke alat suntik ini dan akan terdengar suara letupan. Hal ini terjadi sebab tekanan di dalam lebih
rendah dari tekanan udara luar. Hal yang sama juga terjadi di mesin, torak dalam gerakan turun dari TMA
ke TMB menyebabkan kehampaan di dalam silinder, dengan demikian campuran udara bensin dihisap ke
dalam. Selama langkah torak ini, katup hisap akan membuka dan katup buang menutup.

B.2. Langkah kompresi


Dalam gerakan ini campuran udara bensin yang di dalam silinder dimampatkan oleh torak yang bergerak
ke atas dari TMB ke TMA. Kedua katup hisap dan katup buang akan menutup selama gerakan tekanan
dan suhu campuran udara bensin menjadi naik. Bila tekanan campuran udara bensin ini ditambah lagi,
tekanan serta ledakan yang lebih besar lagi dari tenaga yang kuat ini akan mendorong torak ke bawah.
Sekarang torak sudah melakukan dua gerakan atau satu putaran, dan poros engkol berputar satu
putaran.

B.3. Langkah kerja

Dalam gerakan ini, campuran udara bensin yang dihisap telah dibakar dan menyebabkan terbakar dan
menghasilkan tenaga yang mendorong torak ke bawah meneruskan tenaga penggerak yang nyata.
Selama gerak ini katup hisap dan katup buang masih tertutup. Torak telah melakukan tiga langkah dan
poros engkol berputar satu setengah putaran.

B.4. Langkah buang

Dalam gerak ini, torak terdorong ke bawah, ke TMB dan naik kembali ke TMA untuk mendorong gas-gas
yang telah terbakar dari silinder. Selama gerak ini kerja katup buang saja yang terbuka. Bila torak
mencapai TMA sesudah melakukan pekerjaan seperti di atas, torak akan kembali pada keadaan untuk
memulai gerak hisap. Sekarang motor telah melakukan 4 gerakan penuh, hisap-kompresi-kerja-buang.
Poros engkol berputar 2 putaran, dan telah menghasilkan satu tenaga. Di dalam mesin sebenarnya,
membuka dan menutupnya katup tidak terjadi tepat pada TMA dan TMB, tetapi akan berlaku lebih cepat
atau lambat, ini dimaksudkan untuk lebih efektif lagi untuk aliran gas.

A. Prinsip Kerja Motor bakar solar

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal combustion
engine) (simplenya biasanya disebut “mobor bakar” saja). Prosip kerja motor diesel adalah merubah
energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reakasi kimia
(pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar).

Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung pada penggunaannya dan
dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak. Pada umumnya dalam satu silinder motor
diesel hanya memiliki satu torak.
Prinsip Kerja

Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan
poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating).
Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya
gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.

Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses pembakaran
bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya loncatan api listrik yang
dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug), sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi karena
kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai
temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga
disebut compression ignition engine sedangkan motor bensin disebut spark ignition engine.

Anda mungkin juga menyukai