DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P.10077
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
ARIFIN PUGUH W
NIM. P.10077
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P.10077
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan di : Surakarta
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
KABUPATEN SUKOHARJO.”
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Husada Surakarta.
v
5. Tyas Ardi, S.Kep.,Ns., selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan
7. Kedua orangtuaku (Bapak Haryanto dan Ibu Sri Endah Wati), kakek dan
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,
masukan dari pihak lain sehingga penulis mampu melengkapinya dan menjadikan
vi
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Pengkajian .............................................................................. 6
viii
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ............................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
demam, merupakan penyakit neurologi pada anak yang paling sering terjadi
atau behavior yang bersifat paroksimal dan dalam waktu terbatas akibat dari
aktifitas listrik abnormal di otak yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh.
dan jarang sampai 15 menit, serta tidak berulang dalam 24 jam. Kejang
berlangsung lebih dari 15 menit, terjadi kembali dalam waktu 24 jam. Kejang
kebanyakan terjadi pada anak laki-laki. Hasil rekam medis Rumah Sakit Anak
1
2
dan Bunda Harapan Kita Jakarta pada tahun 2008-2010, terdapat 86pasien
hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk bertahan hidup. Kebutuhan dasar
kebutuhan rasa cinta memiliki dan dimiliki, kebutuhan harga diri dan
maka akan muncul suatu kondisi patologis salah satunya adalah hipertermi
Smengatakan badan An. S panas dan saat di IGD disertai kejang dengan mata
tampakrewel, suhu tubuh 39,5o Celcius, akral teraba hangat, dan kulit
keperawatan hipertermi.
convulsion) pada anak, untuk penyelesaian tugas akhir program Diploma III
KEPERAWATANHIPERTERMIPADA AN. S
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
febris convulsion.
febris convulsion.
4
convulsion.
denganfebris convulsion.
C. Manfaat Penulisan
a. Bagi penulis
febris convulsion.
b. Bagi instansi
a. Pendidikan
mahasiswa keperawatan.
b. Rumah Sakit
c. Bagi masyarakat
dilingkungan masyarakat.
6
BAB II
LAPORAN KASUS
Pada bab ini berisi tentang laporan asuhan keperawatan yang dilakukan
pada An. S dengan febris convulsion selama 3 hari mulai tanggal 22 - 24 April
2013 di bangsal Flamboyan RSUD Sukoharjo. Adapun laporan kasus yang akan
dikemukakan pada bab ini adalah proses keperawatan yang meliputi, pengkajian,
evaluasi keperawatan.
A. Identitas Pasien
rumah sakit penanggung jawab dari An. S adalah Ny. S, berusia 47 tahun.
B. Pengkajian
Sukoharjo dengan pengkajian yang dilakukan secara auto anamnesa dan allo
anamnesa.
6
7
syrup penurun panas yang dibeli di apotek. Setelah pemberian obat syrup
09.00 WIB An. S beserta keluarga tiba di RSUD Sukoharjo dan diterima
An. S lahir dengan kehamilan cukup bulan dan merupakan anak pertama. Ny.
rutin setiap bulan ke bidan terdekat dan rutin mengkonsumsi vitamin dari
bidan. Ny. S mengatakan selama persalinan ibu dan An. S tidak ada masalah.
An. S dilahirkan dengan berat badan 3000 gram dan dengan panjang badan
sudah mendapat imunisasi lengkap seperti DPT, Polio, BCG dan Hepatitis B.
cidera, namun hanya pernah sakit batuk, pilek dan panas. Riwayat kesehatan
8
merokok yaitu adik kandung ibu An. S dan kakek dari An. S.
Pola istirahat dan pola tidur, Ny. S mengatakan sebelum sakit An. S
tidur kurang lebih 10 jam, mulai pukul 20.00 – 06.00. Selama dirawat di RS
An. S tidak bisa tidur karena takut dan tidak betah tinggal di RS. Ny. S
air besar 1 kali sehari. Selama sakit An. S buang air besar 1 hari sekali,
konsistensi lunak, warna kuning, bau khas. Ny. S mengatakan biasanya An. S
buang air kecil kurang lebih 4-5 kali per hari, selama sakit An. S buang air
ASI dan susu formula. Pemberian ASI pada An. Sberlangsung selama 1,5
Menurut Ny. S sejak usia An. S 4 bulan sudah diberikan makanan sereal
antara lain roti dan bubur buatan sendiri. Selama sakit nafsu makannya 3 kali
sehari, dengan 1 porsi habis. Ny. S mengatakan biasanya An. S minum 5-6
gelas per hari, selama sakit Ny. S mengatakan An. S minum 6-7 gelas per
hari. Hasil penilaian status gizi An. S didapatkan nilai dengan Z-score,
pada An. S adalah sebagai berikut: berat badan An. S 11,5 kilogram, tinggi
Hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada An.
S diperoleh data sebagai berikut: keadaan umum pasien lemah, rewel, tingkat
didapatkan suhu tubuh 39,5o C, respirasi 30 kali per menit dengan irama
reguler, nafas dalam, nadi 110 kali per menit dengan irama teratur dan teraba
kuat.
ketombe, tidak ada luka dan warna rambut hitam. Pada mata skelera tidak
ikterik, warna kornea jernih, konjungtiva tidak anemis, gerakan mata normal.
Hidung simetris, tidak ada sekret dan tidak ada polip. Hasil pengkajian pada
mulut, bibir tidak sianosis, tidak ada luka, simetris, dan tidak sumbing. Pada
leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak terdapat kaku kuduk, arteri
kiri sama, saat dipalpasi vocal premitus kanan dan kiri sama, hasil
inspeksiictus kordis tidak tampak, saat dipalpasi IC teraba paling kuat pada
SIC V, hasil perkusi pekak dan saat diauskultasi bunyi jantung 1,2 murni
perkusi tympani, dan saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan, tidak ada
infus. Pengkajian kulit, akral teraba hangat, kulit terlihat kemerahan, tidak
peningkatan leukosit diatas normal yaitu 22,4 103/µL (normal 4-10 103/µL),
sel darah merah 4,7 103/µL (normal 4,5-55 103/µL), Hemoglobin 12,5 g/dL
antalgin 75mg apabila suhu meningkat 38,5o Celcius, dan parasetamol 125
2012, pukul 12.40 WIB diatas didapatkan data subyektif, Ny. S mengatakan
badan An. S panas dan saat di instalasi gawat darurat disertai kejang dengan
kulit kemerahan dan akral hangat. Berdasarkan analisa data di atas dapat
penyakit.
11
D. Perencanaan Keperawatan
suhu tubuh dengan kriteria hasil anak tidak rewel, suhu tubuh dalam batas
normal 36,5-37,0 derajat celcius (Sigma, 2005), tidak terjadi kejang, akral
pada An. S antara lain pantau aktivitas kejang pasien dengan rasional untuk
E. Implementasi Keperawatan
12
tidak kejang. Pada pukul 12.52 WIB penulis menganjurkan Ny. S untuk
memantau tanda-tanda vital An. S suhu 39,5o C, respirasi 32 kali per menit,
nadi 112 kali per menit. Memberikan injeksi obat anti piretik Antalgin 75 mg
pada keluarga An. S,Ny. S terlihat mampu melakukan kompres hangat pada
Pada hari Selasa tanggal 23April 2013 pukul 08.00 WIB penulis
An. S sudah tidak kejang. Pukul 08.10 WIB penulis melakukan tindakan
mengatakan An. S masih panas dan respon obyektif suhu An. S 38,7 derajat
200mg melalui selang infus. Pukul 09.00 WIB menganjurkan pada Ny. S agar
obat dan bersedia meminumkan kepada An. S. Pukul 12.10 WIB penulis
An. S badannya masih panas, respon obyektif suhu 38,4 derajat celcius,
respirasi 33 kali per menit, nadi 117 kali per menit, akral teraba hangat, kulit
pada Ny. S untuk melakukan kompres air hangat seperti yang telah diajarkan
kepada An. S.
tanda vital An. S, data subyektif Ny. S mengatakan An. S sudah tidak panas
dan data obyektif suhu An. S 37,0o C, respirasi 31 kali/menit, irama reguler,
nadi 109 kali/menit, irama reguler dan teraba kuat. Pukul 08.10 WIB
mengatakan bersedia dan data obyektif obat amoxilin masuk melalui selang
F. Evaluasi Keperawatan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
dilakukan, penulis melakukan evaluasi yang dilakukan setiap hari pada An. S,
sehingga penulis dapat mengetahui masalah apa yang dapat teratasi dan
masalah apa yang belum dapat teratasi serta dapat dilakukan tindakan lebih
lanjut.
Evaluasi pada hari Senin 22 April 2013 diperoleh hasil data subyektif,
dan teraba kuat, akral hangat, keadaan umum klien tampak lemah, warna kulit
vital, anjurkan untuk memberikan pakain tipis, berikan obat penurun panas.
Adapun hasil evaluasi pada hari Selasa tanggal 23 April 2013 pukul
14.00 WIB diperoleh hasil bahwa Ny. S mengatakan An. S panas, sudah tidak
kejang. Berdasarkan hasil pengamatan secara obyektif suhu tubuh An. S 38,7o
teraba kuat, kulit teraba hangat, warna kemerahan, An. S terlihat aktif, obat
ketiak An. S. Dari hasil evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah
berikan obat penurun panas paracetamol 125 mg, anjurkan cara mengkompres
Pada hari Rabu tanggal 24April 2013 pukul 08.00 WIB, hasil evaluasi
dari tindakan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Ny. S mengatakan
An. S badannya sudah panas dan tidak kejang. Berdasarkan hasil pengamatan
kali/menit,irama reguler, nadi 116 kali/menit, irama reguler dan teraba kuat,
An. S terlihat bermain sambil tiduran, dan An. S terlihat tidak gelisah. Dari
15
hipertermi teratasi sesuai dengan kriteria hasil seperti, An. S sudah tidak
rewel, suhu dalam rentang normal 36,5-37,0 (Sigma, 2005) derajat celcius ,
An. S sudah tidak kejang dan warna kulit tidak kemeraahan, sehingga
BAB III
A. Pembahasan
1. Pengkajian
kejang demam terjadi karena kenaikan suhu rektal lebih dari 38 derajat
16
17
sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak umur 6 bulan
sampai 4 tahun dan terjadi pada kenaikan suhu tubuh di atas 380
lain wajah anak akan menjadi biru, mata berputar, dan anggota badan
akan bergetar dengan hebat, ikterik, suhu tidak stabil (Muscari, 2005).
sedangkan pada fase post iktal dapat terjadi apneu. Akibat kejang
18
dapat terjadi fraktur, kerusakan jaringan lunak atau gigi cedera selama
sedangkan pada fase post iktal dapat terjadi apneu, serta tidak
lebih lama, ada tanda dan gejala yang signifikan pada fase iktal dan
post iktal.
tanda dan gejala yang muncul pada tanggal 22 April 2012 pukul 11.00
suhu tubuh 39,5 derajat celcius, respirasi 32 kali per menit dengan
irama teratur dan dalam, nadi 110 kali per menit, dengan irama reguler,
keterlambatan perkembangan.
sangat kecil karena dari riwayat keluarga An. S tidak ada yang
mengalami epilepsy.
2. Diagnosa Keperawatan
Walid, 2012).
Hasil pemeriksaan suhu tubuh 39,5 derajat celcius, akral teraba hangat,
kulit kemerahan.
3. Intervensi
anak tidak rewel, suhu tubuh dalam batas normal 36,5-37,0 derajat
celcius (Sigma, 2005), tidak terjadi kejang, akral tidak hangat dan
vital sign (monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernafasan,
menjadi kedinginan, berikan tapid sponge bad dengan air hangat dan
berikan intake cairan yang adekuat. Selain itu pasang IV line untuk
4. Implementasi
respirasi 32 kali per menit, dengan irama reguler dan dalam, nadi 112
23
kali per menit, irama reguler dan teraba kuat, kulit teraba hangat,
busur panas. Pemberian kompres air hangat pada daerah tubuh akan
2007).
pakaian yang tipis dan pastikan klien mendapat udara segar tanpa
(prosesevaporasi).
sama dengan anti konvulsan. Perlu diingat bahwa pada klien yang akan
juga harus ada antibiotic misal amoxilin. Apabila belum ada antibiotik
akan turun sebentar dan akan naik lagi. Disamping obat-obat tersebut
pasien perlu diberi banyak minum dan apabila suhu tinggi dapat
syrup penurun panas antipiretik oleh Ny. S dan selama 2 hari suhu
5. Evaluasi
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Rohmah dan Walid,
2012).
mengatakan An. S sudah tidak kejang dan panas. Data objektif yang
boneka. Suhu tubuh 37,0 derajat celcius, nadi 116 kali permenit
seperti, An. S sudah tidak rewel, suhu dalam rentang normal 36,5-37,0
derajat celcius (Sigma, 2005), An. S sudah tidak kejang dan warna
1. Kesimpulan
berikut:
26
tubuh pasien 39,5 derajat celcius, warna kulit kemerahan dan akral
hangat.
antipiretik.
tubuh 37,0 derajat celcius, nadi 116 kali permenit dengan irama
benar obat.
f. Kasus yang terjadi pada An. S adalah kejang demam sederhana dan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak dan Chayati. 2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan
Aplikasi dan Praktik. Jakarta:EGC.
Sigma. 2005. Hubungan antara Motivasi dan Pengetahuan Orang Tua dan
Tindakaan Penggunaan Produk Obat Demam Tanpa Resep untuk Anak-
anak di RW V Kelurahan Terban Tahun 2004.
30