Anda di halaman 1dari 32

INDONESIA PAPER COMPETITION TINGKAT NASIONAL

SCIENTIFIC VAGANZA 2015


STUDENT SCIENTIFIC CENTER

BPNS (Box Photocatalyst and Nanoparticles System) : Alat Pengawet Ikan,


Sayuran dan Buah-buahan Berbasis Nano N-Doped Sebagai Solusi
Makanan yang Aman Bagi Masyarakat Indonesia untuk Mewujudkan
Ketahanan Pangan Menuju Masyarakat Ekonomi Asean 2015

Diusulkan Oleh:

Emas Agus Prastyo Wibowo 4311413013 /2013


Navela Rahma Aji 4301414089 /2014
` Irawati 4311414025/2014

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2015

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “BPNS (Box Photocatalyst And Nanoparticles System) : Alat

Pengawet Ikan, Sayuran Dan Buah-Buahan Berbasis Nano N-Doped Sebagai

Solusi Makanan Yang Aman Bagi Masyarakat Indonesia Untuk Mewujudkan


Ketahanan Pangan Menuju Masyarakat Ekonomi Asean 2015”.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat dalam rangka mengikuti Lomba Karya Tulis
Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh SSC FMIPA Universitas Negeri
Semarang dengan tema “ Inovasi Generasi Muda Dalam Mewujudkan
Kemandirian Bangsa”.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Sri
Wahyuni, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ini, serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan karya tulis ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca. Penulis menyadari dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penulis demi sempurnanya makalah
selanjutnya.
Semarang, 8 September 2015

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii
ABSTRAK........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1.Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2.Rumusan masalah.............................................................................. 3
1.3.Tujuan ............................................................................................... 3
1.4.Manfaat Penulisan............................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 4


2.1. Sayuran dan Buah-buahan............................................................... 4
2.2. Pencemaran Laut di Indonesia dan Kelemahan Sistem Pengawetan Ikan
dan Kerang di Indonesia ......................................................................... 5

2.3. Titanium dioksida ( ................................................................ 6

BAB III METODE PENULISAN.................................................................... 8


3.1.Pendekatan Penulisan........................................................................ 8
3.2. Sasaran Penulisan............................................................................. 8
3.3. Data dan Sumber Data...................................................................... 8
3.4. Teknik Pengumpulan Data ( Prosedur Penelitian)............................ 9
3.5. Teknik Pengolahan Data................................................................... 10
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 12
4.1 Alat Pengawet dan Mekanisme Kerja............................................... 12
4.2 Analisis SEM EDX dan Uji Keefektifan Alat Pengawet dan Pereduksi
Logam Berat Berbahaya Pada Ikan , Sayuran dan Buah-buahan...... 13
4.3. Keunggulan dan Kebermanfaatan Alat............................................. 16

iv
4.4. Manfaat Alat Pengawet Ikan dan Kerang Berbasis Nanomaterial .. 16
4.5. Pihak Terkait dalam Implementasi.................................................... 17
BAB V PENUTUP........................................................................................... 18
5.1. Kesimpulan...................................................................................... 18
5.2. Saran................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19
LAMPIRAN..................................................................................................... 21

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1..........................................................................................................6
Gambar 2..........................................................................................................7
Gambar 3..........................................................................................................9
Gambar 4..........................................................................................................12
Gambar 5..........................................................................................................12
Gambar 6..........................................................................................................13

vi
ABSTRAK

Ikan, kerang, sayuran dan buah-buahan adalah makanan primer bagi masyarakat
Indonesia. Makanan itu banyak tercemar logam berat berbahaya seperti Pb, Hg, Cd,
Cu dan Zn yang bersifat toksik, untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya
solusi untuk mengurangi logam berat berbahaya sekaligus mengawetkan makanan
tersebut melalui metode sederhana yaitu menggunakan fotokatalis N-doped .
Hasil SEM menunjukkan morfologi yang baik dan mengandung C 13.75 %, N 54.76
% dan 31.48 %. Hasil analisis logam Pb menggunakan Spektrofometer Serapan
Atom yakni ikan tanpa perlakuan sebesar 0,22895 g/kg, didinginkan 0,2258 g/kg
sedangkan dengan metode ini 0,1196. Untuk sayuran sawi putih tanpa perlakuan
0,0522 g/kg , didinginkan 0,0485 g/kg, dan dengan metode ini 0,0196 g/kg.
Untuk buah tomat tanpa perlakuan 0,0492 g/kg, didinginkan 0,0394 g/kg, dan
dengan metode ini 0,0165 g/kg Alat ini dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi masyarakat sebagai instrument pengawetan ikan dan kerang
sehingga masyarakat Indonesia dapat menikmati makanan tersebut dengan lebih
aman.
Kata Kunci : Alat Pengawet dan Pereduksi Logam Berat, Fotokatalis, N-doped

vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semboyan empat sehat lima sempurna dicanangkan sebagai suatu ajakan


untuk membuat keseimbangan asupan gizi dalam konsumsi sehari-hari, yang terdiri
dari makanan pokok, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan dan susu (Suhardjo,
1992). Sayuran merupakan jenis makanan penting dalam memjaga kesehatan. Tetapi,
sayuran dapat menimbulkan penyakit apabila tercemar oleh logam berat atau
mikroorganisme. Pada tahun 1994 diperoleh data bahwa sayuran yang ditanam di
pinggir jalan raya mengandung kontaminan tetra ethyl lead sebesar 28,78 ppm yang
berasal dari asap kendaraan bermotor ( Winarno, 1994). Penelitian disertasi pada
tahun 1997 terhadap cemaran kadmium pada kangkung, kemangi, dan calsim di
wilayah Lenteng Agung didapat kandungan 1,56 ppm ; 1,04 ppm ; dan 1,86 ppm.
Buah dan sayur merupakan bahan pangan yang sangat mudah didapatkan,
bahkan setiap daerah memiliki buah dan sayur sebagai ciri khas untuk daerah
tersebut. Buah dan sayur dengan beraneka jenis dan warna dapat saling melengkapi
kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh kita. Disamping itu, salah satu bahan
pangan yang banyak mengandung serat terdapat pada buah dan sayur (Jahari, 2001).
Ikan dan kerang merupakan bahan pangan yang cukup digemari oleh
masyarakat Indonesia. Ikan dan kerang sangat baik dikonsumsi karena memenuhi
kebutuhan gizi dan mengandung senyawa penting seperti asam amino esensial, asam
lemak jenuh, omega 3 (Vikosa, pentanoat) dan DHA (Dokosa Heksa Enoat) (Lloyd,
1992). Tetapi dalam pemanfaatannya ikan dan kerang memiliki kelemahan yaitu
sifatnya yang mudah busuk setelah ditangkap (Nurhadi , 2011) dan memiliki
kandungan logam berat berbahaya seperti Pb, Hg, Cd, Cu, Cr dan Zn yang cukup
tinggi (Sutarto, 2007). Maka untuk menyelesaikan masalah tersebut diperlukan
adanya inovasi sistem pengawetan yang sekaligus dapat mereduksi logam berbahaya
sehingga kedua masalah pada ikan dan kerang tersebut dapat teratasi.

1
Pengawetan ikan dan kerang selama ini dilakukan dengan beberapa metode
yaitu pembekuan dengan freezer atau kulkas, pengasapan, pengasinan dan
penambahan bahan pengawet (Nurhadi, 2011). Masing-masing proses pengawetan
tersebut memiliki kelemahan seperti pada proses pembekuan diperlukan energi yang
tinggi dan menimbulkan hasil samping seperti freon yang berbahaya bagi lingkungan.
Pada proses pengasapan dihasilkan emisi gas berbahaya CO serta rasa dan tekstur
ikan menjadi berubah. Pada proses pengasinan terjadi perubahan rasa, dan
penggunaan bahan pengawet pada ikan dan kerang akan menimbulkan bahaya bagi
konsumen (Winarno, 2004).
Nanoteknologi di dunia saat ini berkembang begitu pesat. Salah satu contohnya

adalah nanomaterial . Titanium dioksida merupakan zat fotokatalis berharga

ekonomis (Burgess, 2007). Prinsip kerja fotokatalis adalah ketika titanium

dioksida berukuran nano terkena sinar UV maka akan membentuk senyawa super
oksida yang dapat mengoksidasi berbagai senyawa organik sehingga menjadi karbon

dioksida ( ) dan air ( ) (Samal et al, 2010). Sifat yang dapat mengoksidasi

senyawa organik seperti bakteri (antibakteri) serta harganya yang ekonomis

menjadikan nano( 1 nm- 100 nm ) sebagai material yang cocok dalam

pembuatan alat pengawet dan pereduksi logam berbahaya pada ikan dan kerang.
Berdasarkan pemanfaatannya sebagai alat pengawet dan pereduksi logam berat

berbahaya pada ikan dan kerang fotokatalis memiliki beberapa kelemahan

yaitu hanya bisa diinisiasi dengan sinar UV ( Liu et al, 2011), padahal cahaya UV
dapat merusak kandungan protein pada ikan dan kerang sehingga perlu dilakukan
modifikasi terhadap material tersebut agar bekerja pada rentang cahaya tampak. Salah

satu solusi dari masalah ini adalah melapisi dengan Nitrogen (Rani et al, 2010).

2
Pelapisan dengan gas nitrogen akan menaikan aktivitas pendekomposisian

senyawa organik hinggga panjang gelombang 550 nm (Ashahi et al, 2001) atau dapat

dikatakan N-doped sebagai fotokatalis cahaya tampak. Dengan modifikasi

tersebut maka aktivitas sebagai fotokatalis sebagai antibakteri dan mereduksi

logam berat menjadi lebih efektif.


Bakteri dan logam berat berbahaya merupakan senyawa yang dapat direduksi

oleh fotokatalis n-doped . N-doped dapat mereduksi bakteri hingga 98,7%

dengan menggunakan cahaya tampak (Wang, 2011). Selain itu fotokatalis dengan N-

doped dapat mereduksi logam berat berbahaya seperti Cr(VI) hingga 80%

(Slamet, 2003).

Berdasarkan fakta diatas maka salah satu inovasi yang akan menjadi solusi
pemecahan masalah terhadap sistem pengawetan dan logam berat berbahaya pada
ikan dan kerang adalah dengan membuat alat pengawet dan pereduksi logam berat

berbahya pada makanan (sayuran, buah-buahan, ikan dan kerang dengan N-doped

. Alat tersebut berfungsi mengawetkan ikan dan kerang dengan adanya aktivitas

antibakteri yang tinggi serta dapat mereduksi logam berat berbahaya pada ikan,
sayuran dan buah-buahan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana alat pengawet dan pereduksi logam berat pada ikan kerang,
sayuran , dan buah-buahan ?
2. Bagaimana solusi terhadap penyediaan ikan dan kerang yang aman bagi
masyarakat Indonesia dengan sistem pengawetan hemat energi dan
detoxifikasi logam berat melalui reaksi fotokatalis oleh cahaya tampak ?

1.3. Tujuan Penulisan

3
1. Mengetahui alat pengawet dan pereduksi logam berat pada ikan dan kerang.
2. Mengetahui solusi terhadap penyediaan ikan dan kerang yang aman bagi
masyarakat Indonesia dengan sistem pengawetan hemat energi dan
detoxifikasi logam berat melalui reaksi fotokatalis oleh cahaya tampak.
1.4. Manfaat
1. Terciptanya alat pengawet dan pereduksi logam berat berbahaya pada ikan
dan kerang yang hemat energi dengan biaya pembuatan yang murah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sayuran dan Buah-buahan


Sayuran merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
(bahan makanan nabati). Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan dijadikan sayur
adalah daun, batang, bunga dan buah muda sehingga dapat dikatakan bahwa semua
bagian tumbuhan dapat dijadikan sayur (Sumoprastowo, 2000). Dalam hidangan
orang Indonesia, sayur mayur adalah sebagai makanan pokok pemberi serat dalam
hidangan serta pembasah karena umumnya dimasak berkuah (Santoso, 2004). Buah
adalah organ pada pertumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan
dari bakal buah (ovarium). Buah-buahan merupakan santapan terakhir dalam suatu
acara makan atau dapat dimakan kapan saja untuk mendapatkan rasa manis. Buah
biasanya dimakan mentah, tetapi dapat juga diolah atau diawetkan (Santoso, 2004).
Sayur merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium,
kalium dan serat serta tidak mengandung lemak dan kolesterol. Sayuran daun
berwarna hijau, dan sayuran berwarna jingga seperti wortel dan tomat mengandung
lebih banyak provitamin A berupa betakaroten daripada sayuran tidak berwarna.
Sayuran berwarna hijau disamping itu kaya akan kalsium, zat besi, asam folat, dan
vitamin C. Contoh sayuran berwarna hijau adalah bayam, kangkungm daun
singkong, daun kacang, daun katuk dan daun pepaya. Semakin hijau warna daun,
semakin kaya akan zat-zat gizi (Almatsier, 2004)

4
Sayuran juga dikenal sebagai bahan pangan yang mempunyai banyak khasiat
bagi kehidupan manusia. Sayur mempunyai fungsi yang sama dalam tubuh yaitu
sebagai penyedia vitamin dan mineral. Di dalam sayuran hijau dan kuning juga
terdapat karotenoid dimana bila kita hanya sedikit mengonsumsi karotenoid maka
risiko terserang kanker paru-paru semakin tinggi. Kandungan antioksidan yang
banyak terdapat dalam sayuran juga sangat penting di dalam melawan radikal bebas
dan zat-zat karsinogenik (Gusti, 2004). Seperti sayuran, buah pun merupakan
kebutuhan penting untuk tubuh kita.
Buah-buahan merupakan sumber vitamin dan mineral, tetapi pada jenis buah-
buahan tersebut juga menghasilkan cukup banyak energi. Buah-buahan biasanya
dipergunakan sebagai pencuci mulut. Pada umumnya, buah pencuci mulut
memberikan rasa manis dan kadang-kadang memberikan rasa asam. Rasa manis ini
berasal dari sukrosa, glukosa, maltosa atau fruktosa. Yang mengandung fruktosa,
buah akan terasa manis, sedangkan yang mengandung glukosa dan maltosa kurang
begitu manis (Wirakusumah, 2005).
2.2. Pencemaran Laut di Indonesia dan Kelemahan Sistem Pengawetan Ikan
dan Kerang di Indonesia
Laut merupakan tempat bermuaranya semua sungai. Pencemaran air
laut biasanya diakibatkan oleh limbah industri. Limbah industri kebanyakan
merupakan logam-logam berat sehingga berbahaya bagi lingkungan. Berbagai
organisme laut seperti ikan dan kerang di Indonesia sudah banyak tercemar,
pencemaran ini terutama diakibatkan logam berat berbahaya pada laut. Bila logam
berat seperti Pb, Hg, Cd, Cu dan Zn yang bersifat toksik berada dalam jaringan
tubuh organisme laut seperti ikan dan kerang dalam konsentrasi yang tinggi,
kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan
manusia (Sutarto, 2007).
Pengawetan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menghambat atau
menghentikan kegiatan zat-zat dan mikroorganisme yang dapat menimbulkan
pembusukan dan kerusakan (Moeljanto, 2002). Pengawetan ikan dan kerang di
Indonesia selama ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu pembekuan

5
dengan freezer atau kulkas, pengasapan, pengasinan dan penambahan bahan
pengawet (Nurhadi, 2011). Masing-masing proses pengawetan tersebut memiliki
kelemahan seperti pada proses pembekuan diperlukan energi yang tinggi dan
menimbulkan hasil samping seperti freon yang berbahaya bagi lingkungan. Pada
proses pengasapan dihasilkan emisi gas berbahaya CO serta rasa dan tekstur ikan
menjadi berubah. Pada proses pengasinan terjadi perubahan rasa, dan penggunaan
bahan pengawet pada ikan dan kerang akan menimbulkan bahaya bagi konsumen
(Winarno, 2004).

2.3. Titanium Dioxide ( )

Titanium dioksida ( ) juga bisa disebut Titania atau Titanium (IV) oksida

merupakan bentuk oksida dari titanium secara kimia dapat dituliskan . Senyawa

ini dimanfaatkan secara luas sebagai pigmen bakterisida, pasta gigi, fotokatalis dan

elektroda dalam sel surya. merupakan semikonduktor yang memiliki

fotoaktivitas dan stabilitas kimia tinggi serta tahan terhadap fotokorosi dalam semua
kondisi larutan kecuali pada larutan yang sangat asam atau mengandung fluoride.

Selain murah, tersedia secara komersial dan preparasinya mudah dilakukan di

laboratorium (Brown et al., 1992).

Katalis memiliki 3 jenis struktur kristal yaitu anatase, rutile dan

brookite. Struktur rutile dan anatase cukup stabil keberadaannya dibandingkan


dengan struktur brookite dan biasa digunakan sebagai fotokatalis (Gates, 1991).
Perbedaan kedua struktur ini menyebabkan perbedaan massa jenis (3,9 g/mL untuk
anatase dan 4,2 g/mL untuk rutile), energy gap, serta kemampuan penyerapan sinar.

6
(a) ( b) (c)

Gambar 1. Struktur Kristal a) Rutile; b) Anatase; c) Brookite (Gates, 1991).

Perbedaan bentuk kristal akan mempengaruhi aktivitas fotokatalis

Bentuk kristal anatase memiliki aktivitas fotokatalis terbaik dibandingkan dengan

bentuk rutile maupun brookite. anatase ini memiliki ukuran partikel yang lebih

kecil dan permukaan yang lebih luas sehingga sifat katalitiknya lebih baik (Syukri,

2003). Bentuk kristal anatase diamati terjadi pada pemanasan bubuk mulai dari

suhu 120ºC dan mencapai sempurna pada suhu 500ºC (Gunlazuardi dan Tjahjanto,
2001).
Struktur kristal brookite sulit untuk dipreparasi sehingga biasanya hanya
struktur kristal rutile dan anatase yang umum digunakan pada reaksi fotokatalitik.
Secara fotokatalitik, struktur anatase menunjukkan aktivitas yang lebih baik dari segi
kereaktifan dibandingkan dengan struktur rutile (Wu, 2004). Struktur anatase
merupakan bentuk yang paling sering digunakan karena memiliki luas permukaan
serbuk yang lebih besar serta ukuran partikel yang lebih kecil dibandingkan dengan
struktur rutile dan struktur ini muncul pada rentang suhu pemanasan dekomposisi
senyawa titanium (400-650°C). Selain itu band gap energi anatase lebih besar
daripada rutile sehingga memiliki aktivitas fotokatalitik yang tinggi (Licciuli, 2002).
Proses Fotokatalis Oleh N-doped Titanium dioksida

7
Gambar 2. Mekanisme Reaksi Fotokatalis N-doped TiO2

Berdasarkan reaksi fotokatalis tersebut dihasilkan radikal OH . Radikal OH tersebut


merupakan zat super oksida sehingga dapat mengoksidasi berbagai logam berat dan
bakteri sehingga bakteri disekeliling kaca yang dilapisi N-doped TiO2 akan mati
dan logam berat pada ikan dan kerang akan tereduksi menjadi tidak berbahaya.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 PENDEKATAN PENULISAN


Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif kualitatif
berdasarkan kajian kepustakaan dan miniriset. Pemilihan pendekatan ini diharapkan
dapat memberikan gambaran secara cermat mengenai keadaan atau gejala tertentu
pada objek kajian. Dalam hal ini penulis berusaha membuat gambaran mengenai
konsep alat pengawet dan pereduksi logam berat berbahaya pada ikan, kerang,
sayuran , dan buah-buahan sebagai solusi penyediaan makanan yang aman bagi
masyarakat Indonesia.

3.2 SASARAN PENULISAN


Adapun sasaran dalam penulisan karya tulis ini adalah:
1. Tersedianya rujukan Alat pengawet dan pereduksi logam berat berbahaya
pada ikan, kerang, sayuran , dan buah-buahan untuk mahasiswa dan peneliti
untuk mengembangkan gagasan dan melakukan penelitian lebih lanjut.

8
2. Tersedianya alat ini yang dapat menyediakan makanan yang aman bagi
masyarakat Indonesia.
3.3 DATA DAN SUMBER DATA

Data dalam penulisan karya tulis ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer meliputi referensi/literatur yang menerangkan sintesis nano N- doped
Titanium dioksida dan proses fotokatalisnya. Adapun data sekunder adalah buku-
buku yang relevan dengan topik penulisan, karya tulis ilmiah, dan artikel dari
internet. Sumber kajian ini diharapkan dapat memperkuat dan mempertajam
pembahasan. Eksperimen berupa miniriset dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik
Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang selama Bulan Mei- Juli 2015

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA (PROSEDUR PENELITIAN)


3.4.1 Alat dan Bahan
Alat: Alat-alat gelas, neraca analitik Metter Toledo, oven GCA Corp, furnace,
magnetic strirrer, Cahaya tampak dari Cahaya Matahari, SEM ( Scanning Electron
Microscopy), Atomic Absorbtion Spectrofotometry ( AAS).

Bahan: Titanium (iv) isopropoxide Sigma Aldrich, , etanol, urea, dan aquades.

3.4.2. Cara Kerja


3.4.2.1. Diagram Alir Proses

Sintesis –N

Uji kinerja katalis Melihat morfologi


pelapisan dengan SEM

9
Uji pengawet dan
pereduksi logam berat

Gambar 3. Diagram alur penelitian

3.4.2.2. Sintesis –N

Prosedur penelitian ini dibuat sol – N yang kemudian dilapiskan pada substrat

kaca dengan cara spray coating sebanyak 10 kali dan dikeringkan dengan

menggunakan oven. Untuk selanjutnya, substrat kaca yang telah terlapisi –N

akan dilakukan uji pengawet dan pereduksi logam berat berbahaya pada ikan, kerang,

sayuran dan buah-buahan. Untuk pembuatan nanosol dengan rasio hidrolisis

menggunakan Titanium(iv) isopropoxide ( Mr 284,26 ) dengan asumsi akan dibuat 0,4 M


etanol 35 ml. Maka bahan yang dibutuhkan adalah
Mol Ti Mol air Volume EtOH( ml Massa air ( gr ) Massa
) TTIP (gr )

4 0,014 0,056 35 ml 1,008 3,980

Pertama yakni sintesis nanosol menggunakan metode sol-gel dengan

perbandingan mol yakni 4:1 yang merupakan rasio hidrolisis dalam sintesis

ini yaitu 30 ml etanol kemudian ditambahkan sampai PH 3. Selanjutnya

ditambahkan 3,98 gram TTIP dengan cara meletakkan erlenmeyer berisi larutan dan
magnetic bar ke atas timbangan digital dengan skala 0 dan meneteskan TTIP pelan-
pelan sampai timbangan menunjukkan angka 3,98 gram. Lalu 5 ml etanol dalam gelas
kimia diletakkan di timbangan digital dan ditambahkan 1,008 gram aquades. Lalu

10
meneteskan etanol di gelas kimia tetes demi tetes sampai habis dan sembari diaduk

selama 5 jam agar menjadi nanosol. Langkah kedua yakni melarutkan larutan urea

5 % ke dalam campuran nanosol titania tersebut dan diaduk menggunakan magnetic


stirrer selama 5 jam. Setelah itu, sol yang didapat dilapiskan terhadap substrat kaca.
3.4.2.3. Perlakuan Sampel
Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 60 C selama 24 jam dan didinginkan di
dalam desikator, kemudian sampel di- timbang sebanyak 2 g yang dimasukkan dalam
wadah tertutup, selanjutnya di tambahkan 5 Ml HNO3 pekat ditutup dan dibiarkan
selama 24 jam. Selanjutnya larutan yang diperoleh dipanaskan di atas penangas air
pada suhu 60 – 70 C selama 2 - 3 jam (sampai larutan jernih). Bila sampel tidak
semua larut ditambahkan lagi HNO3 pekat, lalu ditambahkan 3 mL aquades,
dipanaskan kembali hingga larutan hampir kering. Didinginkan pada suhu ruangan
dan ditambahkan 1 mL HNO3 pekat dan diaduk pelan-pelan, kemudian ditambahkan
9 mL aquades. Sampel siap diukur dengan AAS menggunakan nyala udara-asetilen.
3.5 TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Data yang akan diperoleh dari penelitian ini seperti data hasil karakterisasi dan uji
kinerja dikumpulkan dari data yang dihasilkan oleh alat yang digunakan secara
spesifik. Data-data tersebut kemudian akan diolah, dianalisis, dan selanjutnya akan
ditarik kesimpulan terhadap hasil penelitian yang dilakukan.
Analisis data terdiri dari dua bentuk analisis yang bergantung pada jenis data. Untuk
data yang sifatnya kuantitatif, analisis dilakukan dengan kuantitatif dan untuk data
yang bersifat kualitatif, analisis dilakukan secara kualitatif. Media yang digunakan
untuk analisis kuantitatif berupa grafik, kurva, tabulasi atau diagram. Sementara
analisis kualitatif dapat berupa gambar dan penarikan kesimpulan secara induktif.

11
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Alat Pengawet dan Mekanisme Kerja

12
Gambar 4. Alat Pengawet dan Pereduksi Logam Berat

Senyawa superoksida
yang dapat membunuh
Bakteri
bakteri

Plat kaca N-

Sumber cahaya
tampak dari sinar
matahari

Cahaya Matahari

Gambar 5. Sistem Kerja Plat Kaca yang Dilapisi N-Doped TiO2

Alat pengawet dan pereduksi logam berat berbahaya pada ikan dan kerang ini
berharga ekonomis. Selain itu alat ini juga tidak menghasilkan hasil samping
yang berbahaya bagi lingkungan dan alat ini membutuhkan energi yang rendah.
Sehingga dengan adanya inovasi dan desain alat tersebut diharapkan dapat
menangani permasalahan mengenai sistem pengawetan dan masalah logam berat
berbahaya pada ikan ataupun kerang di Indonesia.

4.2. Analisis SEM EDX dan Uji Keefektifan Alat Pengawet dan Pereduksi
Logam Berat Berbahaya Pada Ikan, Kerang, Sayuran dan Buah
buahan

Morfologi N-Doped Morfologi N-Doped

Morfologi N-Doped
Perbesaran 3000 X Perbesaran 4000X
Perbesaran 5000 X

13
Berdasarkan hasil SEM (Scanning Electron Microscopy) di atas dapat disimpulkan
bahwa:
Pada perbesaran SEM 3000x terlihat bahwa material terlapis belum bagus dan masih
menggumpal . Pada perbesaran SEM 400x terlihat bahwa nanopartikel TiO 2
berbentuk kristal bulat, terlapis secara kuat, dan sangat rapat. Pada perbesaran SEM
500x menunjukkan bahwa material terlapis dengan ukuran berbeda yaitu dalam N-
doped TiO2. Tujuan dari analisis dengan menggunakan EDX adalah untuk mengetahui
kandungan unsur atau senyawa yang terdapat dalam sampel.

Gambar 6 . Data analisis uji EDX sampel N- doped TiO2


Dalam analisis uji EDX ini di dapatkan hasil, kandungan yang terdapat pada material
tersebut antara lain;Carbon ( C) , Nitrogen ( N), Oksigen, dan Ti. Dari data EDS ini
dapat dilihat bahwa unsur nitrogen merupakan komponen yang paling banyak
terdapat pada sampel tersebut dengan kandungan sebesar 54,76%, dan Ti 18,87 %.
Analisis kadar logam Pb dan Cd pada ikan dan kerang dilakukan dengan
menggunakan
5600
metode serapan sampel, kemudian diintrapolasikan ke dalam kurva
N K aO K aT iL l

kalibrasi4800
standar masing-masing unsur sehingga akan diperoleh konsentrasi regresi
T iK a

masing-masing
4000 unsur. Kadar unsur dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Kadar = 3200
Creg x P x V / G mgkg
C o u n ts

dengan 2400
CKa

T iK b
T iK e s c
T iL a

1600
Creg= konsentrasi regresi
800
P = faktor pengenceran
0
V = volume0.00
pelarutan
1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00

keV
G = berat sampel

14
Tabel 1. Hasil analisis kandungan logam berat Pb dalam ikan dan kerang di daerah
Sekaran Gunung Pati Semarang
Variasi sampel Kadar Logam Pb (µg/kg)
Ikan Kerang

Tanpa perlakuan 0,22895 0,0279

Didinginkan 0,2258 0,0194

Alat pengawet 0,1196 0,0165


dan pereduksi
logam berat

Tabel 2. Hasil analisis kandungan logam berat Cd dalam sayuran ( sawi putih) dan
buah tomat di daerah Sekaran Gunung Pati Semarang
Variasi sampel Kadar Logam Pb (µg/kg)
Sawi putih Tomat

Tanpa perlakuan 0,0522 0,0492

Didinginkan 0,0485 0,0394

Alat pengawet 0,0196 0,0165


dan pereduksi
logam berat

Dari Tabel 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa ikan, kerang, sayuran, dan buah-buahan
dengan tanpa perlakuan, didinginkan dan dengan menggunakan alat pengawet ini
mengalami penurunan. Hasil terbaik ditunjukkan sampel dengan alat pengawet dan
pereduksi logam berat berbahaya pada makanan tersebut.

Namun demikian berdasarkan datadata dari Tabel 1 dan 2 menunjukkan


bahwa kadar logam Pb dan Cd dalam ikan, kerang, sayuran dan buah-buahan pada a

15
lokasi di Sekaran Gunung Pati belum melebihi ambang batas maksimum yang
diperbolehkan yaitu di bawah konsentrasi 2,0 µg/L dan 1,0 µg/L sesuai Keputusan
Dirjen POM Republik Indonesia (Dartius, 1996).Terdeteksinya timbal dan kadmium
di dalam sayuran dikatakan sebagai kontaminasi makanan karena timbal dan
kadmium merupakan logam yang berbahaya bagi tubuh. Adanya cemaran logam
timbal pada sayuran dapat terjadi pencemaran tanah oleh kendaraan bermotor jug
akibat penggunaan alat-alat pertanian yang berbahan logam sehingga dapat terjadi
migrasi timbal ke sayur, sedangkan adanya cemaran kadmium disebabkan oleh
penggunaan pupuk fosfat yaitu TSP yang dapat mencemari tanah.

4.3. Keunggulan dan Kebermanfaatan Alat


Inovasi fotokatalis lapis tipis nanopartikel Titanium dioxide (TiO2) doping N sebagai
anti bakteri dan pereduksi logam berat pada ikan di Pantai Depok Yogyakarta
mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya adalah:
1. Responsif Terhadap Cahaya Tampak
Dengan doping senyawa N terhadap semikonduktor TiO2 akan meningkatkan
kinerja aktivasi cahaya. Sebelum didoping TiO2hanya responsif terhadap sinar
UV, tetapi setelah didoping akan meningkatkan fotorespon TiO2 ke daerah panjang
gelombang sinar tampak yaitu untuk aplikasi cahaya matahari (λ> UV-A, 320 nm)
dan cahaya tampak (>400 nm).
2. Dapat meningkatkan kualitas ikan
Aktivitas semikonduktor fotokatalis N- TiO2 mempunyai aktivasi sebagai antibakteri
pada proses pembusukan ikan dan pereduksi kandungan logam berat pada ikan. Hal
tersebut dapat meingkatkan kualitas ikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan
harga jual ikan dan mampu bersaing di pasar internasional.
3. Berkelanjutan

16
Bahan alam semikonduktor TiO2 dan senyawa N di Indonesia ketersediaanya
melimpah, sehingga penerapan teknologi fotokatalis lapis tipis semikonduktor N-
TiO2 dapat berlangsung secara continue.
4.4. Manfaat Alat Pengawet Ikan dan Kerang Berbasis Nanomaterial
1. Manfaat Sosial :
a. Meningkatkan nilai gizi konsumsi masyarakat di Indonesia karena
ikan yang diawetkan terhindar dari limbah logam berat berbahaya..
2. Manfaat Ekonomi :
a. Meningkatkan pendapatan bagi penduduk di daerah sentra pengawetan
ikan dan daerah sentra produksi pengawetan ikan dan kerang di Indonesia
dan Meningkatkan nilai jual dari ikan .
b. Meningkatkan jumlah industri pengawetan ikan dan kerang hemat energi.
c. Menambah devisa negara dari hasil ekspor pengawetan ikan .

4.5. Pihak Terkait Dalam Implementasi

Terwujudnya peningkatan kualitas ikan melalui teknologi fotokatalis sangat


diperlukan dukungan dan komitmen dari berbagai pihak terkait. Berikut ini
beberapa peranan pihak terkait:

1. Pemerintah meliputi pemerintah daerah , pemerintah pusat, kementerian


kelautan dan perikanan, kementerian lingkungan hidup, dll. Pemberian izin
riset dan penerapan teknologi tipis N-TiO2 . Pengadaan dana penelitian
terkait segala bidang implementasi N-TiO2 skala laboratorium maupun skala
luas. Penyediaan data stastistik aktifitas nelayan, hasil produksi ikan
Pengkomunikasi dan mediator antara pihak pemenrintah daerah dan pihak
nelayan
2. Akademisi meliputi mahasiswa pengusul gagasan, peneliti, laboran, dosen
pembimbing, dll. Mengusulkan gagasan dan bertanggung jawab
terhadap jalannya riset dan program inovasi ini. Membimbing dan memberi
arahan dalam penelitian dan implementasinya. Mengkaji dan melakukan
riset semikonduktor senyawa N- TiO2 sebagai anti bakteri dan reduksi
logam berat. Mengkaji dan melakukan riset desain yang efektif.

17
3. Masyarakat Masyarakat meliputi nelayan dan orang yang berdomisili
diPantai Depok. Mendukung sosialisasi program dan teknologi fotokatalis ini.
Mendukung program dan riset dengan bijak dan baik.Memberikan
keleluasaan dan bantuan tenaga pada saat implementasi.
Adapun langkah strategis yang diambil dalam implementasi gagasan yaitu:
1. Observasi secara berkala terhadap sasaran program/riset.
2. Mempublikasikan hasil penelitian skala laboratorium.
3. Mengajukan perizinan ke pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
4. Mengajukan dukungan berupa hibah riset maupun dukungan lain ke
Kementrian ESDM, Kementrian Lingkungan Hidup, Kementrian Kelautan
dan Maritim, dan pihak-pihak terkait lain.
5. Sosialisasi kepada nelayan dan masyarakat.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Pembuatan kerangka alat pengawet dan pereduksi logam berat berbahaya
pada ikan dan kerang dapat dilakukan dengan memanfaatkan triplek dan
papan kayu bekisting sehingga dapat menekan harga pada proses pembuatan
alat tersebut.
2. Solusi dari terhadap penyediaan ikan dan kerang adalah pemanfatan
fungsional fotokatalis N-doped TiO2 yang merupakan material yang
cocok digunakan pada alat pengawet dan pereduksi logam berat berbahaya
pada ikan dan kerang karena adanya aktivitas antibakteri dan dapat
mereduksi logam berat berbahaya. Material nano TiO2 dapat dibuat
menggunakan material awal TiPP dengan metode sol gel. Metode
pelapisan N-doped TiO2 pada plat kaca dilakukan dengan menggunakan
metode spray sehingga didapat lapisan tipis dan merata N-doped TiO2
pada plat kaca.
5.2. Saran

18
1. Pada tahap selanjutnya alat ini dapat dimodifikasi menggunakan material lain
yang dapat menyerap toksik dan logam berat berbahaya sehingga keefektivan
alat ini meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Afrozi, A S. 2010. Sintesis dan Karakterisasi Katalis Nanokomposit Berbasis Titania
untuk Produksi Hidrogen dari Gliserol dan Air. Tesis. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
Almatsier, S, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.
Ashahi, T. Ohwaki, K. Aoki, Y. Taga, Science 293 (2001) 269–271
Brown, G.N., Birks, J.W. and Koval. 1992. Development and Characterization of
a Titanium-Dioxide Based Semiconductors Photoelectrochemical Detector.
Journal Analysis Chenmistry., Vol. 64
Burgess, Kevin David. 2007. Self-Cleaning Titania-Polyurethane Composites.

Cristallo G., Roncari E., Rinaldo A., Trifirò F. 2001. Study of anatase–rutile
transition phase in monolithic catalyst V2O5/TiO2 and V2O5. Applied Catal.
A General., Volume 209, 249–256.
Dartius (1996) Kandungan Logam Berat Dalam Kerang di Muara Sungai Asahan.
Artikel Lingkungan dan Pembangunan 16,1.
Gates, B.C.1991. Catalytic Chemistry.Kanada : John Willey&Sons,Inc.

Gunlazuardi J dan Tjahjanto R.T.2001. Preparasi Lapisan Tipis sebagai


Fotokatalis : Keterkaitan antara Ketebalan dan Aktivitas Fotokatalis. Jurnal
Penelitian Universitas Indonesia., Volume5, 81-91
Gusti, S. 2004. Gambaran Konsumsi Sayuran Pada Penghuni Asrama Mahasiswa
Universitas Indonesia Depok Tahun 2004. Skripsi Sarjana Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia. Jakarta
Jahari, dkk. 2001. Epidemiologi Konsumsi Serat di Indonesia. PUSLITBANG Gizi
DepKes RI.

19
Laksono,F.B. 2014. Alat Pengawet dan Pereduksi Logam Berat Berbahaya pada
Ikan dan Kerang Hemat Energi Berbasis nano N-Doped . Semaran :
Universitas Diponegoro
Lestari, D., Sunarto, W., Susatyo, Eko B. 2012. Preparasi Nano Komposit ZnO/TiO2
dengan Sonokimia serta Uji Aktivitasnya untuk Fotodegradasi Fenol.
Indonesian Journal of Chemical Science., 1(1)(2012).

Licciulli A., Lisi D. 2002. Self-Cleaning Glass. Universita Degli Studio Di Lecce

Liu, Xu; Liu, Zhongqing; Jian Zheng, Xin Yan, Dandan Li, Si Chen, Wei Chu,
2011,Characteristics of N-doped TiO2 nanotube arrays by N2-plasma for
visible lightdriven photocatalysis, College of Chemical Engineering, Sichuan
University: China
Lloyd, Richard. 1992. Pollution and Freshwater Fish, The Buckland Foundation.
Oxford. 18-40
Moeljanto. 2002. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Jakarta : Penebar
Swadaya
Nurhadi, I . 2011. Effects of Guava Leaf Extract (Psidium guajava) on Quality
Enhancement of Fresh Tilipia (Oreochromis niloticus), University of Riau:
Indonesia
Rani, S.C. Roy, M. Paulose, O.K. Varghese, G.K. Mor, S. Kim, S. Yoriya,
T.J.LaTempa, C.A. Grimes, Phys. Chem. Chem. Phys. 12 (2010) 2780–280
Samal, S.S.; Jeyaraman, P.; Vishwakarma, V, 2010, Sonochemical Coating of Ag-
TiO2 Nanoparticles on Textile Fabrics for Stain Repellency and Self-
Cleaning- TheIndian Scenario: A Review. Sathyabama University: India

Santoso, S, dkk, 2004. Kesehatan dan Gizi. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya.
Slamet; Syakur, R.; Danumulyo, W., 2003, Pengolahan Limbah Logam Berat
Chromium(VI) Dengan Fotokatalis TiO2, Universitas Indonesia: Jakarta
Sumoprastowo., 2000. Memilih dan Menyimpan Sayur Mayur, Buah Buahan dan
Bahan Makanan, Bumi Aksara. Jakarta
Sutarto, Ratri Indri Hapsari. 2007. Heavy Metal Contamination In Floating Net Fish
Culture (Cyprinus Carpio) At Cirata Water-Reservoir. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Syukri.T.,Ban, Y Ohya.,Y.Takahashi.2003. A symple Synthesis of Metallic Ni and Ni-
Co Alloy Fine Powder of Ni-Zn Nanoparticles selectively on Fine

20
Particles in The Liquid Phase. Material Transactions, Vol44, No.11 University
of Western Ontario:Canada
Wang, H.; Tang, B.; Li, X.; Ma, Y., 2011, Antibacterial Properties and Corrosion
Resistance of Nitrogen-doped TiO2 Coatings on Stainless Steel. Taiyuan
University of Technology: China
Winarno, F.G, 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia
Winarto, 2004. Memanfaatkan Tanaman Sayur Untuk Mengatasi Anek Penyakit.
Jakarta. Agromedia Pustaka.A
Wirakusumah, E.S. 2005. Buah dan Sayur Untuk Terapi. Jakarta. Penebar Swadaya.
Wu N.L., Lee M.S. 2004. Enhanced TiO2, photocatalysis by Cu in hidrogen
production from aqueous methanol solution. Volume 29, Issue 15, 16011605.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


1. Nama lengkap : Emas Agus Prastyo Wibowo
2. Tempat dan tanggal lahir : Wonogiri,18 Agustus 1995
3. Perguruan tinggi : Universitas Negeri Semarang
4. Jurusan/fakultas : Kimia/MIPA
5. Nomor Ponsel : 085728617618
6. E-mail : emasagus@ymail.com
7. Nama akun media sosial facebook: Emas Agus Prastyo Wibowo
8. Alamat rumah : Tunggul, Tasikhargo RT 03,RW01
9. Alamat Sekarang : Gang Waru RT 03/RW 01 Sekaran
10. Karya Ilmiah yang pernah dibuat :
 Atractive Entrepreneur House(AtEnHo) AnakJalanan menuju Indonesia
Berdaya
 Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Atenho di Kota Semarang
 Semangat ”45” Pemuda dalam Pendidikan Karakter MewujudkanGenerasi
Cemerlang Untuk Indonesia Emas 2045
 Jati Diri Manusia Sebagai “ Agen Of Changes” untuk Mengubah Wajah Bumi
Menjadi Lebih Baik
 Kriteria dan Prinsip Pemimpin Ideal Menyongsong Pilihan Presiden 2014
dalam Perspektif Islam
 Spiritualitas Ekologis Sebuah Kritik Atas Industrialisasi di Indonesia

21
 Grand Design Peningkatan Sumber Daya Manusia(SDM) Bagi Kontraktor
Putra Daerah Guna Meingkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi di
Indonesia
 Kajian Green Construction dalam Pembagunan Konstruksi di Indonesia
 Optimalisasi Pemberdayaan Hutan Berbasis Rakyat Menuju MDGs 2015
 Optimalisasi Pengelolaan Hutan Rakyat di Wonogiri
 Integrasi Nilai – nilai Tauhid dalam Pembelajaran Matematika dan Sains
Sebagai Pondasi Karakter Guna Mewujudkan Indonesia Emas 2015
 Pemanfaatan Nanoteknologi dalam Pengembangan Pupuk dan Pestisida
Organik Demi Meningkatkan Daya Saing Bangsa Menuju Kemandirian
Pangan Bangsa Indonesia.
 Model Pengembangan Pendidikan Agama Islam Multikultural Berbasis
Kearifan Lokal di Sekolah dan Madrasah sebagai Pondasi Karakter Siswa
Menuju Indonesia Emas 2015
 Penerapan Teknologi Fotolisis CuO/ yang Diaplikasikan Pada Proses
Degradasi Permetrin.
 Si-Penyu : Sistem Pengelolaan Kelautan dengan Teknologi Eksplorasi
Kelautan “ Equipment Eksplorasi dan Solar Cell “
 Pengembangan Kain Katun Swa- Bersih Berbasis Nanosol / Kitosan

 Serat Wol dan Poliester Self-cleaning : Aplikasi Nanoteknologi Lapis Tipis


dalam Fabrikasi Tekstil Melalui Sintesis Nanopartikel

22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : Irawati
Tempat dan tanggal lahir : Lebah, 26 Desember 1996
Perguruan tinggi : Universitas Negeri Semarang
Jurusan/fakultas : Kimia/MIPA
Nomor Ponsel : 087864873678
E-mail : iitawari@yahoo.com
Nama akun media sosial facebook: Raa Chemist
Alamat rumah : Praya, Lombok Tengah
Alamat Sekarang : Gang Waru no. 3b RT 03 / RW 02, sekaran
Karya Tulis yang pernah dibuat : -

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama lengkap : Navela Rahma Aji
Tempat dan tanggal lahir : Demak, 5 November 1996
Perguruan tinggi : Universitas Negeri Semarang
Jurusan/fakultas : Kimia/MIPA
Nomor Ponsel : 089624594155
E-mail : navela_rahma@yahoo.com
Nama akun media sosial facebook: Navela Rahma
Alamat rumah : Gaji RT 03, RW 06 Guntur Demak

23
Alamat Sekarang : Gang Jeruk, Sekaran, Gunung Pati

24

Anda mungkin juga menyukai