Anda di halaman 1dari 84

Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Gedung

Perencanaan konstruksi dalam tugas Perencanaan Bangunan Gedung II ini


dilakukan terhadap gambar Gedung yang terdiri dari tiga lantai.

1.2 Standar Mutu dan Jenis Bahan yang Digunakan

Direncanakan:
o Mutu beton (fc’) = 35 MPa = 350 kg/cm2
o Mutu baja (fs) = 350 MPa = 3500 kg/cm2
o Penutup atap = Genteng Seng Metal
o Rangka kuda-kuda dan gording terbuat dari Kayu kelas II

o Ec = 4700  f c '  4700  35 = 27805,57 N/mm2 = 278056 kg/cm2

1.3 Metode Perhitungan

Untuk perhitungan momen portal digunakan metode matrik. Perhitungan


pembebanan mengacu pada Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI-1987) dan
PPTGI, sedangkan syarat perhitungan didasarkan pada SKSNI T-15-1991-03.

1.4 Tinjauan Perhitungan

Tinjauan perhitungan perencanaan terhadap konstruksi struktural


menggunakan metode ultimit dengan elemen-elemen tinjauan sebagai berikut:
o atap;
o kuda-kuda;
o balok;
o kolom;

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)

1
Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 2

o tangga; dan
o plat lantai.

1.5 Tujuan Perhitungan

Tujuan perhitungan dalam Perencanaan Bangunan Gedung II ini adalah


untuk menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari selama ini sehingga memberi
wawasan pengetahuan praktis yang lebih luas bagi mahasiswa dalam
mengaplikasikan ilmunya.

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 3

BAB II
PERHITUNGAN MUATAN MATI

2.1 Beban Rangka Kuda-kuda

o Panjang batang bint


H1 = H2 = H3 = H4 = 2,00 m
o Panjang batang vertikal
V1 = V3 = 2,00  tan 30º = 1,155 m
V2 = 4,00  tan 30º = 2,309 m
o Panjang batang kaki kuda-kuda:
A0 = A1 = 1m
H1 2,00
A1 = A4 = = = 2,309 m
cos30 cos 30
H2 4,00
A2 = A3 = - A1 = -2,309 = 2,309 m
cos30 cos30 
o Panjang batang diagonal:

D1 = D2 = H 22  V12  2,00 2  1,155 2 = 2,310 m

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 4

Tabel 2.1 Panjang Batang (m)

Nama Batang Panjang (m)


H1 2,000
H2 2,000
H3 2,000
H4 2,000
A0 1,000
A1 2,309
A2 2,309
A3 2,309
A4 2,309
A5 1,000
V1 1,155
V2 2,309
V3 1,155
D1 2,310
D2 2,310

a. Berat sendiri
Direncanakan menggunakan kayu seumantok dengan BJ = 0,98 dengan ukuran-
ukuran sebagai berikut:
 Batang horizontal = 2  4/10 cm
 Batang kaki kuda-kuda = 8/10 cm
 Batang vertikal = 8/10 cm
 Batang diagonal = 8/10 cm

Berat batang horizontal


= 4 x 2  2  0,04  0,1  980 = 62,72 kg
Berat batang kaki kuda-kuda
= (4 x 2,309 + 2 x 1 )  0,04  0,1  980 = 44,045 kg
Berat batang vertikal
= (2 x 1,155 + 2,309)  0,04  0,1  980 = 18,106 kg
Berat batang diagonal
= 2 x 2,310  0,04  0,1  980 = 18,110 kg +
P1 = 142,981 k

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 5

b. Berat gording
Jarak antar kuda-kuda = 5 m.
Direncanakan ukuran kayu 8/10 cm.
Jumlah gording yang digunakan: 2  6 = 12 buah gording.
Berat gording yang dipikul oleh satu kuda-kuda adalah:
Berat gording = ukuran gording x jarak kuda-kuda x jumlah gordingx Bj kayu
P2 = 0,08  0,10  5  12  980 = 470,4 kg

c. Berat penutup atap


Beratnya per m2 adalah 10 kg/m2
Berat seng = 2 x jarak kuda-kuda x panjang kaki kuda-kuda x berat penutup atap
P3 = 2 x 5 x 4,66 x 10
= 1123,6 kg

d. Berat pafond dan penggantung


Menurut PPI – 1987, berat plafond dan penggantung adalah:
(11 + 7) kg/m2 = 18 kg/m2.
Berat pafond dan penggantung yang dipikul oleh satu kuda-kuda adalah:
Berat plafond = jarak kuda-kuda x panjang balok bint x (berat plafond +
penggantung)
P4 = 5  8 18 = 720 kg

Jadi berat total yang dipikul oleh satu kuda-kuda adalah:


WD = P1 + P2 + P3 + P4
WD = 142,981 + 470,4 + 1123,6 + 720 = 2456,981 kg
RA = RB = ½  WD = ½  2456,981 = 1228,4905 kg

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 6

2.2 Beban Tangga

a. Tangga lantai I
Direncanakan:
o tebal plat tangga = 15 cm
o lebar tangga = 150 cm = 1,5 m
o langkah naik (N) = 20 cm
o langkah datar (D)= 20 cm
4
o S= N 2  D 2 = 20 2  20 2 = 28,284 cm x = = 4,414 m
cos 25,02

20 x 20
o = arc tan(N/D) = arc tan(20/20) = 45º y =  14,142 cm
28,284

Plat Tangga
Beban mati yang dipikul oleh plat tangga adalah:
o Berat sendiri plat (t = 15 cm) = 0,150  1,5  2400 = 540 kg/m'
o Berat pasir (t = 3 cm) = 0,030  1,5  1600 = 72 kg/m'
o Berat spesi (t = 2 cm) = 0,020  1,5  2200 = 66 kg/m'
o Berat keramik (t = 2 cm) = 0,020  1,5  2200 = 66 kg/m'
o Berat anak tangga = 0,07  1,5  2400 = 509,112 kg/m'+
WD= 1253,112 kg/m'

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 7

Plat Bordes
Beban mati yang dipikul oleh plat bordes adalah:
o Berat sendiri plat (t = 15 cm) = 0,15 2400 × 1,5 = 540 kg/m'
o Berat pasir (t = 3 cm) = 0,03  1600 × 1,5 = 72 kg/m'
o Berat spesi (t = 2 cm) = 0,02  2200 × 1,5 = 66 kg/m'
o Berat keramik (t = 2 cm) = 0,02  2200 × 1,5 = 66 kg/m' +
WD = 744 kg/m'

b. Tangga lantai II

Direncanakan:
o tebal plat tangga = 15 cm
o lebar tangga = 150 cm = 1,5 m
o langkah naik (N) = 20 cm
o langkah datar (D)= 20 cm
4
o S= N 2  D 2 = 20 2  20 2 = 28,284 cm x = = 4,414 m
cos 25,02

20 x 20
o = arc tan(N/D) = arc tan(20/20) = 45º y =  14,142 cm
28,284

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 8

Plat Tangga
Beban mati yang dipikul oleh plat tangga adalah:
o Berat sendiri plat (t = 15 cm) = 0,150  1,5  2400 = 540 kg/m'
o Berat pasir (t = 3 cm) = 0,030  1,5  1600 = 72 kg/m'
o Berat spesi (t = 2 cm) = 0,020  1,5  2200 = 66 kg/m'
o Berat keramik (t = 2 cm) = 0,020  1,5  2200 = 66 kg/m'
o Berat anak tangga = 0,07  1,5  2400 = 509,112 kg/m'+
WD= 1253,112 kg/m'

Plat Bordes
Beban mati yang dipikul oleh plat bordes adalah:
o Berat sendiri plat (t = 15 cm) = 0,15 2400 × 1,5 = 540 kg/m'
o Berat pasir (t = 3 cm) = 0,03  1600 × 1,5 = 72 kg/m'
o Berat spesi (t = 2 cm) = 0,02  2200 × 1,5 = 66 kg/m'
o Berat keramik (t = 2 cm) = 0,02  2200 × 1,5 = 66 kg/m' +
WD = 744 kg/m'

2.3 Pembebanan Top Gevel


2.3.1 Berat dinding top gevel

 Luas dinding :
A = ½ x tinggi kuda-kuda x bentang kuda-kuda
= ½ x 2,309x 8
= 9,236 m2

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 9

 Berat dinding top gevel :


Dari tabel 2.1 (PPI – 1983 hal 11) di peroleh berat sendiri bahan bangunan untuk
dinding pasangan bata merah (setengah batu) adalah 250 kg/ m2
P=A.q
= 9,236 x 250 = 2309 kg
2.3.2 Berat pengaku top gevel
- Panjang total = 2(kaki kuda-kuda) +bentang kuda-kuda + tinggi kuda-kuda
= 2 (9,927) + 8 + 2,309
= 24,163 m
- Berat beton bertulang = 2400 kg/m3 (PPI-1983, tabel 2.1)
- Ukuran pengaku top gevel = 15/15 cm

 Berat pengaku top gevel :


P = 24,163 x 0,15 x 0,15 x 2400 = 1304,802 kg

 Berat total top gevel :


P = 2309 + 1304,802 = 3613,802 kg

 Berat equivalen / rata-rata top gevel :


P 3613,802
q= =  451,526 kg/m'
L 8

2.4 Pembebanan Lantai

Beban mati yang dipikul oleh plat lantai adalah:


o Berat sendiri plat (t = 12 cm) = 0,12  2400 = 288 kg/m2
o Berat pasir (t = 3 cm) = 0,03  1600 = 48 kg/m2
o Berat spesi (t = 2 cm) = 0,02  2200 = 44 kg/m2
o Berat keramik (t = 2 cm) = 0,02  2200 = 44 kg/m2 +
WU = 424 kg/m2

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 10

2.4.1 Perhitungan beban terbagi rata ekivalen plat lantai

WU = 424 kg/m2
45

Lx

45

Ly

L x  (3  L2y  L2x )  Wu
qeq =
6  L2y
½ Lx
45

Ly

1
½ Lx
qeq =  L x  Wu
3
45

Lx

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 11

Tabel 2.2 Besar Pelimpahan beban lantai (Beban equivalent)


Lx Ly qeq
Type
(m) (m) (kg/m)
a 2 - 282,667
b 2 5 401,387
c 4 - 565,333
d 5 4 833,866

2.3.2 Pelimpahan beban ke portal

Direncanakan :
Dimensi:
- Kolom : 40/50 cm
- Balok lantai : 30/45 cm
- Ringbalk : 20/30 cm
- Tebal dinding : 15 cm

Diketahui : (PPI – 1983 tabel 2.1)


- Berat jenis beton bertulang : 2400 kg/m3
- Berat jenis bata merah : 1700 kg/m3

a. Portal As 1

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 12

 Beban terbagi rata


1. Bentang EF = GH
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m' +
q4 = 1745,387 kg/m'
2. Bentang FG
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe a = 282,667 = 282,667 kg/m' +
q5 = 1626,667 kg/m'
3. Bentang IJ = KL
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 x 4 x 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m' +
q2 = 1745,387 kg/m’

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 13

4. Bentang JK
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe a = 282,667 = 282,667 kg/m' +
q3 = 1626,667 kg/m'
5. Bentang MN = NO = OP
o Berat ring balk (20/30) = 0,20 x 0,3 x 2400 = 144 kg/m' +
q1 = 144 kg/m'
 Beban terpusat
1. Titik M = P (P1 = P4)
o Berat kuda-kuda (Ra) = 1228,491 kg
o Berat Dinding Top gevel = 1/2 (2) x 451,526 = 451,526 kg +
P1 = 1680,017 kg

2. Titik N = O (P2 = P3)


o Berat kuda-kuda (Ra) = 1228,491 kg +
P2 = 1228,491 kg
3. Titik I = J = K = L (P5 = P6 = P7 = P8)
o Berat kolom (40/50) = 0,4× 0,5×4×2400 = 1920 kg +
P5 = 1920 kg
4. Titik E = F = G = H (P9 = P10 = P11 = P12)
o Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×4×2400 = 1920 kg +
P9 = 1920 kg
b. Portal As 2

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 14

 Beban terbagi rata


2. Bentang EF = GH
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m'
o Berat lantai tipe d = 833,866 = 833,866 kg/m' +
q5 = 2579,253 kg/m'

3. Bentang FG
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat lantai tipe a = 706,667 = 282,667 kg/m'
o Berat lantai tipe d = 706,667 = 833,866 kg/m' +
q4 = 1390,533 kg/m'
4. Bentang IJ = KL
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m'
o Berat lantai tipe d = 833,866 = 833,866 kg/m' +

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 15

q2 = 2579,253 kg/m'
5. Bentang JK
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat lantai tipe a = 706,667 = 282,667 kg/m'
o Berat lantai tipe d = 706,667 = 833,866 kg/m' +
q3 = 1390,533 kg/m'
6. Bentang MN = NO = OP
a. Berat ring balk (20/30) = 0,20 x 0,3 x 2400 = 144 kg/m' +
q1 = 144 kg/m'
 Beban terpusat
1. Titik M = P (P1 = P4)
o Berat Dinding Top gevel = 1/2 (2+4) x 451,526 = 1354,578 kg
P1 = 1354,578 kg
2. Titik I = J = K = L (P5 = P6 = P7 = P8)
o Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×4×2400 = 1920 kg +
P5 = 1920 kg
3. Titik E = F = G = H (P9 = P10 = P11 = P12)
o Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×4×2400 = 1920 kg +
P9 = 1920 kg

c. Portal As 3

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 16

 Beban terbagi rata


1. Bentang EF = GH
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m'
o Berat lantai tipe d = 833,866 = 833,866 kg/m' +
q4 = 2579,253 kg/m'
2. Bentang FG
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m'
o Berat lantai tipe d = 833,866 = 833,866 kg/m' +
q5 = 1559,253 kg/m'

3. Bentang IJ = KL

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 17

o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'


o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m'
o Berat lantai tipe d = 833,866 = 833,866 kg/m' +
q2 = 2579,253 kg/m'
4. Bentang JK
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m'
o Berat lantai tipe d = 833,866 = 833,866 kg/m' +
q3 = 1559,253 kg/m'
5. Bentang MN = NO = OP
Berat ring balk (20/30) = 0,20 x 0,3 x 2400 = 144 kg/m'
q1 = 144 kg/m'
 Beban terpusat
1. Titik M = P (P1 = P4)
o Berat Dinding Top gevel = 1/2 (2+4) x 451,526 = 1354,578 kg
P1 = 1354,578 kg
2. Titik I = J = K = L (P5 = P6 = P7 = P8)
o Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×4×2400 = 1920 kg +
P5 = 1920 kg
3. Titik E = F = G = H (P9 = P10 = P11 = P12)
o Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×3,5×2400 = 1920 kg +
P9 = 1920 kg

d. Portal As 4

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 18

 Beban terbagi rata


1. Bentang EF = GH
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m' +
q4 = 1745,387 kg/m'
2. Bentang FG
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m' +
q5 = 1745,387 kg/m'
3. Bentang IJ = KL

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 19

o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'


o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m' +
q2 = 1745,387 kg/m'
4. Bentang JK
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m' +
q3 = 1745,387 kg/m'
5. Bentang MN = NO = OP
= Berat ring balk (20/30) = 0,20 x 0,3 x 2400 = 144 kg/m'
q1 = 144 kg/m'
 Beban terpusat
1. Titik M = P (P1 = P4)
o Berat kuda-kuda (Ra) = 1228,491 kg
o Berat Dinding Top gevel = 1/2 (2) x 451,526 = 451,526 kg +
P1 = 1680,017 kg
2. Titik I = J = K = L (P5 = P6 = P7 = P8)
o Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×3,45×2400 = 1656 kg +
P5 = 1656 kg
4. Titik E = F = G = H (P9 = P10 = P11 = P12)
o Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×3,5×2400 = 1680 kg +
P9 = 1680 kg

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 20

e. Portal As a = As d

 Beban terbagi rata


1. Bentang EF = GH
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe a = 282,667 = 282,667 kg/m'
q4 = 1626,667 kg/m'
2. Bentang FG 6
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe c = 565,333 = 565,333 kg/m' +
q5 = 1909,333 kg/m'

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 21

3. Bentang IJ = KL
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe a = 282,667 = 282,667 kg/m'
q4 = 1626,667 kg/m'
4. Bentang JK
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe c = 565,333 = 565,333 kg/m' +
q5 = 1909,333 kg/m'
5. Bentang MN = NO = OP
o Berat ring balk (20/30) = 0,20 x 0,3 x 2400
= 144 kg/m'
o Berat Dinding Top gevel = 451,526
= 451,526 kg/m'
q1 = 595,526 kg/m'
 Beban terpusat
1. Titik M = P (P1 = P4)
o Berat kuda-kuda (Ra) = 1228,491 kg
P1 = 1228,491 kg
2. Titik I = J = K = L (P5 = P6 = P7 = P8)
o Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×3,45×2400 = 1656 kg +
P5 = 1656 kg
4. Titik E = F = G = H (P9 = P10 = P11 = P12)
o Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×3,5×2400 = 1680 kg +
P9 = 1680 kg

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 22

f. Portal As b

 Beban terbagi rata


1. Bentang EF
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe a = 282,667 = 282,667 kg/m'
q5 = 1626,667 kg/m'
2. Bentang GH
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe a x 2 = 282,667 x 2 = 565,336 kg/m'
q7 = 1909,336 kg/m'
2. Bentang FG
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 23

o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'


o Berat lantai tipe c x 2 = 565,333 x 2 =1130,666kg/m' +
q6 = 2474,666 kg/m'
3. Bentang IJ
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe a = 282,667 = 282,667 kg/m'
q2 = 1626,667 kg/m'
4. Bentang KL
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe a x 2 = 282,667 x 2 = 565,336 kg/m'
q4 = 1909,336 kg/m'
4. Bentang JK
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe c = 565,333 = 565,333 kg/m' +
q3 = 1909,333 kg/m'
5. Bentang MN = NO = OP
o Berat ring balk (20/30) = 0,20 x 0,3 x 2400
= 144 kg/m'
q1 = 144 kg/m'
 Beban terpusat
1. Titik M = P (P1 = P4)
o Berat kuda-kuda (Ra) = 1228,491 kg
P1 = 1228,491 kg
2. Titik I = J = K = L (P5 = P6 = P7 = P8)
o Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×3,45×2400 = 1656 kg +
P5 = 1656 kg
4. Titik E = F = G = H (P9 = P10 = P11 = P12)
o Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×3,5×2400 = 1680 kg +

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 24

P9 = 1680 kg
g. Portal As c

 Beban terbagi rata


1. Bentang EF = GH
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe a x 2 = 282,667 x 2 = 565,334 kg/m'
q4 = 1909,334 kg/m'
2. Bentang FG
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe c x 2 = 565,333 x 2 = 1130,666kg/m' +
q5 = 2474,666 kg/m'
3. Bentang IJ = KL
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe a x 2 = 282,667 x 2 = 565,334 kg/m'
q4 = 1909,334 kg/m'

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 25

4. Bentang JK
Bentang FG
o Berat balok induk (30/45) = 0,3 × 0,45 × 2400 = 324 kg/m'
o Berat dinding bata = 0,15 × 4 × 1700 = 1020 kg/m'
o Berat lantai tipe c x 2 = 565,333 x 2 = 1130,666kg/m' +
q5 = 2474,666 kg/m'
5. Bentang MN = NO = OP
o Berat ring balk (20/30) = 0,20 x 0,3 x 2400
= 144 kg/m'
q1 = 144 kg/m'
 Beban terpusat
1. Titik M = P (P1 = P4)
o Berat kuda-kuda (Ra) = 1228,491 kg
P1 = 1228,491 kg
2. Titik I = J = K = L (P5 = P6 = P7 = P8)
o Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×3,45×2400 = 1656 kg +
P5 = 1656 kg
4. Titik E = F = G = H (P9 = P10 = P11 = P12)
o Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×3,5×2400 = 1680 kg +
P9 = 1680 kg

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 26

BAB III
PERHITUNGAN MUATAN HIDUP

3.1 Beban Rangka Kuda-kuda

a. Muatan orang/pekerja
Berat orang/pekerja di titik buhul A dan B adalah 200 kg, sedangkan di titik-titik
F, G dan H memikul beban pekerja sebesar 100 kg.

b. Muatan air hujan


Muatan air hujan bekerja pada titik buhul bagian atas, yaitu pada titik buhul A, F,
G, H dan B.
 (400,8) = 40  (0,8 × 30) = 16 kg/m2 bidang atap.
Berat air hujan setiap titik buhul:
 A = B = {1 + (½ × 2,309 )} × 5× 16 = 172,360 kg

 F = H = G = {(½ × 2,309) + (½ × 2,309)} × 5× 16 = 184,72 kg

Beban hidup yang dipikul oleh satu kuda-kuda adalah beban yang terbesar di
antara beban pekerja dengan beban air hujan.

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 27

Tabel 3.1 Beban hidup yang dipikul tiap titik buhul


Beban
Titik Buhul Pekerja Hujan Maksimum
(kg) (kg) (kg)
A 200 172,360 200
B 200 172,360 200
F 100 184,720 184,720
G 100 184,720 184,720
H 100 184,720 184,720
P total 954,160

RA = RB = ½  Ptotal = ½  954,16 kg = 477,08 kg

3.2 Beban Tangga

Plat Tangga
Berdasarkan Tabel 3.1 PPI – 1987, beban hidup untuk tangga adalah 300 kg/m2.
Sedangkan menurut Tabel 4 PPI – 1987, koefisien reduksi beban hidup untuk
perumahan/penghunian adalah 0,75. Jadi:
WL = 2,61  300  0,75 = 587,25 kg/m'

Plat Bordes
WL = 1,50  300  0,75 = 337,5 kg/m'

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 28

3.3 Pembebanan Lantai


Berdasarkan PPI – 1987, beban hidup untuk lantai diambil 250 kg/m2.

3.3.1 Perhitungan beban terbagi rata ekivalen plat lantai

L x  (3  L2y  L2x )  Wu
qeq =
6  L2y
½ Lx
45

Ly

1
½ Lx
qeq =  L x  Wu
3
45

Lx
Tabel 3.2 Besar Pelimpahan beban lantai (Beban equivalent)
Lx Ly qeq
Type
(m) (m) (kg/m)
a 2 - 282,667
b 2 5 401,387
c 4 - 565,333
d 5 4 833,866

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 29

3.3.2 Pelimpahan beban ke portal

a. Portal As 1

 Beban terbagi rata


1. Bentang EF = GH = IJ = KL
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m'
q2 = 401,387 kg/m'
2. Bentang FG = JK
o Berat lantai tipe a = 282,667 = 282,667 kg/m' +
q3 = 282,667kg/m'

 Beban terpusat
1. Titik M = P (P1 = P4)
o Berat kuda-kuda (Ra) = 477,080 kg +
P1 = 477,080 kg
2. Titik N = O (P2 = P3)
o Berat kuda-kuda (Ra) = 477,080 kg +
P2 = 477,080 kg

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 30

b. Portal As 2

 Beban terbagi rata


1. Bentang EF = GH = IJ = KL
o Berat lantai tipe b = 480,324 = 401,387 kg/m'
o Berat lantai tipe d = 480,324 = 833,866 kg/m' +
q2 = 1235,253 kg/m'
2. Bentang FG = JK
o Berat lantai tipe a = 416,667 = 282,667 kg/m'
o Berat lantai tipe d = 416,667 = 833,866 kg/m' +
q3 = 1116,533 kg/m'

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 31

c. Portal As 3

 Beban terbagi rata


1. Bentang EF = GH = IJ = KL
o Berat lantai tipe b = 480,324 = 401,387 kg/m'
o Berat lantai tipe d = 480,324 = 833,866 kg/m' +
q2 = 1235,253 kg/m'
2. Bentang FG = JK
o Berat lantai tipe b = 416,667 = 401,387 kg/m'
o Berat lantai tipe d = 416,667 = 833,866 kg/m' +
q3 = 1235,253 kg/m'

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 32

d. Portal As 4

 Beban terbagi rata


1. Bentang EF = GH = IJ = KL
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m'
q2 = 401,387 kg/m'
2. Bentang FG = JK
o Berat lantai tipe b = 401,387 = 401,387 kg/m'
q3 = 401,387 kg/m'

 Beban terpusat
1. Titik M = P (P1 = P4)
o Berat kuda-kuda (Ra) = 477,080 kg +
P1 = 477,080 kg
2. Titik N = O (P2 = P3)
o Berat kuda-kuda (Ra) = 477,080 kg +
P2 = 477,080 kg

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 33

e. Portal As a = As d

 Beban terbagi rata


1. Bentang EF = GH = IJ = KL
o Berat lantai tipe a = 401,387 = 282,667 kg/m'
q2 = 282,667 kg/m'
2. Bentang FG = JK
o Berat lantai tipe c = 401,387 = 565,333 kg/m'
q3 = 565,333 kg/m'

 Beban terpusat
1. Titik M = P (P1 = P4)
o Berat kuda-kuda (Ra) = 477,080 kg +
P1 = 477,080 kg

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 34

f. Portal As b

 Beban terbagi rata


1. Bentang EF
o Berat lantai tipe a = 401,387 = 282,667 kg/m'
q5 = 282,667 kg/m'
2. Bentang FG
o Berat lantai tipe c x 2 = 565,334 x 2 = 1130,668 kg/m'
q6 = 1130,668 kg/m'
3. Bentang GH
o Berat lantai tipe a x 2 = 282,667 x 2 = 565,334 kg/m'
q7 = 565,334 kg/m'
4. Bentang IJ
o Berat lantai tipe a = 401,387 = 282,667 kg/m'
q5 = 282,667 kg/m'
5. Bentang JK
a. Berat lantai tipe c x 2 = 565,334 x 2 = 1130,668 kg/m'
q6 = 1130,668 kg/m'

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 35

6. Bentang KL
a. Berat lantai tipe a x 2 = 282,667 x 2 = 565,334 kg/m'
q7 = 565,334 kg/m'
 Beban terpusat
1. Titik M = P (P1 = P4)
o Berat kuda-kuda (Ra) = 477,080 kg +
P1 = 477,080 kg
g. Portal As c

 Beban terbagi rata


1. Bentang EF = GH = IJ = KL
o Berat lantai tipe a x 2 = 282,667 x 2 = 565,334 kg/m'
q2 = 565,334 kg/m'
2. Bentang FG = JK
o Berat lantai tipe c x 2 = 401,387 x 2 = 1130,668 kg/m'
q3 = 1130,668 kg/m'

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 36

 Beban terpusat
1. Titik M = P (P1 = P4)
o Berat kuda-kuda (Ra) = 477,080 kg +
P1 = 477,080 kg

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 37

BAB IV
PERHITUNGAN MUATAN GEMPA

4.1 Pembebanan
a. Berat daerah I
1. Beban mati
 Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×16×4×2400 = 30720 kg
 Berat balok (30/45) = 0,3×0,45×(60+32)×2400 = 29808 kg
 Berat dinding bata = 0,15×4×1700×(32+30+20) = 83640 kg
 Berat plat tangga = 1253,112 × 5,230 =6553,776kg
 Berat plat bordes(t=12 cm) = 1,5 × 1,5 × 0,12 ×2400 = 648 kg
- Pasir (t = 3 cm) = 1,5 × 1,5 × 0,03 ×1600 = 108 kg
- Spesi (t = 2 cm) = 1,5 × 1,5 × 0,02 ×2200 = 99 kg
- Keramik (t = 2 cm) = 1,5 × 1,5 × 0,02 ×2200 = 99 kg

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 38

 Berat plafond & penggantung = 15 × 8 × 18 = 2160 kg


 Berat plat lantai = 15 × 8 × 424 = 50880 kg +
WD = 204715,776 kg
2. Beban hidup
 Berat plat tangga = 587,25 × 5,230 = 1765,125 kg
 Berat plat bordes(t=12 cm) = 0,12 × 337,5 × 1,5 = 81 kg
 Berat plat lantai = 15 × 8 × 250 = 30000 kg +
WL =31886,625 kg
Koefisien reduksi peninjauan gempa adalah 0,3. Jadi:
WL = 0,3 × 31846,125 = 9563,838 kg

3. Kombinasi beban
Wdaerah I = WD + WL = 204715,776 + 9563,838 = 214269,614 kg = 214,270 t

b. Berat daerah II
1. Beban mati
 Berat total kuda-kuda = 2456,981 × 4 = 9827,924 kg
 Berat top gevel = 3613,802 × 2 = 7227,604 kg
 Berat ringbalk (20/30) = 0,2×0,30×2400×{(15×4)+(8×4)} = 13248 kg
 Berat kolom (40/50) = 0,4×0,5×(4+4)×2400×16 = 62976 kg
 Berat balok (30/45) = 0,3×0,45×(60+32)×2400 = 29808 kg
 Berat plat tangga = 1253,112 × 5,230 = 6553,776 kg
 Berat plat bordes(t=12 cm) = 1,5 × 1,5 × 0,12 ×2400 = 648 kg
- Pasir (t = 3 cm) = 1,5 × 1,5 × 0,03 ×1600 = 108 kg
- Spesi (t = 2 cm) = 1,5 × 1,5 × 0,02 ×2200 = 99 kg
- Keramik (t = 2 cm) = 1,5 × 1,5 × 0,02 ×2200 = 99 kg
 Berat plafond & penggantung = 2 x 15 × 8 × 18 = 4320 kg
 Berat dinding bata = 0,15×4×1700×(32+30+20) = 83648 kg
 Berat dinding bata = 0,15×4×1700×(32+30+20) = 83648 kg
 Berat plat lantai = 15 × 8 × 424 = 50880 kg +
WD =353091,304 kg

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 39

2. Beban hidup
 Muatan orang + air hujan = 54,160 = 954,160 kg
 Berat plat tangga = 587,25 × 5,230 = 1765,125kg
 Berat plat bordes(t=12 cm) = 0,12 × 337,5 × 1,5 = 81 kg
 Berat plat lantai = 15 × 8 × 250 = 30000 kg +
WL =32800,285kg
Koefisien reduksi peninjauan gempa adalah 0,3. Jadi:
WL = 0,3 × 32800,285 = 9840,086 kg

3. Kombinasi beban
Wdaerah II = WD +WL= 353091,304 + 9840,086 = 362931,390 kg= 362,932 t

c. Berat total bangunan


Wt = Wdaerah I + Wdaerah II
Wt = 214269,614 + 362931,390 = 577201,004 kg

4.2 Beban Geser Dasar


Berdasarkan SNI 03-1726-2002 “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Bangunan Gedung”, beban geser dasar adalah sebagai berikut:

V = C i I Wt
R
di mana:
V : beban geser dasar nominal statistik ekuivalen
Ci : nilai faktor respon gempa
I : faktor keutamaan gedung
R : faktor keutamaan bangunan
Wt : berat total bangunan

Waktu getar bangunan (T)


H = 14,31 m (tinggi seluruh gedung); Ct = 0,0731 (UBC Section 1630.2.2)
T = CtH3/4 = 0,0731 × (14,31)3/4 = 0,537 detik

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 40

 = 0,18(gempa wilayah 3, table 8); n = 3 (banyak tingkatan gedung)


T =   n = 0,18 × 3 = 0,54 detik > 0,537 detik .................... (OK)

Koefisien-koefisien
 Koefisien dasar gempa (C)
Dari T = 0,54 detik maka dari grafik wilayah gempa 6 untuk tanah keras diperoleh
0,23
C= = 0,43
0,54

 Faktor keutamaan gedung (I)


Untuk gedung-gedung Asrama yang harus tetap berfungsi sesudah suatu gempa
terjadi maka faktor keutamaannya adalah 1 (SNI 03-1726-2002).
 Faktor jenis struktur (R)
Untuk portal daktail yang bahan bangunannya terutama terdiri dari konstruksi
beton bertulang maka R = 8,5 (SNI 03-1726-2002).
0,43x1
V= x 577201,004 = 29199,580 = 29,200 ton
8,5

4.3 Gaya Geser Horizontal


Wi  z i
Fi = V
 Wi  z i 
di mana:
Fi : gaya geser horizontal gempa pada lantai ke-i (ton)
Wi : berat bangunan lantai ke-i (m)
zi : jarak dari taraf penjepit lateral ke lantai dua (m)
V : beban geser dasar (ton)

Daerah Wi . Zi
Wi (ton) zi (m) V (ton) Fi (ton)
ke- (t.m)
I 214,269 4 857,076 29,2 6,655088
II 362,931 8 2903,448 29,2 22,54491
Jumlah 3760,524 29,19995

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 41

Dari perhitungan beban gaya angin dan gempa, dapat dilihat bahwa gaya gempa
lebih besar, maka untuk perhitungan selanjutnya gaya horizontal yang ditinjau
adalah gaya gempa.

4.4 Angka kekakuan


Kiyoshi Muto (1993), menyatakan bahwa koefisien pengali momen inersia balok
lantai sebesar c = 1,5 (untuk tengah), c = 1,3 (untuk tepi) dan angka kekakuan
standar diambil 0,0027, jadi :

Ratio kekakuan efektif :


Untuk tepi : kc = c.k = 1,3.k
Untuk tengah: kc = c.k = 1,5.k

 Rumus – rumus yang digunakan:


a. Kolom tingkat dasar dengan perletakan jepit
k1  k 2  k N
k=
kc

0,5  k
a=
2k
D = a. kc

b. Kolom tingkat ke-N dengan rumus


k1  k 2  k N
k=
2k c

k
a=
2k
D = a. kc
di mana :
k1, k2, kN = kekakuan balok yang ditinjau
kc = kekakuan kolom yang ditinjau
a = suatu konstanta yang tergantung pada harga k

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 42

D = gaya geser yang terjadi pada suatu kolom


k = rasio kekakuan rata-rata
Ukuran kc=c.k
Struktur I (m^4) L (m) K=I/(0,0027.L)
b h tepi tengah
0,3 0,45 0,00228 2 0,422 0,548 0,633
Balok Induk 0,3 0,45 0,00228 4 0,211 0,274 0,316
0,3 0,45 0,00228 5 0,169 0,219 0,253
0,2 0,3 0,00045 2 0,083 0,108 0,125
Ringbalk 0,2 0,3 0,00045 4 0,042 0,054 0,063
0,2 0,3 0,00045 5 0,033 0,043 0,050
Kolom 0,4 0,5 0,00417 4 0,386 0,502 0,579

Portal As 1, As 2, As 3 dan As 4 (Memanjang)

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 43

Tingkat Kolom k1 k2 k3 k4 kc k a D
I-M 0,043 0,219 0,502 0,262 0,116 0,058
J-N 0,043 0,050 0,219 0,253 0,579 0,489 0,196 0,114
III
K-O 0,050 0,043 0,253 0,219 0,579 0,489 0,196 0,114
L-P 0,043 0,219 0,502 0,262 0,116 0,058
E-I 0,219 0,253 0,502 0,471 0,191 0,096
F-J 0,219 0,253 0,219 0,253 0,579 0,816 0,290 0,168
II
G-K 0,253 0,219 0,253 0,219 0,579 0,816 0,290 0,168
H-L 0,219 0,253 0,502 0,471 0,191 0,096
A-E 0,219 0,502 0,437 0,385 0,193
B-F 0,219 0,253 0,579 0,816 0,467 0,270
I
C-G 0,253 0,219 0,579 0,816 0,467 0,270
D-H 0,219 0,502 0,437 0,385 0,193

Portal As a, As b As c dan As d (Melintang)

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 44

Tingkat Kolom k1 k2 k3 k4 kc k a D

I-M 0,108 0,548 0,502 0,655 0,247 0,124

J-N 0,108 0,063 0,548 0,316 0,579 0,895 0,309 0,179


III
K-O 0,063 0,108 0,316 0,548 0,579 0,895 0,309 0,179

L-P 0,108 0,548 0,502 0,655 0,247 0,124


E-I 0,548 0,548 0,502 1,094 0,353 0,177
F-J 0,548 0,316 0,548 0,316 0,579 1,494 0,428 0,247
II
G-K 0,316 0,548 0,316 0,548 0,579 1,494 0,428 0,247

H-L 0,548 0,548 0,502 1,094 0,353 0,177

A-E 0,548 0,502 1,094 0,515 0,258


B-F 0,548 0,316 0,579 1,494 0,571 0,330
I
C-G 0,316 0,548 0,579 1,494 0,571 0,330

D-H 0,548 0,502 1,094 0,515 0,258

4.5 Pusat kekakuan (Center of Rigidity/COR)


a. Lantai I
 Arah melintang

Tabel perhitungan pusat kekakuan arah melintang


No Dx X Dx . X x^2 Dx . x^2
a 1,176 0 0 0 0
b 1,176 5 5,88 25 29,4
c 1,176 10 11,76 100 117,6
d 1,176 15 17,64 225 264,6
Jumlah 4,704 35,28 411,6

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 45

35,28
= = 7,5 m
4,704

 Arah memanjang

Tabel perhitungan pusat kekakuan arah memanjang


No Dx Y Dx . Y y^2 Dx . y^2
a 0,772 0 0 0 0
b 1,080 2 2,16 4 4,32
c 1,080 6 6,48 36 38,88
d 0,772 8 6,176 64 49,408
Jumlah 3,704 14,816 92,608

y
 D  y = 14,816
x
=4m
D x
3,704
 Jadi, pusat kekakuan lantai I adalah: (7,5 ; 4) m.

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 46

b. Lantai II
 Arah melintang

Tabel perhitungan pusat kekakuan arah melintang


No Dx x Dx . X x^2 Dx . x^2
a 0,728 0 0 0 0
b 0,728 5 3,64 25 18,2
c 0,728 10 7,28 100 72,8
d 0,728 15 10,92 225 163,8
Jumlah 2,912 21,84 254,8

y
 D  y =
x
21,84
= 7,5 m
D x
2,912

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 47

 Arah memanjang

Tabel perhitungan pusat kekakuan arah melintang


No Dx y Dx . Y y^2 Dx . y^2
a 0,384 0 0 0 0
b 0,672 2 1,344 4 2,688
c 0,672 6 4,032 36 24,192
d 0,384 8 3,072 64 24,576
Jumlah 2,112 8,448 51,456

y
 D  y = 8,448
x
=4m
D x
2,112
 Jadi, pusat kekakuan lantai II adalah: (7,5 ; 4) m.

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 48

c. Lantai III
 Arah melintang

Tabel perhitungan pusat kekakuan arah melintang


No Dx x Dx . X x^2 Dx . x^2
a 0,606 0 0 0 0
b 0,606 5 3,03 25 15,15
c 0,606 10 6,06 100 60,6
d 0,606 15 9,09 225 136,35
Jumlah 2,424 18,18 212,1

y
 D  y =
x
18,18
= 7,5 m
D x
2,424

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 49

 Arah memanjang

Tabel perhitungan pusat kekakuan arah melintang


No Dx y Dx . Y y^2 Dx . y^2
a 0,232 0 0 0 0
b 0,576 2 1,152 4 2,304
c 0,576 6 3,456 36 20,736
d 0,232 8 1,856 64 14,848
Jumlah 1,616 6,464 37,888

y
 D  y =
x
6,464
=4m
D x
1,616
 Jadi, pusat kekakuan lantai III adalah: (7,5 ; 4) m.

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 50

4.6 Pusat Massa (Center of Mass/COM)

Pusat massa adalah: (7,5 ; 4) m.

4.7 Koreksi Torsi


Dari hasil perhitungan ternyata diperoleh pusat kekakuan lantai I, II, dan III
berimpit dengan pusat massa sehingga tidak terjadi eksentrisitas yang dapat
menimbulkan torsi. Sehingga eksentrisitas rencana ed sama dengan nol.
Untuk 0 < ec ≤ 0,3b maka ed (dipilih yang maksimum) dihitung dengan
persamaan:
ed = 1,5ec + 0,05b
atau
ed = ec  0,05b
di mana: ed = eksentrisitas rencana
ec = eksentrisitas antara pusat massa dan pusat kekakuan
b = jarak tegak lurus horizontal terbesar denah suatu struktur gedung
pada arah pembebanan gempa
 Lantai I
COR = (7,5 ; 4) m
COM = (7,5 ; 4) m
sumbu x (b = 15 m) sumbu y (b = 8 m)

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 51

ec = 7,5 – 7,5 = 0 ec = 4  4 = 0
maka ed = 0 maka ed = 0
Demikian juga halnya dengan lantai II dan III, didapat ed = 0.

4.8 Koreksi terhadap Geser

y   D x  e d  x   D y  e d 
x = 1  dan y = 1 
Ix  Iy Ix  Iy

di mana: x, y = jarak terhadap sumbu-sumbu yang melalui pusat nilai-D


Ix, Iy = momen inersia dari nilai-D
Jarak titik pusat ketegaran (x1,y1) :
x1 = {(Dy  x1)}/ Dy
y1 = {(Dx  y1)}/ Dx
di mana: x1,y1 = jarak dari sisi kiri dan sisi bawah
Momen inersia dari nilai-D:

Ix = (Dx  y2) = ( Dx  y12) -  Dx . y 1


2

Iy = (Dy  x2) = ( Dy  x12) -  Dy . x 12


di mana: x = x1 – x 1

y = y1 - y 1

Karena nilai ed = 0 maka x = y = 1 untuk tiap lantai.

Penyebaran Gaya Geser

Daerah Wi . Zi
Wi (ton) zi (m) V (ton) Fi (ton)
ke- (t.m)
I 214,269 4 857,076 29,2 6,655088
II 362,931 8 2903,448 29,2 22,54491
Jumlah 3760,524

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 52

Portal Memanjang
D D D Fi total F
As Tingkat Kolom αx F kolom
kolom portal tingkatan (kg) portal
E-I 0,096 827,349

F-J 0,168 1447,861


1 II 0,528 1 4550 4550,42
G-K 0,168 1447,861

H-L 0,096 827,349

E-I 0,096 827,349

F-J 0,168 1447,861


2 II 0,528 1 4550 4550,42
G-K 0,168 1447,861

H-L 0,096 827,349


2,112 29232,998
E-I 0,096 827,349

F-J 0,168 1447,861


3 II 0,528 1 4550 4550,42
G-K 0,168 1447,861

H-L 0,096 827,349

E-I 0,096 827,349

F-J 0,168 1447,861


4 II 0,528 1 4550 4550,42
G-K 0,168 1447,861

H-L 0,096 827,349

A-E 0,193 1663,316

B-F 0,27 2326,919


1 I 0,926 1 7980 7980,47
C-G 0,27 2326,919

D-H 0,193 1663,316

A-E 0,193 1663,316

B-F 0,27 2326,919


2 I 0,926 1 7980 7980,47
C-G 0,27 2326,919

D-H 0,193 1663,316


3,704 29232,998
A-E 0,193 1663,316

B-F 0,27 2326,919


3 I 0,926 1 7980 7980,47
C-G 0,27 2326,919

D-H 0,193 1663,316

A-E 0,193 1663,316

B-F 0,27 2326,919


4 I 0,926 1 7980 7980,47
C-G 0,27 2326,919

D-H 0,193 1663,316

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 53

Portal Melintang

D D D Fi total F
As Tingkat Kolom αx F kolom
kolom portal tingkatan (kg) portal
E-I 0,177 1525,425

F-J 0,247 2128,7


a II 0,848 1 7308 7308,25
G-K 0,247 2128,7

H-L 0,177 1525,425

E-I 0,177 1525,425

F-J 0,247 2128,7


b II 0,848 1 7308 7308,25
G-K 0,247 2128,7

H-L 0,177 1525,425


3,392 29232,998
E-I 0,177 1525,425

F-J 0,247 2128,7


c II 0,848 1 7308 7308,25
G-K 0,247 2128,7

H-L 0,177 1525,425

E-I 0,177 1525,425

F-J 0,247 2128,7


d II 0,848 1 7308 7308,25
G-K 0,247 2128,7

H-L 0,177 1525,425

A-E 0,258 2223,5

B-F 0,33 2844,012


a I 1,176 1 10135 10135,02
C-G 0,33 2844,012

D-H 0,258 2223,5

A-E 0,258 2223,5

B-F 0,33 2844,012


b I 1,176 1 10135 10135,02
C-G 0,33 2844,012

D-H 0,258 2223,5


4,704 29232,998
A-E 0,258 2223,5

B-F 0,33 2844,012


c I 1,176 1 10135 10135,02
C-G 0,33 2844,012

D-H 0,258 2223,5

A-E 0,258 2223,5

B-F 0,33 2844,012


d I 1,176 1 10135 10135,02
C-G 0,33 2844,012

D-H 0,258 2223,5

okokokookokokok

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 54

BAB V
KOMBINASI

Struktur dan komponen struktur harus direncanakan hingga semua


penampang mempunyai kuat rencana minimum sama dengan kuat perlu, yang
dihitung berdasarkan kombinasi beban dan gaya terfaktor yang sesuai dengan
ketentuan yang sedang berlaku.
SNI 2847 Pasal 11.2 menentukan dan mengatur kombinasi beban sesuai
dengan ACI 318-2002 Section 9.2. Load factor lama untuk E memakai nilai 1,4.
sekarang diganti 1,0, karena peraturan baru telah memakai beban gempa berupa
beban batas seperti tercantum dalam Tabel 5.1 berikut ini:
Beban Kombinasi
U = 1,4 D
U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)
U = 1,2 D + 1,0 L + 1,6 W + 0,5 (A atau R)
U = 0,9 D + 1,6 W
U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E
U = 0,9 D ± 1,0 E

Dalam perencanaan ini, hanya diambil kombinasi yang relevan saja.


Pengaruh angin tidak dimasukkan disini karena beban angin sangat kecil jadi
diabaikan. Kuat perlu U untuk menahan beban mati D paling tidak harus sama
dengan
U = 1,4 D................................................ (6.1)
Kuat perlu U untuk menahan beban mati D dan beban hidup L, paling
tidak harus sama dengan
U = 1,2 D + 1,6 L.................................... (6.2)
Karena ketahanan struktur terhadap beban gempa E harus diperhitungkan
dalam perencanaan ini, maka kuat perlu U harus diambil sebagai berikut

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 55

U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E....................... (6.3)


atau
U = 0,9 D ± 1,0 E................................... (6.4)
Perhitungan kombinasi beban ini ditampilkan dalam tabel-tabel yang dapat
dilihat pada tabel dan perhitungan.

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 56

5.1 Perhitungan Gaya Geser

W = 1,2 D + L
 Portal Memanjang

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 57

 Portal Melintang

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 58

5.2 Perhitungan Gaya Design


 Portal Memanjang

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 59

 Portal Melintang

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 60

5.3 Perhitungan Kombinasi Momen

M1= 1,4D
M2= 1,2D+1,6L
M3= 1,2D+1,0L+1,0E
M4= 0,9D+1,0E
M5= 1,2D+1,0L-1,0E
M6= 0,9D-1,0E

a. Portal Memanjang
 Momen Kolom

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 61

 Momen tumpuan balok

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 62

 Momen lapangan balok

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 63

b. Portal Melintang
 Momen Kolom

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 64

 Momen tumpuan balok

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 65

 Momen lapangan balok

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 66

BAB VI
PENDIMENSIAN

6.1 Pedimensian Kolom

b = 400 mm Mu = 643,8 kN-m

h = 500 mm Es = 200.000 MPa

Ø Tul. Utama = 8 D 28 Pu = 11,712 ton

Ø Sengkang = 10 mm Mux = 12,21 ton-m

Selimut beton = 40 mm Muy = 6,438 ton-m

d′ = 40 + 10 + 0,5 x 28 = 64

d = h - d’ = 500 mm - 64 mm = 436 mm

f′c = 35 Mpa

fy = 350 Mpa

ß1 = 0,85 – 0,008 x ( 25 – 35 )

= 0,993

As total = 4923,52 mm2

Karena itu,

𝑀𝑢𝑥 12,21
ey = = x 100 = 104,25 cm
𝑝𝑢 11,712

𝑀𝑢𝑦 6,438
ex = = x 100 = 54,97 cm
𝑝𝑢 11,712

x= sumbu yang sejajar dengan sisi yang lebih pendek b

y= sumbu yang sejajar dengan sisi yang lebih panjang h

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 67

Keadaan tekontrol-tekan batas

c/dt = 0,6

d = 436 mm

c = 0,6 x d = 0,6 x 436 = 261,6 mm

a = ß1 c = 0,93 x 261,6 = 243,288 mm , Ø 0,65 ( karena berada di daerah tekan )

𝑐−𝑑′ 261,6−64
f's = 0,003 x Es x = 0,003 x 200000 x = 453,211 MPa > 400 Mpa
𝑐 261,6

jadi, f's = fy ( baja tekan meleleh )

𝑃𝑛 117,12
Pn = = = 180,185 kN
0,6 0,65

Pn batas

Cc = 0,85 f’c b a = 0,85 x 35 x 400 x 243,288 = 2895127,2 N = 2895,13 kN

Cs = A′s . f′s = 3 x ( 0,25 x 3,14 x 282).400 = 738.528 N = 738,528 kN

Ts = A′s . fy = 3 x ( 0,25 x 3,14 x 282).400 = 738.528 N = 738,528 kN

Pn batas = Cc + Cs –Ts = 2895,13 + 738,528 – 738,528 = 2895,13 kN

ℎ 𝑎 ℎ ℎ
Mnx batas = Cc ( - ) + Cs ( - d′ ) + Ts ( d - )
2 2 2 2

500 243,288 500 500


= 2895,13 ( – ) + 738,528 ( - 64 ) + 738,528 ( 436 - )
2 2 2 2

= 644,85 kN-m

644,85
eby = 738,528 = 0,2327 m = 23,27 cm < ey = 104,25 cm

(karena itu bukan termasuk dalam kegagalan tekan dan harus kita cek kontrol-

tarik batas)

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 68

Keadaan tekontrol-tarik batas

c/dt = 0,35

d = 436 mm

c = 0,35 x d = 0,35 x 436 = 152,6 mm

a = ß1 c = 0,93 x 152,6 = 135,81 mm , Ø 0,9 ( karena berada di daerah tarik )

𝑐−𝑑′ 135,81−64
f's = 0,003 x Es x = 0,003 x 200000 x = 406,165 MPa > 400 Mpa
𝑐 135,81

jadi, f's = fy

𝑷𝒏 𝟏𝟏𝟕,𝟏𝟐
Pn = = = 130,113 kN
𝟎,𝟗 𝟎,𝟗

Pn batas

Cc = 0,85 f’c b a = 0,85 x 35 x 350 x 135,81 = 1414121,63 N = 1414,122 kN

Cs = A′s . f′s = 3 x ( 0,25 x 3,14 x 282).350 = 646212 N = 646,212 kN

Ts = A′s . fy = 3 x ( 0,25 x 3,14 x 282).350 = 646212 N = 646,212 kN

Pnby batas = Cc + Cs –Ts = 1414,122 + 646,212 – 646,212 = 1414,122 kN

ℎ 𝑎 ℎ ℎ
Mnx batas = Cc ( - ) + Cs ( - d′ ) + Ts ( d - )
2 2 2 2

500 135,81 500 500


= 889,644( – ) + 738,528 ( - 64 ) + 738,528( 536 - )
2 2 2 2

= 510,585 kN-m

510,515
eb y = = 0,3610 m = 36,1 cm < ey = 54,97 cm
1414,122

(karena itu bukan termasuk dalam zona transisi )

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 69

𝑑−𝑐 436−152,6
ɛt = 0,003 ( ) = 0,003 ( ) = 0,007 > 0,005 ( Zona transisi )
𝑐 117,6

sehingga Ø = 0,65 + (ɛt – 0,002) (250/3)

= 0,65 + ( 0,007 – 0,002 ) ( 250/3)

= 0,88 = 0,9

anby = ß1 cnby = 0,89 x ( 350/(350+350) x d

= 0,89 x {350/ (350+350)} x 436

= 194,02 mm

Pnbx batas = 0,85 f′c ha = 0,85 x 35 x 350 x 261,6 = 2723910N = 2723,910 kN >

Pnby batas, jadi Pnb = 889,644 kN

Cc = 0,85 f’c b a = 0,85 x 35 x 350 x 261,6 = 2723910N = 2723,910 kN

Cs = A′s . f′s = 3 x ( 0,25 x 3,14 x 282).350 = 646212 N = 646,212 kN

Ts = A′s . fy = 3 x ( 0,25 x 3,14 x 282).350 = 646212 N = 646,212 kN

Ag = b x h = 400 x 500 = 200000 mm2

Ast = 4923,52 mm2

Pno= 0,85 f′c (Ag – Ast ) + Ast fy

= 0,85 x 35 (200000 – 4923,52 ) + 4923,52 x 350

= 8550938,55 N-m

Pno = 8550,938kN-m

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 70

𝑏 𝑎 𝑏
Mnby = Cc ( - ) + Cs (b- d′ ) + Ts ( d - )
2 2 2

400 135,81 400


= 2723,910 ( – ) + 646,212 (400- 64 ) + 646,212 ( 436 - )
2 2 2

= 812163 kN-mm = 812,2 kN-m

𝑴𝒖𝒙 𝟏𝟐,𝟐𝟏
Mnx = = = 13,567 t-m = 135,67 kN-m
𝟎,𝟗 𝟎,𝟗

𝑴𝒖𝒚 𝟔,𝟒𝟑𝟖
Mny = = = 7,153 ton-m = 71,53 kN-m
𝟎,𝟗 𝟎,𝟗

Dengan menggunakan perumusan interaksi untuk lentur biaksial yaitu :

( 𝑃𝑛𝑜−𝑃𝑛𝑏
𝑃𝑛−𝑃𝑛𝑏
) + ( 𝑀𝑛𝑏𝑥 ) + ( 𝑀𝑛𝑏𝑦
𝑀𝑛𝑥 1,5
) =1
𝑀𝑛𝑦 1,5

( 𝟏𝟑𝟎𝟏,𝟏𝟑 −𝟖𝟖𝟗,𝟔𝟒𝟒
8550,938−𝟖𝟖𝟗,𝟔𝟒𝟒
) + ( 510,585 ) + ( 71,53
135,67 1,5
812,2
) 1,5
= 0,217 < 1 (ok !)

Oleh karena itu disain tersebut dapat diterima

Langkah Analisis Perhitungan Tulangan Tranversal:


Perhitungan analisis untuk tulangan tranversal di bagi atas dua
yakni perencanaan tulangan tranversal pada daerah tumpuan dan
perencanaan tulangan tranversal pada daerah lapangan.
a. Perhitungaan analisis tulangan transversal pada daerah tumpuan.
1. Mencari Luas tulangan transversal yang dibutuhkan :
Tentukan Vu maks yang bekerja.
1 
 Vc =  f ' c b.d
6 
 Vu > ½ ∅Vc .......... (perlu sengkang)
 Vu 
 Vs perlu =  maks  - ½ ∅Vc
  

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 71

2. Syarat spasi tulangan tranversal menurut SK SNI T-15-1991


1 
 Spasi maks = ½ d bila: Vs <  f ' c b.d
3 
1 
 Spasi maks = ¼ d bila: Vs >  f ' c b.d
3 

 Spasi maks = 3. Avs. fy


b

b. Perhitungaan analisis tulangan transversal pada daerah lapangan.


1. Mencari Luas tulangan transversal yang dibutuhkan :
Tentukan Vu maks yang bekerja.
1 
 Vc =  f ' c b.d
6 
 Vu > ½ ∅Vc .......... (perlu sengkang)
 Vu 
 Vs perlu =  maks  - ½ ∅Vc
  
2. Syarat spasi tulangan tranversal menurut SK SNI T-15-1991
1 
 Spasi maks = ½ d bila: Vs <  f ' c b.d
3 
1 
 Spasi maks = ¼ d bila: Vs >  f ' c b.d
3 
3. Avs. fy
Spasi maks =
b

6. 2. Pendimensian Balok Lantai I, II dan Ring Balk


Data perencanaan balok lantai II
- lebar balok (b) = 30 cm
- tinggi balok (h) = 45 cm
- mutu beton f’c = 35 Mpa = 350 kg/cm2
- mutu baja fy = 350 Mpa = 3500 kg/cm2

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 72

- mutu baja fys = 240 Mpa = 2400 kg/cm2


Data perencanaan balok lantai III
- lebar balok (b) = 30 cm
- tinggi balok (h) = 45 cm
- mutu beton f’c = 35 Mpa = 350 kg/cm2
- mutu baja fy = 350 Mpa = 3500 kg/cm2
- mutu baja fys = 240 Mpa = 2400 kg/cm2

Data perencanaan ring balk


- lebar balok (b) = 20 cm
- tinggi balok (h) = 30 cm
- mutu beton f’c = 35 Mpa = 350 kg/cm2
- mutu baja fy = 330 Mpa = 3500 kg/cm2
- mutu baja fys = 240 Mpa = 2400 kg/cm2

Langkah Analisis Pedimensian Balok

b = 300 mm Mu = 18,286 kN-m

h = 450 mm Es = 200.000 MPa

d′ = 50 mm Pu = 2,3 ton

d = h - d’ = 450 mm -50 mm = 400 mm

f′c = 35 Mpa

fy = 350 Mpa

ß1 = 0,85 – 0,08 x ( 30 – 35 )

= 0,89

Alternatifnya, asumsikan c/dt = 0,34

Karenanya, c = 0,34 x dt = 0,34 x 400 = 136mm

a = ß1 c = 0,89 x 136= 121,04 mm

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 73

Gunakan a = 95,20 mm yang cukup akurat untuk menghitung As1

C = 0,85 f′c ba = 0,85 x 35 x 300 x 121,04 = 1080282 N = 1080,3 kN

T = As1 fy = 350 As1

1080282
C = T sehingga A s1 = = 3086,52 mm2
350

Tulangan yang dipakai karena direncanakan 8 tulangan jadi didapat diameter =

3086,52
√ 2x3,14 =22,17 mm

(Untuk bagian penyelesaian bertulangan tunggal)


a
Mn1 = As1 fy (d - )
2

121,04
Mn1 = 3086,52 x 350 x ( 350 – ) = 312720033,4 N-mm = 312,72 kN-m
2

312,72
Mn perlu = = 347,47 kN-m sehingga Mn1 < Mn perlu ( diperlukan
0,9

tulangan ganda )

Mn2 = Mn perlu - Mn1 = 347,47 - 312,72 = 34,75 kN-m

𝑐−𝑑′ 136−50
ɛ's = 0,003 ( ) = 0,003 ( ) = 0,00189
𝑐 136

𝑓𝑦 350
ɛ'y = = = 0,00175 karena ɛ's > ɛ'y ( Baja Tekan meleleh )
𝐸𝑠 200000

sehingga,

Mn2 = 34,75

34,75𝑥1000000
A′s = = 220,635 mm2 , Tulangan yang dipakai karena
450 𝑥 350

220,635
direncanakan 4 tulangan jadi didapat diameter = √ 3,14 =8,34 mm2

Disini kita rencanakan Tulangan = 4 D 28 ( dalam dua lapis ) jadi A s1 menjadi =

2463 mm

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 74

dan 4 D 22 jadi A′s = 1517,25 mm2,

Sehingga As total = A s1 + A′s = 2463 + 1517,25 = 3980,25 mm2

Pengecekan alternatif terhadap tegangan dalam tulangan tekan

2463
p= = 0,0183
300𝑋450

1517,25
p′ = = 0,0112
300𝑋450

(p- p′) aktual = 0,0183-0,0112 = 0,0071

0,85 𝑓′ 𝑐 ß1 𝑑′ 600
(p- p′) = x
𝑓𝑦𝑑 600−𝑓𝑦

0,85𝑥 35𝑥0,89𝑥50 600


(p- p′) = x
350𝑥400 600−400

(p- p′) = 0,0056

(p- p′) aktual > 0,0056, karenanya tulangan tekan meleleh , f's = fy

(𝐴𝑠−𝐴𝑠 ′ ) fy
a=
0,85𝑓′ 𝑐.𝑏

(2463−1517,25) 350
a=
0,85.35.350

a = 31,79 mm

𝑎 31,79
c = ß1 = = 35,72 mm
0,89

𝑐 35,72
= = 0,089 < 0,375 ,
𝑑𝑡 400

karenanya Ø 0,9 yang memberikan momen disain perlu Mu = 18,286 kN-m

Alternatifnya

𝑑−𝑐 400−35,72
ɛt = 0,003 ( ) = 0,003 ( ) = 0,031> 0,005
𝑐 35,72

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 75

Karenanya penampang tersebut terkontrol-tarik dan tulangan sisi tarik (As total =

A s1 + A′s) telah meleleh, Ø 0,9

Cek untuk tulangan minimum

1,4 1,4
Pmin = = = 0,003 < (p- p′) aktual (0,0056) ok!! (diterima)
𝑓′𝑦 350

Penampang dapat digunakan.

Langkah Analisis Perhitungan Tulangan Tranversal:


Perhitungan analisis untuk tulangan tranversal di bagi atas dua yakni
perencanaan tulangan tranversal pada daerah tumpuan dan perencanaan tulangan
tranversal pada daerah lapangan.

a. Perhitungaan analisis tulangan transversal pada daerah tumpuan.


1. Mencari Luas tulangan transversal yang dibutuhkan :
Tentukan Vu maks yang bekerja.
1 
 Vc =  f ' c b.d
6 
 Vu > ½ ∅Vc .......... (perlu sengkang)
 Vu 
 Vs perlu =  maks  - ½ ∅Vc
  
2. Syarat spasi tulangan tranversal menurut SK SNI T-15-1991
1 
 Spasi maks = ½ d bila: Vs <  f ' c b.d
3 
1 
 Spasi maks = ¼ d bila: Vs >  f ' c b.d
3 
3. Avs. fy
 Spasi maks =
b

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 76

b. Perhitungaan analisis tulangan transversal pada daerah lapangan.


1. Mencari Luas tulangan transversal yang dibutuhkan :
Tentukan Vu maks yang bekerja.
1 
 Vc =  f ' c b.d
6 
 Vu > ½ ∅Vc .......... (perlu sengkang)
 Vu 
 Vs perlu =  maks  - ½ ∅Vc
  
2. Syarat spasi tulangan tranversal menurut SK SNI T-15-1991
1 
 Spasi maks = ½ d bila: Vs <  f ' c b.d
3 
1 
 Spasi maks = ¼ d bila: Vs >  f ' c b.d
3 
3. Avs. fy
 Spasi maks =
b

6.1 Penulangan Plat Lantai

6.1.1 Analisa momen

Analisa momen untuk plat dua arah didasarkan pada SK-SNI T-15-1991-03
Keterangan:
Mlx = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-x;
Mly = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-y;
Mtx = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-x;
Mty = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-y;

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 77

6.1.2 Penulangan plat


Data perencanaan :
 Tebal plat rencana = 12 cm
 Tulangan lentur = Ø10 mm
 Selimut beton (decking) = 20 mm

Pada Bab II Perhitungan Muatan mati dan Perhitungan Muatan hidup, telah
diperoleh beban mati dan beban hidup untuk plat:
 Beban mati: wD = 424 kg/m2
 Beban hidup: wL = 250 kg/m2

Sehingga:
Beban ultimit: wU = 1,2wD + 1,6wL
= (1,2424) + (1,6250)
= 908,8 kg/m2.

6.1.3 Perhitungan penulangan plat

Diameter tulangan plat arah x dan y adalah Ø10.


fc’ = 35 MPa; 1 = 0,85
fy = 350 MPa; b = 1000 mm
 = 0,8
tebal plat lantai (t) = 120 mm
selimut beton/decking (p) = 20 mm
1,4 1,4
min = = = 0,004
fy 350

0,85  f c'  β 1 600 0,85  35  0,85 600


bal. =  =  = 0,0456
fy 600  f y 350 600  350

maks. = 0,75  bal. = 0,75  0,0456 = 0,03422

Maka ; min = 0,0047 dan maks. = 0,03422 dan Wu = 908,8 kg/m2.

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 78

Perhitungan penulangan plat lantai ( t = 120 mm) Tipe I.

5m Dimana :
Ly = 5 m
Lx = 4 m
5m

Mlx = 0,001wULx2x = 0,001908,8 4236 = 523,5 kgm


= 5,235106 Nmm
Mly = 0,001wULy2x = 0,001908,8 5221 = 477,1 kgm
= 4,771 106 Nmm
Mtx = -0,001wULx2x = -0,001908,8 4265,25 = -948,8 kgm
= -9,48 106 Nmm
Mty = -0,001wULy2x = -0,001908,8 5254,25 = -1232,6 kgm
= -12,326 106 Nmm
 Rumus yang digunakan dalam penentuan penulangan :
D tul.utama MU
d =tp ; k =
2   b  d 2x

f y2  k
f y  f y2  2,35294 
fc '
perlu =
f 2

1,17647   
y
 fc ' 
 
As perlu = pakaibd
b
As pakai = ¼(Dtul.)2 > As perlu (OK)
s pakai

Berikut perhitungan penulangan plat lantai :

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 79

b = 1000 mm ρmin = 0,004


h = 120 mm ρmax = 0,3421
fc = 35 MPa dx = 95 mm
fy = 350 MPa dy = 95 mm

Mu Asperlu Aspakai
Lokasi k perlu  pakai Tulangan Ket.
(N.mm) (mm ) 2
(mm2)
MLx 5235000 0,725069 0,002098 0,004 380 Ø 10 - 100 785 OK
MLy 4771000 0,660803 0,001909 0,004 380 Ø 10 - 100 785 OK
Mtx 9480000 1,313019 0,003838 0,004 380 Ø 10 - 100 785 OK
Mty 12326000 1,707202 0,005026 0,0051 484,5 Ø 10 - 100 785 OK

6.2 Perhitungan Momen Plat Tangga


2,83 m

Direncanakan: 1,8 m

 tebal pat tangga = 15cm


2,2 m
 lebar tangga = 150 cm = 1,5 m

 langkah naik (N) =20 cm
1,5 m 1,68

m
langkah datar (D) = 20 cm
y = 14,14 cm

N 2  D2 = 20 2  20 2 = 282,8 cm
D = 20 cm
 S=
)
 = arc tan(N/D) = arc tan(2020) = 45 N = 20 cm

S = 282,8 cm

 Dari Bab II (Perhitungan Muatan Mati), diperoleh:


qtangga = 1253,112 kg/m’
qbordes = 744 kg/m’
 Dari Bab III (Perhitungan Muatan Hidup), diperoleh:
qtangga = 587,25 kg/m’
qbordes = 337,5 kg/m’
 Jadi, kombinasi pembebanan adalah:
(qtangga)x = (1,2×1253,112) + (1,6×587,25) = 2443,33 kg/m’
(qbordes)x = (1,2×744) + (1,6×337,5) = 1432,8 kg/m’
 Momen plat tangga

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 80

q = 2443,33 kg/m’

2,2 m
2,83 m

1,68m

Wu = (qtangga)x cos α = 2443,33 x cos 45 = 1727,695 kg/m


M = 1/8 Wu L2 = 1/8 x 1727,695 x 2,832 =1729,62 kgm
Mt =1/12 Wu L2= 1/12 x 1727,695 x2,832 =1153,08 kgm
Ml = M - Mt = 1729,62 - 1153,08 = 576,54 kgm = 5,7654 106Nmm

 Momen plat bordes


q =1432,8 kg/m’
1,5

1,5 m

1,5 m

ly 3,0
 = 1,5
lx 2,0

Mlx = 0,001wULx2C = 0,0011432,8 1,5225 = 80,60 kgm


= 0,806 106 Nmm
Mly = 0,001wULy2C = 0,0011432,8 1,5225 = 80,60 kgm
= 0,806 106 Nmm
Mtx = 0,001wULx2C = 0,0011432,8 1,5251 = 164,41 kgm
= 1,6441 106 Nmm

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 81

6.2.1 Perhitungan Penulangan Plat Tangga

Diameter tulangan plat tangga adalah D10.


fc’ = 35 MPa; 1 = 0,85
fy = 350 MPa; b = 1500 mm = 150 cm
 = 0,8
tebal plat lantai (t) = 120 mm
selimut beton/decking (p) = 20 mm

1,4 1,4
min = = = 0,004
fy 350

0,85  f c'  β 1 600 0,85  35  0,85 600


bal. =  =  = 0,0456
fy 600  f y 350 600  300

maks. = 0,75  bal. = 0,75  0,0562 = 0,03422

Contoh perhitungan:
Tulangan lentur
o Penulangan lapangan

d = t  p  D tul.utama = 120  20  (10/2) = 95 mm


2
MU = 5,7654 106Nmm

MU 5,7654  10 6
k = = = 0,526
  b  d2 0,8  1500  95 2
f y2  k
f y  f  2,35294 
2
y
fc '
perlu =
 f y2 
1,17647   
 fc ' 
 
2,35294  350 2 0,526
350  350  2

perlu = 35 = 0,00152
 350 
2
1,17647   
 35 

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 82

Karena perlu < min. (0,00152 < 0,0047), maka pakai = min = 0,0047.
As perlu = pakaibd = 0,0047 150095 = 669,75 mm2.

b 1500
sperlu = ¼(Dtul.)2 = ¼ 102 = 175,9 mm.
A s perlu 669,75
smaks. = 2t = 2  120 = 240 mm.
 Dipakai tulangan D10100.
b 1500
As pakai = ¼(Dtul.)2 = ¼ 102
s pakai 200
As pakai = 589,05 mm > As perlu = 175,9 mm2 (OK)
2

6.2.2 Perhitungan Penulangan Plat Bordes

Diameter tulangan plat bordes adalah D10.


fc’ = 35 MPa; 1 = 0,85
fy = 350 MPa; b = 1500 mm
 = 0,8
tebal plat lantai (t) = 120 mm
selimut beton/decking (p) = 20 mm
1,4
min = = 1,4 = 0,0047
fy 300

0,85  f c'  β 1 600 0,85  35  0,85 600


bal. =  =  = 0,0456
fy 600  f y 350 600  350

maks. = 0,75  bal. = 0,75  0,0562 = 0,03422

Contoh perhitungan:
Tulangan lentur
o Penulangan lapangan

d = t  p  D tul.utama = 120  20  (10/2) = 95 mm


2
MU = 1,6441 106 Nmm

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 83

MU 1,6441 x10 6
k = = = 0,152
  b  d2 0,8  1500  95 2
f y2  k
f y  f  2,35294 
2
y
fc '
perlu =
 f y2 
1,17647   
 fc ' 
 
2,35294  350 2 0,152
350  350 2 
perlu = 35 = 0,00044
 350 
2
1,17647   
 35 
Karena perlu < min. (0,00044 < 0,0047), maka pakai = min = 0,0047
As perlu = pakaibd = 0,0047200095 = 893 mm2.
b 2000
sperlu = ¼(Dtul.)2 = ¼ 102 = 175,9 mm.
A s perlu 893

smaks. = 2t = 2  120 = 240 mm.


 Dipakai tulangan D10100.
b 2000
As pakai = ¼(Dtul.)2 = ¼ 102
s pakai 100

As pakai = 1570,8 mm2 > As perlu = 893 mm2 (OK)

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)


Rekayasa Gempa dan Perencanaan Konstruksi Gedung II 84

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous (1983), Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983,


Departemen Pekerjaan Umum Ditjen Cipta Karya, Bandung.

Anonimous (1991), Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan


Gedung (SKSNI T-15-1991-03), Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.

Dipohusodo, Istimawan. (1993), Struktur Beton Bertulang , PT. Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta.

Nawy, Edward G. (2004), Reinforced Concrete ( A Fundamental Apporach,


Fifth Edition), Prentice Hall, New Jersey.

Vis, W.C. dan Kusuma, G. (1995), Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang


(Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03), Seri Beton 1, Erlangga, Jakarta

Vis, W.C. dan Kusuma, G. (1995), Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang


(Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03), Seri Beton 4, Erlangga, Jakarta

Wang, Chu-Kia (1990), Analisa Struktur Lanjutan, Jilid 1, Erlangga, Jakarta

Muhammad Anton Fajri (1304101010022)

Anda mungkin juga menyukai