A. PENGERTIAN
Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal terus
menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar
ketempat yang jauh dari asalnya yang disebut metastasis. Sel kanker bersifat ganas dapat
berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh manusia (Depkes RI, 2009). Jenis kanker yang
banyak diderita oleh perempuan adalah kanker payudara, kemungkinan meyerang kaum laki-laki
sangat kecil yaitu 1 : 1000 (Mulyani, 2013).
Kanker payudara merupakan keganasan sel-sel pada jaringan payudara yang pada umumnya
ditandai dengan munculnya benjolan atau penebalan pada jaringan kulit payudara (Kemenkes,
2017)
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Terasa benjolah di payudara dan seringkali tidak terasa nyeri.
2. Terdapat perubahan tekstur kulit pada payudara.
3. Kulit payudara mengeras dengan permukaan seperti kulit jeruk.
4. Terdapat luka yang tak kunjung sembuh.
5. Keluar cairan dari puting.
6. Terdapat cekungan ataupun tarikan di kulit payudara.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah melakukan skrining kanker payudara. Skrining kanker payudara
adalah pemeriksaan atau usaha untuk menemukan abnormalitas yang mengarah pada
kanker payudara pada seseorang atau kelompok orang yang tidak mempunyai keluhan.
Tujuan dari skrining kanker payudara adalah menurunkan angka morbiditas akibat kanker
payudara dan angka kematian.
Skrining Kanker payudara meliputi :
1. Pemeriksaan payudara klinis (Sadanis) dan Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)
Deteksi Dini Kanker Payudara Deteksi kanker payudara bisa dilakukan dengan
pemeriksaan payudara klinis (Sadanis) oleh tenaga kesehatan sambil mengajarkan cara
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) yang bertujuan untuk menemukan benjolan dan
tanda-tanda lain pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan
secepatnya. Sadari dapat dilakukan setiap kali selesai menstruasi yaitu hari ke 7 - 10
terhitung dari hari pertama haid atau pada tanggal yang sama bagi yang sudah
menopause.
Gambar 2.1 Langkah-langkah pemeriksaan payudara sendiri (sadari)
2. Mammografi
Mamografi merupakan suatu pencitraan menggunakan sinar x dosis rendah untuk
memberikan gambaran payudara secara detail. Mamografi memiliki peranan yang
penting dalam menurunkan angka kematian sebesar 20% pada dekade terakhir karena
perannya dalam mendeteksi dini tumor payudara.
Pemeriksaan mamografi pada wanita dilakukan secara rutin pada wanita berusia 40
tahun ke atas setiap 1-2 tahun dan usia 50 tahun ke atas setiap tahun. Juga wajib
dilakukan pada wanita yang memiliki faktor risiko tinggi untuk terkena kanker payudara
(misalnya memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarga), maka dapat dilakukan
sebelum usia 40 tahun.
3. USG
Prinsip utama pemeriksaan ini adalah dengan mendeteksi jaringan kanker menggunakan
gelombang suara. Tiap jaringan dengan kepadatan yang berbeda akan menggambarkan
hasil penampakan yang berbeda pula. USG biasa dilakukan apabila pada pemeriksaan
klinis ditemukan adanya benjolan, tujuannya untuk membuktikan adanya massa kistik
atau solid atau padat yang mengarah pada keganasan atau pada wanita dengan usia <
40 tahun.
F. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling awal dikenal untuk pengobatan kanker
payudara.
Terapi pembedahan dikenal sebagai berikut :
a. Terapi atas masalah lokal dan regional : Mastektomi, breast conserving surgery, diseksi
aksila dan terapi terhadap rekurensi lokal/regional.
b. Terapi pembedahan dengan tujuan terapi hormonal : ovariektomi, adrenalektomi, dsb.
c. Terapi terhadap tumor residif dan metastase.
d. Terapi rekonstruksi, terapi memperbaiki kosmetik atas terapi lokal/regional, dapat
dilakukan pada saat bersamaan (immediate) atau setelah beberapa waktu (delay).
2. Terapi Sistemik
a. Kemoterapi
Kemoterapi yang diberikan dapat berupa obat tunggal atau berupa gabungan beberapa
kombinasi obat kemoterapi. Kemoterapi diberikan secara bertahap, biasanya sebanyak 6
– 8 siklus agar mendapatkan efek yang diharapkan dengan efek samping yang masih
dapat diterima. Hasil pemeriksaan imunohistokimia memberikan beberapa
pertimbangan penentuan regimen kemoterapi yang akan diberikan.
b. Radioterapi
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam tatalaksana kanker
payudara. Radioterapi dalam tatalaksana kanker payudara dapat diberikan sebagai
terapi kuratif ajuvan dan paliatif. Radioterapi seluruh payudara pada pasca BCS diberikan
pada semua kasus kanker payudara (ESMO Level 1, grade A). Hal ini disebabkan
radioterapi pada BCS meningkatkan kontrol lokal dan mengurangi angka kematian
karena kanker payudara dan memiliki kesintasan yang sama dengan pasien kanker
payudara stadium dini yang ditatalaksana dengan MRM.
c. Terapi hormonal
Terapi hormonal diberikan pada kasus-kasus dengan hormonal positif. Terapi hormonal
bisa diberikan pada stadium I sampai IV. Pada kasus kanker dengan luminal A
(ER+,PR+,Her2-) pilihan terapi ajuvan utamanya adalah hormonal bukan kemoterapi.
Kemoterapi tidak lebih baik dari hormonal terapi. Lama pemberia terapi hormonal
adalah 5 – 10 tahun.
d. Terapi target
Pemberian terapi anti target hanya diberikan di rumah sakit tipe A/B. Pilihan utama anti-
Her2 adalah herceptin, lebih diutamakan pada kasus-kasus yang stadium dini dan yang
mempunyai prognosis baik (selama satu tahun : tiap 3 minggu).
5. Rehabilitasi medik
Rehabilitasi medik bertujuan untuk pengembalian gangguan kemampuan fungsi dan
aktivitas kehidupan sehari-hari serta meningkatkan kualitas hidup pasien dengan cara aman
dan efektif sesuai kemampuan yang ada. Pendekatan rehabilitasi medik dapat diberikan
sedini mungkin sejak sebelum pengobatan definitif diberikan dan dapat dilakukan pada
berbagai tahapan & pengobatan penyakit yang disesuaikan dengan tujuan penanganan
rehabilitasi kanker preventif, restorasi, suportif atau paliatif.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Panigoro, S. et al. (2009) ‘Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara’, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Komite Penanggulangan Kanker Nasional., pp. 1, 12–4, 24–26, 45.
2. Fuller, M. S., Lee, C. I. and Elmore, J. G. (2016) ‘Breast Cancer Screening : An Evidence-Based
Update’, 99(3), pp. 451–468. doi: 10.1016/j.mcna.2015.01.002.Breast.
3. Mamografi dan Kanker Payudara - Direktorat P2PTM (no date). Available at:
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/mamografi-dan-kanker-payudara (Accessed: 10
September 2018).
4. Kanker Payudara - Direktorat P2PTM (no date). Available at:
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/kanker-payudara (Accessed: 10 September
2018).
5. Jangan Abaikan Ciri-ciri Awal Kanker Payudara - Direktorat P2PTM (no date). Available at:
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/jangan-abaikan-ciri-ciri-awal-kanker-payudara
(Accessed: 10 September 2018).
6. Alat Baru untuk Deteksi Kanker Payudara - Direktorat P2PTM (no date). Available at:
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/alat-baru-untuk-deteksi-kanker-payudara
(Accessed: 10 September 2018).