Bab 1. Pendahuluan
Bab 1. Pendahuluan
PENDAHULUAN
1
Kapal perikanan merupakan kapal, perahu ataupun alat apung lainnya
yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, pembudidayaan ikan,
pengangkutan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian / eksplorasi perikanan.
Rempa adalah alat tangkap dengan bahan penyusun jaring nylon (senar)
atau jaring bahan PE berbentuk empat persegi panjang, panjang 70 – 100 meter,
lebar 2–3 meter, meshsize 0,5 – 1,0 inchi. Tali ris atas dengan pelampung bahan
stereoform yang dipasang setiap jarak 1 meter, tali ris bawah jaring di bentuk
kantong dengan pemberat rantai besi (batu jala) berat 25 kg/100 m, tali selambar
untuk menarik jaring ke tepian pantai (Rupawan, 2015).
Besar mata mulai dari ujung kantong sampai dengan ujung kaki berbeda-
beda, bervariasi mulai dari 1 cm (atau kadang kurang) sampai ± 40 cm. Berbeda
dengan jaring trawl di mana bagian bawah mulut jaring (bibir bawah/underlip)
lebih menonjol ke belakang, maka untuk payang justru bagian atas mulut jaring
(upperlip) yang menonjol ke belakang. Hal ini dikarenakan payang tersebut
umumnya digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagik yang biasanya
hidup dibagian lapisan atas air atau kurang Iebih demikian dan mempunyai sifat
cenderung lari ke lapisan bawah bila telah terkurung jaring. Oleh karena bagian
bawah mulut jaring lebih menonjol ke depan maka kesempatan lolos menjadi
terhalang dan akhirnya masuk ke dalam kantong jaring.(Aprillia, 2011).
Hook and line (pancing) merupakan alat penangkapan ikan yang
mempunyai prinsip penangkapan dengan memancing ikan target sehingga terkait
dengan mata pancing yang dirangkai dengan tali menggunakan atau tanpa
umpan.Desain dan konstruksi pancing disesuaikan dengan target ikan tangkapan
yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran pancing serta
sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan (Aprillia,
2011).
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas laut sekitar 3,1
juta km2. Dengan luas perairan tersebut, potensi lestari produksi perikanan
tangkap Indonesia mencapai 4,9 juta ton ikan dengan tingkat pemanfaatan sektor
perikanan tangkap baru mencapai 64% (Syaukani, 2004).
2
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari diadakannya praktik lapang ini adalah sebagai berikut :
3
BAB 2. METODE PRAKTIK
4
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1. Pembahasan
Kapal adalah suatu sarana apung utama dalam penangkapan berbagai jenis
ikan, biasanya kapal yang digunakan menangkap ikan mempunyai berbagai
ukuran antaranya kecil, sedang dan besar. Nama pemilik kapal yang saya
wawancarai untuk mendapatkan hasil praktek lapang metode penangkapan ikan
yaitu bapak Mursalim yang bertempat tinggal di desa Bunati RT 03, Kecamatan
Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan.
Data teknis yang saya peroleh dari pak Mursalim yaitu jenis kapal yang
dipakai untuk menangkap ikan dalam bahasa daerah tersebut adalah kapal
tangkap, bahan kapal dipakai pak Mursalim untuk menangkap ikan yaitu kayu,
tahun pembuatan 1999. Ukuran utama kapal dipakai pak Mursalim untuk
menangkap ikan adalah ukuran sedang dengan tonase kapal 3.00 GT, Mesin
penggerak kapal yang saya peroleh informasi dari pak Mursalim secara lisan dan
langsung yaitu, jenis mesin penggerak kapal diesel, dengan merk ShangHai
sedangkan PK dan HP mesin kapal yang di gunakan adalah 20 PK/HP. Bahan
bakar yang di gunakan adalah solar tiap kali bapak Mursalim menangkap ikan
menghabiskan bahan bakar 10-15 liter tiap pengoprasian lokasi terjauh. Biasanya
menangkap ikan di perairan laut hanya sendiri atau bersama dengan teman
nelayannya.
Jenis alat tangkap yang digunakan berjenis pukat tarik yaitu rempa,
dengan ukuran payah atau pis yang digunakan adalah panjag 45 m, lebar 4 m,
dengan ukuran atau mesh size jaring 5 inch berbahan Millenium. Cara
pengoperasian alat tangkap rempa ini adalah dengan cara dipasang di perairan
atau daerah penangkapan yang diperkirakan akan dilewati oleh ikan atau hewan
air lainnya. Selanjutnya alat tangkap jaring rempa dibiarkan berberapa waktu agar
ikan mau memasuki mata jaring. Lamanya pemasangan jaring rempa di daerah
penangkapan ikan disesuaikan dengan jenis ikan yang akan dijadikan sebagai
target tangkapan atau menurut kebiasaan nelayan yang mengoperasikannya.
Sesuai dengan hasil wawancara dengan pak Mursalim alat tangkap ini lebih
efektif dan menguntungkan untuk nelayan karena sesuai dengan jenis ikan yang
5
ditangkap didaerah perairan ini. Hasil – hasil tangkapan ikan yang diperoleh oleh
pak Mursalim dalam melakukan ekplorasi perikanan di perairan laut berbagai
jenis di antaranya kakap merah (Lutjanus bitaeniatus), kakap putih (Lates
calcarifer) tenggiri (Scomberomorini) dan haruan laut (Rachycentron canadum).
Jumlah ikan yang tertangkap oleh pak Mursalim rata-rata 60 kg, paling banyak
ikan yang tertangkap sekitar 2 kw dan paling sedikit 10 kg dengan ukuran dan
berat yang berbeda tiap ikan.
Lokasi Fishing ground (daerah pengnangkapan ikan) terdekat yang saya
peroleh informasi dari Pak Mursalim yaitu sekitar pesisir pantai Bunati atau
wilayah perairan Kabupaten Tanah Bumbu jarak terjauh menangkap ikan yaitu di
daerah laut Jawa dan selat Makassar dan jarak terdekat yaitu didaerah tempat
tinggalnya di sekitar pantai desa Bunati. Jarak pengoprasian alat tangkap yang
dilakukan oleh pak Mursalim yaitu sekitar 0,5 km dari pesisir pantai dan jarak
lokasi terjauh yaitu sekitar 1 mil.
Waktu penangkapan dan Trip penangkapan ikan atau lama waktu yang di
pakai dalam pengoprasian penangkapan ikan berdasarkan informasi bapak
Mursalim trip penangkapan ikan yaitu 1 hari sedangkan waktu penangkapan ikan
yang di lakukan oleh bapak Mursalim yaitu dari jam 16.00 sore sampai jam 18.00
petang, lalu jaring ditinggalkan pulang kerumah pada pagi hari jaring di ambil
kembali.
Musim penangkapan terbagi menjadi tiga musim yaitu musim barat,
musim timur dan musim tenggara. Musim barat terjadi sekitar terjadi bulan
Oktober-Desember. Musim tenggara terjadi sekitar bulan Juni-September, pada
musim ini biasanya terjadi musim paceklik. Musim timur perkiraan terjadi pada
bulan Januari-Mei.
6
BAB 4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Jenis kapal yang dipakai untuk menangkap ikan dalam bahasa daerah tersebut
adalah kapal tangkap dengan ukuran 3.00 GT.
2. Jenis alat tangkap yang digunakan berjenis pukat tarik yaitu rempa, dengan
ukuran payah atau pis yang digunakan adalah panjag 45 m, lebar 4 m, dengan
ukuran atau mesh size jaring 5 inch berbahan Millenium.
3. Jumlah ikan yang tertangkap rata-rata 60 kg, paling banyak ikan yang
tertangkap sekitar 2 kw dan paling sedikit 10 kg dengan ukuran dan berat
yang berbeda tiap ikan.
4. Lokasi terdekat yaitu sekitar 0,5 km dan lokasi terjauh sekitar 1 mil.
5. Trip penangkapan ikan atau lama waktu yang di pakai dalam pengoprasian
penangkapan ikan yaitu 1 hari.
6. Waktu penangkapan ikan yang di lakukan oleh bapak Mursalim yaitu dari
jam 16.00 sore sampai jam 18.00 petang.
7. Musim penangkapan terbagi menjadi tiga musim yaitu musim barat, musim
timur dan musim tenggara. Musim barat terjadi sekitar terjadi bulan Oktober-
Desember. Musim tenggara terjadi sekitar bulan Juni-September, pada musim
ini biasanya terjadi musim paceklik. Musim timur perkiraan terjadi pada
bulan Januari-Mei.
4.2. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Siska. 2011. Trofik level Hasil Tangkapan Berdasarkan Alat Tangkap
yang Digunakan Nelayan di Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten .ITB
: Bogor
Rupawan. Dharyati, E. Rais, A, H. dkk. Laporan Teknis Penelitian Inventarisasi
Jenis Alat Tangkap Daerah Aliran Sungai Barito, Kalimantan Tengah
dan Kalimantan Selatan. Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum
Pusat Penelitian Pengembangan Perikanan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan. 2015.
Syaukani, M. 2004. Konsepsi Kelembagaan Dalam mewujudkan Sektor
Perikanan Sebagai Prime Mover Perekonomian Nasional. Makalah
Pribadi Pengantar ke Falsafah Sains. Sekolah Pascasarjana IPB.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 14 hal.