Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL MUSLIM

MAKNA SPIRITUAL DARI SHALAT

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhan Keperawatan Spiritual
Muslim I

Disusun oleh :

1. Alma Triana (032016038)


2. Fitria Kanda Putri (032016039)
3. Fakhri Agustyosa (032016054)
4. Astri Nurul S.P (032016056)
5. Winda Sri Nurany (032016063)
6. Sintia Nursafitri (032016066)

Prodi :

Sarjana Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Bandung

Tahun Akademik

2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan jiwa ini
dengan judul” DEFISIT PERAWATAN DIRI” tepat pada waktunya. Tak lupa
sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita berada di zaman terang benderang
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah berikutnya. Taklupa,kami mengucapkan
terimakasih kepada rekan kelompok kami yang telah bekerjasama dalam
mengerjakan makalah ini, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Penyusun

Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai umat islam yang patuh akan segala kewajiab beragama,
sudah buklan hal yang ganjil lagi jika dia sering melakukan berbagai hal
terkait dengan ibadah. Seperti sholat, puasa, haji, zakat, bersuci dan
sebagainya. Kesemua hal itu dilakukan semata-mata untuk memenuhoi
kewajiban sebagai umat islam serta bentuk ketaatan kita kepada Allah SWT.
Tak jarang pula umat islam yang memaknai ibadah sebagai
peraturan wajib yang harus dipenuhi. Ibadah yang mereka lakukan semata-
mata hanya untuk menggugurkan kewajibannya bukan untuk
berkomunikasi dengan Sang Khaliq. Mereka belum bisa menghayati
hakikat apa yang sebenarnya terkandung dalam pelaksanaan ibadah itu
sendiri. Sehingga banyak muslim yang kelihatannya taat padahal mereka
belum bisa memaknai arti ibadah yang mereka lakukan.
Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini kami akan mengulas
tentang makna spiritual Shalat. Kami harap dengan adanya pengetahuan
tentang makna spiritual dalam sholat, kita tak lagi menyepelekan kewajiban
sholat, tapi juga bisa memaknainya dengan hati.
Seorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung (direct
connecting) dengan Allah SWT. Dengan demikian, tercipta rasa aman,
tenang, damai, indah, sejuk, dan lapang di dada, seperti yang dilukiskan
Allah dalam ayat, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allahlah hati menjadi tenteram." (QS ar-Rad [13]:29). Karena
itulah, Allah SWT menyerukan, "Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku."
(QS Thaha [20]:14).
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakekat dari shalat?
2. Mengapa Allah mewajibkan shalat?
3. Apa tujuan dan fungsi sholat?
4. Bagaimana akhlak dalam shalat?
5. Apa saja hikmah shalat?
6. Apa makna spiritual sholat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa hakekat dari shalat.
2. Untuk mengetahui mengapa Allah mewajibkan shalat.
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi sholat.
4. Untuk mengetahui akhlak dalam shalat.
5. Untuk mengetahui apa saja hikmah shalat.
6. Untuk mengetahui makna spiritual sholat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat Shalat
Shalat berasal dari kata shalla secara harfiah berarti seruan atau doa,
yakni seruan seorang hamba kepada Tuhan, pencipta seluruh alam. Jadi
shalat adalah bentuk doa paling murni atau paling tinggi. Sebagaimana
termaksud di firman Allah SWT dalam QS. At-Taubah 103 yang
artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Sedangkan shalat dalam arti rahmat bisa ditemukan dalam QS. Al-
Ahzab: 43.

‫ت ِمن ِلي ُْخ ِرج ُك ْم ومَلئِكتُهُ عل ْي ُك ْم يُص ِلي الَّذِي هُو‬ ِ ُّ‫ر ِحي ًما ِب ْال ُمؤْ ِمنِين وكان ۚ الن‬
ُّ ‫ور ِإلى ال‬
ِ ‫ظلُما‬
“ Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya
(memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari
kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha
Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ahzab: 43)
Menurut pengertian syara atau secara istilah, shalat ialah ibadah
dalam bentuk perkataan dan perbuatan tertentu dengan menghadirkan
hati secara ikhlas dan khusyu, dimulai dengan takbiratul ihram dan
diakhiri dengan salam menurut syarat-syarat dan rukun –rukun yang
telah ditentukan syara’. Dari pengertian ini bisa diambil pemahaman
bahwa seorang yang melakukan shalat dituntut agar seluruh sikap dan
perhatiannya ditunjukkan semata-mata hanya kepada Allah SWT.
Didalam islam, shalat mempunyai arti penting dan kedudukan yang
sangat istimewa, antara lain :
1. Shalat merupakan ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh
Allah SWT yang perintahnya langsung diterima Rasulullah SAW
pada malam Isra mi’raj.
2. Shalat merupakan tiang agama.
3. Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab pada hari
kiamat.
Ibnul Qoyyim rahimahullah menguraikan hakikat shalat, “Tidak
dapat diragukan bahwa shalat merupakan perkara yang
menggembirakan hati bagi orang yang mencintainya dan merupakan
kenikmatan ruh bagi orang yang mengesakan Allah, serta parameter
jalan menuju Allah. Shalat merupakan rahmat Allah yang
dianugerahkan kepada hamba-Nya, Allah memberi petunjuk kepada
mereka untuk bisa melaksanakannya dan memperkenalkannya sebagai
rahmat dan kehormatan bagi mereka, karena dengan shalat memperoleh
kemulian dan keberuntungan karena dekat dengan-Nya. Dengan shalat,
hati dan seluruh anggota tubuh beribadah. Dalam shalat, Allah
menjadikan bagian (anugerah) untuk hati lebih sempurna dan lebih
besar, yaitu berupa hati bisa menghadap kepada Rabb nya, tidak
berpaling kepada selain-Nya saat shalat, serta menyempurnakan hak-
hak peribadatan kepada-Nya, sehingga ibadahnya sesuai dengan apa
yang Allah ridhoi”.
Allah mewajibkan hambanya untuk melaksanakan shalat fardhu lima
waktu, yaitu : Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya yang masing-
masing shalat fardhu tersebut mempunyai hakekatnya tersendiri.
1. Shalat Subuh
Waktu Subuh adalah petunjuknya Rohulloh yang keluar dari
ubun-ubun, berwarna merah, bintangnya Qomar. Shalatnya 2
rokaat, hal itu merupakan awal kumpulnya Roh dan Jasad. Jadi
inti dari shalat subuh 2 rakaat, adalah yang mengisyaratkan kita
akan adanya 2 unsur yang ada pada diri, yakni adanya Roh dan
Jasad.
2. Shalat Dzuhur
Shalat Dzuhur terdiri dari 4 rokaat yang menjabarkan tentang
pelengkap kesempurnaannya wujud, yaitu : Kepala, Badan,
Tangan, dan Kaki.
3. Shalat Ashar
Inti Shalat Ashar yaitu menjabarkan tentang adanya 4 Dimensi
wujud, yang ada pada kita yaitu : Depan, Belakang, Kiri dan
kanan.
4. Shalat Maghrib
Pada waktu Maghrib adalah petunjuk keluarnya nyawa pada
tubuh. Inti Shalat Maghrib yaitu menjabarkan tentang adanya 3
alat inti hidup, yang ada pada kita yaitu : Akal, Budi, dan Nafsu.
Adapun yang nyata adanya adalah 1 lubang mulut, dan 2 lubang
hidung.
5. Waktu Isya
Inti Shalat Isya yaitu menjabarkan tentang adanya 4 alat hidup
sebagai penggerak. Adapun yang nyata adanya adalah 2 Tangan,
dan 2 Kaki.
B. Mengapa Allah mewajibkan Shalat
Shalat adalah bentuk ibadah yang paling penting dan paling hakiki
dalam Islam. Banyak ulama yang mengatakan bahwa tanpa shalat,
segala bentuk ibadah lain yang kita kerjakan, boleh dikatakan tidak ada
artinya. Oleh sebab itu, mereka mengatakan bahwa shalat merupakan
tiang agama. Kalau tiangnya saja sudah rapuh, bagaimana bisa
membangun pondasi iman yang kokoh.
Allah SWT memerintahkan untuk shalat sebagai pembeda antara
yang mu’min dan yang kafir, selain itu shalat juga ibadah yang membuat
kita lebih dekat dengan Allah, dalam sebuah hadits qudsy dikatakan
“kedekatan seorang hamba kepada-ku, seperti sesuatu yang aku
fardukan (wajibkan ) padanya dan tidak henti-hentinya seorang hamba
mendekatkan diri kepadaku dengan amalan-amalan sunah ,sehingga aku
mencintainya, maka aku menjadi telinga yang ia pergunakan untuk
mendengar, menjadi mata yang ia pergunakan untuk melihat. Jika ia
meminta padaku sungguh aku akan memberinya dan bila ia berdoa
kepadaku niscaya aku akan mengabulkan.
Allah SWT menghendaki kemudahan buat umatnya, bukan
kesukaran. Terlepas dari semua itu, shalat dapat mencegah kita dari
perbuatan keji dan mungkar, karena kita selalu ingat kepada Allah SWT
yang memerintahkan kita agar kita bertaqwa. Allah SWT berfirman
dalam QS. Thaahaa: 14.
َّ ‫صَلة وأقِ ِم فا ْعبُدْنِي أنا ِإ َّل ِإ َٰله ل‬
‫ّللاُ أنا ِإنَّنِي‬ َّ ‫ِل ِذ ْك ِري ال‬
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain
Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”.
(QS. Thaahaa : 14).
Selain itu, ternyata gerakan shalat yang benar dapat memberi efek
kesehatan bagi tubuh. Shalat dianggap sebagai amalan ibadah yang
paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya
sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) manusia.
Sudut pandang ilmiah menjadikan shalat sebagai ‘obat’ bagi berbagai
jenis penyakit, serta yang terpenting adalah sebagai pencegahan dari
serangan suatu penyakit.
Perintah yang pertama kali datang dari Allah SWT untuk umat islam
adalah perintah mengerjakan shalat, kenapa tidak zakat, puasa dan haji.
Ciri seorang Muslim adalah Shalat, apabila seorang muslim
mengerjakan shalat dengan sebaik-baiknya, maka dampaknya selain
mendapatkan pahala dari Allah SWT, juga akan berdampak pada
kesehatan tubuhnya dan perilakunya. Dia akan melaksanakan puasa
dengan ikhlas bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja,
menunaikan ibadah haji semata-mata untuk menjalankan perintah Allah
bukan untuk menaikkan status sosialnya dimasyarakat. Dengan
demikian seseorang yang shalatnya baik, makan akan baiklah ibadah-
ibadah yang lainnya.
Dasar tentang wajibnya shalat banyak tertera didalam Al-Qur’an,
diantaranya adalah dalam QS. An-Nisa: 103.
‫صَلة قض ْيت ُ ُم فإِذا‬ َّ ‫اطمأْن ْنت ُ ْم فإِذا ۚ ُجنُوبِ ُك ْم وعل َٰى وقُعُودًا قِيا ًما‬
َّ ‫ّللا فاذْ ُك ُروا ال‬ ْ ‫صَلة فأقِي ُموا‬
َّ ‫إِ َّن ۚ ال‬
‫صَلة‬ َّ ‫ت ال‬ ْ ‫م ْوقُوتًا ِكتابًا ْال ُمؤْ ِمنِين على كان‬
“ Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian
apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (QS. An-Nisa:
103)
Perintah shalat oleh Rasulullah SAW, mulai ditanamkan kedalam
hati dan jiwa anak-anak sejak kecil, sebagaimana dijelaskan di dalam
hadits : Bersabda Rasulullah SAW : Suruhlah anak anakmu
mengerjakan shalat bila mereka telah berusia tujuh tahun, dan pukullah
jika meninggalkannya bila mereka telah berumur sepuluh tahun dan
pisahkanlah diantara mereka pada tempat tidurnya. (HR. Ahmad, Abu
Dawud dan Hakim yang mengatakan hadist ini shahih atas syarat
Muslim).
C. Tujuan dan Fungsi Shalat
Shalat adalah yang paling pokok dan menjadi ciri antara muslim dan
kafir. Ibadah yang bersifat ritual ini menyimpan makna sangat penting
dan besar bagi setiap muslim yang melakukannya. Shalat yang
dikehendaki oleh islam, bukanlah semata-mata sejumlah bacaan yang
diucapkan oleh lisan, sejumlah gerakan yang dilakukan oleh anggota
badan, tanpa disertai kesadaran akal dan kekhusyuan hati. Bukan pula
shalat yang dikerjakan oleh seseorang yang pada saat sujud bagaikan
ayam mematukkan paruhnya, disaat ruku ‘ bagaikan gajah menyambar
mangsanya dan disaat salam bagaikan serigala memalingkan wajahnya.
Akan tetapi shalat yang benar adalah shalat yang lengkap artinya
persyaratan lahiriah dan batiniah terpadu sebagaimana diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Kita semua diperintah oleh beliau untuk mendirikan
shalat sebagaimana beliau melakukannya : “Shalatlah kamu
sebagaimana kamu melihat (mengetahui) aku shalat” (HR. Muslim).
Di dalam hadits ini memang tidak dijelaskan secara rinci tentang
tujuan didirikannya shalat, akan tetapi secara tersirat mengatakan bahwa
siapapun yang menjalankan ibadah hendaknya memiliki kepribadian,
perilaku dan akhlak seperti Nabi. Dalam Al Qur’an Al-Karim dan hadits
Nabi SAW telah dijelaskan tentang tujuan didirikan shalat. Hal ini
terdapat dalam Surat Thaha ayat 14 dan Al-Ankabut ayat 45. Apabila
shalat yang kita kerjakan telah mencapai tujuan, secara otomatis bahwa
shalat tersebut pada hakekatnya telah mempunyai fungsi dan peran
dalam kehidupan kita.
Setiap ibadah yang telah disyariatkan oleh Allah SWT kepada
hamba-Nya memiliki tujuan masing-masing termasuk shalat yang
memiliki fungsi dan peran dalam kehidupan hamba-hambaNya. Inilah
diantara Fungsi dan Peran Shalat dalam Kehidupan Kita.
1. Shalat Sebagai Dzikrullah (Mengingat Allah)
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Thaha ayat
14 “Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. Hadits Nabi
mengatakan : “Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kamu
melihatku mengerjakan shalat”. (HR. Bukhori).
Secara tidak langsung, hadits itu menjelaskan bahwa yang
dilakukan Nabi tidak hanya mengingat Allah dengan lisan dan
hati, akan tetapi juga dengan gerakan seluruh anggota badan.
Setiap orang yang telah mengerjakan shalat dengan baik dan
benar, maka hati mereka menjadi tenang dan tenteram karena
shalat termasuk bagian dari dzikrullah. Dan setiap orang yang
memiliki hati yang tenang dan tentram pasti akan selalu
melakukan tindakan-tindakan positif sesuai dengan hati
nuraninya. Akan tetapi sebaliknya, apabila seseorang
mengerjakan shalat tidak dengan baik dan benar, maka hati
mereka selalu gelisah. Dan setiap orang yang memiliki hati yang
gelisah pasti akan selalu melakukan tindakan negatif.
2. Shalat sebagai Pencegah Tindakan Keji dan Mungkar
Sesuai dengan Firman Allah dalam Al Qur’an surat Al-Ankabut
ayat 45 bahwa fungsi dan peranan shalat adalah sebagai
pencegah tindakan keji dan mungkar. “Dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar”.
3. Shalat sebagai Penghapus Dosa
Dalam sebuah cuplikan riwayat hadits, Nabi SAW bersabda: “
maka demikian juga dengan shalat lima waktu, Allah SWT akan
menghapus dosa-dosa (kecil) mereka disebabkan karena mereka
mendirikan shalat”.Hadits di atas diperkuat oleh Firman Allah
dalam QS. Al-Hud : 114.
D. Hikmah Shalat
Berdasarkan berbagai keterangan dalam kitab suci dan hadits Nabi,
dapatlah dikatakan bahwa shalat adalah kewajiban peribadatan yang
paling penting dalam sistem keagamaan Islam. Kitab suci banyak
memuat perintah agar kita menegakkan shalat dengan penuh
kesungguhan dan menggambarkan bahwa kebahagiaan kaum beriman
adalah pertama-tama karena shalatnya yang dilakukan dengan
kekhusyu’an. Karena demikian banyaknya penegasan-penegasan
tentang pentingnya shalat yang kita dapatkan dalam sumber agama.
Dalam shalat kita memperoleh keinsyafan akan tujuan akhir hidup
kita, yaitu penghambaan diri (ibadah) kepada Allah dan melalui shalat.
Adapun falsafah shalat itu dilambangkan dalam keseluruhan shalat, baik
dalam unsur bacaanya maupun tingkah lakunya. Menurut ilmu fiqih,
shalat dirumuskan sebagai ibadah kepada Allah dengan bacaan-bacaan
dan tindakan-tindakan tertentu yang diawali dengan takbir dan ditutup
dengan salam. Takbir pembukaan shalat itu dinamakan takbiratul
ikhram yang mengandung arti takbir yang tidak ada kaitannya dengan
shalat sebagai peristiwa menghadap Allah. Takbir pembukaan itu
seakan suatu pernyataan formal seseorang membuka hubungan diri
dengan Allah dan memutuskan diri dari semua urusan dunia simbul
hubungan manusia dengan Allah dan menghambakan diri kepada-Nya.
Sedangkan wujud simbolik terpenting penghambaan itu adalah
shalat yang dibuka dengan takbir sebagai ucapan pernyataan dimulainya
sikap menghadap Allah.
Sikap menghadap Allah (tawajjuh) itu dikukuhkan dengan membaca
doa iftitah, yang artinya: “ Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku
kepada Dia yang telah menciptakan seluruh langit dan bumi, secara
hanif (kecenderungan suci kepada kebaikan dan kebenaran) lagi muslim
dan aku tidaklah termasuk mereka yang melakukan syirik’’. Lalu
dilanjutkan dengan seruan : “ Sesungguhnya shalatku, darma baktiku,
hidupku, dan matiku untuk Allah, penjaga seluruh alam raya, tiada
sekutu bagi-Nya. Begitulah aku diperintahkan dan aku termasuk mereka
mereka yang pasrah (muslim).
Jadi, dalam shalat seseorang diharapkan hanya melakukan hubungan
vertikal kepada Allah tidak boleh melakukan hubungan horizontal
dengan sesama makhluk. Hal ini merupakan ide dasar dalam takbir
pembukaan sebagai takbirat al-ihramm. Kemudian orang yang sedang
melakukan shalat hendaklah menyadari akan posisinya sebagai seorang
makhluk yang sedang menghadap khaliknya dengan penuh keharusan,
kesyahduan dan kekhusyu’an. Sedapat mungkin ia hendaklah
menghayati kehadirannya dihadapan Sang Maha Pencipta itu
sedemikian rupa sehingga ia seolah-olah melihat khaliknya, dan
kalaupun ia tidak melihat-Nya ia harus menginsyafi bahwa khaliknya
melihat dia. Maksudnya kehadiran Tuhan dalam kehidupan
kesehariannya maka tentu dapat diharapkan bahwa keinsyafan itu akan
mempunyai dampak pada tingkah laku dan pekertinya berupa kebaikan.
Sedangkan makna filosofis salam adalah doa untuk keselamatan,
kesejahteraan dan kesentosaan orang banyak, baik yang ada di depan
kita maupun yang tidak dan diucapkan sebagai pernyatan kemanusiaan
dan solidaritas sosial. Dengan demikian, shalat dimulai dengan
pernyataan hubungan dengan Allah dan diakhiri dengan pernyataan
hubungan dengan sesama manusia. Jika shalat tidak menghasilkan hal
seperti ini, ia menjadi sia-sia (tanpa guna), bahkan menjadi alas an
adanya kutukan Allah.
Seluruh perintah Allah SWT tidak mungkin menyusahkan manusia.
Hal ini dinyatakan dalam firman-Nya berikut ini. Artinya: ‘’Kami tidak
menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah.” (QS
Taha: 2).
Allah membuat perintah kepada manusia justru untuk memberikan
jalan kemudahan kepada manusia agar selamat di dunia maupun di
akhirat. Demikian pula perintah Allah tentang shalat, banyak sekali
manfaatnya, terutama bagi keselamatan dan kesejahteraan manusia, di
antaranya yaitu sebagai berikut.
1. Melalui salat, Allah akan mencegah manusia dari perbuatan keji
dan mungkar. (QS Al Ankabut: 45, QS Ali Imran: 134-136, QS
Al Maidah: 90-91, QS An-Nur: 21, dan QS Asy Syura: 36-38).
2. Melalui shalat, Allah akan memberikan rahmat, petunjuk, dan
keberuntungan. (QS. An Nur :56).
3. Melalui shalat, Allah SWT memberikan ridha-Nya dan Allah
memberikan kesudahan yang baik. Hal itu dijelaskan Allah pada
Surah Ar Ra’du Ayat 22.
4. Melalui salat, Allah menghilangkan rasa khawatir dan sedih
pada hamba-Nya. Hal itu dijelaskan Allah pada Surah Al
Baqarah Ayat 277.
5. Melalui shalat, Allah akan memberi ampunan, rezeki, dan
ketinggian derajat. Hal itu dijelaskan pada Surah Al Anfal Ayat
3-4.
6. Melalui salat, Allah mencegah manusia dari keluh kesah dan
kikir. Hal itu dijelaskan dalam Surah Al Ma’arij Ayat 19-23.
7. Selain menjalankan perintah agama dan mengobati kerinduan
jiwa pada Sang Pencipta, shalat juga punya efek samping
menyehatkan jiwa dan jasmani.
Hikmah shalat dan aplikasinya dalam kehidupan berdasarkan
ketentuan-ketentuan Allah tercantum dalam firman-Nya dan hadist Nabi
Muhammad SAW sebagai berikut.
1. Melalui pelaksanaan shalat wajib maupun shalat sunnah,
manusia sejak masih kanak-kanak, remaja, dewasa, tua hingga
menjelang wafat dibiasakan selalu mengingat Allah SWT di
mana saja dan kapan saja.
2. Melalui pelaksanaan shalat wajib maupun sunah, manusia
diproses agar selalu mengingat perintah Allah dan larangan-Nya.
3. Bukti nyata dari manusia yang selalu melaksanakan shalat dan
ingat Allah adalah bahwa dalam kehidupannya senantiasa
melakukan hal-hal seperti berikut.
a. Berbuat kebajikan terhadap ibu dan bapak, karib kerabat,
tetangga yang dekat maupun tetangga yang jauh, teman
sejawat, dan terhadap sesama manusia lainnya. (QS An Nisa:
36 dan QS Al Baqarah: 83)
b. Giat bekerja (QS Az Zumar: 39, QS At Taubah: 105, dan QS
As Saffat: 61)
c. Berupaya untuk tidak berselisih dengan sesama manusia (QS
Ali Imran: 19 dan QS Al Isra: 53)
d. Mampu menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang
lain (QS Ali Imran: 133).
e. Berupaya menolong sesama manusia, khususnya fakir
miskin dan anak yatim, baik di waktu lapang maupun di
waktu sempit (QS Ali Imran: 133 dan QS At Talaq: 7).
f. Tidak mencari-cari kesalahan pendapat orang lain, buruk
sangka, dan tidak mengolok-olok orang lain (QS Al Hujurat:
11-12).
g. Menghargai pendapat orang lain. (QS Al Hajj: 67, QS An
Nur: 41, QS Az Zariyat: 08, dan QS A1-Isra: 84).
h. Berupaya menggalang persatuan dan kesatuan di mana saja
berada (QS Al-Baqarah: 136, QS Ali-Imran: 84, dan QS Al
Mukmin: 52-53).
Hikmah lain yang didapat dalam menjalankan shalat antara lain :
1. Meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah dan
mengingatNya(QS. At-thaha:14)
2. Mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar (QS. Al-
Ankabut : 45)
3. Mendekatkan diri kepada Allah (QS. Al-Alaq :19)
4. Penyerahan diri manusia kepada Allah secara tulus dan ikhlas
(Al-Bayyinah: 5)
5. Meningkatkan disiplin, sabar, dan khusyuk (QS. Al-Mukminun
:1-3)
6. Menjaga kebersihan dan kesucian jiwa dan raga (QS. Asy-
Syams: 9-10)
7. Meningkatkan sifat toleransi terhadap sesama manusia (QS. Al-
Isra’: 110)
Hikmah Shalat Fardhu dan Shalat Jama’ah
1. Hikmah Shalat Fardhu
a. Sepanjang waktu sejak pagi, siang, sore, petang hingga
malam hari agar sebantiasa bersyukur dan ingat kepada
Allah dengan menjalankan shalat lima waktu.
b. Setiap kali hendak mengerjakan shalat kita disyaratkan agar
bersih dan suci dari najis dan hadats adalah sebagai simbul
dan tuntunan agar kita senatiasa hidup bersih.
c. Shalat harus dilaksanakan denmgan khusyuk dan dapat
dilakukan manakala hati kita bersih dan teguh.
d. Shalat adalah ekspresi penghambaan diri manusia kepada
Allah yang paling sempurna sehingga akan menimbulkan
ketentraman jiwa dan terhindar dari gangguan kejiwaan
maupun stres.
2. Hikmah Shalat Berjamaah
a. Nilai shalat berjama’ah lebih utama dari pada shalat sendiri.
b. Shalat berjama’ah dapat menyempurnakan kekurangan
dalam melaksanakan shalat.
c. Shalat berjamaah dapat menumbuhkan rasa persaudaraan,
persamaan derajat, dan kesatuan umat.
d. Shalat berjamaah dapat menumbuhkan sikap disiplin baik
sebagai imam maupun sebagai makmum.
3. Hikmah Gerakan dalam Shalat
Menurut Al-Qur’an, shalat adalah salah satu cara untuk
membersihkan jiwa dan raga manusia, seperti dalam surat Al-
Muddatsir ayat 4-5. Sikap tubuh ketika melakukan shalat dalam
Islam sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad
SAW sesuai dengan wahyu Allah yang diterimanya. Makna
gerakan shalat menurut kesehatan badaniah adalah sebagai
berikut :
a. Gerakan shalat secara umum.
1) Melipat kedua tangan.
Gerakan melipat kedua tangan di daerah pusat atau
sedikit di bawahnya merupakan sikap rileks atau istirahat
yang paling sempurna bagi kedua tangan, oleh sebab itu
sendi siku dan sendi pergelangan tangan serta otot-otot
kedua tangan dalam istirahat penuh. Sirkulasi darah
terutama aliran darah kembali ke jantung serta produksi
getah bening dan air jaringan yang terkumpul dalam
kantong kedua persendian itu menjadi lebih baik
sehingga gerakan di dalam kedua sendi tangan menjadi
lebih lancar dan mudah menghindarkan timbulnya
berbagai penyakit persendian seperti penyakit reumatik.
Sikap tangan seperti itu tidak mengakibatkan perasaan
capek, lelah, atau nyeri pada kedua tangan sehingga
pemusatan pikiran kepada yang disembah dapat
diperkuat.
2) Gerakan Ruku’
Menurut petunjuk ilmiah dengan sikap rukuk otot–otot
punggung yang dapat berkontraksi sama rata dan
serentak sehingga penyakit kekerutan atau
membengkoknya tulang punggung yang sering timbul
pada anak-anak yang disebabkan sikap duduk yang salah
pada waktu menulis atau membaca dapat dihindarkan
atau disembuhkan.
3) Gerakan sujud
Secara ilmiah sujud menghasilkan otot-otot menjadi
lebih besar dan kuat terutama otot-otot dada. Sewaktu
menarik nafas tampak tulang-tulang rusuk ditarik ke atas.
Dengan demikian tulang dada terangkat ke atas dan maju
ke depan sehingga rongga dada bertambah besar dan
paru-paru akan berkembang dengan baik dan dapat
mengisap udara yang bersih ke dalamnya. Dalam
keadaan sujud terjadi sirkulasi atau aliran darah di dalam
otak. Dengan sikap sujud dinding dari urat-urat nadi otak
dapat dilatih dan dibiasakan dengan menerima darah
yang relatif lebih banyak dari biasanya.
E. Makna Spiritual Shalat
Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti,
tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh
manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat adalah obat dari berbagai jenis
pnyakit. Semua perintah-Nya tidak hanya bernilai ketakwaan, tetapi
juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. Ibadah
shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan
tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat pun
mempunyai manfaat masing-masing.
1. Takbiratul Ihram
Berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu
melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Gerakan ini
bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening
(limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak
memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat
mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran
darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan
didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini
menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya
pada tubuh bagian atas.
2. Ruku’
Ruku’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus
sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut
tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi
serta fungsi tulang belakang sebagai penyangga tubuh dan pusat
saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah
maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di
lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke
bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemih
sehingga gangguan prostate dapat dicegah.
3. I’tidal
Bangun dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat
kedua tangan setinggi telinga. I’tidal merupakan variasi dari
postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat
sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada
saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut
mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu
memberi efek melancarkan pencernaan.
4. Sujud
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung
kaki, dan dahi pada lantai. Posisi sujud berguna untuk memompa
getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas
otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal
ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh
karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah, tidak
tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi
seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir.
Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat
luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah
bahwa manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan
lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dengan melakukan gerakan
sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk
menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi
jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah
mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan
darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata
lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu
peningkatan kecerdasan seseorang. Sujud adalah latihan
kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban
tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak
tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh
yang menjadi kebanggan wanita. Payudara tak hanya menjadi
lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar
air susu di dalamnya.
5. Duduk di antara sujud
Duduk setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy
(tahiyat awal) dan tawarru’ (tahiyat akhir). Perbedaan terletak
pada posisi telapak kaki. pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada
pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius.
Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang
sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk
tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran
kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan
saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti
ini mampu mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada
iftirosy dan tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut
meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan
harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-
organ gerak kita.
6. Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dank e kiri secara maksimal.
Salam bermanfaat untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot
sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala
sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan
kulit wajah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan tentang makna spiritual shalat kita sebagai
muslim tidak lagi memandang remeh ibadah, ataupun melaksanakannya
sebatas untuk menggugurkan kewajiban tetapi kita mampu menghayati
setiap pelaksanaanya dengan baik. Karena dengan ibadah yang baik, kita
akan selalu dekat dengan Allah SWT, Tuhan yang Maha dari segala
Maha.
B. Saran
Sebagai seorang muslim sebaiknya kita melaksanakan shalat fardhu
secara tepat waktu dan tidak menunda-nunda untuk melaksanakannya.
Shalat dilaksanakan dengan penuh kekhusyuan dan dengan hati yang
suci dan ikhlas.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Fauzan. 2010. Fungsi Shalat dan Manfaat Shalat. Fungsi Shalat dan Manfaat

Shalat_Hikmah Shalat.htm. (diunduh hari Selasa/ 10 september 2018.16.00)

Anda mungkin juga menyukai