Anda di halaman 1dari 3

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Defeinisi lain memakai meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan ini akan
kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
disertai lendir dan darah.
b) Gangguan sekresi
I. Etiologi

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu: Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air
dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
1. Faktor infeksi rongga usus.
a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak. c) Gangguan motilitas usus
Infeksi enteral ini meliputi:
- Infeksi bakteri : Vibrio cholera, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter
jejuni, Yersinia enterocolitica, Vibrio parahaemolyticus, Aeromonas, Clostridium Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan,
defficile, Staphylococcus dan sebagainya. sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
- Infeksi virus : Rotavirus, Adenovirus, Astrovirus, Caliciviruses dan lain-lain. berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
- Infeksi parasit (10%) : Cacing (Ascaris, Trichiuris trichiura, Oxyuris,
Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas III. Manifestasi Klinis
hominis), jamur (Candida albicans)
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti
a. Diare Akut
Otitis media akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2
- Sifat Tinja
tahun.
2. Faktor malabsorbsi Sifat tinja Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera
a. Malabsorbsi karbohidrat Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak
- Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa) Frekuensi 5-10x/hari >10x/hari Sering Sering Sering Terus
- Monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa) menerus
Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa. Darah Langu Sering Kadang - + -
Bau - ± Busuk + - Amis
b. Malabsorbsi lemak khas
c. Malabsorbsi protein Warna Kuning-hijau Merah- Kehijauan Tak Merah- Seperti
3. Faktor makanan: makanan basi, beracun (logam berat, mushrooms), alergi terhadap makanan hijau berwarna hijau air
4. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas. cucian
Walaupun jarang, dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar. beras
5. Faktor lain Leukosit - + + - - -
a. Defek anatomis (Malrotasi, Penyakit Hirchsprung, Short Bowel Syndrome, Atrofi
mikrovili, Stricture)
b. Neoplasma
c. Metabolic disease (Hyperthyroidism, Diabetes meliitus, Pancreatic insufficiency)
d. Defisiensi imun  Dehidrasi
e. Penyakit Crohn Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mngendung sejumlah ion natrium, klorida, dan
f. Colitis ulserosa bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga meningkat bila
g. Gangguan motilitas usus ada panas. Hal-hal tersebut diatas dapat menyebabkan dehidrasi.

II. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:

a) Gangguan osmotik
 Tanda klinis berdasarkan derajat dehidrasi  Demam
a. Derajat dehidrasi menurut MMWR 2003 Demam dapat terjadi akibat proses perdangan atau akibat dehidrasi. Demam umum terjadi pada
infllammatory diare.
Simptom Minimal atau tanpa Dehidrasi Ringan - Dehidrasi Berat Kehilangan 1. Demam
dehidrasi kehilangan Sedang, Kehilangan BB > 9% Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal, yaitu diatas 37,2˚C (99,5˚F)
BB < 3% BB 3 % - 9 % sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh interleukin-1
Kesadaran Baik Normal, lelah, Apathis, letargi, tidak sadar (IL-1). Demam sangat berguna sebagai pertanda adanya suatu proses inflamasi, biasanya tingginya
gelisah, irritable demam mencerminkan tingkatan dari proses inflamasinya. Dengan peningkatan suhu tubuh juga dapat
Denyut jantung Normal Normal - meningkat Takikardi, bradikardia pada menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri maupun virus.
kasus berat Suhu tubuh normal adalah berkisar antara 36,6˚C - 37,2˚C. Suhu oral sekitar 0,2 – 0,5˚C
Kualitas nadi Normal Normal – melemah Lemah, kecil, tidak teraba lebih rendah dari suhu rektal dan suhu aksila 0,5˚C lebih rendah dari suhu oral. Suhu tubuh terendah
pada pagi hari dan meningkat pada siang dan sore hari. Pada cuaca yang panas dapat meningkat hingga
Pernapasan Normal Normal – cepat Dalam 0,5˚C dari suhu normal. Pengaturan suhu pada keadaan sehat atau demam merupakan keseimbangan
Mata Normal Sedikit cowong Sangat cowong antara produksi dan pelepasan panas.
Air mata Ada Berkurang Tidak ada Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan noninfeksi berinteraksi dengan mekanisme
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering pertahanan hospes. Pada kebanyakan anak demam disebabkan oleh agen mikrobiologi
Cubitan kulit Segera kembali Kembali < 2 detik Kembali > 2 detik
Capillary refill Normal Memanjang Memanjang, minimal 2. Muntah
Extremitas Hangat Dingin Dingin, mottled, sianotik Dapat disebabkan oleh lambung yang ikut meradang atau karena gangguan keseimbangan
Kencing Normal Berkurang Minimal asam basa dan elektrolit. Iritasi pada GI tract akan ditransmisikan dari bagian usus yang mengalami
iritasi melalui saraf aferen vagal atau saraf simpatis ke nucleus batang otak atau pusat muntah. Hal ini
b. Derajat dehidrasi menurut WHO akan menimbulkan impuls motorik yang ditransmisikan melalui saraf simpatis ke diafragma dan
Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan-sedang Dehidrasi berat abdomen kemunian saraf vagus dan simpatis ke traktus pencertaan yang lebih bawah, dan jalur saraf
Tidak terdapat tanda Terdapat ≥2 tanda berikut: Terdapat ≥2 tanda berikut: kranialis 5,7,9,10,12 menuju ke traktus bagian atas untuk menuimbulkan aksi muntah.
dehidrasi- Gelisah - Lethargy
- Kehau - Mata cekung  Mual dan muntah
- Mata cekung - Turgor kulit Mual dan muntah adalah gejala nonspesifik namun muntah kemungkinan disebabkan oleh organisme yang
- Turgor kulit menurun (kembali menurun (kembali sangat menyerang saluran cerna bagian atas.
lambat) lambat, ≥2 detik)
Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera
sering Jarang Sering + - sering
IV. Penegakan Diagnosis

a. Anamnesis

Anamnesis

Riwayat pemberian makan anak sangat penting dalam melakukan tatalaksana anak dengan diare.
Tanyakan juga hal-hal berikut:

 Diare - frekuensi buang air besar (BAB) anak - lamanya diare terjadi (berapa hari) - apakah
ada darah dalam tinja - apakah ada muntah
 Laporan setempat mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) kolera
 Pengobatan antibiotik yang baru diminum anak atau pengobatan lainnya
 Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan pada bayi).

Pemeriksaan fisis

Cari: Tanda-tanda dehidrasi ringan atau dehidrasi berat:

 rewel atau gelisah


 letargis/kesadaran berkurang
 mata cekung
 cubitan kulit perut kembalinya lambat atau sangat lambat
 haus/minum dengan lahap, atau malas minum atau tidak bisa minum.
 Darah dalam tinja Tanda invaginasi (massa intra-abdominal, tinja hanya lendir dan darah)
 Tanda-tanda gizi buruk
 Perut kembung
Tidak perlu dilakukan kultur tinja rutin pada anak dengan diare.

b. Pemeriksaan Fisik

1) Hidrasi
- Turgor kulit
- Membran mukosa
- Asupan dan haluaran
2) Abdomen
- Nyeri
- Kekauan
- Bising usus
- Muntah-jumlah, frekuensi dan karakteristik
- Feses-jumlah, frekuensi, dan karakteristik
- Kram
- Tenesmus

c. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) PH dan kadar gula dalam tinja
c) Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan
cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

Pemberian tablet Zinc untuk semua penderita Diare


1. Pastikan semua anak yang menderita Diare mendapat tablet Zinc sesuai dosis dan waktu yang telah
ditentukan kecuali Bayi Muda
2. Dosis tablet Zinc ( 1 tablet = 20 mg )
Berikan dosis tunggal selama 10 hari :
 Umur 2 - 6 bulan : ½ tablet
 Umur ≥ 6 bulan : 1 tablet
3. Cara pemberian tablet Zinc:
 Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet akan larut ± 30 detik) ,
segera berikan kepada anak.
 Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian tablet Zinc, ulangi pemberian
dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh.
 Ingatkan ibu untuk memberikan tablet Zinc setiap hari selama10 hari penuh, meskipun diare
sudah berhenti.
 Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan tablet Zinc segera
setelah anak bisa minum atau makan.

Anda mungkin juga menyukai