Anda di halaman 1dari 2

Strategi Penataan Kebijakan Nasional

Ex ecutive Sum m ary


Kebijakan publik di Indonesia jumlahnya sangat banyak dan tidak pro publik maupun pro bisnis, jika kondisi ini
dibiarkan akan berimbas pada capaian tujuan pembangunan. Salah satu prioritas nasional menekankan pentingnya
deregulasi yang bertujuan untuk menyederhanakan berbagai kebijakan yang ada. Strategi untuk melakukan deregulasi ini
dapat dilakukan dengan Sistem Quota. Strategi ini juga harus dilengkapi dengan upaya membenahi proses perumusan
kebijakan sehingga menghasilkan kebijakan yang baik. Proses perumusan kebijakan ini membutuhkan sebuah pedoman
yang berlaku secara nasional yang disebut Indeks Kualitas Kebijakan (IKK).

Latar Belakang
Perdagangan 276
Tata kelola kebijakan yang baik telah menjadi Perindustrian 411

kebutuhan mendesak yang harus diwujudkan dalam era Standarisasi dan pengendalian mutu 516
Tata kelola birokrasi dan pelayanan publik 136
reformasi birokrasi saat ini. Tuntutan ini cukup rasional Tata cara penanaman modal 92
mengingat besarnya anggaran yang dikeluarkan oleh Jenis pajak 1061
Pemerintah, baik di Pusat maupun Daerah, untuk Pungutan dan sumbangan wajib 94
Persaingan usaha 43
menyusun berbagai regulasi seperti UU hingga Perda.
Pertanian, perkebunan, dan peternakan 753
Gambaran kualitas regulasi yang dilakukan oleh berbagai Kehutanan
1585

lembaga survey nasional maupun internasional, Kelautan dan perikanan 385

menunjukkan kualitas regulasi di Indonesia masih rendah. Gambar 2 : Kategori bidang regulasi
Sumber: Hukum Online dalam Bappenas (2015)
Peraturan setingkat menteri
Inpres Kondisi regulasi tersebut mengganggu kecepatan
49 916
Keppres Pemerintah untuk bertindak dan juga menghambat laju
Perpres 2446 investasi dalam negeri (tidak mendorong pertumbuhan
PP ekonomi). Salah satu program prioritas nasional di bawah
Perpu 8311 kepemimpinan Presiden Joko Widodo adalah deregulasi
2258
UU yang bertujuan untuk menyederhanakan aturan yang
1550 jumlahnya terlalu banyak.

A. Rekomendasi Jangka Pendek

247 1. Deregulasi di Indonesia perlu diterapkan melalui


sistem quota bagi seluruh K/L/Pemda untuk
Gambar 1 : Regulasi di tingkat Pusat yang terbit tahun
2000-2015 mengurangi jumlah peraturan perundangan yang
Sumber: Data Sekretariat Negara dan Hukum Online dalam dimiliki dengan tolok ukur harapan Presiden untuk
Bappenas (2015) menguragi jumlah regulasi mencapai 50%,
Permasalahan kebijakan di Indonesia ditandai K/L/Pemda harus mengurangi jumlah regulasinya
dengan jumlah regulasi di Indonesia yang sangat banyak. antara 25-50%.
Selain permasalahan terkait jumlah, kualitas kebijakan 2. Penetapan kuota dalam kisaran 25-50% dilakukan
juga masih perlu dipertanyakan. Beberapa indikasinya dengan menggunakan Analisis Input dan Outcome
antara lain: banyak kebijakan (regulasi) tidak berpihak Kebijakan, dengan mekanisme:
pada kepentingan publik, banyak Perda yang dibatalkan a. K/L/Pemda membandingkan antara input (semua
karena bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, effort yang dilakukan) dan outcome
banyak program pembangunan yang memicu kontroversi (manfaat/dampak).
dari para pemangku kepentingan, dan yang lebih ironis b. Hasil pemetaan tersebut dimasukkan ke dalam
kebijakan berusia sangat pendek (Dwiyanto, 2016). tabel seperti berikut:

1
I II Pada framework di atas terlihat dua tahapan
(-) Outcome (+) Input (rendah) Input dan assesment yang harus dilakukan, yaitu :
Outcome (tinggi) Outcome (tinggi)
(dianalisis lebih lanjut) a) Assessment proses perencanaan kebijakan.
(dipertahankan)
Penilaian dalam tahap ini dilakukan review
IV III
Input dan Input (tinggi) terhadap ‘agenda setting’ dan ‘formulasi
Outcome (rendah) Outcome (rendah) kebijakan’. Tujuan assessment ini adalah
(dihapuskan) (dihapuskan) memastikan bahwa policy problem merupakan isu
(-) Input (+) publik yang ‘layak’ menjadi sebuah kebijakan dan
Tabel 1 : Kuadran Analisis Input Outcome Regulasi disusun melalui proses formulasi kebijakan yang
ideal.
Keterangan:
b) Assessment proses pelaksanaan kebijakan.
• Kuadran I: Kebijakan dipertahankan karena
memiliki input yang rendah dan outcome yang Penilaian dalam tahap ini dilakukan review
tinggi. terhadap ‘implementasi kebijakan’ dan ‘evaluasi
• Kuadran II: Kebijakan perlu dianalisis lebih lanjut kebijakan’. Tujuan assessment ini adalah
karena memiliki input dan outcome yang tinggi. memastikan bahwa kebijakan yang telah dibuat
• Kuadran III: Kebijakan dihapuskan karena
diimplementasikan dengan tepat dan memberikan
memiliki input yang tinggi dan outcome yang
rendah. dampak yang diharapkan.
• Kuadran IV: Kebijakan dihapuskan karena
2. Hasil penilaian dengan menggunakan IKK berupa
memiliki input dan outcome yang rendah.
strategi peningkatan kualitas kebijakan di Indonesia.
c. Publikasi terhadap hasil pemetaan yang berupa 3. Implementasi strategi peningkatan kualitas kebijakan.
daftar regulasi yang dihapuskan dan regulasi 4. Peningkatan kualitas kebijakan di Indonesia.
yang dipertahankan.
Kesimpulan
B. Rekomendasi Jangka Panjang
Deregulasi dan peningkatan kualitas proses
Proses deregulasi ini harus diikuti dengan kebijakan perumusan kebijakan membutuhkan sebuah keputusan
nasional peningkatan kualitas proses perumusan dan keberanian untuk segera dilaksanakan. Alternatif
kebijakan. Langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut: jangka pendek dalam policy brief ini mengindikasikan
1. Pengembangan instrumen penilaian kualitas peluang untuk keberhasilan upaya deregulasi dan
kebijakan publik di Indonesia (Policy Quality Index). peningkatan kualitas proses perumusan kebijakan publik.

Konsep pengembangan Indeks Kualitas Kebijakan (IKK) Untuk menjamin kualitas kebijakan selanjutnya,
dapat difokuskan pada dua tahap, yaitu pada (1) strategi jangka pendek harus segera ditindaklanjuti
proses perencanaan kebijakan (tahap agenda setting dengan strategi jangka panjang yang bertujuan untuk
dan formulasi kebijakan) serta pada (2) proses memperbaiki proses perumusan kebijakan sehingga
pelaksanaan kebijakan (tahap implementasi dan menghasilkan kebijakan yang pro publik dan business
evaluasi kebijakan). Berikut adalah framework IKK friendly (ease of doing business).
sebagai sebuah pedoman penilaian kualitas kebijakan.
Bibliografi:
Sadiawati, Diani, dkk. 2015. Strategi Nasional Reformasi
Regulasi : Mewujudkan Regulasi yang Sederhana dan
Tertib. Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas.
(http://dapp.bappenas.go.id/upload/file_article/document/(b
uku-strategi-nasional-reformasi-regulasi)-
Buku%20Reformasi%20Regulasi%20-%20FINAL%20FIX(1).pdf)

The World Bank Group. 2015. Worldwide Governance


Indicators. (http://data.worldbank.org/data-
catalog/worldwide-governance-indicators)

Gambar 3 : Framework Indeks Kualitas Kebijakan

Anda mungkin juga menyukai