Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pembina
Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama; Direktur Jenderal PP dan PL
Pengarah
Dr.Andi Muhadir, MPH; Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan
Matra
Penulis
DR. Hari Santoso, SKM, M.Epid; Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Rosliany, SKM, M.Sc.PH; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Ratna Budi Hapsari, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. A Muchtar Nasir; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Edy Purwanto, SKM, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Indra Jaya, SKM, M.Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Abdurrahman, SKM, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Gunawan Wahyu Nugroho, SKM, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Kontributor
WHO Representative for Indonesia
CDC-Atlanta Representative for Indonesia
Dr. Juzi Delianna, M.Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Rosmaniar, S.Kep, M.Kes; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Soitawati, M.Epid; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Eka Muhiriyah, SKM, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Mieke Vennyta; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Viviyanti Sidi, SKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Lia Septaina, SKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Fajrianto, SKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Subdirektorat Pengendalian Zoonosis
Subdirektorat Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan
Subdirektorat Pengendalian Malaria
Subdirektorat Pengendalian Arbovirosis
Subdirektorat Infeksi Saluran Pernafasan
Editor
Dr. Hari Santoso , SKM, M.Epid; Kepala Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. Ratna Budi Hapsari, MKM; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
Dr. A Muchtar Nasir; Subdirektorat Surveilans dan Respon KLB
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga buku “PEDOMAN SISTEM KEWASPADAAN” ini dapat diterbitkan
kembali setelah dilakukan beberapa revisi mengikuti perkembangan penyakit menular di
Indonesia.
Buku ini merupakan salah satu dari Trilogi tentang EWARS (Early Warning Alert and Respon
System) yang terdiri dari tiga seri buku yaitu:
1. Buku “Pedoman Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon”
2. Buku “Algoritma Diagnosis Penyakit dan respon serta Format Penyelidikan
Epidemiologi”
3. Buku “Panduan Pengguna Piranti Lunak (software) Peringatan Dini Penyakit Menular
Buku pertama ini ditujukan bagi petugas surveilans ditingkat propinsi, kabupaten dan
puskesmas sebagai pedoman dalam memahami sistem kewaspadaan dini dan respon
dengan memanfaatkan piranti lunak peringatan dini surveilans penyakit menular. Buku ini
diharapkan dapat menggugah kesadaran semua pihak untuk dapat meningkatkan kinerja
surveilans sebagai bentuk upaya deteksi dan respon cepat dalam rangka pengendalian
penyakit menular yang potensial wabah.
Akhirnya disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif
dalam penyusunan pedoman ini semoga pedoman ini dapat digunakan oleh seluruh propinsi
dan kabupaten di Indonesi sehingga Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon dapat berjalan
lebih optimal.
Puji dan syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga buku “PEDOMAN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON” ini
dapat terwujud.
Kita ketahui bersama bahwa aIndonesia merupakan salah satu anggota dari organisasi
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang selalu mendukung kebijakan dari organisasi tersebut
apabila tidak bertentanga dengan kebijakan nasional maupun internasionalnya. Indonesia
yang telah meratafikasi IHR (International Health Regilation) tahun 2005 mau tidak mau
harus mengikuti dan menjalankan aturan tersebut. WHO telah menyatakan bahwa IHR 2005
mulai diimplementasikan pada 15 juli 2007 tetapi kepada seluruh negara masih diberikan
waktu selama 5 tahun hal ini sesuai dengan IHR bab II, pasal 5, ayat 1 dinyatakan bahwa
Suatu Negara harus mengembangkan, memperkuat dan memelihara kemampuan untuk
mendeteksi, menilai, dan melaporkan kejadian sebagaimana ditetapkan dalam lampiran 1
IHR (Kapasitas Inti Bidang Surveilans dan Respon Yang Harus Dipenuhi), sedini mungkin dan
paling lambat lima tahun sejak diberlakukannya IHR.
Disamping itu Indonesi merupakan negara yang selalu komit terhadap komiymen global
seperti eradikasi polio, eleminasi Tetanus Neonatorum (TN), reduksi maupun eliminasi
campak, eliminasi malaria, pngendalian HIV/AIDS maupun Tuberkulosis (TB) paru. Untuk
eradikasi polio, Indonesia mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) polio tahun 2005 dangan
jumlah sebanyak 349 kasus (termasuk 46 kasus VDVP tipe 1) dan dapat ditangani danagn
baik untuk memutus mata rantai penularan melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) sehingga
sampai saat ini tidak ditemukan kembali virus polio. Untuk menjaring kasus polio maka
surveilans Acute flaccid Patalysis (AFP) yang optimal juga sangat berperan penting.
Dalam era globalisasi ini mobilisasi manusia maupun barang sudah sangat tinggi dan sangat
cepat. Tetapi kondisi ini juga dapat dilihat sebagai sebuah ancaman misalnya transmisi
penyakit menular dari suatu negara ke negara lain. Salah satu cintoh adalah Kejadian Luar
Biasa (KLB) polio di Indonesia tahun 2005 terjadi karena ada import virus polio dari negara
lain. Selain itu saat ini dunia telah mengalami perubahan iklim yang disebabkan oleh
pemanasan global yang semakin cepat. Kondisi ini juga akan mempengaruhi pola dan jenis
penyakit potensi wabah secara langsung maupun tidak langsung misalnya seperti malaria,
Demam Berdarah Deangue (DBD), maupun penyakit new emerging seperti flu burung.
Indonesi yang letaknya stragis secara geografis memiliki beberapa penyakit potensial KLB
seperti malaria, demam dengue, leptospirosis, diare, kolera, difteri, antraks, rabies, campak,
pertusis, maupun ancaman flu burung pada manusia. Penyakit-penyakit tersebut apabila
tidak dipantau dan dikendalikan maka akan mengancam kesehatan masyarakat Indinesia
dan menyebabkan KLB yang lebih besar atau bahkan dapat ke negara tetangga lainnya.
Dengan latar belakang itu semua maka sangat penting pelaksanaan Sistem Kewasdaan Dini
dan Respon ditingkatkan kembali di seluruh wilayah di Indonesia.
Kelebihan dari sistem yang dibangun ini, pada perangkat lunaknya adalah dapat
menampilkan sinyal “alert” adanya peningkatan kasus melebihi nilai ambang batas disuatu
wilayah baik wilayah kerja puskesmas, kabupaten maupun propinsi, output yang dihasilkan
dapat berupa tabel, grafik, maupun peta, sehungga dapat dibuat analisis yang lebih tajam,
respon lebih cepat, dan penanggulangan yang lebih terarah dan akurat.
Semoga bukuini dapat diginakan sebagai pedoman dalam melaksanakan Sistem
Kewaspadaan Dini dan Respon di aindonesia.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... 2
SAMBUTAN DIREKTUR JANDERAL PP DAN PL ....................................................................... 3
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 6
BAB I GAMBARAN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON
Tujuan ........................................................................................................................ 7
Populasi dalam surveilans.......................................................................................... 7
Surveilans penyakit dan definisi kasus baru............................................................... 7
Jenis surveilans .......................................................................................................... 7
Unit pelaporan............................................................................................................ 7
Alur data .................................................................................................................... 8
Pengiriman data......................................................................................................... 8
Format mingguan....................................................................................................... 9
Pelaporan menggunakan SMS.................................................................................... 9
Entri data dan analisis................................................................................................. 9
indikator.................................................................................................................... 10
nilai ambang batas penyakit dalam sustem............................................................. 10
monitoring laporan................................................................................................... 10
umpan balik............................................................................................................... 10
sistem manajemen rumor KLB................................................................................. 10
kewaspadaan dini dan respon................................................................................... 11
pemeriksaan labratorium......................................................................................... 12
BAB II PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL
prosedur pelaporan data disetiap tingkat pelaksana............................................... 14
validasi data.............................................................................................................. 15
monitoring................................................................................................................. 16
evaluasi...................................................................................................................... 16
keterbatasan kepemilikan data................................................................................. 16
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar prioritas penyakit potensial KLB...................................................... 17
Lampiran 2 Format laporan mingguan (W-2)................................................................ 18
Lampiran 3 Daftar penyakit atau kejadian yang wajib dilaporkan segera (<24 jam)... 19
Lampiran 4 Informasi penting tentang rumor atau kejadian......................................... 20
Lampiran 5 Informasi penting :Segara lapor bila terjadi KLB”...................................... 21
BAB 1
GAMBARAN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON
tujuan
menyelanggarakan deteksi dini KLB bagi penyakit menular
stimulasi dalam melakukan pengendalian KLB penyakit menulat
memenimalkan kasakitan/kematian yang berhubungan dengan KLB
memonitor kecenderungan penyakit menular
menilai dampak program pengendalian penyakit yang spesifik
popilasi dalam surveilans
adalah semua penduduk di wilayah propinsi
surveilans Penyakit dan Definisi kasus baru
adalah semua kasus dari seluruh penyakit yang telah diprioritaskan sebagaimana
terdapat dalam daftar Lampiran 1, yang datang ke ke unit pelayanan kesehatan yang
seharusnya dilaporkan.
Kasus baru adalah orang yang datang ke fasilitas kesehatan selama seminggu dan
memiliki diagnosis baru. Kunjungan ulang dengan sakit yang sama tidak dimasukkan
ke dalam laporan.
Dalam sistem surveilans ini terdapat definisi kasus untuk setiap penyakit atau
sindrom (lampiran 3). Untik membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosa
kasus, pengambilan spesiman dan pelaporan, maka penjelasan mengenai algoritma
diagnosis akan dijelaskan secara detil dalam buku pedoman seri kedua, yaitu
“Algoritma Diagnosis Dan Respon Serta Formay Penyelidikan Epidemiologi”. Selain
algoritma untuk deteksi kasus, terdapat juga algoritma untuk respon KLB dalam
pedoman tersebut. Ini menggambarkan langkah-langkah umum dalam tata laksana
kasus, respon kesehatan masyarakat dan pelaporan hasil investigasi KLB.
Jenis surveilans
Dalam kegiatan ini, surveilans digunakan untuk mengamati penyakit malalui
pengumpulan data rutin.
Lengkap: seluruh unit kesehatan yang terlibat adalah puskesmas dan unit pelayanan
kesehatan yang berada di wilayah kerja puskesmas, seperti puskesmas pembantu
(pustu), bidan desa, mantri dan sebagainya.
Pasif: pustu, bidan desa akan malaporkan secara mingguan ke puskesmas.
Laporan nihil haris dikirim dengan mengisi format laporan dengan nilai “nol” atau
nihil.
Data agregat: adalah data dari pustu, bidan desa dan kegiatan rawat jalan
puskesmas, akan menjadi agregat di tingkat puskesmas.
Pengumpulan data dilakukan secara berkesinambunagn dan periode mingguan
Unit pelaporan
Unit pelaporan dari sistem ini adalah puskesmas, dan kelengkapan maupun
ketepatan laporan dari unit pelapor dihitung berdasarkan jimlah puskesmas di setiap
kabupaten dan di propinsi secara otomatis dihitung oleh aplikasi software.
Alur data
Periode: mingguan (Minggu-Sabtu)
WAKTU UNIT & TINGKAT koordinator Cara pengiriman
Yang bertanggungjawab
Sabtu Pustu, Bidan desa kirim via SMS. Petugas kesehatan Melalui SMS, HT, dan lain-
Sore Format surveilans mingguan ke yang bertanggung lain
puskesmas jawab terhadap
pengumpulan data
Senin pagi Data agregat puskesmas dan kirim petugas surveilans Melalui SMS, HT, dan lain-
data ke tingkat kabupaten/kota di tingkat lain
puskesmas
Selasa Petugas surveilans kabupaten Petugas surveilans Melalui Email
pagi melakukan entri data dan kabupaten
mengirim file export ke propinsi
petugas surveilans kabupaten Petugas surveilans
melakukan analisis data dan kabupaten
menghasilkan laporan mingguan
Selasa petugas surveilans kabupaten Petugas surveilans
siang melakukan analisis data dan propinsi
menghasilkan laporan mingguan
petugas surveilans propinsi Petugas surveilans Melalui Email ke
mengirimkan file export ke Subdit propinsi Ewars.pusat@gmail.com
surveilans dan respon KLB
kementrian kesehatan RI
Pengiriman data
Dari puskesmas ke kabupaten/kota data dikirim melalui SMS, HT, dan lain-lain.
Dari kabupaten/kota ke propinsi data dikirim melalui email
Dari propinsi ke pusat (Subdit Surveilans dan Respon KLB) data dikirim melalui email
Klinik
Pustu Pasien Rawat
swasta/private
Bidan Desa Jalan Puskesmas
di Desa
Pengumpulan
Petugas surveilans puskesmas
spesimen
o Nomor Urut Format; nomor ini harus diisi dan dilengkapi oleh unit kesehatan yang
mengirimkan laporan disetiap tingkat. Nomor urut untuk setiap unit kesehatan yang
mengirimkan laporan dimulai dari angka 1 dan dilanjutkan secara berurutan.
o Identitas Unit Kesehatan:
Puskesmas/Pustu/Bidan
Kecamtan
Kabupaten
o Jumlah minggu epidemiolagi, periode laporan adalah satu pekan dimana kasus
dilaporkan. Unit puskesmas pelapor harus memberikan indikasi tanggal dimana awal
pekan adalah pada hari minggu dan akhir pekan adalah hari sabtu.
o Data penyakit:
Data diisi dan dilengkapi berdasarkan buku registrasi harian puskesmas bersama
data yang dikumpulkan dari unit pelayanan tingkat desa, berdasarkan definisi kasus
baku sistem surveilans. Setiap fasilitas kesehatan harus memiliki daftar definisi
kasus. Hanya kasus baru (konsultasi pertama) yang harus dalaporkan untuk seluruh
usia yang ditemukan.
Pelaporan menggunakan SMS
Setiap unit puskesmas menggunakan SMS untuk melaporkan data mingguan sesuai format
baku pencatatan perlu mengikuti stendar yang sama dalam SMS seperti informasi dibawah
ini:
Minggu Epidemiologi ke berapa
Nama unit pelapor
Jumlah kasus setiap penyakit yang melaporkan kasus pada minggu tersebut
Jumlah Total Kunjungan Pasien
CONTOH PELAPORAN MENGGUNAKAN SMS
2,pustu sukoharjo,A10,B15,H3,T4,X110
Artinya:
Minggu epidemiologi ke 2, nama unit pelapor adalah pustu sukoharjo, jumlah kasus diare=
10, jumlah kasus malaria = 15, jumlah kasus tersangka Chikungunya = 3, jumlah kasus klaster
Penyakit yang tidak lazim = 4, jumlah kunjungan = 110
Apabila ada peningkatan jumlah kasus dari biasanya pastikan bahwa benar ada
peningkatan kasus atau hanya merupakan keselahan ketika menulis data (contoh: ada 10
kasus gigitan hewan penular rabies per minggu tetapi menulis 100 gigitan)
o Kabupaten/kota
Saat menerima SMS dari puskesmas, petugas surveilans harus
memperhatikan hal-hal di bawah ini:
Tulis nomor urut format mingguan
Memastikan bahwa periode laporan adalah benar
Memeatikan jumlah kasus yang dilaporkan untuk setiap penyakit
Apakah data penyakit tersebut wajar (contoh: kasus diare biasanya
banyak tetapi hanya dilaporkan dalam jumlah kecil)
Apabila ada peningkatan jumlah kasus dari biasanya pastikan bahwa benar ada
peningkatan kasus atau hanya merupakan keselahan ketika menulis data (contoh: ada 10
kasus gigitan hewan penular rabies per minggu tetapi menulis 100 gigitan)
1. Diare Akut
2. Malaria Konfirmasi
3. Tersangka Demam Dengue
4. Pneunomia
5. Diare Berdarah ATAU Disentri
6. Tersangka Demam Tifoid
7. Sindrom Jaundis Akut
8. Tresangka Chikungunya
9. Tersangka Flu Burung Pada Manusia
10.Tersangka Campak
11.Tersangka Difteri
12.Tersangka Pertussis
13.AFP (Lumpuh Layuh Mendadak)
14.Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
15.Tersangka Antraks
16.Tersangka Leptospirosis
17.Tersangka Kolera
18.Klaster penyakit yang tidak lazim
19.Tersangka Meningitis/Ensfilitis
20.Tersangka Tetanus Neonatorum
21.Tersangka Tetanus
22.ILI (Influenza Like Illness)
23.Tersangka HFMD (Hand Foot Mouth Disease)
Lampiran 2
Puskesmas/Pustu/Bidan* : ...........................................
Kecamatan : ...........................................
Kabupaten/Kota : ...........................................
Jika anda menemukan penyakit di bawah ini segera hubungi Dinas kesehatan kabupaten/kota
Tersangka Kolera
Tersangka Flu Burung Pada Manusia
Tersangka Flu Burung Pada Unggas
AFP (Lumpuh Layuh Akut)
Tersangka Difteri
Meningitis/Encefalitis
Tetanus Neonatorum
Karacunan Makanan
Tersangka Antraks
Gigitan Hewan Penularan Rabies
Kluster Penyakit yang Tidak Diketahui
DR.
TELEPON:
Jika telepon tudak dapat dihibungi, anda dapt menghubungi telepon Kantor
Dinas Kesehatan pada bagian seksi surveilans
Ingat masing-masing kasus diatas sangat penting untuk sagera dilakukan
penatalaksanaan kasusnya
Lampiran 4
Jika anda mendapatkan telepon tentang kejadian atau kasus penyakit potensial KLB,
lakukan klasifikasi terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Jumlah kasus
2. Jumlah kematian
3. Juklah kasus yang dirawat Di Rumah Sakit
4. Ientifikasi kasus berdasarkan orang, tempat, dan waktu
kejadian
5. Kapan waktu awal kejadian
6. Identifikasi gajala utama yang timbul
7. Langkah-langkah yang telah dilakukan
8. Spesimen apa yang telah diambil dan dikirim ke laboratorium
9. Sumber informasi
10.Mobilisasi tim gerak cepat
TELEPON:
Lampiran 5
Jika hasil konfirmasi merupakan kejadian luar biasa maka segera melaporkan
kepada subdit surveilans dan respon KLB Ditjen PP dan PL kamentrian
kesehatan RI.
TELEPON: 021-............................
FAX : 021-............................
EMAIL : skd_klb@yahoo.com
Ewars.pusat@gmail.com