Anda di halaman 1dari 3

ACTIVITY BASED BUDGETING (ANGGARAN BERDASARKAN

AKTIVITAS)
Budgeting merupakan salah satu sistem pengendalian manajemen, atau sistem
perencanaan kegiatan suatu organisasi untuk mewujudkan visi organisasi. Penyusunan Budgeting
dapat berdasarkan Fungsional atau berdasarkan aktivitas.

Activity-based budgeting merupakan proses penyusunan anggaran yang berfokus


pada improvement terhadap sistem yang digunakan oleh organisasi agar dapat
menghasilkan value bagi pelanggan (Brimson dan Antos, 1999) dan berfokus pada proses secara
integral terhadap suatu organisasi (McClenahen, 1995), serta merupakan proses perencanaan dan
pengendalian aktivitas-aktivitas yang diharapkan oleh organisasi agar mencapai anggaran
yang cost-effective dan memenuhi workload (beban kerja) sesuai dengan tujuan dan strategi
organisasi (Antos,1997). Activity-based budgeting berfokus pada pemahaman tentang aktivitas
dan hubungannya untuk mencapai tujuan strategik.

Prinsip-Prinsip Activity-Based Budgeting

a. Activity based budgeting berfokus pada pemahaman tentang aktivitas dan hubungannya
untuk mencapai tujuan strategik.

Activity-based budgeting ini diawali dengan manajemen mendefinisikan visi, misi,


strategi dan usulan nilai dari produk/jasa. Strategi dirumuskan berbasis pada analisis customer
requirement, pengetahuan pasar dan persaingan untuk menentukan nilai (value) yang dapat
diberikan kepada customer. Melalui serangkaian langkah, strategi ini didefinisikan untuk
mendukung atribut performance yang mengusulkan nilai suatu produk/jasa.
Proses cascading dapat digunakan untuk mengartikulasi bagaimana strategi seharusnya
direfleksikan dalam proses dan aktivitas.

b. Activity based budgeting merupakan proses yang mengarahkan seluruh aktivitas


perusahaan untuk menciptakan nilai.

Nilai dapat diciptakan ketika costumer bersedia menggunakan produk/jasa. Sasaran yang
diperlukan untuk menciptakan nilai yaitu:
- Pemerolehan/pertumbuhan mangsa pasar
- Peningkatan laju pertumbuhan penjualan
- Peningkatan profit margin
- Pengurangan biaya
- Pengurangan pajak penghasilan
- Peningkatan produktivitas aktiva
- Pengurangan biaya modal

Aktivitas perusahaan untuk penciptaan nilai dikelompokkan pada 4 golongan yaitu


aktivitas yang secara langsung berkaitan dengan penyediaan produk dan jasa bagi costumer luar,
aktivitas yang meberikan dukungan secara langsung kepada result producting activities dalam
penyediaan produk dan jasa bagicostumer, pusat jasa yang menyediakan layanan bagi result
producing activities dan result contributing activities, dan pusat jasa yang menyediakan layanan
kebersihan dan kerumahtanggaan bagi ketiga aktivitas lainnya.

Proses Penyusunan Activity-Based Budgeting


Menurut Gunawan Adisaputro dan Yunita Anggarini (2007:375) tahap dalam
proses Activity-based budgeting meliputi :
a. Menganalisa Strategi
Fokus penyusunan anggaran activity-based-budgeting adalah merencanakan aktivitas
yang digunakan untuk mendapatkan value bagi customer. Untuk mengarahkan nilai (driving
value) ini, diawali dengan tahap pendefinisian tujuan dan perumusan strategi organisasi oleh
manajemen senior.
b. Menetapkan Panduan Perencanaan (Planning Guidelines)
Untuk menerjemahkan sasaran dan tujuan strategi ke dalam proses anggaran diperlukan
panduan perencanaan anggaran. Pembuatan panduan perencanaan dilakukan oleh manajemen
puncak. Panduan perencanaan kemudian disampaikan kepada masing-masing manajer untuk
ditetapkan target-target tingkat aktivitasnya secara spesifik dalam konteks proses bisnis.
c. Menerjemahkan Strategi ke Aktivitas
Di sini para manajer dapat melakukan identifikasi proyek-proyek antar-departemen dan
proyek perbaikan (improvement) dari tingkat aktivitas khususnya. Mereka dapat melakukannya
melalui analisis aktivitas investasi, yang mencakup pendefinisian dan evaluasi proyek perbaikan
(improvement) dan memanfaatkan komite untuk menyeleksi proyek-proyek yang dapat
memenuhi tujuan organisasi dan kebutuhan customer. Perbaikan (imorovement) ini seharusnya
dalam konteks sasaran organisasi, proses bisnis dan customer satisfaction.
d. Menentukan Beban Kerja dan Proyek Interdepartemental
Pada tahap ini, langkah yang dilakukan yaitu menetapkan target penjualan produk/ jasa
(harga jual dan volume penjualan) untuk memproyeksikan beban kerja. Beban kerja
didefinisikan sebagai jumlah volume output dimana aktivitas atau proses diperlukan untuk
menghasilkannya. Banyak organisasi memilih cara praktis dengan menghitung ramalan volume
penjualan dibanding mengukur permintaan costumer. Ramalan tersebut digunakan untuk
menyusun anggaran pengahasilan.
e. Menyusun Anggaran Final (Finalize the Budget)
Setelah manajer menyusun anggaran, menyusun rancangan aktivitas dan mengestimasi
pendapatan dan atau penghematan biaya, biaya, dan arus kasnya masing-masing, maka data yang
dihasilkan tersebut kemudian diserahkan kepada departemen anggaran untuk dikompilasi
menjadi rancangan anggaran final.Panel review anggaran seharusnya mencakup tim lintas fungsi
untuk mencapai perspektif organisasi. Activity-based budgeting secara sederhana merangking
aktivitas dan proses bisnis disbanding pengeluaran (expenses).

Anda mungkin juga menyukai