id
(Study of Stiffness and Toughness Normal Concrete with Galvalum AZ150 Fibre)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
FAISAL FIRMANSYAH
NIM. I 0107073
HALAMAN PERSETUJUAN
(Study of Stiffness and Toughness Normal Concrete with Galvalum AZ150 Fibre)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
FAISAL FIRMANSYAH
NIM. I 0107073
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret
Persetujuan:
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
(Study of Stiffness and Toughness Normal Concrete with Galvalum AZ150 Fibre)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
FAISAL FIRMANSYAH
NIM. I 0107073
Mengetahui, Disahkan,
a.n Dekan Fakultas Teknik UNS Ketua Jurusan Teknik Sipil
Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS
iii
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah .............................................................................................. 4
1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4
1.6. Keaslian Penelitian .......................................................................................... 5
ix
commit to user
2.3.2.a Agregat Halus ........................................................................................... 10
2.3.2.b Agregat Kasar .......................................................................................... 12
2.3.3 Air ................................................................................................................. 15
2.3.4 Bahan Tambah ............................................................................................ 15
2.3.4.a Pengertian Bahan Tambah ....................................................................... 15
2.3.4.b Galvalum AZ150 ..................................................................................... 16
2.4. Kekakuan (Stiffness) ........................................................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id16
2.5. Keuletan (Toughness) ...................................................................................... 17
commit to user
3.12 Pengujian Nilai Slump ..................................................................................... 31
3.13 Perawatan Benda Uji (Curing) ........................................................................ 32
xi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
“..dan bumi telah dibentangkannya untuk makhlukNya, di dlamnya ada buah-buahan dan
pohon kurma yang mempunyai koelopak mayang dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-
bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu
dustakan..(Q.S. Ar-Rahman: 10-13).”
“Hidup ini harus diahadapi. Terus dihadapi, jangan fokus pada masalah, tapi fokus pada
solusi. Kalau kita berlarut-larut dalam masalah, kita akan jadi orang yang hanya bisa
menyerah, pasrah. Dan akhirnya mati”
Ada 2 hal yang mesti kita ingat: Kebaikan orang lain sama kita dan keburukan kita sama
orang lain. Tapi ada 2 hal yang mesti kita lupakan, kebaikan kita pada orang lain dan
keburukan orang lain pada kita.”
“Sebaik – baiknya orang adalah orang yang berguna bagi orang lain”
“Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menuunkan air untukmu
dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu kebun – kebun yang berpemandangan indah,
yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya ? Apakah disamping
Allah ada tuhan (yang lain) ? Bahkan sebenarnya mereka adalah orang – orang yang
menyimpang dari kebenaran” (An-Naml : 56)
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah atas segala nikmat, karunia serta hidayah Allah SWT
Allah SWT
Adek-adekku Tercinta
Canda, Tawa, Duka, Tangis, Cinta dan Kebersamaan yang indah karna Allah
Terima kasih atas kerjasamanya selama kuliah, mengerjakan tugas, ujian hingga skripsi
selama dikampus. Semoga dapat bertemu di lain kesempatan yang lebih baik. amin.
Segenap Civitas Teknik UNS, Pengurus SKI FT dan BIAS FT, Temen2 di BEM UNS Kabinet
Perlawanan dan Kabinet Inspiratif , dan Temen2 di PUSKOM UNS 2010, Penghuni Kost
Muhandis dan Semua Teman-teman Seperjuangan di Kampus Tercinta UNS.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan penulisan laporan skripsi ini dengan baik. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan S-1 di
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka banyak
kendala hingga terselesaikannya penyusunan laporan skripsi ini. Pada kesempatan
ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Bapak Ir. Mediayanto, MT. selaku Dosen Pembimbing I.
4. Bapak Ir. Supardi, MT. selaku Dosen Pembimbing II
5. Tim Penguji Pendadaran.
6. Rekan rekan satu kelompok yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu penyusun mengharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan laporan skripsi yang akan datang. Akhir kata semoga laporan
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak pada umumnya dan
mahasiswa pada khususnya.
Penyusun
commit to user
viii
ABSTRAK
Dari hasil pengujian Toughness terjadi peningkatan nilai toughness pada beton
normal dengan kadar serat galvalum AZ150 0,33%, dengan nilai toughness sebesar
3,415 KNmm atau bertambah sebesar 24,18% dibandingkan nilai toughness beton
tanpa serat yaitu sebesar 2,750 KNmm, sedangkan pada pengujian Stiffness terjadi
peningkatan nilai stiffness pada beton normal dengan kadar serat galvalum AZ150
0,33% dengan nilai stiffness sebesar 33,991 KN/mm atau bertambah sebesar 15,50%
dibanding nilai stiffness beton tanpa serat yaitu sebesar 29,429 KN/mm.
vi
commit to user
ABSTRACT
Faisal Firmansyah, 2012, Study of Stiffness and Toughness Normal Concrete with
Galvalum AZ150 Fibre. Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Economic development makes transport activities is increasing. This causes the load
to be borne by the road is increasing as well. Thus a strong road
perpustakaan.uns.ac.id pavement to
digilib.uns.ac.id
withstand the load of the vehicles using them. One way to improve this is to increase
the stiffness of the pavement. This type of pavement that has a stiffness is rigid
pavement. Stiffness and ductility is important in a rigid pavement. Due to the
existence of rigidity in rigid pavement will make the load distribution is widely
spread on the subgrade soil
This research used the experimental method in laboratory. The test sample was a
beam form size 10 cm x 10 cm x 40 cm.with 12 mixtures which were tested in three
samples each. This test object was normal concrete with variation of the level fibre
0%, 0,33%, 0,66% and 1% Galvalum AZ 150 fibre of concrete volume. Each
variation consisted of three test objects. The Stiffness ang Toughness were tested at
28 days of concrete age.
From the test results toughness increased toughness values in normal concrete with
fiber content galvalum AZ150 0.33%, with a value of 3.415 KNmm toughness or
increased by 24,18% compared to the toughness of concrete without fibers that is
equal to 2.750 KNmm, while the stiffness testing occurs increase in the value of
stiffness on normal concrete with fiber content galvalum AZ150 0.33% with a
stiffness value of 33.991 KN/mm or increased by 15,50% compared to concrete
without fiber stiffness value that is equal to 29,429 KN/mm.
vii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
beton tersebut semakin baik. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan
menambahkan bahan tambahan dan menambahkan serat dalam beton tersebut.
Secara struktural beton memiliki tegangan tekan yang cukup tinggi sehingga
sangat bermanfaat untuk struktur dengan gaya-gaya tekan yang cukup dominan.
Tetapi Beton memiliki kuat tarik yang sangat rendah dan bersifat getas, sehingga
untuk menahan gaya tarik beton diberi tulangan baja. Penambahan tulangan
belum memberikan hasil yang benar-benar memuaskan karena retak-retak halus
masih sering timbul disekitar baja yang menahan tegangan tarik. Dengan melihat
berbagai kelemahan yang dimiliki oleh beton maka perlu dilakukan rekayasa
terhadap beton tersebut untuk memperbaiki kelemahan tersebut sehingga kualitas
dari beton tersebut akan semakin baik dan berbagai kelemahan tersebut dapat
dimilimalisir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
Serat yang digunakan untuk campuran beton dengan bahan non fabrikasi (bahan
di produksi bukan untuk difungsikan sebagai serat) terbukti dapat difungsikan
sebagai pengganti bahan serat untuk beton. Salah satu ide yang muncul adalah
serat dari bahan galvalum AZ 150 yang memiliki unit densitas lebih rendah dari
pada serat baja (sehingga dapat mempertahankan berat jenis beton agar tetap
ringan) dan memiliki sifat mekanis yang cukup baik. Dalam penelitian ini dicoba
penggunaan serat galvalum AZ 150. Sebagai penelitian awal serat galvalum AZ
150 ini mempunyai kuat tarik maksimum 6224,24 kg/cm2, angka ini setara dengan
kekuatan baja BJTD 39 atau 3900 kg/cm2, hasil penelitian mediyanto (2005).
Galvalum AZ 150 merupakan salah satu bahan tambah.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah yaitu :
a. bagaimana pengaruh penambahan serat galvalum AZ150 terhadap kekakuan
(stiffness) beton normal.
b. bagaimana pengaruh penambahan serat galvalum AZ150 terhadap keuletan
(toughness) beton normal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
Untuk membatasi permasalahan agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas
maka perlu adanya pembatasan sebagai berikut:
a. Semen yang digunakan adalah Semen PPC
b. Berat galvalum yang ditambahkan adalah 0 % ; 0,33% ; 0,66% ; dan 1 % dari
volume adukan beton.
c. Mutu Beton Rencana f’c 29,05 Mpa
d. Ukuran serat Galvalum AZ 150 adalah 2 mm x 50 mm
e. Agregat alam yang digunakan adalah yang berbentuk pecah dan bulat.
f. Umur Beton pengujian untuk beton adalah umur 28 hari.
a. Manfaat Teoritis :
1) Memberikan kontribusi dalam dunia teknik sipil.
2) Menambah pengetahuan tentang beton normal berserat galvalum AZ 150
ditinjau dari kekakuan (stiffness) dan keuletan (toughness).
3) Mengembangkan pengetahuan mengenai sifat – sifat beton serat.
b. Manfaat Praktis :
1) Memperoleh data propertis mengenai sifat – sifat beton normal berserat
galvalum AZ 150
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 2
LANDASAN TEORI
Beton banyak digunakan secara luas sebagai bahan bangunan. Bahan tersebut
diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air, dan agregat dan
kadang ditambah beberapa bahan tambah pada perbandingan tertentu. Dalam
adukan beton, air dan semen akan membentuk pasta yang disebut pasta semen.
Pada semen ini selain mengisi semen pori juga bersifat sebagai perekat/pengikat
dalam proses pengerasan, sehingga butiran-butiran agregat saling terikat dengan
kuat dan terbentuklah suatu massa yang kompak/padat (Tjokrodimuljo, 1996).
Beton berserat mempunyai kelebihan daripada beton tanpa serat dalam beberapa
sifat strukturnya, antara lain keliatan (ductility), ketahanan tehadap baban kejut
(impact resistance), kuat tarik dan kuat lentur (tensile and flexural strength),
kelelehan (fatigue life), kekuatan terhadap pengaruh susutan (shrinkage), dan
ketahanan terhadap keausan (abrasion) (Soroushian dan Bayasi, 1987).
Kosentrasi serat yang masih mungkin dilakukan pengadukan secara mudah adalah
1% volume. Jika kosentrasi serat melebihi nilai tersebut, adukan akan menjadi
sulit diaduk, dan yang masih diijinkan agar adukan beton masih workable adalah
L/D < 100 (Sudarmoko, 1987).
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
Penambahan serat kawat pada adukan beton dengan ukuran diameter 0,9 mm dan
panjang 54 mm dapat meningkatkan kuat lentur sebesar 48,06 % dari kuat lentur
beton normal (Ananta,2007).
Toughness suatu penampang dari elemen balok adalah energi yang dapat diserap
dan dihitung dari luas dibawah diagram beban lendutan dari suatu uji lentur
(Wahyono, 1966).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
Beton normal adalah beton yang cukup berat dengan berat jenis 2400 kg/m3, kuat
tekan 15 MPa sampai 40 MPa dan dapat menghantarkan panas. Agregat dalam
bahan penyusun beton paling berpengaruh terhadap berat beton yang tinggi. Pada
beton normal biasanya digunakan agregat normal yaitu agregat yang berat
jenisnya antara 2,5 sampai 2,7 kg/m3 seperti: granit, basalt, kuarsa, dan
sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
Tipe serat secara umum dapat diklarifikasikan menjadi empat (ACI Committee
544), yaitu :
a. SFRC (Steel Fiber Reinforced Concrete).
b. GFRC (Glass Fiber Reinforced Concrete).
c. SNFRC (Synthetic Fiber Reinforced Concrete).
d. NFRC (Natural Fiber Reinforced Concrete).
Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan
klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis
dengan gips sebagai bahan tambahan (PUBI-1982, dalam Tjokrodimuljo, 1996).
Fungsi semen adalah untuk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu
massa yang padat dan juga untuk mengisi rongga-rongga antar butir agregat.
Empat unsur yang paling penting dalam semen adalah:
a. Trikalsium silikat (C3S) atau 3CaO.SiO3
b. Dikalsium silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2
c. Trikalsium aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3
d. Tetrakalsium aluminoferit (C4commit
AF) atauto4CaO.Al
user 2O3.FeO2
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
2.3.2. Agregat
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini menempati sebanyak 60 % - 80 %
dari volume mortar atau beton, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu
bagian penting dalam pembuatan mortar atau beton. Berdasarkan ukuran besar
butirnya, agregat yang dipakai dalam adukan beton dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu agregat halus dan agregat kasar.
a. Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat yang berbutir kecil antara 0,15 mm dan 5 mm.
Dalam pemilihan agregat halus harus benar-benar memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan. Karena sangat menentukan dalam hal kemudahan pengerjaan
commit
(workability), kekuatan (strength), to user keawetan (durability) dari beton
dan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
yang dihasilkan. Pasir sebagai bahan pembentuk mortar bersama semen dan air,
berfungsi mengikat agregat kasar menjadi satu kesatuan yang kuat dan padat
(Tjokrodimuljo,1996).
Menurut PBI 1971 (NI-2) pasal 33, syarat-syarat agregat halus (pasir) adalah
sebagai berikut :
1) Agregat halus terdiri dari butiran-butiran tajam dan keras, bersifat kekal dalam
arti tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti panas matahari dan
hujan.
2) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % terhadap jumlah
berat agregat kering. Apabila kandungan lumpur lebih dari 5 %, agregat halus
harus dicuci terlebih dahulu.
3) Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak.
Hal demikian dapat dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams Header
dengan menggunakan larutan NaOH.
4) Agregat halus terdiri dari butiran-butiran yang beranekaragam besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat 1
(PBI 1971), harus memenuhi syarat sebagai berikut :
(a) Sisa di atas ayakan 4 mm , harus minimum 2 % berat.
(b) Sisa di atas ayakan 1 mm , harus minimum 10 % berat.
(c) Sisa di atas ayakan 0,25 mm , harus berkisar antara 80 % - 90 % berat.
b. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai ukuran butir-butir besar antara 5
mm dan 40 mm. Sifat dari agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton
keras dan daya tahannya terhadap disintegrasi beton, cuaca dan efek-efek perusak
lainnya. Agregat kasar mineral ini harus bersih dari bahan-bahan organik dan
harus mempunyai ikatan yang baik dengan semen (Tjokrodimuljo,1996).
(hardness), bentuk dan tekstur permukaan (shape and texture surface), berat jenis
agregat (specific gravity), ikatan agregat kasar (bonding), modulus halus butir
(finenes modulus), dan gradasi agregat (grading).
Menurut PBI 1971 (NI-2) pasal 3.4 syarat-syarat agregat kasar (kerikil) adalah
sebagai berikut :
1) Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori. Agregat
kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah
butir-butir pipih tersebut tidak melebihi 20 % dari berat agregat seluruhnya.
Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur
oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
2) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % yang ditentukan
terhadap berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1 % maka agregat
kasar harus dicuci.
3) Agergat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat yang reaktif alkali.
4) Kekerasan butir-butir agregat kasar yang diperiksa dengan bejana penguji dari
Rudelof dengan beton penguji 20 ton, yang harus memenuhi syarat-syarat :
(a) Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm lebih dari 24 %
berat.
(b) Tidak terjadi pembubukan sampai 19-30 mm lebih dari 22 % berat.
Kekerasan ini dapat juga diperiksa dengan mesin Los Angeles. Dalam hal ini
tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %.
5) Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beranekaragam besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat 1
PBI 1971, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
(a) Sisa diatas ayakan 31,5 mm harus 0 % berat .
(b) Sisa diatas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat.
(c) Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan,
maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
Batasan susunan butiran agregat kasar dapat dilihat pada Tabel 2.4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
Susunan untuk butiran (gradasi) yang baik akan dapat menghasilkan kepadatan
(density) maksimum dan porositas (voids) minimum. Sifat penting dari suatu
agregat (baik kasar maupun halus) ialah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap
benturan yang dapat mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen, porositas dan
karakteristik penyerapan air yang mempengaruhi daya tahan terhadap proses
pembekuan waktu musim dingin dan agresi kimia, serta ketahanan terhadap
penyusutan.
Bentuk agregat juga mempengaruhi kuat tekan pada beton. Campuran yang
menggunakan agregat dengan bentuk pecah dan bersudut akan menghasilkan
beton dengan kekuatan yang lebih tinggi karena kekuatan ikatan antar partikelnya
besar. Kekuatan ikatan yang besar tersebut dikarenakan bidang kontak antara
partikel dengan pasta yang besar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
2.3.3. Air
Air merupakan bahan dasar pembuat dan perawatan beton, penting namun
harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk
menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan
dipadatkan. Air yang memenuhi syarat sebagai air minum, memenuhi syarat pula
untuk bahan campuran beton. Tetapi tidak berarti air harus memenuhi persyaratan
air minum. Jika diperoleh air dengan standar air minum, maka dapat dilakukan
pemeriksaan secara visual yang menyatakan bahwa air tidak berwarna, tidak
berbau, dan cukup jernih. Menurut Tjokrodimuljo (1996), dalam pemakaian air
untuk beton sebaiknya air memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari 2 gram/liter.
b. Tidak mengandung garam-garam yang merusak beton (asam, zat organik, dll)
lebih dari 15 gram/liter.
c. Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
d. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
Kekuatan beton dan daya tahannya berkurang jika air mengandung kotoran.
Pengaruh pada beton diantaranya pada lamanya waktu ikatan awal serta kekuatan
beton setelah mengeras. Adanya lumpur dalam air diatas 2 gram/liter dapat
mengurangi kekuatan beton. Air dapat memperlambat ikatan awal beton sehingga
beton belum mempunyai kekuatan dalam umur 2-3 hari. Sodium karbonat dan
potasium dapat menyebabkan ikatan awal sangat cepat dan konsentrasi yang besar
akan mengurangi kekuatan beton (Tjokrodimuljo,1996).
Bahan tambah merupakan bahan selain air, agregat, semen dan perkuatan dengan
menggunakan serat yang digunakan sebagai bahan campuran semen untuk
commitpengerasan,
memodifikasi sifat beton segar, waktu to user dan kinerja beton saat keras
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
b. Garvalum AZ150
Keunggulan inilah yang dijadikan dasr dalam pemilihan serat garvalum dalam
pembuatan beton normal berserat, selain dikarenakan serat garvalum memiliki
unit densitas yang lebih rendah dari serat baja.
Stiffness adalah kemampuan suatu elemen untuk bersifat kaku / tidak elastis
(Kekakuan). Stiffness balok didefinisikan sebagai hasil bagi antara beban dan
lendutan dari uji lentur dan dihitung dengan Persamaan 2.1
B
K = …………………………………………………………………………..(2.1)
δ
Dimana :
K : Stiffness (KN/mm)
P : Beban (KN)
æ : Lendutan (mm)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
Kekakuan struktur pada suatu bangunan merupakan unsur yang sangat penting
dalam mendesign bangunan tahan gempa, sebab masalah kekakuan akan sangat
berpengaruh terhadap respon struktur karena gaya gempa.
Stiffness pada suatu elemen struktur sangat dipengaruhi oleh banyaknya distribusi
material yang ada. Suatu elemen struktur yang mempunyai nilai stiffness kecil
lebih mudah mengalami tekuk dibandingkan dengan elemen yang mempunyai
stiffness besar.
Toughness merupakan energi yang diserap oleh sebuah elemen struktural pada
saat pembebanan, dimana hal ini menunjukan seberapa besar kemampuan sebuah
elemen struktur untuk menyebarkan secara merata energi yang diterimanya akibat
pembebanan ke seluruh elemen struktur.
Nilai toughness didapat dari perhitungan luas daerah dibawah grafik hubungan
antara beban P (KN) dengan lendutan (mm). Luas daerah yang dimaksud yaitu
luas daerah yang diarsir dengan batas sebelah kiri a dan batas sebekah kanan b
seperti ditunjukan dalam Gambar 2.1
P (KN)
F (X)
δ (mm)
a
b
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
Nilai toughness didapatkan dari perhitungan luas daerah dibawah grafik hubungan
antara P(KN) dengan defleksi (mm). Cara perhitungan luas daerah tersebut
menggunakan rumus integral yaitu :
V8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yaitu
suatu metode yang dilakukan dengan mengadakan suatu percobaan secara
langsung untuk mendapatkan suatu data atau hasil yang menghubungkan antara
variabel yang diselidiki. Pada penelitian ini ekperimen dilakukan di laboratorium.
Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian bahan,
pengujian kuat tekan, pengujian kekakuan (stiffness,) dan pengujian keuletan
(toughness). Pengujian toughness dan stiffness menggunakan alat uji kuat lentur
(Bending testing Machine)
Dari hasil penelitian akan didapatkan data yang akan dibuat menjadi grafik
hubungan antara variasi penambahan serat galvalum AZ150 terhadap nilai
toughness dan stiffness, sehingga dapat diperoleh nilai optimum penambahan serat
dengan nilai toughness dan stiffness beton maksimum yang terjadi.
Benda uji yang digunakan dalam pengujian kekakuan (stiffness) dan keuletan
(toughness) adalah benda uji balok berukuran alas 10 cm x 10 cm dengan tinggi
40 cm.sebanyak 12 benda uji dengan 3 benda uji untuk masing-masing kondisi.
Dengan kadar penambahan galvalum AZ150 adalah 0 %; 0,33 %; 0,66 %; dan 1
commit to user
% dari volume adukan. Benda uji dapat dilihat di Tabel 3.1
19
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
Pengujian toughness dilakukan setelah beton berumur 28 hari. Hal-hal yang akan
diamati dalam pengujian touhgness ini adalah besarnya (P) maksimum atau beban
pada saat beton mulai retak dan defleksi yang terjadi dengan menggunakan alat uji
kuat lentur (Bending Testing Machine).
Pengujian dilakukan berdasarkan ASTM C-78 yaitu metode pengujian kuat lentur
beton dengan bentang terbagi dua akibat adanya roda yang bekerja pada tiap jarak
1/3 bentang, seperti terlihat pada Gambar 3.1
P (KN)
½P ½P
b
b. Mesin penguji diatur jarak perletakannya dan balok uji diletakan pada mesin
penguji.
c. Memasang alat dial gauge 13 cm dari tumpuan.
d. Mesin pembebanan dijalankan secara elektrik dengan cara meningkatkan
beban konstan.
e. Pembebanan dilakukan hingga balok retak, kemudian dicatat besarnya beban
tertinggi yang terjadi pada saat terjadinya retakan.
Pengujian dilakukan pada semua benda uji balok beton dengan tujuan untuk
mengetahui nilai stiffness pada benda uji yang berupa balok beton.
Setting balok pada pengujian stiffness ini sama dengan pengujian toughness yaitu
metode pengujian kuat lentur beton dengan terbagi dua akibat adanya rode yang
bekerja pada 1/3 bentang seperti Gambar 3.1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Tahapan penelitian ini dapat dilihat secara sketmatis dalam bagan alir pada
Gambar 3.2.
Persiapan Tahap I
commit
Gambar to user Alir
3.2 Diagram
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
Untuk memenuhi sifat dan karakteristik dari bahan dasar penyusun beton maka
perlu dilakukan pengujian. Pengujian ini dilakukan terhadap agregat halus dan
agregat kasar.
a. ASTM C-29 : Standar penelitian untuk pengujian berat isi agrgat kasar
b. ASTM C-127 : Standar penelitian untuk menentukan spesific gravity
vvvvvvvvvvvvv agregat kasar
c. ASTM C-131 : Standar penelitian untuk pengujian abrasai agregat kasar
d. ASTM C-136 : Standar pengujian untuk analisis ayakan agregat kasar.
Penelitian ini dilakukan pada laboratorium bahan konstruksi Teknik Sipil UNS
commit
sehingga menggunakan alat-alat yang adato user
dilaboratorium tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Untuk mengetahui sifat dan karakteristik dari material pembentuk beton maka
dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap bahan-bahan pembentuk beton.
Pengujian ini hanya dilakukan terhadap agregat halus agregat kasar sedangkan air
dan semen yang digunakan telah sesuai dengan spesifikasi standar dalam PBI NI
1971 pasal 3.6
Pasir adalah salah satu bahan dasar beton yaitu sebagai agregat halus. Pasir
commit
digunakan dalam pembuatan beton harustomemenuhi
user beberapa persyaratan, Salah
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
satunya adalah pasir harus bersih. Pasir bersih yaitu pasir yang tidak mengandung
lumpur lebih dari 5 % dari berat keringnya. Apabila kadar lumpur lebih dari 5 %
maka harus dicuci terlebih dahulu. Syarat-syarat agregat halus sesuai dengan PBI
NI-2,1971. Kadar lumpur pasir dihitung dengan Persamaan 3.1
. .
Kadar lumpur = x 100 %.........................................................................(3.1)
.
Dengan :
G0 = berat awal 100 gram
G1 = Berat pasir akhir (gram)
Pasir biasanya diambil dari sungai maka kemungkinan kotor sangat besar,
misalnya bercampur dengan lumpur zat organik lainnya. Pasir sebagai agregat
halus dalam adukan beton tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak
karena mengakibatkan penurunan kekuatan beton yang dihasilkan. Kandungan zat
oeganik ini dapat dilihat dari percobaan warna dari abrams harder dengan
menggunakan larutan NaOH 3 % dengan peraturan beton bertulang indonesia
(PBI NI-2,1971). Penurunan kekuatan dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Pengaruh Kadar Zat Organik Terhadap Presentase Penurunan Kekuatan
Beton
Warna Penurunan Kekuatan
Jernih 0
Kuning muda 0 – 10
Kuning tua 10 – 20
Kuning kemerahan 20 – 30
Coklat kemerahan 30 – 50
Coklat tua 50 – 100
(sumber : tabel Prof Ir. Rooseno, 1995 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
Sifat-siifat bahan bangunan yang dipakai dalam suatu pekerjaan struktur sangat
penting untuk diketahui, karena sifat-sifat tersebut dapat ditentukan langkah-
langkah yang tepat untuk mengerjakan bangunan tersebut.Berat jenis merupakan
salah satu variabel yang sangat penting dalam merencanakan campuran adukan
beton karena dengan mengetahui variabel tersebut dapat dihitung volume pasir
yang ditentukan.
Nilai-nilai yang ingin diketahui di atas dihitung dengan Persamaan 3.2 – 3.5.
&
Bulk spesific gravity = …………………………….…(3.2)
p
p
Bulk spesific gravity SSD = ……………………………….(3.3)
p
&
Apparent spesific gravity = ……………………………...….(3.4)
&
p &
Absorbtion = x 100 %.....................................(3.5)
&
Dengan :
A = berat pasir kering oven (gram)
B = berat volumetric flask berisi air (gram)
C = berat volumetric flask berisi air dan pasir (gram)
500= berat pasir dalam keadaaan kering permukaan jenuh (gram)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
Tujuan pengujian gradasi adalah untuk mengetahui susunan diameter butiran pasir
dan persentase modulus kehalusan butir.
Dengan :
A: ∑ prosentase berat pasir yang tertinggal kumulatif tanpa berat pasir dalam pan.
Menurut ASTM agregat halus yang baik mempunyai gradasi butiran sesuai Tabel
3.3
Berat jenis merupakan salah satu variabel yang sangat penting dalam
merencanakan campuran adukan beton, karena dengan variabel tersebut dapat
dihitung volume dari agregat kasar yang diperlukan. Pengujian spesific gravity
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
Agregat kasar merupakan salah satu bahan dasar beton yang harus memenuhi
standar tertentu untuk daya tahan keausan terhadap gesekan. Standar ini dapat
diketahui dengan alat yang disebut bejana Los Angeles. Agregat kasar harus tahan
terhadap gaya aus gesek dan bagian yang hilang karena gesekan tidak boleh >
50%.
Perencanaan campuran beton yang tepat dan sesuai dengan proporsi campuran
adukan beton sangat diperlukan untuk mendapatkan kualitas beton yang baik.
Dalam penelitian ini digunakan rancang campur beton yang mengacu peraturan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
SK SNI T-15-1990-03 dengan kekuatan yang akan dicapai pada umur 28 hari 30
MPa.
Slump beton adalah besaran kekentalan atau viskositi /plastisitas dan kohesi dari
beton segar. Menurut SK SNI-M-12-1989-F, cara pengujian nilai slump adalah
sebagai berikut :
a. Kerucut abrams bagian dalam dan luar dibersihkan dengan air.
b. Cetakan kerucut diletakan diatas plat baja.
c. Dengan memegang kakai kerucut kuat-kuat, adonan beton dimasukkan
hingga 1/3 tinggi kerucut, kemudian dipadatkan dengan cara menumbuknya
menggunakan tongkat besi ujung bulat sebanyak 25 kali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
Perawatan beton adalah suatu pekerjaan menjaga agar permukaan beton segar
selalu lembab sejak adukan beton dipadatkan sampaibeton dianggap cukup keras.
Hal ini dimaksudkan untuk menjamin agar proses hidrasi dapat berlangsung
dengan baik dan proses pengerasan terjadi dengan sempurna sehingga tidak terjadi
retak-retak pada beton dan mutu beton dapat terjamin.
Perawatan ini dilakukan dengan cara merendam beton ke dalam bak selama 2 hari.
Kemudian selama 26 hari atau sampai benda uji berumur 28 hari beton ditutup
dengan karung goni dan disirami dengan air supaya tetap lembab. Kemudian
diadakan pengujian beton.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengujian yang dilakukan terhadap agregat halus dalam penelitian kali ini
meliputi pengujian kandungan lumpur, berat jenis, kandungan zat organik, dan
gradasi pasir. Setelah dilakukan pengujian diperoleh hasil pengujian yang
disajikan dalam Tabel 4.1. Untuk perhitungan dan data-data pengujian secara
lengkap terdapat pada lampiran 1.
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
Untuk hasil pengujian agregat halus serta persyaratan batas dari ASTM C33-97
dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Dari tabel 4.2 gradasi agregat halus di atas dapat digambarkan grafik gradasi
beserta batas gradasi yang disyaratkan oleh ASTM C33-97 sebagai berikut :
100
90
80
Kumulatif Lolos ( % )
70
60
50
40
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10
Diameter Ayakan (mm)
Hasil Pengujian ASTM batas atas ASTM batas bawah
Pengujian terhadap agregat kasar split (batu pecah) yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi pengujian berat jenis (spesific gravity), gradasi agregat
kasar, dan keausan (abrasi). Hasil-hasil pengujian tersebut disajikan dalam Tabel
4.3, sedangkan data hasil pengujian secara lengkap disajikan dalam lampiran 2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
Dari Tabel 4.4 gradasi agregat kasar di atas dapat digambarkan grafik gradasi
beserta batas gradasi yang disyaratkan oleh ASTM C33-84 sebagai berikut :
100
90
80
Kumulatif Lolos ( % )
70
60
50
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40
Diameter Ayakan (mm)
Hasil Pengujian ASTM batas atas ASTM batas bawah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
Dari hasil tersebut maka dapat dihitung kebutuhan bahan total adukan yang terdiri
dari 12 buah benda uji balok dengan ukuran 10 x 10 x 40 (cm) yang akan diuji
pada umur 28 hari adalah 0,0576 m³. Untuk kebutuhan bahan tiap adukan
disajikan dalam Tabel 4.5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
Berat jenis beton didapat dengan cara membagi berat sampel balok beton (w)
dengan volume balok beton (V).
= 0,004 m3
Berat jenis = ……………………………………...(4.1)
B,2…
=
Ė,ĖĖ…
= 2335 kg/m3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7 Berat Jenis Beton Tiap Variasi Kadar Serat Galvalum AZ150
Berat Jenis
Volume Berat Berat Jenis
Kode Sampel Rerata
(m3) (kg) (kg/m3)
(kg/m3)
Galv 0% -1 9.41 2352.5
Galv 0% -2 0.004 9.40 2350.0 2335.00
Galv 0% -3 9.21 2302.5
Galv 0,33% -1 9.21 2302.5
Galv 0,33% -2 0.004 9.38 2345.0 2328.33
Galv 0,33% -3 9.35 2337.5
Galv 0,66% -1 9.36 2340.0
Galv 0,66% -2 0.004 9.25 2312.5 2325.83
Galv 0,66% -3 9.30 2325.0
Galv 1% -1 9.20 2300.0
Galv 1% -2 0.004 9.25 2312.5 2307.50
Galv 1% -3 9.24 2310.0
Pengujian kuat desak beton dilakukan setelah beton berumur 28 hari dengan
menggunakan CTM (Compression Taesting Machine) merk Controls. Benda
ujinya berupa silinder ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Dari pengujian
commit to user
akan didapat beban maksimum yaitu pada saat beton hancur akibat menerima
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
beban tersebut (Pmaks). Dengan beban maksimum tersebut dapat diperoleh kuat
tekan beton dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Pmak
f’c = .......................................................................................................(4.2)
s
AC
dengan:
f’c : kuat tekan beton salah satu benda uji (MPa)
Pmaks : beban tekan maksimal (N)
AC : luas permukaan benda uji (mm2)
Sebagai contoh perhitungan diambil data dari benda uji silinder 1 serat 0%
sebagai berikut:
Pmaks = 680 kN = 6,8 x 105 N
A = 0,25 x 3,14 x 0,152 = 1,76625 x 10-2 m2 = 17662,5 mm2
Maka kuat desak betonnya adalah:
6,8 10
Ú′ = = 38,499 9
17662,5
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Kuat Desak Beton Normal Berserat Galvalum AZ150
No Kadar serat Kode P maks (kN) f’c (MPa) f’cr (MPa)
1 0% Galv 0% -1 680 38,449
2 Galv 0% -2 640 36,235 36,784
3 Galv 0% -3 630 35,669
4 0.33 % Galv 0,33% -1 670 37,933
5 Galv 0,33% -2 750 42,463 41,350
6 Galv 0,33% -3 770 43,595
7 0.66% Galv 0,66% -1 730 41,331
8 Galv 0,66% -2 700 39,632 40,482
9 Galv 0,66% -3 420 * 23,779 *
10 1% Galv 1% -1 620 35,103
11 Galv 1% -2 600 33,970 35,668
12 Galv 1% -3 670 37,933
40
38 35,668
36 Kuat Desak Beton
34
32
Galvalum Galvalum Galvalum Galvalum
0% 0,33% 0,66% 1%
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Kuat Desak Beton dengan % Galvalum AZ150
Berdasarkan hasil pengujian beton normal berserat galvalum AZ150, bisa didapat
nilai toughness untuk masing-masing benda uji. Untuk mendapatkan nilai
toughness tersebut maka data diolah dalam bentuk grafik beban – lendutan agar
didapat suatu persamaan untuk menentukan luasan daerah dibawah kurva. Hasil
pengujian dan grafik index of toughness disajikan dalam tabel dan gambar grafik
berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
A P P P
2
kg/cm cm2 kg N KN mm
0 28.26 0 0 0 0
10 28.26 282.600 2826 2.826 0.06
15 28.26 423.900 4239 4.239 0.13
20 28.26 565.200 5652 5.652 0.18
25 28.26 706.500 7065 7.065 0.24
30 28.26 847.800 8478 8.478 0.29
35 28.26 989.100 9891 9.891 0.33
40 28.26 1130.400 11304 11.304 0.38
45 28.26 1271.700 12717 12.717 0.43
Galv 0% - 1
14
y = -1,372x2 + 28,92x + 0,448
12 R² = 0,994
10
8
P (KN)
6
Galv 0% - 1
4
2 Poly. (Galv 0% - 1)
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Lendutan (mm)
Gambar 4.5 Grafik Index of Toughness Beton Normal Berserat Galvalum AZ150
0 % ( Benda Uji 1 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
A P P P
2
kg/cm cm2 kg N KN mm
0 28.26 0 0 0 0
10 28.26 282.600 2826 2.826 0.1
15 28.26 423.900 4239 4.239 0.15
20 28.26 565.200 5652 5.652 0.21
25 28.26 706.500 7065 7.065 0.3
30 28.26 847.800 8478 8.478 0.34
35 28.26 989.100 9891 9.891 0.37
40 28.26 1130.400 11304 11.304 0.4
Galv 0% - 2
12
y = 9,404x2 + 22,33x + 0,279
10 R² = 0,984
8
P (KN)
6
Galv 0% - 2
4
2 Poly. (Galv 0% - 2)
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Lendutan (mm)
Gambar 4.6 Grafik Index of Toughness Beton Normal Berserat Galvalum AZ150
0 % ( Benda Uji 2 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
A P P P
2
kg/cm cm2 kg N KN mm
0 28.26 0 0 0 0
10 28.26 282.600 2826 2.826 0.08
15 28.26 423.900 4239 4.239 0.16
20 28.26 565.200 5652 5.652 0.19
25 28.26 706.500 7065 7.065 0.28
30 28.26 847.800 8478 8.478 0.32
35 28.26 989.100 9891 9.891 0.37
40 28.26 1130.400 11304 11.304 0.4
45 28.26 1271.700 12717 12.717 0.44
Galv 0% - 3
14
y = 10,26x2 + 22,70x + 0,412
12 R² = 0,990
10
8
P (KN)
6
Galv 0% - 3
4
2 Poly. (Galv 0% - 3)
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Lendutan (mm)
Gambar 4.7 Grafik Index of Toughness Beton Normal Berserat Galvalum AZ150
0 % ( Benda Uji 3 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Beton Normal Berserat Galvalum AZ150 0,33 %
(Benda Uji 1)
A P P P
2
kg/cm cm2 kg N KN mm
0 28.26 0 0 0 0
10 28.26 282.600 2826 2.826 0.04
15 28.26 423.900 4239 4.239 0.12
20 28.26 565.200 5652 5.652 0.17
25 28.26 706.500 7065 7.065 0.24
30 28.26 847.800 8478 8.478 0.28
35 28.26 989.100 9891 9.891 0.31
40 28.26 1130.400 11304 11.304 0.36
45 28.26 1271.700 12717 12.717 0.41
50 28.26 1413.000 14130 14.130 0.47
Galv 0,33% - 1
16
y = 0,219x2 + 28,72x + 0,718
14 R² = 0,989
12
10
P (KN)
8
Galv 0,33% - 1
6
4
Poly. (Galv 0,33% -
2 1)
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Lendutan (mm)
Gambar 4.8 Grafik Index of Toughness Beton Normal Berserat Galvalum AZ150
0,33 % ( Benda Uji 1 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Beton Normal Berserat Galvalum AZ150 0,33 %
(Benda Uji 2)
A P P P
2
kg/cm cm2 kg N KN mm
0 28.26 0 0 0 0
10 28.26 282.600 2826 2.826 0.07
15 28.26 423.900 4239 4.239 0.14
20 28.26 565.200 5652 5.652 0.18
25 28.26 706.500 7065 7.065 0.22
30 28.26 847.800 8478 8.478 0.27
35 28.26 989.100 9891 9.891 0.32
40 28.26 1130.400 11304 11.304 0.36
45 28.26 1271.700 12717 12.717 0.4
50 28.26 1413.000 14130 14.130 0.44
55 28.26 1554.300 15543 15.543 0.49
Galv 0,33% - 2
18
16 y = 3,487x2 + 29,64x + 0,242
R² = 0,998
14
12
P (KN)
10
8 Galv 0,33% - 2
6
4
Poly. (Galv 0,33% -
2 2)
0
0 0,2 0,4 0,6
Lendutan (mm)
Gambar 4.9 Grafik Index of Toughness Beton Normal Berserat Galvalum AZ150
0,33 % ( Benda Uji 2 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Beton Normal Berserat Galvalum AZ150 0,33 %
(Benda Uji 3)
A P P P
2
kg/cm cm2 kg N KN mm
0 28.26 0 0 0 0
10 28.26 282.600 2826 2.826 0.08
15 28.26 423.900 4239 4.239 0.12
20 28.26 565.200 5652 5.652 0.16
25 28.26 706.500 7065 7.065 0.18
30 28.26 847.800 8478 8.478 0.23
35 28.26 989.100 9891 9.891 0.26
40 28.26 1130.400 11304 11.304 0.29
45 28.26 1271.700 12717 12.717 0.32
50 28.26 1413.000 14130 14.130 0.35
55 28.26 1554.300 15543 15.543 0.39
Galv 0,33% - 3
18
16 y = 15,27x2 + 34,54x - 0,040
R² = 0,998
14
12
P (KN)
10
8 Galv 0,33% - 3
6
4
Poly. (Galv 0,33% -
2 3)
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Lendutan (mm)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.15 Hasil Pengujian Beton Normal Berserat Galvalum AZ150 0,66 %
(Benda Uji 1)
A P P P
2
kg/cm cm2 kg N KN mm
0 28.26 0 0 0 0
10 28.26 282.600 2826 2.826 0.07
15 28.26 423.900 4239 4.239 0.12
20 28.26 565.200 5652 5.652 0.18
25 28.26 706.500 7065 7.065 0.24
30 28.26 847.800 8478 8.478 0.28
35 28.26 989.100 9891 9.891 0.32
40 28.26 1130.400 11304 11.304 0.36
45 28.26 1271.700 12717 12.717 0.4
50 28.26 1413.000 14130 14.130 0.44
Galv 0,66% - 1
16
y = 8,292x2 + 27,17x + 0,440
14
R² = 0,995
12
10
P (KN)
8
Galv 0,66% - 1
6
4
Poly. (Galv 0,66% -
2 1)
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Lendutan (mm)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Beton Normal Berserat Galvalum AZ150 0,66 %
(Benda Uji 2)
A P P P
2
kg/cm cm2 kg N KN mm
0 28.26 0 0 0 0
10 28.26 282.600 2826 2.826 0.09
15 28.26 423.900 4239 4.239 0.14
20 28.26 565.200 5652 5.652 0.19
25 28.26 706.500 7065 7.065 0.26
30 28.26 847.800 8478 8.478 0.31
35 28.26 989.100 9891 9.891 0.34
40 28.26 1130.400 11304 11.304 0.38
45 28.26 1271.700 12717 12.717 0.42
50 28.26 1413.000 14130 14.130 0.45
Galv 0,66% - 2
16
10
P (KN)
6 Galv 0,66% - 2
4
Poly. (Galv 0,66% -
2
2)
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Lendutan (mm)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.17 Hasil Pengujian Beton Normal Berserat Galvalum AZ150 0,66 %
(Benda Uji 3)
A P P P
2
kg/cm cm2 kg N KN mm
0 28.26 0 0 0 0
10 28.26 282.600 2826 2.826 0.09
15 28.26 423.900 4239 4.239 0.14
20 28.26 565.200 5652 5.652 0.20
25 28.26 706.500 7065 7.065 0.30
30 28.26 847.800 8478 8.478 0.36
35 28.26 989.100 9891 9.891 0.41
40 28.26 1130.400 11304 11.304 0.45
45 28.26 1271.700 12717 12.717 0.48
50 28.26 1413.000 14130 14.130 0.51
Galv 0,66% - 3
16
10
P (KN)
6 Galv 0,66% - 3
4
Poly. (Galv 0,66% -
2
3)
0
0 0,2 0,4 0,6
Lendutan (mm)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
A P P P
2
kg/cm cm2 kg N KN mm
0 28.26 0 0 0 0
10 28.26 282.600 2826 2.826 0.07
15 28.26 423.900 4239 4.239 0.15
20 28.26 565.200 5652 5.652 0.20
25 28.26 706.500 7065 7.065 0.24
30 28.26 847.800 8478 8.478 0.29
35 28.26 989.100 9891 9.891 0.33
40 28.26 1130.400 11304 11.304 0.38
45 28.26 1271.700 12717 12.717 0.42
Galv 1% - 1
14
y = 7,575x2 + 26,19x + 0,316
12 R² = 0,995
10
8
P (KN)
6
Galv 1% - 1
4
2 Poly. (Galv 1% - 1)
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Lendutan (mm)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
A P P P
2
kg/cm cm2 kg N KN mm
0 28.26 0 0 0 0
10 28.26 282.600 2826 2.826 0.10
15 28.26 423.900 4239 4.239 0.15
20 28.26 565.200 5652 5.652 0.21
25 28.26 706.500 7065 7.065 0.30
30 28.26 847.800 8478 8.478 0.34
35 28.26 989.100 9891 9.891 0.37
40 28.26 1130.400 11304 11.304 0.40
45 28.26 1271.700 12717 12.717 0.45
Galv 1% - 2
14
y = 14,07x2 + 20,69x + 0,350
12 R² = 0,988
10
8 Galv 1% - 2
P (KN)
6
Poly. (Galv 1% - 2)
4
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Lendutan (mm)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
A P P P
2
kg/cm cm2 kg N KN mm
0 28.26 0 0 0 0
10 28.26 282.600 2826 2.826 0.07
15 28.26 423.900 4239 4.239 0.14
20 28.26 565.200 5652 5.652 0.19
25 28.26 706.500 7065 7.065 0.26
30 28.26 847.800 8478 8.478 0.32
35 28.26 989.100 9891 9.891 0.36
40 28.26 1130.400 11304 11.304 0.4
45 28.26 1271.700 12717 12.717 0.43
Galv 1% - 3
14
y = 6,829x2 + 24,33x + 0,505
12 R² = 0,990
10
8
P (KN)
6
Galv 1% - 3
4
2 Poly. (Galv 1% - 3)
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Lendutan (mm)
Dari grafik diatas dapat dihitung nilai toughness berdasarkan luas bidang dibawah
grafik tersebut. Maka berdasarkan gambar grafik diatas nilai toughness dapat
dicari dengan rumus :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
Toughness = Ú Ĩ ……………………………………………………....(4.3)
Berdasarkan rumus diatas maka diambil salah satu contoh analisis perhitungan
nilai toughness dari data benda uji 1 galvalum AZ150 0 %.
Dari grafik didapatkan persamaan F(x) = y = -1,372x2 + 28,92x + 0,448 dengan
nilai a = 0 dan b = 0,43 maka :
Ė,…2
Nilai toughness = Ė
− 1,372x m + 28,92x + 0,448 dx
= -0,457(0,43)3 + 14,46(0,43)2 + 0,448(0,43) - 0
= 2,829 KNmm
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai toughness sebesar 2,829 KNmm
Untuk perhitungan benda uji yang lain dapat dilihat dalam Tabel 4.21 berikut :
Dari Tabel 4.21 diatas dapat disimpulkan dengan menggunakan sebuah grafik
yang menggambarkan hubungan pengaruh penambahan serat galvalum AZ150
terhadap nilai toughness beton normal yang tersaji dalam Gambar 4.17 berikut ini
:
4 3,415
2,75 3,093
3 2,652
2
1
0
Galvalum
Galvalum
0% Galvalum
0,33% Galvalum 1
0,66%
%
Stiffness pada balok adalah hasil bagi antara beban maksimum pada kondisi
elastisitas dan lendutan pada kondisi elastisitas yakni dikalikan 40%. Nilai
stiffness pada balok beton dapat diperoleh dengan rumus :
æ …Ė%
Stiffness = K = ………………………………………………………...(4.4)
Sebagai salah contoh analisis perhitungan nilai stiffness maka diambil salah satu
data hasil pengujian yaitu data hasil benda uji Galvalum 0% - 1. Dari hasil
pengujian tersebut didapat : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
P = 12,717 x 40% KN
= 0,16 mm
Ƽm, Ƽ …Ė%
Maka nilai stiffness = K = = 31,793 KN/mm
Ė,Ƽ
Untuk perhitungan benda uji yang lain dapat dilihat dalam Tabel 4.22 berikut :
Dari Tabel 4.22 diatas dapat disimpulkan dengan menggunakan sebuah grafik
yang menggambarkan hubungan pengaruh penambahan serat galvalum AZ150
terhadap nilai stiffness beton normal yang disajikan dalam Gambar 4.18 berikut
ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
26
24
Galvalum 0%
Galvalum
0,33% Galvalum
0,66% Galvalum 1 %
Hasil pengujian berat jenis beton rata-rata dalam Tabel 4.7 menunjukan bahwa
penambahan serat galvalum AZ150 membuat berat jenis beton menjadi semakin
kecil. Hal tersebut karena berat jenis serat galvalum AZ150 lebih kecil dibanding
berat jenis bahan pengisi campuran beton yang tergantikan akibat penambahan
commit to user
serat galvalum AZ150 ke dalam campuran beton.
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
Hasil pengujian kuat desak beton menunjukan bahwa penambahan serat dapat
meningkatkan kapasitas desak dari beton tersebut. Hal ini terjadi karena adanya
kontribusi serat dalam beton yang seolah-olah berfungsi sebagai tulangan mikro
sehingga meningkatkan kuat tarik dari beton tersebut.
Pada beton dengan penambahan serat 1% terjadi penurunan kuat desak beton jika
dibandingkan dengan beton tanpa serat. Hal ini terjadi karena banyaknya serat
yang terkandung dalam beton akan mempengaruhi workability adukan beton
tersebut. Semakin banyak serat akan membuat workability menjadi rendah
sehingga menyebabkan pemadatan menjadi sulit dan beton cenderung keropos
sehingga nilai kuat desaknya menjadi turun.
Berdasarkan hasil grafik nilai toughness dapat diketahui bahwa dengan adanya
penambahan serat galvalum AZ150 maka akan berpengaruh terhadap nilai
toughness. Pada beton normal dengan penambahan serat galvalum AZ150
sebanyak 0,33% terjadi kenaikan nilai toughness sekitar 0,665 atau sekitar
24,18% dari beton normal tanpa serat, pada beton normal dengan penambahan
serat galvalum AZ 150 sebanyak 0,66% terjadi kenaikan nilai toughness sekitar
0,343 atau sekitar 12,47% dari beton normal tanpa serat, dan pada beton normal
dengan penambahan serat galvalum AZ150 sebanyak 1% terjadi penurunan nilai
toughness sekitar 0,098 atau sekitar 3,564% dari beton normal tanpa serat.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai toughness yang
signifikan pada variasi penambahan serat. Hal ini terjadi karena penyerapan
energi terjadi secara merata oleh serat yang ada didalam beton tersebut ke seluruh
elemen balok dimana serat-serat galvalum AZ150 yang melintang dapat
menjembatani retakan akibat pembebanan.
Nilai toughness meningkatan pada beton dengan kadar serat 0,33% sebesar
24,18% dan meningkat pada beton dengan kadar serat 0,66% sebesar 12,47%. Hal
ini disebabkan karena kapasitas tarik dari beton tersebut meningkat akibat dari
serat yang ada didalam beton tersebut. Serat tersebut seolah-olah berfungsi
sebagai tulangan mikro di dalam beton. Hal ini membantu beton dalam menahan
beban yang bekerja padanya. Sehingga beton mampu menahan beban yang lebih
besar jika dibandingkan dengan beton tanpa serat. Proses peningkatan ini juga
terjadi karena adanya proses fiber bridging yang membuat pasta beton bersifat
lebih liat dari kondisi sebelumnya dengan menyerap energi yang ditimbulkan oleh
beban yang ada. Proses fiber bridging dapat digambarkan seperti Gambar 4.19
berikut ini :
dP
Pada beton dengan kadar serat 1% terjadi penurunan nilai toughness jika
dibandingkan dengan beton tanpa serat. Hal ini terjadi karena rendahnya nilai
slump (5,5 untuk kadar serat 1%) pada adukan beton tersebut yang menyebabkan
susahnya pengadukan dan pemadatan, sehingga dapat menimbulkan rongga di
dalam beton tersebut. Semakin kecil nilai slump maka akan menurunkan
workability dari adukan beton tersebut sehingga kemungkinan rongga yang timbul
akan semakin banyak. Semakin banyak rongga akan menurunkan kekuatan beton
tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
Dari hasil diatas dapat dilihat seberapa besar pengaruh variasi penambahan serat
terhadap peningkatan nilai stiffness. Pada kadar serat 0,33% terjadi peningkatan
nilai stiffness sebesar 15,50% dan peningkatan sebesar 1,27% pada beton dengan
kadar serat 0,66%. Hal ini terjadi karena setiap penambahan beban maka
penambahan lendutan yang terjadi akan ditahan oleh serat sehingga penambahan
serat akan menurunkan lendutan yang terjadi. Hal ini juga terjadi karena sebelum
terjadi debonding antara pasta beton dan serat, serat akan meningkatkan kekauan
matrik komposit secara keseluruhan dan secara otomatis meningkatkan
kemampuan dalam menahan beban. Proses ini bixa digambarkan dalam Gambar
4.20 berikut ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id
dP
Pada beton dengan kadar serat 1% terjadi penurunan nilai stiffness jika
dibandingkan dengan beton tanpa serat. Hal ini terjadi karena rendahnya nilai
slump (5,5 untuk kadar serat 1%) pada adukan beton tersebut yang menyebabkan
susahnya pengadukan dan pemadatan, dan menyebabkan timbulnya rongga-
rongga di dalam beton yang dapat menurunkan kekuatan dari beton tersebut.
Pada penelitian ini terlihat jelas bahwa penambahan serat dapat meningkatkan
kapasitas tarik dari beton tersebut. Suhendro (2000) mengemukakan bahwa
peningkatan kapasitas tarik dari beton terjadi akibat adanya aksi lekatan antar
muka pada serat beton (dowel action) yang merupakan kombinasi dari ketahanan
tarik yang dimiliki oleh lekatan serat terhadap matrik beton sehingga
memungkinkan terjadinya perpindahan tegangan dari matrik beton ke serat atau
dari serat ke beton (pull-out resistance) dan kelenturan serta keliatan serat sebagai
tulangan mikro beton yang membantu menahan tegangan-tegangan yang terjadi
(bending resistance). Dengan adanya mekanisme dowel action ini maka dapat
meningkatkan sifat mekanik beton.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengujian, analisa data dan pembahasan beton normal dengan tambahan
variasi kadar serat galvalum AZ150 dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Nilai Toughness balok beton normal dengan kadar serat galvalum AZ150
0,00% adalah sebesar 2,750 KNmm, untuk nilai Toughness dengan variasi
penambahan serat 0,33% ; 0,66% ; 1% berturut–turut adalah 3,415 KNmm ,
3,093 KNmm , 2,652 KNmm. Sehingga prosentase peningkatan yang terjadi
berturut-turut 24,18% pada serat 0,33% ; 12,47% pada serat 0,66% ; dan
terjadi penurunan 3,564% pada kadar serat 1% terhadap nilai toughness beton
normal tanpa serat.
b. Nilai Stiffness balok beton normal dengan kadar serat galvalum AZ150 0,00%
adalah sebesar 29,429 KN/mm, untuk nilai Stiffness dengan variasi
penambahan serat 0,33% ; 0,66% ; 1% berturut–turut adalah 33,991 KN/mm ;
29,802 KN/mm ; 28,551 KN/mm. Sehingga prosentase peningkatan yang
terjadi berturut-turut 15,50% pada serat 0,33% ; 1,27% pada serat 0,66% ; dan
terjadi penurunan 2,98% pada kadar serat 1%. terhadap nilai stiffness beton
normal tanpa serat
5.2 Saran
62
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
commit to user