Anda di halaman 1dari 3

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI

LAHAN PERTANIAN PADI SAWAH TERHADAP


PENDAPATAN PETANI
(STUDI KASUS DI DESA MUNTE KABUPATEN KARO)

TESIS

Oleh :

MEMBERITA GINTING
NIM. 027003028/PWD

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2005

Memberita Ginting : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Padi Sawah…, 2005
USU Repository © 2007
RI NGKASAN

Penelitian ini berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian
Padi Sawah Terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus di Desa Munte Kabupaten Karo)”
dibawah bimbingan: Dr. Murni Daulay, SE, MSi sebagai Ketua, Dr. Syaad Afifuddin, SE, MEc
dan Drs. H.B, Tarmizi, SU sebagai anggota.
Lahan sawah mempunyai arti yang terpenting dalam menentukan ketahanan pangan
nasional. Ketahanan pangan meliputi aspek ketersediaan bahan pangan, aksesibilitas
masyarakat terhadap bahan pangan, dan keamanan pangan (food safety). Lebih dari 90%
beras yang dikonsumsi di Indonesia dihasilkan di dalam negeri, dan sekitar 95% dari beras
dalam negeri tersebut dihasilkan dari lahan sawah.
Alih fungsi lahan di Desa Munte mulai terjadi tahun 1997, hal ini terkait dengan keadaan
kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan secara keseluruhan di wilayah Indonesia.
Persentase luas lahan yang mengalami alih fungsi dari padi sawah ke non padi sawah sekitar
38,65% dari seluruh luas lahan pertanian yang dimiliki petani. Alasan petani melakukan
alih fungsi lahan terutama akibat penurunan debit air, disamping faktor lain seperti:
penurunan atau tidak sesuainya harga jual komoditi padi sawah maupun komoditi non padi
sawah.
Berkaitan dengan terjadinya alih fungsi lahan maka penulis akan melakukan kajian
tentang faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian padi sawah terhadap
pendapatan petani dalam suatu karya tulis ilmiah untuk mengetahui pengaruh faktor
penurunan debit air, harga jual komoditi padi sawah dan non padi sawah serta
perbedaan tingkat pendapatan petani sebelum dan setelah melakukan alih fungsi lahan.
Penelitian ini dilakukan di Desa Munte Kabupaten Karo dengan alasan Desa Munte
merupakan salah satu dari 22 desa di Kecamatan Munte yang memiliki lahan persawahan cukup
luas yaitu 696 Ha (51,44%) dari seluruh luas wilayah, (b) Memiliki keragaman produk
pertanian seperti palawija (jagung, jeruk, coklat, cabe dan tomat), (c) memilik lahan pertanian
yang telah di alih fungsi dari persawahan menjadi lahan pertanian kering dengan
komoditi pertanian non padi sawah. Pengujian hipotesa penelitian menggunakan
metode analisis statistik dengan regresi ganda dan uji perbedaan rata-rata pada sampel
berpasangan (paired t-test).
Hasil uji regresi menunjukkan faktor penurunan debit air memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap terjadinya alih fungsi lahan pertanian pada

Memberita Ginting : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Padi Sawah…, 2005
USU Repository © 2007
pengujian α=5%, di mana nilai t- hit = 2,723 lebih besar dari t- tab = 1,687 Koefisien 0,530
pada variabel penurunan debit air berarti setiap penurunan debit air sebesar 1% akan
meningkatkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian di Desa Munte sebesar 0,530%.
Faktor harga jual padi sawah memberikan pengaruh yang signifikan (bersifat negatif)
terhadap terjadinya alih fungsi lahan pertanian pada pengujian α =5%, di mana nilai
t hit = -4,012 lebih kecil dari t- t ab = -1,687 Koefisien -0,850 pada variabel harga jual
padi sawah berarti setiap penurunan harga jual padi sawah sebesar 1% akan meningkatkan
terjadinya alih fungsi lahan pertanian di Desa Munte sebesar 0,850%.
Faktor harga jual komoditi non padi sawah memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap terjadinya alih fungsi lahan pertanian pada pengujian α =5%, di mana nilai
t- hit = 2,088 lebih besar dari t -tab= 1,687 Koefisien 0,283 pada variabel harga jual non
padi sawah berarti setiap peningkatan harga jual komoditi non padi sawah sebesar
1% akan meningkatkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian di Desa Munte sebesar 0,283%.
Hasil uji t-sest perbedaan rata-rata pendapatan petani sebelum dan setelah melakukan
alih fungsi lahan dari komoditi padi sawah ke non padi sawah realisasi program menunjukkan
tingkat perbedaan yang bermakna (t-hitung = 6,952) lebih besar dari (t-tabel = 2,02), artinya
perubahan jenis komoditi pertanian dari padi sawah yang sebelumnya dibudidayakan di lahan
persawahan ke komoditi non padi sawah menyebabkan penurunan tingkat pendapatan yang
diperoleh petani.
Memperhatikan fektor penyebab terjadinya alih fungsi lahan pertanian di Desa Munte
serta penurunan tingkat pendapatan petani akibat alih fungsi lahan tersebut diharapkan kebijakan
dalam pengelolaan lahan persawahan tadah hujan sehingga tetap dapat dimanfaatkan
sebagai lahan untuk memproduksi padi sawah, membuat kebijakan dalam mempertahankan
lahan persawahan atau membuka (mencetak) lahan persawahan yang baru sebagai upaya
mempertahankan atau meningkatkan ketahanan pangan penduduk, khususnya padi sawah,
sekaligus menjamin kehidupan petani padi sawah serta peningkatan peran lembaga
kemasyarakatan di Desa Munte dalam melakukan advokasi kepada pemerintah dalam menjamin
ketersediaan dan kecukupan sarana dan prasarana pertanian, demikian juga dalam penetapan harga
jual komoditi pertanian khususnya padi sawah.
Mengingat nilai R-Square hanya sebesar 67,4%, maka diharapkan pada penelitian
lanjutan agar ditambah variabel lain selain variabel penurunan debit air, harga jual padi
sawah dan harga jual non padi sawah.

Memberita Ginting : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Padi Sawah…, 2005
USU Repository © 2007

Anda mungkin juga menyukai