Diusulkan Oleh:
SEMARANG
2015
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “BPNS (Box Photocatalyst And Nanoparticles System) : Alat
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii
ABSTRAK........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1.Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2.Rumusan masalah.............................................................................. 3
1.3.Tujuan ............................................................................................... 3
1.4.Manfaat Penulisan............................................................................. 3
iv
4.4. Manfaat Alat Pengawet Ikan dan Kerang Berbasis Nanomaterial .. 16
4.5. Pihak Terkait dalam Implementasi.................................................... 17
BAB V PENUTUP........................................................................................... 18
5.1. Kesimpulan...................................................................................... 18
5.2. Saran................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19
LAMPIRAN..................................................................................................... 21
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1..........................................................................................................6
Gambar 2..........................................................................................................7
Gambar 3..........................................................................................................9
Gambar 4..........................................................................................................12
Gambar 5..........................................................................................................12
Gambar 6..........................................................................................................13
vi
ABSTRAK
Ikan, kerang, sayuran dan buah-buahan adalah makanan primer bagi masyarakat
Indonesia. Makanan itu banyak tercemar logam berat berbahaya seperti Pb, Hg, Cd,
Cu dan Zn yang bersifat toksik, untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya
solusi untuk mengurangi logam berat berbahaya sekaligus mengawetkan makanan
tersebut melalui metode sederhana yaitu menggunakan fotokatalis N-doped .
Hasil SEM menunjukkan morfologi yang baik dan mengandung C 13.75 %, N 54.76
% dan 31.48 %. Hasil analisis logam Pb menggunakan Spektrofometer Serapan
Atom yakni ikan tanpa perlakuan sebesar 0,22895 g/kg, didinginkan 0,2258 g/kg
sedangkan dengan metode ini 0,1196. Untuk sayuran sawi putih tanpa perlakuan
0,0522 g/kg , didinginkan 0,0485 g/kg, dan dengan metode ini 0,0196 g/kg.
Untuk buah tomat tanpa perlakuan 0,0492 g/kg, didinginkan 0,0394 g/kg, dan
dengan metode ini 0,0165 g/kg Alat ini dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi masyarakat sebagai instrument pengawetan ikan dan kerang
sehingga masyarakat Indonesia dapat menikmati makanan tersebut dengan lebih
aman.
Kata Kunci : Alat Pengawet dan Pereduksi Logam Berat, Fotokatalis, N-doped
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pengawetan ikan dan kerang selama ini dilakukan dengan beberapa metode
yaitu pembekuan dengan freezer atau kulkas, pengasapan, pengasinan dan
penambahan bahan pengawet (Nurhadi, 2011). Masing-masing proses pengawetan
tersebut memiliki kelemahan seperti pada proses pembekuan diperlukan energi yang
tinggi dan menimbulkan hasil samping seperti freon yang berbahaya bagi lingkungan.
Pada proses pengasapan dihasilkan emisi gas berbahaya CO serta rasa dan tekstur
ikan menjadi berubah. Pada proses pengasinan terjadi perubahan rasa, dan
penggunaan bahan pengawet pada ikan dan kerang akan menimbulkan bahaya bagi
konsumen (Winarno, 2004).
Nanoteknologi di dunia saat ini berkembang begitu pesat. Salah satu contohnya
dioksida berukuran nano terkena sinar UV maka akan membentuk senyawa super
oksida yang dapat mengoksidasi berbagai senyawa organik sehingga menjadi karbon
dioksida ( ) dan air ( ) (Samal et al, 2010). Sifat yang dapat mengoksidasi
pembuatan alat pengawet dan pereduksi logam berbahaya pada ikan dan kerang.
Berdasarkan pemanfaatannya sebagai alat pengawet dan pereduksi logam berat
yaitu hanya bisa diinisiasi dengan sinar UV ( Liu et al, 2011), padahal cahaya UV
dapat merusak kandungan protein pada ikan dan kerang sehingga perlu dilakukan
modifikasi terhadap material tersebut agar bekerja pada rentang cahaya tampak. Salah
satu solusi dari masalah ini adalah melapisi dengan Nitrogen (Rani et al, 2010).
2
Pelapisan dengan gas nitrogen akan menaikan aktivitas pendekomposisian
senyawa organik hinggga panjang gelombang 550 nm (Ashahi et al, 2001) atau dapat
dengan menggunakan cahaya tampak (Wang, 2011). Selain itu fotokatalis dengan N-
doped dapat mereduksi logam berat berbahaya seperti Cr(VI) hingga 80%
(Slamet, 2003).
Berdasarkan fakta diatas maka salah satu inovasi yang akan menjadi solusi
pemecahan masalah terhadap sistem pengawetan dan logam berat berbahaya pada
ikan dan kerang adalah dengan membuat alat pengawet dan pereduksi logam berat
berbahya pada makanan (sayuran, buah-buahan, ikan dan kerang dengan N-doped
. Alat tersebut berfungsi mengawetkan ikan dan kerang dengan adanya aktivitas
antibakteri yang tinggi serta dapat mereduksi logam berat berbahaya pada ikan,
sayuran dan buah-buahan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana alat pengawet dan pereduksi logam berat pada ikan kerang,
sayuran , dan buah-buahan ?
2. Bagaimana solusi terhadap penyediaan ikan dan kerang yang aman bagi
masyarakat Indonesia dengan sistem pengawetan hemat energi dan
detoxifikasi logam berat melalui reaksi fotokatalis oleh cahaya tampak ?
3
1. Mengetahui alat pengawet dan pereduksi logam berat pada ikan dan kerang.
2. Mengetahui solusi terhadap penyediaan ikan dan kerang yang aman bagi
masyarakat Indonesia dengan sistem pengawetan hemat energi dan
detoxifikasi logam berat melalui reaksi fotokatalis oleh cahaya tampak.
1.4. Manfaat
1. Terciptanya alat pengawet dan pereduksi logam berat berbahaya pada ikan
dan kerang yang hemat energi dengan biaya pembuatan yang murah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Sayuran juga dikenal sebagai bahan pangan yang mempunyai banyak khasiat
bagi kehidupan manusia. Sayur mempunyai fungsi yang sama dalam tubuh yaitu
sebagai penyedia vitamin dan mineral. Di dalam sayuran hijau dan kuning juga
terdapat karotenoid dimana bila kita hanya sedikit mengonsumsi karotenoid maka
risiko terserang kanker paru-paru semakin tinggi. Kandungan antioksidan yang
banyak terdapat dalam sayuran juga sangat penting di dalam melawan radikal bebas
dan zat-zat karsinogenik (Gusti, 2004). Seperti sayuran, buah pun merupakan
kebutuhan penting untuk tubuh kita.
Buah-buahan merupakan sumber vitamin dan mineral, tetapi pada jenis buah-
buahan tersebut juga menghasilkan cukup banyak energi. Buah-buahan biasanya
dipergunakan sebagai pencuci mulut. Pada umumnya, buah pencuci mulut
memberikan rasa manis dan kadang-kadang memberikan rasa asam. Rasa manis ini
berasal dari sukrosa, glukosa, maltosa atau fruktosa. Yang mengandung fruktosa,
buah akan terasa manis, sedangkan yang mengandung glukosa dan maltosa kurang
begitu manis (Wirakusumah, 2005).
2.2. Pencemaran Laut di Indonesia dan Kelemahan Sistem Pengawetan Ikan
dan Kerang di Indonesia
Laut merupakan tempat bermuaranya semua sungai. Pencemaran air
laut biasanya diakibatkan oleh limbah industri. Limbah industri kebanyakan
merupakan logam-logam berat sehingga berbahaya bagi lingkungan. Berbagai
organisme laut seperti ikan dan kerang di Indonesia sudah banyak tercemar,
pencemaran ini terutama diakibatkan logam berat berbahaya pada laut. Bila logam
berat seperti Pb, Hg, Cd, Cu dan Zn yang bersifat toksik berada dalam jaringan
tubuh organisme laut seperti ikan dan kerang dalam konsentrasi yang tinggi,
kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan
manusia (Sutarto, 2007).
Pengawetan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menghambat atau
menghentikan kegiatan zat-zat dan mikroorganisme yang dapat menimbulkan
pembusukan dan kerusakan (Moeljanto, 2002). Pengawetan ikan dan kerang di
Indonesia selama ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu pembekuan
5
dengan freezer atau kulkas, pengasapan, pengasinan dan penambahan bahan
pengawet (Nurhadi, 2011). Masing-masing proses pengawetan tersebut memiliki
kelemahan seperti pada proses pembekuan diperlukan energi yang tinggi dan
menimbulkan hasil samping seperti freon yang berbahaya bagi lingkungan. Pada
proses pengasapan dihasilkan emisi gas berbahaya CO serta rasa dan tekstur ikan
menjadi berubah. Pada proses pengasinan terjadi perubahan rasa, dan penggunaan
bahan pengawet pada ikan dan kerang akan menimbulkan bahaya bagi konsumen
(Winarno, 2004).
Titanium dioksida ( ) juga bisa disebut Titania atau Titanium (IV) oksida
merupakan bentuk oksida dari titanium secara kimia dapat dituliskan . Senyawa
ini dimanfaatkan secara luas sebagai pigmen bakterisida, pasta gigi, fotokatalis dan
fotoaktivitas dan stabilitas kimia tinggi serta tahan terhadap fotokorosi dalam semua
kondisi larutan kecuali pada larutan yang sangat asam atau mengandung fluoride.
6
(a) ( b) (c)
bentuk rutile maupun brookite. anatase ini memiliki ukuran partikel yang lebih
kecil dan permukaan yang lebih luas sehingga sifat katalitiknya lebih baik (Syukri,
2003). Bentuk kristal anatase diamati terjadi pada pemanasan bubuk mulai dari
suhu 120ºC dan mencapai sempurna pada suhu 500ºC (Gunlazuardi dan Tjahjanto,
2001).
Struktur kristal brookite sulit untuk dipreparasi sehingga biasanya hanya
struktur kristal rutile dan anatase yang umum digunakan pada reaksi fotokatalitik.
Secara fotokatalitik, struktur anatase menunjukkan aktivitas yang lebih baik dari segi
kereaktifan dibandingkan dengan struktur rutile (Wu, 2004). Struktur anatase
merupakan bentuk yang paling sering digunakan karena memiliki luas permukaan
serbuk yang lebih besar serta ukuran partikel yang lebih kecil dibandingkan dengan
struktur rutile dan struktur ini muncul pada rentang suhu pemanasan dekomposisi
senyawa titanium (400-650°C). Selain itu band gap energi anatase lebih besar
daripada rutile sehingga memiliki aktivitas fotokatalitik yang tinggi (Licciuli, 2002).
Proses Fotokatalis Oleh N-doped Titanium dioksida
7
Gambar 2. Mekanisme Reaksi Fotokatalis N-doped TiO2
BAB III
METODE PENELITIAN
8
2. Tersedianya alat ini yang dapat menyediakan makanan yang aman bagi
masyarakat Indonesia.
3.3 DATA DAN SUMBER DATA
Data dalam penulisan karya tulis ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer meliputi referensi/literatur yang menerangkan sintesis nano N- doped
Titanium dioksida dan proses fotokatalisnya. Adapun data sekunder adalah buku-
buku yang relevan dengan topik penulisan, karya tulis ilmiah, dan artikel dari
internet. Sumber kajian ini diharapkan dapat memperkuat dan mempertajam
pembahasan. Eksperimen berupa miniriset dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik
Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang selama Bulan Mei- Juli 2015
Bahan: Titanium (iv) isopropoxide Sigma Aldrich, , etanol, urea, dan aquades.
Sintesis –N
9
Uji pengawet dan
pereduksi logam berat
3.4.2.2. Sintesis –N
Prosedur penelitian ini dibuat sol – N yang kemudian dilapiskan pada substrat
kaca dengan cara spray coating sebanyak 10 kali dan dikeringkan dengan
akan dilakukan uji pengawet dan pereduksi logam berat berbahaya pada ikan, kerang,
perbandingan mol yakni 4:1 yang merupakan rasio hidrolisis dalam sintesis
ditambahkan 3,98 gram TTIP dengan cara meletakkan erlenmeyer berisi larutan dan
magnetic bar ke atas timbangan digital dengan skala 0 dan meneteskan TTIP pelan-
pelan sampai timbangan menunjukkan angka 3,98 gram. Lalu 5 ml etanol dalam gelas
kimia diletakkan di timbangan digital dan ditambahkan 1,008 gram aquades. Lalu
10
meneteskan etanol di gelas kimia tetes demi tetes sampai habis dan sembari diaduk
selama 5 jam agar menjadi nanosol. Langkah kedua yakni melarutkan larutan urea
11
BAB IV
PEMBAHASAN
12
Gambar 4. Alat Pengawet dan Pereduksi Logam Berat
Senyawa superoksida
yang dapat membunuh
Bakteri
bakteri
Plat kaca N-
Sumber cahaya
tampak dari sinar
matahari
Cahaya Matahari
Alat pengawet dan pereduksi logam berat berbahaya pada ikan dan kerang ini
berharga ekonomis. Selain itu alat ini juga tidak menghasilkan hasil samping
yang berbahaya bagi lingkungan dan alat ini membutuhkan energi yang rendah.
Sehingga dengan adanya inovasi dan desain alat tersebut diharapkan dapat
menangani permasalahan mengenai sistem pengawetan dan masalah logam berat
berbahaya pada ikan ataupun kerang di Indonesia.
4.2. Analisis SEM EDX dan Uji Keefektifan Alat Pengawet dan Pereduksi
Logam Berat Berbahaya Pada Ikan, Kerang, Sayuran dan Buah
buahan
Morfologi N-Doped
Perbesaran 3000 X Perbesaran 4000X
Perbesaran 5000 X
13
Berdasarkan hasil SEM (Scanning Electron Microscopy) di atas dapat disimpulkan
bahwa:
Pada perbesaran SEM 3000x terlihat bahwa material terlapis belum bagus dan masih
menggumpal . Pada perbesaran SEM 400x terlihat bahwa nanopartikel TiO 2
berbentuk kristal bulat, terlapis secara kuat, dan sangat rapat. Pada perbesaran SEM
500x menunjukkan bahwa material terlapis dengan ukuran berbeda yaitu dalam N-
doped TiO2. Tujuan dari analisis dengan menggunakan EDX adalah untuk mengetahui
kandungan unsur atau senyawa yang terdapat dalam sampel.
kalibrasi4800
standar masing-masing unsur sehingga akan diperoleh konsentrasi regresi
T iK a
masing-masing
4000 unsur. Kadar unsur dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Kadar = 3200
Creg x P x V / G mgkg
C o u n ts
dengan 2400
CKa
T iK b
T iK e s c
T iL a
1600
Creg= konsentrasi regresi
800
P = faktor pengenceran
0
V = volume0.00
pelarutan
1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
keV
G = berat sampel
14
Tabel 1. Hasil analisis kandungan logam berat Pb dalam ikan dan kerang di daerah
Sekaran Gunung Pati Semarang
Variasi sampel Kadar Logam Pb (µg/kg)
Ikan Kerang
Tabel 2. Hasil analisis kandungan logam berat Cd dalam sayuran ( sawi putih) dan
buah tomat di daerah Sekaran Gunung Pati Semarang
Variasi sampel Kadar Logam Pb (µg/kg)
Sawi putih Tomat
Dari Tabel 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa ikan, kerang, sayuran, dan buah-buahan
dengan tanpa perlakuan, didinginkan dan dengan menggunakan alat pengawet ini
mengalami penurunan. Hasil terbaik ditunjukkan sampel dengan alat pengawet dan
pereduksi logam berat berbahaya pada makanan tersebut.
15
lokasi di Sekaran Gunung Pati belum melebihi ambang batas maksimum yang
diperbolehkan yaitu di bawah konsentrasi 2,0 µg/L dan 1,0 µg/L sesuai Keputusan
Dirjen POM Republik Indonesia (Dartius, 1996).Terdeteksinya timbal dan kadmium
di dalam sayuran dikatakan sebagai kontaminasi makanan karena timbal dan
kadmium merupakan logam yang berbahaya bagi tubuh. Adanya cemaran logam
timbal pada sayuran dapat terjadi pencemaran tanah oleh kendaraan bermotor jug
akibat penggunaan alat-alat pertanian yang berbahan logam sehingga dapat terjadi
migrasi timbal ke sayur, sedangkan adanya cemaran kadmium disebabkan oleh
penggunaan pupuk fosfat yaitu TSP yang dapat mencemari tanah.
16
Bahan alam semikonduktor TiO2 dan senyawa N di Indonesia ketersediaanya
melimpah, sehingga penerapan teknologi fotokatalis lapis tipis semikonduktor N-
TiO2 dapat berlangsung secara continue.
4.4. Manfaat Alat Pengawet Ikan dan Kerang Berbasis Nanomaterial
1. Manfaat Sosial :
a. Meningkatkan nilai gizi konsumsi masyarakat di Indonesia karena
ikan yang diawetkan terhindar dari limbah logam berat berbahaya..
2. Manfaat Ekonomi :
a. Meningkatkan pendapatan bagi penduduk di daerah sentra pengawetan
ikan dan daerah sentra produksi pengawetan ikan dan kerang di Indonesia
dan Meningkatkan nilai jual dari ikan .
b. Meningkatkan jumlah industri pengawetan ikan dan kerang hemat energi.
c. Menambah devisa negara dari hasil ekspor pengawetan ikan .
17
3. Masyarakat Masyarakat meliputi nelayan dan orang yang berdomisili
diPantai Depok. Mendukung sosialisasi program dan teknologi fotokatalis ini.
Mendukung program dan riset dengan bijak dan baik.Memberikan
keleluasaan dan bantuan tenaga pada saat implementasi.
Adapun langkah strategis yang diambil dalam implementasi gagasan yaitu:
1. Observasi secara berkala terhadap sasaran program/riset.
2. Mempublikasikan hasil penelitian skala laboratorium.
3. Mengajukan perizinan ke pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
4. Mengajukan dukungan berupa hibah riset maupun dukungan lain ke
Kementrian ESDM, Kementrian Lingkungan Hidup, Kementrian Kelautan
dan Maritim, dan pihak-pihak terkait lain.
5. Sosialisasi kepada nelayan dan masyarakat.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Pembuatan kerangka alat pengawet dan pereduksi logam berat berbahaya
pada ikan dan kerang dapat dilakukan dengan memanfaatkan triplek dan
papan kayu bekisting sehingga dapat menekan harga pada proses pembuatan
alat tersebut.
2. Solusi dari terhadap penyediaan ikan dan kerang adalah pemanfatan
fungsional fotokatalis N-doped TiO2 yang merupakan material yang
cocok digunakan pada alat pengawet dan pereduksi logam berat berbahaya
pada ikan dan kerang karena adanya aktivitas antibakteri dan dapat
mereduksi logam berat berbahaya. Material nano TiO2 dapat dibuat
menggunakan material awal TiPP dengan metode sol gel. Metode
pelapisan N-doped TiO2 pada plat kaca dilakukan dengan menggunakan
metode spray sehingga didapat lapisan tipis dan merata N-doped TiO2
pada plat kaca.
5.2. Saran
18
1. Pada tahap selanjutnya alat ini dapat dimodifikasi menggunakan material lain
yang dapat menyerap toksik dan logam berat berbahaya sehingga keefektivan
alat ini meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Afrozi, A S. 2010. Sintesis dan Karakterisasi Katalis Nanokomposit Berbasis Titania
untuk Produksi Hidrogen dari Gliserol dan Air. Tesis. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
Almatsier, S, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.
Ashahi, T. Ohwaki, K. Aoki, Y. Taga, Science 293 (2001) 269–271
Brown, G.N., Birks, J.W. and Koval. 1992. Development and Characterization of
a Titanium-Dioxide Based Semiconductors Photoelectrochemical Detector.
Journal Analysis Chenmistry., Vol. 64
Burgess, Kevin David. 2007. Self-Cleaning Titania-Polyurethane Composites.
Cristallo G., Roncari E., Rinaldo A., Trifirò F. 2001. Study of anatase–rutile
transition phase in monolithic catalyst V2O5/TiO2 and V2O5. Applied Catal.
A General., Volume 209, 249–256.
Dartius (1996) Kandungan Logam Berat Dalam Kerang di Muara Sungai Asahan.
Artikel Lingkungan dan Pembangunan 16,1.
Gates, B.C.1991. Catalytic Chemistry.Kanada : John Willey&Sons,Inc.
19
Laksono,F.B. 2014. Alat Pengawet dan Pereduksi Logam Berat Berbahaya pada
Ikan dan Kerang Hemat Energi Berbasis nano N-Doped . Semaran :
Universitas Diponegoro
Lestari, D., Sunarto, W., Susatyo, Eko B. 2012. Preparasi Nano Komposit ZnO/TiO2
dengan Sonokimia serta Uji Aktivitasnya untuk Fotodegradasi Fenol.
Indonesian Journal of Chemical Science., 1(1)(2012).
Licciulli A., Lisi D. 2002. Self-Cleaning Glass. Universita Degli Studio Di Lecce
Liu, Xu; Liu, Zhongqing; Jian Zheng, Xin Yan, Dandan Li, Si Chen, Wei Chu,
2011,Characteristics of N-doped TiO2 nanotube arrays by N2-plasma for
visible lightdriven photocatalysis, College of Chemical Engineering, Sichuan
University: China
Lloyd, Richard. 1992. Pollution and Freshwater Fish, The Buckland Foundation.
Oxford. 18-40
Moeljanto. 2002. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Jakarta : Penebar
Swadaya
Nurhadi, I . 2011. Effects of Guava Leaf Extract (Psidium guajava) on Quality
Enhancement of Fresh Tilipia (Oreochromis niloticus), University of Riau:
Indonesia
Rani, S.C. Roy, M. Paulose, O.K. Varghese, G.K. Mor, S. Kim, S. Yoriya,
T.J.LaTempa, C.A. Grimes, Phys. Chem. Chem. Phys. 12 (2010) 2780–280
Samal, S.S.; Jeyaraman, P.; Vishwakarma, V, 2010, Sonochemical Coating of Ag-
TiO2 Nanoparticles on Textile Fabrics for Stain Repellency and Self-
Cleaning- TheIndian Scenario: A Review. Sathyabama University: India
Santoso, S, dkk, 2004. Kesehatan dan Gizi. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya.
Slamet; Syakur, R.; Danumulyo, W., 2003, Pengolahan Limbah Logam Berat
Chromium(VI) Dengan Fotokatalis TiO2, Universitas Indonesia: Jakarta
Sumoprastowo., 2000. Memilih dan Menyimpan Sayur Mayur, Buah Buahan dan
Bahan Makanan, Bumi Aksara. Jakarta
Sutarto, Ratri Indri Hapsari. 2007. Heavy Metal Contamination In Floating Net Fish
Culture (Cyprinus Carpio) At Cirata Water-Reservoir. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Syukri.T.,Ban, Y Ohya.,Y.Takahashi.2003. A symple Synthesis of Metallic Ni and Ni-
Co Alloy Fine Powder of Ni-Zn Nanoparticles selectively on Fine
20
Particles in The Liquid Phase. Material Transactions, Vol44, No.11 University
of Western Ontario:Canada
Wang, H.; Tang, B.; Li, X.; Ma, Y., 2011, Antibacterial Properties and Corrosion
Resistance of Nitrogen-doped TiO2 Coatings on Stainless Steel. Taiyuan
University of Technology: China
Winarno, F.G, 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia
Winarto, 2004. Memanfaatkan Tanaman Sayur Untuk Mengatasi Anek Penyakit.
Jakarta. Agromedia Pustaka.A
Wirakusumah, E.S. 2005. Buah dan Sayur Untuk Terapi. Jakarta. Penebar Swadaya.
Wu N.L., Lee M.S. 2004. Enhanced TiO2, photocatalysis by Cu in hidrogen
production from aqueous methanol solution. Volume 29, Issue 15, 16011605.
21
Grand Design Peningkatan Sumber Daya Manusia(SDM) Bagi Kontraktor
Putra Daerah Guna Meingkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi di
Indonesia
Kajian Green Construction dalam Pembagunan Konstruksi di Indonesia
Optimalisasi Pemberdayaan Hutan Berbasis Rakyat Menuju MDGs 2015
Optimalisasi Pengelolaan Hutan Rakyat di Wonogiri
Integrasi Nilai – nilai Tauhid dalam Pembelajaran Matematika dan Sains
Sebagai Pondasi Karakter Guna Mewujudkan Indonesia Emas 2015
Pemanfaatan Nanoteknologi dalam Pengembangan Pupuk dan Pestisida
Organik Demi Meningkatkan Daya Saing Bangsa Menuju Kemandirian
Pangan Bangsa Indonesia.
Model Pengembangan Pendidikan Agama Islam Multikultural Berbasis
Kearifan Lokal di Sekolah dan Madrasah sebagai Pondasi Karakter Siswa
Menuju Indonesia Emas 2015
Penerapan Teknologi Fotolisis CuO/ yang Diaplikasikan Pada Proses
Degradasi Permetrin.
Si-Penyu : Sistem Pengelolaan Kelautan dengan Teknologi Eksplorasi
Kelautan “ Equipment Eksplorasi dan Solar Cell “
Pengembangan Kain Katun Swa- Bersih Berbasis Nanosol / Kitosan
22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : Irawati
Tempat dan tanggal lahir : Lebah, 26 Desember 1996
Perguruan tinggi : Universitas Negeri Semarang
Jurusan/fakultas : Kimia/MIPA
Nomor Ponsel : 087864873678
E-mail : iitawari@yahoo.com
Nama akun media sosial facebook: Raa Chemist
Alamat rumah : Praya, Lombok Tengah
Alamat Sekarang : Gang Waru no. 3b RT 03 / RW 02, sekaran
Karya Tulis yang pernah dibuat : -
23
Alamat Sekarang : Gang Jeruk, Sekaran, Gunung Pati
24