Anda di halaman 1dari 15

X MIPA

3
ELASTISITAS

OLEH KELOMPOK 1

A. APRILIAWATI (01)

A. DIVA ZALZABILA E. PABOKORI (02)

A. NURUL AULIA ARSYAD (03)

A. MUHAMMAD FIKRI ZAINUL HASBI (04)

ACHMAD WIRAWAN (05)

AINUN AGNI JUTTA BAHTIAR (06)

ANANG DWI FAUZI (07)

ANDI INDAH AYU LESTARI (08)

SMA NEGERI 1 WATAMPONE


TAHUN PELAJARAN 2015/2016
ELASTISITAS

Perhatikanlah gambar di atas! Tampak shockbreaker sebuah sepeda motor. Hampir semua
sepeda motor terpasang shockbreaker, baik itu hanya satu shockbreaker atau dua
shockbreaker. Pernahkan anda berpikir mengapa sepeda motor perlu dipasangi shockbreaker?
Bagaimanakah jika sebuah sepeda motor tidak terdapat shockbreaker? Mengapa
shockbreaker harus di susun seperti itu? Hal ini akan dapat Anda jelaskan dengan baik, jika
Anda sudah mempelajari dengan baik konsep elastisitas.

Pengertian dari Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk
semula. Kita beri contoh saja, karet dengan besi. Jika karet ditarik kemudian di lepas, maka
karet akan kembali ke bentuk semula bukan? Hal ini berbeda jika besi ditarik, besi memiliki
tingkat elastisitas yang cukup kecil jadi jika terarik melewati batas elastisitas maka besi akan
patah dan tidak kembali ke bentuk semula

A. PENGERTIAN BENDA ELASTIS DAN BENDA TIDAK ELASTIS


Benda Elastis adalah benda yang saat diberikan gaya akan mengalami perubahan
bentuk dan saat gayanya dihilangkan benda akan kembali ke bentuk awal.
Contoh benda Plastis : Pegas, Karet

Benda Plastis (nonelastis) adalah benda yang saat diberikan gaya akan mengalami
perubahan bentuk dan saat gayanya dihilangkan benda tidak dapat kembali ke bentuk
awalnya.
Contoh : Tanah Liat, Plastisin, Adonan Kue

B. PERBEDAAN BENDA ELASTIS DAN BENDA TIDAK ELASTIS


Ciri Benda berbahan Plastis
Bahan plastis memiliki ciri, jika diberi gaya akan mengalami perubahan bentu atau
perpindahan posisi, lalu jika gaya dihilangkan benda tidak dapat kembali seperti
semula atau kembali keposisi awal. Contoh : Kayu, lumpur
Ciri Benda Berbahan Elastis
Bahan elastismemiliki ciri,jika diberi gaya akan mengalami perubahan bentuk, dan
jika gaya dihilangkan, benda akan kembali seperti semula. Contoh : balon, karet
gelang

C. CONTOH

Contoh Elastisitas dalam kehidupan sehari-hari :

1. Anak yang sedang bermain ketapel menaruh batu ke karet ketapel, tarik dan kemudian
dilepaskan. Maka karet ketapel akan kembali ke posisi awal
2. Pegas yang ditarik dan kembali

Pemahaman Lebih Lanjut Tentang Elastisitas

Semua benda yang berwujud cair, padat dan gas pasti mengalami perubahan bentuk dan
ukuran apabila dikenai suatu gaya. Ada yang kembali ke bentuk semula dan ada pula yang
tidak dimana berkaitan dengan sifat elastisitas suatu benda

Elastisitas Penggaris
Dari gambar diatas kita bisa menyimpulkan bahwa penggaris mempunyai sifat elastis.
Setelah kita pegang ujungnya dan diberi gaya ke bawah, penggaris akan terayun keatas dan
kebawah hingga gaya hilang dan bisa disebut dengan gejala elastisitas. Namun jika kita
beri gaya yang berlebihan maka penggaris akan patah khususnya penggaris plastik

D. TEGANGAN
Pada gambar di atas, seutas kawat dengan luas penampang A mengalami suatu gaya
tarik F pada ujung-ujungnya. Akibat gaya tarik tersebut, kawat mengalami tegangan
(stress), yang didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat
dengan luas penampangnya (A).

dengan
σ = tegangan/stress (N/m2 atau pascal),
F = gaya tekan/tarik (N), dan
A = luas penampang yang ditekan/ditarik (m2).

E. REGANGAN

Regangan (Strain)

Perhatikan kembali gambar di atas, gaya tarik yang dikerjakan pada batang kawat hingga
panjang kawat semula L bertambah sebesar ΔL. Regangan (strain) e didefinisikan sebagai
hasil bagi antara pertambahan panjang ΔL dengan panjang awal L.
Grafik Hubungan Gaya dengan Pertambahan Panjang Pegas

Ketika diberi gaya, suatu benda akan mengalami deformasi, yaitu perubahan ukuran atau
bentuk. Karena mendapat gaya, molekul-molekul benda akan bereaksi dan memberikan gaya
untuk menghambat deformasi. Gaya yang diberikan kepada benda dinamakan gaya luar,
sedangkan gaya reaksi oleh molekul-molekul dinamakan gaya dalam. Ketika gaya luar
dihilangkan, gaya dalam cenderung untuk mengembalikan bentuk dan ukuran benda ke
keadaan semula. Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu,
dinamakan batas elastis. Jika gaya yang dikerjakan pada benda lebih kecil daripada batas
elastisitasnya, benda akan kembali ke bentuk semula jika gaya dihilangkan.

Perhatikan gambar di atas, pegas ditarik dengan gaya F akan meregang, kemudian ketika
gaya tersebut dilepaskan pegas akan kembali ke bentuk semulanya. Jika gaya yang diberikan
terus diperbesar, maka hubungan antara perpanjangan pegas dengan gaya yang diberikan
dapat digambarkan dengan grafik seperti pada Gambar berikut.
Dari O ke B, deformasi (perubahan bentuk) pegas adalah elastis. Ini berarti jika tegangan
dihilangkan, pegas akan kembali ke bentuk semula. Dalam daerah deformasi elastis terdapat
daerah yang grafiknya linear (garis lurus), yaitu OA. Dari O sampai A berlaku hukum Hooke,
dan A disebut batas Hukum Hooke.

B adalah batas elastis. Di atas titik itu deformasi pegas adalah plastis. Jika tegangan
dihilangkan dalam daerah deformasi plastis, misalnya di titik D, pegas tidak akan kembali ke
bentuk semula, melainkan mengalami deformasi permanen.

C adalah titik tekuk (yield point). Di atas titik itu hanya dibutuhkan tambahan gaya tarik kecil
untuk menghasilkan pertambahan panjang yang besar. Tegangan paling besar yang dapat kita
berikan tepat sebelum kawat patah disebut tegangan maksimum (ultimate tensile stress). E
adalah titik patah. Jika tegangan yang kita berikan mencapai titik E, maka pegas akan patah.

F. MODULUS ELASTISITAS

Modulus Elastisitas

Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu bergantung pada sifat
bahan dari benda yang mendapat tegangan tersebut. Menurut Hooke, perbandingan antara
tegangan dan regangan suatu benda disebut modulus Young atau modulus elastisitas benda
tersebut. Secara matematis, modulus elastisitas dirumuskan sebagai berikut.
Tanda minus (–) persamaan di atas menyatakan arah gaya pemulih yang selalu berlawanan
dengan pertambahan panjang pegas. Hubungan antara tetapan pegas dan modulus
Young/modulus elastisitas dapat dituliskan sebagai berikut.
Modulus elastisitas sejumlah bahan yang umum digunakan dalam keseharian dan teknologi
ditunjukkan pada tabel berikut.

Modulus elastisitas ini menyatakan kekuatan atau ketahanan bahan, dalam menerima
deformasi elastis, semakin besar nilai modulusnya semakin kuat bahan tersebut. Ini berarti,
untuk menekan atau meregangkan bahan dengan modulus elastisitas besar membutuhkan
gaya yang besar. Dengan kata lain, semakin besar modulus elastisitas, bahan semakin tidak
elastis.
Perhatikan Gambar di atas! Kawat tembaga dan karet yang memiliki panjang sama
digantungi beban yang massanya sama. (beban yang massanya sama akan menghasilkan gaya
yang besarnya sama juga). Kedua bahan tersebut bertambah panjang. Akan tetapi,
pertambahan panjangnya berbeda antara bahan satu dengan yang lainnya. Pertambahan
panjang pada kawat tembaga tidak begitu besar. Tetapi pertambahan panjang pada karet lebih
besar. Mengapa demikian?

Perbedaan ini disebabkan kawat tembaga mempunyai modulus elastisitas lebih besar daripada
karet (Kawat tembaga memiliki E = 110 × 109, sedangkan karet memiliki E = 0,5 × 109).
Semakin besar modulus elastisitas, bahan semakin tidak elastis. Itu sebabnya, walaupun gaya
yang diberikan pada kawat tembaga dan karet sama, pertambahan panjangnya berbeda.
Kawat tembaga akan lebih sulit ditarik daripada karet, sehingga pertambahan panjang pada
kawat tembaga lebih kecil daripada karet.

G. KEGUNAAN SIFAT ELASTIS BAHAN


Penerapan elastisitas dalam kehidupan sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya kita sering melakukan aktifitas-aktifitas
yang bersangkutan dengan penerapan ilmu fisika. Berikut ini adalah beberapa
penerapan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam penerapan
Elastisitas. Perhatikan gambar di bawah ini :

1.Spring Bed/Kasur pegas


Ketika dirimu duduk atau tidur di atas kasur pegas, gaya beratmu menekan kasur.
Karena mendapat tekanan maka pegas kasur termampatkan. Akibat sifat
elastisitasnya, kasur pegas meregang kembali. Pegas akan meregang dan termampat,
demikian seterusnya.

2.Shock Breaker
Gambar di atas adalah pegas yang digunakan sebagai peredam kejutan pada
kendaraan sepeda motor. Pegas digunakan pada sistem suspensi kendaraan bermotor.
Tujuan adanya pegas ini adalah untuk meredam kejutan ketika sepeda motor yang
dikendarai melewati permukaan jalan yang tidak rata.
3.Katapel
Contoh yang sangat sederhana dan mungkin sering anda temui adalah ketapel.
Ketika hendak menembak burung dengan ketapel misalnya, karet ketapel terlebih
dahulu diregangkan (diberi gaya tarik). Akibat sifat elastisitasnya, panjang karet
ketapel akan kembali seperti semula setelah gaya tarik dihilangkan
4.Dinamometer
Pernahkah dirimu melihat dinamometer ? mudah-mudahan di laboratorium
fisika sekolah anda ada. Dinamometer, sebagaimana tampak pada gambar di samping
adalah alat pengukur gaya. Biasanya digunakan untuk menghitung besar gaya pada
percobaan di laboratorium. Di dalam dinamometer terdapat pegas. Pegas tersebut
akan meregang ketika dikenai gaya luar. Misalnya anda melakukan percobaan
mengukur besar gaya gesekan.

5.Pengukur Berat Badan


Pernahkah anda mengukur berat badan ? timbangan yang anda gunakan untuk
mengukur berat badan (dalam fisika, berat yang dimaksudkan di sini adalah massa)
juga memanfaatkan bantuan pegas. Pegas lagi, pegas lagi… hidup kita selalu ditemani
oleh pegas. Neraca pegas yang digunakan untuk mengukur berat badan, terdapat juga
neraca pegas yang lain
6. Tiang dan Balok penyanggah pada pintu
Setiap rumah atau bangunan lainnya pasti memiliki pintu atau penghubung
ruangan yang bentuknya seperti gambar di bawah. Kebanyakan bangunan
menggunakan batu dan bata sebagai bahan dasar (disertai campuran semen dan
pasir).
Persoalannya, batu dan bata sangat lemah terhadap tarikan dan geseran
walaupun kuat terhadap tekanan. Dirimu bisa membuktikan hal ini. Jika disekitar
tempatmu terdapat batu dan bata, jika batu dan bata ditumpuk (disusun secara
vertikal) dalam jumlah banyak, batu dan bata tidak mudah patah (bentuknya tetap
seperti semula). Dalam hal ini batu dan bata sangat kuat terhadap tekanan. Tetapi jika
batu dan bata mengalami tegangan tarik dan tegangan geser, batu dan bata mudah
patah. Oleh karena itu digunakan balok untuk mengatasi masalah ini. Balok mampu
mengatasi tegangan tarik, tegangan tekan dan tegangan geser. Jika anda amati balok
penyanggah pada pintu rumah, tampak bahwa balok tersebut tidak berubah bentuk.
Sebenarnya terdapat perubahan bentuk balok (amati gambar di bawah), hanya
perubahannya sangat kecil sehingga tidak tampak ketika dilihat dari jauh. Bagian atas
balok mengalami mampatan akibat adanya tegangan tekan yang disebabkan beban
di atasnya (batu dan bata dkk), sedangkan bagian bawah balok mengalami
pertambahan panjang (akibat tegangan tarik). Tegangan geser terjadi di dalam balok.
7.Penerapan elastisitas benda padat dalam konstruksi bangunan
Pada pembahasan mengenai tarikan, tekanan dan geseran, kita telah belajar
mengenai perubahan bentuk pada setiap benda padat akibat adanya tegangan yang
dialami benda tersebut. Ketika sebuah benda diberikan gaya luar maka akan timbul
gaya dalam alias gaya internal pada benda itu sendiri.
Salah satu pemanfaatan sifat elastisitas benda padat dalam konstruksi bangunan
adalah berkaitan dengan teknik memperluas ruangan. Berikut ini beberapa cara yang
digunakan oleh ahli bangunan dalam memperluas ruang sebuah bangun
H. HUKUM HOOKE
Hukum Hooke
Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut akan kembali
ke keadaannya semula. Ilmuwan yang pertama-tama meneliti tentang ini adalah
Robert Hooke. Melalui percobaannya, Hooke menyimpulkan bahwa sifat elastis
pegas tersebut ada batasnya dan besar gaya pegas sebanding dengan pertambahan
panjang pegas. Dari percobaannya, dapat disimpulkan bahwa suatu pegas apabila
ditarik dengan gaya tertentu di daerah yang berada dalam batas kelentingannya akan
bertambah panjang sebesar Δx. Dari hasil percobaan, juga didapatkan bahwa besar
gaya pegas pemulih sebanding dengan pertambahan panjang pegas ( Δx).
Secara matematis, pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
F = k.Δx
Persamaan tersebut dapat dinyatakan dengan kalimat berikut:
Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang pegas
berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.
Pernyataan diatas dikenal sebagai hukum Hooke.

Hukum Hooke untuk Susunan Pegas

Beberapa buah pegas dapat disusun seri, paralel, atau gabungan keduanya. Susunan
pegas ini dapat diganti dengan sebuah pegas pengganti.
Susunan Seri Pegas
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri, kita dapat
menentukan hubungan antara tetapan pegas penggant
i seri ks, dengan tetapan tiap-tiap pegas (k1 dan k2

Untuk n buah pegas identik dengan tiap pegas memiliki tetapan k, tetapan pegas
pengganti seri ks dapat dihitung dengan rumus

Susunan Paralel Pegas


Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan paralel, kita dapat
menentukan hubungan antara tetapan pegas pengganti paralel kp, dengan tetapan tiap-
tiap pegas (k1 dan k2).

Anda mungkin juga menyukai