Anda di halaman 1dari 22
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO E BLOK VI VT Disusun Oleh Kelompok L3 Rolando Agustian Halim 04121001010 Kms. Virhan Dwi Virondy 04121001011 Yulia Rahmi Z.J 04121001027 M. Ikhsan Nurmansyah 04121001035 Vivien 04121001036 Dessy Carmelia N 04121001042 Dhita Amanda 04121001046 Laksmita Chandra Dewi 04121001047 Eva Fitria Zamna 04121001048 Mutia Agustria 04121001050 Amanda Putri Utami 04121001051 Imanuel 04121001054 Nurfitria Rahman 04121001059 Stevanus Elansyah H 04121001113 Rannia Hendreka P 04121001126 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rabmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan tutorial skenario B Blok IV dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini merupakan tugas setelah melakukan tutorial menarik yang sebelumnya telah dilaksanakan pendidi in dokter_ umum fakultas kedokteran Universitas Sriwijaya 2012 pada tanggal 1517 April 2013. Laporan tutorial ini berisikan hasil diskusi dan hasil pembelajaran mandiri kami. Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada Tuhan Yang ‘Maha Kuasa, dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung hingga terselesaikannya aporan ini Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tentu jauh dari sempuma, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan den perbaikan dan penyempurnaan Japoran ini. Semoga dengan adanya laporan ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan, Palembang, 17 April 2013 Penyusun L Skenario D Blok 7 Safira, berusia 31 tahun dibawa oleh suaminya ke poli saraf RSMH_ karena mengalami asimetri pada wajahnya sejak 3 hari yang lalu. Kelainan ini disadari oleh penderita pada saat bangun tidur pada pagi hari. Sebleumnya penderita merasakan ada nyeri bercermin pada liang telinga kanan namun tidak terlalu mengganggu, Dia baru kaget keti dan mendapati asimetsi pada wajahnya, Sudut mulut sebelah kiri terlihat lebih tinggi, sementara kelopak mata kanan tidak dapat tertutup dengan sempurna. Safira juga merasa telinga kanannnya berdenging dan mata kanannya terasa perih. Suaminya mengatakan bahwa safira harus erring menyeka mulutnya karena banyak mengeluarkan liur Pada pemeriksaan neurologids ditemukan lagophthalmos (+) pada kelopak mata kanan, reflex korena kanan (-), hiperakusis (+) pada telinga kanan, kerutan pada kening tidak terlihat pada sisi kanan npada waktu pasien diminta mengerutkan kening, Sudut mulut kanan tertinggal pada waktu diminta memperlihatkan gigi, Rasa pengecap dibagian depan sisi ‘Tidak Kanan lidah menurun. Terlihat butiran air mata pada kelopak mata bawah mata kana i kelainan sensoris pada kulit wajah, tidak dijumpai vesikel pada kulit ang telinga, tidak ada massa pada kelenjar parotis kanan. Ha il pemeriksaan fisik lain dalam batas normal Penderita sedang hamil 21 minggu dan pernah mengalami infeksi varcella pada remaja dulu, Safira tidak pernah mengalami gangguan pendengaran sebelumnya. Dokter menyatakan bahwa Safira menderita Bell’s Palsy dan memberinya obat prednisone dan acyclovir Klarifikasi Istilah 1. Asimetri wajah : ketidaksamaan bagian atau organ pada otot-otot wajah yang bersesuaian pada sisi wajah berlawanan yang dalam keadaan normal sama Liang telinga kanan : Saluran yang menuja membrane timpani Berdenging : berbunyi “nging” telinga 4. Lagophthalmos ‘Tidak mampu untuk menutup mata dengan sempura Hiperakusis : Sensasi pendengaran yang sangat tajam karena ambang pendengaran yang sangat rendah 6. Reflex kornea : penutupan kelopak mata pada iritasi komea 7. Sudut mulut : batas lateral dari cavum oris Kelainan sensoris._: kelainan yang berkenaan dengan sensasi 9. Vesikel : kantong kecil yang mengandung cairan 10. Kelenjar parotis _:kelenjar air liur yang paling besar dari ketiga yang lain, terletak di depan telinga LL. Varicella : Cas sir 12, Bell’s Palsy _: Paralisis wajah unilateral yang timbul mendadak akibat lesi nervus facialis dan mengakibatkan distorsi wajah yang khas 13. Prednisone: glukokortikoid sintetik turunan kortison digunakan sebagai anti radang dan immunosupresan 14, Acyclovir : nukleosida purin sintetis dengan aktifitas yang selektif terhadap virus herpes simplex I. Identifikasi Masalah No | Fakta Concern Safira, berusia 31 tahun dibawa oleh suaminya ke poli saraf RSMH Karena | (VV) mengalami asimetri pada wajahnya sejak 3 hari yang lalu dan disadari saat bangun pagi hari. Dia baru kaget ketika bercermin dan mendapati asimetri pada wajahnya, Sudut mulut sebelah Kiri terlihat lebih tinggi, sementara kelopak mata kanan tidak dapat tertutup dengan sempurna, 2. |Sebleumnya penderita merasakan ada nyeri dan berdenging pada liang | (VV) telinga kanan namun tidak terlalu mengganggu, serta mata kanannnya terasa perih 4,_| Suaminya mengatakan bahwa safira harus sering menyeka mulutnya karena | (VW) banyak mengeluarkan liur 3. | Pada pemeriksaan neurologids ditemukan lagophthalmos (+) pada kelopak | (VV) ‘mata kanan, reflex korena kanan (-), hiperakusis (+) pada telinga kanan, kerutan pada kening tidak terlihat pada sisi kanan npada waktu pasien diminta mengerutkan kening. Sudut mulut kanan teringgal pada waktu diminta memperlihatkan gigi. Rasa pengecap dibagian depan sisi kanan lidah menurun. Terlihat butiran air mata pada kelopak mata bawah mata kanan. Tidak dijumpai kelainan sensoris pada kulit wajah, tidak dijumpai vesikel pada kulit fiang telinga, tidak ada massa pada kelenjar parotis kanan, Hasil pemeriksaan fisik lain dalam batas normal, 6. | Penderita sedang hamil 21 minggu dan pemah mengalami infeksi varcella pada remaja dulu 8. |Dokter menyatakan Safira menderita Bell's palsy dan memberinya o bat prednisone dan acyclovir W. is Masalah Safira, berusia 31 tahun dibawa oleh suaminya ke poli saraf RSMH karena mengalami asimetri pada wajahnya sejak 3 hari yang lalu dan disadari saat bangun pagi hari, Dia barn kaget ketika bercermin dan mendapati asimetri pada wajahnya, Sudut mulut -belah kiri terlihat lebih tinggi, sementara kelopak mata kanan tidak dapat tertutup dengan sempurna. a. Apa saja otot-otot dan inervasi pada wajah? (motoris, dan efektor kelenjar) b. Bagaimana mekanisme terjadinya asimetri wajah nona Safira, dan otot- tot dan saraf yang terganggu? cc. Bagaimana gejala atau ciri-ciri terjadinya asimetri? 4. Perbandingan wajah yang asimetris dengan wajah normal 2. Sebleumnya penderita merasakan ada nyeri dan berdenging pada liang telinga kanan namun tidak terlalu mengganggu, serta mata kanannnya terasa perih a. Mekanisme terjadinya nyeri dan berdenging pada telinga pada kasus ini? b. Bagaimana mekanisme terjadi perih pada mata? 3. Suaminya mengatakan bahwa safira harus sering menyeka mulutnya karena banyak mengeluarkan liur a. Penyebab sekresi air liur yang berlebih pada kasus ini? b. Mekanisme pengeluaran air liur yang berlebih pada nona Safira? 4. Pada pemeriksaan neurologis ditemukan lagophthalmos (+) pada kelopak mata kanan, reflex korena kanan (-), hiperakusis (+) pada telinga kanan, kerutan pada kening tidak terlihat pada sisi kanan npada waktu pasien diminta mengerutkan kening. Sudut mulut kanan tertinggal pada waktu diminta memperlihatkan gigi Rasa pengecap dibagian depan sisi kanan lidah menurun, Terlihat butiran air mata pada kelopak mata bawah mata kanan. Tidak dijumpai kelainan sensoris pada kulit wajah, tidak dijumpa keler vesikel pada kulit liang telinga, tidak ada massa pada parotis kanan, Hasil pemeriksaan fisik lain dalam batas normal 5. Bagaimana interpretasi dan mekanisme terjadinya dari hasil pemeriksaan fisik a. Lagophtalmos 1b, Reflex kornea kanan (-) cc. Hiperakusis d. Kerutan kening yang tidak tampak . Sudut mulut kanan yang tertinggal f. Rasa pengecap di bagian depan lindah menurun g. Terdapat butiran & mata h. Tidak dijumpai kelainan sensoris, i. Tidak dijumpai vesikel pada kulit Hiang telinga J. Tidak ada massa pada kelenjar parotis kanan 6. Penderita sedang hamil 21 minggu dan pemah mengalami infeksi varcella pada remaja dulu . Bagaimana korelasi antara pernah mengalami infeksi varicella dan hamil pada kondisi nona Safira? b. Bagaimana patofisiologi dari Varicella? 7. Dokter menyatakan Safira menderita Bell’s palsy dan memberinya obat prednisone dan acyclovir 4, Bagaimana patofisiologi dari Bell’s palsy? b, Bagaimana efek farmakologis prednisone dan acyclovir terhadap kesembuhan nona Safira?: Learning Issue Bell’s Palsy Para ahli menyebutkan bahwa pada Bell’s palsy terjadi proses inflamasi akut pada nervus fasialis di daerah tulang temporal, di sekitar foramen stilomastoideus. Bell’s palsy ‘hampir selalu terjadi secara unilateral. Namun demikian dalam jarak waktu satu minggu atau lebih dapat terjadi paralysis bilateral. Pen kit ini dapat berulang atau kambuh, Patofisiologinya belum jelas, tetapi salah satu teori menyebutkan terjadinya_ proses inflamasi pada nervus fasialis yang menyebabkan peningkatan diameter nervus fasialis sehingga terjadi kompresi dari saraf tersebut pada saat melalui tulang temporal Perjalanan nervus fasialis keluar dari tulang temporal melalui kanalis fasialis yang mempunyai bentuk seperti corong yang menyempit pada pintu keluar sebagai foramen mental, Dengan bentukan kanalis yang unik tersebut, adanya inflamasi, demyelinisasi atau iskemik dapat menyebabkan gangguan dari konduksi. Impuls motorik yang dibantarkan oleh nervus fasialis bisa mendapat gangguan di lintasan supranuklear dan infranuklear. Lesi supranuklear bisa terletak di daerah wajah korteks motorik primer atau di jaras kortikobulbar ataupun di fintasan asosiasi yang berhubungan dengan daerah somatotropik wajah di korteks motorik primer. Karena adanya suatu proses yang dikenal awam sebagai “masuk angin” atau dalam bahasa inggris “cold”, Paparan udara dingin seperti angin kencang, AC, atau mengemudi dengan kaca jendela yang terbuka diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya Bell’s palsy. Karena itu nervus fasialis bisa sembab, ia terjepit di dalam foramen stilomastoideus dan menimbutkan. kelumpuhan fasialis LMN. Pada lesi LMN bisa terletak di pons, di sudut serebelo-pontin, di os petrosum atau kavum timpani, di foramen stilomastoideus dan pada cabang-cabang tepi neryus fasialis. Lesi di pons yang terletak di daerah sekitar inti nervus abdusens dan fasikulus longitudinalis medialis. Karena itu paralisis fasialis LMN tersebut akan disertai kelumpuhan muskulus rektus lateralis atau gerakan melirik ke arah lesi. Selain itu, paralisis nervus fasialis LMN akan timbul berg dan ageusia (tidak bisa mengecap dengan 2/3 bagian depan lidah). Berdasarkan beberapa ndengan dengan tuli perseptif ipsilateral penel n bahwa penyebab utama Bell’s palsy adalah reaktivasi virus herpes (HSV tipe 1 dan virus herpes zoster) yang menyerang saraf kranialis. Terutama virus herpes zoster karena virus ini menyebar ke saraf melalui sel satelit. Pada radang herpes zoster di is bisa ikut terlibat sehin ganglion genikulatum, nervus fas a menimbulkan kelumpuhan fasialis LMN. Kelumpuhan pada Bell’s palsy akan terjadi bagi bawah dari otot wajah selurubnya lumpuh. Dahi tidak dapat dikerutkan, fisura palpebra in atas dan tidak dapat ditutup dan pada usaha untuk memejam mata terlihatlah bola mata yang berbalik ke atas. Sudut mulut tidak bisa diangkat. Bibir tidak bisa dicucukan dan platisma tidak bisa digerakkan, Karena lagophtalmos, maka air mata tidak bisa disalurks secara wajar sehingga tertimbun disitu ‘Manifestasi Klinik BP khas dengan memperhatikan riwayat penyakit dan gejala kelumpuhanyang timbul. Gejala dan KomplikasiTanda-tanda Bell's Palsy adalah terjadi asimetri pada wajah, rasa baal/kebas di wajah, air mata tidak dapat dikontrol dan sudut mata trun, Selain itu, terjadi kehilangan reflex konjungtiva sehingga tidak dapat menutup mata, rasa sakit pada (elinga terutama di bawah telinga, tidak tahan suara keras pada sisi yang terkena, sudut mulut turun,sulit untuk berbicara.air menetes saat minum atau setelah membersihkan gigi, dan kebilangan rasa di bagian depan lidah Pada anak 73% didahului infeksi saluran napas bagian atas yang erat hubungannya dengan cuaca dingin. Perasaan nyeri, pegal, Linu dan rasa tidak enak pada telinga atau sekitarnya sering merupakan gejala awal yang segera diikuti oleh gejala kelumpuhan otot wajah berupa Kelopak mata tidak dapat menutupi bola mata pada sisi yang lumpuh (lagophthalmos). Gerakan bola mata pada sisi yang lumpuh lambat, disertai bola mata berputar ke atas bila memejamkan mata, fenomena ini disebut Bell's sign Sudut mulut tidak dapat diangkat, lipat nasolabialis mendatar pada sisi yang Jumpuh dan mencong ke sisi yang sehat Selanjutnya gejala dan tanda klinik lainnya berhubungan dengan tempat/lokasi lesi : a —_Lesi di Juar foramen stilomastoideus Mulut tertarik ke arah sisi mulut yang sehat,makanan berkumpul di antar pipi dan gusi, dan sensasi dalam (deep sensation) diw ajah menghilang. lipatan kulit dahi menghilang. Apabila mata yang terkena tidak tertutup atau tidak dilindungi maka air mata akan keluar terus menerus. b. —Lesi di Kanalis fasialis (melibatkan korda timpani) Gejala dan tanda klinik seperti pada (@), ditambah dengan hilangnya ketajaman pengecapan lidah (2/3 bagian depan) dan salivasi di sisi yang terkena berkurang. Hilangnya daya pengecapan pada lidah menunjukkan terlibatnya nervus intermedius, sekaligus menunjukkan lesi di daerah antara pons dan titik di mana korda timpani bergabung dengan nervus fasialis di kanalis, fasialis cc. Lesi_ di kanalis fasialis lebih tinggi lagi (melibatkan muskulus stapedius) Gejala dan tanda klinik seperti pada (a), (b), ditambah dengan adanya hiperakusis. 4. Lesi di tempat yang lebih tinggi lagi (melibatkan ganglion genikulatum) Gejaa dan tanda klinik seperti (a), (b), (c) disertai dengan nyeri di belakang dan di dalam Jiang telinga. Kasus seperti ini dapat terjadi pasca herpes di membran timpani dan konka. Ramsay Hunt adalah paralisis fasialis perifer yang berhubungan dengan herpes zoster di ganglion genikulatum. Lesi herpetik terlibat di membran timpani, kanalis auditorius eksterna dan pina. e. —Lesi di daerah meatus akustikus interna, Gejala dan tanda klinik seperti (a), (b), (¢), (@), ditambah dengan tuli sebagi akibat dari terlibatnya nervus akustikus, 2. Anatomi Wajah (Otot, syaraf, kelenjar-kelenjar, penting untuk menghubungkan nervus apa menghandle siapa) ‘Nama Otot Origo Insersio Persarafan Fungsi Otot kulit kepala ™M. occipitofrontalis Menggerakan Venter Linea nuchalis | neurosis kulit, — kepala suprema os N. facialis occipitalis epicranialis terhadap occipitale seajkoral; ton mengangkat alis Venter frontalis Kulit dan fascia superticialis.alis, mata ‘Otot-otot ekspresi wajah M. orbicularis oculi “Menutup Ligamentum Raphe palpebrue kelopak — mata Pars palpebrae | palpebrae . N. facialis| latera dan dilatasi medialis saccus lacrimalis Ligamentum Melipat— kulit palpebrae Lengkungan disekitar orbita Pars orbitalis | medialis. dan | yang kembali ke | N. facialis untuk tulang origo melindungi bola didekatnya mata Lipatanvertikal ‘M. — corrugator | Arcus a a di dahi, seperti Kulit alis N. facialis supercilii superciliaris mengerutkan dahi Procesus M. compressor Aponeurosis Menekan | frontalis N. facialis nasi jembatan hidung cartilago nasi maxillae “Memperlebar M. dilator naris | Maxilla Ala nasi N. facialis apertura nasi Kult antara Mengerutkan M. procenus Os nasale N. facialis kedua alis kulit hidung Maxilla, M. — orbicularis Mengelilingi . Menekan — bibir mandibula, dan N. facialis| oris kulit orificium oris bersama-sama Otot-otot dilator bibir M. levator labii superioris alaeque nasi M. levator Tal superioris M. zygomaticum minor M. zygomaticum major Berasal dari tulang dan fascia di M. Tevator | sekitar orificium —oris. dan | N. facialis bibir anguli oris berinsersio pada substansi bibir M. risorius M. depressor anguli oxis Depressor al inferioris M. mentalis Permuksan Ivar margo alveolaris Menekan — pipi maxillae dan mandibula serta | N. facialis dan bibir pada M.buceinator | . _ ligamentum pterygomandibularis gigi M. platysma ‘Otot-otot pengunyah (Mastikasiy Mengangkat Facies lateralis | Divisi . Arcus mandibula untuk M. masseter | ramus mandibularis n. zygomaticus . _ mengatupkan mandibulae trigeminus gigi Processus Divisi Serabut_ anterior Lantai fossa. M. temporalis coronoideus mandibularis n.| dan superior temporalis, ‘mandibulae trigeminus mengangkat ‘mandibula serabut posterior menarik mandibula ‘Ala major ossis ‘M. pterygoideus | sphenoidalis dan | Collum Divisi Menatik collum lateralis (2 | lamina mandibulae dan | mandibularisn. | mandibulae ke caput) pterygoideus discus articularis | trigeminus depan lateralis Tuber manillae i Facies medialis | Divisi M. plerygoideus | dan lamina Mengangkat angulus mandibularisn. medialis pterygoideus mandibulae mandibulae trigeminus lateralis Nenwus yang bersifat motorik diantaranya n, oculomotorius, n. trochlearis, n. abducens, n. acessorius, dan n. hypoglossus. N. Oculomotorius N. oculomotorius keluar dari permukaan anterior mesencephalon. Saraf ini berjalan ke depan di antara a. Cerebri posterior dan a. Cerebelli superior. Kemudian berjalan terus ke depan di dalam fossa cranii anterior pada dinding lateral sinus cavernosus. Saraf ini kemudian bercabang dua menjadi ramus superior dan ramus inferior, yang masuk ke rongga orbita melalui fissura orbitalis superior. Ramus superior dan inferior n. ‘oculomotorius mempersarafi otot-otot ekstrinstrik mata diantaranya 1.1 m. Levator palpebrae superioris 1.2 m. Reetus superior 1.3 m. Rectus medialis 1.4m, Reotus inferior 1.5 m, Obliquus inferior N. oculomotorius juga mempersarafi dua kelompok otot intrinsik seperti m. Sphincter pupillae dan m. Ciliaris. Dengan demikian saraf ini berfungsi untuk membuka mata, memutar bola mata ke atas, bawah, dan medial; mengecilkan pupil, dan memungkinkan akomodasi mata, 2. N. Trochlearis N, Trochlearis adalah sarat cranial yang paling langsing, meninggalkan permukaan posterior mesencephalon dan segera menyilang saraf sisi lainnya. N. trochlearis berjalan ke depan melalui fossa cranii media pada dinding lateral sinus cavernosus. Setelah masuk ke dalam rongga orbita melalui fissura orbitalis superior, saraf ini mempersarafi 1m, Obliquus superior bola mata, Jadi saraf ini membantu memutar bola mata ke bawah dan lateral. 3. N. Abducens Saraf kecil ini muncul dari permukaan anterior rhombencephalon di antara pond dan medulla oblongata dan berjalan ke depan bersama a. Carotis intema melalui sinus cavernosus di dalam fossa cranii media dan masuk orbita melalui fissura orbitalis superior. N. abducens mempersarafi m. Rectus lateralis dan karena itu berfungsi memutar bola mata ke lateral 4, N. Acessorius. N. acessorius adalah saraf motorik.Saraf ini terdiri dari radix cranialis dan radix spinalis. Radix cranialis muncul dari permukaan anterior medulla oblongata di antara oliva dan pedunculus cerebelli inferior. Saraf ini berjalan ke lateral di dalam fossa cranii posterior dan bergabung dengan radix spinalis. Radix spinalis berasal dari sel-sel saraf di dalam comu grisea anterior dari lima segmen bagian atas pars cervics medulla spinalis. Saraf ini naik ke atas sepanjang medulla spinalis dan masuk cranium melalui foramen magnum. Kemudian saraf ini membelok ke lateral untuk bergabung dengan radix cranialis. Kedua radix bers (u dan meninggalkan cranium melalui foramen jugulare. Kemudian is dan disebarkan kedua radix memisahkan dirisradix cranialis bergabung dengan n. v melalui cabang-cabangnya ke otot-otot palatum molle dan pharynx (melalui plexus pharyngicus) dan otot-otot larynx ( kecuali m. Cricothyroideus) dan serta radix spina mempersarafi m. Sternocleidomastoideus dan m. Trapezius. Jadi N. acessorius mengurus gerakan palatum molle, pharynx, dan larynx serta mengatur gerakan dua otot besar di leher, yaitu m, Sternocleidomastoideus dan m. Trapezius. N. Hypoglossus N. hypoglossus adalah saraf motorik, Saraf ini muncul pada permukaan anterior medulla oblongata di antara pyramis dan oliva, melewati fossa cranii posterior dan meninggalkan cranium melalui canalis hypoglossi. Kemudian saraf ini berjalan ke bawah dan depan Ieher untuk mencapai lidah. N. hypoglossus mempersarafi otot-otot lidah (kecuali_m. Palatoglossus) dan dengan demikian mengatur bentuk dan gerakan lidah, 3. Nervus Facialis (perjalnaan, posisi, badan sel, tipe serabut, fungsi, lesi N. facialis berjalan ke depan di dalam substansi glandula parotidea. Saraf ini terbagi atas Jima cabang terminal 1, RamusTemporalis : Muncul dari pinggir atas glandula dan mempersarafi_m. auricularis anterior dan superior, venter frontalis m. occipitofrontalis, m. orbicularis oculi, dan m, corrugators supercilli 2. RamusZygomaticus : muncul dari pinggir anterior glandula dan mempersarafi.m. orbicularis oculi 3. Ramus Bucali : mancul dari pinggir anterior glandula di bawah ductus parotideus dan mempersarafi M. buccinator dan otot-otot bibir atas serta nares 4, Ramus Mandibularis : muncul dari pinggir anterior glandula dan mempersarafi otot-otot bibir bawah Somatosensory VilGeniculate ganglion | External ear, parts of auditory (afferent) canal, outer surface of eardrum (sensation) Visceral (alferent) | VI Geniculate ganglion Taste on anterior 2/3 of tongue (chorda tympani), taste on inferior surface of soft palate (greater petrosal n.) Motor (efferent) ‘VII Facial nucleus Facial = muscles, _ pla stylohyoid and digastric muscles, Visceral (efferent) | WIT Parasympathetic, | Secretion of mucus, tears, and superior salivatory saliva (sublingual nucleus: and submandibular glands) 5. Ramus Cervicalis : muncul di pinggir bawah glandula dan berjalan ke depan di leher di bawah mandibula untuk mempersarafi m. platysma. Saraf ini dapat menyilang pinggir bawah mandibula untuk mempersarafi m. depressor anguli oris N. facialis merupakan saraf untuk arcus pharyngeus kedua dan mempersarafi semua otot-otot ekspresi wajah. Saraf ini tidak mempersarafi kulit, tetapi cabang-cabangnya berhubungan dengan n. trigeminus. Perjalanan Pons (cerebellopontine angle) - internal acoustic meatus - petrous pyramid (canal of facial nerve) - geniculum of facial nerve (- nervus intermedius/greater petrosal nerve - gustatory fibers) - medial wall of the tympanic cavity - stylomastoid foramen - muscles of facial expression Nervus fasialis sebenamya hanya terdiri dari serabut motorik, tetapi dalam perjalanannya ke tepi akan bergabung nervus intermedius yang tersusun oleh serabut sekretomotorik untuk glandula salivatorius dan serabut sensorik khusus yang menghantarkan impuls pengecapan 2/3 bagian depan lidah ke nukleus traktus solitarius. Inti motorik nervus fasialis terletak dibagian ventrolateral tegmentum pontis bagian kaudal. Inti dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu kelompok dorsal dan ventral. Kelompok dorsal inti nervus fasialis mensarafi otot-otot frontalis, zygomatikus, belahan atas orbikularis okuli dan bagian atas otot wajah, Inti ini mempunyai inervasi kortikal secara bilateral. Kelompok ventral inti nervus fasialis mensarafi_otot-otot belahan bawah orbikularis okuli, otot wajah bagian bawah dan platisma, Inti ini mempunyai hubungan hanya dengan korteks motorik si kontralateral. Akar nervus fasialis menuju ke dorsomedial dahulu, kemudian melingkari inti nervus abdusens dan setelah itu baru membelok ke ventrolateral kembali untuk meninggalkan permukaan lateral pons. Disitu ia berdampingan dengan nervus oktavus, dan nervus intermedius. Bertiga mereka masuk ke dalam liang os petrosum melalui meatus akustikus internus. Nervus fasialis keluar dari os petrosum kembali dan tiba di kavum timpani, Kemudian ia turun, sedikit membelok ke belakang dan keluar dari tulang tengkorak melalui foramen stilomastoideum. Pada saat ia turun ke bawah dan membelok ke belakang di kavum timpani akan tergabung dengan ganglion genikulatum yang, merupakan sel induk dari serabut penghantar impuls pengecap yang dinamakan korda timpani, Juluran sel-sel tersebut yang menuju ke batang otak adalah nervus intermedius. Disamping itu ganglion tersebut memberikan cabang-cabang kepada ganglion otikum dan sfenopalatinum yang menghantarkan impuls sekretomotorik untuk kelenjar lendir. Liang 6s petrosum yang mengandung nervus fasialis dinamakan akuaduktus Falopii atau kana fasialis. Disitu nervus fasialis memberikan cabang untuk muskulus stapedius dan lebil jauh sedikit ia menerima serabut-serabut korda timpani. Berkas saraf ini menuju ke tepi datas gendang telinga dan membelok ke depan. Melalui kanalikulus anterior ia keluar dari tengkorak dan tiba di bawah muskulus pterigoideus ekstemus. Di situ korda timpani menggabungkan diri pada nervus lingua yang merupakan cabang dari nervus mandibularis. Korda timpani menghantarkan impuls pengecap dari 2/3 bagian depan fidah, Sebagian saraf motorik mutlak nervus fa keluar dari foramen stilomastoideum dan memberikan cabang-cabang kepada otot stilohioid dan venter posterior muskulus digastrikus dan otot oksipitalis. Pangkal sisanya menuju ke glandula parotis. Di situ ia hercabang-cabang lagi untuk mensarafi otot wajah dan platisma. Nervus fasialis yang melintasi jaringan glandula parotis bercabang-cabang agi untuk mensarafi seluruh otot wajah. Adapun otot-otot tersebut mempunyai arti klinis penting ialah is Pe Otot frontalis : berfungsi mengangkat alis, mengerutkan dahi b. Otot corrugator supercilii : berfungsi menggerakkan kedua alis mata ke medial bawah sehingga terbentuk kerutan vertikal diantara kedua alis ¢. Otot procerus : berfungsi mengangkat tepi lateral cuping hidung sehingga terbentuk kerutan diagonal sepanjang pangkal hidung d. Otot nasalis : berfungsi melebarkan/ mengembangkan cuping hidung Otot orbikularis oculi : berfungsi menutup mata/ memejamkan mata Otot orbicularis oris : berfungsi menggerakkan mulut / mecucu / bersiul / mengecup g Otot levator labii superioris : berfungsi untuk mengangkat bibir atas dan melebarkan lubang hidung fh. Otot levator anguli oris : berfungsi untuk mengangkat sudut mulut Otot zygomatikus minor : berfungsi untuk memoncongkan bibir atas J. Otot zygomaticus mayor : berfungsi untuk gerakan tersenyum k. Otot risorius : berfungsi untuk gerakan meringis| 1. Otot businator : berfungsi untuk gerakan meniup dengan kedua bibir dirapatkan m, Otot levator mentalis : berfungsi mengangkat dan menjulurkan bibir bawah 1, Otot depresor anguli oris dan platysma : berfungsi untuk menarik sudut mulut kebawah dengan kuat akan tampak kontraksi otot platysma terutama di daerah leher. Main Motor Nucleus. Terletak dalam pada reticular formation bagian bawah pons. Bagian nucleus yang mempersarafi bagian atas wajah menerima corticonuclear fiber dari kedua cerebral hemisphere. Bagian nucleus yang mempersarafi otot bagian bawah wajah menerima corticonuclear fiber dati opposite cerebral hemisphere. Pathway ini menjelaskan control voluntary otot wajah. Namun, gerakan involuntary lainnya masih ada, jalur control terpisah dan berbeda dengan mimetic atau emotional changes pada ekspresi wajah,

Anda mungkin juga menyukai