TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
dan terpenting adalah virus. Berbagai macam virus dapat menimbulkan ensefalitis
II. ETIOLOGI
Sebagian besar kasus tidak dapat ditentukan penyebabnya.5 Dari patogen yang
I. Infeksi-infeksi Virus
3
b) Infeksi virus yang bersifat sporadik : Rabies, Herpes simplex,
jenis lain yang dianggap disebabkan oleh virus tetapi belum jelas.
c) Ensefalitis pasca infeksi : pasca morbili, pasca varisela, pasca rubela, pasca
komponen-komponen ensefalitis.
moniliosis; koksidioidomikosis
III. EPIDEMIOLOGI
mempengaruhi anak-anak terutama yang berusia kurang dari 9 tahun dan orang
4
dewasa. berusia lebih dari 60 tahun.4 Angka kematian akibat ensefalitis cukup
tinggi berkisar 35-50%, dengan gejala sisa pada pasien yang hidup berkisar 20-
3,5 dan 7,4 kasus per 100.000 pasien per tahun. Virus dianggap sebagai agen
populasi di Inggris, virus herpes simplex (HSV) adalah virus yang paling umum
menyebabkan ensefalitis, dengan proporsi kasus 33% pada anak-anak dan 45%
V. PATOGENESIS
Virus yang menyebabkan ensefalitis memiliki ciri khas tertentu yang
5
yaitu, mereka memiliki kemampuan untuk menyerang, menginfeksi, dan
kemudian bereplikasi dalam sistem saraf manusia. Virus tertentu, misalnya, HSV-
1, virus varicella zoster, dan Human Herpes Virus (HHV) -6 dan -7 dapat tetap
aktif di jaringan saraf untuk jangka waktu yang lama setelah infeksi awal.
dan persisten, relaps serta reaktivasi beberapa tahun setelah infeksi awal. Dalam
kasus HSV-1, infeksi awal diikuti oleh transportasi axoplasmik virus ke ganglion
pada ganglia trigeminal pada hampir semua individu yang seropositif (anti-HSV-1
otak manusia untuk menghasilkan ensefalitis masih belum diketahui. Pada infeksi
dan mesial. HSV-I memiliki afinitas untuk korteks temporal dan korteks basi-
frontal dan mesial (limbik) dan nukleus, dan materi putih. Mungkin, kedekatan
saraf dural ke lobus basi-frontal dan temporal membuat mereka rentan. Selain itu,
virus ini tertidur di fosa kranial anterior dan menengah dan mudah untuk
dengan sel ke kontak sel dan melintasi meninges ke dalam korteks yang
berdekatan.10
Bagian utama serangan adalah sistem saraf pusat, terutama batang otak.
dan / atau perdarahan paru, dan kolaps kardiopulmoner. PE yang luar biasa adalah
6
penyebab utama kematian pada anak-anak ini. Mediator inflamasi sistemik
meningkat pada pasien dengan PE tampaknya dipicu oleh aktivasi simpatik terus-
menerus sebagai konsekuensi dari kehancuran batang otak langsung oleh virus.
Leukositosis dan trombositosis secara signifikan lebih sering terjadi pada pasien
dengan PE. Peningkatan yang signifikan dari kadar interleukin plasma (IL) -10,
IL-13, dan interferon (IFN) -g telah diamati pada pasien dengan PE. Pasien
dengan PE juga memiliki sel T CD4z bersirkulasi rendah, sel T CD8z, dan sel
VI. DIAGNOSIS
1. Anamnesis 6
- kesadaran bisa naik dan turun dengan cepat. Anak agak besar sering
- Pada bayi dan anak kecil bisa tanda-tanda kurang specifik, misalnya
2. Pemeriksaan fisik 6
kepribadian, Diplopia, Papil edema, Pembesaran lingkar kepala, Ubun ubun besar
7
membonjol, Trias Cushing : bradikardi, hipertensi, pernafasan ireguler,
Herniasi otak.
- Gejala serebral lain dapat beraneka ragam, seperti kelumpuhan tipe upper motor
3. Pemeriksaan penunjang 6
- Darah perifer lengkap. Pemeriksaan gula darah dan elektrolit dilakukan jika ada
indikasi.
VI. TERAPI
Tatalaksana tidak ada yang spesifik. Terapi suportif berupa tatalaksana
8
kranial, serta tatalaksana kejang. Pasien sebaiknya dirawat di ruang rawat
intensif.6
Pemberian pengobatan dapat berupa antipiretik, cairan intravena, obat
tekanan intrakranial dapat diatasi dengan pemberian diuretik osmotik manitol 0,5-
tahun 70-an dan dapat menurunkan mortalitas dari 70% sampai 40%. Saat ini,
250mg dan 500mg, yang harus diencerkan dengan air atau larutan garam
secara perlahan-lahan dengan pompa suntik atau diencerkan lagi menjadi 100ml
peningkatan kadar ureum dan kreatinin, tergantung kadar obat dalam plasma.
pada 5 tahun pertama setelah ensefalitis, tetapi masih meningkat pada pemantauan setelah
9
15 tahun. Tipe infeksi susunan saraf pusat dan adanya kejang pada periode ensefalitis
kesadaran pasien serta saat pemberian obat. Bila pasien tidak sadar (kecuali
setelah kejang), biasanya prognosisnya buruk. Bila pengobatan dimulai pada hari
sakit ke-4 pada pasien sadar, keberhasilan pengobatan di atas 90%. Sekuele
10