Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ANALISIS DATA
5.1. Analisis Transportasi
5.1.1. Infrastruktur Jalan
Bila dilihat dari kondisi topografi, Kabupaten Kendal terbagi menjadi 2 (dua) daerah
dataran, yaitu daerah dataran rendah (pantai) dan daerah dataran tinggi (pegunungan).
Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara merupakan daerah dataran rendah dengan
ketinggian antara 0 - 10 meter dpl, yang meliputi Kecamatan Weleri, Rowosari,
Kangkung, Cepiring, Gemuh, Ringinanom, Pegandon, Ngampel, Patebon, Kendal,
Brangsong dan Kaliwungu. Sedangkan bagian selatan merupakan daerah dataran tinggi
yang terdiri atas tanah pegunungan dengan ketinggian antara 10 - 2.579 meter dpl,
meliputi Kecamatan Plantungan, Pageruyung, Sukorejo, Patean, Boja, Limbangan,
Singorojo, dan Kaliwungu Selatan.
Kabupaten Kendal sebagai Kota Satelit dari Kota Semarang telah membuat
hubungan kedua daerah ini saling membutuhkan dan saling melengkapi. Kota Semarang
sebagai pusat perekonomian, perdagangan dan industri, memberi harapan bagi
masyarakat di Kabupaten Kendal untuk mengadu nasib di Kota Semarang. Dengan
berkembangnya perekonomian di Kota Semarang maka akan ikut meningkatkan
perekonomian daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang, seperti
yang terjadi di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal yang ikut merasakan manfaat dari
meningkatnya perekonomian di Kota Semarang. Sebenarnya, pertumbuhan ekonomi
dan penduduk di wilayah pinggiran Kota Semarang dan Kabupaten Kendal ini mulai
meningkat sejak jalan raya Jerakah-Mijen dilebarkan pada tahun 2004-2012 yang lalu.
Dampak positif dari pelebaran jalan ini adalah meningkatnya perekonomian di kedua
wilayah karena akses jalan yang lebih mudah dan lancar. Namun, sejalan dengan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan penduduk, kepadatan lalu lintas di wilayah ini
juga meningkat. Hal itu dapat kita lihat saat jam berangkat dan pulang kerja dimana
jalan raya Semarang-Boja padat oleh kendaraan pribadi khususnya kendaraan roda dua.
5. ANALISIS DATA
Dari aspek transportasi Kendal berada di jalur pantura yang merupakan jalur
penghubung Pulau Jawa di sisi Utara yang sangat ramai, Angkutan umum antarkota
pada umumnya dilayani oleh bus. Kendal juga dilintasi jalur kereta api, ada tiga stasiun
(Weleri, Kalibodri dan Kaliwungu) dengan stasiun terbesarnya adalah Weleri.
Kebanyakan kereta api jarak jauh tidak singgah di stasiun ini.
Transportasi merupakan suatu sistem yang digunakan untuk memindahkan barang
dan/atau manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Dasar model transportasi terbagi
menjadi tiga, yaitu aktivitas, pergerakan, dan jaringan. Jaringan yangd imaksud adalah
jaringan jalan yang terbagi menjadi dua, yaitu jaringan jalan primer dan jaringan
sekunder. Jaringan jalan primer, di mana menghubungkan antar kota dalam skala
nasional yang ditunjukkan adanya jalan arteri primer (Jalan Soekarno-Hatta) yang
menghubungkan antara Kecamatan Kaliwungu dengan Kecamatan Patebon dan
merupakan jalan utama penghubung antara Kabupaten Batang dengan Kota Semarang.
Sedangkan jaringan jalan sekunder, di mana menghubungkan antar zona atau aktivitas.
Jaringan jalan sekunder ditunjukkan dengan adanya jalan lokal baik primer atau
sekunder, dimana jalan tersebut menghubungkan antar-bangkitan, yaitu zona
permukiman-zona komersial atau zona komersial-zonakomersial lain dikarenakan di
Kota Kendal terdapat tiga pasar yang saling terhubung, yaitu Pasar Induk Kendal, Pasar
Patukangan, dan Pasar Kebondalem.
Dari aspek jaringan jalan, data BPS tahun 2015 menyebutkan bahwa panjang total
jalan di Kabupaten Kendal mencapai 771 km, dengan kondisi baik sepanjang 286 km
atau 37 persen, kondisi sedang sepanjang 173 km atau 22 persen, kondisi rusak
sepanjang 197 km atau 26 persen, dan kondisi rusak parah sepanjang 115 km atau 15
persen. Dari data tersebut apabila ditotal untuk kondisi rusak adalah sepanjang 312 km,
atau mencapai 40 persen dari total panjang jalan. Namun hal ini telah diperbaiki pada
tahun anggaran 2016 sehingga tingkat kerusakan jalan menurun pada tahun 2017
menjadi sekitar 35 persen.
Peta jaringan jalan di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada gambar berikut ini.
5 - 2
5. ANALISIS DATA
5 - 3
5. ANALISIS DATA
Gambar 5. 2. Contoh Kondisi Kerusakan Jalan di Salah Satu Ruas Jalan di Kendal
Kerusakan jalan diakibatkan karena banyaknya kendaraan berat yang melintas,
khususnya yang membawa material untuk proyek Jalan Tol Semarang – Batang (sekitar
Pasar Gladak Kaliwungu), serta banyaknya kendaraan berat yang mengangkut hasil
pertambangan bahan galian golongan C (di Kecamatan Kaliwungu Selatan).
Di tahun 2018, anggaran untuk pembangunan infrastruktur terbanyak di wilayah
Sukorejo, Plantungan, Pageruyung dan Patean. Peta infrastruktur di Kabupaten Kendal
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
5 - 4
5. ANALISIS DATA
5 - 5
5. ANALISIS DATA
5 - 6
5. ANALISIS DATA
5 - 7
5. ANALISIS DATA
5 - 8
5. ANALISIS DATA
5 - 9
5. ANALISIS DATA
Pola penggunaan lahan/ruang yang terjadi dalam suatu kota terbentuk oleh tiga aspek,
yaitu;
(1) Sistem Kegiatan Manusia (activity system), aspek ini berkaitan dengan aktivitas
yang dilakukan oleh manusia yang memanfaatkan ruang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
(2) Proses merubah ruang/lahan (land development system), aspek ini berkaitan dengan
pembangunanpembangunan yang dilakukan oleh masyarakat yang pada akhirnya
mengubah fungsi dari lahan/ruang.
(3) Sistem Lingkungan (enviromental system), aspek ini berkaitan dengan fisik
dasar/bentuk lahan yang akan dijadikan wadah bagi segala aktivitas manusia, dalam
konteks ini apakah ruang itu mampu/bisa dijadikan wadah bagi aktivitas atau
sebaliknya, karena kondisi dari bentuk lahan tersebut.
Penggunaan lahan diperkotaan bukanlah suatu yang statis, secara fisik pertumbuhan
dan perkembangan kawasan perkotaan ditandai dengan perubahan fungsi lahan yang
bersifat rural ke arah penggunaan lahan yang bersifat urban dengan pengertian lain
bahwa perkembangan lahan perkotaan kecenderungan mengarah kepada penggunaan
lahan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat terbangun seperti ; lahan pemukiman, lahan
perdagangan, lahan industri, lahan perkotaan, serta untuk fasilitas-fasillitas perkotaan.
Sedangkan secara nilai (land value), perkembangan penggunaan lahan perkotaan selalu
mengarah kepada nilai lahan yang bersifat profit oriented (keuntungan ekonomi),
sehingga pada umumnya lahan perkotaan dimanfaatkan secara optimal untuk
pencapaian profit, dan agak mengabaikan pelayanan publik (publik service).
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal merupakan kebijakan Pemerintah
Kabupaten Kendal dan strategi pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dan dasar dalam
penyusunan program pembangunan yang menetapkan lokasi kawasan yang harus
dilindung, lokasi pengembangan kawasan budidaya termasuk kawasan produksi, dan
kawasan permukiman, pola jaringan prasarana dan sarana wilayah, serta kawasan
strategis dalam wilayah Kabupaten Kendal yang akan diprioritaskan pengembangannya
dalam kurun waktu perencanaan yaitu 20 (dua puluh) tahun. Tujuan dibuatnya rencana
tata ruang wilayah adalah untuk mewujudkan ruang wilayah sebagai kota industry yang
5 - 10
5. ANALISIS DATA
5 - 11
5. ANALISIS DATA
5 - 12
5. ANALISIS DATA
1. wilayah perairan, seluas ± 389 Ha (tiga ratus delapan puluh sembilan) hektar,
meliputi area di dalam break water terbangun selebar + 1.125 m 2 , dari titik
terluar break water timur sepanjang + 875 m 2 ke arah timur dan titik terluar
break water barat sepanjang + 975 m 2 ke arah barat.
2. wilayah daratan, seluas ± 111 Ha (seratus sebelas) hektar, membentang secara
linier sejauh + 2.975 m 2 dan + 240 m 2 ke selatan.
Wilayah tersebut dibagi ke dalam zona sebagai berikut :
1. kawasan kolam pelabuhan (Basin), dengan luas ± 154 (seratus lima puluh
empat) ha, yang mencakup :
a. Garis sempadan bangunan depan sepanjang 8 ( delapan ) meter; dan
b. Garis sempadan bangunan belakang bersinggungan dengan garis pantai
sepanjang 100 M (seratus) meter dari titik pasang tertinggi dari daratan.
2. kawasan dermaga khusus, dengan luas ± 28 (dua puluh delapan) ha, mencakup :
a. Garis sempadan bangunan depan sepanjang 8 ( delapan ) meter;
b. Garis sempadan bangunan belakang bersinggungan dengan garis pantai.
3. kawasan angkutan barang, dengan luas ± 40 (empat puluh) ha, mencakup :
a. Garis sempadan bangunan 8 ( delapan ) meter;
b. Koefisien dasar bangunan 60%. (enam puluh persen)
4. kawasan pelabuhan angkutan penumpang, dengan luas ± 18 (delapan belas) ha,
dengan aturan :
a. Garis sempadan bangunan 8 (delapan) meter;
b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sebesar 40% (empat puluh persen);
c. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sebesar 60% (enam puluh persen);
d. Ketinggian Bangunan maksimal setinggi 2 (dua) lantai;
e. Kemiringan atap maksimal sebesar 35 0 - 40 0 (tiga puluh lima derajad
sampai dengan empat puluh derajad ).
5. kawasan Marina (Waterfront Area), dengan luas ± 85 (delapan puluh lima) ha,
dengan aturan :
a. Garis sempadan bangunan sebesar 8 ( delapan ) meter;
b. Garis sempadan bangunan belakang bersinggungan dengan garis pantai;
5 - 13
5. ANALISIS DATA
5 - 14
5. ANALISIS DATA
5 - 15
5. ANALISIS DATA
dan lainnya yaitu mencapai 21,21 Km2 (44,3%), selebihnya untuk lahan sawah sebesar
7,94 Km2 (16,62%) dan lahan pertanian bukan sawah sebesar 18,59 Km2 (38,95%).
Gambar 5. 12. Lokasi Pelabuhan dan Jalan Akses menuju Pelabuhan Kendal
5 - 16
5. ANALISIS DATA
Gambar 5. 13.
5.3.Analisis Sosial
Kecamatan Kaliwungu merupakan satu dari 20 kecamatan di Kabupaten Kendal
Propinsi Jawa Tengah, dengan wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut jawa,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kaliwungu Selatan, sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Brangsong dan sebelah Timur berbatasan dengan Kota
Semarang, dengan ketinggian tanah antara 0 sampai dengan 4,5 meter di atas
permukaan laut. Luas wilayah Kecamatan Kaliwungu mencapai 47,73 Km2 dengan
sebagian besar wilayahnya digunakan sebagai lahan bukan pertanian yang berupa
rumah/bangunan, hutan negara, rawa-rawa dan lainnya yaitu mencapai 21,21 Km2
(44,43%), selebihnya untuk lahan sawah sebesar 7,94 Km2 (16,62%) dan lahan
pertanian bukan sawah sebesar 18,59 Km2 (38,95%).
Apabila dilihat menurut luas wilayah desa, desa terluas di Kecamatan Kaliwungu
adalah Desa Mororejo dengan luas wilayah sebesar 14,35 Km2 (30,07 persen dari luas
wilayah Kecamatan Kaliwungu), sementara desa dengan luas terkecil adalah Desa
Karangtengah dengan luas hanya sebesar 1,2 Km2 (2,52 persen dari luas wilayah
Kecamatan Kaliwungu). Menurut jarak kantor desa ke ibu kota Kecamatan Kaliwungu,
Desa Wonorejo merupakan desa terjauh dengan jarak sejauh 3,5 Km sedangkan desa
terdekat adalah Desa Sarirejo yang merupakan desa tempat ibukota Kecamatan
Kaliwungu.
Jumlah penduduk Kecamatan Kaliwungu tahun 2016 sebanyak 58.734 jiwa, terdiri
dari 29.487 jiwa (50,20 %) laki-laki dan 29.247 jiwa (49,80 %) perempuan. Desa
dengan jumlah penduduk terbesar adalah Desa Kutoharjo yaitu mencapai 11.795 jiwa
(20,08 persen dari total jumlah penduduk Kecamatan Kaliwungu). Sementara itu, Desa
Kumpulrejo merupakan desa dengan jumlah penduduk terkecil di Kecamatan
Kaliwungu yaitu sebesar 2.706 jiwa (4,61 persen dari total jumlah penduduk Kecamatan
Kaliwungu). Kepadatan penduduk di Kecamatan Kaliwungu tahun 2016 sebesar
1.231jiwa/km2, hal ini menunjukkan bahwa setiap 1 km2 luas wilayah di Kecamatan
Kaliwungu dihuni oleh sekitar 1.231 jiwa. Kepadatan penduduk di Kecamatan
Kaliwungu selama tiga tahun terakhir mengalami naik turun, pada tahun 2014 sebesar
5 - 17
5. ANALISIS DATA
1.232 jiwa/km2 menurun menjadi 1.219 jiwa/km2 pada tahun 2015. Desa terpadat di
Kecamatan Kaliwungu adalah Desa Kutoharjo dengan kepadatan penduduk sebesar
5.098 jiwa/km2, sedangkan Desa Wonorejo merupakan desa dengan kepadatan
penduduk terkecil yaitu sebesar 342 jiwa/km2. Piramida penduduk Kecamatan
Kaliwungu tahun 2016 cenderung berbentuk kerucut dengan struktur umur penduduk
tergolong penduduk usia muda. Apabila dilihat menurut kelompok umur, penduduk
terbesar berada pada kelompok umur 15 - 19 tahun yaitu sebesar 6.230 jiwa. Sedangkan
jumlah penduduk terkecil berada pada kelompok umur 75 + tahun yaitu sebesar 837
jiwa.
Aspek pendidikan merupakan sarana penting dalam mencetak sumber daya manusia
yang berkualitas, untuk itu diperlukan prasarana pendidikan yang bagus dan
representatif guna mendukung wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Di Kecamatan
Kaliwungu terdapat fasilitas pendidikan mulai dari sekolah pra sekolah (Taman Kanak –
Kanak) hingga SLTA. Jumlah sekolah pra sekolah pada tahun 2016 sebesar 26 unit
dengan jumlah murid sebesar 1.754 murid, jumlah sekolah setingkat SD di kecamatan
ini mencapai 31 unit dengan 6.833 orang murid. Sementara sekolah setingkat SLTP
sebanyak 7 unit dengan jumlah murid sebesar 1.720 murid dan terdapat 4 unit sekolah
SLTA sederajat dengan 1.065 orang murid.
Di bidang kesehatan, prasarana yang ada di Kecamatan Kaliwungu tersedia
Puskesmas 1 unit, puskemas pembantu 1 unit, 4 rumah bersalin, praktik dokter umum
sebanyak 16 orang, 6 pos kesehatan desa, 13 apotek atau toko obat dan posyandu
sebanyak 77 unit.
Penyandang cacat tubuh sebagai salah satu penyandang masalah kesejahteraan
sosial perlu mendapat perhatian agar mereka dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Oleh
karena itu, pemberian santunan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat dan orang
jompo/terlantar mutlak diberikan. Penderita cacat di Kecamatan Kaliwungu pada tahun
2016 sebanyak 74 orang. Persentase terbanyak adalah penderita cacat tubuh sebesar
35,13 persen dan penderita cacat mental sebesar 28,38 persen.
Kondisi perekonomian di Kecamatan Kaliwungu tahun 2016 tidak mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya (masih tetap seperti tahun 2015). Bank Umum di
5 - 18
5. ANALISIS DATA
Kecamatan Kaliwungu masih tetap dari tahun sebelumnya yaitu berjumlah 11 unit dan
terdapat Bank Syariah sebanyak 2 unit dan BPR 4 unit. Begitu juga dengan jumlah
lembaga keuangan bukan bank pada masing-masing desa masih berjumlah sama dengan
tahun sebelumnya yaitu terdapat 21 Koperasi Simpan Pinjam (KSP), 2 money changer,
dan 1 BKD. Sarana lain yang menunjang perputaran uang yang ada di Kecamatan
Kaliwungu adalah sektor perdagangan. Secara umum, kondisi sarana perdagangan di
Kecamatan Kaliwungu pada tahun 20156 adalah terdapatnya 5 lokasi pasar umum dan
10 minimarket. Jumlah pasar umum dan minimarket di Kecamatan Kaliwungu tidak
mengalami perubahan selama dua tahun terakhir. Tahun 2015 merupakan tahun pertama
kalinya Indonesia mengucurkan Dana Desa sesuai amanat UU No. 6 Tahun 2014
tentang Desa. Dana ini diharapkan agar dimanfaatkan oleh pemerintah desa untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat desa. Jumlah dana desa di Kecamatan Kaliwungu pada tahun 2016 sebesar
5,8 milyar rupiah dengan Desa Kutoharjo merupakan desa yang mendapatkan dana desa
terbesar yaitu
sebesar 681,83 juta rupiah. Sedangkan desa dengan anggaran dana desa terkecil
adalah Desa Karangtengah yaitu sebesar 602,41 juta rupiah.
Dari aspek perubahan guna lahan, hasil penelitian Septiofani, dkk (2015)
menyebutkan bahwa terjadi perubahan guna lahan sawah di kecamatan ini dari semula
seluas 1.183,534 Ha (28,75%) di tahun 2010 menjadi 1.158,056 Ha di tahun 2014. Jenis
perubahan tersebut yaitu sawah menjadi permukiman (61,06%), sawah menjadi gedung
(9,70%), sawah menjadi industri (12,11%), sawah menjadi kebun (1,42%), sawah
menjadi lahan kosong (12,27%) dan sawah menjadi sempadan sungai 1 (3,44%). Jenis
perubahan terbesar adalah menjadi permukiman yaitu sebesar 61,06 persen.
Berkurangnya lahan sawah berpengaruh negatif terhadap nilai pendapatan petani,
dimana usaha berproduksi padi di sawah tidak memberikan masukan yang mencukupi
bagi kehidupan sehari-hari petani, sehingga hal tersebut mendorong petani untuk
menjual lahan sawahnya untuk beralih ke usaha lain. Dampak sosial ekonomi dapat
dilihat dari responden yang memiliki mata pencaharian selain petani cenderung
mengkonversikan lahan sawah yang dimiliki. Konversi yang dilakukan lebih banyak
5 - 19
5. ANALISIS DATA
5 - 20
5. ANALISIS DATA
5 - 21
5. ANALISIS DATA
lebaran idul fitri terjadi pada hal itulah yang menyebabkan inflasi pada bulan Juli
2016, mencapai nilai tertinggi disbanding bulan-bulan lainnya mencapai 1,03 persen.
Inflasi yang cukup tinggi juga terjadi pada bulan November 2016 sebesar 0,67 persen.
Pada bulan Februari, April dan Agustus Kabupaten Kendal mengalami deflasi, salah
satu penyebabnya adalah turunnya harga BBM pada bulan April 2016.
Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal
tahun 2016 secara total sebesar 5,6 persen. Jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, angka pertumbuhan ini meningkat cukup baik. Pertumbuhan ekonomi
sebesar 5,6 persen ini didukung oleh pertumbuhan positif di semua kategori lapangan
usaha. Laju pertumbuhan terbesar terjadi pada kategori pertambangan dan penggalian
yang naik hampir 90 persen. Sektor lain yang juga tumbuh cukup tinggi
adalah kategori jasa perusahaan yang naik 10,6 persen dan jasa keuangan dan asuransi
yang tumbuh 9,4 persen. Sedangkan kategori lapangan usaha yang lain tumbuh
berkisar antara 2 sampai 8 persen. Besarnya peran masing-masing
sektor dalam pembentukan total PDRB mencerminkan struktur perekonomian wilayah
yang bersangkutan. Perekonomian Kendal masih didominasi oleh 3 (tiga) kategori
ekonomi yang utama, yakni sektor Industri Pengolahan, Pertanian, serta Perdagangan
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Kontribusi ketiga
sektor ini dalam perekonomian Kabupaten Kendal mencapai 74,11 persen. Pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada gambar berikut ini.
5 - 22
5. ANALISIS DATA
5 - 23
5. ANALISIS DATA
5 - 24
5. ANALISIS DATA
memicu para investor untuk membuka usaha yang berbasis industri di wilayah Kawasan
Industri Kendal. Fenomena tersebut turut memicu peningkatan perekonomian Kendal.
Dari aspek Net Ekspor Antar – Daerah (atau ekspor antar daerah dikurangi
impor antar daerah), selama kurun waktu 2012-2016, nilai net ekspor atas dasar harga
berlaku cenderung positif, kendati pada tahun 2012 dan 2013 sempat mengalami nilai
negatif. Artinya, selama periode tersebut ada kecenderungan bahwa nilai ekspor Kendal
masih lebih tinggi daripada nilai impornya di mana nilai net ekspor tertinggi dicapai
pada tahun 2016 sebesar 1.108 miliar rupiah. Hampir sejalan dengan nilai net ekspor
atas dasar harga berlaku, net ekspor atas dasar harga konstan justru selalu menunjukkan
nilai positif dan mencapai angka tertinggi di tahun 2016, yaitu sebesar 2.445 miliar
rupiah. Dilihat dari segi share yang diperikan terhadap PDRB pengeluaran, besarnya
kontribusi net ekspor tahun 2016 ini tidak begitu besar namun meningkat 0,01 poin
dibandingkan tahun sebelumnya di mana besarnya kontribusi net ekspor tahun ini
adalah 3,28 persen. Kontribusi net ekspor menunjukkan arah positif yang artinya ekspor
barang/jasa ke luar Kabupaten Kendal masih mendominasi dibandingkan dengan impor
barang/jasa yang masuk ke Kabupaten Kendal. Hal ini merupakan gambaran awal
bahwa perekonomian Kendal di 2016 cukup berkembang pesat.
5.4.1. Pertanian
Dari aspek produktivitas pertanian, proporsi terluas penggunaan tanah di
Kabupaten Kendal adalah untuk tanah sawah yaitu 259,74 km² atau sebesar 25,92
persen dari seluruh luas tanah yang ada. Pada tahun 2013 produktivitas padi, baik padi
sawah maupun gogo sebesar 52,29 kuintal per hektar. Angka ini turun 7,97% dari tahun
sebelumnya. Rata-rata produktivitas padi tertinggi tahun 2013 ada di Kecamatan
Rowosari sebesar 54,67 kw/ha dan disusul Kecamatan Kangkung dengan produktivitas
54,40 kuintal per hektar. Secara umum produktivitas tanaman palawija pada tahun 2013
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2012. Palawija yang mengalami
kenaikan produksi adalah tanaman jagung, ketela pohon, ketela rambat, dan kedelai.
Sedangkan yang mengalami sedikit penurunan produksi adalah kacang tanah dan
kacang hijau.
5 - 25
5. ANALISIS DATA
5 - 26
5. ANALISIS DATA
sebanyak 32.991.728 kg, sedangkan produksi telur burung puyuh selama tahun 2014
sebanyak 98.818 Kg.
Di bidang perikanan, Kabupaten Kendal yang mempunyai topografi daerah
bervariasi, sangat bagus bagi usaha budidaya perikanan. Sub sektor perikanan meliputi
perikanan laut dan perikanan darat. Perikanan darat terdiri dari usaha budidaya tambak
dan kolam serta perairan umum. Produksi perikanan laut yang dihasilkan oleh Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) di empat tempat, pada tahun 2014 menghasilkan 2.055.180 Kg
ikan dengan nilai Rp. 14.623.651.000,-. Produksi tahun ini naik 12,75 persen jika
dibandingkan dengan tahun yang lalu. Apabila dilihat dari nilainya, maka pada tahun
2014 mengalami kenaikan 52,29 persen jika dibandingkan dengan tahun 2013. Produksi
ikan tambak tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 5,57 persen, dengan nilai produksi
Rp. 224.612.425,-. Sementara hasil produksi ikan dari kolam dan perairan umum pada
tahun 2014 sebesar 1.487.433 kg.
5.4.2. Industri dan Perdagangan
Dari aspek perindustrian, Data Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Kabupaten Kendal menunjukkan pada tahun 2013 total realisasi peizinan sebesar 3.994
perizinan. Total nilai investasi selama tahun 2013 yang berasal dari UMKM mencapai
186,456 triliun rupiah sedangkan dari PMDN (perusahaan besar) tidak ada investasi.
Untuk sektor air minum Total Air minum yang telah disalurkan pada tahun 2014 di
Kabupaten Kendal sebanyak 7.667.069 meter kubik, atau senilai 31,25 milyar rupiah.
Persentase pengguna terbanyak adalah rumah tangga, sosial khusus ( tempat ibadah,
sekolah, panti dsb), dan sisanya untuk niaga, sosial umum, instansi pemerintah dan
lain-lain.
5 - 27
5. ANALISIS DATA
5 - 28
5. ANALISIS DATA
5 - 29
5. ANALISIS DATA
sektor non basis dan begitu pula sebaliknya. Selain itu, dalam perhitungan ini dapat
diketahui bahwa yang menjadi sektor basis adalah sektor pertanian; industri pengolahan;
listrk, gas, dan air bersih. Sektor non basis adalah sektor perdagangan, hotel dan
restoran; bangunan; keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Adanya urutan sektor
non basis seperti hal tersebut sangatlah tepat dengan keadaan perekonomian di Kab.
Kendal. Di mana seperti yang kita tahu bahwa sektor-sektor non basis tersebut sangat
mendorong terus berkembanya sektor basis di Kab. Kendal.
Berkembangnya sektor basis seperti hal tersebut sangat cocok dengan wilayah
Kab. Kendal di mana pada wilayah dataran tinggi seperti di Kendal Selatan sangat
cocok untuk kegiatan pertanian. Sektor pertanian yang juga merupakan sektor basis
banyak berkembang di wilayah Kec. Boja, Kec. Patean dimana pada wilayah ini
berkembang sektor perkebunan yang merupakan subsektor dari sektor pertanian.
Sedangkan di wilayah dataran rendah berkembang sektor indusrti. Sektor industri yang
banyak berkembang di sini adalah sektor industri pengolahan pengolahan furniture yang
berorientasi ekspor ke Eropa, Amerika dan negara-negara lainnya. Selain itu juga
berkembang sektor pengolahan hasil laut, industri kecil konveksi dan dll.
Berkembangnya sektor ini di wilayah dataran rendah Kab. Kendal karena adanya
kemudahan dalam memperoleh bahan baku untuk memproduksi hal tersebut.
Meskipun sektor basis merupakan sektor yang paling potensial untuk
dikembangkan dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal, akan
tetapi kita tidak boleh melupakan sektor non basis. Karena dengan adanya sektor basis
tersebut maka sektor non basis dapat dibantu untuk dikembangkan menjadi sektor basis
baru. Tidak hanya itu saja, tanpa adanya sektor non basis yang diperhatikan maka
kegiatan perekonomian di sektor yang lain tidak akan bisa berkembang.
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa selama lima tahun
terakhir tidak terjadi pergeseran sektor basis di Kab. Kendal. jadi di sini bisa dilihat
bahwa setiap sektor selama kurun waktu lima tahun terakhir posisi setiap sektor sama.
Setelah melakukan analisis dengan menggunakan analisis LQ, maka dapat
diketahui masing-masing sektor basis dan non basis ekonomi Kabupaten Kendal.
Setelah diketahui potensi tiap sektor, selanjutnya diharapkan adanya pengelolaan yang
5 - 30
5. ANALISIS DATA
lebih terfokus pada sektor yang lebih mampu mendorong perkembangan ekonomi
Kabupaten Kendal. Dengan menitikberatkan pada sektor-sektor yang mempunyai
pengaruh yang besar pada perekonomian sehingga diharapkan hasilnya dapat optimal.
Dalam penelitian ini analisis pengembangan sektor basis di Kabupaten Kendal
berdasarkan PDRB atas harga berlaku yaitu sektor industri pengolahan terutama industri
non migas, sektor pertanian dan sektor listrik, gas, dan air bersih. Berikut akan di bahas
sektor yang menjadi sektor basis di Kabupaten Kendal.
A. Sektor Industri dan Pengolahan
1. Sentra Industri Kecil Mebel dari Kayu/Furniture
Di Kabupaten Kendal banyak terdapat kegiatan industri mebel kayu/furniture yang
lokasinya tersebar di pelosok daerah, baik yang mengelompok dalam satu
pedesaan/sentra maupun yang terpencar antara 1 hingga 4 perusahaan dari yang
berskala kecil maupun besar.
Bahan yang digunakan berupa kayu jati yang berasal dari Perum Perhutani maupun
jati tanaman rakyat, juga kayu non jati (sengon, mahoni, kalimantan, dan lain-lain)
yang persediaannya cukup banyak di pasaran. Walaupun perkembangan furniture
kurang begitu cepat, namun usaha ini berjalan cukup lancar dalam melayani
kebutuhan mebelair dan bahan bangunan serta produksi lain yang dibutuhkan
masyarakat, perkantoran, keperluan pabrik tekstil, dan lain-lain. Seperti disebutkan
di atas bahwa di Kabupaten Kendal terdapat industri furniture dan pengolah kayu
menengah dan besar namun dengan produk berorientasi pasar ekspor ke
negara-negara Eropa, Amerika dan negara lainya dengan jenis produk antara lain
kayu olahan dan mebelair seperti Hartco di Kecamatan Patean, dan sebagainya.
2. Sentra Industri Kecil Emping Melinjo
Tanaman melinjo banyak tumbuh di Kecamatan Pageruyung, Plantungan dan Kecamatan
Patebon sehingga beberapa desa di kecamatan tersebut merupakan daerah sentra
industri kecil pembuatan emping melinjo. Sentra emping melinjo berada di
Kecamatan Plantungan, Kecamatan Pageruyung dan Patebon yang merupakan usaha
turun temurun dari nenek moyang mereka dan masih dikerjakan dengan peralatan
yang sederhana.
5 - 31
5. ANALISIS DATA
Jumlah industri kecil emping melinjo pada tahun 2007 mencapai 152 unit usaha dan mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 169 orang. Salah satu kendala yang dihadapi oleh
pengrajin industri kecil pembuatan emping melinjo di sentra adalah penyimpanan
pasca panen buah melinjo sebagai bahan bakunya, sementara ini buah melinjo yang
dipanen apabila permintaan emping melinjo berkurang maka buah melinjo tadi
dijual ke tengkulak. Emping melinjo di sentra industri pembuatan emping melinjo di
Kecamatan Plantungan sudah banyak dikenal oleh masyarakat Kabupaten Kendal
bahkan di luar Kabupaten, misalnya Semarang, Magelang, Pekalongan, dan Batang.
Untuk produksi emping melinjo Kabupaten Kendal bentuknya agak pulen dan tidak
retak apabila ditumbuk.
3. Sentra Industri Kecil Konveksi
Industri kecil pembuatan pakaian jadi/konveksi di Kabupaten Kendal mempunyai
perkembangan yang cukup baik. Keberadaan industri kecil ini menyebar merata di
daerah, sedangkan untuk sentra industri kecil pembuatan pakaian jadi diantaranya
adalah di Desa Kutoharjo, Krajan Kulon, dan Desa Protomulyo Kecamatan
Kaliwungu serta di Desa Cepiring dan Pandes Kecamatan Cepiring. Jumlah industri
kecil pembuatan pakaian jadi/konveksi pada tahun 2007 mencapai 70 unit usaha dan
mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 230 orang.
Industri kecil pembuatan pakaian jadi ini sebagian besar dikerjakan dengan peralatan
sederhana, mesin jahit dikerjakan dengan tenaga manusia atau manual dan belum
menggunakan tenaga mekanis/tenaga listrik. Adapun jenis produk yang dihasilkan
antara lain kemeja pria, celana panjang, pakaian anak-anak dan pakaian wanita.
4. Sentra Industri Kecil Gerabah
Pada tahun 1970-an jumlah pengrajin industri kecil gerabah di Kabupaten Kendal
lebih dari 200 unit usaha yang terdapat di Kecamatan Kota Kendal dan Kecamatan
Weleri. Namun dengan kemajuan peradaban manusia sekarang ini banyak
diproduksi barang substitusi sehingga jumlah industri gerabah mengalami
penurunan drastis menjadi 40 unit usaha pada tahun 2007. Dari sejumlah 40 unit
usaha tersebut dikerjakan oleh orang-orang yang sudah tua, sedangkan generasi
muda sudah tidak tertarik pada kegiatan kerajinan gerabah. Jumlah tenaga kerja
5 - 32
5. ANALISIS DATA
5 - 33
5. ANALISIS DATA
5 - 34
5. ANALISIS DATA
merupakan perusahaan sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.
Terinasi hasil olahan memang mempunyai spesifikasi khusus, karena memang
sebagian besar untuk konsumsi ekspor sehingga kualitas produk sangat diperhatikan.
Pada umumnya spesifikasi itu adalah warnanya bersih, tidak menggumpal, dan
besarnya hampir seragam. Hasil produk pengolahan terinasi diekspor ke Jepang,
Taiwan, dan sedang dijajaki ke negara-negara di Asia dan Eropa.
10. Sentra Industri Kecil Terasi
Terasi adalah produk makanan yang terbuat dari nener. Terasi digunakan untuk
penyedap bumbu makanan di Indonesia. Di Kabupaten Kendal sentra industri skala
rumah tangga pembuatan terasi yang potensial adalah di Desa Korowelang Anyar
Kecamatan Cepiring, Gempolsewu - Rowosari, Karangsari - Kendal, Desa
Wonorejo - Kaliwungu, Desa Pidodo Wetan dan Pidodo Kulon Kecamatan Patebon,
serta Kec. Kangkung. Nener merupakan bahan baku utama pembuatan terasi yang
hidup baik di perairan laut maupun perairan darat (tambak), yang pada musim
tertentu nener banyak berkembang sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap
produksi terasi.
Dalam proses pembuatan terasi sebagian industri-industri kecil belum menggunakan
peralatan teknologi tepat guna melainkan masih menggunakan peralatan yang
sederhana yaitu alat penumbuk. Pemasaran terasi dari sentra-sentra ini sebagian
besar masih di sekitar Kabupaten Kendal.
11. Sentra Industri Kecil Kerupuk
Industri kerupuk merupakan bagian dari industri kecil yang ada di Kabupaten
Kendal. Ketika terjadi krisis ekonomi, industri kecil kerupuk di Kabupaten Kendal
mampu bertahan bahkan berkembang cukup baik dan menggembirakan. Hal ini
terlihat dengan adanya pertumbuhan unit usaha dan penyerapan tenaga kerja.
Melihat kondisi sekarang ini industri kecil kerupuk yang potensial untuk
berkembang adalah industri kecil kerupuk di Desa Sarirejo, Protomulyo, Krajan
kulon Kec. Kaliwungu, Kelurahan Kebondalem, Langenharjo, Tunggulsari dan
Sijeruk Keca-matan Kota Kendal, Desa Gemuh Blanten Kecamatan Gemuh, Desa
Boja Kecamatan Boja, Desa Kertosari Kecamatan Singorojo, Desa Lanji, Sukolilan
5 - 35
5. ANALISIS DATA
dan Kebonharjo Patebon, Desa Karangsuno - Cepiring, dan Desa Parakan Sebaran
Kecamatan Pageruyung.
Industri kecil pembuatan kerupuk sebagian besar dikelola secara tradisional oleh
ibu-ibu rumah tangga/home industri. Kualitas produk kerupuk di sentra-sentra ini
masih perlu ditingkatkan lagi agar mampu bersaing dengan produk sejenis dari
daerah lain. Adapun jenis produksi kerupuk yang dihasilkan antara lain kerupuk
udang, kerupuk coklat (kerupuk rembulung), kerupuk petis, dan kerupuk goreng
pasir.
B. Sektor Pertanian
Sesuai kondisi wilayah dan iklimnya, maka sektor yang paling berkembang di
kabupaten ini adalah sektor pertanian yang meliputi subsektor pertanian tanaman
pangan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, serta subsektor kelautan dan
perikanan dan sektor pertambangan dan energi.
1. Pertanian Tanaman Pangan
Mengingat kondisi wilayahnya sangat dipengaruhi oleh iklim tropis dengan curah hujan
yang cukup tinggi, maka pertanian tanaman pangan menjadi salah satu sektor unggulan
di kabupaten ini. Komoditasnya sebagian besar adalah buah-buahan segar di samping
bawang merah, cabe, jahe, kunyit, kacang-kacangan dan ubi jalar. Secara rinci luas
lahan dan jumlah produksi masing-masing komoditi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.3. Luas Lahan dan Produksi Berbagai Komoditas Tanaman
Pangan
No Komoditi Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton)
5 - 36
5. ANALISIS DATA
2. Perkebunan
Pada subsektor perkebunan prospeknya cukup bagus. Berbagai jenis komoditi
perkebunan tersebar secara merata di seluruh kecamatan, meliputi cengkeh, kapuk,
jambu mete, tebu, karet, aren, kapulogo, kemukus, vanili, lada, kemiri, teh, kelapa
dalam, kelapa hibrida, kopi robusta, kopi arabika dan tembakau.
Komoditi cengkeh, aren dan teh potensinya banyak terdapat di Kecamatan
Plantungan, Sukorejo, Patean serta Limbangan. Sementara untuk jenis komoditi
kapuk, kemukus, kopi arabika, kopi robusta, lada, kemiri dan kelapa hibrida potensi
terbesarnya terdapat di Kecamatan Patean dan Singorojo. Komoditi kapulogo, lada,
vanili, kopi arabika dan kelapa juga banyak ditemui di Kecamatan Boja. Khusus
produksi karet terkonsentrasi di Kecamatan Limbangan, yang juga memiliki potensi
untuk jenis komoditi seperti : aren, kapulogo, kemukus, kemiri, lada, vanili, kopi
arabika dan robusta.
3. Peternakan
Potensi pada subsektor ini meliputi ternak sapi, kerbau, kambing, domba dan ayam.
Setiap tahunnya kabupaten ini mampu menghasilkan produksi daging sapi sebesar
447,515 ton, kerbau 1,8 ton, kambing 160,897 ton, domba 57,758 ton serta ayam
sebesar 2.077,717 ton. Di sisi lain produksi telur tiap tahunnya juga cukup besar
yaitu mencapai 17.546,707 ton.
4. Perikanan
Potensi pada subsektor ini terdapat di Kecamatan Rowosari dan Kecamatan Kota
Kendal, meliputi perikanan laut dan perikanan air tawar. Kedua wilayah ini sangat
potensial untuk dikembangkan sebagai sentra perikanan yang didukung oleh
5 - 37
5. ANALISIS DATA
produktifitas yang tinggi dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Hasil produksi
perikanan air tawar antara lain: ikan lele, bandeng dan udang, sementara dari
perikanan laut produksi unggulannya berupa teri nasi. Untuk melengkapi tingginya
produktifitas perikanan, saat ini telah terdapat empat Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
yaitu TPI Tawang, TPI Bandengan, TPI Tanggul Malang, TPI Sendang Sekucing.
5. Listrik, gas, dan air bersih
Listrik, gas, dan air bersih merupakan salah satu sektor basis di Kab. Kendal. Hal ini
bisa terjadi karena pada Kab. Kendal salah satu sektor basis adalah industri
pengolahan dimana pada sektor ini listrik, gas, dan air bersih merupakan subsektor
yang mendukung kelangsungan sektor ini. Sehingga secara tidak langsung
keberadaan sektor industri ini mempengaruhi jumlah penerimaan pada PDRB. Salah
satu sub sektor yang paling berkembang dalam hal ini adalah sub sektor listrik,
dimana pada tahun 2003 sebesar 78.121,13; pada tahun 2004 sebesar 72.7674,30;
pada tahun 2005 sebesar 86.329,04; pada tahun 2006 sebesar 102.551,94; pada
tahun 2007 sebesar 126.592,09.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode LQ dapat diketahui bahwa
yang menjadi sektor basis adalah sektor pertanian, industri pengolahan, dan listrk,
gas, dan air bersih. Sektor non basis adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran;
bangunan; keuangan; persewaan; persewaan jasa perusahaan. Adanya urutan sektor
non basis seperti hal tersebut sangatlah tepat dengan keadaan perekonomian di Kab.
Kendal. Sektor-sektor non basis tersebut sangat mendorong terus berkembanya
sektor basis di Kab. Kendal. Selain itu, dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu lima
tahun terakhir belum ada pergeseran sektor. Dimana yang dimaksud pergeseran
sektor disini yaitu pergeseran dari sektor basis ke sektor non basis dan begitu pula
sebaliknya. Pengaruh sektor basis terhadap perekononomian di Kab. Kendal cukup
besar. Dari adanya alokasi tenaga kerja yang cukup banyak ini bisa dilihat bahwa
perekonomian rakyat berkembang dengan baik. Banyaknya tenaga kerja yang
terserap dapat menimbulkan tingginya tingkat produktivitas tenaga kerja di daerah
tersebut. Dengan semakin banyaknya atau meningkatnya produktivitas di tiap sektor
bisa menyebabkan semakin meningkatnya perekonomian daerah tersebut yang
5 - 38
5. ANALISIS DATA
5 - 39
5. ANALISIS DATA
Express Bahari 2C milik PT. Pelayaran Inti Sakti Makmur, Palembang ini,
melayani rute Kendal - Karimunjawa 2 kali dalam seminggu.
5 - 40
5. ANALISIS DATA
5 - 41
5. ANALISIS DATA
adalah sebesar Rp. 48.140.000,- per perjalanan. Ini belum termasuk pemasukan dari
tariff kendaraan, yang apabila dihitung berdasarkan volume kendaraan yang
diseberangkan pada Juli 2018 (mengangkut 14 mobil, 17 truk, dan 36 sepeda motor
dengan tarif masing-masing yaitu Rp. 2,1 juta, Rp. 4juta dan Rp. 200ribu) maka
pendapatan dari volume kendaraan ini sebesar Rp. 104.600.000,-. Sehingga total
pendapatan adalah sebesar Rp. 152.740.000,- per perjalanan.
5.5.2. Analisis Trayek Pengembangan I (Pelabuhan Kendal – Pelabuhan Bahaur,
Pulang Pisau, Kalimantan Tengah)
Pelabuhan Bahaur terletak di Bahaur Hilir, Kahayan Kuala, Pulang Pisau,
Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), dengan posisi koordinat 3°14'20.8"LS
114°05'54.4"BT. Kabupaten Pulang Pisau yang beribukotakan Pulang Pisau
memiliki luas wilayah 8.997 km2 dan berpenduduk 120.062 jiwa (hasil sensus
2010) ini merupakan daerah yang cukup berkembang, yang dibentuk pada tahun
2002. Batas wilayah kabupaten ini adalah sebelah Utara berbatasan
dengan Kabupaten Gunung Mas, sebelah Selatan berbatasan dengan laut Jawa,
sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kapuas, dan sebelah Barat berbatasan
dengan Kabupaten Katingan dan Kota Palangka Raya. Kabupaten Pulang Pisau
terdiri dari 8 kecamatan, 91 desa definitif, 1 desa persiapan, yaitu Desa Sukamaju,
UPT Anjir Pulang Pisau dan 2 kelurahan, yakni Kelurahan Pulang Pisau dan
Kelurahan Kalawa.
Pelabuhan Bahaur terletak di Desa Bahaun Hilir di Kecamatan Kahayan Kuala.
Kecamatan ini memiliki luas wilayah ± 1.155,00 km2 dengan jumlah penduduk
sebanyak ± 20.940 jiwa (laporan kependudukan Kecamatan Kahayan Kuala).
Beberapa alasan dipilihnya pelabuhan ini menjadi salah satu pelabuhan tujuan
adalah sebagai berikut ini.
1. Adanya rencana pengembangan Pelabuhan Bahaur yang digagas Pemerintah
Daerah serta Pemerintah Pusat (termasuk pengembangan trayek
penyeberangan Bahaur – Paciran (Jawa Timur) yang akan dioperasikan).
2. Adanya 5 proyek prioritas dari Kementerian Perencanaan dan Pembangunan
Nasional (PPN)/Bappenas di Kalteng, yang salah satunya adalah
5 - 42
5. ANALISIS DATA
5 - 43
5. ANALISIS DATA
menyusur tepi Sungai Kahayan ke arah Barat Daya sampai titik C yang
terletak di tepi Sungai Kahayan pada koordinas 3°15'45" LS dan 114°06'22"
BT selanjutnya ditarik garis ke arah Barat Daya menyusur tepi Sungai
Kahayan dan menyeberang Muara Sei Tinggiran sampai di titik D yang
terletak di Muara Sungai Tinggiran pada koordinat 3°15'54" LS dan
114°06'21" BT selanjutnya ditarik garis menyusur tepi Sungai Kahayan ke
arah Barat Daya sampai di titik E yang terletak di tepi Sungai Kahayan di
sebelah Timur Pos Pelabuhan Bahaur pada koordinat 3°16'00" LS dan
114°06'21" BT selanjutnya ditarik garis menyusur tepi Sungai Kahayan ke
arah Barat Daya sampai di titik F yang terletak di tepi Sungai Kahayan pada
koordinat 3°16'05" LS dan 114°06'22" BT selanjutnya ditarik garis
menyusur tepi Sungai Kahayan ke arah Barat Daya sampai di titik G yang
terletak di tepi Sungai Kahayan pada koordinat 3°16'07" LS dan 114°06'20"
BT selanjutnya ditarik garis lurus menyeberang Jalan Bahaur melewati
perbatasan tanah penduduk/Desa Perawan dengan tanah pelabuhan sampai di
titik H yang terletak di tanah penduduk/Desa Perawan dengan tanah
pelabuhan pada koordinat 3°16'07" LS dan 114°06'08" BT selanjutnya
ditarik garis lurus ke arah Utara melewati Desa Perawan/perbatasan tanah
penduduk dengan tanah pelabuhan dan kembali ke titik A.
2. Daerah lingkungan kerja Perairan Pelabuhan Bahaur yang luasnya 284 Ha,
dimulai dari titik A2 yang terletak di Tanjung Damaran pada koordinat
3°19'17" LS dan 114°06'49" BT selanjutnya ditarik garis menyusur tepi
Sungai Kahayan ke arah Timur Laut sampai pada titik B2 yang terletak di
Muara Terusan ke Sungai Kapuas pada koordinat 3°14'11" LS dan
114°06'59" BT selanjutnya ditarik garis menyusur tepi Sungai Kahayan ke
arah Timur Laut sampai pada titik C2 yang terletak di Tanjung Takoloh pada
koordinat 3°08'55" LS dan 114°08'50" BT selanjutnya ditarik garis
menyusur tepi Sungai Kahayan ke arah Timur Laut sampai pada titik D2
yang terletak di tepi Sungai Kahayan pada koordinat 3°04'06" LS dan
114°09'33" BT selanjutnya ditarik garis memotong Sungai Kahayan ke arah
5 - 44
5. ANALISIS DATA
Barat sampai pada titik E2 yang terletak di Desa Pangkoh pada koordinat
3°04'06" LS dan 114°09'46" BT selanjutnya ditarik garis menyusur tepi
Sungai Kahayan ke arah Barat Daya sampai pada titik F2 yang terletak di
Tanjung Taberau pada koordinat 3°04'48" LS dan 114°10'30" BT
selanjutnya ditarik garis menyusur tepi Sungai Kahayan ke arah Barat Daya
sampai pada titik G2 yang terletak di Pelabuhan Bahaur pada koordinat
3°12'48" LS dan 114°06'53" BT selanjutnya ditarik garis menyusur tepi
Sungai Kahayan ke arah Selatan sampai pada titik H2 yang terletak di
Tanjung Perawan pada koordinat 3°17'28" LS dan 114°06'00" BT
selanjutnya ditarik garis menyusur tepi Sungai Kahayan ke arah Barat Daya
sampai pada titik I2 yang terletak di Desa Bapuju pada koordinat 3°20'30"
LS dan 114°03'58" BT selanjutnya ditarik garis lurus memotong Muara
Sungai Kahayan ke arah Timur Laut dan kembali ke titik A2.
3. Area tanah yang merupakan Daerah Lingkungan Kerja Daratan Pelabuhan
diberikan Hak Pengelolaan (HPL) kepada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia
III sesuai peraturan perundangan yang berlaku, dengan kewajiban :
a. Membebaskan tanah yang masih dikuasai oleh Pihak Ketiga yang
terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja Daratan Pelabuhan.
b. Membentuk Panitia Penunjuk Batas Daerah Lingkungan Kerja
Daratan Pelabuhan yang terdiri dari PT (Persero) Pelabuhan
Indonesia III, Badan Pertanahan Nasional setempat dan Pemda
berdasarkan koordinat geografi pada peta yang dalam
pelaksanaannya dimungkinkan adanya penyesuaian dengan keadaan
lapangan.
c. Mendaftarkan area tanah yang merupakan Daerah Lingkungan Kerja
Daratan Pelabuhan untuk memperoleh Hak Pengelolaan, sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
4. Hak pengelolaan (HPL) PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III :
a. Merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah.
b. Menggunakan tanah tersebut untuk keperluan pelaksanaan usaha.
5 - 45
5. ANALISIS DATA
5 - 46
5. ANALISIS DATA
5 - 47
5. ANALISIS DATA
5 - 48
5. ANALISIS DATA
5 - 49
5. ANALISIS DATA
lapangan parker, instalasi air, dan listrik dengan kondisii teknis 50% sampai dengan
60% untuk bangunan jalan dan 80% sampai dengan 90% untuk bangunan gedung.
Penyediaan air bersih mempunyai kapasitas 20 M3/jam dengan bahan baku air dari air
sungai, sedangkan kapasitas listrik terpasang 36,20 KVA, terutama digunakan untuk
bangunan kantor, terminal penumpang, dan penerangan pelabuhan.
5 - 50
5. ANALISIS DATA
5 - 51
5. ANALISIS DATA
5 - 52
5. ANALISIS DATA
5.
Gambar 5. 29. Distribusi Komoditas Ketapang - Kendal
5 - 53
5. ANALISIS DATA
6.
5.6. Analisis Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya
finansial yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan.
Kebutuhan finansial dan pengembalian (return) bisa sangat berbeda, tergantung pada
pemilihan alternative yang ada bagi sebagian besar usaha baru. Analisis kelayakan
finansial dari usaha baru memerlukan pemilihan alternative untuk diterapkan.
Pendekatan anlitis bagi masalah ini dipusatkan pada empat langkah dasar, yaitu :
1. Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana- dana yang diperlukan untuk
operasional.
2. Penentuan sumber daya finansial yang tersedia serta biaya biayanya, yaitu berupa
pencapaian sumber dan dana biaya modal.
3. Penentuan aliran kas di masa depan yang bisa diharapkan dari operasi dengan cara
analisa aliran kas di pada selang waktu relative singkat.
4. Penentuan pengembalian yang diharapkan melalui analisa pengembalian dari
investasi.
Analisis finansial ini dilakukan dengan menggunakan biaya sesungguhnya
termasuk pajak dan kontinensi harga maupun fisik. Analisis kelayakan finansial pada
penelitian ini menggunakan indicator nilai Benefit Cost Ratio (BCR). BC Ratio atau
Benefit-Cost ratio merupakan manfaat bersih tambahan yang diterima proyek dari setiap
1 satuan biaya yang dikeluarkan, yang menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat
(benefit) yang diperoleh dari biaya (cost) yang dikeluarkan. Nilai B/C Ratio diperoleh
melalui perbandingan antara nilai total present value (pv) benefit dengan nilai total
present value (pv) cost. Hasil perbandingan tersebut apa bila bernilai ≥ 1 maka proyek
fisibel atau layak untuk dilakukan.
5.6.1. Analisis Perkiraan Biaya Operasional Angkutan Penyeberangan Trayek
Pengembangan Kendal – Bahaur
Perhitungan biaya operasional dilakukan guna memperkirakan besarnya biaya
atau jumlah biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan pokok yaitu pada
penelitian ini adalah angkutan penyeberangan trayek pengembangan dari Pelabuhan
5 - 54
5. ANALISIS DATA
5 - 55
5. ANALISIS DATA
5 - 56
5. ANALISIS DATA
5 - 57
5. ANALISIS DATA
Rp
1) Mesin Induk = /Tahun
7.303.534.818,47
Rp
2) Mesin Bantu = /Tahun
1.825.883.704,62
Rp
Jumlah = /Tahun
9.129.418.523,08
b. Biaya Pelumas
Rp
1) Mesin Induk = /Tahun
899.987.486,97
Rp
2) Mesin Bantu = /Tahun
224.996.871,74
Rp
Jumlah = /Tahun
1.124.984.358,71
c. Biaya Gemuk
Rp
Gemuk Untuk Kapal >1.000 GT = /Tahun
36.000.000,00
d. Biaya Air Tawar
Rp
1) Untuk Crew Kapal = /Tahun
46.080.000,00
Rp
2) Untuk Penumpang = /Tahun
690.470.400,00
Rp
3) Untuk Cuci Kapal = /Tahun
78.061.920,00
Rp
Jumlah = /Tahun
814.612.320,00
e. Biaya Repairs, Maintenance & Supplies (RMS)
Rp
Jumlah = /Tahun
5.000.000.000,00
5 - 58
5. ANALISIS DATA
1. Biaya Tetap
a. Biaya Pegawai Darat
Rp
1) Gaji Upah = /Tahun
450.000.000,00
Rp
2) Tunjangan = /Tahun
337.500.000,00
Rp
Jumlah = /Tahun
787.500.000,00
Rp
b. Biaya Pengelolaan & Manajemen = /Tahun
650.000.000,00
5 - 59
5. ANALISIS DATA
Rp
a. Biaya Penyusutan Kapal = /Tahun
4.180.000.000,00
Rp
b. Biaya Bunga Modal = /Tahun
589.875.000,00
Rp
c. Biaya Asuransi kapal = /Tahun
1.650.000.000,00
Rp
d. Biaya Anak Buah Kapal = /Tahun
386.400.000,00
2. Biaya Tidak Tetap
Rp
a. Biaya BBM = /Tahun
9.129.418.523,08
Rp
b. Biaya Pelumas = /Tahun
1.124.984.358,71
Rp
c. Biaya Gemuk = /Tahun
36.000.000,00
Rp
d. Biaya Air Tawar = /Tahun
814.612.320,00
Biaya Repairs, Maintenance & Rp
e. = /Tahun
Supplies 5.000.000.000,00
Rp
Jumlah Biaya Langsung = /Tahun
22.911.290.201,79
5 - 60
5. ANALISIS DATA
Rp
a. Biaya Kantor = /Tahun
25.000.000,00
Rp
b. Biaya Pemeliharaan = /Tahun
2.500.000,00
Rp
c. Biaya Alat Tulis Kantor = /Tahun
6.500.000,00
Biaya Telepon, Listrik, & air Rp
d. = /Tahun
tawar 10.000.000,00
Rp
e. Inventaris Kantor = /Tahun
5.500.000,00
Rp
f. Biaya Perjalanan Dinas = /Tahun
5.500.000,00
Rp
Jumlah Biaya Tidak Langsung = /Tahun
1.492.500.000,00
5 - 61
5. ANALISIS DATA
tiap perjalanan pada trayek pengembangan Kendal – Bahaur. Perkiraan biaya pokok tiap
perjalanan angkutan penyeberangan trayek pengembangan Kendal – Bahaur dapat
dilihat pada uraian di bawah ini.
Tabel 5.6. Tabel Rekapitulasi Biaya Pokok Jasa Angkutan Penyeberangan
Bahaur Per Trip
Rekapitulasi Biaya Pokok Jasa Angkutan Penyeberangan
A
. Biaya Langsung
1. Biaya Tetap
a /Tri
. Biaya Penyusutan Kapal = Rp 87.083.333,33 p
b /Tri
. Biaya Bunga Modal = Rp 12.289.062,50 p
c /Tri
. Biaya Asuransi kapal = Rp 34.375.000,00 p
d /Tri
. Biaya Anak Buah Kapal = Rp 8.050.000,00 p
2. Biaya Tidak Tetap
a /Tri
. Biaya BBM = Rp 190.196.219,23 p
b /Tri
. Biaya Pelumas = Rp 23.437.174,14 p
c /Tri
. Biaya Gemuk = Rp 750.000,00 p
d /Tri
. Biaya Air Tawar = Rp 16.971.090,00 p
e /Tri
. Biaya Repairs, Maintenance & Supplies = Rp 104.166.666,67 p
/Tri
Jumlah Biaya Langsung = Rp 477.318.545,87 p
5 - 62
5. ANALISIS DATA
B
. Biaya Tidak Langsung
1. Biaya Tetap
a /Tri
. Biaya Pegawai Darat = Rp 16.406.250,00 p
b /Tri
. Biaya Pengelolaan & Manajemen = Rp 13.541.666,67 p
2. Biaya Tidak Tetap
a /Tri
. Biaya Kantor = Rp 520.833,33 p
b /Tri
. Biaya Pemeliharaan = Rp 52.083,33 p
c /Tri
. Biaya Alat Tulis Kantor = Rp 135.416,67 p
d /Tri
. Biaya Telepon, Listrik, & air tawar = Rp 208.333,33 p
e /Tri
. Inventaris Kantor = Rp 114.583,33 p
/Tri
f. Biaya Perjalanan Dinas = Rp 114.583,33 p
/Tri
Jumlah Biaya Tidak Langsung = Rp 31.093.750,00 p
/Tri
Total Jumlah Biaya Pokok = Rp 508.412.295,87 p
5 - 63
5. ANALISIS DATA
5 - 64
5. ANALISIS DATA
Dengan kondisi load factor sebesar 100 %, pendapatan yang diperoleh tiap satu
kali perjalanan mencapai Rp. 384.400.000,00. Perolehan jumlah pendapatan terbesar
berasal dari muatan kendaraan berjenis truk dengan pendapatan mencapai Rp.
261.000.000,00. Jika dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk satu
kali perjalanan yang mencapai Rp. 508.412.295,87, maka didapatkan nilai Benefit Cost
Ratio (BCR) pada kondisi tersebut hanya sebesar 0,76. Nilai BCR tersebut
mengindikasikan bahwa pada kondisi tersebut rencana angkutan pengembangan Kendal
– Bahaur akan mengalami kerugian, sebesar Rp. 124.012.295,87 per trip.
5 - 65
5. ANALISIS DATA
5 - 66
5. ANALISIS DATA
5 - 67
5. ANALISIS DATA
65,051,600,000.00
A. Biaya Langsung
1. Biaya Tetap
a. Biaya Penyusutan Kapal
Nilai Residu (5%) = Rp5,500,000,000.00 /Tahun
Masa Penyusutan = 25.00 Tahun
Biaya Penyusutan Kapal = Rp4,180,000,000.00 /Tahun
b. Biaya Bunga Modal
Jangka Waktu Pinjaman = 10.00 Tahun
Bunga Modal = 1.50 %
Biaya Bunga Modal = Rp 589,875,000.00 /Tahun
c. Biaya Asuransi Kapal
Premi Asuransi /Tahun = 1.50 %
Biaya Asuransi Kapal = Rp1,650,000,000.00 /Tahun
d. Biaya Anak Buah Kapal
1) Gaji Upah = Rp 184,000,000.00 /Tahun
2) Tunjangan = Rp 138,000,000.00 /Tahun
Jumlah = Rp 322,000,000.00 /Tahun
5 - 68
5. ANALISIS DATA
5 - 69
5. ANALISIS DATA
Rp
b. Biaya Pemeliharaan = /Tahun
2,500,000.00
Biaya Alat Tulis Kantor & Barang Rp
c. = /Tahun
Cetakan 6,500,000.00
Biaya Telepon, Telegram, Pos, Rp
d. = /Tahun
Listrik, & air tawar 10,000,000.00
Rp
e. Inventaris Kantor = /Tahun
5,500,000.00
Biaya Pengawasan dan Perjalanan Rp
f. = /Tahun
Dinas 5,500,000.00
Rp
Jumlah Biaya Tidak Langsung = /Tahun
1,492,500,000.00
Rp19,862,175,641.4
Total Jumlah Biaya Pokok = /Tahun
6
Tabel 5.9.
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diperkirakan jumlah biaya yang
dibutuhkan untuk mengoperasikan angkutan penyeberangan trayek Kendal – Sampit
selama satu tahun sebesar Rp. 19.862.175.641,46. Jumlah biaya tersebut berasal dari
biaya langsung sebesar Rp. 18.369.675.641,46 dan biaya tidak langsung sebesar
Rp1.492.500.000,00. Komponen biaya terbesar berasal dari biaya pemakaian bahan
bakar minyak dan biaya RMS Kapal dengan jumlah mencapai Rp. 4.268.147.950,26 dan
Rp. 5.509.682.986,33 per tahun. Biaya pemakaian bahan bakar menjadi komponen
biaya terbesar kedua dengan persentase 21,49% dari total jumlah biaya yang
dikeluarkan.
Tabel 5.10. Dari hasil peninjauan di lapangan, frekuensi keberangkatan kapal
sejenis di Pelabuhan Kendal dengan tujuan menuju kumai sebanyak empat kali dalam
satu bulan. Maka dapat disimpulkan dalam kurun waktu satu tahun, frekuensi
keberangkatan angkutan penyeberangan menuju Pelabuhan Kumai sebanyak 48 kali.
Dengan berdasarkan pendekatan tersebut, dapat diperkirakan jumlah biaya pokok tiap
perjalanan pada trayek pengembangan Kendal – Bahaur. Perkiraan biaya pokok tiap
perjalanan angkutan penyeberangan trayek pengembangan Kendal – Bahaur dapat
dilihat pada uraian di bawah ini.
Tabel 5.11. Tabel Rekapitulasi Biaya Pokok Jasa Angkutan Penyeberangan
Sampit Per Trip
Rekapitulasi Biaya Pokok Jasa Angkutan Penyeberangan
5 - 70
5. ANALISIS DATA
A. Biaya Langsung
1. Biaya Tetap
a Rp
Biaya Penyusutan Kapal = /Trip
. 87,083,333.33
b Rp
Biaya Bunga Modal = /Trip
. 12,289,062.50
c Rp
Biaya Asuransi kapal = /Trip
. 34,375,000.00
d Rp
Biaya Anak Buah Kapal = /Trip
. 6,708,333.33
2. Biaya Tidak Tetap
a Rp
Biaya BBM = /Trip
. 88,919,748.96
b Rp
Biaya Pelumas = /Trip
. 21,914,501.24
c Rp
Biaya Gemuk = /Trip
. 750,000.00
d Rp
Biaya Air Tawar = /Trip
. 15,876,534.28
e Rp
Biaya Repairs, Maintenance & Supplies = /Trip
. 114,785,062.22
Rp
Jumlah Biaya Langsung = /Trip
382,701,575.86
5 - 71
5. ANALISIS DATA
Rp
Total Jumlah Biaya Pokok = /Trip
413,795,325.86
8.
9. Dalam satu kali perjalanan, angkutan penyeberangan Kendal – Sampit
akan menenmpuh jarak sejauh 336,26 Mil. Jika diperkirakan kecepatan tempuh
pada saat perjalanan sebesar 11 Knot, maka diperlukan waktu 26,56 jam untuk
sampai ke tujuan di Pelabuhan Sampit. Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui
jumlah biaya pokok operasional yang diperlukan dalam satu perjalanan mencapai
Rp. 413.759.325,86. Biaya bahan bakar minyak yang dikeluarkan dalam satu kali
perjalanan mencapai Rp. 88.919748,96.
10.Analisis perhitungan perkiraan pendapatan angkutan penyeberangan
Kendal – Bahaur dilakukan dengan asumsi nilai load factor sebesar 100% dan
besar tarif yang ditetapkan sama dengan angkutan penyeberangan dari pelabuhan
yang sama. Perhitungan perkiraan pendapatan pada kondisi tersebut dapat dilihat
pada uraian di bawah ini.
Tabel 5.12. Analisis Pendapatan Penyeberangan Sampit
Analisis Pendapatan
1. Kapasitas Penumpang = 400 Orang
Rp
Tarif =
116,000
Rp
Jumlah =
46,400,000
Kapasitas Muat Kendaraan
2. = 18.00 Unit
Truk
Rp
Tarif Kendaraan Truk =
14,500,000
Rp
Jumlah =
261,000,000
Kapasitas Muat kendaraan
3. = 14.00 Unit
MPU
Rp
Tarif =
5,500,000
Rp
Jumlah =
77,000,000
Rp
Jumlah Pendapatan =
384,400,000
- 29,395,325.86
BCR 0.93
5 - 72
5. ANALISIS DATA
11.
12.Dengan kondisi load factor sebesar 100 %, pendapatan yang diperoleh
tiap satu kali perjalanan mencapai Rp. 384.400.000,00. Perolehan jumlah
pendapatan terbesar berasal dari muatan kendaraan berjenis truk dengan
pendapatan mencapai Rp. 261.000.000,00. Jika dibandingkan dengan jumlah
biaya yang dikeluarkan untuk satu kali perjalanan yang mencapai Rp.
413.759.325,86, maka didapatkan nilai Benefit Cost Ratio (BCR) pada kondisi
tersebut hanya sebesar 0,93. Benefit Cost Ratio tersebut mengindikasikan bahwa
pada kondisi tersebut rencana angkutan pengembangan Kendal – Bahaur akan
mengalami kerugian, sebesar Rp. 29.395.325,86 per trip.
Perhitungan ulang perkiraan pendapatan dilakukan dengan mengubah besaran
tarif penumpang. Asumsi perubahan tarif penumpang pada trayek pengembangan
Kendal – Sampit dilakukan dengan tujuan agar kegiatan angkutan penyeberangan ini
bisa mendapatkan keuntungan. Jumlah keuntungan yang wajar dalam usaha penyediaan
layanan angkutan yaitu sebesar 10%. Dengan asumsi tersebut, maka perhitungan
besaran tarif dan besarnya pendapatan dapat dilihat pada uraian di bawah ini.
1. Keuntungan 10 % (BCR = 1,1) = Rp. 41.379.858,45 /Trip
2. Jumlah Pendapatan = Rp. 413.759.325,86+ Rp. 41.379.858,45
= Rp. 455.174.858,45 /Trip
Jumlah P endapatan−P endapatan muatan kendaraan
3. Tarif Penumpang = kapasitas penumpang
Rp. 455.174.8858,45 − Rp. 338.000.000,00
= 400
5 - 73
5. ANALISIS DATA
5 - 75
5. ANALISIS DATA
Rp
b. Biaya Pemeliharaan = /Tahun
2,500,000.00
Biaya Alat Tulis Kantor & Rp
c. = /Tahun
Barang Cetakan 6,500,000.00
Biaya Telepon, Telegram, Pos, Rp
d. = /Tahun
Listrik, & air tawar 10,000,000.00
Rp
e. Inventaris Kantor = /Tahun
5,500,000.00
Biaya Pengawasan dan Rp
f. = /Tahun
Perjalanan Dinas 5,500,000.00
Rp
Jumlah /Tahun
55,000,000.00
5 - 77
5. ANALISIS DATA
Rp
a. Biaya Kantor = /Tahun
25,000,000.00
Rp
b. Biaya Pemeliharaan = /Tahun
2,500,000.00
Biaya Alat Tulis Kantor & Rp
c. = /Tahun
Barang Cetakan 6,500,000.00
Biaya Telepon, Telegram, Pos, Rp
d. = /Tahun
Listrik, & air tawar 10,000,000.00
Rp
e. Inventaris Kantor = /Tahun
5,500,000.00
Biaya Pengawasan dan Rp
f. = /Tahun
Perjalanan Dinas 5,500,000.00
Rp
Jumlah Biaya Tidak Langsung = /Tahun
1,492,500,000.00
5 - 78
5. ANALISIS DATA
A. Biaya Langsung
1. Biaya Tetap
Rp
a. Biaya Penyusutan Kapal = /Trip
87,083,333.33
Rp
b. Biaya Bunga Modal = /Trip
12,289,062.50
Rp
c. Biaya Asuransi kapal = /Trip
34,375,000.00
Rp
d. Biaya Anak Buah Kapal = /Trip
6,708,333.33
2. Biaya Tidak Tetap
Rp
a. Biaya BBM = /Trip
96,650,410.53
Rp
b. Biaya Pelumas = /Trip
23,819,742.70
Rp
c. Biaya Gemuk = /Trip
750,000.00
Rp
d. Biaya Air Tawar = /Trip
17,045,895.28
Rp
e. Biaya Repairs, Maintenance & Supplies = /Trip
114,785,062.22
Rp
Jumlah Biaya Langsung = /Trip
393,506,839.90
5 - 79
5. ANALISIS DATA
Rp
Total Jumlah Biaya Pokok = /Trip
424,600,589.90
16.
17.Dalam satu kali perjalanan, angkutan penyeberangan Kendal – Ketapang
akan menempuh jarak sejauh 365,49 Mil. Jika diperkirakan kecepatan tempuh
pada saat perjalanan sebesar 11 Knot, maka diperlukan waktu 28,87 jam untuk
sampai ke tujuan di Pelabuhan Ketapang. Berdasarkan perhitungan di atas,
diketahui jumlah biaya pokok opersional yang diperlukan dalam satu perjalanan
mencapai Rp. 424.600.589,90. Biaya bahan bakar minyak yang dikeluarkan dalam
satu kali perjalanan mencapai Rp. 96.650.410,53.
18.Analisis perhitungan perkiraan pendapatan angkutan penyeberangan
Kendal – Ketapang dilakukan dengan asumsi nilai load factor sebesar 100% dan
besar tarif yang ditetapkan sama dengan angkutan penyeberangan dari pelabuhan
yang sama. Perhitungan perkiraan pendapatan pada kondisi tersebut dapat dilihat
pada uraian di bawah ini.
Tabel 5.16. Analisis Pendapatan Penyeberangan Ketapang
Analisis Pendapatan
Oran
1. Kapasitas Penumpang = 400
g
Tarif = Rp 116,000
Jumlah = Rp 46,400,000
Kapasitas Muat Kendaraan
2. = 18.00 Unit
Truk
Tarif Kendaraan Truk = Rp 14,500,000
Jumlah = Rp 261,000,000
Kapasitas Muat kendaraan
3. = 14.00 Unit
MPU
Tarif = Rp 5,500,000
Jumlah = Rp 77,000,000
Jumlah Pendapatan = Rp 384,400,000
-
40,200,589.90
BCR 0.91
19.
20.Dengan kondisi load factor sebesar 100 %, pendapatan yang diperoleh
tiap satu kali perjalanan mencapai Rp. 384.400.000,00. Perolehan jumlah
5 - 80
5. ANALISIS DATA
5 - 81
5. ANALISIS DATA
Nomo
Trayek Variabel Bobot Nilai
r
5 - 82
5. ANALISIS DATA
5 - 83