3
ELASTISITAS
OLEH KELOMPOK 1
A. APRILIAWATI (01)
Perhatikanlah gambar di atas! Tampak shockbreaker sebuah sepeda motor. Hampir semua
sepeda motor terpasang shockbreaker, baik itu hanya satu shockbreaker atau dua
shockbreaker. Pernahkan anda berpikir mengapa sepeda motor perlu dipasangi shockbreaker?
Bagaimanakah jika sebuah sepeda motor tidak terdapat shockbreaker? Mengapa
shockbreaker harus di susun seperti itu? Hal ini akan dapat Anda jelaskan dengan baik, jika
Anda sudah mempelajari dengan baik konsep elastisitas.
Pengertian dari Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk
semula. Kita beri contoh saja, karet dengan besi. Jika karet ditarik kemudian di lepas, maka
karet akan kembali ke bentuk semula bukan? Hal ini berbeda jika besi ditarik, besi memiliki
tingkat elastisitas yang cukup kecil jadi jika terarik melewati batas elastisitas maka besi akan
patah dan tidak kembali ke bentuk semula
Benda Plastis (nonelastis) adalah benda yang saat diberikan gaya akan mengalami
perubahan bentuk dan saat gayanya dihilangkan benda tidak dapat kembali ke bentuk
awalnya.
Contoh : Tanah Liat, Plastisin, Adonan Kue
C. CONTOH
1. Anak yang sedang bermain ketapel menaruh batu ke karet ketapel, tarik dan kemudian
dilepaskan. Maka karet ketapel akan kembali ke posisi awal
2. Pegas yang ditarik dan kembali
Semua benda yang berwujud cair, padat dan gas pasti mengalami perubahan bentuk dan
ukuran apabila dikenai suatu gaya. Ada yang kembali ke bentuk semula dan ada pula yang
tidak dimana berkaitan dengan sifat elastisitas suatu benda
Elastisitas Penggaris
Dari gambar diatas kita bisa menyimpulkan bahwa penggaris mempunyai sifat elastis.
Setelah kita pegang ujungnya dan diberi gaya ke bawah, penggaris akan terayun keatas dan
kebawah hingga gaya hilang dan bisa disebut dengan gejala elastisitas. Namun jika kita
beri gaya yang berlebihan maka penggaris akan patah khususnya penggaris plastik
D. TEGANGAN
Pada gambar di atas, seutas kawat dengan luas penampang A mengalami suatu gaya
tarik F pada ujung-ujungnya. Akibat gaya tarik tersebut, kawat mengalami tegangan
(stress), yang didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat
dengan luas penampangnya (A).
dengan
σ = tegangan/stress (N/m2 atau pascal),
F = gaya tekan/tarik (N), dan
A = luas penampang yang ditekan/ditarik (m2).
E. REGANGAN
Regangan (Strain)
Perhatikan kembali gambar di atas, gaya tarik yang dikerjakan pada batang kawat hingga
panjang kawat semula L bertambah sebesar ΔL. Regangan (strain) e didefinisikan sebagai
hasil bagi antara pertambahan panjang ΔL dengan panjang awal L.
Grafik Hubungan Gaya dengan Pertambahan Panjang Pegas
Ketika diberi gaya, suatu benda akan mengalami deformasi, yaitu perubahan ukuran atau
bentuk. Karena mendapat gaya, molekul-molekul benda akan bereaksi dan memberikan gaya
untuk menghambat deformasi. Gaya yang diberikan kepada benda dinamakan gaya luar,
sedangkan gaya reaksi oleh molekul-molekul dinamakan gaya dalam. Ketika gaya luar
dihilangkan, gaya dalam cenderung untuk mengembalikan bentuk dan ukuran benda ke
keadaan semula. Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu,
dinamakan batas elastis. Jika gaya yang dikerjakan pada benda lebih kecil daripada batas
elastisitasnya, benda akan kembali ke bentuk semula jika gaya dihilangkan.
Perhatikan gambar di atas, pegas ditarik dengan gaya F akan meregang, kemudian ketika
gaya tersebut dilepaskan pegas akan kembali ke bentuk semulanya. Jika gaya yang diberikan
terus diperbesar, maka hubungan antara perpanjangan pegas dengan gaya yang diberikan
dapat digambarkan dengan grafik seperti pada Gambar berikut.
Dari O ke B, deformasi (perubahan bentuk) pegas adalah elastis. Ini berarti jika tegangan
dihilangkan, pegas akan kembali ke bentuk semula. Dalam daerah deformasi elastis terdapat
daerah yang grafiknya linear (garis lurus), yaitu OA. Dari O sampai A berlaku hukum Hooke,
dan A disebut batas Hukum Hooke.
B adalah batas elastis. Di atas titik itu deformasi pegas adalah plastis. Jika tegangan
dihilangkan dalam daerah deformasi plastis, misalnya di titik D, pegas tidak akan kembali ke
bentuk semula, melainkan mengalami deformasi permanen.
C adalah titik tekuk (yield point). Di atas titik itu hanya dibutuhkan tambahan gaya tarik kecil
untuk menghasilkan pertambahan panjang yang besar. Tegangan paling besar yang dapat kita
berikan tepat sebelum kawat patah disebut tegangan maksimum (ultimate tensile stress). E
adalah titik patah. Jika tegangan yang kita berikan mencapai titik E, maka pegas akan patah.
F. MODULUS ELASTISITAS
Modulus Elastisitas
Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu bergantung pada sifat
bahan dari benda yang mendapat tegangan tersebut. Menurut Hooke, perbandingan antara
tegangan dan regangan suatu benda disebut modulus Young atau modulus elastisitas benda
tersebut. Secara matematis, modulus elastisitas dirumuskan sebagai berikut.
Tanda minus (–) persamaan di atas menyatakan arah gaya pemulih yang selalu berlawanan
dengan pertambahan panjang pegas. Hubungan antara tetapan pegas dan modulus
Young/modulus elastisitas dapat dituliskan sebagai berikut.
Modulus elastisitas sejumlah bahan yang umum digunakan dalam keseharian dan teknologi
ditunjukkan pada tabel berikut.
Modulus elastisitas ini menyatakan kekuatan atau ketahanan bahan, dalam menerima
deformasi elastis, semakin besar nilai modulusnya semakin kuat bahan tersebut. Ini berarti,
untuk menekan atau meregangkan bahan dengan modulus elastisitas besar membutuhkan
gaya yang besar. Dengan kata lain, semakin besar modulus elastisitas, bahan semakin tidak
elastis.
Perhatikan Gambar di atas! Kawat tembaga dan karet yang memiliki panjang sama
digantungi beban yang massanya sama. (beban yang massanya sama akan menghasilkan gaya
yang besarnya sama juga). Kedua bahan tersebut bertambah panjang. Akan tetapi,
pertambahan panjangnya berbeda antara bahan satu dengan yang lainnya. Pertambahan
panjang pada kawat tembaga tidak begitu besar. Tetapi pertambahan panjang pada karet lebih
besar. Mengapa demikian?
Perbedaan ini disebabkan kawat tembaga mempunyai modulus elastisitas lebih besar daripada
karet (Kawat tembaga memiliki E = 110 × 109, sedangkan karet memiliki E = 0,5 × 109).
Semakin besar modulus elastisitas, bahan semakin tidak elastis. Itu sebabnya, walaupun gaya
yang diberikan pada kawat tembaga dan karet sama, pertambahan panjangnya berbeda.
Kawat tembaga akan lebih sulit ditarik daripada karet, sehingga pertambahan panjang pada
kawat tembaga lebih kecil daripada karet.
2.Shock Breaker
Gambar di atas adalah pegas yang digunakan sebagai peredam kejutan pada
kendaraan sepeda motor. Pegas digunakan pada sistem suspensi kendaraan bermotor.
Tujuan adanya pegas ini adalah untuk meredam kejutan ketika sepeda motor yang
dikendarai melewati permukaan jalan yang tidak rata.
3.Katapel
Contoh yang sangat sederhana dan mungkin sering anda temui adalah ketapel.
Ketika hendak menembak burung dengan ketapel misalnya, karet ketapel terlebih
dahulu diregangkan (diberi gaya tarik). Akibat sifat elastisitasnya, panjang karet
ketapel akan kembali seperti semula setelah gaya tarik dihilangkan
4.Dinamometer
Pernahkah dirimu melihat dinamometer ? mudah-mudahan di laboratorium
fisika sekolah anda ada. Dinamometer, sebagaimana tampak pada gambar di samping
adalah alat pengukur gaya. Biasanya digunakan untuk menghitung besar gaya pada
percobaan di laboratorium. Di dalam dinamometer terdapat pegas. Pegas tersebut
akan meregang ketika dikenai gaya luar. Misalnya anda melakukan percobaan
mengukur besar gaya gesekan.
Beberapa buah pegas dapat disusun seri, paralel, atau gabungan keduanya. Susunan
pegas ini dapat diganti dengan sebuah pegas pengganti.
Susunan Seri Pegas
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri, kita dapat
menentukan hubungan antara tetapan pegas penggant
i seri ks, dengan tetapan tiap-tiap pegas (k1 dan k2
Untuk n buah pegas identik dengan tiap pegas memiliki tetapan k, tetapan pegas
pengganti seri ks dapat dihitung dengan rumus