Anda di halaman 1dari 34

RANCANGAN PENELITIAN

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah Metode Penelitian Kuantitatif


yang dibina oleh
Ibu Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D dan Ibu Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si

Disusun oleh
Yenda 170341864515
Irma Dahlia Yuliskurniawati 170341864501
Fahmi 170341864557

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM MAGISTER
OKTOBER 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Rancangan Penelitian”.
Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu
dalam penyelesaian makalah ini, baik yang berupa sumbangan pikiran,
bimbingan, ide dan motivasi yang sangat berarti, terutama ditujukan kepada:

1. Ibu Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D dan Ibu Dr. Sri Rahayu Lestari,
M.Si sebagai dosen pembina matakuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif.
2. Rekan-rekan mahasiswa biologi yang telah memberikan bantuan, semangat
dan motivasi.
Segala bantuan yang diberikan kepada penulis semoga menjadi amal ibadah dan
diridhoi Allah SWT.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Terakhir penulis menyampaikan harapan semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 17 Oktober 2017

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Merencanakan Pendekatan Umum...............................................................................3
1. Format Dasar dari Semua Penelitian...................................................................3
2. Perencanaan Penelitian versus Metodologi Penelitian........................................6
3. Kriteria Umum Suatu Proyek Penelitian..............................................................7
B. Asal dan Peran Data dalam sebuah Penelitian.........................................................7
1. Pengertian Data....................................................................................................8
2. Sifat Data.............................................................................................................8
3. Data Primer versus Data Sekunder......................................................................8
4. Kriteria Data Yang diterima...............................................................................10
5. Mengidentifikasi Instriumen Pengukuran yang Layak......................................10
6. Membedakan Karakteristik Pendekatan Kuantitatif dan Pendekatan
Kualitatif................................................................................................................10
C. Mempertimbangkan Validitas Suatu Metode..............................................................15
D. Masalah Etika dalam Penelitian..................................................................................20
E. Merencanakan Pengumpulan Data..............................................................................25
F. Aplikasi Praktis Memilih Pendekatan Penelitian.........................................................26
G.Praktek Penerapan.......................................................................................................31

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................................38
B. Saran...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Perbedaan Karakteristik Pendekatan Kuantitatif dan Kualitati.............................14


Tabel Pendekatan yang Digunakan Pada PenelitianKualitatif dan Kuantitatif...............27
Tabel Metodologi dan Goal Penelitian............................................................................30

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Format Dasar Suatu Penelitian......................................................................4
Gambar 2.2 Hubungan antara Data dan Kebenaran..........................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jauh sebelum pembangunan sebuah bangunan, arsitek terlebih dahulu
mengembangkan satu set rencana yang cermat. Rencana tersebut memastikan
kesuksesan dalam membangun sebuah bangunan. Peneliti tidak boleh kekurangan
detail dan kecermatan dalam mempersiapkan desain penelitian. Rencana,
spesifikasi, kriteria, dan desain, semua itu akan melayani arsitek, ahli bangunan
termasuk para peneliti.
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk
memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah.
Keberhasilan dari pemecahan masalah sebagai tujuan suatu penelitian sangat
ditentukan oleh perencanaan yang disusun untuk memecahkan masalah tersebut.
Perencanaan penelitian membutuhkan susunan proyek secara menyeluruh dan
spesifikasi secara rinci dari langkah-langkah yang akan dilakukan.
Penelitian hanya dapat dimulai setelah semua perencanaan ini disusun
dengan baik. Pada pelaksanaan penelitian baik secara kulitatif maupun kuantitatif
diperlukan pemikiran yang matang untuk membuat suatu desain pelaksanaan
penelitian. Penggunaan metode yang tepat dapat menghasilkan kesimpulan yang
diharapkan sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu, proses pengumpulan data
juga sangat mempengaruhi hasil dari penelitian.
Dalam pembahasan makalah kali ini, selain disajikan bagaimana
merencanakan suatu penelitian baik secara kualitatif maupun kuantitatif, juga
akan disampaikan bagaimana mempertimbangkan validitas metode yang
digunakan agar hasil dan kesimpulan dapat sesuai dengan kesimpulan yang
terjamin. Pada makalah ini juga akan dibahas mengenai etika pelaksanaan
penelitian terkait pada subjek yang digunakan dan perencanaan pengumpulan data
yang sesuai dengan prinspi pelaksanaan penelitian.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka makalah ini
ditulis dengan judul “Rancangan Penelitian” untuk memberikan pemahaman
kepada pembaca tentang bagaimana menyusun sebuah rencana penelitian yang
baik dan benar.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah cara merencanakan pendekatan umum?
1.2.2 Bagaimanakah asal dan peran data dalam sebuah penelitian?
1.2.3 Bagaimana kaitan data dengan cara pengumpulan datanya?
1.2.4 Bagaimana mempertimbangkan validitas metode, etika penelitian, dan
merencanakan pengumpulan data?

1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan cara merencanakan pendekatan umum.
1.3.2 Menjelaskan asal dan peran data dalam sebuah penelitian.
1.3.3 Untuk mengetahui bagaiman kaitan data dengan cara pengumpulan datanya?
1.3.4 Menjelaskan validitas metode, etika penelitian, dan merencanakan
pengumpulan data.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Merencanakan Pendekatan Umum


Desain penelitian memberi gambaran struktur secara menyeluruh dari
prosedur-prosedur yang harus diikuti oleh peneliti, data yang harus dikumpulkan
oleh peneliti, dan analisis data yang harus dilakukan oleh peneliti. Dalam istilah
yang lebih sederhana, desain penelitian adalah suatu perencanaan.
Tidak ada hal lain yang dapat membantu usaha seorang peneliti dalam
kesuksesannya melakukan penelitian selain perencanaan desain secara
menyeluruh yang disusun dengan teliti. Penelitian akan menjadi lebih efektif dan
efisien ketika seorang peneliti mampu mengidentifikasi sumber (resources),
prosedur, dan data peneliti harus senantiasa ditanamkan dalam benaknya bahwa
data digunakan untuk memecahkan masalah penelitian.
2.1.1 Format Dasar dari Semua Penelitian
Proses penelitian mengikuti format dasar suatu penelitian. Format dasar
untuk semua penelitian sebenarnya sama. Format dasar suatu penelitian
merupakan suatu alur yang berkelanjutan dengan tujuan pemecahan atas suatu
permasalahan. Meskipun ada sebagian penelitian yang menunjukkan adanya
perbedaan alur, sebenarnya memiliki format yang sama. Hanya saja sistematika
urutannya yang berbeda. Misalnya dalam beberapa bentuk penelitian kualitatif,
peneliti baru dapat menyusun hipotesis dan membaca banyak literatur hanya jika
peneliti tersebut telah mengumpulkan sejumlah data.
Format dasar penelitian memiliki 8 alur yang meliputi masalah, pertanyaan
yang muncul atas suatu permasalahan, jawaban sementara atas suatu pertanyaan,
rancangan penelitian, pengumpulan data, penyusunan data, analisis atau
pengolahan data, dan penarikan kesimpulan. Adapun 8 alur tersebut dapat dilihat
pada gambar 2.1.

3
Sebuah Pertanyaan Muncul Data

Dalam pikiran peneliti, muncul suatu Peneliti mengumpulkan data yang berkaiatan
dengan permasalahan penelitian.
pertanyaan yang belum diketahui
penyelesaiannya.

Perangkaian Kata

Peneliti merangkai pertanyaan yang Menyusun Data


muncul di pikirannya dalam suatu
permasalahan penelitian. Peneliti mengurutkan data dalam susunan
yang logis.

Penyusunan Hipotesis Pengolahan Data

Peneliti menyusun hipotesis sementara Peneliti menganalisis dan


menginterpretasikan data untuk menemukan
atau serangkain hipotesis.
makna dari data yang didapat.

Penarikan Kesimpulan
Rancangan Penelitian
Apakah data yang didapat dapat
Peneliti mencari dari literatur atau
menjawab permasalahan penelitian atau
pemikiran-pemikiran yang dapat
sebaliknya, apakah data yang didapat
menjadi titik terang pemecahan
memperkuat hipotesis atau tidak
penelitian dan strategi yang dilakukan
untuk memecahkan permasalahan
penelitian tersebut.

Gambar 2.1 Format Dasar Untuk Proses Penelitian

Berikut ini adalah beberapa permasalahan penelitian yang sangat mungkin


bersinggungan satu sama lain:
a. Manusia
Kategori ini ditemukan permasalahan penelitian yang berkaitan dengan
individu; kelompok; cerita rakyat; kebangsaan; keluarga; jenis kelamin; kelompok
dalam komunitas; pegawai; manajemen; kalangan minoritas, kalangan orang kaya;
pelajar; leluhur; suku; proses mental dan fisik; permasalahan medis, psikologis,
pendidikan, dan sosial; pembelajaran; motivasi; kejahatan; penjahat; rehabilitasi;
nutrisi; bahasa dan ilmu bahasa; dan agama
b. Benda
Kategori ini ditemukan permasalahan penelitian yang berkaitan dengan virus,
bakteri, benda mati (batuan, tanah, bangunan, furnitur), zat (molekul, atom, zat
sub atom), permasalahan kimiawi dan farmakologi; luar angkasa, bintang, galaksi,
alam semesta, mesin, makanan, dan pakaian

4
c. Rekaman
Kategori ini ditemukan permasalahan penelitian yang berkaitan dengan surat,
dokumen legal, daftar-daftar, jurnal, surat peringatan/ memorandum, buku, buku
register, catatan harian, laporan ilmiah, wawancara, laporan, pidato, monumen,
lembar catatan, rekaman, laporan sensus, pernyataan kerjasama keuangan,
kenang-kenangan, artefak, jejak arkeologis, dokumen, koran, sketsa, gambar,
lukisan, musik, dan manuskrip
d. Pemikiran dan ide
Kategori ini ditemukan permasalahan penelitian yang berkaitan dengan opini,
reaksi, konsep, teori, sudut pandang, ide filosofis, teori politik, kepercayaan
keagamaan, persepsi, observasi, persoalan , isu, bahasa dan ilmu semantik,
penilaian, literatur, teori dan konsep matematis, pengakuan, kolom jurnalistik,
kartun, karikatur
e. Dinamik dan energi
Kategori ini ditemukan permasalahan penelitian yang berkaitan dengan energi
dan aktivitas manusia, metabolisme, bionik, keadaan eksitasi, radiasi, radio dan
transmisi gelombang mikro, mekanik kuantum, hidrodinamik, siklus hidrologis,
energi atom dan nuklir, gelombang mekanik, gravitasi, termodinamis, sistem
energi atmosfer dan lautan, energi matahari, sumber gelombang jauh, black hole,
dan radiasi extragalaktik.
2.1.2 Perencanaan Penelitian VS Metodologi Penelitian
Perencanaan penelitian berbeda dengan metodologi penelitian. Walaupun
secara umum pendekatan yang digunakan untuk merencanakan suatu penelitian
serupa antara satu disiplin ilmu dengan yang lain, namun metode yang digunakan
untuk mengumpulkan dan menganalisis data sangat spesifik untuk setiap disiplin
ilmu tertentu.Sebagai contoh, metode pengambilan data dan analisis data yang
digunakan untuk meneliti tentang sel darah merah akan sangat berbeda dengan
metode pengumpulan data dan analisis data yang digunakan untuk meneliti
dokumen historis, sama halnya dengan penelitian mengenai kromosom yang tidak
bisa dilakukan menggunakan kuesioner, dan penelitian tentang sikap tidak bisa
dilakukan menggunakan analisis kimiawi.

5
Perencanaan desain penelitian, sangat penting bagi peneliti untuk untuk
tidak hanya memilih permasalahan yang dapat diteliti, tetapi juga harus
mempertimbangkan jenis-jenis data yang muncul, dan kemungkinan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data tersebut. Hal ini terkait dengan
kemungkinan ketersediaan data, pengumpulan data, dan interpretasi data. Sebagai
contoh, penelitian mengenai perbandingan pola gelombang otak antara anak yang
memiliki bakat khusus dengan anak yang tidak memiliki bakat khusus, maka
peneliti harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Kemungkinan bagi peneliti untuk menemukan jumlah partisipan yang cukup
sebagai subyek penelitian.
b. Apakah peneliti memiliki akses terhadap alat elektroencefalograf?
c. Jika memiliki akses, apakah peneliti memiliki kemampuan untuk
mengoperasikan alat tersebut?
d. Apakah peneliti memiliki dasar keilmuan untuk menginterpretasi data yang
dihasilkan dari elektroencefalograf?
e. Jika memiliki dasar keilmuannya, apakah peneliti mengetahui bagaimana cara
menginterpretasi dan menyusun hasil penelitian sehingga peneliti dapat
menarik kesimpulan dari data-data yang berhasil dikumpulkan?
Hanya jika jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah “ya”,
maka penelitian tersebut dapat dilaksanakan. Penelitian yang kita lakukan
seharusnya merupakan penelitian praktis (practical research), yang disusun atas
perencanaan yang tepat dan realistis dan dilakukan dalam kerangka desain
penelitian yang betul-betul dipahami dan dapat dapat dilakukan.
2.1.3 Kriteria Umum Suatu Proyek Penelitian
Berikut ini adalah kriteria yang harus ada dalam desain penelitian dalam tahap
perencanaan:
a. Universalitas
Proyek penelitian harus dapat dilakukan oleh orang lain yang memiliki
kompetensi meneliti dalam bidang yang sama. Penelitian yang dimulai oleh
seorang peneliti, jika dilanjutkan oleh peneliti lain yang juga memiliki kompetensi
di bidang yang sama, harus dapat menghasilkan hasil yang sama.

b. Replikasi

6
Penelitian harus bisa direplikasi, atau dilakukan kembali. Peneliti lain yang
memiliki kompetensi meneliti pada bidang yang sama, jika melakukan penelitian
yang sama, mengambil data pada kondisi yang sama dan menggunakan parameter
yang identik dengan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, harus menghasilkan
hasil yang dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian terdahulu.
c. Kontrol/Pengendalian
Peneliti harus mengisolasi, atau mengendalikan faktor-faktor yang sifatnya
sentral dalam permasalahan penelitian. Kontrol ini sangat penting untuk replikasi
dan konsistensi. Sebagai contoh, jika peneliti ingin membandingkan efek
perlakuan yang berbeda terhadap suatu faktor, maka peneliti harus memisahkan
faktor-faktor yang akan diteliti dan faktor lain selain yang ingin diteliti
semaksimal mungkin. Kontrol sangat penting dalam desain penelitian
eksperimental.
d. Pengukuran
Data harus dapat diukur dengan cara tertentu menggunakan alat ukur tertentu.
Hal ini mudah dilakukan pada ilmu fisik. Pengukuran biasanya kurang tepat dan
kurang akurat pada ilmu sastra dan ilmu sosial.

2.2 Asal Dan Peran Sebuah Data Dalam Penelitian


Penelitian hanya dapat dilakukan jika ada data yang dapat dikumpulkan. Data
adalah bentuk jamak dari datum, berasal dari istilah latin dare, yang artinya
“memberi”. Data adalah kepingan-kepingan informasi yang diberikan oleh suatu
situasi tertentu kepada observer.
2.2.1 Pengertian Data
Peneliti harus selalu mengingat bahwa data tidaklah berupa realitas
mutlak, ditutup-tutupi, dan kebenaran yang mendasari fenomena yang kita amati.
Data bukan manipulasi dari kenyataan. Penelitian berupaya memilah data untuk
menemukan kebenaran yang mendasari.
2.2.2 Data bersifat sementara dan dapat berubah
Data bersifat sementara. Pada penelitian yang berkaitan dengan sosiologi,
sangat mungkin jika data hanya berlaku pada kelompok tertentu, pada kondisi dan
waktu yang tertentu pula. Peneliti harus menyadari bahwa data yang dikumpulkan

7
dengan cara yang sangat teliti pun dapat memiliki kualitas yang sulit untuk
dipahami, dan data dapat tidak sejalan dengan kenyataan yang ada.
2.2.3 Data Primer Versus Data Sekunder
Satu-satunya persepsi peneliti tentang kebenaran terdiri atas berlapis-lapis
fakta yang akan mengungkap kebenaran. Pada lapisan yang terdekat dengan
kebenaran adalah data primer; data ini bersifat valid, data yang paling dapat
menjelaskan, dan merupakan wujud penjelmaan kebenaran yang paling nyata.
Lebih jauh dari lapisan itu adalah lapisan yang terdiri atas data sekunder, yang
bukan berasal dari kebenaran, tetapi berasal dari data primer.
2.2.4 Kriteria untuk Data yang Diterima
Tidak semua data yang menarik bagi peneliti dapat diterima untuk
digunakan dalam penelitian. Data bisa saja cacat, dan jika begitu data mungkin
akan mempengaruhi validitas dari kesimpulan penelitian. Data yang tidak
sempurna berasal dari lingkungan yang tidak beraturan dan tidak sempurna. Jika
data yang terdistorsi, tidak akurat, dan sangat tidak berhubungan dengan data lain
dan sebagainya ini digunakan akan merusak keseluruhan dari data.
Salah satu esensi dari penelitian adalah dapat ditiru, yaitu dapat dilakukan
ulang oleh peneliti manapun dan kapanpun di kondisi yang sama. Untuk
menjamin ketepatan, kriteria tertentu harus diadopsi, batasan tertentu harus
ditentukan, standar tertentu harus ditetapkan dimana seluruh data harus sesuai
dalam urutan agar dapat dimasukkan untuk penelitian.
Dengan menjabarkan kriteria dan standar yang berlaku, dapat dikontrol
tipe data yang diterima dan mengatur kondisi dimana penelitian dapat dilanjutkan.
Data yang tidak berhubungan dengan data yang lain tidak dimasukkan dalam data
penelitian. Dengan begitu usaha penelitian dapat lebih mudah diatur dan
disimpulkan dengan keyakinan lebih besar bahwa apa yang muncul adalah benar.
Jadi untuk memastikan integritas dari penelitian, harus diatur sebelumnya secara
terperinci standar dari data yang sesuai. Kriteria ini harus diatur sebelumnya
secara jelas dalam proposal penelitian dan laporan penelitian. Hanya dengan cara
ini kita dapat membuat consumer penelian dan peneliti memiliki pemahaman yang
sama tentang apa yang diteliti.

8
2.2.5 Mengidentifikasi Instrumen Pengukuran yang Layak.
Instrumen pengukuran menyediakan dasar dari seluruh kegiatan dalam
penelitian. Kegiatan penelitian yang mengandung kesalahan alat pengukuran akan
memberi pengaruh dalam menyelesaikan masalah yang diteliti. Saat
merencanakan penelitian, peneliti harus menentukan secara jelas lingkungan dari
instrument pengukuran yang akan digunakan. Selanjutnya peneliti harus
menjabarkan setiap instrument secara eksplisit dan konkret. Harus juga disediakan
bukti bahwa instrumen yang digunakan memiliki derajat validitas dan reliabilitas
untuk tujuan peneliti.
a. Menentukan Validitas dari Instrumen Pengukuran
Validitas intrumen menggambarkan apakah intrumen penelitian dapat
mengukur apa yang ingin diukur. Bentuk validitas berbeda untuk tiap situasi yang
berbeda. Validitas mengarah kepada ketepatan interpretasi hasil penggunan suatu
prosedur evaluasi sesuai dengan tujuan pengukurannya. Validitas merupakan suatu
keadaan apabila suatu instrument evaluasi dapat mengukur apa yang sebenarnya
harus diukur secara tepat.
a. Validitas permukaan, berhubungan dengan apa yang nampak dalam mengukur
karakteristik tertentu. Biasanya berguna untuk mengukur kerjasama dari
orang-orang yang berpartfisipasi dalam penelitian. Tapi, karena validitas ini
bergantung sepenuhnya pada penilaian subjective, bukan kepada intrumennya,
validitas ini menjadi bukti yang kurang meyakinkan bagi intrumen pengukuran
yang tepat mengukur apa yang peneliti ingin untuk diukur.
b. Validitas isi, adalah sejauh mana sebuah instrumen pengukuran mewakili area
atau konten yang diukur. Validitas isi sering mempertimbangkan ketika seorang
peneliti ingin menilai prestasi masyarakat di beberapa daerah.
c. Validitas standar, adalah berhubungan tentang hasil dari pengukuran hubungan
instrumen, (validitas berdasar standar). Validitas ini menghendaki tersedianya
kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor alat ukur. Suatu
kriteria adalah variabel perilaku yang akan diprediksi oleh skor alat ukur.
d. Validitas konsep, berhubungan dengan intrumen yang mengukur kriteria yang
tidak bisa diamati secara langsung seperti motivasi, dan kreativitas, dimana
tidak dapat diamati secara langsung dan diukur. Dengan memberi pertanyaan,
test, atau mengamati perilaku. Validitas konsep berkaitan dengan konstruksi

9
atau konsep bidang ilmu yang akan diuji validitas alat ukurnya merujuk pada
kesesuaian antara hasil alat ukur dengan kemampuan yang ingin diukur.
Validitas konsep (construct validity) dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
dan memasangkan butir-butir soal dengan tujuan-tujuan tertentu yang
dimaksudkan. Validitas konsep fokus pada hubungan antara ukuran empiris
dengan konsep teoritis.
b. Menentukan Reliabilitas Instrumen Pengukuran
Berikut ini adalah beberapa bentuk reliabilitas yang sering menarik untuk
digunakan dalam studi penelitian:
1) Reliabilitas interrater adalah sejauh mana dua atau lebih individu
mengevaluasi produk atau kinerja yang setara untuk memberikan penilaian
identik.
2) Reliabilitas konsistensi internal adalah sejauh mana semua item dalam hasil
serupa dalam satu instrumen memberikan hasil yang sama.
3) Ekuivalen reliabilitas melalui formulir adalah sejauh mana dua versi yang
berbeda dari instrumental yang sama (misalnya, "Formulir A" dan "Formulir
B " dari tes bakat skolastik) memberikan hasil yang sama.
4) Reliabilitas test-retest adalah sejauh mana instrumen yang sama
menghasilkan hasil yang sama pada dua kesempatan yang berbeda.
Peneliti dapat meningkatkan keandalan instrumen pengukuran dalam
beberapa cara. Pertama, instrumen harus selalu diberikan secara konsisten; dengan
kata lain, harus ada standarisasi dalam penggunaan instrumen dari satu situasi atau
orang ke orang lain. Kedua, sejauh mana penilaian subjektif yang diperlukan,
kriteria khusus harus ditetapkan untuk menentukan jenis penilaian dalam
penelitian. Ketiga, setiap asisten peneliti yang menggunakan instrumen harus
dilatih dengan baik sehingga mereka mendapatkan hasil yang serupa.

2.3 Menghubungkan Data Dan Metodologi Penelitian


Data seperti bijih: mengandung potongan-potongan kebenaran tetapi dalam
keadaan yang agak mentah. Untuk menemukan arti dari sebuah data maka
digunakanlah metodologi penelitian.

10
Data dan metodologi saling terkait dan berhubungan satu dengan yang
lainnya. Karena alasan ini lah, metodologi yang akan digunakan untuk masalah
penelitian tertentu harus selalu mempertimbangkan sifat data yang akan
dikumpulkan dalam penyelesaian masalah.
Dalam penelitian, pertanyaan berbeda menghasilkan jenis informasi yang
berbeda. Masalah penelitian yang berbeda menyebabkan desain penelitian yang
berbeda dan metode yang berbeda pula, yang pada gilirannya menghasilkan
koleksi berbagai jenis data dan interpretasi data yang berbeda tersebut.
Lebih jauh lagi, berbagai jenis data mungkin hanya cocok dengan
metodologi tertentu, sehingga data menentukan metode penelitian. Sebagai
contoh, perhatikan data historis, potongan-potongan informasi yang diperoleh dari
catatan tertulis tentang peristiwa masa lalu. Kamu tidak dapat mengekstrak
banyak arti dari dokumen sejarah dengan menggunakan eksperimen laboratorium.
Percobaan sama sekali tidak cocok dengan sifat data.
Sepanjang tahun, metodologi penelitian telah banyak muncul untuk
mengakomodasi berbagai pengambilan data yng berbeda. Oleh karena itu, kita
harus mengambil pkamungan yang luas dari pendekatan metodologi penelitian
jangka panjang. Diatas semua kita tidak harus membatasi diri pada keyakinan
bahwa hanya true experiment merupakan "penelitian". Sikap seperti melarang kita
dari setuju bahwa kita dapat lebih memahami puisi Coleridge dengan membaca
penelitian ilmiah dari John Livingston (1927, 1955) atau dari menghargai
peradaban Barat karena historiografi Arnold Toyn (1939-1961).
2.3.1 Membandingkan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif
Tabel 2.1 menunjukkan ringkasan perbedaan antara pendekatan kuantitatif
dan kualitatif. Tidak ada pendekatan yang lebih baik dibandingkan dengan
pendekatan yang lainnya. Masing-masing pendekatan dipilih berdasarkan apa
yang cocok dengan permasalahan penelitian kita.

a. Tujuan
Penelitian kuantitatif mencari penjelasan dan prediksi yang akan
menggeneralisasi kepada orang dan tempat-tempat lain. Tujuannya adalah untuk
membangun, mengkonfirmasi, atau memvalidasi hubungan dan mengembangkan
generalisasi yang berkontribusi terhadap teori.

11
Penelitian kualitatif mencari pemahaman yang lebih baik dari situasi yang
kompleks. Pekerjaan mereka sering eksplorasi di alam, dan mereka mungkin
menggunakan pengamatan mereka untuk membangun teori dari bawah ke atas.
b. Proses
Karena studi kuantitatif merupakan pendekatan utama untuk penelitian, secara
hati-hati pedoman terstruktur ada untuk membimbing mereka. Konsep, variabel,
hipotesis, dan metode pengukuran cenderung didefinisikan sebelum studi dimulai.
Peneliti kuantitatif memilih metode yang memungkinkan mereka untuk secara
obyektif mengukur variabel yang diinginkan. Mereka juga mencoba untuk tidak
memihak dari partisipan penelitian sehingga mereka dapat menarik kesimpulan
yang adil.
Proses penelitian kualitatif lebih holistik dan "muncul", dengan fokus khusus,
desain, instrumen pengukuran, dan perkembangan interpretasi dan mungkin
berubah di sepanjang jalan. Para peneliti memasukkan pengaturan dengan pikiran
terbuka, siap untuk membenamkan diri dalam kompleksitas situasi dan
berinteraksi dengan peserta mereka. Kategori (variabel) muncul dari data, yang
mengarah ke "konteks-terikat" informasi, pola, dan/atau teori-teori yang
membantu menjelaskan fenomena yang diteliti.
c. Pengumpulan Data
Peneliti kuantitatif mengidentifikasi satu atau beberapa variabel yang mereka
niatkan untuk dipelajari dan kemudian mengumpulkan data khusus yang
berhubungan dengan variabel tersebut. Metode khusus untuk mengukur masing-
masing variabel yang diidentifikasi, dikembangkan, dan distandarisasi, dengan
memperhatikan validitas dan reliabilitas instrumen pengukuran. Data
dikumpulkan dari populasi, atau dari satu atau lebih sampel besar yang mewakili
populasi, dalam bentuk yang mudah dikonversi menjadi indeks numerik.
Peneliti kualitatif sering dideskripsikan sebagai instrumen penelitian karena
sebagian besar pengumpulan data bergantung pada keterlibatan pribadi
(wawancara, observasi) pada pengaturannya. Penelitian kualitatif lebih
menggunakan sampel yang sedikit. Data yang dikumpulkan berupa data verbal
(jawaban wawancara, dokumen, catatan lapangan) dan data nonverbal (kaset
video, gambar, foto).
d. Analisis Data
Semua penelitian haruslah memiliki pertimbangan yang logis. Peneliti
kuantitatif cenderung untuk bersandar pada pertimbangan/pemikiran deduktif,

12
dimulai dengan premis tertentu (mis.hipotesis, teori) dan dilanjutkan dengan
penyusunan kesimpulan. Dalam penelitian kuantitatif, perlu untuk menjaga
objektivitas.
Peneliti kualitatif menggunakan pertimbangan induktif. Mereka membuat
observasi spesifik dan kemudian menggambarkan kesimpulan tentang fenomena
yang lebih luas dan lebih umum. Lebih jauh, data analisisnya lebih subjektif.
e. Melaporkan temuan
Peneliti kuantitatif biasanya menurunkan data mereka dalam bentuk rata-rata,
median, korelasi, dan ringkasan statistik lainnya. Tidak penting untuk melihat
nilai individu; kekuatan interpretasi terletak pada nilai terbesar atau pada rata-rata
dari kelompok. Hasil biasanya ditunjukkan pada laporan yang formal, gaya
saintifik menggunakan bentuk yang pasif dan bahasa yang tidak mengenai orang
tertentu.
Peneliti kualitatif membangun interpretasi naratif dari data mereka dan
mencoba untuk menangkap kompleksitas dari fenomena yang diteliti. Mereka
tampak lebih personal, bergaya sastra, dan biasanya termasuk bahasa dan
perspektif dari partisipan. Walaupun semua peneliti harus dapat menulis secara
jelas, peneliti kualitatif yang efektif utamanya terampil dalam area ini.
Terdapat perbedaan antara dua pendekatan, dan masing-masing memiliki
kelebihan dan kelemahan. Misalnya, kelemahan umum pada penelitian kuantitatif
adalah bahwa biasanya penelitian dilakukan di laboratorium-oleh karena itu
dikatakan latar buatan. Walaupun situasi yang dirancang dapat memberikan
peneliti kontrol melalui kejadian yang terjadi, hasil yang diperoleh dalam
beberapa kasus tidak dapat disamaratakan untuk setting-an yang lain. Sebaliknya,
penelitian kualitatif terjadi dengan konteks alami dan terjadi lebih nyata di sekitar
kita. Penelitian kualitatif mungkin sangat spesifik untuk konteks tertentu yang
mereka tidak dapat terapkan pada konteks lainnya.
Melalui perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif, kita tidak
bermaksud untuk menyatakan secara tidak langsung bahwa pendekatan ini yang
lebih baik. Faktanya, peneliti biasanya mengkombinasikan elemen kedua
pendekatan yang sering disebut sebagai desain metode campuran. Contohnya,
merupakan hal yang biasa bagi peneliti kualitatif untuk menghitung atau
mengukur berbagai jenis data tertentu, untuk semua maksud dan tujuan. Begitu

13
pula bagi peneliti kuantitatif untuk melaporkan persepsi partisipan, atau reaksi
emosinya dari berbagai perlakuan eksperimen.
Tabel 2.1. Perbedaan Karakteristik Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif
Perbedaan Kuantitatif Kualitatif
Tujuan  Untuk menjelaskan dan  Untuk menggambarkan dan
memprediksi menjelaskan
 Untuk mengkonfirmasi dan  Untuk mengeksplorasi dan
memvalidasi menginterpretasi
 Untuk menguji teori  Untuk membangun teori
Proses  Terfokus  Menyeluruh
 Variabel diketahui  Variabel tidak diketahui
 Pedoman ditentukan  Pedoman fleksibel
 Metode ditetapkan sebelumnya  Metode berkembang, muncul dalam
proses penelitian
 Bebas konteks  Konteks terikat
 Pandangan yang tidak memihak  Pandangan pribadi
Pengumpulan  Data numerik  Data tekstual
Data  Representatif, sampel besar  Informatif, sampel kecil
 Instrumen terstandar  Observasi dan wawancara tak
terstandar ataupun tak terikat
Analisis Data  Analisis statistik  Mencari tema dan kategori
 Menekankan objektivitas  Analisis bersifat subjektif dan
berpotensi memihak
 Pemikiran deduktif  Pemikiran induktif
Laporan  Angka-angka  Kata-kata
 Statistik, kumpulan data  Narativ, kutipan individual
 Kalimat formal, gaya saintifik  Kalimat pribadi, gaya sastra

2.4 Mempertimbangkan Validitas Metode, Etika Penelitian, Dan


Merencanakan Pengumpulan Data
2.4.1 Mempertimbangkan Validitas Metode yang Digunakan
Ketika kita mempertimbangkan validitas penelitian, kita perlu bertanya
tentang dua pertanyaan dasar. Pertama, apakah penelitian tersebut telah dikontrol
yang cukup untuk memastikan bahwa kesimpulan yang kita ambil benar-benar
dijamin oleh data?. Kedua dapatkah kita gunakan apa yang kita amati dalam
penelitian untuk membuat generalisasi tentang dunia luar?. Jawaban untuk
mengatasi kedua masalah dalam pertanyaan tersebut internal validity dan external
validity.
1. Validitas Internal

14
Validitas internal penelitian untuk mengetahui sejauh mana desain dan data
yang digunakan dapat memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan yang
akurat tentang sebab-akibat dan hubungan lainnya dalam data. Untuk memastikan
validitas internal pada studi penelitian, kita perlu mengambil tindakan apapun
yang kita bisa untuk menghilangkan penjelasan lain untuk hasil yang kita amati.
Berikut beberapa strategi yang digunakan oleh peneliti untuk meningkatkan
kemungkinan penjelasan mereka:
a. Kontrol Laboratorium. Percobaan dilakukan di laboratorium sehingga harus
berhati-hati pada kondisi lingkungan.
b. Percobaan double-blind. Dalam situasi di mana dua atau lebih metode yang
berbeda dibandingkan, baik peserta dalam studi maupun penyelenggara metode
(misalnya, guru, asisten peneliti) tahu hipotesis atau metode apa yang
diharapkan akan lebih efektif.
c. Ukuran yang mengganggu. Orang diobservasi dengan cara sedemikian rupa
mereka tidak tahu tindakan mereka telah didata.
d. Triangulasi. Berbagai sumber data dikumpulkan dengan harapan bahwa mereka
semua dapat mendukung hipotesis tertentu atau teori. Pendekatan ini sangat
umum dalam penelitian kualitatif; misalnya seorang peneliti mungkin terlibat
dalam banyak observasi informal di lapangan dan melakukan wawancara
mendalam, kemudian mencari tema-tema umum yang muncul dalam data yang
diperoleh dari kedua metode. Triangulasi juga sering terjadi pada campuran
metode desain, di mana data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan untuk
menjawab pertanyaan penelitian tunggal.
Validitas internal terutama dalam desain eksperimental. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat. Tapi sampai pada taraf tertentu,
validitas internal adalah penting dalam setiap penelitian. Para peneliti harus
memiliki keyakinan bahwa kesimpulan yang diambil dijamin dari data yang
dikumpulkan.
2. Validitas Eksternal
Validitas eksternal sebuah penelitian adalah sejauh mana hasilnya berlaku
untuk melampaui situasi penelitian itu sendiri –dengan kata lain, sejauh mana
kesimpulan yang diambil dapat digeneralisasi ke dalam konteks lain. Sebagai
aturan umum, kita memberikan kontribusi lebih kepada pengetahuan manusia
tentang dunia ketika kita melakukan penelitian yang memiliki implikasi yang
jauh melampaui situasi spesifik yang diteliti.

15
Berikut adalah tiga strategi yang umum digunakan untuk meningkatkan
validitas eksternal dari proyek penelitian
a) Pengaturan dalam kehidupan nyata.
Sebelumnya kami menyebutkan bahwa penelitian kadang-kadang
menggunakan percobaan laboratorium untuk membantu mereka
mengendalikan kondisi lingkungan dimana penelitian berlangsung, ada
kelemahan pada penelitian laboratorium, namun penelitian tersebut
menyediakan pengaturan buatanyang mungkin sangat berbeda dari lingkungan
nyata. Penelitian yang dilakukan di dunia luar, meskipun mungkin tidak
memiliki kontrol yang ketat dari proyek laboratorium, mungkin lebih valid
dalam arti bahwa ia memberikan hasil dengan penerapan yang lebih luas untuk
konteks dunia nyata lainnya.
b) Sampel yang representatif.
Setiap kali kita melakukan penelitian untuk mempelajari lebih lanjut
tentang kategori tertentu dari objek atau subjek entah sedang mempelajari
batuan, salamander, atau manusia, yang sering kita pelajari adalah sampel dari
kategori tersebut dan kemudian menarik kesimpulan tentang kategori secara
keseluruhan (di sini adalah contoh klasik daripenalaran induktif). Untuk
mempelajari sifat-sifat dari granit, kita mungkin mengambil potongan granit
dari mana saja di dunia dan menganggap bahwa temuan itu dapat
digeneralisasikan dan potongan granit dapat ditemukan di lokasi lain. Hal yang
sama mungkin berlaku pada salamander, jika kita membatasi kesimpulan untuk
spesies tertentu yang telah kita pelajari.
Manusia adalah masalah lain. Manusia adalah makhluk yang beragam
dalam hal budaya, cara mengasuh anak, kesempatan pendidikan, karakteristik
kepribadian, dan sebagainya. Sampai-sampai kita dapat membatasi penelitian
kepada orang-orang dengan karakteristik tertentu, kita mungkin tidak dapat
untuk menggeneralisasi temuan kita kepada mereka dengansatu set yang
sangatberbedakarakteristik. Idealnya, kita ingin peserta dalam studi penelitian
untuk menjadi sampel yang representatif dari populasi sesuai dengan
kesimpulan apa yang ingin kita tarik.
c) Replikasi dalam konteks yang berbeda.
Bayangkan bahwa seorang peneliti menarik kesimpulan dari studi tertentu
dalam konteks tertentu, dan peneliti lain yang melakukan sebuah penelitian
serupa dalam konteks yang berbeda dan, sekali lagi, menarik kesimpulan yang

16
sama. Dalam keadaan seperti itu, studi itu, secara bersama-sama, memberikan
bukti bahwa kesimpulannya memiliki validitas dan penerapan seluruh konteks
dan situasi yang beragam.
Idealnya, para peneliti harus mempertimbangkan baik validitas internal
dan validitas eksternal ketika merancang sebuah proyek penelitian. Satu
kesimpulan yang valid dan bermakna hanya sebatas bahwa mereka dijamin
berdasarkan data yang dikumpulkan dan dapat diterapkan di luar situasi
penelitian khusus itu sendiri.
3. Validitas dalam Penelitian Kualitatif
Konsep validitas internal dan eksternal berasal dari diskusi penelitian
eksperimental (Campbell &Stanley, 1963). Dalam beberapa tahun terakhir,
beberapa peneliti kualitatif mulai mempertanyakan relevansi desain kualitatif
(Creswell, 1998; Guba dan Lincoln, 1988; Lather, 1991; Wolcott, 1994). Bahkan,
Lincoln dan Guba (1988) dan Creswell (1998) telah menyarankan bahwa kata
seperti kredibilitas, dapat dikamulkan, konfirmabilitas, verifikasi, dan pengalihan
digunakan sebagai pengganti istilah validitas. Sebagai catatan sebelumnya,
peneliti kualitatif sering menggunakan triangulasi-membandingkan beberapa
sumber data untuk mencari kesamaan tema-untuk mendukung keabsahan temuan
mereka. Berikut ini adalah beberapa strategi tambahan yang digunakan:
a) Waktu yang lama di lapangan.
Para peneliti dapat menghabiskan beberapa bulan, bahkan mungkin satu
tahun atau lebih, mempelajari fenomenatertentu, membentuk hipotesis
tentatif, dan terus mencari bukti untuk mendukung hipotesis mereka.
b) Analisis kasus negatif.
Para peneliti secara aktif mencari kasus-kasus yang bertentangan dengan
hipotesis yang ada, mereka terus merevisi penjelasannya atau teori sampai
semua kasus telah dicatat.
c) Deskripsi tebal.
Situasi ini dijelaskan dalam cukup padat , "tebal" secara rinci pembaca dapat
menarik kesimpulan mereka sendiri dari data yang disajikan.
d) Umpan balik dari orang lain.
Para peneliti mencari opini darirekan-rekan di lapangan untuk menentukan
apakah mereka setuju atau tidak setuju bahwa peneliti telah membuat
interpretasi tepat dan benar ditarik kesimpulan yang valid dari data.
e) Validasi responden.
Para peneliti menarik kesimpulannya kembali kepada para partisipan dalam
penelitian dan bertanyacukup sederhana, Apakah kamu setuju dengan

17
kesimpulan saya? Apakah kesimpulan itu masuk akal berdasarkan
pengalamanmu sendiri?
Seperti yang dilihat, kemudian peneliti menggunakan berbagai
pendekatan untuk mendukung validitas temuan mereka. Pendekatan yang
berbeda yang telah sesuai dalam situasi yang berbeda, tergantung pada sifat
data dan metodologi khusus yang digunakan.
Terlepas dari jenis studi apa yang kamu putuskan untuk dilakukan,
kamu harus mengatasi validitas penelitianmu di awal proyek yaitu pada tahap
perencanaan. Jika Kamu meletakkan masalah validitas hingga tahap
penelitian, mungkin penelitian mu akan berakhir dengan validitas yang
kurang jelas, baik dalam hal meminimalkan penjelasan alternatif untuk hasil
yang diperoleh (validitas internal) atau dalam istilah untuk digeneralisasikan
ke seluruh dunia "di luar sana" (validitas eksternal). Akibatnya, kamu sudah
pasti membuang waktu dan tenaga untuk semua maksud dan tujuan, sebuah
usaha yang tidak berguna.
2.4.2 Masalah Etika dalam Penelitian
Dalam disiplin ilmu-ilmu sosial tertentu pendidikan, kriminologi,
kedokteran dan study sejenis, penggunaan manusia sebagai subyek dalam
penelitiantentu saja sangat umum. Dan setiap kali manusia adalah fokus dari
investigasi, kita harus melihat secara dekat implikasi etis dari apa yang kita
usulkan untuk dilakukan.
Banyak masalah etika dalam penelitian dijabarkan kedalam empat
kategori: perlindungan dari bahaya, persetujuan informasi, keamanan rahasia, dan
kejujuran dengan rekan yang profesional. Pada bagian ini kita meningkatkan
keterkaitan fokus untuk masing-masing kategori. Kita selalu menjelaskan tinjauan
internal dan kode etika yang profesional sebagai bimbingan untuk penelitian.
1. Perlindungan dari Bahaya
Para peneliti tidak seharusnya membuka bahaya fisik atau psikologis yang
tidak semestinya subyek penelitian alami. Sebagai aturan umum, risiko bagi
partisipan dalam penelitian tidak boleh lebih besar dari pada risiko dalam
kehidupannya sehari-hari. Partisipan tidak boleh kehilangan nyawa atau anggota
tubuhnya, tidak boleh mengalami stres yang tidak biasa, malu, atau kehilangan
harga diri. Dalam suatu kasus yang secara alami menciptakan ketidaknyamanan

18
secara psikologis, partisipan harus diberi tahu sebelumnya, dan perlu adanya
konseling yang diberikan segera setelah mereka berpartisipasi.
2. Persetujuan Informasi
Peserta penelitian harus menceritakan keaslian suatu penelitian untuk
dilakukan dan memberikan pilihan baik keikutsertaan maupun tidak. Selanjutnya,
mereka harus mengungkapkan bahwa mereka setuju menjadi peserta, mereka
mereka memiliki hak menarik dari penelitian sewaktu-waktu. Banyak peserta
penelitian menjadi relawan yang patuh.
Kebingungan sewaktu-waktu timbul saat bagaimana peserta memberikan
informasi yang harus dilakukan. Jika seseorang banyak memberikan informasi,
untuk mempermudah, jika mereka mengungkapkan hipotesis penelitian khusus
yang diujikan, mereka memiliki keragaman kemudian mau bersikap normal.
Kompromi yang wajar memberikan potensi peserta ide secara umum tentang apa
penelitian itu (misalnya, “penelitian ini mengamati pengaruh program latihan pada
kesehatan mental keseluruhan orang”) dan menjelaskan apa aktivitas khusus
mereka dalam keterlibatan menjadi peserta. Dengan kata lain,untuk memberi
informasi yang cukup sesuai, penilaian informasi tentang apakah mereka berharap
menjadi peserta.
Pada situasi berbeda (misalnya, pada beberapa pembelajaran sosial
behavior). Peserta enceritakan kebenaran penelitian bisa memimpin mereka untuk
beeprilaku sesuai tujuan pembelajaran. Pada umumnya, penipuan berbagai macam
terjadi, menggunakan hanya ketika pendidikan tidak bermakna tanpa aturan.
Kemudian tingkatan penipuan harus dikurangi dan menjadi mungkin. Dan peserta
harus menceritakan kebenaran yang sesungguhnya dari suatu penelitian segera
setelah mereka terlibat. (Dewan Peninjau Internal, untuk penjelasan singkat, dapat
meberikan bimbingan).
Sebelumnya digunaka sebutan gangguan perhitungan sebagai strategi
untuk mengukur perilaku. Ketentuannya, gangguan perhitungan melangggar
prinsip tujuan informasi. Tetapi jika perilaku seseorang hanya dicatat pada
beberapa langkah selama keseharian normal mereka, seseorang tidak akan
merpertanyakan yang tidak biasanya mereka lakukan, dan jika mereka tidak
diteliti pada setiap waktu itu mungkin berpotensi ketidak aktifan atau memalukan,
akan menggangu perhitungan yang cukup sesuai. Mengulangi dua contoh

19
sebelumnya, memeriksa frekuensi penggunaan orang pada variasi bagian
perpustakaan dan frekuensi dengan kenaikan mereka sepanjang jalur tertentu di
taman nasional. Kedua perilaku tersebut dalam ruang lingkup aktivitas yang
normal.
Satu contoh umum (dan satu pilihan untuk macam-macam tujuan
penelitian pada banyak institusi penelitian) yaitu untuk menyajikan tujuan
informasi dari yang dijelaskan sebenarnya dari suatu proyek penelitian, seperti
halnya sifat seseorang pada penelitian. Seperti suatu formulir harus mengandung
informasi berikut:
a) Sebuah deskripsi singkat dari sifat penelitian
b) Penjelasan tentang apa yang akan melibatkan partisipasi, dalam hal
kegiatan dan durasi
c) Sebuah pernyataan yang menunjukkan bahwa partisipasi bersifat sukarela
dan dapat berhenti setiap saat tanpa denda
d) Daftar risiko potensial dan/atau ketidaknyamanan yang mungkin dialami
peserta
e) Jaminan bahwa semua tanggapan akan tetap dirahasiakan
f) Nama peneliti, ditambah informasi tentang bagaimana cara menghubungi
peneliti
g) Seseeorang atau kantor yang dapat dihubungi oleh partisipan, bila mereka
memiliki pertanyaan atau masalah tentang penelitian tersebut.
h) Tawaran untuk memberikan informasi rinci tentang penelitian(misalnya,
ringkasan temuan)
i) Tempat untuk peserta untuk ditandatangani dan tanggal pada surat ,
menunjukkan kembali perjanjian untuk berpartisipasi(ketika anak-anak
diminta untuk berpartisipasi, orang tua mereka harus membaca
danmenandatangani surat itu).
3. Hak Privasi
Banyak penelitian harus menjaga privasi partisipan. Tidak semua keadaan
harus dilaporakan, baik secara lisan maupun tertulis, dalam pelaksanaannya
penyajian hasil penelitian membuat orang lain menyadari bagaimana perilaku
dan tanggapan partisipan (kecuali, jika diberikan perizinan oleh partisipan yang
bersangkutan).
4. Kejujuran dengan Rekan-Rekan Profesional
Peneliti harus melaporkan temuan mereka secara lengkap dan jujur, tanpa
memanipulasi apa yang telah mereka lakukan atau sengaja menyesatkan orang

20
lain tentang sifat temuan mereka. Dan jangan sekalipun peneliti mengarang data
untuk mendukung kesimpulan tertentu, tidak peduli seberapa tampak "mulia"nya
kesimpulan tersebut.

5. Dewan Peninjau Internal


Di negara bagian, banyak lembaga, universitas, atau institusi penelitian
memiliki Dewan Peninjau Internal (IRB) bahwa semua pengajuan yang diteliti
untuk perlakuan penelitian pada manusia dibawah naungan suatu institusi. Dewan
ini, yang membuat ilmuan atau peneliti berada pada lingkup disiplin dewan.
Mengoreksi pengajuan penelitian untuk meyakinkan bahwa prosedur tidak terlalu
bahaya untuk peserta, sesuai prosedur yang diikuti untuk memperoleh persetujuan
informasi peserta, dan memsatikan kerahasiaan peserta dan tanpa penyebutan
nama.
Hal tersebut menjadi catatan penting penelitian merupakan tinjauan dari
pengajuan langkah. Pengajuan harus diterima oleh dewan IRB dan disetujui oleh
dewan sebelum tanggal pengumpulan. Tergantung pada sejauh mana cara
penelitian dalam kehidupan orang dan memaksakan resiko kepada peserta, ketua
dewan dapat lebih cepat menyampaikan pengajuan bebas dari peninjauan,
memberi percepatan peninjauan, atau membawa pengajuan sebelum dewan
meninjau secara keseluruhan. Pada beberapa kasus, peneliti tidak dapat memulai
penelitian sampai (a) dewan memberikan segel persetujuan untuk memulai desain
penelitian atau (b) peneliti membuat perubahan dari permintaan dewan.
Kriteria dan prosedur IRB sedikit berbeda darisatu lembaga ke yang lain.
Kita harus mencatat di sini bahwa universitas dan lembaga penelitian lainnya
memiliki ulasan untuk penelitian hewan juga.Setiap penelitian yang
menyebabkan penderitaan, kesusahan,atau kematian pada hewanharus dijelaskan
dan cukup dibenarkan kepada indstitisi kepedulian hewan penggunaan komite
kelembagaan (IACUC). Selain itu, peneliti harus meminimalkan atau mencegah
penderitaan dan kematian seperti untuk penelitian hewan sekecil mungkin untuk
dilakukan.
6. Kode Etik Profesi
Banyak disiplin ilmu memiliki kode mereka sendiri standar etika yang
mengatur penelitian yang melibatkan subyek manusia dan jika memungkinkan,

21
penelitian yang melibatkan subyek hewan juga. Sebuah daftar dari beberapa kode
ini dapat ditemukan "Untuk bacaan lebih lanjut" pada akhir bab ini. Sumber lain
kode etik disiplin khusus, tentu saja, World WideWeb. Misalnya, Kamu dapat
menemukan kode dari American Anthropological Association. Melalui web:
http://www.aaanet.org/
http://www.aspor.org/
http://www.apa.org/
2.4.3 Perencanaan untuk Pengumpulan Data
Setelah mengidentifikasi desain penelitian dan metodologi,
mempertimbangkan isu-isu yang berkaitan dengan validitas dan reliabilitas, dan
mengatasi implikasi etis dari proyek, peneliti juga harus membuat keputusan
tentang bagaimana untuk memperoleh dan menginterpretasikan data yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah penelitian secara keseluruhan.Keputusan
tersebut harus dilakukan sebelum peneliti mulai menulis proposal penelitian.
Dasar desain penelitian empat pertanyaan mendasar tentang data. Jika
peneliti adalah untuk menghindari masalah serius di kemudian hari, pertanyaan-
pertanyaan ini harus dijawab secara khusus, konkret, dan tanpa penghindaran
mental atau pemesanan. Jawaban jujur pertanyaan-pertanyaan ini akan membawa
perencanaan penelitian dan desain ke dalam fokus yang jelas.
1. Data apakah yang dibutuhkan?
Pertanyaan ini bisa terlihat sederhana, tetapi kenyataannya penyajian data,
apresiasi keaslian, dan ketidakpahaman yang jelas perlakuan mereka menjadi
dasar untuk usaha penelitian. Pertanyaan tertentu diharapkan dapat
menyelesaikan. Dihalaman kertas lain, tuliskan jawaban dari pertanyaan berikut:
untuk menyelesaikan masalah, data apakah yang wajib? Apakah data asli? Apakah
berupa dokumen? Statistik? Data interview? Lembar kuesioner? Observasi?
Perhitungan yang dibuat sebelum dan sesudah penelitian? Khususnya, data apakah
yang kamu butuhkan, dan apa karakteristiknya?
2. Dimana lokasi data diperoleh?
Banyak dari kita mengajarkan metodologi dengan kagum kepada siswa yang
datang dengan permasalahan yang menarik untuk proyek penelitian. Tetapi ketika
kita menanyakan dasar dan kejlasannya dengan bertanya: “dimana kamu
mendapatkan data untuk menyelesaikan masalh?” siswa terlihat bingung dan tidak
bisaberkata-kata dan mengatakan sesuatu seperti “tentu saja, data tersedia di suatu
tempat”. Bukan suatu tempat, tetapi tepatnya dimana? Jika kamu melakukan

22
dokumentasi penelitian, dimana dokumen yang kamu butuhkan? Tepatnya seperti
perpustakaan dan apa yang dikumpulkan dari yang kamu temukan? Apakah file
masyarakat atau organisasi yang harus kamu lihat? Dimana organisasinya berada?
Tempat spesifik, dari kota, alamat, dan kode pos! Misalkan seorang perawat atau
ahli nutrisi akan melakukan penelitian tentang “Walter Olin Atwater”, dimana data
“atwater” berlokasi? Peneliti tidak dapat melajutkan sampai pertanyaan dasar
tersebut terjawab.
3. Bagaimana data terjamin?
Untuk mengetahui dimana data tidak cukup, kamu harus tau bagaimana
mereka memperolehnya. Dengan hukum rahasia, kepercayaan persetujuan, dan
sebaginya, keamanan informasi yang kamu butuhkan bisa tidak mudah
dibandingkan apa yang kamu fikirkan. Kamu boleh memang tau data apa yang
kamu butuhkan dan dimana data berlokasi, tetapi pertanyaan penting yang sama,
bagaimana kamu mendapatkan data? Dalam desain proyek penelitian, pertanyaan
ini tidak dapat diabaikan. Hati-hati peringatan untuk tanda masalah diantara
variasi variabel proyek penelitian dan hayalan.
4. Bagaimana data akan disajikan?
Ini mungkin pertanyaan penting untuk semua. Tiga pertanyaan sebelumnya
menyelesaikan masalah. Kamu memiliki data di tangan. Sekarang, cara apa yang
tepat dilakukan dengan data untk pemecahan masalh penelitian atau satu
pemecahan submasalah.
Pada poin ini, kembali dan baca dengan cermat bagaimana kamu memiliki
alur masalah penelitianmu. Bagaimana kamu harus memperlakukan data untuk
menyelesaikan masalah? Jika kamu mengolah data seperti yang ditawarkan,
apakah hasilnya? Bagaimana kamu melakukan perhitungan data? Bagaimana
kamu yakin alat perhitunganmu memadai sesuai validitas dan reliabilitas? Jika
kamu merencanakan untuk analisis statistik tertentu, apa prosedur statistik yang
sesuai untuk karasteristik data? Apakah kamu yakin teknik statistik bahwa pilihan
interval data ketika data yang kamu miliki nominal atau ordinal? Sebagaimana
dapat kamu lihat, banyak pertanyaan harus dibahas sebelum kamu memulai
proyek penelitianmu.
2.4.4 Aplikasi Praktis (Memilih Pendekatan Penelitian)
Meskipun kami percaya bahwa banyak studi penelitian akan ditingkatkan
dengan menggabungkan kedua metode kuantitatif dan kualitatif, kami juga

23
menyadari bahwa peneliti pemula mungkin tidak memiliki waktu, sumber daya,
atau keahlian untuk secara efektif menggabungkan pendekatan untuk upaya
penelitian awal mereka. Oleh karena itu, kami sarankan Anda untuk memilih satu
atau yang lain dari pendekatan ini untuk desain keseluruhan beberapa studi
pertama Anda. Selain itu, kami mendorong Anda untuk membuat pilihan
berdasarkan masalah penelitian Anda ingin alamat dan keterampilan yang Anda
miliki sebagai seorang peneliti, bukan pada apa tugas-tuga syang Anda ingin
hindari. Misalnya, tidak menyukai matematika dan ingin menghindari melakukan
analisis statistik bukan alasan yang baik untuk memilih penelitian kualitatif.
Pedoman (Memutuskan Apakah untuk Menggunakan Pendekatan
Kuantitatif Atau Kualitatif)
Tabel ini dirancang untuk membimbing Anda dalam pilihan Anda antara
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Perlu diketahui bahwa item dalam tabel tidak
selalu dipesan dari paling untuk paling tidak penting. Setiap item harus faktor
dalam keputusan Anda. Pertimbangkan masing-masing komponen dengan hati-hati
sebelum membuat pilihan akhir Anda.
Gunakan Pendekatan ini, jika: Kuanitatif Kualitatif
1. Anda percaya bahwa: Adar ealitas obyektifyang dapat Ada beberapa realitas
diukur yang mungkin
dibangun oleh individu
yang berbeda
2. Audiens Anda adalah: Akrab dengan / mendukung studi Akrab dengan /
kuantitatif mendukung studi
kualitatif
3. Pertanyaan penelitianAnda Konfirmasi, prediksi Eksplorasi, interpretatif
adalah:
4. Literatur yang tersedia Relatif besar Terbatas
adalah:
5. Fokus penelitian Anda: Mencakup seluas-luasya Melibatkan studi
mendalam
6. Waktu Anda tersedia Relatif pendek Relatif panjang
adalah:
7. Kemampuan Sedang sampai rendah Tinggi
Anda/keinginan untuk
bekerja dengan orang
adalah:
8. Keinginan anda untuk Tinggi Rendah
struktur adalah
9. Anda memiliki Penalaran deduktifdan statistik Penalaran induktif dan
keterampilan di bidang: perhatian terhadap
detail
10. Keterampilan menulis Teknis, penulisan ilmiah Sastra, menulis narasi
Anda kuat di bidang:

24
Aplikasi Praktik menilai kemungkinan sebuah proyek penelitian
Banyak peneliti pada awalnya menghindari untuk melihat lebih dekat
masalah pada suatu penelitian. Membayangkan investigasi, sebuah masalah yang
menarik, atau pemecahan masalah pada proyek kadang-kadang menguatkan
peneliti untuk membuat penilaian yang adil mengenai kepraktisan suatu proyek.
Dengan mengikuti Checklst dapat membantu belajar dengan bijak dan evaluasi
secara akurat proyek penelitian yang kamu rencanakn.
Untuk menentukan kemungkinan pada proyek penelitianmu, dapat
mempelajari checklist dan mengisinya dengan lengkap. Setelah selesai, review
respon kamu. kemudian jawablah pertanyaan: dapatkah kamu melaksanakan
pembelajaran ini? jika jawabanmu tidak, tentukan dimana ketidakmungkinan pada
kesalahan proyek. Identifikasi pendekatan yang mungkin digunakan untuk
membuatnya terlaksana dengan realistis.
Ketika kamu tidak bisa mengantiipasi semuannya pada kemauannya: nilai
pelatihan pembelajara (Pilot study)
Pilot study atau pelatihan pembelajar singkat adalah cara yang luar biasa
untuk menentukan kemungkinan belajarmu. Selain itu, melalui itu akan
mendapatkan pengenalan waktu, memungkinkan untuk menghemat waktumu.
setelah hanya dengan investasi kecil pada bagianmu, Yang mana pencapaiannya
akan dan tidak akan berdampak untuk menolongnu menyelesaikan keseluruhan
masalah penelitian.
Menentukan kriteria penelitian dan menilai metodologi penelitin
Dalam proses ini, anda akan membuat proposal penelitian, dimana
anda melakukan review literatur. Dalam menulis proposal tersebut, anda
menjelaskan apapun. Kita perlu menjelaskan cara kita dalam
memperlakukan setiap sub-masalah berdasarkan data, kriteria penggunaan
data di dalam studi, dan justifikasi metodologi yang kita gunakan. Di
Gambar 5.4 ditunjukkan pendekatan dalam menjustifikasi metode
penelitian.
GAMBAR 5.4
Menjustifikasi Pendekatan Penelitian
 Masalah:
 Pernyataan setiap sub-masalah berikut Deskripsi Data yang dibutuhkan untuk
Solusi.

25
Sub-masalah 1 :
 Data yang dibutuhkan untuk Solusi:
 Kriteria yang mengatur Data dalam Desain Penelitian.
Kriteria 1:
Kriteria 2:
Kriteria 3:
Adapun tatacaranya adalah sebagai berikut:
1. Tulis masalah anda di atas halaman, dan bagi halaman menjadi dua
kolom.
2. Dalam kolom kiri, tulis sub-masalah pertama.
3. Di bawah sub-masalah, tulis deskripsi data yang anda butuhkan
untuk menyelesaikan sub-masalah.
4. Dalam kolom kanan, tulis kriteria untuk menata data dalam desain
penelitian. Harus spesifik. Hindari pernyataan yang tidak jelas atau
terlalu general.
5. Ulangi langkah 2-4 untuk sub-masalah lainnya.
Anda bisa membaca lagi Wacana “Membandingkan Pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif” dan “Panduan: Memutuskan Apakah Menggunakan
Pendekatan Kuantitatif atau Kualitatif”. Kemudian lakukan hal berikut:
1. Mendeskripsikan karakteristik data di dalam proyek penelitian.
2. Untuk setiap data yang dideskripsikan, anda mengidentifikasi
pendekatan, kuantitatif atau kualitatif, atau gabungan keduanya,
yang mungkin paling tepat dalam mengumpulkan, menganalisa, dan
menginterpretasikan data. Berikan justifikasi untuk pilihan anda.
Aplikasi Praktik Mengembangkan Sebuah Rencana Tindakan
Sesekali kamu telah menentukan kemungkinan proyek penelitianmu, kamu
dapat segera melanjutkannya. Penting untuk peneliti pemula,segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk dilakukan, menulis dan memberikan proposal, mendapatkan
tambahan IRB, menyusun akses untuk satu atau lebih tempat penelitian,
mengatur pengaruh percobaan yang kamu rencanakan, mengumpulka data,
menganalisis dan menginterpretasikan data, dan menulis laporan akhir penelitian.
Strategi paling efektif yang dapat disarankan yakni mengembangkan penelitian
dan menulis jadwal (seperti gambar tabel 5.5 halaman 112). pada kolom kanan ,
daftar semua tugas spesifik yang kamu butuhkan untuk melakukan penelitian
(menulis proposal, mendapat penamabahan IRB dan beberapa komunitas fakultas

26
yang relefan, mengkonduksi pilot studyu, dan lain-lain). Kolom kedua,perkiraan
jumlah minggu atau bulan yang akan kamu gunakan untuk melengkapi
tugas.Kolom ketiga, menentukan target tanggal yang pantas untuk melakukan
masing-masing tugas. Menggunakan kolom kanan untuk mengecek masing-
masing langkah.
Tugas yang harus Perkiraan waktu yang Target tanggal untuk Kelengkapan tugas
dilengkapi dibutuhkan kelengkapan (indikasi tanda V)

Menggunakan software manajemen proyek dan rencana elektronik


Pada dunia bisnis, softaware manajemen proyek telah popular. Tipe
software ini dapat digunakan untuk mengorganisasi dan mengkoordinasi beberapa
aspek pada proyek penelitian. Sebagai contoh, itu akan mempermudah kamu
menunjukkan perbedaan fase proyek, waktu yang dibutuhkan untuk melengkapi
fase, cara yang mana mereka kaitkan, dan orang yang bertanggungjawab untuk
melengkapi tugas, Informasi ini dapat disajikan dengan grafik.
Software tersebut khususnya membantu ketika proyek penelitian
mempunyai bagian yang terpisah yang semuanya membutuhkan organisasi dan
koordinasi dengan hati-hati. Sebagai contoh, dugaan usaha penelitian yng
besarsedang dikonduksi pada sekolah local di suatu kecamatan. Usaha tersebut
menarik sebuah tim pengamat dan penginterview untu pergi ke beberapa sekolah
dan mengobservasi guru di kelas, menginterview siswa selama pembelajaran, dan
mendiskusikan isu administrative dengan kepala sekolah. Mengkoordinasikan
usaha dar beberapa pengamat, guru, siswa, administrato adalah tugas yang
komplek yang dpat dengan mudah dilakukan dan dijadwalkan denan software
manajemen proyek.
Kamu mungkin akan mengkomputerisasikan jadwalmu ketika kamu tidak
berharap proyek penelitanmu berbagaisegi sebagaimana salah satunya sudah kita
deskripsikan. Sebagai contoh, mengkomputerisasi versi rencana harian secara luas
tersedia. Database bisa disimpan dan diatur dengan variasi tugas yang kamu
butuhkan untuk dilakukan. Kamu dapat memasukkan pengingat elektronik yang
kau butuhkan untuk melakukan sesuatu dengan yakni sesuai tanggalnya. Dan
kamu akan dengan mudah merevisi jadwal jangka panjangmu ketika keadaan
yang tidak terlihat sebelumnya terjadi.

27
Mempertahankan optimis dan Task-Orieneted Outlook
Pertama, itu memberikan kepercayaan diri bahwa kamu bisa melengkapi
proyekmu jika kamu fokus pada salah satu bagian waktu. Kedua, itu membantu
ketekunanmu dengan memberimu rangkaian tanggal target yang kamu usahakan
untuk temui. Terakhir, cek tugas di kolom kanan yang menyediakan pengingat
teratur bahwa kamu membuat progress terhadap tujuan akhirmu yakni
menyelesaikan masalaah penelitan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut

28
1. Merencanakan pendekatan umum meliputi menentukan format dasar
penelitian, membandingkan rencana penelitian dengan metode penelitian, dan
melihat kriteria yang harus terdapat dalam penelitian, seperti universal,
replikasi, kontrol, dan sifat sifat.
2. Peran data dalam penelitian adalah sebagian informasi yang dapat
memberikan gambaran tertentu terkait degan penelitian. Data tersebut
nantinya akan di analisis dan digunakan sebagai acuan untuk membuat
kesimpulan.
3. Data dan metodologi penelitian terkait dan saling tergantung satu sama lain.
Untuk alasan ini, metodologi yang akan digunakan untuk masalah penelitian
tertentu harus selalu mempertimbangkan sifat data yang akan dikumpulkan
dalam penyelesaian masalah. Dalam penelitian, pertanyaan berbeda
menghasilkan jenis informasi yang berbeda. Masalah penelitian yang berbeda
menyebabkan desain penelitian yang berbeda dan metode yang berbeda pula,
yang pada gilirannya menghasilkan koleksi berbagai jenis data dan
interpretasi data yang berbeda tersebut.
4. Sebagian besar masalah etika dalam penelitian jatuh ke dalam salah satu dari
empat kategori: perlindungan dari bahaya, persetujuan, hak privasi, dan
kejujuran dengan rekan-rekan profesional.

3.2 Saran
Sebagai seorang peneliti sebaiknya dapat memahami rancangan penelitian
sebelum melakukan penelitian. Dengan memahami rancangan penelitian maka
penelitian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien.

29
DAFTAR RUJUKAN

Leedy, P. D. And Ormrod, J.E. 2005. Practical Research. Planning and Design.
Eighth Edition. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson, Merril Prentice
Hall.
Leedy,Paul D. And Ormord, J,E.2010. Practical Research: Planning and Design.
9th Edition.Upper Saddle River, New Jersey: Pearson, Merril Prentice Hall.

30

Anda mungkin juga menyukai