LAPORAN TUTORIAL SKENARIO E
BLOK VI
VT
Disusun Oleh Kelompok L3
Rolando Agustian Halim 04121001010
Kms. Virhan Dwi Virondy 04121001011
Yulia Rahmi Z.J 04121001027
M. Ikhsan Nurmansyah 04121001035
Vivien 04121001036
Dessy Carmelia N 04121001042
Dhita Amanda 04121001046
Laksmita Chandra Dewi 04121001047
Eva Fitria Zamna 04121001048
Mutia Agustria 04121001050
Amanda Putri Utami 04121001051
Imanuel 04121001054
Nurfitria Rahman 04121001059
Stevanus Elansyah H 04121001113
Rannia Hendreka P 04121001126
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2013KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rabmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan tutorial skenario B
Blok IV dengan waktu yang telah ditentukan.
Laporan ini merupakan tugas setelah melakukan tutorial menarik yang sebelumnya telah
dilaksanakan pendidi
in dokter_ umum fakultas kedokteran Universitas Sriwijaya 2012 pada
tanggal 1517 April 2013. Laporan tutorial ini berisikan hasil diskusi dan hasil pembelajaran
mandiri kami.
Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada Tuhan Yang
‘Maha Kuasa, dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung hingga terselesaikannya
aporan ini
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tentu jauh dari sempuma, oleh
karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan den
perbaikan dan penyempurnaan
Japoran ini. Semoga dengan adanya laporan ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita
dan kemajuan ilmu pengetahuan,
Palembang, 17 April 2013
PenyusunL
Skenario D Blok 7
Safira, berusia 31 tahun dibawa oleh suaminya ke poli saraf RSMH_ karena
mengalami asimetri pada wajahnya sejak 3 hari yang lalu. Kelainan ini disadari oleh
penderita pada saat bangun tidur pada pagi hari. Sebleumnya penderita merasakan ada nyeri
bercermin
pada liang telinga kanan namun tidak terlalu mengganggu, Dia baru kaget keti
dan mendapati asimetsi pada wajahnya, Sudut mulut sebelah kiri terlihat lebih tinggi,
sementara kelopak mata kanan tidak dapat tertutup dengan sempurna. Safira juga merasa
telinga kanannnya berdenging dan mata kanannya terasa perih. Suaminya mengatakan
bahwa safira harus erring menyeka mulutnya karena banyak mengeluarkan liur
Pada pemeriksaan neurologids ditemukan lagophthalmos (+) pada kelopak mata
kanan, reflex korena kanan (-), hiperakusis (+) pada telinga kanan, kerutan pada kening tidak
terlihat pada sisi kanan npada waktu pasien diminta mengerutkan kening, Sudut mulut kanan
tertinggal pada waktu diminta memperlihatkan gigi, Rasa pengecap dibagian depan sisi
‘Tidak
Kanan lidah menurun. Terlihat butiran air mata pada kelopak mata bawah mata kana
i kelainan sensoris pada kulit wajah, tidak dijumpai vesikel pada kulit ang telinga,
tidak ada massa pada kelenjar parotis kanan. Ha
il pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal
Penderita sedang hamil 21 minggu dan pernah mengalami infeksi varcella pada
remaja dulu, Safira tidak pernah mengalami gangguan pendengaran sebelumnya. Dokter
menyatakan bahwa Safira menderita Bell’s Palsy dan memberinya obat prednisone dan
acyclovir
Klarifikasi Istilah
1. Asimetri wajah : ketidaksamaan bagian atau organ pada otot-otot wajah yang bersesuaian
pada sisi wajah berlawanan yang dalam keadaan normal sama
Liang telinga kanan : Saluran yang menuja membrane timpani
Berdenging : berbunyi “nging” telinga
4.
Lagophthalmos ‘Tidak mampu untuk menutup mata dengan sempura
Hiperakusis : Sensasi pendengaran yang sangat tajam karena ambang pendengaran
yang sangat rendah
6. Reflex kornea : penutupan kelopak mata pada iritasi komea7. Sudut mulut : batas lateral dari cavum oris
Kelainan sensoris._: kelainan yang berkenaan dengan sensasi
9. Vesikel : kantong kecil yang mengandung cairan
10. Kelenjar parotis _:kelenjar air liur yang paling besar dari ketiga yang lain, terletak di
depan telinga
LL. Varicella : Cas
sir
12, Bell’s Palsy _: Paralisis wajah unilateral yang timbul mendadak akibat lesi nervus
facialis dan mengakibatkan distorsi wajah yang khas
13. Prednisone: glukokortikoid sintetik turunan kortison digunakan sebagai anti radang dan
immunosupresan
14, Acyclovir : nukleosida purin sintetis dengan aktifitas yang selektif terhadap virus herpes
simplex
I. Identifikasi Masalah
No | Fakta Concern
Safira, berusia 31 tahun dibawa oleh suaminya ke poli saraf RSMH Karena | (VV)
mengalami asimetri pada wajahnya sejak 3 hari yang lalu dan disadari saat
bangun pagi hari. Dia baru kaget ketika bercermin dan mendapati asimetri
pada wajahnya, Sudut mulut sebelah Kiri terlihat lebih tinggi, sementara
kelopak mata kanan tidak dapat tertutup dengan sempurna,
2. |Sebleumnya penderita merasakan ada nyeri dan berdenging pada liang | (VV)
telinga kanan namun tidak terlalu mengganggu, serta mata kanannnya terasa
perih
4,_| Suaminya mengatakan bahwa safira harus sering menyeka mulutnya karena | (VW)
banyak mengeluarkan liur
3. | Pada pemeriksaan neurologids ditemukan lagophthalmos (+) pada kelopak | (VV)
‘mata kanan, reflex korena kanan (-), hiperakusis (+) pada telinga kanan,
kerutan pada kening tidak terlihat pada sisi kanan npada waktu pasien
diminta mengerutkan kening. Sudut mulut kanan teringgal pada waktudiminta memperlihatkan gigi. Rasa pengecap dibagian depan sisi kanan lidah
menurun. Terlihat butiran air mata pada kelopak mata bawah mata kanan.
Tidak dijumpai kelainan sensoris pada kulit wajah, tidak dijumpai vesikel
pada kulit fiang telinga, tidak ada massa pada kelenjar parotis kanan, Hasil
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal,
6. | Penderita sedang hamil 21 minggu dan pemah mengalami infeksi varcella
pada remaja dulu
8. |Dokter menyatakan Safira menderita Bell's palsy dan memberinya o bat
prednisone dan acyclovir
W.
is Masalah
Safira, berusia 31 tahun dibawa oleh suaminya ke poli saraf RSMH karena
mengalami asimetri pada wajahnya sejak 3 hari yang lalu dan disadari saat
bangun pagi hari, Dia barn kaget ketika bercermin dan mendapati asimetri pada
wajahnya, Sudut mulut
-belah kiri terlihat lebih tinggi, sementara kelopak mata
kanan tidak dapat tertutup dengan sempurna.
a. Apa saja otot-otot dan inervasi pada wajah? (motoris, dan efektor
kelenjar)
b. Bagaimana mekanisme terjadinya asimetri wajah nona Safira, dan otot-
tot dan saraf yang terganggu?
cc. Bagaimana gejala atau ciri-ciri terjadinya asimetri?
4. Perbandingan wajah yang asimetris dengan wajah normal
2. Sebleumnya penderita merasakan ada nyeri dan berdenging pada liang telinga
kanan namun tidak terlalu mengganggu, serta mata kanannnya terasa perih
a. Mekanisme terjadinya nyeri dan berdenging pada telinga pada kasus ini?
b. Bagaimana mekanisme terjadi perih pada mata?3. Suaminya mengatakan bahwa safira harus sering menyeka mulutnya karena
banyak mengeluarkan liur
a. Penyebab sekresi air liur yang berlebih pada kasus ini?
b. Mekanisme pengeluaran air liur yang berlebih pada nona Safira?
4. Pada pemeriksaan neurologis ditemukan lagophthalmos (+) pada kelopak mata
kanan, reflex korena kanan (-), hiperakusis (+) pada telinga kanan, kerutan pada
kening tidak terlihat pada sisi kanan npada waktu pasien diminta mengerutkan
kening. Sudut mulut kanan tertinggal pada waktu diminta memperlihatkan gigi
Rasa pengecap dibagian depan sisi kanan lidah menurun, Terlihat butiran air mata
pada kelopak mata bawah mata kanan. Tidak dijumpai kelainan sensoris pada
kulit wajah, tidak dijumpa
keler
vesikel pada kulit liang telinga, tidak ada massa pada
parotis kanan, Hasil pemeriksaan fisik lain dalam batas normal
5. Bagaimana interpretasi dan mekanisme terjadinya dari hasil pemeriksaan fisik
a. Lagophtalmos
1b, Reflex kornea kanan (-)
cc. Hiperakusis
d. Kerutan kening yang tidak tampak
. Sudut mulut kanan yang tertinggal
f. Rasa pengecap di bagian depan lindah menurun
g. Terdapat butiran
& mata
h. Tidak dijumpai kelainan sensoris,
i. Tidak dijumpai vesikel pada kulit Hiang telinga
J. Tidak ada massa pada kelenjar parotis kanan
6. Penderita sedang hamil 21 minggu dan pemah mengalami infeksi varcella pada
remaja dulu
. Bagaimana korelasi antara pernah mengalami infeksi varicella dan hamil
pada kondisi nona Safira?
b. Bagaimana patofisiologi dari Varicella?7. Dokter menyatakan Safira menderita Bell’s palsy dan memberinya obat
prednisone dan acyclovir
4, Bagaimana patofisiologi dari Bell’s palsy?
b, Bagaimana efek farmakologis prednisone dan acyclovir terhadap
kesembuhan nona Safira?:
Learning Issue
Bell’s Palsy
Para ahli menyebutkan bahwa pada Bell’s palsy terjadi proses inflamasi akut pada
nervus fasialis di daerah tulang temporal, di sekitar foramen stilomastoideus. Bell’s palsy
‘hampir selalu terjadi secara unilateral. Namun demikian dalam jarak waktu satu minggu
atau lebih dapat terjadi paralysis bilateral. Pen
kit ini dapat berulang atau kambuh,
Patofisiologinya belum jelas, tetapi salah satu teori menyebutkan terjadinya_ proses
inflamasi pada nervus fasialis yang menyebabkan peningkatan diameter nervus fasialis
sehingga terjadi kompresi dari saraf tersebut pada saat melalui tulang temporal
Perjalanan nervus fasialis keluar dari tulang temporal melalui kanalis fasialis yang
mempunyai bentuk seperti corong yang menyempit pada pintu keluar sebagai foramen
mental, Dengan bentukan kanalis yang unik tersebut, adanya inflamasi, demyelinisasi
atau iskemik dapat menyebabkan gangguan dari konduksi. Impuls motorik yang
dibantarkan oleh nervus fasialis bisa mendapat gangguan di lintasan supranuklear dan
infranuklear. Lesi supranuklear bisa terletak di daerah wajah korteks motorik primer atau
di jaras kortikobulbar ataupun di fintasan asosiasi yang berhubungan dengan daerah
somatotropik wajah di korteks motorik primer. Karena adanya suatu proses yang dikenal
awam sebagai “masuk angin” atau dalam bahasa inggris “cold”, Paparan udara dingin
seperti angin kencang, AC, atau mengemudi dengan kaca jendela yang terbuka diduga
sebagai salah satu penyebab terjadinya Bell’s palsy. Karena itu nervus fasialis bisa
sembab, ia terjepit di dalam foramen stilomastoideus dan menimbutkan. kelumpuhan
fasialis LMN. Pada lesi LMN bisa terletak di pons, di sudut serebelo-pontin, di os
petrosum atau kavum timpani, di foramen stilomastoideus dan pada cabang-cabang tepi
neryus fasialis. Lesi di pons yang terletak di daerah sekitar inti nervus abdusens dan
fasikulus longitudinalis medialis. Karena itu paralisis fasialis LMN tersebut akan disertai
kelumpuhan muskulus rektus lateralis atau gerakan melirik ke arah lesi. Selain itu,paralisis nervus fasialis LMN akan timbul berg
dan ageusia (tidak bisa mengecap dengan 2/3 bagian depan lidah). Berdasarkan beberapa
ndengan dengan tuli perseptif ipsilateral
penel
n bahwa penyebab utama Bell’s palsy adalah reaktivasi virus herpes (HSV tipe 1
dan virus herpes zoster) yang menyerang saraf kranialis. Terutama virus herpes zoster
karena virus ini menyebar ke saraf melalui sel satelit. Pada radang herpes zoster di
is bisa ikut terlibat sehin
ganglion genikulatum, nervus fas a menimbulkan
kelumpuhan fasialis LMN. Kelumpuhan pada Bell’s palsy akan terjadi bagi
bawah dari otot wajah selurubnya lumpuh. Dahi tidak dapat dikerutkan, fisura palpebra
in atas dan
tidak dapat ditutup dan pada usaha untuk memejam mata terlihatlah bola mata yang
berbalik ke atas. Sudut mulut tidak bisa diangkat. Bibir tidak bisa dicucukan dan platisma
tidak bisa digerakkan, Karena lagophtalmos, maka air mata tidak bisa disalurks
secara
wajar sehingga tertimbun disitu
‘Manifestasi Klinik BP khas dengan memperhatikan riwayat penyakit dan gejala
kelumpuhanyang timbul. Gejala dan KomplikasiTanda-tanda Bell's Palsy adalah terjadi
asimetri pada wajah, rasa baal/kebas di wajah, air mata tidak dapat dikontrol dan sudut
mata trun, Selain itu, terjadi kehilangan reflex konjungtiva sehingga tidak dapat
menutup mata, rasa sakit pada (elinga terutama di bawah telinga, tidak tahan suara keras
pada sisi yang terkena, sudut mulut turun,sulit untuk berbicara.air menetes saat minum
atau setelah membersihkan gigi, dan kebilangan rasa di bagian depan lidah
Pada anak 73% didahului infeksi saluran napas bagian atas yang erat
hubungannya dengan cuaca dingin. Perasaan nyeri, pegal, Linu dan rasa tidak enak pada
telinga atau sekitarnya sering merupakan gejala awal yang segera diikuti oleh gejala
kelumpuhan otot wajah berupa
Kelopak mata tidak dapat menutupi bola mata pada sisi yang lumpuh (lagophthalmos).
Gerakan bola mata pada sisi yang lumpuh lambat, disertai bola mata berputar ke atas
bila memejamkan mata, fenomena ini disebut Bell's sign
Sudut mulut tidak dapat diangkat, lipat nasolabialis mendatar pada sisi yang Jumpuh
dan mencong ke sisi yang sehat
Selanjutnya gejala dan tanda klinik lainnya berhubungan dengan tempat/lokasi lesi :a —_Lesi di Juar foramen stilomastoideus Mulut tertarik ke arah sisi mulut yang
sehat,makanan berkumpul di antar pipi dan gusi, dan sensasi dalam (deep sensation) diw
ajah menghilang. lipatan kulit dahi menghilang. Apabila mata yang terkena tidak tertutup
atau tidak dilindungi maka air mata akan keluar terus menerus.
b. —Lesi di Kanalis fasialis (melibatkan korda timpani) Gejala dan tanda klinik seperti pada
(@), ditambah dengan hilangnya ketajaman pengecapan lidah (2/3 bagian depan) dan
salivasi di sisi yang terkena berkurang. Hilangnya daya pengecapan pada lidah
menunjukkan terlibatnya nervus intermedius, sekaligus menunjukkan lesi di daerah
antara pons dan titik di mana korda timpani bergabung dengan nervus fasialis di kanalis,
fasialis
cc. Lesi_ di kanalis fasialis lebih tinggi lagi (melibatkan muskulus stapedius)
Gejala dan tanda klinik seperti pada (a), (b), ditambah dengan adanya hiperakusis.
4. Lesi di tempat yang lebih tinggi lagi (melibatkan ganglion genikulatum)
Gejaa dan tanda klinik seperti (a), (b), (c) disertai dengan nyeri di belakang dan di dalam
Jiang telinga. Kasus seperti ini dapat terjadi pasca herpes di membran timpani dan konka.
Ramsay Hunt adalah paralisis fasialis perifer yang berhubungan dengan herpes zoster di
ganglion genikulatum. Lesi herpetik terlibat di membran timpani, kanalis auditorius
eksterna dan pina.
e. —Lesi di daerah meatus akustikus interna, Gejala dan tanda klinik seperti (a), (b), (¢),
(@), ditambah dengan tuli sebagi akibat dari terlibatnya nervus akustikus,
2. Anatomi Wajah (Otot, syaraf, kelenjar-kelenjar, penting untuk menghubungkan
nervus apa menghandle siapa)
‘Nama Otot Origo Insersio Persarafan Fungsi
Otot kulit kepala
™M. occipitofrontalis
Menggerakan
Venter Linea nuchalis | neurosis kulit, — kepala
suprema os N. facialis
occipitalis epicranialis terhadap
occipitale seajkoral; tonmengangkat alis
Venter frontalis
Kulit dan fascia
superticialis.alis,
mata
‘Otot-otot ekspresi wajah
M. orbicularis oculi
“Menutup
Ligamentum
Raphe palpebrue kelopak — mata
Pars palpebrae | palpebrae . N. facialis|
latera dan dilatasi
medialis
saccus lacrimalis
Ligamentum Melipat— kulit
palpebrae Lengkungan disekitar orbita
Pars orbitalis | medialis. dan | yang kembali ke | N. facialis untuk
tulang origo melindungi bola
didekatnya mata
Lipatanvertikal
‘M. — corrugator | Arcus a a di dahi, seperti
Kulit alis N. facialis
supercilii superciliaris mengerutkan
dahi
Procesus
M. compressor Aponeurosis Menekan
| frontalis N. facialis
nasi jembatan hidung cartilago nasi
maxillae
“Memperlebar
M. dilator naris | Maxilla Ala nasi N. facialis
apertura nasi
Kult antara Mengerutkan
M. procenus Os nasale N. facialis
kedua alis kulit hidung
Maxilla,
M. — orbicularis Mengelilingi . Menekan — bibir
mandibula, dan N. facialis|
oris
kulit
orificium oris
bersama-sama
Otot-otot dilator bibirM. levator labii
superioris
alaeque nasi
M. levator Tal
superioris
M.
zygomaticum
minor
M.
zygomaticum
major Berasal dari tulang dan fascia di
M. Tevator | sekitar orificium —oris. dan | N. facialis bibir
anguli oris berinsersio pada substansi bibir
M. risorius
M. depressor
anguli oxis
Depressor al
inferioris
M. mentalis Permuksan Ivar margo alveolaris Menekan — pipi
maxillae dan mandibula serta | N. facialis dan bibir pada
M.buceinator | . _
ligamentum pterygomandibularis gigi
M. platysma
‘Otot-otot pengunyah (Mastikasiy
Mengangkat
Facies lateralis | Divisi .
Arcus mandibula untuk
M. masseter | ramus mandibularis n.
zygomaticus . _ mengatupkan
mandibulae trigeminus
gigi
Processus Divisi Serabut_ anterior
Lantai fossa.
M. temporalis coronoideus mandibularis n.| dan superior
temporalis,
‘mandibulae trigeminus mengangkat‘mandibula
serabut posterior
menarik
mandibula
‘Ala major ossis
‘M. pterygoideus | sphenoidalis dan | Collum Divisi Menatik collum
lateralis (2 | lamina mandibulae dan | mandibularisn. | mandibulae ke
caput) pterygoideus discus articularis | trigeminus depan
lateralis
Tuber manillae i
Facies medialis | Divisi
M. plerygoideus | dan lamina Mengangkat
angulus mandibularisn.
medialis pterygoideus mandibulae
mandibulae trigeminus
lateralis
Nenwus yang bersifat motorik diantaranya n, oculomotorius, n. trochlearis, n. abducens, n.
acessorius, dan n. hypoglossus.
N. Oculomotorius
N. oculomotorius keluar dari permukaan anterior mesencephalon. Saraf ini berjalan ke
depan di antara a. Cerebri posterior dan a. Cerebelli superior. Kemudian berjalan terus ke
depan di dalam fossa cranii anterior pada dinding lateral sinus cavernosus. Saraf ini
kemudian bercabang dua menjadi ramus superior dan ramus inferior, yang masuk ke
rongga orbita melalui fissura orbitalis superior. Ramus superior dan inferior n.
‘oculomotorius mempersarafi otot-otot ekstrinstrik mata diantaranya
1.1 m. Levator palpebrae superioris
1.2 m. Reetus superior
1.3 m. Rectus medialis
1.4m, Reotus inferior
1.5 m, Obliquus inferior
N. oculomotorius juga mempersarafi dua kelompok otot intrinsik seperti m. Sphincter
pupillae dan m. Ciliaris. Dengan demikian saraf ini berfungsi untuk membuka mata,
memutar bola mata ke atas, bawah, dan medial; mengecilkan pupil, dan memungkinkan
akomodasi mata,2. N. Trochlearis
N, Trochlearis adalah sarat cranial yang paling langsing, meninggalkan permukaan
posterior mesencephalon dan segera menyilang saraf sisi lainnya. N. trochlearis berjalan
ke depan melalui fossa cranii media pada dinding lateral sinus cavernosus. Setelah
masuk ke dalam rongga orbita melalui fissura orbitalis superior, saraf ini mempersarafi
1m, Obliquus superior bola mata, Jadi saraf ini membantu memutar bola mata ke bawah
dan lateral.
3. N. Abducens
Saraf kecil ini muncul dari permukaan anterior rhombencephalon di antara pond dan
medulla oblongata dan berjalan ke depan bersama a. Carotis intema melalui sinus
cavernosus di dalam fossa cranii media dan masuk orbita melalui fissura orbitalis
superior. N. abducens mempersarafi m. Rectus lateralis dan karena itu berfungsi memutar
bola mata ke lateral
4, N. Acessorius.
N. acessorius adalah saraf motorik.Saraf ini terdiri dari radix cranialis dan radix spinalis.
Radix cranialis muncul dari permukaan anterior medulla oblongata di antara oliva dan
pedunculus cerebelli inferior. Saraf ini berjalan ke lateral di dalam fossa cranii posterior
dan bergabung dengan radix spinalis.
Radix spinalis berasal dari sel-sel saraf di dalam comu grisea anterior dari lima segmen
bagian atas pars cervics
medulla spinalis. Saraf ini naik ke atas sepanjang medulla
spinalis dan masuk cranium melalui foramen magnum. Kemudian saraf ini membelok ke
lateral untuk bergabung dengan radix cranialis.
Kedua radix bers
(u dan meninggalkan cranium melalui foramen jugulare. Kemudian
is dan disebarkan
kedua radix memisahkan dirisradix cranialis bergabung dengan n. v
melalui cabang-cabangnya ke otot-otot palatum molle dan pharynx (melalui plexus
pharyngicus) dan otot-otot larynx ( kecuali m. Cricothyroideus) dan serta radix spina
mempersarafi m. Sternocleidomastoideus dan m. Trapezius.Jadi N. acessorius mengurus gerakan palatum molle, pharynx, dan larynx serta mengatur
gerakan dua otot besar di leher, yaitu m, Sternocleidomastoideus dan m. Trapezius.
N. Hypoglossus
N. hypoglossus adalah saraf motorik, Saraf ini muncul pada permukaan anterior medulla
oblongata di antara pyramis dan oliva, melewati fossa cranii posterior dan meninggalkan
cranium melalui canalis hypoglossi. Kemudian saraf ini berjalan ke bawah dan depan
Ieher untuk mencapai lidah. N. hypoglossus mempersarafi otot-otot lidah (kecuali_m.
Palatoglossus) dan dengan demikian mengatur bentuk dan gerakan lidah,
3. Nervus Facialis (perjalnaan, posisi, badan sel, tipe serabut, fungsi, lesi
N. facialis berjalan ke depan di dalam substansi glandula parotidea. Saraf ini terbagi atas
Jima cabang terminal
1, RamusTemporalis : Muncul dari pinggir atas glandula dan mempersarafi_m.
auricularis anterior dan superior, venter frontalis m. occipitofrontalis, m. orbicularis oculi,
dan m, corrugators supercilli
2. RamusZygomaticus : muncul dari pinggir anterior glandula dan mempersarafi.m.
orbicularis oculi
3. Ramus Bucali : mancul dari pinggir anterior glandula di bawah ductus parotideus
dan mempersarafi M. buccinator dan otot-otot bibir atas serta nares
4, Ramus Mandibularis : muncul dari pinggir anterior glandula dan mempersarafi otot-otot
bibir bawah
Somatosensory VilGeniculate ganglion | External ear, parts of auditory
(afferent) canal, outer
surface of eardrum (sensation)
Visceral (alferent) | VI Geniculate ganglion Taste on anterior 2/3 of tongue
(chorda
tympani), taste on inferior
surface of soft
palate (greater petrosal n.)
Motor (efferent) ‘VII Facial nucleus Facial = muscles, _ pla
stylohyoid and
digastric muscles,
Visceral (efferent) | WIT Parasympathetic, | Secretion of mucus, tears, and
superior salivatory saliva (sublingual
nucleus: and submandibular glands)5. Ramus Cervicalis : muncul di pinggir bawah glandula dan berjalan ke depan di leher
di bawah mandibula untuk mempersarafi m. platysma. Saraf ini dapat menyilang pinggir
bawah mandibula untuk mempersarafi m. depressor anguli oris
N. facialis merupakan saraf untuk arcus pharyngeus kedua dan mempersarafi semua
otot-otot ekspresi wajah. Saraf ini tidak mempersarafi kulit, tetapi cabang-cabangnya
berhubungan dengan n. trigeminus.
Perjalanan
Pons (cerebellopontine angle) - internal acoustic meatus - petrous pyramid (canal of facial
nerve) - geniculum of facial nerve (- nervus intermedius/greater petrosal nerve - gustatory
fibers) - medial wall of the tympanic cavity - stylomastoid foramen - muscles of facial
expression
Nervus fasialis sebenamya hanya terdiri dari serabut motorik, tetapi dalam
perjalanannya ke tepi akan bergabung nervus intermedius yang tersusun oleh serabut
sekretomotorik untuk glandula salivatorius dan serabut sensorik khusus yang
menghantarkan impuls pengecapan 2/3 bagian depan lidah ke nukleus traktus solitarius.
Inti motorik nervus fasialis terletak dibagian ventrolateral tegmentum pontis
bagian kaudal. Inti dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu kelompok dorsal dan
ventral. Kelompok dorsal inti nervus fasialis mensarafi otot-otot frontalis, zygomatikus,
belahan atas orbikularis okuli dan bagian atas otot wajah, Inti ini mempunyai inervasi
kortikal secara bilateral. Kelompok ventral inti nervus fasialis mensarafi_otot-otot
belahan bawah orbikularis okuli, otot wajah bagian bawah dan platisma, Inti ini
mempunyai hubungan hanya dengan korteks motorik si
kontralateral.
Akar nervus fasialis menuju ke dorsomedial dahulu, kemudian melingkari inti
nervus abdusens dan setelah itu baru membelok ke ventrolateral kembali untuk
meninggalkan permukaan lateral pons. Disitu ia berdampingan dengan nervus oktavus,
dan nervus intermedius. Bertiga mereka masuk ke dalam liang os petrosum melalui
meatus akustikus internus. Nervus fasialis keluar dari os petrosum kembali dan tiba di
kavum timpani, Kemudian ia turun, sedikit membelok ke belakang dan keluar dari tulang
tengkorak melalui foramen stilomastoideum. Pada saat ia turun ke bawah dan membelok
ke belakang di kavum timpani akan tergabung dengan ganglion genikulatum yang,
merupakan sel induk dari serabut penghantar impuls pengecap yang dinamakan korda
timpani, Juluran sel-sel tersebut yang menuju ke batang otak adalah nervus intermedius.
Disamping itu ganglion tersebut memberikan cabang-cabang kepada ganglion otikum dan
sfenopalatinum yang menghantarkan impuls sekretomotorik untuk kelenjar lendir. Liang
6s petrosum yang mengandung nervus fasialis dinamakan akuaduktus Falopii atau kana
fasialis. Disitu nervus fasialis memberikan cabang untuk muskulus stapedius dan lebiljauh sedikit ia menerima serabut-serabut korda timpani. Berkas saraf ini menuju ke tepi
datas gendang telinga dan membelok ke depan.
Melalui kanalikulus anterior ia keluar dari tengkorak dan tiba di bawah muskulus
pterigoideus ekstemus. Di situ korda timpani menggabungkan diri pada nervus lingua
yang merupakan cabang dari nervus mandibularis. Korda timpani menghantarkan impuls
pengecap dari 2/3 bagian depan fidah, Sebagian saraf motorik mutlak nervus fa
keluar dari foramen stilomastoideum dan memberikan cabang-cabang kepada otot
stilohioid dan venter posterior muskulus digastrikus dan otot oksipitalis. Pangkal sisanya
menuju ke glandula parotis. Di situ ia hercabang-cabang lagi untuk mensarafi otot wajah
dan platisma. Nervus fasialis yang melintasi jaringan glandula parotis bercabang-cabang
agi untuk mensarafi seluruh otot wajah. Adapun otot-otot tersebut mempunyai arti klinis
penting ialah
is
Pe
Otot frontalis : berfungsi mengangkat alis, mengerutkan dahi
b. Otot corrugator supercilii : berfungsi menggerakkan kedua alis mata ke medial bawah
sehingga terbentuk kerutan vertikal diantara kedua alis
¢. Otot procerus : berfungsi mengangkat tepi lateral cuping hidung sehingga terbentuk
kerutan diagonal sepanjang pangkal hidung
d. Otot nasalis : berfungsi melebarkan/ mengembangkan cuping hidung
Otot orbikularis oculi : berfungsi menutup mata/ memejamkan mata
Otot orbicularis oris : berfungsi menggerakkan mulut / mecucu / bersiul / mengecup
g Otot levator labii superioris : berfungsi untuk mengangkat bibir atas dan melebarkan
lubang hidung
fh. Otot levator anguli oris : berfungsi untuk mengangkat sudut mulut
Otot zygomatikus minor : berfungsi untuk memoncongkan bibir atas
J. Otot zygomaticus mayor : berfungsi untuk gerakan tersenyum
k. Otot risorius : berfungsi untuk gerakan meringis|
1. Otot businator : berfungsi untuk gerakan meniup dengan kedua bibir dirapatkan
m, Otot levator mentalis : berfungsi mengangkat dan menjulurkan bibir bawah
1, Otot depresor anguli oris dan platysma : berfungsi untuk menarik sudut mulut kebawah
dengan kuat akan tampak kontraksi otot platysma terutama di daerah leher.
Main Motor Nucleus. Terletak dalam pada reticular formation bagian bawah pons.
Bagian nucleus yang mempersarafi bagian atas wajah menerima corticonuclear fiber dari
kedua cerebral hemisphere. Bagian nucleus yang mempersarafi otot bagian bawah wajah
menerima corticonuclear fiber dati opposite cerebral hemisphere. Pathway ini
menjelaskan control voluntary otot wajah. Namun, gerakan involuntary lainnya masih
ada, jalur control terpisah dan berbeda dengan mimetic atau emotional changes pada
ekspresi wajah,