Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang


dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis. Beberapa upaya yang harus dilakukan
pemerintah diantaranya mengatasi potensi dan permasalahan pembangunan
kesehatan Indonesia. Potensi dan masalah kesehatan di Indonesia yang perlu
mendapat perhatian serius dari pemerintah di antaranya adalah kesehatan ibu
dan anak, kesehatan anak usia sekolah dan remaja, kesehatan usia kerja dan
usia lanjut, gizi masyarakat, penyakit menular, penyakit tidak menular,
penyehatan lingkungan, kesehatan jiwa, serta akses dan kualitas pelayanan
kesehatan (www.depkes.go.id). Dari beberapa permasalahan yang ada,
permasalahan kesehatan jiwa kurang mendapatkan perhatian yang serius
dikarenakan adanya kecenderungan seseorang melihat kesehatan fisik saja
dan cenderung mengabaikan kesehatan jiwa. Padahal kesehatan jiwa
merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan masyarakat di
Indonesia. Seorang masyarakat yang sehat secara jiwa akan memberikan
kontribusi yang berarti dalam pembangunan manusia.

Seperti yang dikutip dari Rencana Strategi Kementrian Kesehatan


Tahun 2015 sampai 2019 dalam www.depkes.go.id diungkapkan bahwa
permasalahan kesehatan jiwa sangan besar dan menimbulkan beban
kesehatan yang signifikan. Data dari Riskesdas tahun 2011, prevalensi
gangguan mental emosional (gejala – gejala depresi dan ansietas), sebesar 6%
untuk usia 15 tahun ke atas. Hal ini berarti lebih dari 14 juta jiwa menderita
gangguan mental emosional di Indonesia. Sedangkan untuk gangguan jiwa
berat seperti gangguan psikosis, prevalensinya adalah 1,7 per 1000 penduduk.
Ini berarti lebih dari 400.000 orang menderita gangguan jiwa berat (psikotis).

Menurut Undang – undang nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan


jiwa bab I Ketentuan Umum pasal 1 dalam undang – undang yang dimaksud
dengan kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya (binfar.kemkes.go.id).
Gangguan jiwa dapat muncul dikarenakan karena seorang individu
tidak memiliki koping yang positif terhadap masalah yang dihadapinya
sehingga masalah tersebut akan berlarut – larut dan menyebabkan stres yang
berkepanjangan pada individu. Stres yang berkepanjangan akan menyebabkan
terhambatnya proses perkembangan seseorang serta dapat menyebabkan
seseorang mengalami keputusasaan dan ketidakberdayaan. Dalam hal ini
perlu diketahui bahwa keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan.
Individu yang putus asa tidak melihat adanya solusi untuk mengatasi
masalahnya atau jalan untuk mencapai keinginannnya, bahkan ia sangat
merasa ingin memegang kendali atas hidupnnya. Individu yang tidak berdaya
mungkin melihat alternatif atau jawaban untuk masalahnya, tetapi tidak
mampu berbuat apa pun karena persepsi tentang control dan sumber yang
ada. Ketidakberdayaan yang berkepanjangan bisa menyebabkan
keputusasaan.
Sebagai seorang perawat yang merupakan ujung tombak dalam
pelayanan kesehatan, maka kita perlu mengetahui berbagai macam
permasalahan dan gangguan kejiwaan yang ada sehingga dapat melakukan
asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan masalah atau gangguan
kejiwaan. Dalam makalah ini tim penulis akan membahas secara keseluruhan
dalam bidang keperawatan mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan
ketidakberdayaan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Diharapkan mahasiswa program studi S 1 Keperawatan STIKes
Dharma Husada Bandung dapat memahami dan menerapkan asuhan
keperawatan pada klien dengan ketidakberdayaan.
2. Tujuan khusus

Diharapkan mahasiswa program studi S 1 Keperawatan STIKes


Dharma Husada Bandung dapat :

a. Mengetahui definisi ketidakberdayaan.


b. Mengetahui tanda dan gejala ketidakberdayaan.
c. Mengetahui tingkatan ketidakberdayaan.
d. Mengetahui klasifikasi ketidakberdayaan.
e. Mengetahui rentang respon ketidakberdayaan.
f. Mengetahui faktor predisposisi ketidakberdayaan.
g. Mengetahui faktor presipitasi ketidakberdayaan.
h. Mengetahui mekanisme koping ketidakberdayaan.
i. Mengetahui proses terjadinya masalah ketidakberdayaan.
j. Mengetahui fokus data pengkajian pada klien dengan
ketidakberdayaan.
k. Mengetahui masalah keperawawata pada klien dengan
ketidakberdayaan.
l. Mengetahui analisa data pada klien dengan ketidakberdayaan.
m. Mengetahui diagnosa keperawatan pada klien dengan
ketidakberdayaan.
n. Mengetahui dan menerapkan rencana tindakan keperawatan (nursing
care plan) pada klien dengan ketidakberdayaan.

C. Manfaat Penulisan Makalah

Sebagai pengetahuan dan memberikan gambaran bagi mahasiswa


keperawatan mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan
ketidakberdayaan.

D. Metode penulisan
Pada penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif,
yang materi penulisannya diperoleh dari beberapa referensi seperti buku dan
penelusuran internet.

DAFTAR PUSTAKA

RI, Kementrian Kesehatan.2015.Rencana Strategi Kementrian Kesehatan Tahun


2015 – 2019 dalam www.depkes.go.id diakses tanggal 03/10/16 jam 10.30

Republik Indonesia, Presiden.2014.Kesehatan Jiwa[pdf] dalam


binfar.kemkes.go.id diakses tanggal 03/10/16 jam 10.30

Anda mungkin juga menyukai