Anda di halaman 1dari 159

2012 -

2013

PEDOMAN PENDIDIKAN
NON PERKULIAHAN:
MAGANG KERJA DAN SKRIPSI

PROGRAM SARJANA:
AGROEKOTEKNOLOGI dan AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JL VETERAN, MALANG 65145, INDONESIA


TELP(0341)-551665, 565845, FAX 0341 5600011
E-MAIL: FAPERTA@UB.AC.ID,
WEBSITE: WWW.FP.UB.AC.ID
1
BUKU PEDOMAN PENDIDIKAN
NON PERKULIAHAN:
Magang Kerja dan Skripsi

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM SARJANA

JL VETERAN, MALANG 65145, INDONESIA


TELP(0341)-551665, 565845, FAX 0341 560011
E-MAIL: FAPERTA@UB.AC.ID,
WEBSITE: WWW.FP.UB.AC.ID

MALANG
2012/2013

TIM REVISI BUKU PEDOMAN


2
KEGIATAN AKADEMIK NON-PERKULIAHAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA EDISI
2012/2013

Dekan Fakultas Pertanian UB (Prof.Ir. Sumeru Ashari, MAgrSc., PhD)


Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian UB (Ir. Didik Suprayogo, MSc., PhD)
Pembantu Dekan II Fakultas Pertanian UB (Prof. Dr. Ir. Djoko Koestiono, MS)
Pembantu Dekan III Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Budi Prasetya, MP)
Guru Besar Fakultas Pertanian -UB (Prof. Dr. Ir. Kurniatun Hairiah)
Guru Besar Fakultas Pertanian- UB (Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto)
Ketua BPPK Fakultas Pertanian UB (Prof.Dr.Ir. Sudiarso, MS)
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Nurul Aini, MS)
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Syafrial, MS)
Ketua Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UB (Prof.Dr.Ir. Zaenal Kusuma, MS)
Ketua Jurusan Hama Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Bambang Tri Rahardjo, MS)
Sekretaris Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UB (Ir. Arifin Noor Sugiarto, M.Sc, Ph.D)
Sekretaris Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UB (Fitria Dina Riana, SP, MP)
Sekretaris Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Sugeng Prijono, SU)
Sekretaris Jurusan Hama Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Toto Himawan, SU)
Ketua Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Yuli Nur Aini, MS)
Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Rini Dwiastuti, MS)
Sekretaris Program Studi Agroekoteknologi Fak. Pertanian UB (Dr.Ir. Anton Muhibuddin, MS)
Sekretaris Program Studi Agroekoteknologi Fak. Pertanian UB (Dr.Agr.Nunun Barunawati, SP., MS)
Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UB (Mangku Purnomo, SP, MSi, Ph.D)
Staf Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian UB (Hagus Tarno, SP, MP, P.hD)
Staf Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian UB (Rina Rachmawati, SP, MP, M.Eng)

3
SAMBUTAN DEKAN

Kegiatan akademik non perkuliahan yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa berdasarkan
Buku Pedoman Akademik Non Perkuliahan tahun 2003/2004 mencakup Studi Lapang (Stula),
Praktek Kerja Lapang (PKL), Pengabdian Mahasiswa Pada Masyarakat (PMM) dan Skripsi. Dalam
rangka meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan Fakultas Pertanian, mulai tahun 2004
dilakukan beberapa perubahan dalam kegiatan akademik non perkuliahan di Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya. PKL dan PMM yang sebelumnya merupakan dua kegiatan
terpisah dijadikan satu kegiatan dalam bentuk Kuliah Kerja Profesi (KKP). Selain itu, ditetapkan
pula aturan tentang anjuran menggunakan Bahasa Inggris pada pelaksanaan Seminar Proposal,
Seminar Hasil dan Ujian Skripsi. Dengan diberlakukannya PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis
sejak tahun 2008, maka Studi Lapangan (Stula) dan Kuliah Kerja Profesi (KKP) digabung menjadi
satu kegiatan yaitu Magang Kerja. Dengan demikian mahasiswa angkatan 2008 dan seterusnya
tidak lagi melaksanakan Studi Lapangan (Stula) dan Kuliah Kerja Profesi (KKP) namun
memprogramkan magang kerja pada semester 7.
Seiring dengan perubahan tersebut, untuk memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan
non-perkuliahan berupa Magang Kerja dan Skripsi bagi mahasiswa Program Sarjana, diperlukan
buku pedoman yang memuat aturan-aturan, formulir, pedoman penulisan dan beberapa teladan
bagian laporan yang berkaitan dengan kegiatan non perkuliahan tersebut.
Semoga dengan adanya penyempurnaan, buku pedoman ini benar-benar dapat digunakan
sebagai bahan acuan, baik bagi mahasiswa, dosen pembimbing, pimpinan Fakultas serta pelaksana
administrasi baik di tingkat Program Studi, Jurusan maupun Fakultas. Dosen pembimbing dan
Jurusan/Ketua Program Studi diwajibkan untuk menerapkan pedoman ini sebaik-baiknya dan
menolak pelaksanaan kegiatan akademik non-perkuliahan dan bentuk laporan tertulis yang tidak
sesuai dengan ketentuan yang ada.
Akhirnya, ucapkan terima kasih disampaikan kepada Tim Penyusun, Nara Sumber dan Tim
Pembantu yang telah menyempurnakan dan menerbitkan Buku Pedoman ini.

Malang, Oktober 2013


Dekan,

Prof. Ir. Sumeru Ashari, M.Agr.Sc., PhD.


NIP. 19530328 198103 1 001

4
KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Akademik Non-Perkuliahan Tahun 2012/2013 ini


merupakan edisi revisi dari Buku Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Akademik Non-Perkuliahan Tahun
2010/2011. Penyempurnaan Buku Pedoman ini dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang ada
pada edisi sebelumnya.
Buku Pedoman pada tahun akademik 2004/2005 edisi revisi saat itu diterbitkan
untuk menjelaskan penyatuan dua kegiatan akademik non perkuliahan yaitu Praktek Kerja
Lapang (PKL) dan Pengabdian Mahasiswa Pada Masyarakat (PMM) menjadi Kuliah Kerja Profesi
(KKP). Dalam Buku Pedoman Kegiatan Akademik Non Perkuliahan Tahun 2010/2011, dijelaskan
perubahan KKP dan Stula menjadi magang kerja. Studi Lapang (Stula) berdasarkan kebijakan
kurikulum Fakultas Pertanian ditiadakan sebab kompetensi yang ingin dicapai sudah tercakup dalam
kegiatan magang kerja berbobot 4 sks.
Kepada Bapak Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Ir. Sumeru Ashari, M.Agr.Sc., PhD.,
Tim Penyusun menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan. Tim Penyusun
juga menyampaikan terima kasih kepada Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya tahun 1992, Tim Penyusun Buku Pedoman Pelaksanaan
Studi Lapang, PKL, PMM dan Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya tahun 2000, tim
revisi dari Buku Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Akademik Non-Perkuliahan Tahun 2012/2013
, para nara sumber yang telah memberikan saran perbaikan serta tim pembantu administrasi
dan pengetikan naskah atas jerih payahnya dalam penyelesaian dan penerbitan buku ini.
Akhirnya, semoga penerbitan buku ini dapat membantu kelancaran tugas mahasiswa dan
pembimbing di bidang akademik khususnya dalam pelaksanaan kegiatan akademik non-
perkuliahan di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Malang, Oktober 2013

TIM PENYUSUN

5
DAFTAR ISI
SAMBUTAN DEKAN ............................................................................................................................ 4

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. 5

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 6

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................................ 9

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................................... 10

I. PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 12

1.1 Pengertian Magang Kerja dan Skripsi ..................................................................................... 12

1.2 Kode Etik Pelaksanaan Magang Kerja dan Skripsi ................................................................... 14

1.3 Sikap Ilmiah ............................................................................................................................. 14

1.3.1 Sikap Ingin Tahu ............................................................................................................... 14

1.3.2 Sikap Kritis ...................................................................................................................... 14

1.3.3 Sikap Terbuka ................................................................................................................... 15

1.3.4 Sikap Obyektif .................................................................................................................. 15

1.3.5 Sikap Menghargai Karya Orang Lain ................................................................................ 15

1.3.6 Sikap Berani Mempertahankan Kebenaran .................................................................... 15

1.3.7 Sikap Menjangkau ke Depan ........................................................................................... 15

1.4 Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah ....................................................................................................... 15

II. MAGANG KERJA ............................................................................................................................ 17

2.1 Ketentuan Umum.................................................................................................................... 17

2.2 Tujuan ..................................................................................................................................... 17

2.3 Bentuk Pelaksanaan ................................................................................................................ 17

2.4 Pengelolaan............................................................................................................................. 18

2.5 Laporan Akhir Magang Kerja ................................................................................................... 19

2.6 Ujian Magang Kerja ................................................................................................................. 19

2.7 Tugas Dosen Pembimbing ....................................................................................................... 19

2.7.1 Pembimbing Utama ......................................................................................................... 20

2.7.2 Pembimbing Lapangan..................................................................................................... 20

6
2.7.3 Persentase Penilaian ........................................................................................................ 20

2.8 Ketentuan Lain ........................................................................................................................ 20

2.9 Sistematika Laporan Magang Kerja ........................................................................................ 21

III. SKRIPSI ......................................................................................................................................... 23

3.1 Ketentuan Umum.................................................................................................................... 23

3.2 Tujuan ..................................................................................................................................... 24

3.3 Prasyarat ................................................................................................................................. 24

3.4. Hak dan Kewajiban Mahasiswa............................................................................................. 24

3.5 Pengelolaan............................................................................................................................. 25

3.5.1 Tim Pemantau Skripsi ...................................................................................................... 25

3.5.2 Tahapan Kegiatan Penyusunan Skripsi ............................................................................ 26

3.5.3 Supervisi ........................................................................................................................... 27

3.5.4 Sanksi-Sanksi .................................................................................................................... 27

3.6 Dosen Pembimbing ................................................................................................................. 27

3.7 Ujian Sarjana ........................................................................................................................... 28

3.7.1 Pengertian Ujian Sarjana.................................................................................................. 28

3.7.2 Syarat-Syarat Umum Ujian Sarjana .................................................................................. 28

3.7.3 Majelis Penguji Ujian Sarjana ........................................................................................... 28

3 . 7.4 Tugas dan Hak Majelis Penguji ...................................................................................... 29

3 .7.5 Pelaksanaan Ujian Sarjana ............................................................................................. 29

3 . 7.6 Waktu Pelaksanaan Ujian Sarjana ................................................................................. 29

3 . 7.7 P enilaian Ujian Sarjana .................................................................................................. 29

3.8 Ketentuan Lain ........................................................................................................................ 30

3.9 Ketentuan Penulisan Skripsi ................................................................................................... 31

3.9.1 Bagian-Bagian Skripsi ....................................................................................................... 31

3. 9.2 Bagian Pelengkap ................................................................................................................. 31

3. 9.3 Tubuh Utama Skripsi ..................................................................................................... 34

3.9.4 Pustaka ............................................................................................................................. 35

7
3.9.5 Gambar , Tabel , Lambang , Satuan dan Singkatan , serta Cetak Miring ......................... 37

3. 10 Syarat-Syarat Pengetikan ..................................................................................................... 39

3.10.1 Kertas ............................................................................................................................ 39

3.10.2 Mengetik ....................................................................................................................... 39

3 .10.3 Perbaikan Kesalahan .................................................................................................... 39

3.10.4 Pemakaian Bahasa Indonesia Baku......................................................................................... 39

3.10.5 Nomor Halaman ............................................................................................................ 40

3.11 Pedoman Seminar Ilmiah ..................................................................................................... 40

3.11.1 Ketentuan Umum ......................................................................................................... 40

3.11.3 Tata tertib Seminar ............................................................................................................. 40

3. 12 Pedoman Penulisan Makalah Ringkasan Skripsi .............................................................. 41

3 .12.2 Sistematika ................................................................................................................... 41

3.12.3 K etentuan Lain ............................................................................................................. 42

3.13 ........................................................................................................................................ Y
udisium Sarjana ............................................................................................................... 42

8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Keterkaitan Magang Kerja dan Tugas Akhir (Skripsi) serta Persyaratan dan
Kompetensi yang Diharapkan ........................................................................................................... 13

Gambar 2. Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan Bobot Kering Umbi Ubi Jalar (A).
Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan Produksi Ubi Jalar per ha (B). ....................... 79

Gambar 3. Rata-rata Jumlah Berbagai Stadia Tetranychus sp. yang Dimangsa Imago Jantan
dan Betina Stethorus sp. serta Imago Coccinellid .......................................................................... 79

Gambar 4. Perbandingan Penawaran, Permintaan dan Harga Ubi Kayu ......................................... 80

Gambar 5. Imago Stethorus sp. (perbesaran 40x) (a: jantan, b: betina, c: dari arah lateral ) ......... 81

Gambar 6. Ubi Jalar Perlakuan Jarak Tanam 70 x 30 cm ................................................................. 81

Gambar 8. Hubungan antara Bahan Organik Tanah dan Pembatas Pertumbuhan Tanaman .......... 83

9
DAFTAR LAMPIRAN
L A M P I R A N 1 . C O N T O H L E M B A R P E N G E S AH A N P R O P O S A L MAGANG KERJA ................... 44

L A M P I R A N 2 . C O N T O H F O R M A T S A M P U L PROPOSAL/ L A P O R A N A K H I R MAGANG
KERJA................................................................................................................................................. 45

L A M P I R A N 3 . F O R M A T P E N G E S A H A N L A P O R A N A K H I R MAGANG KERJA......................... 46

L A M P I R A N 4. C O N T O H F O R M A T L E M B A R R E V I S I L A P O R A N MAGANG KERJA........ 47

(D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G ) ........................................................ 47

L A M P I R A N 5 . C O N T O H F O R M A T P E N Y E R A H AN L A P O R A N MAGANG KERJA ....................... 48

(D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G )...................................................... 48

L A M P I R A N 6. C O N T O H F O R M A T S U R A T K E T E R A N G A N T E L A H M E N Y E L E S A I K A N .......... 49

MAGANG KERJA (D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G ) ............................ 49

L A M P I R A N 7. C O N T O H F O R M A T P E N D A F T A R A N K E G I A T A N S K R I P S I .......................... 50

(D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G ) ....................................................... 50

L A M P I R A N 8 . C O N T O H F O R M A T J A D W A L K E R J A K E G I A T A N S K R I P S I ............................ 51

L A M P I R A N 9 . C O N T O H L E M B A R P E N G E S A H A N P R O P O S A L S K R I P S I ............................... 52

L A M P I R A N 1 0 . C O N T O H S A M P U L S K R I P S I .......................................................................... 53

L A M P I R A N 1 1 . C O N T O H H A L A M A N J U D U L S K R I P S I........................................................... 55

L A M P I R A N 1 2 . C O N T O H P E R N Y A T A A N S K R I P S I................................................................... 57

L A M P I R A N 1 3 . C O N T O H H A L A M A N P E R S E T U J U A N S K R I P S I .......................................... 58

L A M P I R A N 1 4. C O N T O H L E M B A R P E N G E S A H A N S K R I P S I ................................................. 59

L A M P I R A N 1 5 . C O N T O H H A L A M A N P E R U N T U K A N S K R I P S I ............................................ 61

L A M P I R A N 1 6 . C O N T O H R I N G K A S A N S K R I P S I .................................................................... 62

LAMPIRAN 1 7. C O N T O H S U M M A R Y S K R I P S I ..................................................................... 64

L A M P I R A N 1 8. C O N T O H K A T A P E N G A N T A R S K R I P S I ....................................................... 66

L A M P I R A N 19 . C O N T O H R I W A Y A T H I D U P L A P O R A N S K R I P S I ......................................... 68

LAMPIRAN 20A. CONTOH DAFTAR ISI LAPORAN SKRIPSI ................................................................. 69

Lampiran 20.B. Contoh Daftar Isi Laporan Skripsi (lanjutan) Untuk Program Studi Agribisnis ...... 71

L A M P I R A N 2 1 . C O N T O H D A F T A R T A B E L L A P O R A N S K R I P S I ............................................ 73

10
L A M P I R A N 2 2 . C O N T O H D A F T A R G A M B A R L A P O R A N S K R I P S I ...................................... 73

L A M P I R A N 2 3 . C O N T O H D A F T A R L A M P I R A N L A P OR A N S K R I P S I .................................... 74

L A M P I R A N 24 . C O N T O H P E N U L I S A N D A F T A R P U S T A K A U N T U K S E T I A P M A C A M P U S T
A K A ................................................................................................................................................... 75

L A M P I R A N 2 5 . C O N T O H G R A F I K............................................................................................ 79

L A M P I R A N 2 6 . C O N T O H G A M B A R D A N D I A G R A M ............................................................ 81

L A M P I R A N 2 7 . C O N T O H T A B E L ............................................................................................... 84

L A M P I R A N 2 8 . C O N T O H R I N G K A S A N U N T U K S E M I N A R H A S I L P E N E L I T I A N ................ 85

11
I. PENDAHULUAN
Buku Panduan Kegiatan Akademik Non Perkuliahan disusun sebagai acuan
penyelengaraan ke-giatan akademik non perkuliahan. Penyusunan Buku Panduan Kegiatan
Akademik Non Perkuliahan ini merupakan mandat dari peraturan Rektor Universitas Brawiajaya
Nomor: 208/PER/2010 tentang Kurikulum Institusional Universitas Brawijaya pasal 4 butir 2 dan 4,
tanggal 14 Juli 2010. Kegiatan akademik non perkuliahan bagi mahasiswa Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya terdiri dari magang kerja, penulisan skripsi, kompetensi berbahasa Inggris
dan olahraga/kesenian. Buku Pedoman ini berisi aturan pelaksanaan, tata cara penulisan laporan,
tata cara pelaksanaan ujian dan penilaian ujian magang kerja dan skripsi. Mahasiswa yang tidak
mematuhi aturan pelaksanaan magang kerja dan skripsi sebagaimana tercantum dalam Buku
Panduan Kegiatan Akademik Non Perkuliahan akan dikenai sanksi akademik yang berlaku. Aturan
pelaksanaan kompetensi berbahasa Inggris dan olahraga/kesenian akan diatur dalam aturan
terpisah.
Kegiatan magang kerja pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dilakukan pada
semester 7 selama tiga bulan. Kegiatan magang dilaksanakan oleh mahasiswa secara mandiri dan
merupakan inisiasi yang strategis untuk mempersiapkan penyusunan skripsi setelah maha-siswa
yang bersangkutan melaksanakan kegiatan magang kerja. Selain kegiatan magang dan penu-lisan
skripsi, UB mensyaratkan penguasaan kompetensi berbahasa Inggris dan olahraga/kesenian pada
lulusan. Kedua kompetensi tersebut merupakan kegiatan akademik non perkuliahan dengan sks
nol, namun menjadi prasyarat kelulusan mahasiswa.

1.1 Pengertian Magang Kerja dan Skripsi


Sesuai dengan kurikulum Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, seorang mahasiswa
selama menempuh studi diwajibkan melakukan kegiatan magang kerja dan skripsi. Kegiatan
tersebut diharapkan akan memberikan pengalaman belajar untuk mencapai integrasi kompetensi
yang cukup bagi calon Sarjana Pertanian sebelum lulus. Magang kerja merupakan kegiatan
praktek aka-demik bagi mahasiswa sehingga diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman
praktek mandiri yang nantinya akan berguna untuk pengembangan profesinya sebelum menyusun
tugas akhir. Secara spesifik tujuan kegiatan magang kerja yaitu untuk menerapkan,
membandingkan dan men-elaah ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan serta dilatih
menyesuaikan diri dengan kondisi di lapangan. Kegiatan magang kerja membidik penguasaan
kompetensi kerjasama dalam tim dan adaptasi terhadap lingkungannnya. Magang kerja
merupakan salah satu kompetensi institusi UB yang pelaksanaan kegiatannya tidak boleh
mengganggu perkuliahan.
Kegiatan magang kerja sekaligus merupakan inisiasi yang strategis bagi mahasiswa untuk
mulai membangun konsep tugas akhir (skripsi). Pada kegiatan magang kerja, mahasiswa memiliki
keleluasaan waktu dan kesempatan untuk melakukan observasi dan menghimpun data awal.
Diharapkan kegiatan magang ini dapat mempersingkat proses penyelesaian skripsi pada semester
berikutnya. Diagaram keterkaitan magang kerja dan tugas akhir (skripsi) disajikan dalam Gambar
1.
Skripsi sebagai tugas akhir program S-1 adalah suatu kegiatan mandiri untuk mensintesis
berbagai bekal ilmu yang telah diperoleh dari sejumlah sumber data antara lain kegiatan
percobaan, survei dan magang kerja. Skripsi setara dengan 6 sks kegiatan akademik. Penulisan
skripsi mahasiswa mencakup beberapa tahapan yaitu penulisan proposal, seminar proposal,
eksplorasi data atau kegiatan percobaan, penulisan draft skripsi, seminar hasil, ujian skripsi dan
revisi skripsi. Mahasiswa yang telah menyelesaikan skripsi dan dinyatakan lulus ujian skripsi
berhak menyandang gelar Sarjana Pertanian
12
Gambar 1. Diagram Keterkaitan Magang Kerja dan Tugas Akhir (Skripsi) serta Persyaratan dan
Kompetensi yang Diharapkan

13
1.2 Kode Etik Pelaksanaan Magang Kerja dan Skripsi
Pelaksanaan magang kerja dan skripsi merupakan proses akademik untuk berkarya ilmiah
yang harus diselesaikan dalam masa studi mahasiswa. Sebagai masyarakat akademik mahasiswa
ter-ikat pada etika akademik yang berlaku secara universal seperti kejujuran, keterbukaan, obyek-
tivitas, kemauan untuk belajar dan berkembang serta saling menghormati. Tindakan yang
melanggar etika akademik merupakan tindakan tidak etis dan atau pelanggaran akademik.
Aktivitas yang termasuk dalam kategori tindakan tidak etis atau pelanggaran etika akademik
antara lain adalah: (1) plagiasi; (2) kecurangan dalam berkarya ilmiah; (3) pemalsuan; (4) tindakan
diskriminatif, dan lain-lain.
Plagiasi yaitu kegiatan sadar (sengaja) atau tidak sadar yang dilakukan seorang mahasiswa
yang dapat mencakup 1) menyontoh karya ilmiah hasil kerja orang lain; dan 2) menggunakan
bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain tanpa seijin penulisnya, tidak menyebutkan
sumber atau materi karya ilmiah diakui sebagai hasil karya ilmiah atau pemikirannya sendiri.
Bentuk tindakan plagiat antara lain mengambil gagasan, pendapat, hasil temuan orang lain baik
sebagian atau seluruhnya tanpa seijin atau tanpa menyebutkan sumber acuannya secara jujur.
Dalam berkarya ilmiah, rujuk- merujuk dan kutip-mengutip merupakan hal yang tak terhindarkan.
Kegiatan ini justru sangat dianjurkan karena perujukan dan pengutipan akan membantu perkem-
bangan ilmu. Dalam berkarya ilmiah, mahasiswa harus secara jujur menyebutkan rujukan
terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari orang lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari
suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan
pencurian.
Kecurangan dalam berkarya ilmiah adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau
tidak sengaja menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan untuk kepentingan
orang lain atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri dalam kegiatan magang kerja dan
skripsi.
Bentuk tindakan pemalsuan antara lain melakukan kegiatan dengan sengaja atau tanpa
ijin yang berwenang mengganti, meniru atau mengubah/memalsukan sesuatu untuk
mencapatkan pengakuan sebagai sesuatu yang asli.

1.3 Sikap Ilmiah


1.3.1 Sikap Ingin Tahu
Mahasiswa perlu antusias bertanya mengenai berbagai hal yang dihadapinya dalam
menjalankan magang kerja dan skripsi. Mahasiswa sebaiknya menaruh minat baik pada wacana
lama maupun baru. Wacana lama walaupun sudah diperdebatkan oleh para ahli sebelumnya
mungkin saja masih memerlukan pemikiran lebih lanjut. Sementara itu hal-hal yang baru
umumnya sangat menarik untuk dipelajari, agar dapat diperoleh pemikiran atau temuan-temuan
baru.

1.3.2 Sikap Kritis


Ciri mahasiswa yang bersikap kritis adalah tidak mudah puas dengan jawaban tunggal.
Mahasiswa tersebut selalu berusaha mencari hal-hal apa yang ada di balik gejala, bahkan fakta
yang dihadapinya. Sikap ingin tahu itu menimbulkan motivasi yang kuat untuk belajar dan karena
motivasi itu muncul sikap kritis. Mahasiswa tidak akan lekas percaya tetapi, karena sikap ingin
tahu itulah mahasiswa perlu mencari informasi sebanyak mungkin sebelum dirinya menentukan
pendapat kritis. Mahasiswa tidak seharusnya gegabah mengucapkan atau menulis suatu
pernyataan umum. Bagi seseorang mahasiswa yang bersikap kritis hukum-hukum alam dan data
14
empiris merupakan hal yang utama. Mahasiswa sepatutnya dapat membedakan dengan baik
antara hukum alam, hipotesis, teori, dugaan dan pendapat, dan mahasiswa teliti dalam
membandingkan fenomena-fenomena yang serupa.

1.3.3 Sikap Terbuka


Mahasiswa yang bersikap ilmiah perlu selalu bersikap terbuka, yaitu selalu bersedia
mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain, walaupun berbeda dari pendiriannya.
Mahasiswa yang bersikap terbuka itu tidak menutup mata terhadap kemungkinan yang lain.
Mahasiswa tidak emosional dalam menanggapi kritik, sangkalan bahkan celaan terhadap
pendapatnya.

1.3.4 Sikap Obyektif


Bersikap obyektif dapat diartikan sebagai mampu menyisihkan perasaan pribadi, atau
kecenderungan yang tidak beralasan, dengan kata lain dapat menyatakan apa adanya, dapat
melihat secara nyata dan aktual. Mahasiswa yang bersikap obyektif ini tidak “dikuasai” oleh
pikiran, atau perasaannya sendiri dan tidak dipengaruhi oleh prasangka.

1.3.5 Sikap Menghargai Karya Orang Lain


Mahasiswa yang bersikap ilmiah itu memiliki jiwa yang cukup besar untuk menghargai
karya orang lain tanpa merasa dirinya kecil. Orang yang congkak, dan merasa lebih tidak mungkin
bersikap obyektif, dan karya ilmiahnya akan bernada sombong, memerintah dan menggurui.
Orang congkak biasanya bersikap meng”aku”. Mahasiswa yang berjiwa ilmiah pantang mengaku
karya orang lain sebagai karya orisinil yang berasal dari diri sendiri. Mahasiswa tentunya akan
rela dan dengan senang hati mengakui dan mengucapkan terimakasih atas gagasan atau karya
orang lain yang semata-mata ia kutip.

1.3.6 Sikap Berani Mempertahankan Kebenaran


Mahasiswa yang bersikap ilmiah itu berani menyatakan kebenaran dan, apabila perlu,
mempertahankannya. Kebenaran itu mungkin berupa fakta atas hasil studi lapang, parktek
atau penelitiannya sendiri atau hasil penelitian atau karya orang lain. Sikap itu menimbulkan
kebulatan dalam cara berpikir dan menimbulkan konsistensi dalam berkarya ilmiah.

1.3.7 Sikap Menjangkau ke Depan


Mahasiswa yang bersikap ilmiah itu mempunyai pandangan yang cukup jauh ke
depan. Perkembangan teknik dan kebudayaan pada umumnya menarik perhatian orang -
orang yang bersikap ingin tahu, kritis, terbuka dan obyektif, dan karenanya ia berpandangan
jauh kedepan. Mahasiswa perlu bersifat “futuristic”, yaitu mampu melihat jauh kedepan.
Mahasiswa perlu menjadikan dirinya seseorang yang cerdik untuk membuat hipotesis dan
membuktikannya, serta dapat menyusun teori dari pembuktian tersebut. Untuk mencapai
kondisi tersebut tentunya mahasiswa perlu melatih dirinya gemar membaca, menganggap
meneliti sebagai suatu kebutuhan, dan menyajikan hasil kerjanya dalam suatu karya ilmiah
sebagai suatu kewajiban.

1.4 Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah


Pelaksanaan magang kerja dan penulisan skripsi merupakan rangkaian kegiatan ilmiah yang harus
ditulis dalam karya tulis ilmiah. Dalam penulisan skripsi mahasiswa harus mengacu pada ciri-ciri
karya tulis ilmiah sebagai berikut:

15
1. Menyajikan fakta obyektif secara sistematis atau menyajikan implementasi hukum alam pada
situasi yang spesifik
2. Mahasiswa harus menulis secara cermat, tepat, benar dan tulus. Karya tulis ilmiah sebaiknya
tidak membuat terkaan. Pernyataan-pernyataan yang dituliskan dalam karya ilmiah harus
tulus, tanpa rasa takut atas dampak negatif yang mungkin timbul akibat kebenaran
pernyataan-pernyataan ilmiah yang harus diungkapkan
3. Tidak mengejar keuntungan pribadi yaitu tidak berambisi agar pembaca berpihak kepadanya.
Motivasi penulis karya ilmiah hanyalah menginformasikan fakta. Penulis karya ilmiah tidak
ambisius dan berprasangka
4. Karya tulis ilmiah sistematis, tiap langkah direncanakan secara sistematis terkendali secara
konseptual dan prosedural
5. Karya tulis ilmiah tidak emosional, tidak menonjolkan perasaan dan menyajikan sebab
musabab dan pengertian. Kata-kata dalam karya tulis ilmiah harus mudah diidentifikasi.
Alasan-alasan yang dikemukakan indusif, mendorong untuk menarik kesimpulan yang netral
dan bukan ajakan
6. Karya tulis ilmiah tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung kecuali dalam
hipotesis kerja
7. Karya tulis ilmiah ditulis secara tulus dan memuat kebenaran serta tidak memancing
pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan
8. Karya tulis ilmiah tidak argumentatif. Meskipun karya tulis ilmiah mungkin mencapai
kesimpulan namun karya ilmiah yang baik mampu menyajikan fakta secara informatif
sehingga pembaca dapat menarik kesimpulan sendiri.
9. Karya tulis ilmiah tidak persuasif, yang dikemukakan adalah fakta dan aplikasi hukum alam
pada problem yang spesifik. Suatu hal yang benar bahwa tujuan karya tulis ilmiah adalah
untuk mendorong pembaca mengubah pendapat, namun hal itu tidak dilakukan melalui
ajakan, argumentasi, sanggahan dan protes melainkan membiarkan fakta berbicara.
10. Karya tulis ilmiah tidak melebih-lebihkan dalam menyajikan fakta. Memutarbalikkan fakta
akan menghancurkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah.

16
II. MAGANG KERJA
Berdasarkan Peraturan Rektor UB No. 208/PER/2010 tentang Kurikulum Institusional
Universitas Brawijaya, magang kerja adalah salah satu kompetensi institusi UB yang pelaksanaan
kegiatannya tidak boleh mengganggu perkuliahan. Pelaksanaan magang kerja oleh mahasiswa
terutama ditujukan untuk membidik pemahaman dan penguasaan keterampilan dalam berkarya.

2.1 Ketentuan Umum


1. Magang kerja adalah salah satu bentuk kompetensi institusi yang wajib dilakukan oleh
setiap mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
2. Beban Magang Kerja adalah 4 sks, hal ini memiliki pengertian sebagai berikut:
Mengacu pada ketentuan SK Mendiknas No.232/U/2000 bahwa satu sks setara dengan 4
jam kerja lapangan, yang masing-masing diiringi oleh sekitar 1-2 jam kegiatan terstruktur
dan sekitar 1-2 jam kegiatan mandiri per minggu. Dengan ditetapkannya satu sks kegiatan
lapangan diiringi dengan kegiatan terstruktur dan mandiri masing-masing 2 jam, maka
beban 4 sks untuk kegiatan Magang Kerja Setara dengan 64 jam/minggu/smtr. Satu
semester terdiri atas 14 hingga 16 minggu, sehingga jumlah jam kerja efektif selama satu
semester sebanyak 896 hingga 1.024 jam yang setara dengan 4,6 hingga 5,3 bulan atas
dasar pertimbangan kerja efektif 8 jam/hari dengan 6hari kerja/bulan.
3. Kegiatan Magang Kerja harus di program dalam Kartu Rencana Studi (KRS) setelah
mahasiswa menyelesaikan/ menempuh seluruh matakuliah wajib program studi yang
meliputi matakuliah Pengembangan Kepribadian, Kajian Pertanian, Kajian Utama dan
Pendukung Program Studi, Kajian Minat.
4. Kegiatan magang kerja boleh di programkan bersama skripsi, namun tidak boleh dilakukan
setelah skripsi. Jika mahasiswa memprogramkan magang kerja bersama dengan skripsi
maka magang kerja harus dilaksanakan terlebih dahulu.
5. Pelaksanaan Magang Kerja tidak boleh mengganggu kuliah, untuk itu pelaksanaannya
tidak boleh memprogram matakuliah lain selain skripsi.
6. Mahasiswa yang akan melaksanakan Magang Kerja diwajibkan membuat proposal secara
individu.

2.2 Tujuan
Tujuan magang kerja secara umum adalah:
1. Melatih mahasiswa di lapangan untuk aspek pertanian, perkebunan atau manajemen
lingkungan yang tidak tercakup dalam proses perkuliahan.
2. Memberi kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja sektor pertanian
yang relevan dengan profesi yang akan diembannya di masyarakat.
3. Memberikan pengalaman bekerja mahasiswa di lingkungan profesional pertanian atau
agribisnis.
4. Memberikan keterampilan tambahan yang dimungkinkan berguna untuk kerja di masa depan.

2.3 Bentuk Pelaksanaan


1. Magang kerja di perusahaan/perkebunan/instansi pemerintah/pihak lain yang terkait
dengan program studi mahasiswa dan atau bidang pertanian.
17
2. Melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi; penyuluhan atau sejenisnya
yang terkait dengan kegiatan produktif pemerintah dan masyarakat.

2.4 Pengelolaan
1. Pengelolaan magang kerja ditangani oleh Tim Pengelola Magang Kerja tingkat fakultas
yang berfungsi koordinatif pelaksanaan dan tingkat Jurusan sebagai pelaksana operasional
magang kerja.
2. Tim Pengelola Magang Kerja di tingkat Fakulktas adalah tim pengelola yang ditunjuk oleh
Dekan untuk memfasilitasi pelaksanaan Magang Kerja di tingkat Jurusan.
3. Tim Pengelola Magang Kerja tingkat fakultas beranggotakan para Ketua Badan Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama (BPPK ), Ketua Jurusan dan Ketua Program
Studi yang dikoordinasi oleh Pembantu Dekan I, II dan Pembantu Dekan III.
4. Tim Pengelola Magang Kerja di tingkat Jurusan adalah Tim Pengelola Magang Kerja yang
ditunjuk oleh Ketua Jurusan untuk mengelola Magang Kerja dan ditetapkan oleh Surat
Keputusan Dekan yang bertugas untuk mengelola administrasi dan proses pelaksanaan
Magang Kerja mahasiswa.
5. Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan magang kerja diwajibkan mendaftarkan diri ke
panitia magang kerja di masing-masing jurusan dengan melengkapi proposal magang kerja
yang telah disahkan oleh Pembimbing Utama, Pembimbing Lapangan dan Ketua Jurusan
(contoh lembar pengesahan di Lampiran 1) serta dilengkapi jadwal kegiatan magang kerja
(contoh jadwal kegiatan magang kerja di Lampiran 3 pada Dokumen Manual Prosedur
Pelaksanaan Magang Kerja ) paling lambat pada batas akhir pengisian KPRS.
6. Tim Pengelola magang kerja di tingkat fakultas bertugas:
 Membantu mencari lokasi/institusi tempat magang kerja
 Membuat MOU atau nota kesepakatan dengan institusi tempat magang kerja
 Mengalokasikan jumlah mahasiswa untuk setiap lokasi
 Mengkoordinasi Tim Pengelola Magang Kerja tingkat Jurusan
 Mengirim Surat Formal permohonan magang kerja ke para pihak dari Dekan
7. Tim Pengelola magang kerja di tingkat jurusan menjalankan Manual Prosedur Magang
Kerja dengan tugas antara lain:
 Mengusulkan ke Ketua Jurusan untuk menetapkan Dosen Pembimbing
 Menerima pendaftaran
 Memfasilitasi pecarian lokasi/institusi tempat magang kerja
 Melaksanakan pembekalan magang kerja
 Mengatur pemberangkatan
 Melakukan supervisi magang kerja
 Mengkoordinasi seminar hasil kegiatan magang kerja
 Pelaksanaan ujian magang kerja
8. Dosen pembimbing magang kerja diusulkan oleh Ketua Jurusan dan ditetapkan oleh
Dekan. Tim Pengelola magang kerja tingkat jurusan berkewajiban menyerahkan nilai akhir
magang kerja (contoh lembar penilaian magang kerja akan diatur dalam Manual Prosedur)
kepada Ketua Jurusan dan menyerahkan tindasan (copy) nilai akhir magang kerja kepada
Pembantu Dekan Bidang Akademik.
9. Yang berhak menjadi Dosen Pembibing Magang Kerja adalah dosen tetap di Fakultas
Pertanian atau Fakultas lain yang berada di lingkungan UB yang mempunyai kompetensi
selaras dengan bidang yang dibelajarkan dalam suatu proses kegiatan Magang Kerja serta
18
sekurang-kurangnya mempunyai gelar S2. Sedangkan yang berhak mejadi pembimbing
lapangan adalah staf atau pegawai tetap di tempat magang kerja serta sekurang-
kurangnya mempunyai gelar S1.

2.5 Laporan Akhir Magang Kerja


1. Laporan magang kerja disusun oleh mahasiswa peserta magang secara individual
2. Laporan akhir magang kerja disahkan oleh Ketua Jurusan dan dibuat rangkap 4 (empat)
masing-masing diserahkan kepada Dosen Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing
Lapangan, Panitia Magang dan lembaga tempat magang kerja dilangsungkan. Laporan
diterima Panitia Magang setelah ujian dan telah direvisi. Laporan juga diserahkan kepada
Jurusan untuk diteruskan ke perpustakaan Jurusan.
3. Laporan magang kerja antara lain memuat:
a. Sampul (contoh pada Lampiran 2). Sampul cukup soft cover.
b. Lembar pengesahan (contoh pada Lampiran 3)
c. Pendahuluan
d. Tinjauan Pustaka
e. Metode Pelaksanaan
f. Hasil Pembahasan
g. Kesimpulan dan Saran
h. Lampiran (Sebagai contoh deskripsi ”success Story”, ”Fact sheet” dll yang relavan).
4. Laporan akhir setelah ujian magang kerja masih direvisi sesuai masukan dari Pembimbing
Lapangan, Pembimbing Utama dan Penguji dengan bukti penyelesaian revisi (contoh
borang revisi laporan pada Lampiran 4). Batas waktu revisi maksimal satu bulan setelah
ujian magang kerja.
5. Laporan magang kerja diserahkan kepada Pembimbing Lapangan, Pembimbing Utama dan
Jurusan dengan menggunakan borang sebagaimana dicontohkan pada Lampiran 5.

2.6 Ujian Magang Kerja


1. Ujian magang kerja dilaksanakan secara lisan oleh Dosen Pembimbing dan satu Dosen
Penguji.
2. Ujian magang kerja dilaksanakan setelah laporan magang kerja disetujui oleh Dosen
Pembimbing (contoh lembar pengesahan di Lampiran 3).
3. Nilai akhir magang kerja merupakan rata-rata dari nilai kegiatan di lapangan, nilai laporan
dan nilai ujian yang mencakup penilaian tentang:
a. Disiplin, tanggung jawab, kreativitas, kemampuan kerja sama dan beban pekerjaan
selama praktek kerja.
b. Aktivitas di lapangan.
c. Mutu laporan yang menyangkut: isi, sistematika, alur penyajian dan tata cara
penulisan.
d. Kemampuan penguasaan laporan magang dan hal-hal lain yang terkait dengan obyek
magang.

2.7 Tugas Dosen Pembimbing

19
2.7.1 Pembimbing Utama
1. Pembimbing utama bertugas membimbing serta mengarahkan mahasiswa magang kerja
sejak pembuatan proposal sampai pembuatan dan revisi laporan magang.
2. Membimbing mahasiswa secara akademis ilmiah bertanggung jawab dalam pembuatan
proposal dan laporan magang.
3. Memberikan penilaian terhadap proses dan hasil magang kerja mahasiswa.

2.7.2 Pembimbing Lapangan


1. Membimbing mahasiswa selama praktek di lapangan
2. Mengarahkan mahasiswa dalam pelaksanaan magang di lapangan
3. Memberikan penilaian kepada mahasiswa atas hasil kerja selama di lapangan yang
meliputi:
a. Kedisiplinan
b. Tanggung jawab
c. Kreativitas
d. Kerja sama
Nilai lapangan dikirimkan kepada panitia magang kerja dalam amplop tertutup.

2.7.3 Persentase Penilaian


1. Ketertiban pengisian dan penyerahan aplikasi borang (form) persyaratan administrasi dan
proposal adalah 20% dari total nilai magang; penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing.
2. Nilai laporan kegiatan mingguan sebesar 10% dari total nilai magang; penilaian dilakukan
oleh Dosen Pembimbing. Indikator penilaian meliputi: ketepatan waktu, kelengkapan,
sistematika dan isi laporan mingguan.
3. Supervisi (Kunjungan lapangan) kegiatan magang mempunyai bobot nilai 5% dari total
nilai magang; penilaian dilakukan oleh Supervisor.
4. Kinerja mahasiswa pada waktu di lapangan dievaluasi oleh Pembimbing Lapangan dengan
bobot nilai 35% dari total nilai magang. Instrumen evaluasi magang kerja di lapangan
disusun oleh Tim Pengelola Magang Kerja atas kesepakatan dengan Pembimbing
lapangan.
5. Nilai laporan akhir magang kerja mempunyai bobot 20% dari total nilai magang kerja;
penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing.
6. Seminar dan ujian kegiatan magang kerja mempunyai bobot 15% dari total nilai magang
kerja; penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji.

2.8 Ketentuan Lain


1. Dosen Pembimbing berhak membatalkan magang kerja mahasiswa yang bersangkutan
atau memberi nilai E apabila karena suatu hal mahasiswa dinilai tidak berhasil
melaksanakan magang kerja, baik karena tidak ada aktivitas yang dapat dikerjakan oleh
mahasiswa, karena alokasi waktu yang tidak memenuhi bobot sks, tidak disiplin dan sebab
yang lain. Mahasiswa yang bersangkutan wajib mendaftar ulang untuk mengikuti magang
kerja pada periode berikutnya.
2. Nilai akhir magang kerja dapat diumumkan kepada mahasiswa oleh Pengelola magang
kerja dan atau Sub Bidang Akademik FP-UB yang tembusannya disampaikan kepada

20
Pembantu Dekan Bidang Akademik setelah laporan magang kerja diserahkan kepada
semua Dosen Pembimbing, Panitia dan Instansi yang bersangkutan.
3. Apabila karena suatu hal mahasiswa tidak dapat melaksanakan magang kerja pada
semester yang telah diprogramkan, mahasiswa yang bersangkutan wajib melaksanakan
magang kerja tersebut dan memprogramkan lagi pada semester berikutnya
4. Perbaikan nilai magang kerja hanya dapat dilakukan setelah mahasiswa melakukan
magang kerja ulang.
5. Bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan magang kerja diterbitkan surat keterangan
telah menyelesaikan magang kerja oleh Jurusan masing-masing (contoh format surat
keterangan di Lampiran 6).
6. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan ditetapkan oleh Tim Pengelola magang
kerja.

2.9 Sistematika Laporan Magang Kerja


Sistematika Laporan Magang Kerja adalah sebagai berikut:
1. Lembar Pengesahan (contoh lembar pengesahan proposal dan laporan akhir pada
Lampiran 3)
2. Judul
3. KATA PENGANTAR
4. DAFTAR ISI
5. I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
 Pentingnya topik magang kerja
 Permasalahan yang berkaitan dengan topik yang dipelajari
1.2. Tujuan Magang Kerja
1.3. Sasaran Kompetensi yang ditargetkan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan obyek magang kerja berdasarkan teori
(dari buku teks atau dari hasil penelitian baik jurnal, buletin maupun laporan hasil
penelitian yang lain)
III. METODE PELAKSANAAN
Uraian tentang metode dan pelaksanaan magang kerja:
 Praktek kerja langsung sesuai dengan aktivitas yang ada di perusahaan
 Diskusi dan wawancara dengan staf perusahaan
 Pengumpulan data sekunder sebagai data pelengkap
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berisi uraian secara sistematis hasil kegiatan magang kerja
4.2 Pembahasan
Pembahasan dilakukan pada setiap macam kegiatan yang disajikan, berisi
penjelasan mengapa hal tersebut dilakukan. Bandingkan dengan pustaka yang
telah dituliskan pada bab II, dan berikan ulasan. Pembahasan memiliki arti penting
21
bila hal-hal yang dilaksanakan tidak sesuai dengan pustaka yang telah dikaji.
Pembahasan juga perlu dikaitkan dengan kompetensi yang ditargetkan dalam
pelaksanaan magang kerja.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Mencantumkan hasil utama (kegiatan pokok) yang telah dilakukan selama magang
kerja dan hasil kompetensi yang diperoleh selama magang kerja.
5.2 Saran
Berisi saran tentang perbaikan obyek magang bila kegiatan yang dilakukan diyakini
kurang tepat.
VI. DAFTAR PUSTAKA
VII. LAMPIRAN

Catatan:
1. Untuk proposal, format sama seperti di atas, namun isinya hanya mencakup bab I,II, III dan
Daftar Pustaka dan informasi-informasi yang dibutuhkan sesuai dengan Manual Prosedur
Magang Kerja.
2. Sistematika Laporan Magang Kerja di atas merupakan acuan umum yang dapat dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan proses penulisan. Proses modifikasi tersebut harus memperoleh
persetujuan dari dosen pembimbing.

22
III. SKRIPSI
Sebagai institusi pendidikan tinggi, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya berupaya
mengimplementasikan tujuan pendidikan akademik sebagaimana tertuang dalam Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional RI No. 232/U/2000 pasal 2 ayat 1 yang menyatakan bahwa
pendidikan akademik bertujuan menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan, mengembangkan, dan atau
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian serta menyebarluaskan
dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional. Salah satu implementasi SK KEMENDIKNAS RI No. 232/U/2000
yang diperkuat dengan Keputusan Mendiknas RI No.045/U/2002 dan Keputusan Mendiknas RI
No.080/O/2002 adalah penulisan karya tulis yang diwajibkan untuk memperoleh ijazah sarjana.
Karya tulis tersebut dikenal dengan nama skripsi untuk program S1 dan tesis untuk program S2
serta disertasi untuk program S3. Pengaturan implementasi regulasi tersebut selanjutnya diatur
dalam Pedoman Pelaksanaan Skripsi Sebagai Tugas Akhir Pendidikan Program Sarjana di
Universitas Brawijaya, sebagaimana tercantum pada Peraturan Rektor Universitas Brawijaya
Nomor: 223/PER/2010.

3.1 Ketentuan Umum


1. Skripsi merupakan karya ilmiah tertulis yang disusun oleh mahasiswa, sesuai dengan kaidah
dan etika keilmuan, di bawah bimbingan dosen yang berkompeten dan merupakan cerminan
kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan atau
humaniora pada lingkup keilmuan tertentu (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 1,
ayat 1)
2. Skripsi merupakan tugas akhir yang wajib disusun/dilaksanakan oleh setiap mahasiswa
program sarjana di Universitas Brawijaya (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 1,
ayat 2)
3. Skripsi mempunyai besaran beban studi 6 (enam) sks (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010:
Pasal 4). Alokasi waktu beban 1 sks didasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Rebuplik Indonesia No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi Dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dalam Bab 1 (Ketentuan Umum) Pasal 1 ayat 14.
Pengertian satu sks setara dengan 4 jam kerja lapangan, yang masing-masing diiringi oleh 1 – 2
jam kegiatan tersetruktur dan sekitar 1 – 2 jam kegiatan mandiri per minggu. Dengan
demikian, kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi adalah beban tugas penelitian dan
penyusunan dokumen sebanyak 6 – 8 jam sehari selama 1 bulan (minimal 25 hari kerja). Maka
6 sks penelitian adalah setara dengan beban kerja selama 6 bulan.
4. Perpanjangan waktu dari batas waktu yang ditentukan harus sepengetahuan Dosen
Pembimbing dan disetujui oleh Ketua Jurusan.
5. Substansi skripsi bersifat telaah teori dan/atau penerapan ilmu, teknologi, seni dan humaniora
dengan substansi sesuai bidang keilmuan dan program studi di mana mahasiswa terdaftar.

23
3.2 Tujuan
Sebagaimana diuraikan pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Rebuplik Idonesia
No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa, khususnya dalam Bab 3 ayat 2 butir (a) bahwa Program sarjana diarahkan
pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi menguasai dasar-dasar ilmiah dan ketrampilan dalam
bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan
merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya.
Merujuk Peraturan Rektor UB No.223/PER/2010: Pasal 2, penyusunan skripsi bagi
mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ditujukan untuk memberikan bekal dasar
kepada mahasiswa di dalam menyusun suatu karya ilmiah tertulis untuk menuangkan daya kritis,
analisis dan sintesis mahasiswa terhadap suatu fenomena atau masalah dengan memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dari perspektif lingkup bidang keilmuan
pada Program Studi Agroekoteknologi atau Program Studi Agribisnis di mana mahasiswa terdaftar.

3.3 Prasyarat
1. Mahasiswa dapat melaksanakan rangkaian kegiatan terkait skripsi setelah memenuhi
persyaratan akademik dan administrasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
Fakultas/Program (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 6, ayat 1). Implementasi
aturan tersebut bagi mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya adalah sebagai
berikut:
a. Terdaftar sebagai mahasiswa dalam tahun akademik yang bersangkutan.
b. Telah menyelesaikan semua matakuliah wajib di masing-masing Program Studi dengan IPK
 2,0 dan tanpa nilai E (nilai kuliah dan magang kerja). Sedangkan untuk mahasiswa alih
program telah mengumpulkan sejumlah sks sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam SK
dekan tentang mata kuliah yang harus ditempuh bagi masing-masing mahasiswa.
c. Tidak diperbolehkan mempunyai nilai D/D+ sebesar 10% atau lebih dari total sks yang
dipersyaratkan.
d. Telah mempunyai Dosen Pembimbing yang ditetapkan oleh Ketua Jurusan .
e. Mahasiswa yang akan melakukan kelanjutan magang kerja lokasinya ditetapkan oleh Ketua
Jurusan setelah bermusyawarah dengan Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping.

3.4. Hak dan Kewajiban Mahasiswa


1. Segala bentuk luaran berupa HAKI, artikel dalam jurnal ilmiah dll, yang terkait dengan
materi/substansi skripsi menjadi hak bersama antara mahasiswa dan para pembimbingnya
serta Universitas (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 6, ayat 3)
2. Berdasarkan Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal 6, ayat 6, Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya mengatur hak dan kewajiban mahasiswa sebagai berikut:
a. Mahasiswa berhak mengajukan judul proposal skripsi sesuai dengan minat, kemampuan
dan hasil kerja yang telah dirintis sejak awal sebelum memprogram skripsi. Hal ini
dimungkinkan mengingat pada mata kuliah tertentu ada tugas yang bisa dikembangkan
menjadi pra-proposal. Bila mahasiswa yang bersangkutan berkeinginan untuk melanjutkan
pra-proposal skripsi yang telah disusun, mahasiswa dapat mengajukan kepada Tim
Pemantau Skripsi (lihat bagian 3.5.1)
b. Mahasiswa berhak memperoleh dosen pembimbing yang sesuai dengan kompetensinya.
24
c. Mahasiswa berhak mengajukan usul penggantian dosen pembimbing dalam kondisi khusus
kepada Tim Pemantau Skripsi. Tim Pemantau Skripsi akan memberikan rekomendasi
setelah melakukan monitoring dan evaluasi dari proses pembimbingan yang dilengkapi
dengan dokumen berita acara.
d. Mahasiswa Fakultas Pertanian UB dalam penyelesaian skripsi diwajibkan:
i. Mengikuti tahapan kegiatan skripsi sebagaimana ditetapkan dalam buku Panduan
Kegiatan Akademik Non Perkuliahan.
ii. Menyelesaikan skripsi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
iii. Mentaati peraturan dan segala ketentuan tentang penyelesaian skripsi
iv. Menepati persyaratan beban sks yang telah ditetapkan
3. Mahasiswa wajib menyusun skripsi dengan berlandaskan etika dan tata krama keilmuan, jujur
dan bebas dari unsur plagiarisme serta mengacu pada Pedoman Penulisan Skripsi yang
ditetapkan oleh Dekan Fakultas/Ketua Program (Peraturan Rektor UB No. 223/PER/2010: Pasal
6, ayat 2). Aturan ini telah dijelaskan pada bagian Pendahuluan bagian 1.2. Buku Panduan
Kegiatan Akademik Non Perkuliahan Fakultas Pertanian UB tahun 2010/2011 perihal Kode Etik
Pelaksanaan Magang Kerja dan Skripsi (halaman 3).
Bila mahasiswa melanggar ketentuan yang telah ditetapkan kepada yang bersangkutan akan
dikenakan sanksi sesuai ketetapan Dekan FP UB setelah memperoleh saran pertimbangan dari
Dosen Pembimbing, Ketua Jurusan dan Tim Pemantau Skripsi

3.5 Pengelolaan

3.5.1 Tim Pemantau Skripsi


Dalam rangka mempercepat kelulusan mahasiswa di tingkat Jurusan dapat
membentuk Tim Pemantau Skripsi. Tim Pemantau Skripsi adalah suatu tim yang dibentuk oleh
Jurusan yang tugasnya membantu Ketua Jurusan/Ketua Program Studi dalam rangka
untuk memperlancar tugas Dosen Pembimbing dan pelaksanaan Skripsi yang dilakukan oleh
mahasiswa. Tim Pemantau Skripsi bertugas memonitor proses penyusunan skripsi; sedangkan
substansi skripsi adalah menjadi tanggung jawab Dosen Pembimbing. Dengan adanya Tim
Pemantau Skripsi, diharapkan kegiatan skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa dapat
diselesaikan tepat waktu. Tim Pemantau Skripsi berkewajiban:

1. Membantu Ketua Jurusan dalam menerima formulir pendaftaran skripsi beserta jadwal
kegiatan yang telah disetujui pembimbing.
2. Mengadakan invent arisasi mahasiswa yang mestinya telah memulai kegiatan Skripsi.
3. Memberikan penjelasan kepada mahasiswa mengenai hal -hal yang berkaitan dengan
kegiatan Skripsi, antara lain pengertian tentang Skripsi, syarat, perencanaan, proses
pelaksanaan, mekanisme pemantauan, dan sanksi akademik, serta pemeriksaan sistematika
dan teknis penulisan skripsi.
4. Melakukan pemantauan secara periodik terhadap kegiatan mahasiswa yang telah
memulai melaksanakan Skripsi sesuai dengan jadwal yang telah disusunnya (contoh jadwal
kerja kegiatan skripsi pada Lampiran 8).
5. Menyusun jadwal seminar proposal, seminar hasil dan pelaksanaan Skripsi secara umum.
6. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh mahasiswa dan pembimbing yang
berkaitan dengan pelaksanaan Skripsi dan ikut memikirkan jalan pemecahannya.
7. Secara periodik melaporkan kegiatannya kepada Ketua Jurusan.
25
Secara teknis, proses kerja Tim Pemantau Skripsi ditetapkan melalui Manual Prosedur
Pemantauan Skripsi.

3.5.2 Tahapan Kegiatan Penyusunan Skripsi


Skripsi adalah karya ilmiah yang didasarkan atas hasil kerja dari pelaksanaan penelitian
(berupa percobaan maupun survei) atau kelanjutan hasil magang kerja di bawah bimbingan Dosen
pembimbing. Besarnya nilai skripsi adalah 6 (enam) sks. Yang dimaksudkan sebagai hasil
kelanjutan magang kerja adalah proses lanjutan yang merupakan output dan outcome magang
kerja di mana mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan di lokasi magang kerja.
Permasalahan di lokasi praktek tersebut melalui proses berpikir, pengamatan, pengkajian yang
mendalam tentang lokasi praktek, konsultasi kepada pakar yang kompeten dan kajian pustaka
terutama jurnal ilmiah, diharapkan berkembang gagasan-gagasan orisinal dari mahasiswa yang
bersangkutan untuk mencari jalan keluarnya. Untuk itu mahasiswa difasilitasi dosen pembimbing
melakukan tahapan:

1. Mengenali masalah
2. Mengumpulkan gagasan, ide, informasi dan data
3. Menganalisis informasi dan data
4. Meranking gagasan didasarkan atas hasil analisis
5. Menguji ide, informasi dan data
6. Menarik kesimpulan
7. Menetapkan rekomendasi secara mandiri.
Untuk itu proses penyusunan skripsi sebagai kelanjutan dari magang kerja untuk pengembangan
solusi yang efektif adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama adalah mendiagnosis situasi dan mengidentifikasi akar penyebab masalah
melalui:
a. Analisis akar penyebab masalah yang mungkin terjadi
b. Menetapkan analisis dan informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis
c. Menganalisis dan mengidentifikasi akar penyebab masalah untuk mencari solusi-solusi
melalui misalnya force analysis.
2. Langkah kedua adalah pengembangan solusi melalui:
a. Pengembangan berbagai solusi untuk memecahkan akar masalah
b. Menetapkan prioritas tindakan
c. Pengembagan rencana implementasi
Adapun tahapan kegiatan skripsi yang harus dilaksanakan adalah:
1. Ketua program studi dapat mengusulkan dosen pembimbing skripsi kepada Ketua Jurusan
mulai semester V.
2. Penetapan Dosen Pembimbing oleh Jurusan atas usulan Ketua Program Studi selambat-
lambatnya pada semester VII.
3. Pendaftaran kegiatan skripsi di jurusan setelah mahasiswa menetapkan topik atau judul dan
menyusun jadwal dengan persetujuan Pembimbing
4. Penyusunan Proposal Penelitian (percobaan/survei) atau kelanjutan magang kerja dilengkapi
jadwal kegiatan dan disahkan oleh Pembimbing Skripsi dan Ketua Jurusan
5. Seminar proposal yang telah disetujui oleh Dosen Pembimbing (contoh lembar pengesahan
proposal skripsi pada Lampiran 9)
6. Pelaksanaan Penelitian/Kelanjutan Magang Kerja
7. Analisis data dan penulisan hasil Penelitian/laporan kelanjutan magang kerja
26
8. Seminar hasil
9. Publikasi ke perpustakaan pusat UB
10.Ujian akhir

3.5.3 Supervisi
Selama pelaksanaan percobaan/survei atau kelanjutan magang kerja, Dosen Pembimbing
Utama berkewajiban untuk mengadakan peninjauan lapangan paling tidak sekali selama
pelaksanaan tersebut. Pembiayaan peninjauan lokasi ini dibebankan kepada mahasiswa yang
bersangkutan. Besarnya biaya supervisi ditetapkan berdasarkan surat keputusan Dekan.

3.5.4 Sanksi-Sanksi
Seorang mahasiswa dapat dikenakan sanksi apabila dalam penyelesaian skripsi melakukan
hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan hal-hal yang dilihat dari segi akademik ilmiah tidak dapat dibenarkan.
2. Tidak dapat menyelesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
3. Melakukan hal-hal yang dilihat dari segi keentuan pelaksanaan tidak dibenarkan.
4. Bobot sks kurang dari ketentuan yang telah ditetapkan.
Pelanggaran tehadap ketentuan tersebut mahasiswa akan dikenakan sanksi yang
ditetapkan oleh Dekan setelah memperoleh saran-saran pertimbangan dari Dosen Pembimbing
dan Ketua Jurusan.

3.6 Dosen Pembimbing


Untuk melaksanakan skripsi , seorang mahasiswa dibimbing oleh paling sedikit 2 (dua) dan
paling banyak 3 (tiga) orang dosen pembimbing yang terdiri dari Pembimbing Utama dan
Pembimbing Pendamping.

1. Syarat-syarat Dosen Pembimbing:


a. Dosen Pembimbing Utama adalah Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dari
Program Studi dan atau Minat Studi yang sama dengan mahasiswa yang dibimbingnya, dan
sekurang kurangnya mempunyai jabatan fungsional akademik Lektor dan minimal
berpendikian pascasarjana S2.
b. Dosen Pembimbing Pendamping adalah Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
yang sekurang-kurangnya mempunyai jabatan fungsional akademik Asisten Ahli (III B)
dengan minimal berpendikian pascasarjana S2 atau mempunyai jabatan fungsional Lektor
Kepala dengan minimal bergelar Sarjana Pertanian. Dosen Pembimbing Pendamping juga
dimungkinkan Sarjana Pertanian yang berasal dari instansi lain dengan gelar
pangkat/jabatan yang setara dengan persyaratan di atas. Dosen Pembimbing Pedamping
juga dimungkinkan dan dianjurkan dari Program Studi lain di lingkungan internal Fakultas
Pertanian atau berasal dari fakultas lain di lingkungan Universitas Brawijaya.
c. Penyimpangan persyaratan di atas ditentukan oleh Dekan atas usul Ketua Jurusan.
2. Tugas dan Kewajiban Dosen Pembimbing
a. Mengadakan supervisi ke lokasi percobaan/survei atau ke lokasi kerja kelanjutan magang
kerja
b. Membantu mahasiswa dalam mencari masalah penelitian/lokasi tugas akhir yang dijadikan
dasar dalam penyelesaian skripsi.
c. Membimbing mahasiswa secara akademis ilmiah dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan
dan penulisan karya ilmiah sehingga tercapai kompetensi tugas akhir yang ditargetkan.
27
d. Memberikan penilaian terhadap proses dan hasil skripsi mahasiswa.

3.7 Ujian Sarjana


3.7.1 Pengertian Ujian Sarjana
1. Ujian sarjana adalah ujian skripsi yang diwajibkan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar
kesarjanaan.
2. Ujian skripsi berupa ujian lisan yang dilaksanakan secara komprehensif bertujuan untuk
mengevaluasi mahasiswa dalam penerapan bidang keahliannya yang dituangkan dalam
skripsi.

3.7.2 Syarat-Syarat Umum Ujian Sarjana


Seorang mahasiswa diperkenankan menempuh ujian sarjana bilamana telah memenuhi
syarat-syarat:
1. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif dalam tahun yang bersangkutan
2. Telah mengambil semua mata kuliah wajib dan pilihan yang telah diprogramkan pada
program studi yang bersangkutan dengan nilai minimal D
3. Telah mengumpulkan 138 sks untuk S-1 atau telah mengambil semua mata kuliah yang harus
ditempuh bagi mahasiswa S-1 alih jenjang (sesuai dengan SK Dekan bagi yang bersangkutan)
dengan IP=2,0 tanpa nilai E, sedangkan nilai D+/D maksimal adalah 10% dari total sks yang
diambil
4. Telah lulus ujian magang kerja
5. Telah menyelesaikan skripsi dengan bukti mendapat persetujuan dari Dosen Pembimbing
6. Telah melakukan seminar proposal dan seminar hasil skripsi (contoh ringkasan skripsi untuk
seminar pada Lampiran 28)
7. Telah mengikuti kegiatan seminar di jurusan masing-masing sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan di setiap jurusan
8. Telah menyelesaikan semua persyaratan administratif, yaitu lunas SPP pada semester
pelaksanaan ujian, bebas pinjaman di tiap jurusan dan bebas pinjaman KOPMA, IOM,
Laboratorium Bahasa, Perpustakaan Pusat serta bebas pinjaman/tanggungan kepada instansi
tempat penelitian atau magang kerja
9. Telah mendaftarkan ujian sarjana (contoh lembar pendaftaran kegiatan skripsi pada
Lampiran 8) dan membayar uang ujian skripsi
10. Telah menyerahkan skripsi kepada Majelis Penguji selambat-lambatnya 1 (satu) minggu
sebelum ujian dilaksanakan

3.7.3 Majelis Penguji Ujian Sarjana


1. Ketua Jurusan menetapkan Majelis Penguji Ujian Sarjana
2. Ketua Jurusan menetapkan jadwal ujian atas persetujuan Majelis Penguji Ujian Sarjana
3. Pembatalan ujian dapat dilakukan atas persetujuan Ketua Jurusan
4. Susunan organisasi Majelis Penguji terdiri dari Ketua merangkap Sekretaris dan Anggota
Penguji
5. Ketua Majelis Penguji menurut jabatannya adalah Ketua atau Sekretaris Jurusan atau Ketua
Program Studi
6. Anggota Majelis Penguji adalah Dosen Pembimbing baik Pembimbing Utama maupun
Pembimbing Pendamping ditambah 1 sampai 2 orang Dosen Penguji bukan Pembimbing yang
memiliki bidang ilmu yang berkaitan dengan isi skripsi mahasiswa
28
7. Dosen Penguji bukan Pembimbing dapat berasal dari Dosen Jurusan yang sama, Jurusan atau
Instansi lain yang memiliki bidang ilmu yang berkaitan dengan isi skripsi mahasiswa. Syarat
menjadi Dosen Penguji bukan Pembimbing sama dengan syarat untuk Dosen Pembimbing
Pendamping

3 . 7.4 Tugas dan Hak Majelis Penguji


1. Ketua Majelis Penguji bertugas mengatur kelancaran pelaksanaan dan sidang Ujian Sarjana.
2. Penguji berhak menguji dan memberikan penilaian.

3 .7.5 Pelaksanaan Ujian Sarjana


1. Ketua Jurusan/Sekretaris Jurusan/Ketua Program Studi/Ketua Laboratorium memimpin
pelaksanaan Ujian Sarjana.
2. Ujian Sarjana dapat berlangsung apabila dihadiri paling tidak oleh Ketua Majelis Penguji dan
salah satu Dosen Pembimbing dan satu penguji bukan pembimbing.
3. Dosen Pembimbing yang karena sesuatu alasan yang kuat tidak dapat hadir dalam Majelis
Ujian, diperkenankan menguji sendiri atas persetujuan Ketua Jurusan, setelah ujian
dilaksanakan.
4. Apabila karena sesuatu hal penguji bukan pembimbing tidak dapat hadir, yang
bersangkutan tidak diperkenankan menguji sendiri.

3 . 7.6 Waktu Pelaksanaan Ujian Sarjana


Waktu yang disediakan bagi pelaksanaan Ujian Sarjana paling lama 2 (dua) jam.

3 . 7.7 P enilaian Ujian Sarjana


1. Setiap Penguji m emberi nilai atas Skripsi dan jawaban teruji selama ujian berlangsung.
2. Untuk penilaian dipakai angka 1 –100.
3. Penentuan nilai akhir adalah sebagai berikut:
a. Nilai akhir adalah proporsional berdasarkan bobot sks setiap kegiatan selama
pelaksanaan Skripsi dengan ketentuan seperti pada tabel berikut:
Tabel 1. Komponen dan proporsi penilaian ujian sarjana

No Jenis Kegiatan Persentase (%)


1. Proposal dan Seminar Proposal 25
2. Pelaksanaan Skripsi 30
3. Laporan Skripsi dan Seminar hasil 25
4. Ujian Skripsi 20
Jumlah 100

b. Ketua Majelis Penguji memimpin penentuan nilai akhir ujian atas dasar ketentuan
padaTabel di atas. Contoh hasil penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Contoh Cara perhitungan penilaian ujian sarjana


29
No Jenis Kegiatan Persentase (%) Nilai Bobot (%) X Nilai
1. Proposal dan Seminar Proposal 25 75 18,75
2. Pelaksanaan Skripsi 30 80 24
Laporan Skripsi dan Seminar
3. hasil 25 70 17,5
4. Ujian Skripsi 20 70 14
Jumlah 100 74,25
Nilai Akhir Ujian Skripsi adalah : 74,25 atau B

c. Dari hasil penentuan nilai, nilai akhir dikonver sikan ke nilai A, B+, B, C+, C, D+, D atau E.
d. Apabila diperlukan dapat digunakan pedoman konversi nilai sebagai berikut:

Tabel 3. Konversi hasil penilaian akhir dari nilai angka menjadi nilai huruf
Angka Huruf
> 80 – 100 A
> 75 – 80 B+
> 69 – 75 B
> 60 – 69 C+
> 55 – 60 C
> 50 – 55 D+
> 44 – 50 D
0 - 44 E

e. Khusus untuk nilai ujian skripsi, apabila rata -rata nilai ternyata kurang dari C,
maka mahasiswa harus mengulang ujian skripsi.
f. Bilamana teruji dinyatakan belum lulus ujian skripsi, maka yang bersangkutan
diwajibkan mengikuti Ujian Ulangan selambat-lambatnya 2 bulan setelah ujian pertama
berlangsung.
4. Bilamana setelah ujian skripsi mahasiswa harus direvisi, maka batas waktu revisi ditetapkan
paling lama 1 bulan setelah ujian berlangsung. Apabila mahasiswa yang bersangkutan tidak
dapat menyelesaikan pada batas waktu, yang telah ditetapkan maka Ujian Sarjana
digugurkan dan harus mengulang Ujian Sarjana.

3.8 Ketentuan Lain


1. Dalam hal substansi/materi skripsi ditulis mahasiswa menjadi 1 (satu) artikel dalam jurnal
ilmiah nasional/internasional terakreditasi atau yang diakui Kementerian Pendidikan
Nasional dalam bidang ilmu yang sesuai dapat diakui setara dengan skripsi, mahasiswa
tetap wajib menyusun skripsi tetapi tanpa ujian dan dinyatakan lulus skripsi dengan nilai A
2. Dalam hal mahasiswa memperoleh prestasi sebagai finalis dalam bentuk karya tulis
ilmiah, di bawah bimbingan dosen berkompeten yang dikompetisikan pada tingkat
nasiional/internasional dalam bidang ilmu yang sesuai dapat diakui setara dengan skripsi
3. Karya ilmiah kreatif tertulis dalam bidang ilmu yang sesuai yang disusun mahasiswa, di
bawah bimbingan dosen berkompeten, yang disajikan dalam suatu seminar
nasional/internasional dapat diakui setara dengan skripsi

30
4. Dalam hal karya sebagaimana dimaksud pada 1, 2 dan 3 merupakan hasil kerja kelompok
mahasiswa, maka kesetaraannya dengan skripsi dan hal-hal lain yang terkait diatur lebih
lanjut oleh Fakultas/Program Program Studi.

3.9 Ketentuan Penulisan Skripsi


3.9.1 Bagian-Bagian Skripsi
Bagian-bagian secara lengkap dipaparkan berikut ini:
1. Kerangka
Pada umumnya skripsi dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Pelengkap
b. Tubuh utama skripsi
2. Bagian Pelengkap
Bagian pelengkap skripsi terdiri dari:
a. Sampul (Contoh Lampiran 10)
b. Halaman Judu l (Contoh Lampiran 11)
c. Pernyataan Skripsi (Contoh Lampiran 12)
d. Lembar Persetujuan (Contoh Lampiran 13)
e. Lembar Pengesahan (Contoh Lampiran 14)
f. Halaman Peruntukan (Contoh Lampiran 15)
g. Ringkasan (Contoh Lampiran 16)
h. Summary (Contoh Lampiran 17)
i. Kata Pengantar (Contoh Lampiran 18)
j. Daftar Riwayat Hidup (Contoh Lampiran 19)
k. Daftar Isi (Contoh Lampiran 20)
l. Daftar Tabel (Contoh Lampiran 21)
m. Daftar Gambar (Contoh Lampiran 22)
n. Daftar Lampiran (Contoh Lampiran 23)
o. Daftar Simbol
p. Daftar Istilah (kalau ada)
3. Tubuh Utama Skripsi
Tubuh utama skripsi terdiri dari:
a. Pendahuluan
b. Tinjauan Pustaka
c. Bahan dan Metode Pelaksanaan/Metode Penelitian.
d. Hasil dan Pembahasan
e. Kesimpulan dan Saran
f. Daftar Pustaka (Contoh Penulisan Daftar Pustaka di Lampiran 25)

3. 9.2 Bagian Pelengkap


1. Sampul
Sampul skripsi berwarna hijau tua. Pada sampul tersebut dicetak: judul skripsi, nama
lengkap penulis, lambang dan nama Universitas Brawijaya, Fakultas Pertanian, Program Studi
dan tahun skripsi tersebut diajukan. Semua huruf dicetak dengan huruf besar kecuali kata
“oleh” yang dicetak dengan huruf kecil. Semua huruf dicetak dengan tinta emas. Sampul
terdiri dua bagian, sampul depan dari karton (hard cover) dan sampul dalam dari kertas HVS
putih. Contoh Sampul dapat dilihat pada Lampiran 10. Pada punggung sampul dicantumkan
31
nama penulis, kata SKRIPSI dan tahun kelulusannya. Cara penulisan mengikuti punggung
buku.
2. Judul
Judul skripsi dicetak pada halaman baru. Isi halaman ini hampir sama dengan sampul
skripsi, hanya ditambahkan Nomor Induk Mahasiswa dan keterangan maksud dari
penulisan skripsi tersebut, yang terletak di bawah nama mahasiswa. Contoh ada pada
Lampiran 11.
3. Peryataan Skripsi
Pernyataan skripsi diperlukan untuk menghindari plagiat yang dilakukan oleh mahasiswa.
Contoh ada pada Lampiran 12.
4. Lembar Persetujuan
Lembar persetujuan dicetak pada halaman baru. Halaman ini antara lain memuat judul
skripsi, nama penulis, nomor induk mahasiswa, jurusan, nama dan tanda tangan
pembimbing, nama dan tanda tangan Ketua Jurusan, dan tanggal persetujuan. Contoh ada
pada Lampiran 13.
5. Le mbar Pengesahan
Lembar pengesahan dicetak pada halaman baru. Halaman ini antara lain memuat:
nama penguji dan tanggal kelulusan. Contoh ada pada Lampiran 14.
6. Halaman Peruntukan
Halaman peruntukan bukan merupakan halaman yang wajib untuk diadakan. Pada
halaman tersebut dituliskan untuk siapa skripsi didedikasikan. Penulisan harus
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta tidak dibenarkan menulis
motto. Penulisan harus singkat dan tidak lebih dari satu halaman. Contoh ada pada
Lampiran 15.
7. Ringkas an
Ringkasan dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul
RINGKASAN, Ringkasan mencakup: alinea pertama berisi tujuan penelitian yang dilanjutkan
penjelasan tentang tempat dan waktu pelaksanaan penelitian. Alinea kedua memuat
metode, berisi penjelasan tentang rancangan/analisis penelitian. Hasil percobaan/
penelitian disajikan pada alinea ketiga. Keseluruhan ringkasan dianjurkan
tidak lebih dari dua halaman diketik 1 spasi. Contoh ada pada Lampiran 16.
8. Summary
Summary merupakan ringkasan (point 7) dalam bahasa Inggris. Summary diketik dengan
huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul SUMMARY. Contoh ada pada Lampiran
17.
9. Kata Pengantar
Kata pengantar dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul
KATA PENGANTAR tanpa diakhiri sebuah titik. Pada halaman ini penulis menjelaskan dalam
rangka apa skripsi ini dibuat dan penyampaian ucapan terima kasih secara tertulis kepada
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping, Perorangan lain yang telah memberikan
bimbingan, nasehat, saran dan kritik dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan, kepada
perorangan atau badan yang telah memberikan bantuan fasilitas dan sebagainya yang
dirasakan langsung oleh mahasiswa. Contoh ada pada Lampiran 18.
10. R iwayat Hidup
Riwayat Hidup penulis diperlukan dalam suatu skripsi, dengan menggunakan sebanyak-
banyaknya satu halaman. Didalamnya dicantumkan tempat dan tanggal lahir, siapa kedua
orang tuanya, pendidikan sejak Sekolah Dasar hing ga mencapai gelar Pendidikan Tinggi
terakhir, pengalaman kerja dengan menyebutkan secara singkat jabatan yang pernah
dipangkunya apabila ada. Contoh ada pada Lampiran 19.
32
11. Halaman Daftar Isi
Daftar isi dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul DAFTAR
ISI tanpa diakhiri sebuah titik. Dalam daftar isi dimuat pula daftar pustaka dan
lampiran. Keterangan-keterangan yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat dalam
halaman daftar isi ini. Judul bab diketik dengan huruf besar, sedangkan judul anak bab
diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama tiap kata diketik dengan huruf besar.
Baik judul bab maupun anak bab tidak diakhiri dengan titik. Nomor bab menggunakan
angka romawi dan anak bab diberi nomor dengan angka Arab. Baik nomor bab maupun
anak bab tidak diakhiri dengan titik. Anak -anak bab tidak perlu dicantumkan dalam daftar
isi. Jarak pengetikan antara baris dalam anak bab satu spasi, antara bab yang satu
dengan anak bab berikutnya adalah satu setengah spasi; antara anak bab dengan bab
adalah dua spasi, antara bab yang satu dengan bab berikutnya dua setengah spasi.
Contoh Daftar Isi dapat dilihat pada Lampiran 20 .
12. Daftar Tabel
Daftar tabel dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul
DAFTAR TABEL tan pada akhiri sebuah titik. Daftar Tabel menyangkut semua tabel yang
terdapat dalam teks maupun dalam Lampiran. Nomor tabel menggunakan angka Arab.
Nomor diketik tepat pada permulaan batas tepi kiri pengetikan dan tidak diakhiri titik,
sedangkan perkataan halaman diketik pada batas pinggir kanan sedemikian rupa sehingga
huruf akhir “n” jatuh tepat 3 cm dari tepi ker tas. Nomor tabel dan halaman diketik dua
spasi di bawah daftar tabel. Jarak tabel pertama dari daftar tabel adalah 4 spasi. Judul tabel
harus sama dengan judul tabel dalam teks. Akhir dari setiap judul tabel dihubungkan
dengan titik -titik dengan nomor hal aman dimana tabel tersebut dijumpai dalam teks.
Judul yang memerlukan lebih dari satu baris diketik satu spasi. Jarak antara judul tabel
yang satu dengan berikutnya adalah dua spasi. Contoh Daftar Tabel dapat dilihat pada
Lampiran 21 .
13. Daftar Gambar
Daftar Gambar dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul
DAFTAR GAMBAR. Halaman ini memuat DAFTAR GAMBAR, nomor gambar, judul gambar
dan nomor halaman tempat pemuatannya baik dalam teks maupun dalam lampiran.
Ketentuan tentang peng etikan seperti diuraikan dalam halaman Daftar Tabel (butir 12).
Contoh Daftar Gambar dapat dilihat pada Lampiran 22 .
14. Daftar Lampiran
Daftar Lampiran dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul
DAFTAR LAMPIRAN. Halaman ini memuat DAFTAR LAMPIRAN, nomor lampiran, judul
lampiran dan nomor halaman tempat pemuatannya. Dalam daftar lampiran dimuat
semua lampiran yang ada baik berupa tabel, gambar maupun teks. Ketentuan tentang
pengetikan seperti diuraikan dalam halaman Daftar Tabel (bu tir 12). Contoh Daftar
Lampiran dapat dilihat pada Lampiran 23 .
15. Daftar Simbol
Daftar simbol diketik pada halaman baru dan diberi judul DAFTAR SIMBOL yang diketik
dengan huruf besar tanpa diakhiri sebuah titik. Penempatan DAFTAR SIMBOL di tengah-
tengah kertas. Dalam daftar simbol dimuat uraian tentang simbol tersebut dan
satuannya. Daftar simbol digunakan apabila dalam skripsi memuat banyak simbol -simbol
yang dirasa mengganggu apabila dicantumkan dalam teks.
16. Daftar Istilah (kalau ada)
Daftar istilah dicetak dengan huruf besar di tengah halaman baru dan diberi judul
DAFTAR ISTILAH tanpa diakhiri sebuah titik.

33
3. 9.3 Tubuh Utama Skripsi
Tubuh utama skripsi dibagi menjadi beberapa bab, diawali dengan bab Pendahuluan dan
diakhiri dengan Daftar Pustaka . Jumlah bab tidak dibakukan, melainkan menurut keperluan
yang wajar dari penulis dalam mengemukakan skripsinyaa. Secara umum tubuh utama skripsi
terdiri dari bab Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian/Magang Kerja, Hasil dan
Pembahasan, Kesimpul an dan Saran serta Daftar Pustaka dan diakhiri dengan lampiran.

1. Pendahuluan
Bab ini terdiri dari: (a) Latar Belakang, alasan mengapa penelitian itu perlu/peting dan
menarik dilakukan. (b) Perumusan masalah, sumber permasalahan yang didapat apakah
dari pengamatan di Lapangan, dari pernyataan pemerintah, dari media masa, atau dari
pustaka ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian di mana kita akan melanjutkan
penelitian yang telah dilakukan itu. Bentuk perumusan ini penting karena dapat
menjadi penuntun langkah -langkah berikutnya. (c) Tujuan Penelitian, merupakan bentuk
konkrit dari pertanyaan penelitian yang dihasilkan dari perumusan masalah penelitian.
(c) Manfaat penelitian, berkaitan erat dengan tujuan penelitian yang berisi uraian
tentang kemungkinan penerapan hasil penelitian. (d) Hipotesis, merupakan dugaan atau
pendapat sementara terhadap masalah yang dipilih, yang kebenarannya akan dibuktikan
dalam penelitian. Khusus pada Program Studi Agribisnis, pendahuluan terdiri dari: (a) Latar
Belakang Penelitian, (b) Rumusan Masalah Penelitian, (c) Tujuan Penelitian dan (d) Kegunaan
Penelitian.
2. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka berisi teori yang relevan dengan topik penelitian, biasanya diperoleh
dari buku-buku teks, laporan hasil penelitian sebelumnya, buletin, jurnal, tesis,
disertasi dan bentuk laporan hasil penelitian lain. Diklat kuliah, penuntun praktikum dan
semua bahan yang diberikan selama perkuliahan tidak termasuk pustaka. Isinya harus
relevan dengan problem yang diteliti dan diusahakan dari pustaka terbaru. Selain itu
yang lebih penting isi dari Tinjauan Pustaka dapat memberikan landasan ilmiah tentang:
(a) Masalah penelitian, (b) Metode yang dipilih (bila perlu), dan (c) Mendudukkan letak
penelitian di antara penelitian-penelitian sejenis yang tela h dilaksanakan. Landasan
ilmiah ini penting, agar penelitian tidak bersifat mencoba-coba (trial and error ). Untuk
Program Studi Agribisnis, selain yang telah dikemukakan di atas, juga ditambahkan
Kerangka Teoritis yang terdiri dari: Kerangka Pemikiran, Hipotesis, Definisi Operasional
dan Pengukuran Variabel.
3. Metode Penelitian
Metode Penelitian berisi antara lain: (a) Tempat dan Waktu pelaksanaan penelitian. Sub-
sub ini pada dasarnya menjelaskan deskripsi kondisi lingkungan (tanah, iklim, sosial dan
ekonomi petani, dll) tempat penelitian dilakukan dan bukan semata -mata hanya menulis
nama desa, kecamatan, hari, tanggal, bulan dan tahun. (b) Alat dan bahan, yang digunakan
(khusus untuk penelitian) yang berhubungan dengan atau berpengaruh terhadap hasil
penelitian, dijelaskan tentang spesifikasi alat dan bahan tersebut. Khusus untuk Program
Studi Agribisnis tidak diperlukan adanya alat dan bahan, sehingga bagian ini tidak
diperlukan. (c) Metode penelitian, mencakup rancangan dan rencana analisis datanya,
sedang untuk penelitian non -eksperimenal berisi teknik pengambilan contoh dan analisis
datanya serta pendekatan model yang akan diuji dalam penelitian (d) Pelaksanaan,
dikemukakan prosedur pelaksanaan penelitian secara terperinci dan lengkap, dan (e)
Pengamatan dan pengumpulan data, dijelaskan tentang prosedur dan cara pengambilan

34
data serta data penunjang apa saja yang perlu dikumpulkan. Untuk Progarm Studi
Agribisnis, Metode Penelitian terdiri dari: (a) Penentuan Lokasi Penelitian, (b) Teknik
Penentuan Sampel (Sampling Design), (c) Teknik Pengumpulan Data, (d) Teknik Analisis dan
Pendekatan Model yang akan diuji.
4. Hasil dan Pembahasan
Dalam bab ini dapat dibagi menjadi dua sub bab yaitu (a) Hasil dan (b) Pembahasan. Sub bab
Hasil memuat data utama, penunjang dan pelengkap yang diperlukan untuk
memperkuat hasil penelitian/magang. Data dapat disajikan dalam bentuk kalimat, tabel,
grafik, gambar dan atau foto. Tabel yang dicantumkan dalam teks mencakup tabel yang
memuat data yang telah diolah (misalnya tabel notasi dan tabel matriks korelasi). Tabel
sidik ragam, tabel data pelengkap, tabel yang terlalu panjang, program komputer, peta,
metode analisis data, analisis ekonomi, prosedur analisis laboratorium, dimuat dalam
lampiran. Ketentuan yang sama berlaku untuk grafik, gambar dan foto. Khusus untuk tabel
analisis ragam, guna meringkas penyajian nilai Jumlah Kuadrat (JK) dan F hitung dapat di
hilangkan. Juga harus diingat ketentuan di dalam membuat tabel. Bagaimana bila ada
interaksi dan bagimana bila tidak ada interaksi. Analisis data lebih lanjut sangat
diperlukan, apakah analisis statistika (korelasi dan regreasi), analisis ekonomi atau ana lisis
yang lain. Dalam sub bab Pembahasan disajikan pembahasan yaitu mengapa terjadi
hasil yang demikian itu. Mengapa perlakuan terbukti memberikan perbedaan/pengaruh
nyata, bagaimana penjelasan teorinya dan kaitannya dengan hasil-hasil penelitian
sebelumnya (dari laporan hasil penelitian jurnal, buletin, tesis dan disertasi). Tetapi
pembahasan yang justru sangat penting bila data yang diperoleh tidak mendukung
hipotesis percobaan.
5. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan berisi hasil utama untuk menjawab tujuan penelitian dan hasil uji
hipotesis yang telah dirumuskan. Kesimpulan bukan merupakan ringkasan hasil. Adapun
Saran memuat penjelasan tentang penelitian lebih lanjut, apakah perlu diulangi lagi (yaitu
bila hipotesis tidak terbukti kebenarannya) atau perm asalahan apa yang perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut. Untuk penelitian pengembangan (“on farm research”, demoplot
dll.) dalam anak bab Saran dapat disarankan implikasi hasil penelitian kepada masyarakat.
Saran terdiri dari 2 bagian yaitu saran akademik yang berisi tentang hal-hal yang perlu
diteliti lebih lanjut sehingga fenomena yang diteliti dapat dipahami lebih baik dan saran
praktis/guna laksana bagi pengambil kebijakan tingkat daerah atau pusat, masyarakat
atau stakeholder yang lain.

3.9.4 Pustaka
1. Cara Mengutip Pustaka
Ada dua cara yang lazim digunakan untuk mencantumkan pustaka dalam teks skripsi: (1) cara
nama-tahun, atau (2) cara-nomor. Cara yang pertama lebih dikenal dengan sistem
penulisan sumber pustaka Harvard; contoh: Black (1960). Sedangkan cara yang ke-
dua dikenal dengan sistem penulisan Vancouver . Fakultas Pertanian menetapkan
bahwa untuk penulisan pustaka dalam skripsi mengikuti cara nama dan tahun. Nama
pengarang yang ditulis dalam teks atau naskah hanya menyangkut nama keluarga, sedang
nama pengarang yang terdiri dari dua kata atau lebih, yang ditulis hanya satu kata nama
belakang. Nama pengarang dapat ditulis di awal, di tengah atau di akhir kalimat tergantung
pada susunan kalimat.
Contoh:
 Berdasarkan penelitian Truog (2003)…..
35
 Truog (2003) mengemukakan bahwa ……
 Petani dengan pendapatan ….. (Truog, 2003).
Bila pustaka yang ditulis oleh dua penulis, maka kedua nama penulis tersebut ditulis
lengkap. Bila pustaka yang dikutip terdiri dari 3 orang penulis, maka nama ketiga penulis
wajib dicantumkan pada saat kutipan pertama kalimat dimuat dalam teks atau naskah, dan
selanjutnya ditulis seperti contoh ini: Kein et al. (2003). Bilamana suatu pustaka yang
dikutip ditulis oleh 4 orang penulis atau lebih, dan bilamana nama penulis tersebut
ditulis pada bagian akhir kalimat maka penulisan seperti contoh ini : (Smith et al.,
2003). Serta bilamana dua atau lebih makalah ditulis oleh seorang penulis dalam tahun
yang sama, maka caranya adalah sebagai berikut: Piere (2003a) dan Piere (2003b).
Cara mengutip pendapat penulis yang tercantum di dalam pustaka lain mengikuti contoh
berikut:
 Truog, 2003 (dalam Syafei, 2004) mengemukakan bahwa ….
 Petani … (Truog, 2003 dalam Syafei; 2004).
Pada pengutipan pustaka yang berupa tabel, nama pengarang dan tahun dikutip pada
akhir kalimat judul Tabel.
Penulisan nama penulis dengan statment yang sama dengan lebih dari 1 pustaka ditulis
berurutan berdasar tahun yang paling tua.
2. Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA diketik dengan huruf besar, simetrik, dan dicantumkan di halaman baru
tanpa diakhiri dengan sebuah titik. Daftar pustaka beri si semua pustaka yang digunakan
penulis dalam menyusun skripsi.
Cara menulis pustaka dalam Daftar Pustaka wajib mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
1. Penulisan pustaka dalam Daftar Pustaka tergantung pada setiap jenis pustaka:
a. Pustaka Berupa Majalah (Jurnal/Buletin): Nama pengarang, tahun penerbitan, judul
tulisan, nama majalah, volume dan nomor majalah serta nomor halaman dimana
tulisan dengan judul tersebut dimuat.
b. Pustaka Berupa Buku Teks: Nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku, nomor
edisi (bila bukan edisi pertama), nama penerbit dan tempat penerbit (nama kota).
c. Pustaka Berupa Buku Prosiding (Kumpulan Beberapa Makalah): nama pengarang
dalam makalah itu, tahun penerbitan, judul tulisan/makalah, nomor halaman di
mana tulisan dengan judul buku, nama penerbit dan nama kota penerbit
d. Sumber-sumber elektronik (Internet): nama penulis dalam tulisan itu, tahun
“update”, judul tulisan, alamat situs dan tanggal diaksesnya tulisan tersebut
e. Dokumen Pemerintah: Divisi Departemen Penerbit, tahun terbitan, judul
tulisan, Departemen Penerbit, kota penerbitan. Contoh penulisan pustaka -
pustaka tersebut di atas dan beberapa contoh penulisan untuk pustaka yang lain
dapat dilihat pada Lampiran 24.
2. Pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet dari nama keluarga penulis atau nama
belakang.
3. Adakalanya seorang penulis menulis suatu pustaka secara mandiri, sedang pada
pustaka lain ditulis bersama koleganya (atau lebih). Dalam hal ini, maka cara
mencantumkan dalam daftar pustaka pertama -tama adalah makalah yang ditulis secara
mandiri dan diikuti makalah –makalah yang ditulis bersama koleganya dengan memberi
tanda garis pada pustaka kedua dan pustaka selanjutnya sepanjang nama pengarang
yang sama tanpa memperhatikan urutan tahun.
4. Judul pustaka diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama tiap kata. Kata-kata
penghubung, kata depan dan keterangan tempat diketik dengan huruf kecil.
36
5. Nama lembaga, jurnal, periodikal, atau buletin dapat disingkat sejauh singkatan tersebut
cukup dikenal dan dimengerti. Gunakan pedoman yang dikemukakan dalam
“Abbreviation of the American Standar Association” atau “The List of Periodical,
Abstracted by Chemical Abstract”. (jika memungkinkan tunjukkan linknya atau tambahkan
pada lampiran daftarnya).
6. Untuk penulisan nama pengarang Indonesia disarankan mengikuti Pedoman Penyusunan
Nama Pengarang Indonesia. Menurut kesepakatan bersama dalam “Lokakarya
Peraturan Katalogisasi dan Authority File Pengarang Indonesia”, yang oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1975 telah disetujui yaitu: “Nama
pengarang Indonesia yang terdiri dari dua unsur atau lebih, dengan tidak
memperhatikan latar belakang masing -masing nama itu, maka dalam penyusunan
bibliografi nama akhir itu yang dicantumkan lebih dahulu, kemudian diikuti tanda
koma setelah itu nama pertamanya. Nama akhir itu kemungkinan dapat berupa nama
keluarga, nama marga, nama ayah, nama kecil, atau apapun tidak perlu diperhatikan”.
Contoh:
Basuki Abdullah ditulis: Abdullah, B.
Seno Sastroamidjo jo ditulis: Sastroamidjojo, S.
Sutan Takdir Alisyahbana ditulis: Alisyahbana, S. T.
I Nyoman Suwandi Pendit ditulis: Pendit, I. N. S.
Derajat atau gelar pendidikan, misalnya Prof., Dr., Ir., dr., Drs., SH., B.Sc., M.A., M.Sc.
dan lain–lain. Dalam daftar pustaka tidak perlu dicantumkan. Mengingat sulitnya
mengetahui gelar yang lengkap dari pengarang -pengarang buku dan adanya
perbedaan -perbedaan istilah gelar di berbagai negara di dunia, maka dalam teks
skripsi, gelar -gelar tersebut tidak harus dicantumkan. Contoh penulisan pustaka dapat
dilihat pada Lampiran 33.

3.9.5 Gambar , Tabel , Lambang , Satuan dan Singkatan , serta Cetak Miring
1. Gambar
Istilah gambar mencakup gambar, ilustrasi, grafik, diagram, denah, peta, bagan,
monogram, potret. Gambar harus dibuat pada kertas naskah skripsi. Semua tanda
dalam gambar harus serasi dan jelas. Usahakan gambar dimuat pada halaman khusus,
ditempatkan simetrik dari batas tepi pengetikan tanpa garis bingkai, penempatannya
dapat sejajar lebar kertas atau sejajar panjang kertas. Pembuatan grafik cukup
menggunakan salib-sumbu. Gunakan tinta hitam atau hasil proses komputer untuk tanda
yang dimuat dalam gambar. Nomor urut dan judul gambar diketik di bawah gambar dan
dimulai dua spasi di bawahnya. Jarak antara baris dalam judul adalah satu spasi di
bawahnya. Judul gambar tanpa diakhiri dengan tanda titik. Judul gambar diketik dengan
huruf kecil, termasuk kata penghubung, kecuali huruf pertama tiap perkataan diketik
dengan huruf besar, dan ditempatkan simetrik. Keterangan gambar ditempatkan di
atas judul gambar. Gambar yang berukuran lebih besar daripada ukuran kertas apabila
dimuat dalam teks skripsi disarankan skalanya diperkecil. Ukuran Gambar yang lebih besar
diperkenankan untuk dimuat dalam lampiran (misal: peta). Gambar yang dikutip dari
sumber lain harus dicantumkan nama penulis dan tahun publikasi makalah
bersangkutan, dalam tanda kurung di belakang judul. Bila gambar merupakan komplikasi
dari berbagai sumber, maka cara memberikan tanda -tanda gambar harus dibedakan,
dengan diberi tanda superskrip sedang keterangannya diberikan pada catatan kaki di
bawah judul gambar itu.
Untuk gambar dalam bentuk foto, foto yang ditampilkan harus bisa mencerminkan
37
perbedaan perlakuan. Dalam foto harus ada skala atau barang yang dapat digunakan sebagai
pembanding. Latar belakang foto harus berwarna kontras dengan objek foto, untuk tanaman
disarankan warna biru atau merah, dan tidak boleh dari kain bertekstur mengkilat (glossy).
Foto harus diberi label, namun tidak boleh terlalu besar karena akan menutupi objek yang
akan difoto. Contoh grafik pada Lampiran 25, dan contoh Gambar serta diagram pada
Lampiran 26.

2. Tabel
Tabel diketik pada kertas naskah skripsi. Lajur disusun sedemikian rupa sehingga
tabel mudah dibaca. Singkatan yang dipakai di dalam tabel, wajib mengikuti ketentuan yang
lazim digunakan. Tabel dimuat pada satu halaman dan tidak boleh dipisah; tabel dengan
jumlah lajur dan baris yang lebih besar dari ukuran kertas diusahakan untuk dip erkecil
skalanya sehingga muat dalam satu halaman kertas naskah skripsi. Ada kalanya diperlukan
superskrip untuk maksud tertentu, hingga batas masih terbaca oleh mata normal. Untuk
tabel tidak diperlukan garis kolom. Tabel, nomor tabel, dan judul tabel diketik di atas tabel.
Judul tabel ditempatkan simetrik dan tanpa diakhiri dengan titik. Setiap kata pada judul
tabel diketik dengan huruf besar, kecuali pada kata penghubung, kata depan, dan
keterangan tempat. Jarak antara baris akhir dari judul tabel dengan tabel adalah dua spasi.
Jarak antara baris yang satu dengan baris yang lain dalam judul adalah satu spasi. Tabel yang
dikutip dari sumber lain (pustaka) wajib dicantumkan nama penulis dan tahun
publikasinya dalam tanda kurung dibelakang judul tabel. Tabel yang memuat data yang
berasal dari berbagai sumber pustaka, diberi superskrip yang sama. Superskrip itu ke mudian
dijelaskan pada catatan kaki dibawah tabel atau dibuat lajur khusus disebelah kanan tabel,
yang memuat nama penulis dan tahun publikasi masing-masing makalah yang dijadikan
sumber data. Contoh tabel dapat dilihat pada Lampiran 27.
3. Lambang
Lambang untuk peubah (variabel) dipakai untuk memudahkan penulisan peubah
tersebut dalam rumus dan dalam pernyataan aljabar lainnya. Semua huruf harus dinyatakan
dalam abjad Latin Yunani, baik huruf besar maupun kecilnya. Lambang dapat terdiri dari
satu atau dua huruf. Lambang dapat diberi subkrip atau superskrip atau kedua -duanya.
Subskrip dan superskrip dapat berupa huruf atau angka. Pilihlah lambang yang sudah
lazim digunakan dalam bidang ilmu Saudara. Awal suatu kalimat tidak dibenarkan dimulai
dengan lambang; karenanya susunlah kalimat sedemikian rupa sehingga tidak perlu diawali
dengan lambang peubah atau angka.
4. Satuan dan Singkatan
Hindarkan pemakaian angka, seperti halnya dengan lambang peubah pada awal
suatu kalimat. Gunakan angka untuk tanggal, nomor halaman, persentase, dan waktu,
seperti: 2 Januari 1983; 09.00 pagi, halaman 83, 27 persen. Dalam skripsi sebaiknya jumlah
dinyatakan dalam angka sedang satuan ukuran dinyatakan dengan singkatan satuannya,
terkecuali bila satuan itu tidak didahului oleh suatu angka, misalnya: tabung diukur dalam
milimeter dan lebarnya adalah 10 cm. Perlu diperhatikan bahwa penulisan satuan ukuran
tidak diberi tanda titik dibelakangnya. Untuk angka kurang dari 10 digunakan angka, seperti
empat bagian. Bilamana dalam suatu ka limat memuat satu rangkaian angka -angka lebih
kecil dan lebih besar dari 10, maka semuanya dicantumkan dengan angka sedang
singkatan satuannya cukup dicantumkan setelah urutan angka terakhir, misalnya: 0, 4, 10,
dan 25 oC. Untuk suatu pecahan, agar mengiku ti contoh di bawah ini:
 (A+B)/(C+D); δy i/δxi
 10 g ml-1; 10 kal g -1
38
 exp.(a2+b2)1/2 bukan e(a 2+b2)1/2
 bukan

 ( a  bx )
Untuk menyatakan suatu desimal, gunakan tanda koma, contoh 10,2 ; sedang ribuan atau
kelipatan ribuan ditulis sebagai berikut: 1.000 : 1.000.000
5. Cetak Miring (Italic)
Kata-kata latin dan penulisan kata “dalam” pada rujukan pustaka harus diketik miring ,
misalnya : et al., i.e., viz, a priori, tet a tet, Oryza sativa L., Pare, Thiobacillus
ferrooxidans Temple dan Calmer , Rhixopus nigrecaus, Truog (2003) dalam Syafi’i (2004).
6. Istilah asing diketik biasa dan diberi tanda petik, misalnya : “curing”, “split application”,
“starter solution”, “appendage”.

3. 10 Syarat-Syarat Pengetikan
3.10.1 Kertas
Skripsi diketik di atas kertas HVS/fotokopi berukuran A4 dan berat 70 -80 mg.
Perbanyakannya dapat dilakukan dengan fotokopi yang bersih dengan berat kertas 70 -80 mg.

3.10.2 Mengetik
Naskah skripsi diketik dengan komputer dengan huruf standar adalah Times New
Roman 12 Pitch. Batas pengetikan, 4 cm dari kiri kertas, 3 cm dari batas kanan dan bawah, 3
cm dari batas atas tidak termasuk nomor halaman. Jarak antar kata harus diperhatikan,
sehingga batas kanan kertas tidak perlu lurus betul, untuk itu diperbolehkan memutuskan
kata dengan ketentuan mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang baku dan benar. Setiap
alinea baru kata pertama diketik masuk lima ketikan, sedang setelah tanda koma, titik koma
dan titik dua diberi jarak satu ketukan kecuali setelah tanda titik untuk kalimat baru diberi
jarak dua ketukan. Setiap bab dimulai pada halaman baru, diketik dengan huruf ditengah-
tengah halaman. Anak bab (sub-bab) diketik di tengah-tengah halaman dengan huruf kecil
kecuali huruf pertama pada setiap kata diketik dengan huruh besar. Anak-anak bab (sub-sub
bab) diketik di tepi halaman dengan huruf kecil kecuali huruf pertama pada kata pertama
diketik dengan huruf besar. Antara anak -anak bab/anak bab (bila tidak ada anak -anak bab)
diberi jarak 2 ½ spasi. Antara baris dalam teks tulisan diketik 1½ spasi, kecuali untuk kalimat
judul anak bab, anak –anak bab, judul tabel dan gambar diketik 1 spasi. Ataukah menggunakan
aturan before-after? Bagaimana ketentuannya?
Aturan penomoran sub bab dan sub-sub bab (tanpa tanda titik di akhir penomoran).

3 .10.3 Perbaikan Kesalahan


Naskah skripsi yang dipersiapkan dengan baik tidak memuat kesalahan baik kesalahan
naskah maupun kesalahan ketik.

3.10.4 Pemakaian Bahasa Indonesia Baku


Bahasa Indonesia yang wajib digunakan dalam naskah harus Bahasa Indonesia yang
baku dan benar sesuai denga ejaan yang disempurnakan (EYD). Kaidah tata bahasa harus
ditaati. Kalimat haruslah utuh dan lengkap. Pergunakan tanda baca seperlunya agar dapat
39
dibedakan anak kalimat dari kalimat induknya, kalimat yang diterangkan. Kata ganti orang,
terutama kata ganti orang pertama (saya, kami), jangan digunakan dalam kalimat naskah,
kecuali dalam kalimat kutipan. Pemisahan kata menjadi suku kata pada batas pengetikan
sebelah kanan harus mengikuti ketentuan kata bahasa. Kata terakhir pada baris kalimat
didasar halaman tidak boleh dipotong. Apabila suatu alinea harus diputus karena pergantian
halaman, maka alinea terakhir pada halaman tersebut minimun tersisa dua baris. Demikian
pula bagian yang dipindahkan pada halaman berikutnya minimun dua baris. Gunakan buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, Pedoman Umum
Pembentukan Istilah, dan Kamus Umum Bahasa Indonesia sebagai pedoman.

3.10.5 Nomor Halaman


Halaman bagian persiapan skripsi diberi nomor berbeda dengan nomor halaman
tubuh utama skripsi. Halaman-halaman bagian persiapan diberi nomor angka kecil
Romawi. Angka nomor halaman tubuh utama skripsi berupa angka Arab dan dimulai pada
bab pendahuluan dan seterusnya sampai dengan lampiran-lampiran. Tiap bab dimulai
pada halaman baru dan nomor halamannya tidak dicantumkan. Semua nomor halaman,
baik angka Romawi atau angka Arab, diketik 1 cm dari batas atas kertas dan 1 cm dari batas
kertas sebelah kanan, di belakang nomor halaman tidak diberi titik.

3.11 Pedoman Seminar Ilmiah

3.11.1 Ketentuan Umum


Dalam rangka penyelesaian skripsi, setiap mahasiswa program strata -1 Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya diwajibkan melakukan seminar ilmiah paling sedikit 2 (dua)
kali, masing -masing untuk proposal penelitian untuk skripsi dan hasil penelitian skripsi.

3.11.2 Persyaratan Seminar


Seorang mahasiswa diperbolehkan melakukan seminar ilmiah bila telah memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:

1. Telah menyelesaikan makalah seminar berupa Proposal Penelitian Skripsi dan atau
Hasil Penelitian Skripsi (Contoh Lampiran 36).
2. Telah mendapat persetujuan dosen pembimbing dan Ketua Jurusan.
3. Telah mengikuti seminar mahasiswa yang pelaksanaannya diatur oleh jurusan masing-
masing.

3.11.3 Tata tertib Seminar


1. Sebelum pelaksanaan seminar, pemrasaran harus sudah mendaftar ke jurusan paling
lambat satu minggu sebelum seminar dilaksanakan.
2. Jurusan mengumumkan jadwal pelaksanaan seminar yang tembusannya disampaikan ke
Jurusan lain untuk diumumkan selambat -lambatnya 2 hari sebelum seminar dilaksanakan.
3. Seminar dipimpin oleh seorang moderator (dosen atau mahasiswa) dan pembahas utama
baik dosen atau mahasiswa (atau keduanya).
4. Pemrasaran wajib menyerahkan makalah seminar lengkap yang telah dikonsultasi-
kan dengan pembimbing kepada pembahas utama dan dosen pembimbing paling

40
lambat tiga hari sebelum pelaksanaan seminar.
5. Seminar dianggap syah apabil a telah dihadiri sekurang -kurangnya oleh salah satu dosen
pembimbing dan minimal 20 mahasiswa peserta seminar.
6. Seminar dimulai setelah pemrasaran selesai membagikan ringkasan makalah kepada
seluruh peserta seminar. Seminar dimulai dengan pembukaan oleh moderator,
dilanjutkan dengan presentasi secara lisan selama 15 menit, kemudian diteruskan dengan
penyampaian pertanyaan dan saran oleh pembahas utama setelah 25 menit dan oleh
peserta seminar yang lain selama 30 menit, terakhir saran-saran dari dosen
pembimbing utama kurang lebih 10 menit dan ditutup oleh moderator.
7. Presentasi seminar diwajibkan menggunakan alat bantu yang tersedia (OHP dan atau LCD
Proyektor).
8. Pemrasaran seminar diwajibkan memakai Official Cap (baju putih, celana hitam, dasi
hitam, sepatu hitam dan jas almamater).
9. Seluruh peserta seminar diwajibkan berpakaian rapi.

3. 12 Pedoman Penulisan Makalah Ringkasan Skripsi

3.12.1 Umum
Mahasiswa diwajibkan menyerahkan copy elektronik atau soft copy berupa CD baik
ringkasan skripsi maupun skripsi lengk ap kepada Jurusan. Sedangkan untuk dosen
pembimbing dan perpustakaan Universitas tetap diserahkan skripsi lengkap atau hard
copy. Untuk publikasi di perpustakaan pusat mahasiswa diminta juga menyerahkan bahan
publikasi (Contoh bahan publikasi pada Lampiran 29). Bila bahan publikasi ini direncanakan untuk
dipublikasikan di Jurnal maka mahasiswa diminta memberitahu ke Perpustakaan Pusat
untuk digunakan keperluan internal. Adapun lembar persetujuan oleh Dosen Pembimbing
dapat dicontohkan di Lampiran 30.

3 .12.2 Sistematika
Makalah ringkasan skripsi memuat bab-bab sbb:
1. Halaman Judul
2. Halaman Persetujuan
3. Abstrak (1 halaman), dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
4. Pendahuluan (1 –3 halaman)
a. Latar belakang (berisi: alasan pemilihan judul dan dasar ilmiah dengan berbagai kutipan
pustaka)
b. Tujuan
c. Hipotesis
Khusus untuk Program Studi Agribisnis, Pendahuluan terdiri atas Latar Belakang, Perumusan
Masalah, tujuan serta kegunaan penelitian. Ringkasan Kerangka Pemikiran disajikan sebelum
Metode Penelitian
5. Metode Pelaksanaan/Penelitian (lebih kurang 4 halaman)
a. Tempat dan Waktu/Lokasi Penelitian
b. Alat dan Bahan/Teknik Penentuan Sample
c. Metode/Teknik Pengumpulan data dan analisis data
6. Hasil dan Pembahasan (lebih kurang 8 halaman)
41
7. Kesimpulan dan Saran (1 halaman)
a. Kesimpulan
b. Saran
8. Daftar Pustaka
9. Lampiran-lampiran.

3.12.3 K etentuan Lain


1. Tata cara penulisan makalah ringkasan skripsi mengacu kepada Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Pertanian Keseluruhan isi makalah ringkasan skripsi terdiri dari 15–20
halaman dan dijilid sampul tipis warna hijau.
2. Referensi (sumber pustaka) lain yang bisa dipergunakan sebagai acuan penyusunan karya
ilmiah adalah:
 Tanjung H. B. N. dan Ardial H. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal,
Skripsi dan Tesis) dan mempersiapkan diri menjadi penulis artikel ilmiah.
Prenada Media. Indonesia.

 Dirjen Dikti, 2009. Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa. Direktorat Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

3.13 Yudisium Sarjana


Seorang mahasiswa dapat mengikuti Yudisium Sarjana bilamana memenuhi persyaratan
sebagai berikut:

1. Telah mengumpulkan Skripsi yang dicetak dengan sampul hijau dan telah disetujui oleh Dosen
Pembimbing serta telah disyahkan oleh Majelis Penguji. Syarat menyerahkan naskah jurnal?
2. Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus apabila nilai skripsi sekurang-kurangnya C.
3. Predikat kelulusan adalah s ebagai berikut :
a. Dengan Pujian (Cumlaude), apabila IPK 3,51 - 4,00
b. Sangat Memuaskan, apabila IPK 2,76 - 3,50
c. Memuaskan, apabila IPK 2,00 - 2,75
Khusus predikat kelulusan Cumlaude ditentukan juga berdasarkan lama studi maksimum,
yaitu (n+1) dimana n adalah masa studi (= 4 tahun) untuk S -1 dan 2 tahun untuk
mahasiswa alih jenjang dari Program D-III.

42
LAMPIRAN

43
L A M P I R A N 1 . C O N T O H L E M B A R P E N G E S AH A N P R O P O S A L MAGANG KERJA

LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL MAGANG KERJA JUDUL:
……………………………………………………………….

Disetujui Oleh:

Pembimbing Lapangan, Pembimbing Utama,

_
NIP……………………… NIP……….………….…

Catatan:
Untuk ujian Magang Kerja, Laporan belum perlu ditandatangani Ketua Jurusan. Cukup ditandatangani oleh
Pembimbing Utama dan Pembimbing Lapangan saja, atau catatan persetujuan dari kedua pembimbing.

44
L A M P I R A N 2 . C O N T O H F O R M A T S A M P U L PROPOSAL/ L A P O R A N A K H I R MAGANG
KERJA

(S A M P U L T I P I S ‘ S O F T C O V E R ’ W A R N A H I J A U )

JUDUL :

………………………………………………………………..

MAGANG KERJA

Oleh :
Nama
NIM

JURUSAN .......
PROGRAM STUDI.....
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
20...

45
L A M P I R A N 3 . F O R M A T P E N G E S A H A N L A P O R A N A K H I R MAGANG KERJA

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG KERJA JUDUL:
……………………………………………………………….

Disetujui Oleh:

Pembimbing Lapangan, Pembimbing Utama,

_
NIP……….……………… NIP…………..…………

Mengetahui
Jurusan ...................................
Ketua

NIP…………..………….......

Catatan:
Untuk seminar / ujian Magang Kerja, Laporan belum perlu ditandatangani Ketua Jurusan. Cukup
ditandatangani oleh Pembimbing Utama dan Pembimbing Lapangan saja, atau catatan persetujuan dari kedua
pembimbing.

46
L A M P I R A N 4. C O N T O H F O R M A T L E M B A R R E V I S I L A P O R A N MAGANG KERJA
(D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G )

LEMBAR REVISI LAPORAN MAGANG KERJA

NAMA MAHASISWA : ………………………………..………………………………………………..


NIM : ………………………………..………………………………………………..
PROGRAM STUDI : ………………………………..………………………………………………..
JURUSAN/MINAT : ………………………………..………………………………………………..

Catatan yang harus direvisi


…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..
…………………………………………...…………………………………………………………………..

Malang , ……………………
Penguji,

47
L A M P I R A N 5 . C O N T O H F O R M A T P E N Y E R A H AN L A P O R A N MAGANG KERJA
(D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G )

TIM PENGELOLA MAGANG KERJA


JURUSAN ………/MINAT ……….
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

TANDA TERIMA LAPORAN MAGANGKERJA

Telah terima Laporan Magang Kerja:

NAMA : ………………………………………………
NIM : ...........……………………………………
JURUSAN/ PROGRAM STUDI : ……..…………..........…………………
JUDUL MAGANG KERJA : ……………………………………………… …………………………………………

…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………… ………………
No N A M A TANGGAL TANDA TANGAN
1 Jurusan
2 Dosen Pembimbing
3 Instansi tempat magang kerja

Catatan dibuat rangkap 4


Malang,
Panitia Magang Kerja
Panitian Magang Kerja,
Untuk Pembimbing Utama Magang Kerja
Untuk Pembimbing Lapangan
Untuk Instansi ybs

Catatan: Laporan yang diserahkan berupa Laporan Magang Kerja yang telah diujikan dan telah selesai direvisi
serta telah mendapatkan pengesahan dari Pembimbing Utama, Pembimbing Lapangan da n Ketua
Jurusan/ Ketua Program.

48
L A M P I R A N 6. C O N T O H F O R M A T S U R A T K E T E R A N G A N T E L A H M E N Y E L E S A I K A N
MAGANG KERJA (D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G )

TIM PENGELOLA MAGANG KERJA


JURUSAN ……/MINAT ……………..
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

SURAT KETERANGAN
TELAH MENYELESAIKAN MAGANG KERJA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : …………………………………………………………………..
NIM : …………………………………………………………………..
Jurusan/PS : …………………………………………………………………..
Judul Magang Kerja :………………………………………………………………..
Lokasi : …………………………………………………………………..

Telah selesai dalam melaksanakan Magang Kerja yang dimulai pada:


……………………………………………………S/d………………………………………………………

Demikian, Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya.

Mengetahui

Pembimbing Lapangan/Instansi Mahasiswa Pelaksana Magang Kerja ,

Keterangan:
1. Rangkap 1 untuk Panitia
2. Rangkap 2 untuk Pembimbing Utama
3. Rangkap 3 untuk Pembimbing Lapangan

49
L A M P I R A N 7. C O N T O H F O R M A T P E N D A F T A R A N K E G I A T A N S K R I P S I
(D I S E S U A I K A N D E N G A N J U R U S A N M A S I N G - M A S I N G )

LEMBAR PENDAFTARAN SKRIPSI

Nama : ……………………………
NIM : ……………………………
Program Studi : ……………………………
Jurusan : ……………………………
Judul Sementara : ………………………….…………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
Pembimbing Utama : ……………………………..
Pembimbing Pendamping : ……………………………..
Lokasi (bila dalam bentuk Magang Kerja) : ……………………………..

Mengetahui: Malang, ……………………


Pembimbing Utama, Mahasiswa yang be rsangkutan,

NIP………………..…...

*) Penentuan Dosen Pembimbing telah diatur sebelumnya oleh Jurusan


**) Judul telah dikonsultasikan dengan Dosen Pembimbing Utama dan Dosen Pembimbing
Pendamping dan harus dilengkapi jadwal kerja yang telah disetujui Pembimbing Utama.
***) Lembar ini beserta jadwal kerja dibuat rangkap 3 yaitu untuk, Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping, dan yang bersangkutan.

50
LA M P IRA N 8. C ON T O H F O R MA T J A DW A L K E R JA K E G IA TA N S K R IP S I

JADWAL KERJA KEGIATAN SKRIPSI


Nama Mahasiswa : ………………………………….
NIM : ………………………………….
Judul Skripsi : ……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………

Kegiatan dalam bulan ke dan minggu ke :


No. Judul Bulan ke Bulan ke Bulan ke Bulan ke Bulan ke Bulan ke
Kegiatan **) 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Konsultasi
Judul
2. Pembuatan
Proposal
3. Penelitian
Pendahuluan
4. Seminar
Proposal
5. Persiapan
Penelitian
6. Pelaksanaan
Penelitian
7. Analisis data
8. Pembuatan
draft laporan
9. Konsultasi
hasil
10 Seminar
hasil
11 Laporan
Akhir Selesai

Malang,…………………
Menyetujui : Mahasiswa yang bersangkutan,
Dosen Pembimbing Utama,

_ _ _
NIP ………………… ……

Catatan :
*) Dibuat rangkap 4 diserahkan bersama sama dengan Lembar Pendaftaran Skripsi
kepada Panitia Pemantau Skripsi Jurusan.
**) Judul Kegiatan tergantung kepada kebutuhan sesuai arahan Pembimbing.
***) Jadwal tersebut harus dimasukkan dalam proposal penelitian.

51
LAM P IRAN 9. CON T O H LEM BA R PEN GESA HA N PR O POSA L S KRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

JUDUL:
……………………………………………………………….

Oleh :
Nama :……………………….
NIM : ……………………….
Program Studi : …………..
Minat : .................................

Disetujui Oleh:

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

NIP…………………… NIP………….………………

Mengetahui,
Ketua Jurusan……………..,

_ _
NIP….………………….........

52
LAMPIRAN 10. CON T O H SA MPU L SKRIPSI

KAJIAN BAHAN TANAM DAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN


JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Oleh
MUNIFATUZ ZUHRO

JURUSAN .......
PROGRAM STUDI.....
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
20..

53
PENGARUH JARAK TANAM
DAN TEKNIK PENGENDALIAN GULMA
PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)

Oleh :

IWAN JUMROTUL ABADI

MINAT BUDIDAYA PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
MALANG
2013

54
LAMPIRAN 11. CONTO H HA LA MAN JU DU L S KRIPSI

KAJIAN BAHAN TANAM DAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN


JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Oleh
MUNIFATUZ ZUHRO
0510420029-42

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar


Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

JURUSAN .......
PROGRAM STUDI.....
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
20...

55
PENGARUH JARAK TANAM
DAN TEKNIK PENGENDALIAN GULMA
PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)

Oleh :
IWAN JUMROTUL ABADI
0810480049

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
MALANG
2013

56
LAMPIRAN 1 2. CONTOH PERN YA TAA N SKRIPSI

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, ………………………

__
Tandatangan dan nama terang

57
LAMPIRAN 1 3. CON TO H HA LA MAN PERSETUJUAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul penelitian :ePENGARUH JARAK TANAM DAN TEKNIK


PENGENDALIAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN
HASIL TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)
Nama Mahasiswa : IWAN JUMROTUL ABADI
NIM : 0810480049
Jurusan : Budidaya Pertanian
Program Studi : Agroekoteknologi
Laboratorium : Sumber Daya Lingkungan
Menyetujui : Dosen Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Kedua,

Prof.Dr.Ir. Husni Thamrin Sebayang, MS. Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto, SU
NIP.19530825 198002 1 002 NIP. 19570117 198103 1 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian

Dr. Ir. Nurul Aini, MS


NIP. 19601012 198601 2 001

Tanggal Persetujuan : ..............


58
L A M P I R A N 1 4. C O N T O H L E M B A R P E N G E S A H A N S K R I P S I

59
LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan

MAJELIS PENGUJI

Penguji I Penguji II

Dr. Ir. Agung Nugroho, MS Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto, SU


NIP. 19580412 198503 1 003 NIP. 19570117 198103 1 001

Penguji III Penguji IV

Prof.Dr.Ir. Husni Thamrin Sebayang, MS. Dr. Ir. Yulia Nuraini, MS


NIP.19530825 198002 1 002 NIP. 19611109 198503 2 001

Tanggal Lulus :

60
LAMPIRAN 1 5. CON TO H HA LA MA N PERUNTU KAN S KRIPSI

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Kedua Orang tua tercinta serta Kakak


dan Adikku Tersayang

61
LAMPIRAN 1 6. CONTO H R IN GKA SAN SKRIPSI

RINGKASAN

AKHIRA DESINTHA ARISETIA. 0101040008 -44. Studi Daya


Saing Kedelai dalam Pengembangan Agroindustri. Di bawah bimbingan
Iksan Semaoen sebagai Pembimbing Utama dan Nuhfil Hanani sebagai
Pembimbing Pendamping.

Agroindustri sebagai motor penggerak pembangunan sektor pertanian


diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam kegiatan pembangunan
nasional baik dalam susunan pertumbuhan, pemerataan maupun stabilitas.
Banyak harapan telah ditumpukan pada agroindustri namun harapan
besar tersebut tentunya lebih melekat pada potensi yang ada. Perkembangan
agroindustri dapat terjadi apabila komoditas pertanian didasarkan atas daya
saing diantaranya: keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif, memenuhi
skala ekonomi, mampu mengendalikan produk secara kontinu, kebijakan
pemerintah dan mempunyai efek ganda. Salah satu dari berbagai komoditas yang
dapat menangkap aspek ganda adalah komoditas kedelai. Kedelai merupakan
komoditas penting di Indonesia karena merupakan salah satu dumber protein
nabati, sumber vitamin, sumber mineral dan terjangkau oleh masyarakat.
Mengingat komoditas kedelai merupakan komoditas komersial dan 96 persen
dari 95 persen komoditas kedelai digunakan sebagai bahan baku industri tempe
tahu yang perlu dilestarikan keberadaannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari, meramalkan dan merumuskan daya saing komoditas kedelai sehingga
diharapkan akan diperoleh keselarasan langkah sebagai upaya mengatasi masalah-
masalah yang berkaitan dengan berbagai kesenjangan baik dari aspek produksi,
permintaan input-output, agroindustri tahu/tempe dan kebijakan pemerintah di
masa yang akan datang.
Metode analisis usahatani dan agroindustri tempe tahu menggunakan
fungsi keuntungan Cobb Douglass dengan metode penaksiran yang digunakan
adalah Seemingly Unrealeated Regression (SUR) dan memperhatikan aspek
resiko yang ditanggung oleh petani. Analisis daya saing menggunakan keunggulan
komparatif dan keunggulan kompetitif dikombinasikan dengan Policy Analysis
Matrix (PAM), selain itu PAM juga dipakai untuk menganalisis kebijakan dan
intervensi pemerintah terhadap komoditas kedelai baik dalam usahatani maupun
agroindustri tempe tahu. Beberapa jenis skenario (sensitivitas) kebijakan
dilakukan dan intervensi pemerintah terhadap komoditas kedelai agar mempunyai
daya saing di tingkat regional, nasional maupun internasional.
Hasil penelitian antara lain :
1. Daya saing pengusahaan komoditas kedelai di tingkat regional, nasional
dan internasional masih rentan terhadap perubahan -perubahan input,
output maupun kebijakan pemerintah. Sedangkan agroindustri temped
an tahu mempunyai daya saing stabi l yang ditunjukkan oleh nilai
koefisien keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif yang lebih kecil
dari 0,5

62
2. Perilaku Petani terhadap resiko memperlihatkan bahwa sebagian besar
petani yaitu 48,57 persen dari seluruh petani contoh netral resiko,
40 persen berperilaku tidak berani berisiko, dan 11,43 persen berperilaku
berani berisiko.
3. Efisiensi teknis, efisiensi alokatif dan efisiensi ekonomi relatif petani
yang berperilaku tidak berani beresiko tidak lebih efisien dari pada
petani yang berperilaku netral resiko. Petani yang berani beresiko lebih
efisien secara alokatif dibandingkan petani yang berperilaku netral resiko.
4. Keuntungan harapan sebagai variabel tidak bebas dan koefisien
perilaku terhadap resiko sebagai variabel bebas, memperlihatkan
adanya pengaruh negatif tetapi tidak nyata. Hal ini menunjukkan bahwa
keuntungan harapan tidak dipengaruhi oleh perilaku petani dalam menghadapi
resiko.
5. Kebijakan Pemerintah pada harga dalam kegiatan sistem komoditas
kedelai dapat meningkatkan surplus produsen sebesar 4 persen dan
secara tidak langsung dapat meningkatkan daya saing komoditas domestik.
6. Pengusahaan komoditas kedelai belum mencapai efisiensi ekonomis dan
untuk agroindustri Tahu dan Tempe efisien dalam penggunaan biaya
produksi namun belum mencapai e fisiensi ekonomis.
7. Komoditas kedelai diusahakan petani masih mempunyai daya saing,
namun sensitif terhadap tingkat produktifitas, harga kedelai impor,
Shadow Exchange Rate (SER), Nilai Tukar Resmi (NTR) dan tarif impor.

63
LAMPIRAN 1 7. CONT OH SUMMAR Y SK RIPSI

SUMMARY

Natalia Prima Rahardita. 0310460030 -46. Predation Ability of Stethorus sp.


(Coleoptera: Coccinellidae) and Coccinellid, Predator of Tetranychus sp. Mites
(Acari: Tetranychidae). Supervised by Sri Karindah and Retno Dyah Puspitarini.
Tetranychus sp. is an important pest of cassava plant that causes major damage.
This species have several natural enemies, there are coleopteran Stethorus sp. and
coccinellid. The research of both predators was needed to give information about their
potential. The objectives of this research were to observe the predation ability and the
predation activity of adult Stethorus sp. and coccinelid on different prey stages of
Tetranychus sp. This research was conducted in Laboratory of Entomology Plant Pest
and Disease Department, Faculty of Agriculture, Brawijaya University, Malang, on
August 2007 until February 2008. The predator ability was determined separately for
male and female of Stethorus sp. and unsexed of coccinellid with different prey stages of
prey (eggs, nymphs and adults of Tetranychus sp.). One predator was introduce to
Petridish (Ø= 9 cm) and provided 50 eggs, 30 nymphs and 20 adults of Tetranychus sp.
The numbers of preys were replaced to the original density after 24 hours. The
consumption rate experiment for each prey type was replicated 10 times and determined
daily within 5 days. The predation activity was determined separately for male and
female of Stethorus sp. and unsexed of coccinellid with different prey stages of prey
(eggs, nymphs and adults of Tetranychus sp.). One predator was introduced to Petridish
and provided 25 eggs, 15 nymphs and 10 adults of Tetranychus sp. The numbers of
preys were replaced to the original density after 12 hours. The prey consumed was
recorded two times for a day period i.e. at 6 a.m. and 6 p.m. The consumption rate
experiment for each prey type was replicated 10 times and determined daily within 5
days. The data were analyzed using t test of 5% error levels and followed by Least
Significant Different test of 5% levels.The results of first experiment showed that the
predation ability of Stethorus sp. was higher than coccinellid. Stethorus sp. Consumed
29,14 eggs, 9,39 nymphs or 5,44 adults of Tetranychus sp. per day, while coccinellid
consumed 20, 26 eggs, 4,94 nymphs or 2,82 adults of Tetranychus sp. per day. The
female of Stethorus sp. consumed the average number of nymph or adult of Tetranychus
sp. higher than the male (p=0,01 and p=0.03). However, male and female of Stethorus
sp. consumed the average same numbers of Tetranychus sp. eggs (p=0,12). The female
of Stethorus sp. consumed 29, 14 eggs, 10,62 nymphs or 6,78 adults of Tetranychus sp.
per day, while the male of Stethorus sp. consumed 27,20 eggs, 8,16 nymphs or 4,10
adults of Tetranychus sp. per day. Both predators consumed more eggs than nymphs or
adults. Stethorus sp. consumed 28,17 eggs, 9,39 nymphs or 5,44 adults per day and
coccinellid consumed 20,26 eggs, 4,94 nymphs or 2,82 adults per day. The results of
second experiment showed that the preying activity of both predators was more during
night time rather than in the day time. The average number of Tetranychus sp. that
were consumed by Stethorus sp. at night 17,96 eggs, 5,61 nymphs or 3,22 adults
Tetranychus sp. per day, while coccinellid consumed 13,02 eggs, 3,00 nymph s or
64
1,92 adults Tetranychus sp. per day. Stethorus sp. consumed 10,22 eggs, 3,78 nymphs or
2,22 adults Tetranychus sp. per day during day time, whereas coccinellid consumed 7,24
eggs, 1,94 nymphs or 0,90 adults Tetranychus sp. per day.

65
L A M P I R A N 1 8. CONT OH KATA PEN GANTA R SKRIPSI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat
dan hidayah-Nya telah menuntun penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Daya Mangsa Stethorus sp. (Coleoptera: Coccinellidae) dan Coccinellid,
Predator Tungau Tetranychus sp. (Acari: Tetranychidae) ”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,
kepada Dr. Ir. Sri Karindah, MS. dan Dr. Ir. Retno Dyah Puspitarini, MS., selaku dosen
pembimbing atas segala kesabaran, nasihat, arahan dan bimbingannya kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Syamsuddin Djauhari, MS.
dan Dr. Ir. Aminudin Afandhi, MS. selaku penguji atas nasihat, arahan dan bimbingan
kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ketua Jurusan Dr. Ir.
Syamsuddin Djauhari, MS. dan Dr. Ir. Toto Himawan, SU. selaku dosen pembimbing
akademik atas segala nasihat dan bimbingannya kepada penulis, beserta seluruh dosen
atas bimbingan dan arahan yang selama ini diberikan serta kepada karyawan Jurusan
Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya atas fasilitas dan
bantuan yang diberikan.
Penghargaan yang tulus penulis berikan kepada kedua orangtua dan adik atas
doa, cinta, kasih sayang, pengertian dan dukungan yang diberikan kepada penulis. Juga
kepada rekan-rekan HPT khususnya angkatan 2003 “Arduti” atas bantuan, dukungan dan
kebersamaan selama ini.
Penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak
pihak, dan memberikan sumbangan pemikiran dalam kemajuan ilmu pengetahuan.

Malang, Juni 2008

Penulis

66
67
L A M P I R A N 19 . C O N T O H R I W A Y A T H I D U P L A P O R A N S K R I P S I

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 25 Desember 1984 sebagai putri


pertama dari dua bersaudara dari Bapak Subiantoro dan Ibu Titik Srihartati.
Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN Nambangan Lor 05/07 Madiun
pada tahun 1991 sampai tahun 1997, kemudian penulis melanjutkan ke SLTPN 2
Madiun pada tahun 1997 dan selesai pada tahun 2000. Pada tahun 2000 sampai tahun
2003 penulis studi di SMUN 2 Madiun. Pada tahun 2003 penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Strata-1 Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, melalui jalur SPMB.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum Mata
Kuliah Entomologi pada tahun 2005 -2006, Organisme Penyebab Hama pada tahun
2006 -2007 dan Hama Penting Tanaman Utama pada tahun 2007 -2008. Penulis pernah
aktif dalam kepanitiaan PROTEKSI (Pekan Orientasi Terpadu Keprofesian) pada tahun
2006, 2007 dan Ekspedisi HPT pada tahun 2006.

68
LAMPIRAN 20A. CONTOH DAFTAR ISI LAPORAN SKRIPSI
DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN i

SUMMARY ii

KATA PENGANTAR iii

RIWAYAT HIDUP iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

I. PENDAHULUAN 1

1. Latar Belakang 1

2. Tujuan 3

3. Hipotesis 3

II. TINJAUAN PUSTAKA 4

1. Syarat Tumbuh 4

2. Galur Unggul Tembakau Virginia Rajangan 5

3. Kebutuhan Unsur Hara dan Pemupukan Tembakau Virginia 5

4. Pengaruh Pupuk N terhadap Tanaman Tembakau 7

5. Interaksi Antara Dosis Nitrogen dan Galur 11

III. BAHAN DAN METODE 13

1. Tempat dan Waktu 13

2. Alat dan Bahan 13

3. Metode Penelitian 13

4. Pelaksanaan Percobaan 14

5. Pengamatan Percobaan 19

69
6. Analisa Data 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23

1. Hasil 23

2. Pembahasan 42

V. KESIMPULAN DAN SARAN 53

1. Kesimpulan 53

2. Saran 53

DAFTAR PUSTAKA 54

LAMPIRAN 56

70
Lampiran 20.B. Contoh Daftar Isi Laporan Skripsi (lanjutan) Untuk Program Studi Agribisnis

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN i

SUMMARY ii

KATA PENGANTAR iii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian 5

1.3 Tujuan ............................................................................................ 7

1.4 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu 9

2.2 Tinjauan Tentang Karet .................................................................. 11

2.3 Tata Niaga Karet Alam Indonesia .................................................. 26

2.4 Persaingan Karet Alam dengan Karet Sintetis ............................... 27

2.5. Model Ekonometrika 29

III. KERANGKA TEORITIS 37

71
3.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 37

3.2 Hipotesis 61

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ............................. 62

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian ............................................................................ 65

4.2 Teknik Penentuan Sample 65

4.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 66

4.4 Teknik Analisis Data/Pendekatan Model yang akan diuji .............. 67

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 70

5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perdagangan Karet 70


Alam Indonesia dan Dunia ............................................................

5.2 Validasi Model ................................................................................. 95

5.3 Dampak Kuota Ekspor terhadap Kinerja Perdagangan ................. 97

5.4 Dampak Kuota Ekspor terhadap Distribusi Kesejahteraan 133


Pelaku Ekonomi Karet Alam Indonesia .........................................

VI. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 141

6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 141

6.2 Saran 143

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAGAIMANA TEKNIK MENDOKUMENTASIKAN PENELITIAN :

CARA MENAMPILKAN FOTO DAN CARA MENGAMBIL FOTO


PENELITIAN ? PENTING UNTUK DIINFORMASIKAN

72
LAMP IRAN 21. CON TO H DA FTA R TA BE L LA PO RAN SKRIPSI
SETIAP GANTI SUB BAN DIBERI JARAK di format paragraf AFTER +6 (BUKAN
ENTER) DAN JUDUL YANG TIDAK CUKUP SATU BARIS, UNTUK BARIS BERIKUTNYA
HANYA 1 SPASI SAJA
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Rata-rata Produksi Pangan Nasional antara Tahun 1980 -1990 ………... 12

2. Rata-rata Hasil Ubijalar (t ha-1) di Indonesia pada Tahun 1990 ....……… 13

3. Berat Kering Ubi dan Distribusi bahan Kering pada Fase Awal
Pertumbuhan Dua Varietas Ubijalar………………………………….………
14

4. Besarnya Laju Perkembangan Ubi Tanaman Ubijalar (g tan-1 hari-1)… 15

5. Rata-rata Hasil Ubijalar (t ha-1) Varietas Unggul dan Lokal ……………… 18

LAM P IRAN 2 2. CON T O H DA FTA R GA M BAR LA P ORA N SKRIPSI

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
Teks

1. Tiga Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Ubijalar………… 8

2. Indeks Luas Daun Empat Varietas Ubijalar pada Tujuh Waktu


Pengamatan Setelah Tanam 25……………………………………………... 9

3. Nisbah Pertumbuhan Tajuk dengan Ubi Tanaman Ubijalar pada Dua


Macam Tanah yang Brbeda…………………………………………………. 10

4. Pengaruh Peningkatan Penggunaan N Terhadap Hasil Ubi Tanaman


Ubijalar pada Tiga Jenis Tanah yang Berbeda…………………………….. 13

5. Hubungan antara Kadar N dan Kecepatan Distribusi Bahan Kering Ke


dalam Ubi Empat Varietas Ubijalar………………………………………….. 15

6. Hubungan antara Serapan Nitrogen dengan Indeks Luas Daun Ubijalar.. 24


73
L A M P I R A N 2 3 . C O N T O H D A F T A R L A M P I R A N L A P OR A N S K R I P S I

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman
Teks

1. Analisis Tanah Awal………………………………………………..…………… 54

2. Deskripsi Galur Tembakau Virginia Rajangan T45/P25…………..………… 55

3. Deskripsi Galur Tembakau Virginia Rajangan T45/K08…………..………… 56

4. Gambar denah Percobaan……………………………………………………... 57

5. Petak Pengambilan Contoh……………………………………….……………. 58

6. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Nitrogen………………………….………….. 59

7. Sidik Ragam Analisis Regresi Hubungan antara Kandungan Khlorofil


dengan D osis P upuk N dan antara L aju R espirasi dengan D osis P upuk N
pada Dua Galur Tembakau Virginia………………………………..………… 61

8. Sidik R agam A nalisis Regresi Hubungan antara Kandungan Karotin dengan


dosis Pupuk N dan antara Laju Respirasi dengan Ddosis P upuk N pada
dua
Galur Tembakau Virginia………………………………..……………………….. 61

9. Sidik Ragam Analisis Regresi Hubungan antara Bobot Kering Tanaman


(Bktan) dengan Dosis Pupuk N dan antara Bobot Kering Tajuk (Bktaj)
dengan Dosis Pupuk N pada Dua Galur Tembakau Virginia………………… 61

74
L A M P I R A N 24 . C O N T O H P E N U L I S A N D A F T A R P U S T A K A U N T U K S E T I A P M A C A M P U S T
AKA
Untuk mendidik mahasiswa tentang kejujuran, maka setiap Pustaka di dalam daftar
Pustaka harus ada nomor HALAMAN yang dibaca :
Harus dijelaskan bagaimana cara menulis halaman buku Bahasa Inggris atau Bahasa
Indonesia ? Misal : Halaman atau Hal. ; p atau pp

A. Jurnal Pustaka Berupa Majalah (Jurnal/Buletin) / Periodicals : Journal/Bulletin

Boerboom, B.W.J. 2000. A Model of Dry Matter Distribution in Cassava (Manihot esculenta Crantz).
Neth. J. Agric. Sci. 26 (3) : 267-277

B. Pustaka Berupa Buku Teks

Agrios, G. N. 2000. Plant Pathology. Forth Edition. Academic Press. San Diego. p 635

Agrios, G. N. 2002. Plant Pathology. Forth Edition. Academic Press. San Diego. pp 56 - 60

Wolf, D. C. and J. O. Legg. 2000. Isotop and Radiation in Agricultural Sciences: Soil microbiology.
S.P.W.R. Acad. Press. London. pp. 99 – 149

C. Pustaka Berupa Buku Prosiding (Kumpulan Beberapa Makalah)

Biley, S.W.(ed.) 2002. Proc.Int.Clay Conf., Mexico City. 16-23 July 2000. Applied Publishing, Ltd.,
Wilmette, IL.

Proc.Int.Sunflower Conf., 12th,Novi Sad, Yugoslavia. 25-29 July 2003. Int Sunflower Assoc.,
Tbowoomba, QLD, Australia.

Sakatomo,S. (ed.) 2002 .Proc. Int. Wheat Genet.Symp.,6th, Kyoto.28 Nov.-3 Dec. 2001. Plant Germ-
Plasm Inst., Fac. Agric., Kyoto Univ., Kyoto, Japan.

Voronin,A.D. (ed.) 2002-2003. Trans. Int. Congr.Soil Sci., 10th, Moscow. 2002.12 vol.in 13. Inst. Of Soil
Science and Agrochemistry; Moscow.

D. Artikel dalam Publikasi Serial

Brown, P.D., and M.J. Morra. 2002. Control of soil Borne Plant Pests Using Glucosinolate Containing
Plants. Adv. Agron. 61:167-231.

Edwards, A.C., and M.S. Cresser. 2004. Freezing and its Effect on Chemical and Biological Properties
of The Soil. Adv. Soil Sci. 18:59-79. [After vol 20, Advances in Soil Scienceis no longer published
as a serial with volume numbers, Treat listings in later editions as you would a chapter in a
book.]

E. Artikel dalam Majalah Seri Ilmiah

Anonymous. 2001. Computer Programs from your radio? Agri-Marketing 22(6):66.

Davenport, C.H. 2002. Sowing The Seeds. Barron’s. 2 March, p. 10.


75
Mulvaney, D.L., and L. Paul. 2001. Rotating Crops and Tillage. Crops Soils 36(7):18-19.

F. Artikel dengan ada Perbaikan (Errata) yang telah diketahui

Baker, J.M., E.J.A. Spaans, and C.F. Reece. 2004. Conductimetric Measurement of CO2 Concentration:
Theoretical Basis and its Verification. Agron. J. 88:675-682 [erata: 88(6):vi].

G. Makalah dalam Buku

Buresh, R.J., RC. Smithson, and D.T. Hellums. 2002. Building Soil Phosphorus Capital in Africa. P.111-
149. In R.J. Buresh et al. (ed.) Replenishing Soil Fertility in Africa. SSSA Spec. Publ. 51. SSSA,
Madison, WI.

Gardner, W.H., 2003. Water content. P. 493-544. In A. Klute (ed.) Methods of Soil Analysis. Part 1. 2nd
ed. Agron. Monogr. 9. ASA and SSSA, Madison, WI. p -------

H. Makalah dalam Prosiding

Abadi, A. L. dan M. Martosudiro. 2005. Efisiensi Penggunaan Fungisida Sistemik-kontak untuk


Pengendalian Penyakit Busuk Daun (Phytophthora infestans) pada Tanaman Kentang.
25.1-25.14. Dalam Kumpulan Makalah Seminar Hasil Penelitian Pendukung Pengendalian
Hama Terpadu. KPPHT BAPPENAS dan Balitbang Deptan. Jakarta.

Cagirgan, M.I., and C. Toker. 2005. Path-coefficient Analysis for Grain Yield and Related Characters
Under Semiarid Conditions in Barley. P. 607-609. In A. Slinkard et al. (ed.) Proc. Int. Oat Conf.,
5th & Int. Barley Genet. Symp., 7th. Vol.2. Univ. of. Saskatchewan Ext. Press, Saskatoon, SK,
Canada.

Dolstra, O., M.A. Jongmans, and A.W. de Jong. 2003. Geneticvariation for Desgestibility of Cellwall
Constituens in The Stalks and its Relation to Feedingvalue and Various Stalk Traits in Maize
(Zea mays L.). p.394-402. In Proc. Congr. Maize and Sorghum Section of EUCARPIA (Europian
Association for Research on Plant Breeding), 14th, Nitra, Czechoslovakia. 7-11 Sept. 1987.
PUDOC, Wageningen, Netherlands.

I. Disertasi, Tesis, Skripsi

Endres, C. 2004. Influence of Production Practices on Yield and Morphology of Amaranthus cruentus
and Amaranthus hypochondriacus. M.S. Thesis. Univ. of Arkansas, Fayettevilie.

Kirkegaard, J.A. 2005. Effect of Compaction on The Growth of Pigeonpea on Clay soil. Ph.D. diss.
Univ. of Queensland, St Lucia, Australia.

Maracla, M.A. 2004. Tranports of Disollved Volatile Organic Compounds in The Unsaturated Zone.
Ph.D. diss. MichiganState Univ., East Lansing (Diss. Abstr. 96-05907).

J. Abstrak

Degenhart, N.R., BX Werner, and G.W. Burton. 2002. An Orange Node Trait in Pearl Millet: Its
Inheritance and Effec on Digestibility and Herbage Yield. In abstracs of technical papers, 2002
annu. Meet.,s. Branch, ASA, 18th, Fort Worth, TX 2-6 Feb. 2002. ASA, Madison, WI.

76
Ferguson, J.D., W. Chalupa, C.J. Sniffen, D.G. Fox, and PJ. Van Soest. 2004. A Model to Predict
Nitrogen Excretion by Lactating Cows. J. Dairy Sci. 75(Suppl. 1):175 (abstr.).

K. Perangkat Lunak dan Dokumentasi Perangkat Lunak

Abacus Concepts. 2005. Super ANOVA User Guide. Release 1.11. Abacus Concepts, Berkeley, CA.

Boone, K., D. Porter, and J. McKinion. 2005: A Simulator of Row Crop Rhizosphere. USDA ARS-1 13.
USDA ARS Crops Simulation Res. Unit, Mississippi State, MS.

Minitab. 2001. MINITAB 12. Minitab, Inc., State College, PA.

L. Macam-macam

ICRISAT. 2004. Earl Millet Male Sterile Line ICMA 2 and its Maintainer Line ICMB 2: Plant Material
Description no 5. ICRISAT, Patancheru, AP, India.

Sandsted, R.F. 2003. Naming and Release of ‘Midnight’: A New Black Bean Cultivar. Drp. Of Vegetable
Crops Mimeo. Ser. VC-239. Cornell Univ., Ithaca, NY.

M. Artikel Ensiklopedi

Salisbury, F.B. 2004. Response to Photoperiod. P. 135-167. In O.L. Lange et al. (ed.) Physiological
Plant Ecology: 1. Responses to The Physical Environment. Encyclopedia of Plant Physiology.
Vol.12A. Springer-Verlag, Berlin.

N. Dokumen Pemerintah

Pennsylvania Agricultural Statistics Service. 2003. Statistical Summary and Annual Report, 2002-
2003. PASS-102. Penn. Dep. Of Agric., Harrisburg.

O. Paten dan Tanaman yang dipatenkan

Dudeck, A.E. 2002. Bermudagrass Plant ‘FHB-135’.U.S. Plant Patent 9030. Date issued: 3 Jan. 2002.

Titcomb, S.T., and A.A. Juers. 2003. Reduced Calorie Bread and Method of Making Same. U.S. Patent
3 979 523. Date issued: 7 September.

P. Hasil Uji Tanaman

Halseth, D.E., w.l. Hymes, R.W. Porter and R.L. MacLaury. 2003. 2002 New York State Dry Bean
Variety Trials. Fruit and Vegetabel Sci. Rep. 58. Cornell Univ., Ithaca, NY.

Pietsch, D.,R. Gaas, D.T. Rosenow, F. Miller, and G.C. Peterson. 2003b. Grain Sorghum Performance
Test in Texas 2002. Tech. Rep. 92-2. Texas Agric. Exp. Stn., College Station.

Q. Publikasi Cetak dengan Pemutakhiran dalam Edisi “Online”

University of California. 2005. LIC IPM Pest Management Guidelines: Tomato. UC-DANR PubL
3339.(Available on-linewithupdatesat http://www.ipm.ucdavis.edu/PMG/selecnewpest.
tomatoes. html.).

77
R. Suplemen dan Volume Khusus

Hardy,R.W.F., R.C. Burns, R.R. Hebert, R.D. Holsten, and EX Jackson. 2004. Biological Nitrogen
Fixation: A key to World Protein. P. 561-590. In TA. Lie and E.G. Mulder (eds.) Biological
Nitrogen Fixation in Natural and Agricultural Habitas. Proc. Tech. Meet. Int. Biol. Programme
(Sect. PP-N), Prague and Wageningen, 2003. Spec. Vol., Plant and Soil. MartinusNijhoff, The
Hague.

Young, W.C., III. 2003. Influence of Row Spacing and Seeding Rate on Tall Fescue Seed Production. J.
Appl. Seed Prod. 9 (suppl.):48.

S. Sumber sumber Elektronik ‘Online’

S. 1. Hanya Versi Elektronik

De Vriess, ER, M. Jansen, and K. Metslaar. 2005. Newsletter of Agro-Ecosystem Modelling (Online)
November extra ed. Available by e-mail Listsery (camase-1@hern.nic.surfnet.ni) or Web link
to gopher archives (http://www.bib.wau.nVcamase/cam-news.html) (verified 1 Nov. 2005).

Downing, M., D. Langseth, R. Stoffel, and T Kroll. 2002. Large-scale Hybrid Poplar Production
Economics: 2001 Alexandria, Minnesota, establishment cost and management [online].
BIOENERGY’96. Peoc. Nati. Bioenetgy conf., 7th, Partnerships to Develop and Apply Biomass
Tehcnologies, Nashville, TN. 15-20 Sept. 2002. Available at http://www.esd.orni.gov/bfd/
spapers/bioen96/ downing.html posted 10 Dec. 2002; verified 24 Nov. 2004.

National Agricultural Statistics Service. 2003. Crops County data [Online]. Available at
http://usda.mannlib.cornell.edu/data-sets/crop/9Xl 00 (Verified 30 Nov. 2004).

S.2. Versi Cetak dan Versi Elektronik Sekaligus

University of California. 2002. Tomato Pest Management Guidelines. Univ. of Calif. Pest Management
Guide-lines Publ. 14. (Available on-line with updates at http://www.ipm.ucdavis.edu/PMG/
selectnewspest.tomatoes.html.) (Verified 30 Nov. 2004).

S.3. CD-Rom

Moore, K., and M. Collins (ed.) 2003. Forages, CD-Rom companion [CD-ROM computer file]. 5th ed.
Iowa State Univ. Perss, Ames.

Agronomy Journal, Volumes 17-22, 1995-2000 [CD-ROM computer file]. ASA, Madison, WI, and Natl.
Agric. Libr., Madison, WI (Nov. 2003).

78
LAMPIRAN 2 5 . CONTO H GRA FIK

Gambar 2. Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan Bobot Kering Umbi Ubi Jalar (A).
Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan Produksi Ubi Jalar per ha (B).

35
Jumlah yang Dimangsa Imago

30

25

20

15

10

0
Stethorus sp. jantan Stethorus sp. betina coccinellid
Imago Tetranychus sp. Nimfa Tetranychus sp. Telur Tetranychus sp.

Gambar 3. Rata-rata Jumlah Berbagai Stadia Tetranychus sp. yang Dimangsa Imago Jantan
dan Betina Stethorus sp. serta Imago Coccinellid

79
Penawaran, Permintaan dan Harga Ubi Kayu Indonesia
tahun 1985--2004

1760
1664 Penaw aran
1556 1690
1572 1597 1535 1604 1596 1571 1589 1582 1598 1615 (tonX1000)
1450 Permintaan
1378 1351 1357 (tonX1000)
1289
1179 Harga (ton/kg)

1955 1852 17051765


1701 1712 18531729 1753 1744 1700 1713 1570 1683 1699 782 952
1417 1406 1331 1436
1210 543 659 692
304 321
209
112 99 91 102 122 134 133 136 155 168 176 182
85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

00

01

02

03

04
19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

20

20

20

20

20
Tahun

Gambar 4. Perbandingan Penawaran, Permintaan dan Harga Ubi Kayu

80
LAMPIRAN 2 6 . CONTO H GA MBAR DAN DIA GRAM

0,2 mm

a b c
Gambar 5. Imago Stethorus sp. (perbesaran 40x) (a: jantan, b: betina, c: dari arah lateral )

Catatan: Gambar tidak perlu diberi garis tepi.

Gambar 6. Ubi Jalar Perlakuan Jarak Tanam 70 x 30 cm

81
Latar Belakang:
 Potensi ubi kayu sebagai bahan pangan dan bahan baku industri
 Permintaan cenderung meningkat.
 Peluang ekspor masih terbuka lebar.

Permasalahan:
 Harga ubi kayu cenderung berfluktuasi.
 Produktivitas dalam negeri masih rendah.
 Ekspor cenderung menurun.

Jumlah penduduk Pendapatan Permintaan ubi kayu t-1

Harga ubi kayu Permintaan Harga jagung


t-1
Harga dunia

Penawaran

Luas areal
Nilai tukar

Harga

Penawaran ubi kayu


teknologi
Kuota ekspor

t-1

Ekspor
Ekspor t-1

Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan,


penawaran, harga, dan ekspor ubi kayu Indonesia

Peramalan permintaan, penawaran,


harga, dan ekspor ubi kayu Indonesia.

Eksistensi ubi kayu sebagai produk


pertanian yang komersil

Permintaan, penawaran, harga, dan ekspor ubi kayu Indonesia diharapkan optimal:
 Peningkatan keuntungan dan pendapatan petani/produsen.
 Peningkatan ekspor ubi kayu.
 Peningkatan devisa bagi negara.

Keterangan:
: variabel eksogen : hub. Antar variabel endogen

: variabel endogen : hub. Antara variabel endogen dan eksogen

Gambar 7. Skematis kerangka pemikiran Penelitian

82
Gambar 8. Hubungan antara Bahan Organik Tanah dan Pembatas Pertumbuhan Tanaman

83
LAMPIRAN 2 7. CONT O H TA BEL

Tabel 4. Rata-rata Luas Daun pada Berbagai Umur Tanaman untuk Setiap Perlakuan
Macam Varietas dan Dosis Pupuk N (TANPA TITIK)

Rata-rata Luas Daun (Cm2Tanaman-1)


Perlakuan 30 hst 45 hst 60 hast 75 hst 90 hst
Varietas
PB 5 1486,09 1441,51 ab 1950,79 ab 2114,04 a 2328,78 c
PB 8 1361,31 1567,27 b 1860,72 b 2026,81 b 2058,49 a
Bengawan 1187,54 1362,32 a 1662,10 a 1686,22 a 1922,95 a
BNT 5% tn 108,92 128,04 167,79 196,79
-1
Dosis Pupuk (kg ha )
0 1317,09 1448,89 a 1746,76 a 1927,41 a 1813,74 ab
200 1284,09 1425,82 a 1868,12 a 1746,76 a 1927,41 ab
400 1530,29 1609,45 c 2162,62 c 2341,05 c 2573,52 c
600 1405,56 1593,41 b 1909,14 b 1937,70 b 2079,76 b
BNT 5% tn 108,92 128,04 167,97 196,79
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak
berbeda nyata pada uji BNT 5% (p= 0,05); hst = hari setelah tanam; tn =
tidak berbeda nyata

Catatan :

gram dituliskan: g
kilogram dituliskan: kg
meter dituliskan: m
cm3 atau cubical centimeter disingkat cc dituliskan: ml
hektar dituliskan: ha
tanaman per hektar dituliskan: tan ha-1

84
LAMP IRAN 2 8. CON TO H RIN GKA SAN UN TUK SE M I NA R HA SIL PEN E LITIAN
(CONTOH YANG SALAH PADA GAMBAR 2 KURVA, MESTINYA CONCOH TAMPILAN YANG UJI
REGRESI NYATA, UJI F REGRESI TIDAK NYATA TIDAK DIBENARKAN UNTUK DITAMPILKAN HAL
INI BISA DILIHAT SEPINTAS DEN R2 HANYA 0.36)

RINGKASAN

Rika Ratna Sari. 0610430048-43. Peran Hutan Rakyat dan Agroforestri Sebagai
Cadangan Karbon di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Di bawah bimbingan
Kurniatun Hairiah dan Widianto.

PENDAHULUAN METODE

Hutan merupakan suatu sistem Penelitian ini dilakukan di wilayah


penggunaan lahan yang dapat menyerap Kecamatan Prigen (Kabupaten Pasuruan)
karbon sehingga dapat menekan jumlah pada bulan November 2009 – Maret 2010
CO2 di atmosfir. Alih guna lahan melalui dalam dua tahap: pengukuran di lapangan
kegiatan penebangan dan pembakaran dan analisis laboratorium. Kegiatan diawali
hutan, konversi lahan, serta aktivitas dengan observasi wilayah, untuk
lainnya menyebabkan peningkatan emisi menyeleksi plot pengukuran cadangan
gas rumah kaca (GRK). Upaya menanam karbon yang dapat mewakili beberapa
pepohonan yang berumur panjang pada sistem penggunaan lahan (SPL) yang ada.
lahan agroforestri dapat mengurangi Ada 6 SPL yang diukur adalah (1) hutan
konsentrasi CO2 di udara dan juga sekunder, (2) agroforestri nangka, (3)
mengurangi emisi CO2 dari lahan. agroforestri bambu, dan perkebunan
Besarnya penyerapan karbon pada (monokultur) (4) pinus, (5) mahoni, dan (6)
ekosistem daratan dipengaruhi oleh tiga sengon.
faktor, yaitu : (1) vegetasi, (2) kondisi Estimasi cadangan karbon, dilakukan
tempat, (3) pengelolaan dan respon dengan jalan mengukur C yang tersimpan
ekosistem daratan terhadap peningkatan dalam 6 komponen penyusun lahan yaitu
konsentrasi CO2 di atmosfir. Ketiga faktor biomasa dari pohon (tajuk dan akar) dan
tersebut saling berinteraksi dengan hasil tumbuhan bawah, nekromasa (kayu mati,
yang ditentukan oleh kekuatan setiap faktor cabang ranting dan seresah), dan bahan
(Hairiah et al., 2007). Menurut hasil organik tanah. Pengukuran diawali dengan
penelitian Hairiah et al. (2010) di DAS Kali membuat plot pengamatan ukuran 40 x 5 m
Konto menunjukkan bahwa hutan memiliki untuk semua komponen penyusun lahan.
cadangan C tertinggi (161 Mg ha-1). Total Konsentrasi C dari tanaman diestimasi
cadangan C di Agroforestri berkisar antara dengan menggunakan nilai terpasang yaitu
-1
99 hingga 111 Mg C ha . 46%. Biomasa pohon diestimasi dengan
Tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan persamaan alometrik yang
(1) mengevaluasi potensi hutan rakyat dan sesuai. Semua pohon yang terdapat dalam
agroforestri sebagai penyimpan karbon, (2) plot diukur diameter pohon setinggi dada
mengetahui rata-rata C tersimpan per siklus (diameter at breast height) atau 1.3 m dari
tanam. Hipotesis dari penelitian ini adalah atas permukaan tanah. Contoh tumbuhan
(1) Agroforestri lebih berpotensi sebagai bawah dan seresah diambil dari permukaan
cadangan karbon dibandingkan dengan SPL tanah dari 6 titik berukuran 0.5 x 0.5 m
lain dengan hutan sebagai kontrol, (2) pada plot yang sama. Contoh tanah diambil
Semakin pendek siklus tanam maka rata- pada kedalam 0-5 cm, 5-15 cm, dan 15-30
rata C tersimpan per siklus tanam semakin cm, dan dianalisis kandungan C nya.
kecil. Data yang diperoleh di lapangan dan di
Penelitian ini diharapkan dapat laboratorium diuji keragamannya. Untuk
membantu pemerintah daerah Pasuruan mengetahui hubungan antar variabel
dalam menyediakan informasi tentang
dilakukan uji korelasi yang dilanjutkan 85
manfaat hutan rakyat dan agroforestri
sebagai penyimpan karbon. dengan uji regresi.
HASIL agroforestri nangka menunjukkan
komposisi jenis pohon yang beragam yakni
Karakteristik Lahan 20% penghasil timber, 55% penghasil
Keragaman plot pengukuran karbon
buah, dan 25% jenis non-kayu seperti
ditunjukkan dengan kerapatan populasi
pohon, jenis, dan jumlah spesies. Kerapatan pisang (Musa spp) dan pepaya (Carica
populasi pohon tertinggi berturut-turut papaya). Sedangkan pinus, mahoni, dan
adalah sengon monokultur (1960 pohon/ sengon monokultur memiliki diversitas
ha), agroforestri bambu (1816 pohon/ha), yang rendah karena didominasi pohon
pinus monokultur (1306 pohon/ha), mahoni penghasil timber (87 - 99%).
monokultur (1092 pohon/ha), dan
agroforestri nangka (967 pohon/ha). Berat Kering Tanaman
Sedang kerapatan populasi pada hutan Berat kering (BK) tanaman yang
sekunder sekitar 1410 pohon/ha sehingga terdapat dalam biomasa pohon, nekromasa,
kerapatan populasinya lebih rendah tumbuhan bawah (understorey), seresah,
dibandingkan hutan di sub DAS Kali Konto dan akar berbeda nyata (p<0.05) antar SPL.
(2248 pohon/ha) (Hairiah et al., 2010). Hal Pada semua SPL, BK tertinggi terdapat
ini menunjukkan bahwa kondisi hutan di pada biomasa pohon berkisar antara 36.60 -
kec. Prigen dalam kondisi terdegradasi. 122.72 Mg ha-1. BK nekromasa tertinggi
Rasio basal area tanaman dominan/ terdapat pada hutan (29.07 Mg ha-1).
tanaman dominan untuk menunjukkan jenis Sedangkan BK nekromasa pada SPL lain
sistem penggunaan lahan (Hairiah et al., berkisar antara 1.40 – 3.98 Mg ha-1. BK
2009). Rasio basal area pada agroforestri tumbuhan bawah berkisar antara 2.84 -6.90
nangka dan agroforestri bambu adalah 0.37 Mg ha-1. BK seresah berkisar antara 6.59 –
dan 0.41. Sedangkan pada perkebunan 12.79 Mg ha-1. Sedangkan BK akar berkisar
monokultur (pinus, mahoni dan sengon) antara 9.15 - 30.68 Mg ha-1.
berkisar antara 0.81 - 0.98. Bila nilai < 0.4
maka termasuk dalam agroforestri, bila Kejenuhan Bahan Organik Tanah (Corg/Cref)
nilai > 0.80 berarti SPL tersebut cenderung Alih guna lahan hutan menjadi
monokultur (Hairiah et al., 2006). agroforestri nangka menyebabkan
Komposisi pohon penyusun pada menurunnya BOT (Corg/Cref) pada lapisan
hutan adalah 93% terdiri dari tanaman atas (0-5 cm) di hutan dari 0.53 menurun
penghsil timber dan 7% tanaman non kayu. hingga 0.3. Bila lahan hutan dikonversi
Timber Buah2an Non-kayu menjadi pinus monokultur maka penurunan
100%
BOT (Corg/Cref) pada lapisan atas hanya
0.1. Perbedaan penurunan ini disebabkan
80% oleh perbedaan pengelolaan lahan. C
60% saturation deficit (Csatdef) merupakan
indikator untuk mengetahui seberapa besar
40% degradasi kesuburan tanah. Dari hasil
20% perhitungan, Csatdef memiliki nilai < 1.
Hal ini menunjukkan bahwa BOT di hutan
0%
telah mengalami degradasi yang
HT AFN AFB PM MM SM
disebabkan oleh menurunnya kandungan
Gambar 1. Persentase Jumlah Pohon dari Berbagai SPL di bahan organik (Hairiah et al., 2001).
Kecamatan Prigen (HT: hutan, AFN: agroforestri nangka, Tanaman menyerap unsur hara
AFB: agroforestri bambu, PM: pinus monokultur, MM:
dalam BOT melalui akar yang akan
mahoni monokultur, SM: sengon monokultur)
disebarkan keseluruh jaringan tanaman.
Biomasa pohon berkorelasi positif dengan
BOT (Corg/Cref) dengan nilai R = 0.54. 86
Biomasa pohon dengan BOT (Corg/Cref) 200
175
memiliki hubungan keeratan yang lemah
150
(R2 = 0.363). Hal ini menunjukkan bahwa

Total Cadangan C (Mg ha-1)


125

Vegetasi
pengaruh BOT (Corg/Cref) terhadap 100
biomasa tanaman hanya sebesar 36% dan 75
sisanya dipengaruhi oleh beberapa faktor 50
25
lain seperti sinar matahari (proses 0
fotosintesis), air, suhu udara, dan nutrisi

Tanah
-25
lain dalam tanah (Hardjowigeno, 1995). -50
Kecamatan Prigen
-75
160 -100
Biomasa pohon (Mg/ha)

140 -125
HT
120 HA* HT** HT AFN AFB PM MM SM
AFN
100 y = 325.1x + 11.10 Ket : * di Jambi, Sumber Hairiah et al. (2006) , ** di DAS
80 R² = 0.363 AFB Konto, Sumber Hairiah et al. (2010)

60 PM
Gambar 3. Total Cadangan Karbon pada Berbagai
40 SPL di Kecamatan Prigen
MM
20
0 Cadangan karbon rata-rata per siklus
0.00 0.20 0.40 0.60 tanam
Corg/Cref (%) Estimasi time averaged-C untuk
Gambar 2. Hubungan bahan organik tanah dengan pinus, mahoni, dan sengon dilakukan
biomasa pohon berdasarkan peningkatan jumlah cadangan
karbon per tahun. Sedangkan untuk sistem
Total Cadangan Karbon agroforestri dihitung dari cadangan karbon
Estimasi cadangan C pada berbagai rata-rata dari berbagai umur lahan setelah
sistem penggunaan lahan (SPL) memiliki penebangan hutan (Hairiah et al., 2009).
perbedaan nyata (p<0.05). Cadangan C Cadangan karbon rata-rata per siklus tanam
tertinggi di kecamatan Prigen terdapat pada untuk pinus adalah 90 Mg ha-1 dengan
hutan (121 Mg ha-1). Agroforestri nangka penyerapan C 6 Mg ha-1 th-1, untuk mahoni
dan agroforestri bambu menyimpan C adalah 117 Mg ha-1 dengan penyerapan C
sebesar 86 Mg ha-1 dan 77 Mg ha-1. 4.7 Mg ha-1 th-1, dan untuk sengon adalah
Sedangkan C tersimpan pada perkebunan 33 Mg ha-1 dengan penyerapan C 10 Mg ha-
monokultur berkisar antara 48–79 Mg ha-1. 1
th-1. Sedangkan pada agroforestri nangka
Cadangan C diatas permukaaan tanah dan agroforestri bambu adalah 71 Mg ha-1
mengontribusi C sekitar 70%, sedangkan dan 64 Mg ha-1 dengan penyerapan karbon
cadangan karbon didalam tanah hanya sekitar 3 – 3.5 Mg ha-1 th-1.
sekitar 30%.
Bila kondisi awal hutan sekunder PEMBAHASAN
seperti kondisi hutan di Jambi maka telah
terjadi kehilangan C sekitar 80 Mg ha-1. Agroforestri lebih berpotensi menyerap C
Adanya gangguan pada lahan hutan di dan mengurangi CO2 di atmosfir dibanding
kecamatan Prigen bila dikonversi menjadi
perkebunan monokultur karena perkebunan
agroforestri menyebabkan kehilangan C
sekitar 40 Mg ha-1. Tetapi bila hutan pada suatu saat akan dipanen sehingga
dikonversi menjadi sengon monokultur terjadi kehilangan C melalui emisi CO2
maka akan menyebabkan kehilangan C dalam jumlah banyak sehingga lahan
lebih besar yaitu sekitar 70 Mg ha-1. menjadi zero sink. Sedangkan pada lahan
Kehilangan C terbesar akibat hilangnya agroforestri, dengan adanya penanaman
biomasa pohon.

87
yang berbeda dapat meningkatkan menjadi lahan pertanian berbasis
potensi lahan sebagai penyimpan C. pepohonan maka kehilangan C rata-rata
Meskipun cadangan C yang tersimpan di sekitar 70 Gg. Sedang alih guna lahan
agroforestri relatif lebih rendah dari hutan hutan menjadi lahan tanaman semusim
tetapi lahan tidak akan pernah menjadi zero menyebabkan kehilangan C sebesar 246 Gg
sink seperti yang terjadi pada perkebunan atau emisi CO2 sebesar 903 Gg.
monokultur. Pemanfaatan lahan belukar menjadi lahan
pertanian berbasis pepohonan hanya dapat
(a) menurunkan emisi CO2 sebesar 455Gg
Belukar Tan.
1743 ha semusim Rumput (50% dari emisi awal).
Perkebun 2036 ha dan
an Air tawar
1832 ha Lain-lain 1114 ha KESIMPULAN
2425 ha Gedung
Agrofres dan
tri Pemukim Cadangan C tertinggi terdapat pada
3118 ha Hutan an -1
2054 ha hutan sekunder (121Mg ha ), diikuti oleh
1311 ha -1
agroforestri (77-86 Mg ha ). Sedangkan
cadangan C pada perkebunan berkisar
Gambar 4. Luas berbagai macam tutupan lahan di
kecamatan Prigen tahun 2002
antara 47-79 Mg ha-1. Cadangan C diatas
permukaaan tanah mengontribusi C sekitar
C yang tersimpan pada hutan dengan 70%, sedangkan bahan organik tanah hanya
luas 2054 ha adalah 249 Gg tertinggi di sekitar 30%. Cadangan C rata-rata per
Kecamatan Prigen, yaitu sekitar 33% dari siklus tanam tergantung pada umur
total cadangan C yang ada. Agroforestri tanaman. Time averaged C stock tertinggi
-1
seluas 3118 ha mampu menyimpan karbon terdapat pada mahoni (116.95 Mg ha )
sebanyak 210 Gg atau 28%. Hal ini jauh dengan siklus tanam selama 50 tahun.
berbeda dengan tutupan lahan tanaman Upaya pengembangan agroforestry
semusim dengan luas 2036 ha hanya dapat dengan menambah kerapatan dan diversitas
menyerap C sekitar 3 Gg atau 1% saja. pepohonan yang ditanam sangat
direkomendasikan agar keseluruhan C yang
250 hilang melalui emisi dapat tergantikan,
Total Cadangan Karbon, Gg

39
200 sehingga resiko deforestasi dapat
103 diperkecil.
150
230
100
246 SARAN
50 Untuk tujuan perdagangan karbon
0
dengan mekanisme REDD, dibutuhkan data
Hutan Agroforestri Perkebunan Belukar Tan. perubahan cadangan dan emisi karbon
semusim
bukan cadangan karbon yang diperoleh saat
ini. Maka pada penelitian berikutnya
disarankan untuk melakukan estimasi
Gambar 25. Kehilangan karbon akibat alih guna
lahan hutan menjadi lahan Pertanian
perubahan luasan masing-masing tutupan
berdasarakan data luasan lahan tahun lahan minimal dari 2 waktu pengukuran
2002 (misalnya 1990-2005). Dengan demikian
dapat diestimasi perubahan cadangan dan
Berdasarkan data luasan lahan emisi karbon di seluruh kecamatan Prigen.
tahun 2002, alih guna lahan hutan menjadi
lahan pertanian (tanaman semusim) di
kecamatan Prigen menyebabkan kehilangan
C sebesar 246 Gg. Tetapi bila dikonversi

88
L A M P I R A N 29 . C O N T O H B A H A N P U B L I K A S I Y A N G D I S E R A H K A N K E P E R P U S T A K AAN
PUSAT UNIVERSITA S BR AWIJAYA

PERAN HUTAN RAKYAT DAN AGROFORESTRI SEBAGAI CADANGAN KARBON DI


KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN
Role of Community Forest and Agroforestry as Stock of Carbon
in Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan

Rika Ratna Sari1), Kurniatun Hairiah2), Widianto2)


1)
Mahasiswa Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang
2)
Dosen Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang

ABSTRACT ha-1) with carbon increment 10 Mg C ha-1


Land use change from forest to th-1. Based on 2002 land area data, a
agricultural system has decrease in carbon change in land use from secondary forest
stock due to loss of trees biomass through to annual crops system caused a carbon
logging activities. Decrease in carbon stocks loss of 244 Gg C or 895 Gg emissions of
on terrestrial ecosystems causing
concentrations of greenhouse gases (CO2,
CO2.
CH4, N2O) has increased. Concentration of ABSTRAK
Alih guna lahan hutan menjadi lahan
greenhouse gases, especially CO2 could be
pertanian menyebabkan penurunan cadangan
reduced by planting vegetation. Reducing CO2
karbon yang disebabkan oleh hilangnya
in the atmosphere was estimated the C
biomasa pohon melalui kegiatan penebangan.
sequestered by vegetation based on C stored in
Penurunan cadangan karbon pada ekosistem
the biomass, necromass and in the soil as soil
daratan menyebabkan konsentrasi gas rumah
organic matter (SOM). This research was
kaca (CO2, CH4, N2O) semakin meningkat.
conducted in Kecamatan Prigen, Kabupaten
Konsentrasi GRK khususnya CO2 dapat
Pasuruan (Eest Java). The purpose of this
ditekan melalui penanaman vegetasi.
study was to evaluate the stock of carbon Pengurangan CO2 di atmosfer oleh vegetasi
in the secondary forest and agroforestry diestimasi melalui pengukuran cadangan
systems, as well as estimating their time karbon (C) dalam biomasa tanaman,
average carbon stock. There were six LUS nekromasa dan bahan organik tanah (BOT).
were measured, (1) secondary forest, (2) Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan
jackfruit-based agroforestry, (3) bamboo- Prigen, Kabupaten Pasuruan. Tujuan
based agroforestry, plantation penelitian ini adalah (1) mengevaluasi potensi
(monoculture) of (4) pine, (5) mahogany, hutan rakyat dan agroforestri sebagai
and (6) Paraserianthes falcataria (Jw. penyimpan karbon, (2) mengestimasi rata-rata
Sengon). Results showed that forest land C tersimpan per siklus tanam. Pengukuran
dilakukan pada enam sistem penggunaan lahan
use system has the greatest C stock (121 (SPL) yaitu (1) hutan sekunder, (2)
Mg ha-1), followed by jackfruit-based agroforestri nangka, (3) agroforestri bambu,
agroforestry (86 Mg ha-1), and bamboo- dan perkebunan (monokultur) (4) pinus, (5)
based agroforestry (77 Mg ha-1). Carbon mahoni, dan (6) sengon. Hasil penelitian
stocks in plantation system (4-9 years) are menunjukkan bahwa hutan memiliki total
79 Mg ha-1 in pine monoculture, about 48 cadangan C paling besar (121Mg ha-1), diikuti
Mg ha-1 in mahogany monoculture, and 47 oleh agroforestri nangka (86 Mg ha-1), dan
Mg ha-1 in falcataria monoculture. The agroforestri bambu (77 Mg ha-1). Cadangan
highest time averaged carbon stock was karbon pada sistem perkebunan (4-9 tahun)
found in mahogany (117 Mg ha-1) with adalah 79 Mg ha-1 pada pinus monokultur, 48
annual carbon increment about 4.7 Mg ha- Mg ha-1 pada mahoni monokultur, dan 47 Mg
1 ha-1 pada sengon monokultur. Cadangan
, pine (90 Mg ha-1) carbon increment of 89
karbon rata-rata per siklus tanam tertinggi
6.0 Mg C ha-1 yr-1, and falcataria (35 Mg -1
terdapat pada mahoni (117 Mg ha ) dengan
peningkatan cadangan C sebesar 4.7 Mg ha-1 di DAS Kali Konto, Kabupaten Malang
th-1, pinus (90 Mg ha-1) dengan peningkatan menunjukkan bahwa hutan memiliki cadangan
cadangan C sebesar 6.0 Mg ha-1 th-1, dan C tertinggi (161 Mg ha-1). Total cadangan C di
sengon (35 Mg ha-1) dengan peningkatan Agroforestri berkisar antara 99 hingga 111 Mg
cadangan C sebesar 10 Mg ha-1 th-1. C ha-1 sehingga agroforestri merupakan salah
Berdasarkan data luasan lahan tahun 2002, alih satu teknik yang bisa ditawarkan untuk
guna lahan hutan menjadi lahan tanaman mengurangi konsentrasi CO2 di udara, karena
semusim menyebabkan kehilangan C sebesar potensinya yang cukup tinggi dalam
244 Gg atau emisi CO2 sebesar 895 Gg. menyimpan C (Hairiah et al., 2006). Tujuan
dari penelitian ini adalah (1) mengevaluasi
PENDAHULUAN potensi hutan rakyat dan agroforestri sebagai
Hutan merupakan suatu sistem penyimpan karbon, (2) mengetahui rata-rata C
penggunaan lahan yang dapat menyerap tersimpan per siklus tanam (time averaged-C
karbon sehingga dapat menekan jumlah CO2 di stock).
atmosfir. Alih guna lahan melalui kegiatan METODE
penebangan dan pembakaran hutan, konversi Pengukuran cadangan C dilakukan di
lahan, serta aktivitas lainnya menyebabkan kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan. Secara
peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK). geografis kecamatan Prigen terletak pada 82o
Upaya menanam pepohonan yang berumur 9‟ – 82o 11‟ LS dan 122o 31‟ – 123o 29‟ BT
panjang pada lahan agroforestri dapat dengan luas lebih dari 132 km2. Curah hujan
mengurangi konsentrasi CO2 di udara dan juga rata-rata tahunan 4267.5 mm/tahun dengan
mengurangi emisi CO2 dari lahan. Kawasan suhu udara rata-rata harian 21.9oC. Jenis tanah
hutan sebesar 48.849,13 Ha di Kabupaten pada lokasi penelitian yaitu Andisol, Entisol,
Pasuruan sangat berpotensi menyerap karbon dan Alfisol.
dan memiliki peluang untuk lebih Sistem penggunaan lahan (SPL) penelitian
dikembangkan sehingga penelitian ini perlu merupakan hasil klasifikasi tutupan lahan pada
untuk dilakukan. peta penggunaan lahan yang selanjutnya di
Besarnya penyerapan karbon pada lakukan pengecekan untuk penentuan titik plot
ekosistem daratan dipengaruhi oleh tiga faktor, pengukuran cadangan karbon yang dapat
yaitu : (1) vegetasi : komposisi jenis, struktur mewakili SPL di kecamatan Prigen, antara
dan umur tanaman; (2) kondisi tempat : variasi lain: (1) hutan sekunder, (2) agroforestri
iklim, tanah, adanya gangguan alam (misalnya nangka, (3) agroforestri bambu, (4) pinus
kebakaran hutan); (3) pengelolaan (misalnya monokultur, (5) mahoni monokultur, dan (6)
alihguna lahan hutan menjadi lahan pertanian) sengon monokultur. Pemilihan plot didasarkan
dan adanya respon ekosistem daratan terhadap pada nilai basal area yang menunjukkan
peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfir yang merupakan luasan tanah yang tertutup oleh
tadinya keberadaan CO2 justru sebagai usaha luasan batang pohon. Basal area (m2 ha-1) =
pemupukan. Ketiga faktor tersebut saling (1/4 π dbh2,cm2)/(Luas plot,m2). Basal area <
berinteraksi dengan hasil yang ditentukan oleh 0.4 termasuk dalam agroforestri , bila nilai >
kekuatan setiap faktor (Hairiah et al., 2007). 0.80 berarti SPL tersebut cenderung
Menurut hasil penelitian Hairiah et al. (2010) monokultur (Hairiah et al., 2006).
Tabel 1. Persamaan alometrik untuk mengestimasi biomasa pohon (Hairiah et al., 2007)
Estimasi Biomassa pohon,
Jenis Pohon Sumber
kg/pohom
Pohon bercabang BK = 0,11 ρ D 2,62
Katterings, 2001
Pohon tidak bercabang BK = π ρ H D2/40 Hairiah et al, 1999
Kopi dipangkas BK = 0,281 D2,06 Arifin, 2001
Pisang BK = 0,030 D2,13 Arifin, 2001
Bambu BK = 0,131 D2,28 Priyadarsini, 2000
Sengon BK = 0,0272 D2,831 Sugiharto, 2002
Pinus BK = 0,0417 D2,6576 Waterloo, 1995
Keterangan :
BK = berat kering; D = diameter pohon, cm; H = tinggi pohon, cm; ρ = BJ kayu, g cm-3 90
Estimasi total cadangan C per plot (Mg ha-1) = Total biomasa komponen penyusun lahan (biomasa
pohon, nekromasa, tumbuhan bawah, seresah dan akar) x 0.46
Estimasi Cadangan C diatas Tanah pohon/ha). Sedang kerapatan populasi pohon
Pengukuran cadangan C di atas tanah pada hutan sekunder sekitar 1410 pohon/ha.
meliputi C yang disimpan dalam biomasa Kerapatan populasi hutan di kecamatan Prigen
pohon, nekromasa, tumbuhan bawah memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan
(understorey) dan seresah yang ada di dengan hutan di sub DAS Kali Konto (2248
permukaan tanah. Pengukuran diawali dengan pohon/ha) (Hairiah et al., 2010). Hal ini
membuat plot 40 x 5 m (Hairiah et al., 2001b) menunjukkan bahwa kondisi hutan di
dengan mengukur semua kecamatan Prigen dalam kondisi terdegradasi
pohon yang terdapat dalam plot diukur bila dibandingkan dengan kondisi hutan di sub
diameter pohon setinggi dada (diameter at DAS Kali Konto yang telah terganggu.
breast height) 1.3 m dari atas tanah. Biomasa Rasio basal area tanaman dominan/
pohon diestimasi menggunakan persamaan tanaman dominan untuk menunjukkan jenis
alometrik yang telah dikembangkan (tabel 1). sistem penggunaan lahan (Hairiah et al.,
Nekromasa atau pohon yang telah mati 2009). Rasio basal area pada agroforestri
(tunggul) diukur diameter dan panjangnya nangka dan agroforestri bambu adalah 0.37
pada plot yang sama. dan 0.41. Sedangkan pada perkebunan
Tumbuhan bawah (understorey) monokultur (pinus, mahoni dan sengon)
merupakan semua tumbuhan yang berkisar antara 0.81 - 0.98. Bila nilai < 0.4
diameternya kurang dari 5 cm. Contoh maka termasuk dalam agroforestri, bila nilai >
tumbuhan bawah dan seresah diambil dari 6 0.80 berarti SPL tersebut cenderung
titik berukuran 0.5 x 0.5 m2 pada plot yang monokultur (Hairiah et al., 2006).
sama dengan pengukuran diameter pohon. Komposisi pohon penyusun pada hutan
Biomasa akar diestimasi dengan nilai adalah 93% terdiri dari tanaman penghasil
terpasang (default value) nisbah tajuk : akar timber dan 7% tanaman non kayu.
yaitu 4:1 untuk pohon di lahan kering (Hairiah Agroforestri nangka menunjukkan komposisi
et al., 2007). jenis pohon yang beragam yakni 20%
Estimasi Cadangan C didalam Tanah penghasil timber, 55% penghasil buah, dan
Cadangan C di dalam tanah merupakan 25% jenis non-kayu seperti pisang (Musa spp)
C yang disimpan dalam tanah sebagai bahan dan pepaya (Carica papaya).
organic tanah. Contoh tanah diambil dari 6
titik yang sama pada pengambilan tumbuhan
bawah dan seresah pada kedalaman 0-5 cm, 5-
15 cm, dan 15-30 cm. Contoh tanah dianalisis
kandungan C (Walkey dan Black), pH KCL ,
tekstur tanah (metoda pipet), dan BI (blok) di
laboratorium Jurusan Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Brawijaya.
Analisis Data
Data yang diperoleh di lapangan dan
laboratorium diuji keragamannya
menggunakan program SPSS 16.0. Bila ada
perbedaan nyata dengan Uji Duncan. Untuk
mengetahui hubungan antar variabel dilakukan
Gambar 1. Persentase Jumlah Pohon dari Berbagai
uji korelasi yang dilanjutkan dengan uji SPL di Kecamatan Prigen (HT: hutan, AFN:
regresi. agroforestri nangka, AFB: agroforestri
HASIL bambu, PM: pinus monokultur, MM: mahoni
Karakteristik Lahan monokultur, SM: sengon monokultur)
Keragaman plot pengukuran karbon Sedangkan jenis penghasil timber pada
ditunjukkan dengan kerapatan populasi pohon, agroforestri bambu adalah 76% karena
jenis, dan jumlah spesiaes. Kerapatan populasi sebagian besar didominasi oleh bambu, 16%
pohon tertinggi berturut-turut adalah sengon penghasil buah dan sisanya pepaya dan pisang.
monokultur (1960 pohon/ha), agroforestri Sedangkan pinus, mahoni, dan sengon
bambu (1816 pohon/ha), pinus monokultur monokultur memiliki diversitas yang rendah91
(1306 pohon/ ha), mahoni monokultur (1092 karena didominasi pohon penghasil timber (87
pohon/ha), dan agroforestri nangka (967 - 99%).
Gambar 2. Total Cadangan Karbon pada Berbagai SPL di Kecamatan Prigen

Berat Kering Tanaman Cadangan karbon diatas permukaaan


Berat kering (BK) tanaman yang terdapat tanah mengontribusi C sekitar 70%, sedangkan
dalam biomasa pohon, nekromasa, tumbuhan cadangan karbon didalam tanah hanya sekitar
bawah (understorey), seresah, dan akar berbeda 30%. Hasil ini berbeda bila dibandingkan
nyata (p<0.05) antar SPL. Pada semua SPL, dengan hasil penelitian di sub DAS Kali konto
BK tertinggi terdapat pada biomasa pohon dengan kontribusi cadangan karbon diatas dan
berkisar antara 37 - 123 Mg ha-1. BK didalam tanah masing-masing sebesar 50%
nekromasa tertinggi terdapat pada hutan (29 (Hairiah et al., 2010). Kondisi hutan di
Mg ha-1). Hal ini menunjukkan bahwa hutan kecamatan
dalam kondisi terganggu karena banyaknya Prigen memiliki cadangan C yang lebih rendah
kayu mati. Sedangkan BK nekromasa pada SPL bila dibandingkan dengan cadangan C hutan
lain berkisar antara 1–4 Mg ha-1. BK tumbuhan alami di Jambi. Perbedaan ini disebabkan oleh
bawah berkisar antara 3-7 Mg ha-1. BK seresah adanya perbedaan struktur, komponen
berkisar antara 7–13 Mg ha-1. Sedangkan BK penyusun, dan kerapatan populasi pohon pada
akar berkisar antara 9-31 Mg ha-1. lahan (Mutuo et al., 2004).
Bila kondisi awal hutan seperti kondisi
Total Cadangan Karbon hutan alami di Jambi maka telah terjadi
Estimasi cadangan karbon pada berbagai kehilangan C sekitar 80 Mg ha-1. Adanya
sistem penggunaan lahan (SPL) memiliki gangguan pada lahan hutan di kecamatan
perbedaan nyata (p<0.05). Cadangan karbon Prigen bila dikonversi menjadi agroforestri
tertinggi di kecamatan Prigen terdapat pada menyebabkan kehilangan C sekitar 40 Mg ha-1.
hutan (121 Mg ha-1). Agroforestri nangka dan Tetapi bila hutan dikonversi menjadi sengon
agroforestri bambu menyimpan karbon sebesar monokultur maka akan menyebabkan
86 Mg ha-1 dan 77 Mg ha-1. Sedangkan karbon kehilangan C lebih besar yaitu sekitar 70 Mg
tersimpan pada perkebunan pinus, adalah 79 ha-1.
Mg ha-1. Cadangan C terendah terdapat pada
mahoni monokultur dan sengon monokultur Cadangan karbon rata-rata persiklus tanam
92
adalah 48 Mg ha-1, dan 47 Mg ha-1 (Gambar 2). Cadangan karbon rata-rata per siklus
tanam (time averaged-C stock) dihitung dari
rata-rata cadangan karbon tersimpan di seluruh agroforestri bambu adalah 71 Mg ha-1 dan 64
plot pengukuran (Gambar 3). Estimasi time Mg ha-1 dengan penyerapan karbon sekitar 3 –
averaged-C untuk pinus, mahoni, dan sengon 3.5 Mg ha-1 th-1. Hasil ini sesuai dengan
dilakukan berdasarkan peningkatan jumlah penyerapan potensial C untuk agroforestri
cadangan karbon per tahun. Sedangkan untuk didaerah tropika adalah sekitar 1.5 hingga 3.5
sistem agroforestri dihitung dari cadangan Mg C ha-1 th-1 (Hairiah et al, 2006).
karbon rata-rata dari berbagai umur lahan
setelah penebangan hutan (Hairiah et al., 2009). PEMBAHASAN
Cadangan karbon rata-rata per siklus
tanam untuk pinus adalah 90 Mg ha-1 dengan Agroforestri merupakan suatu sistem
penyerapan C 6 Mg ha-1 th-1, untuk mahoni penggunaan lahan yang berpotensi menyerap
adalah 117 Mg ha-1 dengan penyerapan C 4.7 karbon dan mengurangi CO2 di atmosfir yang
Mg ha-1 th-1, dan untuk sengon adalah 35 Mg dapat menyimpan C sekitar 70 Mg ha-1 dengan
ha-1 dengan penyerapan C 10 Mg ha-1 th-1. penyerapan C sekitar 3 – 3.5 Mg ha-1 th-1. Nilai
Sedangkan pada agroforestri nangka dan ini lebih rendah

Gambar 3. Estimasi Cadangan Karbon Rata-rata per Siklus Tanam (time averaged-C stock di
Kecamatan Prigen
dari perkebunan monokultur namun monokultur sehingga agroforestri masih lebih
perkebunan monokultur pada suatu saat akan baik bila dibandingkan dengan sistem
dipanen sehingga akan terjadi emisi CO2 ke monokultur. Perbedaan total cadangan C tiap
atmosfir dalam jumlah banyak sehingga lahan SPL disebabkan oleh adanya perbedaan
menjadi zero sink. Sedangkan pada lahan struktur komponen penyusun, dan kerapatan
agroforestri, dengan adanya penanaman populasi pohon pada lahan (Mutuo et al.,
beraneka jenis pohon (timber dan buah- 2004), serta kesuburan tanah melalui peran
buahan) dengan variasi umur yang berbeda di bahan organik tanah (BOT). Peran bahan
suatu lahan akan meningkatkan potensi lahan organik tanah dalam mempertahankan
sebagai penyimpan karbon. Meskipun ketersediaan hara dapat mempengaruhi
cadangan karbon yang tersimpan di pertumbuhan tanaman (biomasa pohon).
agroforestri relatif lebih rendah dari hutan Tanaman menyerap unsur hara dalam
tetapi lahan tidak akan pernah menjadi zero tanah melalui akar yang akan disebarkan 93
sink seperti yang terjadi pada perkebunan keseluruh jaringan tanaman. Biomasa pohon
dengan bahan organik tanah (Corg/Cref) perkebunan (time averaged C stock 80 Mg ha-
1
memiliki hubungan yang cukup nyata ) dapat meningkatan carbon sink tutupan
(R=0,56), namun bahan organik tanah lahan di Kecamatan Prigen menjadi 748 Gg
(Corg/Cref) hanya mempengaruhi biomasa (skenario 1), meningkat sebesar 121 Gg dari
tanaman sebesar 36% dan sisanya dipengaruhi kondisi aktual (628 Gg) (Gambar 5).
oleh beberapa faktor yang mempengaruhi Kemampuan lahan dalam menyerap
pertumbuhan tanaman seperti sinar matahari karbon masih dapat dimaksimalkan (skenario
(proses fotosintesis), air, suhu 2) melalui pengembangan agroforestri yakni
meningkatkan time averaged C stock dengan
menambah kerapatan dan diversitas
pepohonan. Bila time averaged C stock lahan
agroforestri di Kecamatan Prigen dapat
ditingkatkan seperti kondisi agroforestri di
DAS Kali Konto menjadi 111 Mg ha-1
(Hairiah et al., 2010) maka agroforestri di
Kecamatan Prigen dapat menyerap karbon
sebesar 346 Gg atau meningkat sebesar 137
Gg dari kondisi aktual (210 Gg).
Apabila kondisi awal di Kecamatan
Prigen berupa hutan, maka alih guna lahan
hutan menjadi lahan pertanian (tanaman
Gambar 4. Hubungan bahan organik tanah (BOT) semusim) di Kecamatan Prigen menyebabkan
dengan biomasa pohon kehilangan karbon sebesar 244 Gg atau setara
Dari Plot ke Tingkat Kawasan dengan emisi CO2 sebesar 895 Gg. Tetapi bila
Estimasi cadangan karbon pada tutupan dikonversi menjadi lahan pertanian berbasis
lahan dapat dihitung dari data luas tutupan pepohonan maka kehilangan C rata-rata sekitar
lahan dari peta landuse dan cadangan karbon 122 Gg atau setara dengan emisi CO2 sebesar
rata-rata per siklus tanam (time averaged 448 Gg. Pengurangan emisi CO2 akibat alih
carbon stock) yang telah dirata-rata dari guna lahan hutan menjadi tanaman semusim
beberapa sistem penggunaan lahan. Karbon dapat dilakukan dengan memperluas lahan
yang tersimpan pada hutan dengan luas 2054 pertanian berbasis pepohonan (perkebunan)
ha adalah 244 Gg atau 33% sehingga hutan dengan memanfaatkan lahan belukar. Bila
merupakan tutupan lahan yang paling banyak lahan belukar diubah menjadi perkebunan
menyimpan karbon. Tutupan lahan maka dalam kurun waktu 25 tahun diduga
agroforestri dengan luas 3118 ha mampu dapat menurunkan emisi CO2 dari 895 Gg
menyimpan karbon sebanyak 210 Gg atau menjadi 480 Gg. Pemanfaatan lahan belukar
28%. Hal ini jauh berbeda dengan tutupan ini hanya dapat menurunkan emisi CO2 sekitar
lahan tanaman semusim dengan luas 2036 ha 50% saja sehingga belum dapat menggantikan
hanya dapat menyerap karbon sekitar 3 Gg keseluruhan emisi CO2.
atau 1%. Pengembangan sistem agroforestri Kemampuan lahan perkebunan sebagai
pada lahan-lahan terbuka seperti lahan penyerap karbon juga dapat ditingkatkan
tanaman semusim dapat meningkatkan potensi dengan mempertahankan mahoni monokultur
agroforestri sebagai cadangan karbon. serta mengganti sengon monokultur menjadi
Guna meningkatkan serapan dan mahoni monokultur sehingga time averaged C
penyimpanan C di Kecamatan Prigen, ada 2 stock dapat ditingkatkan menjadi 117 Mg ha-1
skenario yang dapat diusulkan, yakni (Gambar 5). Upaya meningkatkan kemampuan
perluasan lahan pertanian berbasis pepohonan lahan sebagai penyimpan karbon di
(agroforestri dan perkebunan) dengan Kecamatan Prigen (skenario 2) dapat
memanfaatkan lahan belukar (skenario 1), dan meningkatkan cadangan C menjadi 1017 Gg
meningkatkan kerapatan populasi dan atau meningkat sebesar 391 Gg dari kondisi
diversitas pohon yang ditanam pada lahan aktual (628 Gg).
pertanian (skenario 2).
Perluasan lahan pertanian berbasis 94
pepohonan di Kecamatan Prigen melalui
pemanfaatan lahan belukar menjadi
Gambar 5. Luas wilayah (a) dan cadangan karbon tiap tutupan lahan di kecamatan Prigen(b);
Skenario peningkatkan serapan dan penyimpanan karbon di Kecamatan Prigen (c) udara, dan
nutrisi yang tersimpan dalam tanah (Hardjowigeno, 1995).

KESIMPULAN pepohonan yang ditanam sangat


direkomendasikan agar keseluruhan C yang
Agroforestri di kecamatan Prigen lebih hilang melalui emisi dapat tergantikan,
berpotensi menyimpan C dibanding SPL lain sehingga resiko deforestasi dapat diperkecil.
meskipun cadangan C yang disimpan lebih
rendah dari hutan. Total cadangan karbon
tertinggi terdapat pada hutan yaitu 121 Mg DAFTAR PUSTAKA
ha-1. Cadangan C pada agroforestri (nangka
dan bambu) berkisar antara 70-80 Mg ha-1 Hairiah, K., van Noordwijk, M., and Cadisch,
dengan penyerapan sekitar 3 – 3.5 Mg C ha-1 G. 2000. Crop yield, C and N
th-1. Sedangkan cadangan C pada perkebunan balance of three types of cropping
monokultur (pinus, mahoni, dan sengon) systems on an Ultisol in Northern
berkisar antara 40-80 Mg ha-1 dengan Lampung. Netherlands Journal for
penyerapan sekitar 5 – 10 Mg C ha-1 th-1. Agric. Sci. 48: 3-17.
Cadangan karbon rata-rata per siklus Hairiah, K., Arifin, J., Prayogo, C.,
tanam tergantung pada lama satu siklus Widianto., dan Sunaryo. 2002.
tanam. Time averaged C stock tertinggi Prospek Agroforestri Berbasis Kopi
terdapat pada mahoni (117 Mg ha-1) dengan Sebagai Cadangan Karbon.
siklus tanam selama 50 tahun. Pemanfaatan Universitas Brawijaya, Fakultas
lahan belukar menjadi menjadi lahan Pertanian, Malang. Agroteksos, 12
pertanian berbasis pepohonan belum cukup (2): 145-150.
untuk membayar kehilangan C. Hairiah, K., Rahayu, S. dan Berlian. 2006.
Pengembangan agroforestri dengan Cadangan Karbon dalam Biomasa
menambah kerapatan dan diversitas Pohon dan Bahan Organik Tanah
95
(Studi kasus dari Sumberjaya, (ICRAF) dan Winrock
Lampung Barat). Agrivita 28: 298- International. Bogor, Indonesia.
309. 164 p.
Hairiah, K., Rahayu S. 2007. Pengukuran Van Noordwijk, M., Rahayu, S., Hairiah, K.,
„karbon tersimpan di berbagai Wulan, Y.C., Farida, V.B. 2002.
macam penggunaan lahan. Bogor. Carbon stock assessment for a
World Agroforestry Centre - forest-to-coffee conversion
ICRAF, SEA Regional Office, landscape in Sumber-Jaya
University of Brawijaya, Unibraw, (Lampung, Indonesia): from
Indonesia. allometric equations to land use
Hanif, Fatih. 2008. REDD ’mazhab’ Baru change analysis. J. Sc. China
Pengelolaan Hutan Indonesia. (special issue on Impacts of land
http://my.opera.com/fathanpro/blog use change on the terrestrial carbon
/show.dml. Diakses pada tanggal 18 cycle in the Asia Pacific region).
September 2009. 45 (C): 75- 86.
Hardjowigeno, Sarwono. 1995. Ilmu Tanah. Widjaja, H. 2002. Penyimpanan Karbon
Akademika pressindo : Jakarta. Dalam Tanah : Alternatif Carbon
Ketterings QM, Coe R, van Noordwijk M, Sink dari Pertanian Konservasi.
Ambagau Y and Palm CA. 2001. Makalah Pengantar Falsafah Sains,
Reducing uncertainty in the use of Program Pasca Sarjana Institut
allometric biomass equations for Pertanian Bogor.
predicting above-ground tree Young, A. 1997. Agroforestry For Soil
biomass in mixed secondary forests. Management. International Centre
Forest Ecology and Management for Research in Agroforestry
120 : 199-209. Second Edition. CAB International
Montagnini, F. 2005. Environmental Services : New York, USA.
of Agroforestry Systems. Journal of Ziemer, R. R. 1981. Roots and the Stability of
Sustainable Forestry, Volume 21. Forested Slopes. Erotion and
Number I. sediment transport in Pasific Rim
Mutuo, P.K., Cadisch, G., Albrecht, A., steeplands. IAHS Publ no 132.
Palm, C.A., and Verchot, L. 2005.
Potential of Agroforestry For
Carbon Sequestration and
Mitigation of Greenhouse Gas
emissions From Soils in the
Tropics. Nutrient cycling in
Agroecosystems 71: 43-54.
Roshetko, J.M., Delaney, M., Hairiah, K.,
and Purnomosidhi, P. 2002. Carbon
Stocks in Indonesian Homegarden
Systems: Can Smallholder Systems
Be Targeted For Increased Carbon
Storage?. American Journal of
Alternative Agriculture Volume 17,
Number 2.
Roshetko, J.M., Mulawarman., Santoso,
W.J., dan Oka, I.N. 2002. Wanatani
di Nusa Tenggara, Prosiding
Lokakarya Wanatani Se-Nusa
Tenggara, 11-14 November 2001,
Denpasar, Bali. International Centre
for Research in Agroforestry
96
97

PENGARUH JARAK TANAM DAN TEKNIK PENGENDALIAN GULMA PADA


PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)

(The Effect of Plant Densities and Weed Control Method on Growth and Yield
of Sweet Potato (Ipomoea batatas L.))

1 2 2
Iwan Jumrotul Abadi , Husni Thamrin Sebayang dan Eko Widaryanto

1
Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Jl. Veteran, Malang 65145 Indonesia; E-mail : iwan.jumrotul@gmail.com


2
Dosen Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang

ABSTRAK Penggunaan jarak tanam ubi jalar 70 x 30


cm menghasilkan jumlah hasil dan bobot
Penelitian bertujuan untuk mempe- segar tanaman yang lebih tinggi dari jarak
lajari pengaruh kombinasi berbagai jarak tanam 70 x 20 cm.
tanam dan metode pengendalian gulma
pada pertumbuhan dan hasil tanaman ubi Kata kunci : Ubi jalar, jarak tanam, gulma,
jalar. Penelitian dilaksanakan pada bulan penyiangan, herbisida
Juli sampai bulan November 2012 di Dusun
Bulakunci, Desa Nogosari, Kecamatan
Pacet Kabupaten Mojokerto. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Kelompok ABSTRACT
(RAK) yang terdiri dari 2 kombinasi perla- The field experiment was aimed to
kuan yaitu Jarak Tanam (J) dan teknik study the effect of plant density and weed
pengendalian gulma (G) yang diulang 3 kali. control methods on growth and yield of
Pada jarak tanam ada Jarak tanam 75 x 20 sweet potato. The research was conducted
cm (J1) dan Jarak tanam 75 x 30 cm (J2), at July until November 2012 Bulakunci
dan pada metode pengendalian gulma ada Village, Nogosari, Pacet District, Mojokerto.
Tanpa pengendalian gulma (G0), Bebas This research used the Randomized Block
gulma (G1), Penyiangan 40 hst (G2), Design (RBD) methods with 2 combination
Aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen 1 and 3 replications, At plant densities, plant
-1
l ha (G3) dan Aplikasi herbisida pra-tumbuh densities 75 x 20 cm (J1), plant densities 75
-1
oksifluorfen 1 l ha dan penyiangan 40 hst x 30 cm (J2), and the at weeds control
(G4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa method, without weed control (G0), Weed
penanaman ubi jalar dengan jarak tanam 70 free (G1), Weeding 40 dap (G2), Application
x 20 cm dengan metode pengendalian of herbicides pre emergence oksifluorfen 1
gulma kombinasi antara penyemprotan -1
-1
liter ha (G3) and Application of herbicides
herbisida pra-tumbuh oksifluorfen 1 liter ha -1
pre emergence oksifluorfen 1 liter ha and
dan penyiangan 40 hst sangat efektif dalam weeding 40 dap (G4). The result of research
mengendalikan gulma serta mampu me- showed that weed control methods combi-
ningkatkan pertumbuhan ubi jalar jika nation of application herbicides pre emer-
dibandingkan tanpa pengendalian gulma, -1
gence oksifluorfen 1 liter ha and weeding
penyiangan 40 hst maupun penyemprotan 40 dap is very effective in controlling weeds
-1
herbisida pra-tumbuh oksifluorfen 1 l ha . and can increase the growth of sweet potato

97
98

when compared without weed control ganggu tanaman utama dan tidak
methods, weeding 40 dap and spraying dikehendaki keberadaannya. Kehadiran
herbicide pre emergence oksifluorfen 1 liter gulma di antara tanaman budidaya dapat
-1
ha . While the use of sweet potato plant menyebabkan persaingan dalam mempere-
densities 70 x 30 cm produces the amount butkan unsur hara, air, cahaya dan ruang
of production and plant fresh weights higher tumbuh. Menurut Brown dan Brooks (2002),
than plant densities 70 x 20 cm. gulma menyerap hara dan air lebih cepat
dibanding tanaman pokok. Tingkat
Keyword : Sweet potato, plant densities, persaingan antara tanaman dengan gulma
weed, weeding, herbicide bergantung pada curah hujan, varietas,
kondisi tanah, kerapatan gulma, lamanya
tanaman, pertumbuhan gulma, serta umur
PENDAHULUAN tanaman saat gulma mulai bersaing
(Jatmiko et al., 2002).
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) ialah
tanaman umbi-umbian yang tergolong Pengendalian gulma ialah proses
tanaman semusim dan memiliki tipe tumbuh membatasi investasi gulma sedemikian
menjalar pada permukaan tanah dan rupa sehingga tanaman dapat dibudi-
termasuk dalam famili Convolvulaceae dan dayakan secara produktif dan efisien
genus Ipomoea (Stall, 2010). Berdasarkan (Sukman dan Yakup, 2002). Pengendalian
data dari BPS (2011), Indonesia merupakan gulma bertujuan untuk menekan populasi
negara penghasil ubi jalar kedua terbesar di gulma sampai tingkat populasi yang tidak
dunia setelah Cina, dan memiliki produksi merugikan secara ekonomis dan sama
ubi jalar pada tahun 2011 sebesar 13.305 sekali tidak bertujuan menekan populasi
ton dengan luas areal panen sebesar 1.300 gulma sampai dengan nol.
ha. Kebutuhan ubi jalar yang semakin
meningkat sebagai bahan konsumsi dan Oksifluorfen merupakan herbisida
bahan baku industri yang memiliki prospek pra-tumbuh yang berbentuk pekatan dan
cerah, sehingga dibutuhkan berbagai upaya dapat diemulsikan. Oksifluorfen apat
untuk meningkatkan produksinya. menghambat transportasi elektron dan
sintesa ATP dalam proses respirasi, maka
Lahan sebagai tempat tumbuh akan menghambat bahan-bahan terlarut
tanaman perlu diperhatikan kebutuhan seperti asam lemak, glukosa dan asam
unsur hara dan pengaturan jarak tanamnya, amino ke titik tumbuh. Akibatnya bahan
agar tidak terjadi kompetisi antar tanaman yang digunakan untuk pertumbuhan sedikit,
yang bisa menyebabkan pertumbuhan sehingga mengganggu pembelahan dan
tanaman terganggu. Hal ini berkaitan de- perkembangan sel (Rao, 1983). Nama
ngan adanya persaingan dalam penggu- dagang oksifluorfen adalah GOAL 2E dan
naan hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. merupakan herbisida selektif yang dapat
Menurut Sugito (1999), setiap tanaman dipakai sebagai herbisida pra-tumbuh dan
menghendaki tingkat kerapatan tanam yang purna tumbuh. Herbisida ini sangat efektif
berbeda-beda. Jarak tanam diatur ber- dalam mengendalikan gulma berdaun lebar,
dasarkan sifat tanaman dan disesuaikan teki dan rumput dengan dosis rendah
dengan faktor lingkungan yang ada (Sastroutomo, 1992).
sehingga diperoleh jumlah produksi yang
semaksimal mungkin, pada umumnya Untuk itu diperlukan upaya pengen-
produksi per satuan luas dapat ditingkatkan dalian untuk menekan pertumbuhan dan
dengan cara penambahan kepadatan perkembangan gulma, beberapa metode
tanam sampai batas optimum, sedangkan pengendalian gulma yang dapat dilakukan
penambahan kepadatan tanam di atas adalah pengendalian gulma secara kimiawi
optimum akan menurunkan produksi dengan menggunakan herbisida dan secara
tanaman. mekanis dengan penyiangan. Untuk itu
diperlukan adanya suatu penelitian tentang
Keberadaan gulma juga menjadi metode pengendalian gulma yang paling
salah satu faktor yang bisa menurunkan efektif dengan jarak tanam ideal ubi jalar
hasil tanaman. Gulma ialah tumbuhan yang yang menghasilkan produksi paling tinggi.
ada pada suatu areal tanaman yang meng-
98
99

yang nyata dilanjutkan dengan uji Beda


Nyata Terkecil pada taraf 5 %.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan di lahan
pertanian di Dusun Bulak kunci, Desa HASIL DAN PEMBAHASAN
Nogosari, Kecamatan Pacet Kabupaten
Mojokerto pada bulan Juli - November 1. Pengamatan Gulma
2012. Alat yang digunakan dalam penelitian 1.1 Analisis Vegetasi Gulma
meliputi cangkul, kertas label, penggaris, Hasil analisis vegetasi gulma sebelum
meteran, timbangan, sprayer, oven, alat aplikasi herbisida pra-tumbuh terdapat 20
tulis dan kamera digital. Bahan bahan yang golongan gulma. Jenis-jenis gulma yang
digunakan adalah bibit tanaman ubi jalar tumbuh adalah Ageratum conyzoides (SDR
varietas Madu Oranye dengan panjang 20- =3.52%), Alternanthera brasiliana (SDR=
25 cm. Pupuk yang digunakan adalah 4.78%), Alternanthera philoxeroides (SDR=
-1
pupuk Urea (46% N) 100 kg ha , SP-36 3.73%), Borreria laevis (SDR=3.31%), Chro-
-1
(36% P2O5) 50 kg ha dan KCl (60% K2O) molaena odorata (SDR=4.55%), Commelina
-1
100 kg ha . Herbisida yang digunakan ialah nudiflora (SDR=9.14%), Cynodon dactylon
herbisida pratumbuh Oksifluorfen (GOAL (SDR=2.72%), Cyperus rotundus (SDR=
-1
2E) 1 liter ha . 7.63%), Digitaria sanguinalis (SDR=7.91%),
Erechtites hieracifolia (SDR=11.38%), Eu-
Penelitian menggunakan Ranca- patorium odoratum (SDR=2.68%), Euphor-
ngan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari bia hirta (SDR=4.80%), Ludwigia perennis
2 kombinasi perlakuan yaitu yaitu Jarak (SDR=4.47%), Mimosa pudica (SDR=
Tanam (J) dan teknik pengendalian gulma 5.23%), Oxalis barrelieri (SDR=3.12%),
(G) yang diulang 3 kali. Pada jarak tanam Phylanthus urinaria L. (SDR=4.16%), Portu-
ada Jarak tanam 75 x 20 cm (J1) dan Jarak laca oleracea (SDR=3.63%), Rumex obtu-
tanam 75 x 30 cm (J2), dan pada metode sifolius L. (SDR=5.26%), Synedrella nodi-
pengendalian gulma ada Tanpa pengen- flora (SDR=3.76%) dan Urtica dioica (SDR=
dalian gulma, (G0), Bebas gulma (G1), 4.19%).
Penyiangan 40 hst (G2), Aplikasi herbisida
-1
pra-tumbuh oksifluorfen 1 l ha (G3) dan Pada perlakuan jarak tanam 75 x
Aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen 1 20 cm dan tanpa pengendalian gulma,
-1
l ha dan penyiangan 40 hst (G4). gulma yang tumbuh di semua umur
pengamatan adalah Ageratum conyzoides,
Terdapat dua Pengamatan yaitu Borreria laevis, Commelina nudiflora, Cype-
pengamatan gulma dan pengamatan ubi rus rotundus, Digitaria sanguinalis, Erech-
jalar, pengamatan gulma dilakukan saat tites hieracifolia, Euphorbia hirta, Ludwigia
sebelum perlakuan, tanaman berumur 20, perennis, Mimosa pudica, Oxalis barrelieri,
40, 60, 80 dan 100 hari setelah tanam, Rumex obtusifolius L. dan Synedrella nudi-
sedangkan pengamatan ubi jalar dilakukan flora. Sedangkan pada jarak tanam 75 x 20
pada saat tanaman berumur 20, 40, 60, 80 cm dan bebas gulma terdapat gulma yang
dan 100 hari setelah tanam dan pada waktu tumbuh di semua umur pengamatan adalah
panen yakni 135 hari setelah tanam. Ageratum conyzoides, Commelina nudiflora,
Pengamatan gulma meliputi analisis vege- Digitaria sanguinalis dan Synedrella
tasi menggunakan metode kuadrat SDR nudiflora.
dan pengamatan bobot kering gulma.
Pengamatan komponen pertumbuhan ubi Pada perlakuan jarak tanam 75 x
jalar meliputi panjang tanaman, jumlah 20 cm dan penyiangan 40 hst, gulma yang
daun, luas daun, jumlah cabang dan jumlah tumbuh di semua umur pengamatan adalah
tunas. Sedangkan pengamatan komponen Ageratum conyzoides, Commelina nudiflora,
hasil meliputi jumlah umbi per tanaman, Cyperus rotundus, Digitaria sanguinalis,
bobot segar umbi, bobot kering umbi, bobot Erechtites hieracifolia, Ludwigia perennis,
segar tanaman dan bobot kering tanaman. Mimosa pudica, dan Rumex obtusifolius L.
Analisis data menggunakan analisis ragam Sedangkan pada jarak tanam 75 x 20 cm
(uji F) pada taraf 5 %. Hasil analisis ragam perlakuan aplikasi herbisida pra-tumbuh
maupun kombinasi penyiangan 40 hst dan
99
100

aplikasi herbisida pra-tumbuh, gulma yang penyiangan 40 hst, dengan jarak tanam ubi
tumbuh di semua umur pengamatan adalah jalar 75 x 20 cm akan mampu menekan
Ageratum conyzoides, Commelina nudiflora, pertumbuhan gulma hingga 46% dibanding-
Cyperus rotundus, Digitaria sanguinalis, kan perlakuan lain.
Erechtites hieracifolia, Ludwigia perennis,
dan Mimosa pudica. 2. Pertumbuhan Tanaman
2.1 Panjang Tanaman
Selajutnya pada perlakuan jarak Hasil analisis ragam menunjukkan
tanam 75 x 30 cm dan tanpa pengendalian bahwa jarak tanam 75 x 20 cm maupun 75
gulma, gulma yang tumbuh di semua umur x 30 cm dan metode pengendalian gulma
pengamatan adalah Ageratum conyzoides, antara tanpa pengendalian gulma, bebas
Borreria laevis, Commelina nudiflora, Cype- gulma, penyiangan 40 hst, aplikasi herbi-
rus rotundus, Digitaria sanguinalis, Erech- sida pra-tumbuh oksifluorfen dan kombinasi
tites hieracifolia, Euphorbia hirta, Ludwigia aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen
perennis, Mimosa pudica, Oxalis barrelieri, dengan penyiangan 40 hst berpengaruh
dan Rumex obtusifolius L. Sedangkan pada nyata pada panjang tanaman ubi jalar pada
jarak tanam 75 x 30 cm dan bebas gulma, semua umur pengamatan (Tabel 2).
gulma yang tumbuh di semua umur
pengamatan adalah Ageratum conyzoides, Perbedaan jarak tanam ubi jalar tidak
Commelina nudiflora, Digitaria sanguinalis memberikan pengaruh nyata pada peru-
Erechtites hieracifolia, Ludwigia perennis bahan panjang tanaman ubi jalar, tetapi
Mimosa pudica, Oxalis barrelieri dan Rumex dipengaruhi oleh jenis pengendalian gulma
obtusifolius L. dan jika dilihat secara matematis, panjang
tanaman ubi jalar dengan jarak tanam 75 x
Pada jarak tanam 75 x 30 cm 30 cm pada perlakuan pengendalian gulma
perlakuan penyiangan 40 hst maupun yang sama lebih panjang jika dibandingkan
perlakuan herbisida pra-tumbuh, gulma dengan jarak tanam 75 x 20 cm.
yang tumbuh di semua umur pengamatan
adalah Ageratum conyzoides, Commelina 2.2 Jumlah Cabang
nudiflora, Cyperus rotundus, Digitaria
sanguinalis, Erechtites hieracifolia, Ludwigia Hasil analisis ragam menunjukkan
perennis dan Mimosa pudica. Sedangkan bahwa jarak tanam 75 x 20 cm maupun 75
pada jarak tanam 75 x 30 cm perlakuan x 30 cm dan metode pengendalian gulma
antara tanpa pengendalian gulma, bebas
kombinasi penyiangan 40 hst dan aplikasi
gulma, penyiangan 40 hst, aplikasi herbi-
herbisida pra-tumbuh, gulma yang tumbuh
sida pra-tumbuh oksifluorfen dan kombinasi
di semua umur pengamatan adalah
Ageratum conyzoides, Commelina nudiflora, aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen
Digitaria sanguinalis, Erechtites hieracifolia, dengan penyiangan 40 hst tidak berpe-
dan Ludwigia perennis. ngaruh nyata pada jumlah cabang tanaman
ubi jalar pada umur 20 hst tetapi berpe-
1.2 Bobot Kering Gulma ngaruh nyata pada umur pengamatan 40,
60, 80 dan 100 hst.
Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa jarak tanam 75 x 20 cm maupun 75 2.3 Jumlah Tunas
x 30 cm dan metode pengendalian gulma Hasil analisis ragam menunjukkan
antara tanpa pengendalian gulma, bebas bahwa jarak tanam 75 x 20 cm maupun 75
gulma, penyiangan 40 hst, aplikasi herbi- x 30 cm dan metode pengendalian gulma
sida pra-tumbuh oksifluorfen dan kombinasi antara tanpa pengendalian gulma, bebas
aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen gulma, penyiangan 40 hst, aplikasi herbi-
dengan penyiangan 40 hst berpengaruh sida pra-tumbuh oksifluorfen dan kombinasi
nyata pada bobot kering gulma di semua aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen
umur pengamatan (Tabel 1). dengan penyiangan 40 hst tidak ber-
pengaruh nyata pada jumlah tunas tanaman
Hasil penelitian menunjukkan ubi jalar pada umur pengamatan 20, 40 dan
bahwa dengan melakukan pengendalian 60 hst tetapi berpengaruh pada umur
gulma menggunakan perlakuan herbisida pengamatan 80 dan 100 hst.
pra-tumbuh yang dikombinasikan dengan
100
101

Perlakuan kombinasi antara aplikasi yang tumbuh dikendalikan sebelum tanam


herbisida pra-tumbuh dan penyiangan 40 dan ditambah lagi pada umur 40 hst atau
hst sama efektifnya dalam meningkatkan pada saat periode kritis tanaman sehingga
jumlah tunas dan cabang per individu jika mengurangi tingkat persaingan antara
dibandingkan dengan perlakuan bebas tanaman ubi jalar dengan gulma.
gulma. Ini menunjukkan bahwa dengan
melakukan penyemprotan herbisida pra- 3. Hasil Tanaman
tumbuh dan penyiangan 40 hst sudah
cukup untuk meningkatkan jumlah cabang 3.1 Jumlah Umbi, Bobot Segar Umbi,
serta jumlah tunas per individu tanaman ubi Bobot Kering Umbi, Bobot Segar
jalar. Total Tanaman, Bobot Kering Total
Tanaman dan Hasil per Hektar Ubi
2.4 Jumlah Daun
Jalar
Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa jarak tanam 75 x 20 cm maupun 75 Hasil analisis ragam menunjukkan
x 30 cm dan metode pengendalian gulma bahwa perlakuan jarak tanam dan metode
antara tanpa pengendalian gulma, bebas pengendalian gulma yang berbeda membe-
gulma, penyiangan 40 hst, aplikasi rikan pengaruh nyata pada jumlah umbi,
herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dan bobot segar umbi, bobot kering umbi, bobot
kombinasi aplikasi herbisida pra-tumbuh segar total tanaman, bobot kering total
oksifluorfen dengan penyiangan 40 hst tanaman dan hasil per hektar ubi jalar
tidak berpengaruh nyata pada jumlah daun (Tabel 4).
tanaman ubi jalar pada umur pengamatan Pengamatan panen menunjukkan
40 hst tetapi berpengaruh pada umur bahwa jumlah umbi pada perlakuan gulma
pengamatan 20, 60, 80 dan 100 hst. yang sama maka hasil umbi pada jarak
tanam 75 x 30 cm lebih lebih banyak dari
2.5 Luas Daun
jarak tanam 75 x 20 cm. Bobot segar umbi
Hasil analisis ragam menunjukkan
menyatakan bobot atau hasil umbi yang
bahwa jarak tanam 75 x 20 cm maupun 75
dihasilkan oleh suatu tanaman. Menurut
x 30 cm dan metode pengendalian gulma
Sitompul dan Guritno (1995), pengaturan
antara tanpa pengendalian gulma, bebas
kerapatan atau populasi tanaman meru-
gulma, penyiangan 40 hst, aplikasi
pakan salah satu cara menciptakan faktor-
herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dan
faktor yang dibutuhkan tanaman dapat
kombinasi aplikasi herbisida pra-tumbuh
tersedia secara merata bagi setiap individu
oksifluorfen dengan penyiangan 40 hst
tanaman dan untuk mengoptimalkan
tidak berpengaruh nyata pada luas daun
penggunaan faktor lingkungan yang
tanaman ubi jalar pada semua umur
tersedia.
pengamatan (Tabel 3).

Luas daun terbesar ada pada


perlakuan kombinasi herbisida pra-tumbuh
dan penyiangan 40 hst dengan jarak tanam
75 x 30 cm, hal ini dikarenakan tanaman ubi
jalar bisa tumbuh optimal karena gulma

Tabel 1. Rerata Bobot Kering Gulma pada berbagai Kombinasi Jarak Tanam dan Metode
Pengendalian Gulma pada berbagai Umur Pengamatan

-2
Rerata Bobot Kering Gulma ( g 0.25 m )
Total Bobot
pada berbagai Umur Pengamatan (hst) Kering
Perlakuan
Gulma
20 40 60 80 100

J1G0 14.21 cd 21.50 de 37.07 d 75.63 f 37.57 f 180.98 f

J1G1 1.00 a 1.03 a 1.00 a 1.00 a 1.03 a 5.06 a

101
102

J1G2 13.85 c 19.30 cd 22.73 bc 44.87 cd 26.70 d 143.71 e

J1G3 10.78 b 16.40 bc 30.93 d 52.93 de 24.20 cd 118.98 cd

J1G4 9.46 b 14.27 b 18.90 b 29.17 b 20.27 b 92.07 b

J2G0 17.73 e 26.17 f 60.80 e 65.77 f 41.50 g 211.97 g

J2G1 1.33 a 1.33 a 1.03 a 1.33 a 1.33 a 6.35 a

J2G2 17.02 de 25.18 ef 28.63 bcd 48.93 de 29.90 e 149.98 e

J2G3 9.30 bc 15.10 b 36.93 d 54.43 e 26.83 d 128.79 d

J2G4 8.88 b 13.80 b 21.57 bc 37.93 bc 23.43 c 105.61 c

BNT 5% 3.07 4.04 11.21 9.72 3.06 13.89

KK (%) 16.69 14.74 24.27 13.43 7.38 6.83

Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada umur dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT 5%; hst= hari setelah tanam. J1 = Jarak Tanam 75 x 20 cm; J2 = 75 x 30 cm; G0 = Tanpa
Pengendalian Gulma; G1 = Bebas Gulma; G2 = Penyiangan 40 hst ; G3 = Herbisida pra -tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha);
G4= Herbisida pra-tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha) dan penyiangan 40 hst ; hst= hari setelah tanam.

102
103

Tabel 2. Rerata panjang Tanaman Ubi Jalar pada berbagai Kombinasi Jarak Tanam dan
Metode Pengendalian Gulma pada berbagai Umur Pengamatan

Rerata Panjang Tanaman Ubi Jalar cm/tan pada berbagai Umur


Pengamatan (hst)
Perlakuan
20 40 60 80 100

J1G0 23.68 ab 32.78 b 50.61 abc 56.80 ab 66.48 abc

J1G1 24.14 abc 39.81 c 55.36 c 66.63 d 79.48 ef

J1G2 25.05 abc 37.40 bc 47.79 a 56.63 ab 65.88 ab

J1G3 24.16 abc 39.52 c 48.54 ab 57.09 ab 67.53 bc

J1G4 26.33 bc 39.31 c 53.63 abc 61.98 bcd 72.17 cd

J2G0 22.92 a 22.93 a 47.06 a 53.25 a 61.24 a

J2G1 24.37 abc 39.98 c 54.84 bc 66.05 cd 81.93 f

J2G2 25.17 abc 38.13 c 49.68 abc 57.30 ab 66.92 abc

J2G3 25.08 abc 37.70 c 52.26 abc 60.28 bc 69.43 bcd

J2G4 26.41 c 41.69 c 55.62 c 64.26 cd 75.38 de

BNT 5% 2.75 4.96 6.17 6.34 6.05

KK (%) 6.26 7.55 6.73 5.94 4.81

Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada umur dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT 5%; hst= hari setelah tanam. J1 = Jarak Tanam 75 x 20 cm; J2 = 75 x 30 cm; G0 = Tanpa
Pengendalian Gulma; G1 = Bebas Gulma; G2 = Penyiangan 40 hst ; G3 = Herbisida pra -tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha);
G4= Herbisida pra-tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha) dan penyiangan 40 hst ; hst= hari setelah tanam.

Tabel 3. Rerata Luas Daun Tanaman Ubi Jalar pada berbagai Kombinasi Jarak Tanam dan
Metode Pengendalian Gulma pada berbagai Umur Pengamatan
2 -1
Rerata Luas Daun Tanaman Ubi Jalar (cm tan ) pada berbagai Umur
Pengamatan (hst)
Perlakuan
20 40 60 80 100

J1G0 253.93 ab 668.47 a 1520.18 ab 1972.44 a 2694.01 a

J1G1 313.59 c 999.73 e 2504.69 e 3070.82 c 4551.41 d

J1G2 257.98 ab 785.97 b 1735.33 c 2062.47 a 3391.84 b

J1G3 274.18 b 878.95 bcd 1686.80 bc 2073.38 a 3438.00 b

J1G4 266.72 b 912.89 cde 1679.25 bc 2181.67 ab 3516.33 b

J2G0 225.26 a 873.88 bcd 1492.35 a 1889.08 a 2636.78 a

J2G1 277.33 bc 1228.98 f 2362.07 e 3041.07 c 6192.28 e

103
104

J2G2 255.28 ab 865.59 bcd 1646.97 abc 2056.84 a 3237.16 b

J2G3 266.82 b 847.31 bc 1668.34 bc 2152.91 ab 3427.34 b

J2G4 286.67 bc 972.58 de 1939.86 d 2385.98 b 4171.67 c

BNT 5% 39.21 118.42 174.37 305.97 379.43

KK (%) 8.23 7.37 5.37 7.51 5.72

Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada umur dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT 5%; hst= hari setelah tanam. J1 = Jarak Tanam 75 x 20 cm; J2 = 75 x 30 cm; G0 = Tanpa
Pengendalian Gulma; G1 = Bebas Gulma; G2 = Penyiangan 40 hst ; G3 = Herbisida pra-tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha);
G4= Herbisida pra-tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha) dan penyiangan 40 hst ; hst= hari setelah tanam.

104
105

Tabel 4. Rerata Jumlah Umbi, Bobot Segar Umbi, Bobot Kering Umbi, Bobot Segar Total
Tanaman, Bobot Kering Total Tanaman dan Produksi per Hektar Ubi Jalar pada
berbagai Kombinasi Jarak Tanam dan Metode Pengendalian Gulma Umur 19
Minggu Setelah Tanam

Rata - rata Komponen Hasil Ubi Jalar

Bobot
Bobot
Bobot Bobot
Perlakuan Kering Hasil
Jumlah Segar Umbi Segar Kering
-1 Umbi
Umbi tan Tanaman Tanaman -1
-1 -1 (t. ha )
(g tan ) -1 (g tan )
(g tan ) -1
(g tan )

J1G0 1.58 a 365.23 a 41.04 a 183.81 a 38.34 a 7.30 a

J1G1 1.92 ab 806.78 e 85.64 d 465.91 e 78.81 e 16.14 e

J1G2 1.58 a 544.33 b 67.03 c 246.97 abc 52.18 abcd 10.89 b

J1G3 1.75 a 535.61 b 63.08 c 276.76 abcd 49.76 abc 10.71 b

J1G4 1.92 ab 645.13 cd 63.38 c 299.83 abcd 58.45 cd 12.90 cd

J2G0 2.25 bc 387.51 a 49.53 b 211.19 ab 42.85 ab 7.75 a

J2G1 2.92 d 811.83 e 89.20 d 409.90 de 66.68 de 16.24 e

J2G2 2.33 bc 632.95 cd 64.65 c 378.63 cde 58.33 cd 12.66 cd

J2G3 2.33 bc 589.07 bc 60.98 c 315.80 abcd 52.30 abcd 11.78 bc

J2G4 2.50 cd 698.00 d 68.24 c 332.91 bcde 57.17 bcd 13.96 d

BNT 5% 0.49 88.86 7.81 139.90 15.12 1777.19

KK (%) 12.99 8.3 6.67 25.19 15.32 8.30

Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada umur dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT 5%; hst= hari setelah tanam. J1 = Jarak Tanam 75 x 20 cm; J2 = 75 x 30 cm; G0 = Tanpa
Pengendalian Gulma; G1 = Bebas Gulma; G2 = Penyiangan 40 hst ; G3 = Herbisida pra -tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha);
G4= Herbisida pra-tumbuh Oksifluorfen (1 l/ha) dan penyiangan 40 hst ; hst= hari setelah tanam.

3. Hubungan antara Bobot Kering Gulma kering gulma yang pada akhirnya akan
idengan Hasil Ubi Jalar berpengaruh juga pada tingkat produktifitas
tanaman ubi jalar. Hubungan antara bobot
Hasil pengamatan bobot kering
kering gulma pada umur 60 hst dan 100 hst
gulma jika dihubungkan dengan tingkat
dengan bobot kering umbi ubi jalar disajikan
produktifitas tanaman ubi jalar menunjukkan
pada Gambar 1.
bahwa setiap perlakuan pengendalian
gulma akan berpengaruh pada jumlah bobot

105
106

Gambar 1. Hubungan antara Bobot Kering Gulma pada Umur 60 hst dengan Bobot Kering Umbi Ubi Jalar (A).

Hubungan antara Bobot Kering Gulma pada Umur 100 hst dengan Bobot Kering Umbi Ubi Jalar (B).

Gambar 1 menunjukkan bahwa ha juga akan berbeda. Hal ini dikarenakan


setiap perubahan bobot kering gulma akan bobot kering umbi dari masing-masing
diikuti oleh perubahan bobot kering umbi. perlakuan akan dijadikan patokan dalam
Pada umur pengamatan 60 hst dan 100 hst, menentukan tingkat produktifitas ubi jalar.
peningkatan yang terjadi pada bobot kering
gulma akan berpengaruh nyata pada jumlah Jika seluruh gulma di total dari
2
bobot kering umbi ubi jalar (R =0.8), sema- umur pengamatan 20-100 hst maka akan
kin tinggi bobot kering gulma maka semakin didapat hubungan antara bobot kering
rendah bobot kering umbi dan sebaliknya gulma total dengan bobot kering umbi ubi
semakin rendah bobot kering gulma maka jalar serta hubungan antara bobot kering
semakin tinggi bobot kering umbi yang gulma total dengan produksi ubi jalar per ha
diperoleh. Perbedaan bobot kering gulma yang disajikan dalam Gambar 2.
akan menyebabkan bobot kering umbi yang
terakumulasi pada produktifitas ubi jalar per

Gambar 2. Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan Bobot Kering Umbi Ubi Jalar (A).

Hubungan antara Bobot Kering Gulma Total dengan Produksi Ubi Jalar per hektar (B).

106
107

Hubungan antara bobot kering total gulma dengan tingkat produktifitas ubi jalar dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi bobot kering total gulma maka tingkat produktifitas ubi jalar
semakin rendah dan juga sebaliknya, semakin rendah bobot kering gulma maka tingkat
produktifitas ubi jalar yang dihasilkan akan semakin tinggi, ini dikarenakan baik gulma maupun
tanaman mempunyai kebutuhan dasar yang sama untuk pertumbuhan dan perkem-bangan yaitu
unsur hara, air, cahaya, ruang tumbuh dan CO2.

KESIMPULAN DAN SARAN


Penanaman ubi jalar dengan jarak tanam 70 x 20 cm dengan metode pengendalian gulma
-1
kombinasi antara penyemprotan herbisida pra-tumbuh oksi-fluorfen 1 liter ha dan penyiangan 40
hst sangat efektif dalam mengendalikan gulma serta mampu meningkatkan pertumbuhan ubi jalar
jika dibandingkan tanpa pengen-dalian gulma, penyiangan 40 hst maupun penyemprotan herbisida
-1
pra-tumbuh oksi-fluorfen 1 liter ha , tetapi perlakuaan terbaik dalam meningkatkan hasil ubi jalar
adalah bebas gulma. Penggunaan jarak tanam ubi jalar 70 x 30 cm menghasilkan jumlah produksi
dan bobot segar tanaman yang lebih tinggi dari jarak tanam 70 x 20 cm.

Mengendalikan gulma dengan mengkombinasikan metode mekanik dengan melakukan


penyiangan dan kimiawi menggunakan herbisida lebih dianjurkan dalam usaha menurunkan
populasi gulma serta meningkatkan produktifitas dalam usaha budidaya tanaman ubi jalar selain
perlakuan bebas gulma.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (Statistics Indonesia). 2011. Produksi Ubi Jalar
Indonesia. http://bps.go.id.
Brown, K. and Brooks, K. 2002, Bushland Weeds: a Practical Guide to their Management,
Environmental Weeds Action Network (WA) Inc. Perth WA. p. 102.
Jatmiko, S.Y., Harsanti S., Sarwoto dan A.N. Ardiwinata. 2002. Apakah herbisida yang digunakan
cukup aman? dalam J. Soejitno, I.J. Sasa, dan Hermanto (Ed.). Prosiding Seminar Nasional
Membangun Sistem Produksi Tanaman Pangan Berwawasan Lingkungan. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. (3) : 337-348
Rao, V. S. 1983. Principles of Weed Sci. Oxford and IBH. Publ Co. New Delhi. p. 148-149
Sastroutomo, S. S. 1992. Pestisida, Dasar-dasar dan Dampak Penggunaanya. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta. p. 80-81.

107
Manual Prosedur
Pelaksanaan Magang Kerja

Program Studi Agroekoteknologi


dan Agribisnis

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA\
MALANG
ii

Manual Prosedur
Pelaksanaan Magang Kerja
Program Studi Agroekoteknologi
dan Agribisnis

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MP.GJM-FP-UB.
iii

Manual Prosedur

Pelaksanaan Magang Kerja Program Studi Agroekoteknologi dan Agribisnis

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MP.GJM-FP-UB........

Revisi : Ke-1

Tanggal :

Dikaji ulang oleh :

Dikendalikan oleh :

Disetujui oleh : Dekan Fakultas Pertanian

Jumlah halaman :

Tgl: Tgl: Tgl:

Disiapkan oleh : Diperiksa oleh: Disahkan oleh:

Tim Penyusun

Pembantu Dekan I Dekan

Nomor salinan Distribusi ke -

Status  Terkendali* Tanggal distribusi


Tak terkendali*

*) Berilah tanda (v) pada kotak yang sesuai


iv

KATA PENGANTAR

Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal


(SPMI) untuk menjamin mutu input, proses dan output pendidikan. Dalam rangka implementasi
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), perlu dibuat dokumen yang mengatur arah kebijakan,
program, serta cara bagaimana mencapai arah kebijakan akademik tersebut. Arah dan sasaran
kebijakan dapat dicapai apabila didukung oleh adanya Manual Prosedur, dokumen yang menjadi
acuan kerja setiap kegiatan dalam setiap unit kerja.
Manual prosedur pelaksanaan Magang Kerja merupakan salah satu komponen penting di
dalam manajemen akademik. Tujuan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang terus berupaya
untuk memperbaiki proses belajar mengajar salah satu diantaranya adalah pelaksanaan Magang
Kerja. Manual prosedur ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa, para pihak sebagai tempat
Magang Kerja, dosen pembimbing, pengelola Jurusan, bagian akademik, pengelola Magang Kerja,
maupun pimpinan untuk senantiasa memberikan pelayanan yang memuaskan khususnya di dalam
pelaksanaan Magang Kerja.

Malang, April 2013


Dekan

Prof. Ir. Sumeru Ashari, MAgr.Sc., PhD


NIP 19530328 198103 1 001
v

DAFTAR ISI

Halaman
I. PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 12

1.1 Pengertian Magang Kerja dan Skripsi.......................................................................................... 12

1.2 Kode Etik Pelaksanaan Magang Kerja dan Skripsi ....................................................................... 14

1.3 Sikap Ilmiah ................................................................................................................................. 14

1.3.1 Sikap Ingin Tahu ................................................................................................................... 14

1.3.2 Sikap Kritis .......................................................................................................................... 14

1.3.3 Sikap Terbuka ....................................................................................................................... 15

1.3.4 Sikap Obyektif....................................................................................................................... 15

1.3.5 Sikap Menghargai Karya Orang Lain..................................................................................... 15

1.3.6 Sikap Berani Mempertahankan Kebenaran ........................................................................ 15

1.3.7 Sikap Menjangkau ke Depan ............................................................................................... 15

1.4 Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah............................................................................................................ 15

II. MAGANG KERJA ................................................................................................................................ 17

2.1 Ketentuan Umum ........................................................................................................................ 17

2.2 Tujuan .......................................................................................................................................... 17

2.3 Bentuk Pelaksanaan .................................................................................................................... 17

2.4 Pengelolaan ................................................................................................................................. 18

2.5 Laporan Akhir Magang Kerja ....................................................................................................... 19

2.6 Ujian Magang Kerja ..................................................................................................................... 19

2.7 Tugas Dosen Pembimbing ........................................................................................................... 19

2.7.1 Pembimbing Utama.............................................................................................................. 20

2.7.2 Pembimbing Lapangan ......................................................................................................... 20

2.7.3 Persentase Penilaian ............................................................................................................ 20

2.8 Ketentuan Lain ............................................................................................................................ 20

2.9 Sistematika Laporan Magang Kerja ............................................................................................. 21

III. SKRIPSI .............................................................................................................................................. 23

3.1 Ketentuan Umum ........................................................................................................................ 23


vi

3.2 Tujuan .......................................................................................................................................... 24

3.3 Prasyarat ..................................................................................................................................... 24

3.4. Hak dan Kewajiban Mahasiswa ................................................................................................. 24

3.5 Pengelolaan ................................................................................................................................. 25

3.5.1 Tim Pemantau Skripsi ........................................................................................................... 25

3.5.2 Tahapan Kegiatan Penyusunan Skripsi ................................................................................. 26

3.5.3 Supervisi ............................................................................................................................... 27

3.5.4 Sanksi-Sanksi ........................................................................................................................ 27

3.6 Dosen Pembimbing ..................................................................................................................... 27

3.7 Ujian Sarjana ............................................................................................................................... 28

3.7.1 Pengertian Ujian Sarjana ...................................................................................................... 28

3.7.2 Syarat-Syarat Umum Ujian Sarjana ...................................................................................... 28

3.7.3 Majelis Penguji Ujian Sarjana ............................................................................................... 28

3 . 7.4 Tugas dan Hak Majelis Penguji .......................................................................................... 29

3 .7.5 Pelaksanaan Ujian Sarjana ................................................................................................. 29

3 . 7.6 Waktu Pelaksanaan Ujian Sarjana ..................................................................................... 29

3 . 7.7 P enilaian Ujian Sarjana ...................................................................................................... 29

3.8 Ketentuan Lain ............................................................................................................................ 30

3.9 Ketentuan Penulisan Skripsi ....................................................................................................... 31

3.9.1 Bagian-Bagian Skripsi ........................................................................................................... 31

3. 9.2 Bagian Pelengkap...................................................................................................................... 31

3. 9.3 Tubuh Utama Skripsi ......................................................................................................... 34

3.9.4 Pustaka ................................................................................................................................. 35

3.9.5 Gambar , Tabel , Lambang , Satuan dan Singkatan , serta Cetak Miring.............................. 37

3. 10 Syarat-Syarat Pengetikan ......................................................................................................... 39

3.10.1 Kertas ................................................................................................................................ 39

3.10.2 Mengetik............................................................................................................................ 39

3 .10.3 Perbaikan Kesalahan ........................................................................................................ 39

3.10.4 Pemakaian Bahasa Indonesia Baku ............................................................................................. 39

3.10.5 Nomor Halaman ................................................................................................................ 40


vii

3.11 Pedoman Seminar Ilmiah .......................................................................................................... 40

3.11.1 Ketentuan Umum ............................................................................................................. 40

3.11.3 Tata tertib Seminar ................................................................................................................. 40

3. 12 Pedoman Penulisan Makalah Ringkasan Skripsi .................................................................. 41

3 .12.2 Sistematika ....................................................................................................................... 41

3.12.3 K etentuan Lain ................................................................................................................. 42

3.13 Yudisium Sarjana ...................................................................................................................... 42


1

Pelaksanaan Magang Kerja

Tujuan
Manual Prosedur Pelaksanaan Magang Kerja dibuat untuk menjamin pelaksanaan kegiatan Magang
Kerja di para pihak tempat Magang Kerja mahasiswa dan sivitas akademika (pengelola Magang
Kerja, mahasiswa dan dosen) agar dapat berjalan tertib dan sesuai dengan proses dan tujuan
pembelajaran.

Definisi
Dosen Pembimbing adalah dosen tetap di Fakultas Pertanian atau Fakultas lain yang berada di
lingkungan UB yang mempunyai kompetensi selaras dengan bidang yang dibelajarkan dalam
suatu proses kegiatan Magang Kerja. Fakultas Pertanian dapat melakukan outsourcing sebagai
dosen pendamping dari luar UB untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Comment [TKW1]: Perlu dirinci apa
persyaratan dosen outsourcing, apakah
Pembimbing Lapangan adalah tenaga profesional yang ditunjuk Pimpinan tempat Magang Kerja yang saat ini sedang aktif di instansi lain
yang mempunyai kompetensi selaras dengan bidang yang dibelajarkan dalam suatu proses tempat magang kerja dilakukan, karena
ada staf dari BUMN dan instansi
kegiatan Magang Kerja. pemerintah lain yang berkenan menjadi
Mahasiswa adalah mahasiswa yang sudah melakukan registrasi administrasi dan akademik, sesuai dosen pembimbing baik magang kerja
maupun bagi mahasiswa yang kemudian
dengan KRS yang sudah disusun. melanjutkan hasil magang kerja sebagai
Tim Pengelola Magang Kerja di tingkat Fakultas adalah tim pengelola yang ditunjuk oleh Dekan skripsi. Staf dari lembaga penelitian
(litbang) cukup banyak yang bersedia.
untuk memfasilitasi pelaksanaan Magang Kerja di tingkat Jurusan.
Comment [TKW2]: Perlu dijelaskan
Tim Pengelola Magang Kerja di tingkat Jurusan adalah Tim Pengelola Magang Kerja yang ditunjuk dalam bagian yang relevan apakah satu
oleh Ketua Jurusan untuk mengelola Magang Kerja dan ditetapkan oleh Surat Keputusan Dekan orang mahasiswa hanya dibimbing oleh
yang bertugas untuk mengelola administrasi dan proses pelaksanaan Magang Kerja mahasiswa. satu orang pembimbing lapang, karena
pada praktik pelaksanaan magang kerja
Lembar Isian Magang Kerja (LIMK) adalah borang yang harus diisi oleh mahasiswa atau dosen banyak institusi yang menugaskan
sekelompok pembimbing lalu mereka
pembimbing dalam menjalankan proses Magang Kerja. bersama-sama dan bergantian
Satu satuan kredit semester (sks) adalah beban tugas Magang Kerja merupakan kegiatan praktek membimbing mahasiswa sesuai pergiliran
divisi kerja tempat mahasiswa bekerja
dan penulisan laporan harian dengan alokasi waktu sebanyak 8 jam per hari selama satu bulan, dalam skedul waktu yang sudah ditetapkan
dimana satu bulan dianggap setara dengan 25 hari kerja.

Ruang Lingkup
Manual prosedur pelaksanaan Magang Kerja berlaku mulai dari (1) penyusunan RPKPS mata kuliah
yang akan ditawarkan oleh bagian akademik Fakultas Pertanian, (2) Penetapan Tim Magang Kerja
oleh SK Dekan atas usulan Ketua Jurusan dan dikoordinasikan dengan Ketua Program Studi, (3)
Observasi tempat Magang Kerja, (4) Penetapan Tempat Magang Kerja dan topik Magang Kerja, (5)
Penetapan Dosen Pembimbing utama dari FP-UB, (6) Konsultasi Judul dan topik serta bahan kajian
Magang Kerja, (7) Studi Lapangan (Pendalaman Materi Magang), (8) Pembuatan Proposal Magang
Kerja, (9) Konsultasi Pendahuluan dengan tempat Magang Kerja dan penetapan dosen pembimbing
lapangan, (10) Pengesahan Proposal Magang Kerja, (11) Persiapan Magang Kerja termasuk
pembekalan Magang Kerja, (11) Pelaksanaan Magang Kerja, (12) Supervisi dosen Pembimbing
Utama /Tim Pengelola Magang Kerja, (13) Analisis informasi data Magang Kerja, (14) Pembuatan
draft laporan, (15) Konsultasi hasil Magang Kerja, (16) Evaluasi Keberhasilan Magang Kerja oleh

1
2

Pembimbing Tempat Magang, (17) Konsultasi dengan dosen pembing utama, (18) Seminar hasil
Magang Kerja di FP-UB dan evaluasi hasil Magang Kerja, (19) Laporan Akhir yang ditandatangani
pembimbing lapangan, dosen pembimbing utama, dan Ketua Jurusan dan (20) Selesai. Manual
prosedur ini berlaku hanya untuk pelaksanaan Magang Kerja yang di bawah tanggung-jawab
Fakultas Pertanian UB.

Referensi
1. Standard Akademik FPUB
2. Peraturan Akademik FPUB
3. Manual Mutu FPUB
4. Buku Panduan Akademik Universitas Brawijaya, 2010.
5. Buku Panduan Akademik FPUB, 2010.
6. Buku Panduan Non Perkuliahan FPUB, 2010.
7. Agriculture Intenship: Agriculture 301 Manual. Western Illinois University. 2010
8. Intenship Manual, State University of New York, College of Agriculture and Technology. 2010.
9. FKPTPI. Rumusan Kompetensi Bidang Pertanian. 2011.

Pihak Personal Terkait


1. Dekan
2. Para pihak tempat Magang Kerja Mahasiswa
3. Pembantu Dekan I, II dan III
4. Ketua dan Sekretaris Jurusan
5. Ketua dan Sekretaris Program Studi
6. Pengelola Magang Kerja
7. Sub bagian akademik Fakultas
8. Petugas Administrasi Jurusan
9. Dosen Pembimbing
10. Pembimbing Lapangan
11. Jejaring Alumni FP-UB
12. Mahasiswa yang telah memprogram Magang Kerja dalam KRS yang telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing Akademik (PA)

Pengantar
Kegiatan pertanian di lapangan sangat dinamis. Berkarir di bidang pertanian dapat dibelajarkan
melalui Magang Kerja pada para pihak yang bergerak dalam berbagai bidang dalam lingkup sektor Comment [TKW3]: oleh
pertanian. Berbagai bidang yang meliputi kegiatan produksi tanaman, perkebunan, agroforestri, Comment [TKW4]: Berbagai bidang
hortikultura, pemuliaan tanaman, perusahaan produsen dan pemasaran benih dan sarana produksi kerja profesional yang relevan bagi
kegiatan magang kerja mahasiswa
pertanian lainnya, manajemen agribisnis, pengiriman barang dan jasa pertanian, teknik dan
mekanisasi pertanian, pengolahan hasil pertanian, penelitian dan konservasi sumber daya alam.
Magang Kerja juga dapat dilaksanakan pada para pihak yang bergerak dalam kegiatan penelitian dan
pengembangan teknologi baru dibidang pertanian seperti sektor yang bergerak dibidang teknologi
informasi dan komunikasi, aplikasi bahan kimia dalam produksi pertanaman, sistem produksi
pertanian yang kompleks, teknologi pupuk dan pemupukan dan lain-lain. Pada berbagai bidang
tersebut memberikan peluang mahasiswa untuk melatih dirinya melalui kegiatan dalam Magang Comment [TKW5]: Pada berbagai
Kerja dan mendapatkan pengalaman kerja untuk menghadapi tantangan masa depan. bidang kerja tersebut mahasiswa
berpeluang melatih diri dan mendapatkan
pengalaman kerja untuk menghadapi
tantangan masa depan.

2
3

Dokumen Manual Prosedur Pelaksanaan Magang ini disusun sebagai acuan pelaksanaan Magang
Kerja mahasiswa PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis. Mahasiswa di masing-masing program
studinya perlu untuk menyelesaikan suatu magang kerja sebagai bagian dari kurikulum. Comment [TKW6]: Wajib, bukan perlu
 tidak ada opsi

Tujuan Magang Kerja


Tujuan dari program Magang Kerja adalah:

1. Melatih mahasiswa di lapangan untuk aspek pertanian, perkebunan atau manajemen lingkungan
yang tidak tercakup dalam proses perkuliahan
2. Memberi kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja sektor pertanian yang
relevan dengan profesi yang akan diembannya di masyarakat
3. Memberikan pengalaman bekerja mahasiswa di lingkungan profesional atau agribisnis Comment [TKW7]: Sebaiknya
4. Memberikan keterampilan tambahan yang mungkin berguna untuk kerja di masa depan. digabungkan saja
Comment [TKW8]: Perlu
dideskripsikan keterampilan tambahan
yang dimaksud dalam konteks soft skill dan
Kredit Magang Kerja hard skill

Untuk menyelesaikan gelar di sarjana, mahasiswa harus melakukan 4 sks atau setara dengan 4 bulan
kerja mulai dari persiapan, pelaksanaan kerja dilapangan hingga menyusun laporan magang yang Comment [TKW9]: Breakdown jam
setiap kegiatannya disetujui dan menyampaikan laporan pada pembimbing tempat magang dan kerja perlu disesuaikan dengan Pedoman
Pendidikan Non Perkuliahan  masih ada
pembimbing dari Fakultas Pertanian UB. tumpang tindih. Pada praktik lapang,
terdapat perbedaan persepsi mitra magang
kerja  ada yang berpedoman pada
satuan bulan, minggu dan jam kerja. Untuk
perusahaan perkebunan khususnya Pabrik
Tempat Magang Kerja Gula (PG) atau perkebunan lain, jam kerja
terutama pada saat giling sangat padat.
Mahasiswa magang bisa bekerja lebih dari
Magang Kerja dapat mengambil di salah satu bidang kegiatan pertanian berikut: 10 jam per hari, karena bakda subuh
sudah mengikuti rapat giling, dan ikut
1. Pelaku pertanian / Usaha Pertanian/ Agribisnis mengawal truk tebu ke penimbangan
hingga lebih dari pk 23.00. Pertanyaan:
2. Perkebunan sampai sejauh mana fleksibilitas durasi
3. Perusahaan Produsen dan Pemasaran Benih dan Sarana Produksi Pertanian lainnya waktu pelaksanaan magang kerja setara 4
4. Bisnis yang berhubungan dengan pertanian, perkebunan atau manajemen lingkungan sks diperbolehkan.
5. Lembaga Pemerintah yang bergerak di sektor pertanian
6. Lembaga yang bergerak dibidang Komunikasi pertanian
7. Konsultan Pertanian Comment [TKW10]: Sering ditanyakan
8. Lembaga Swadaya Masyarakat oleh mahasiswa, panitia tidak memiliki
inventaris konsultan pertanian yang dapat
9. Bank dijadikan rujukan bagi tempat magang
10. Institusi Luar Negeri mahasiswa
Comment [TKW11]: Apakah PNPM
mandiri perdesaan dapat dikategorikan
sebagai lembaga swadaya masyarakat?
Sasaran Kompetensi Magang Kerja
Mahasiswa diharapkan untuk mendapatkan pengalaman kerja di tempat Magang Kerja setidaknya
mencapai kompetensi minimal untuk mahasiswa agroekoteknologi: Comment [TKW12]: Cek butir evaluasi
pada lampiran  tampaknya belum
mencakup kompetensi menerapkan dan
1. Mampu menerapkan dan mensosialisasikan IPTEKS di bidang teknologi budidaya tanaman mensosialisasikan IPTEKS
(sejak proses praproduksi, produksi hingga pasca produksi) berdasarkan prinsip pertanian
Comment [TKW13]: Tidak secara
berkelanjutan dan mengangkat kearifan lokal; eksplisit dievaluasi
Comment [TKW14]: Kompetensi ini
tidak secara eksplisit dievaluasi

3
4

2. Mampu mengimplementasikan dan mengembangkan usaha inovatif bidang produksi tanaman


dalam pertanian berkelanjutan dan mampu berkomunikasi dan menjalin kerjasama secara
efektif dengan mengikuti etika bisnis;
3. Mampu merencanakan, merancang, melaksanakan dan mengevaluasi sistem produksi tanaman
secara efektif dan produktif, dan mampu mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama
dalam tim multidisiplin;
4. Mampu belajar sepanjang hayat, dan mampu berpikir analitik untuk mengidentifikasi,
merumuskan masalah dan akar masalah serta mencari solusi berbasis ilmiah dalam sistem
budidaya pertanian yang berkelanjutan.

Sedang kompetensi minimal mahasiswa agribisnis adalah:

1. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengorganisasi (mengelola) sistem Comment [TKW15]: Apakah realistis
dan usaha agribisnis secara berkelanjutan berdasarkan etika bisnis dapat dicapai dalam waktu 4 bulan magang
kerja?
2. Mampu mengimplementasikan (menerapkan) dan mengembangkan agribinis berbasis
pertanian berkelanjutan serta berkomunikasi dan menjalin kerjasama secara efektif.
3. Mampu mengidentifikasi permasalahan, memfasilitasi, memediasi dan mengembangkan Comment [TKW16]: Tidak secara
kapasitas masyarakat agribisnis dalam sistem sosial, ekonomi dan nilai-nilai budaya lokal. eksplisit dievaluasi.
CATATAN: RUBRIK EVALUASI KOMPETENSI
4. Mampu belajar sepanjang hayat, dan mampu berpikir analitik untuk mengidentifikasi, PADA AKHIR PROSES MAGANG KERJA
merumuskan masalah dan akar masalah serta mencari solusi berbasis ilmiah dalam sistem PERLU DISESUAIKAN AGAR RELEVAN
DENGAN LEARNING OUTCOME YANG
agribisnis yang berkelanjutan. TELAH DITETAPKAN

Manfaat Magang Kerja


Mahasiswa 1. memperoleh pemahaman tentang hubungan antara teori di kampus dengan
dapat aplikasi praktis di lapangan
2. menguji kemampuan pengembangan karir dengan tujuan yang realistis
3. mengembangkan kebiasaan bekerja secara profesional
4. meningkatkan kemampuan untuk hubungan interpersonal Comment [TKW17]: Kemampuan
5. mengenal dan belajar dengan tenaga-tenaga professional di bidang pertanian ‘membangun’ hubungan inter dan intra
personal
6. menyiapkan diri dalam fase transisi menjadi tenaga penuh-waktu kerja setelah
lulus
7. mempertahankan status mahasiswa sambil belajar pada pekerjaan profesional
Para pihak 1. membangun hubungan dengan calon tenaga potensial yang telah menunjukkan
tempat kinerja saat mahasiswa melakukan magang
magang 2. mendidik mahasiswa yang bermotivasi tinggi
dapat 3. memanfaatkan tenaga terdidik untuk pengenalan ide-ide baru dan segar,
4. mengembangkan program pelatihan yang efisien
5. memanfaatkan mekanisme magang sebagai alat merekrut tenaga professional
dengan dunia kampus
6. menyalurkan dana dan jasa sebagai bagian dari pertanggung jawaban sosial
untuk mendukung pendidikan perguruan tinggi pertanian untuk mengantisipasi
krisis pangan, krisis energy dan krisis air di masa mendatang
Fakultas 1. medapatkan umpan balik mahasiswa yang dapat digunakan untuk perbaikan
Pertanian UB kurikulum
dapat 2. memperkuat hubungan positif dengan para pihak yang bergerak di sektor
pertanian dan masyarakat agribisnis
3. meningkatkan hubungan untuk kepentingan masyarakat luas dan mendorong
dukungan masyarakat untuk program-program pendidikan tinggi pertanian
4. mendemonstrasikan kepedulian Fakultas Pertanian UB dalam pendidikan
pertanian dan menunjukan dukungannya melalui kinerja individualitas

4
5

mahasiswa dalam dunia kerja


5. mengembangkan sinergitas para pihak yang bergerak di industri pertanian untuk
memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa FP-UB

Kualifikasi
Mahasiswa yang memprogramkan Magang Kerja harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif di Fakultas Pertanian, UB dengan bukti KTM


2. Untuk PS agroekoteknologi telah ditetapkan minat, Comment [TKW18]: Untuk PS
3. Telah menyelesaikan semua matakuliah wajib Program Studi Agribisnis telah ditetapkan minat tugas
akhir sesuai payung penelitian
4. Memiliki IPK sama dengan atau lebih dari 2.0 laboratorium yang dipilih
5. Telah memprogramkan Magang Kerja dalam Rencana Kuliah Semester dalam sistem SIAKAD
mengikuti kalender akademik yang berjalan atas persetujuan dosen Pembimbing Akademik, Comment [TKW19]: Disarankan juga
6. Mengikuti semua kebijakan dan persyaratan tempat Magang Kerja, mengajukan persetujuan ke dosen
pembimbing skripsi dan magang kerja agar
7. Melakukan pembayaran biaya Magang Kerja topik magang berpeluang dilanjutkan
8. Sebelum mendaftar, telah memastikan bahwa tempat Magang Kerja: sebagai skripsi
a. Tempat Magang Kerja tidak diperbolehkan di tempat sebuah bisnis keluarga yang belum
berbadan hukum.
b. Jika mahasiswa telah bekerja di tempat kerja sebelumnya, mahasiswa harus menunjukkan
secara tertulis bagaimana magang akan berbeda dari tugas sebelumnya.

Persyaratan Administrasi Magang Kerja


1. Persyaratan Akademik untuk Evaluasi:
SEMUA KELENGKAPAN ADMINISTRASI (BORANG/FORM DAN PROPOSAL) YANG TELAH DIISI
DIHARAPKAN DISERAHKAN PADA TIM PENGELOLA MAGANG KERJA TEPAT WAKTU, KARENA
DOKUMEN SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN PENILAIAN KINERJA MAHASISWA DARI ASPEK AFEKTIF
(ketertiban/kedisiplinan, tanggungjawab dan sebagainya). Proporsi besarnya penilian setiap
kelengkapan administrasi tercantum pada bagian belakang setiap butir yang dideskripsikan di
bawah. Kualitas komunikasi secara tertulis akan sangat dipertimbangkan sebagai bagian dari
penilaian kinerja Magang Kerja. Mengingat salah satu tujuan Magang Kerja adalah meningkatkan
keterampilan komunikasi lisan dan tertulis, maka ejaan yang benar dan tata bahasa yang benar
sangat diharapkan dalam menyampaikan dokumen yang dibutuhkan dalam Magang Kerja ini. Semua
aplikasi, laporan, dan dokumen lainnya harus diketik dan diserahkan kepada Tim Pengelola Magang
Kerja bisa dalam bentuk hard copy atau melalui email dalam format MS Word doc; Down load form
isian akan tersedia di situs Fakultas Pertanian UB http://akademikfp.staff.ub.ac.id/berkas-akademik Comment [TKW20]: Perlu dicek
ketersediaannya

1.1. Aplikasi Untuk Magang (Lampiran 2.a dengan (nilai 5%)

Sebelum pelaksanaan Magang Kerja perlu proses persiapan. Oleh karena itu mahasiswa diwajibkan
mengisi form “Rencana Topik dan Tempat Magang Kerja”. Apabila terlambat menyerahkan dari Comment [TKW21]: Disarankan
batas akhir yang telah ditetapkan Pengelola Magang Kerja, maka mahasiswa yang bersangkutan rencana topik dan tempat magang kerja
juga dikonsultasikan kepada dosen
akan mendapatkan pengurangan nilai satu level. pembimbing skripsi  ada pengesahan
tandatangan dosen pembimbing skripsi
agar linear dengan misi percepatan
kelulusan

5
6

Permohonan harus diisi dan ditandatangani oleh dosen Pembimbing Akademik.

1.2. Proposal Magang Kerja (Lampiran 2.b dengan nilai 5 %) Comment [TKW22]: Proposal magang
kerja pada pengalaman kami merupakan
Penyerahan borang (form) Lampiran 2.b.1 hingga Lampiran 2.b.3 paling lambat adalah satu minggu negosiasi antara dosen pembimbing
magang kerja, dosen pembimbing skripsi
sebelum dimulainya proses persiapan kegiatan magang; bila terlambat akan dikenakan denda dan dosen pembimbing lapang atau
pengurangan nilai sebesar 50% dari satu level penurunan kisaran nilai angka . instansi tempat magang kerja  proposal
bisa berubah sesuai kondisi dan
perkembangan di lapang  belum ada
a. Contoh format proposal Magang Kerja terdapat di Lampiran 2.b yang terdiri dari (1) Rencana penjelasan mekanisme standar yang
Magang Kerja Umum, (2) Rencana Kegiatan Khusus Magang Pertanian, (3) Rencana Kegiatan relevan. Selain itu ada mitra magang kerja
Khusus Minat (yang bisa dilanjutkan untuk tugas akhir/Skripsi). Untuk Rencana Kegiatan Khusus yang menghendaki proposal diajukan per
kelompok dan perorangan, untuk itu
Minat adalah kegiatan investigasi yang digunakan landasan skripsi agar mahasiswa mampu diperlukan pengaturan lebih rinci.
berpikir analitik untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah dan akar masalah serta mencari
solusi berbasis ilmiah dalam sistem budidaya pertanian atau agribisnis atau manajemen
sumberdaya lahan yang berkelanjutan. Rencana Kegiatan Khusus Minat harus mengandung
tujuan, identifikasi masalah, prosedur untuk memecahkan masalah, termasuk langkah-langkah
berurutan yang terlibat. Apabila mahasiswa melanjutkan kegiatan penelitian di tempat magang,
borang (form) lampiran 2.b.3. harus diisi; namun apabila tidak, mahasiswa yang berangkutan
tidak perlu mengisi borang tersebut.
b. Satu salinan untuk pembimbing lapangan dan dua salinan untuk dosen pembimbing dan Tim
Pengelola Magang Kerja.
c. Minimum 10 referensi pustaka yang diperlukan untuk menyusun proposal Magang Kerja.

1.3. Kesepakatan Kemitraan Magang Kerja Mahasiswa (Lampiran 2.c dgn nilai 5 %) Comment [TKW23]: Dinilai oleh mitra
magang kerja terlalu ribet. Yang diinginkan
Penyerahan borang (form Lampiran 2.c) tentang kesepakatan kemitraan Magang Kerja paling adalah penandatanganan MOU, jika
pengiriman mahasiswa magang dilakukan
lambat adalah satu minggu sebelum dimulainya proses persiapan kegiatan magang; bila terlambat secara reguler  sehingga ada
akan dikenakan denda pengurangan nilai sebesar 50% dari satu level penurunan kisaran nilai angka. pemahaman yang selaras antara FP UB dan
mitra magang kerja
Perjanjian harus ditandatangani oleh mahasiswa dan calon pembimbing lapangan dan disahkan oleh
pimpinan tempat Magang Kerja dan diserahkan kembali ke Tim Pengelola Magang Kerja.

1.4. Persiapan Magang Kerja termasuk pembekalan Magang Kerja (nilai 5 %) Comment [TKW24]: Ada usulan dari
mitra magang kerja, agar dilibatkan untuk
memberikan persiapan atau pembekalan
Mahasiswa melakukan persiapan Magang Kerja melalui pembekalan baik materi substantif maupun
magang kerja  panitia agak kesulitan
managerial Magang Kerja oleh Tim Pengelola Magang Kerja dan memperoleh surat pengantar dengan mekanisme insentif nara sumber
Magang Kerja dari Dekan kepada tempat Magang Kerja. Materi pembekalan akan ditentukan dari mitra magang kerja
kemudian oleh Tim Pengelola Magang Kerja.

1.5. Laporan Mingguan : (Lampiran 2.d dengan nilai Ketepatan waktu dan kelengkapan masing- Comment [TKW25]: Sulit dievaluasi,
masing sebesar 2,5%; serta sistematika dari isi sebesar 5%) karena dosen pembimbing magang tidak
cukup memiliki waktu, dan sebagian dosen
pembimbing kurang terbiasa dengan surel.
a. Laporan mingguan dikirimkan melalui e-mail atau bila tempatnya tidak ada jaringan internet Laporan mingguan disarankan ditangani
disampaikan melalui pos dan bila tidak memungkinkan lagi disampaikan saat supervisi dan akhir oleh panitia magang kerja atau tim IT
fakultas yang selanjutnya meneruskan
magang ke Dosen Pembimbing. Laporan dikirim setiap hari Senen minggu berikutnya setelah laporan mingguan tersebut kepada dosen
pelaksanaan magang paling lambat jam 13:00. pembimbing masing-masing. Ada kesulitan
sistem  down jika mahasiswa mengirim
email dalam jumlah masif dan dalam waktu
bersamaan  perlu expert judgment

6
7

b. Laporan meliputi: Sebuah analisis tertulis dari salah satu komponen dari bisnis atau kegiatan
budidaya pertanian, kegiatan yang dilakukan selama seminggu, rencana kegiatan minggu
berikutnya, pengalaman belajar dan masalah, dan log harian jam kerja.
c. Lihat Lampiran E-1 untuk rincian. Kualitas Menulis (ejaan / tata bahasa) akan dievaluasi.

1.6. Supervisi Kegiatan Magang (Lampiran 2.e dengan nilai 5%) Comment [TKW26]: Supervisi dengan
melibatkan alumni tidak dapat berjalan
dengan baik  tidak ada koordinasi.
Mahasiswa mendapatkan supervisi dosen pembimbing utama untuk mendapatkan evaluasi kinerja
Instansi mitra magang kerja yang jauh 
proses dan hasil Magang Kerja (Lampiran 2.e). Dalam proses supervisi dosen pembimbing utama juga sangat menunggu kedatangan tim
dapat diwakili Tim Pengelola Magang Kerja. Bila tempat magang jauh maka supervisi Magang Kerja supervisi, disarankan demi penguatan
jejaring kerja hal ini perlu dilaksanakan
dapat dibantu oleh alumni FP-UB di daerah setempat magang atas permohonan Magang Kerja ke dengan alokasi dana khusus (sebab dana
Jejaring Alumni. panitia magang kerja tidak mencukupi)

1.7. Evaluasi Tim Pengelola Magang Kerja oleh Pembimbing Tempat Magang (Lampiran 2.f dengan
nilai 35%)

Satu minggu sebelum berakhirnya Magang Kerja, Mahasiswa menjalani evaluasi keberhasilan
Magang Kerja oleh pembimbing tempat Magang Kerja dengan sistem evaluasi form di Lampiran 2.f. Comment [TKW27]: Lampiran 2f perlu
direvisi, pembimbing lapang mengeluhkan
agak sulit memberikan evaluasi sesuai form
yang ada (meskipun tidak semua
pembimbing lapang)

1.8. Laporan Akhir Kegiatan Tim Pengelola Magang Kerja (nilai Ketepatan waktu dan Kelengkapan
masing-masing 2,5% serta sistematika dan isi 10%) Comment [TKW28]: Cek persentase
dalam tabel  besaran lebih dari 100
persen
1. Draft laporan ini harus diserahkan ke Dosen Pembimbing dalam waktu 10 hari setelah akhir
magang.
2. Laporan ini harus menjadi gambaran yang jelas dari proses yang terlibat dalam menyelidiki
masalah, masalah yang dihadapi dan bagaimana mereka mengatasi, kesimpulan yang
dikembangkan, rekomendasi yang diberikan.
3. Laporan disusun berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Akademik Non-Perkuliahan
Tahun 2010/2011.

1.9. Seminar Kegiatan Magang Kerja (nilai dari dosen Pembimbing 5% dan Dosen Penguji 10%)

Untuk mengakhiri kegiatan Magang Kerja mahasiswa diwajibkan menyusun laporan tentang
pengalaman pekerjaan yang telah dialami dan harus diserahkan sebelum akhir semester untuk
memungkinkan mahasiswa mengikuti seminar hasil Magang Kerja untuk dinyatakan lulus dalam
menjalankan Magang Kerja. Penyampaian laporan akhir dan memberikan seminar Magang Kerja
berarti mahasiswa telah menyelesaikan kegiatan Magang Kerja.

Mahasiswa melakukan seminar hasil Magang Kerja yang jadwal pelaksanaannya diatur oleh Tim
Pengelola Magang Kerja dan dihadiri oleh pembimbing utama untuk melakukan proses evaluasi hasil
Magang Kerja. Dosen Pembimbing merekap seluruh komponen nilai (Lampiran 2.g) dan menetapkan
nilai akhir Magang Kerja dan menyerahkan ke Tim Pengelola Magang Kerja yang di lanjutkan dengan
penyerahan ke Pembantu Dekan Akademik untuk diproses dalam sistem SIAKAD.

7
8

Surat Lulus Magang Kerja atau sertifikat akan diberikan apabila mahasiswa telah menyelesaikan
semua proses Magang Kerja. Mahasiswa mencari pembebasan dari Magang Kerja harus
berkonsultasi dengan pembimbing dan Tim Pengelola Magang Kerja di Jurusan masing-masing. Comment [TKW29]: Surat lulus belum
diberikan dalam bentuk sertifikat,
sementara ini panitia langsung
menyetorkan nilai akhir magang kerja pada
2. Evaluasi bagian akademik untuk diumumkan
langsung
Sistem penilaian yang digunakan menggunakan sistem PAN. Nilai akhir yang diterima mahasiswa
dinyatakan dengan huruf. Kesetaraan nilai huruf, bobot dan golongan kemampuan adalah sebagai
berikut:

Nilai Angka Nilai Huruf Bobot Golongan Kemampuan

> 80 – 100 A 4,0 Sangat Baik

> 75 – 80 B+ 3,5 Antara Sangat baik dan baik

> 70 – 75 B 3,0 Baik

> 60 – 70 C+ 2,5 Antara baik dan Cukup

> 55 – 60 C 2,0 Cukup

> 50 – 55 D+ 1,5 Antara cukup dan kurang

> 45 – 50 D 1,0 Kurang

< 45 E 0 Gagal

Tim Pengelola Magang Kerja


Tim Pengelola Magang Kerja terdiri atas pengelola di tingkat fakultas dan tingkat jurusan. Anggota
pengelola di tingkat fakultas terdiri atas para pembantu dekan, ketua jurusan, ketua program studi
serta ketua BPPK yang ditunjuk oleh Dekan. Anggota Tim Pengelola Magang Kerja di tingkat jurusan
terdiri atas staf pengajar dan staf administrasi yang ditunjuk oleh ketua Jurusan

Uraian Prosedur
1. Penetapan Tim Pengelola Magang Kerja di tingkat Jurusan

1. Subbagian Akademik (IK.GJM-FP-UB.04.01.01) membuat konsep surat permohonan ke Ketua


Jurusan untuk Penetapan Tim Pengelola Magang Kerja dan menyerahkan kepada Pembantu
Dekan I.
2. Pembantu Dekan I melakukan cek akhir sebelum menyetujui dan menanda-tangani surat.
3. Apabila tidak ada koreksi surat permohonan, Pembantu Dekan I menyerahkan kembali
kepada Subbagian Akademik.

8
9

4. Subbagian akademik mengirimkan surat permohonan tersebut kepada Ketua Jurusan di


lingkungan Fakultas Pertanian.
5. Ketua Jurusan menetapkan Tim Pengelola Magang Kerja, dan melalui Koordinator
administrasi Jurusan mengirimkan susunan Pengelola tersebut ke Dekan cq Pembantu Dekan
I.
6. Pembantu Dekan I bersama Pembantu Dekan II menyusun Tim Pengelola Magang Kerja atas
masukan dari Ketua Jurusan dan atas pertimbangan Ketua Program Studi dan ditetapkan
berdasarkan SK Dekan.
7. SK Dekan didistribusikan ke Seluruh Tim Pengelola Magang Kerja
8. Tim Pengelola Magang Kerja melakukan koordinasi persiapan pelaksanaan manajemen
Magang Kerja di tingkat Fakultas dan dilanjutkan di tingkat Jurusan, untuk menetapkan
peraturan Magang Kerja, jadwal Magang Kerja dan prosedur Magang Kerja termasuk
penetapan tarip Magang Kerja yang kemudian ditetapkan berdasarkan SK Dekan. BPPK FP-
UB dan Pembantu Dekan III, melalui jejaring alumni memberikan informasi alternatif tempat
Magang Kerja yang bisa ditawarkan ke mahasiswa.
9. Dosen pembimbing Magang Kerja melakukan pembimbingan akademik untuk mencapai
kompetensi Pengelola Magang Kerja yang telah ditetapkan. Comment [TKW30]: Tugas dosen
pembimbing magang kerja, dosen
pembimbing skripsi perlu dibuatkan edaran
2. Persiapan Tim Pengelola Magang Kerja resmi  siapa yang memantau kinerja
dosen pembimbing magang kerja?
1. Tim Pengelola Magang Kerja di Jurusan membuat pengumuman ke Mahasiswa terkait
dengan peraturan Magang Kerja, jadwal Magang Kerja dan prosedur Magang Kerja beserta
tarip Magang Kerja beserta informasi awal alternatif tempat Magang Kerja.
2. Tim Pengelola Magang Kerja melakukan pertemuan dengan seluruh mahasiswa untuk
menjelaskan mekanisme Magang Kerja.
3. Tim Pengelola Magang Kerja memfasilitasi penerimaan dan mengelola keuangan Magang
Kerja mahasiswa (Form Kuintasi Bukti Pembayaran). Pada saat yang bersamaan Tim
Pengelola Magang Kerja menyerahkan Form “Rencana Topik dan Tempat Magang Kerja”. Comment [TKW31]: Form rencana
4. Tim Pengelola Magang Kerja mengolah data “Rencana Topik dan Tempat Magang Kerja”. topik dan tempat magang kerja sebaiknya
telah dikoordinasikan dengan dosen
Data tersebut digunakan untuk bahan rapat koordinasi di tingkat Fakultas untuk melakukan pembimbing skripsi dan laboratorium/
fasilitasi komunikasi dengan tempat Magang Kerja yang difasilitasi oleh BPPK FP-UB. jurusan
5. Dekan urusan bagian Pembantu Dekan I yang diwakili Tim Pengelola Magang Kerja dan Comment [TKW32]: Tidak berjalan
difasilitasi BPPK FP-UB melakukan komunikasi dan korespondensi dengan para pihak sebagai prosesnya

tempat Magang Kerja hingga pendapatkan persetujuan para pihak tempat Magang Kerja. Comment [TKW33]: Peran BPPK FP UB
dalam kegiatan magang kerja mahasiswa
6. Dekan urusan bagian Pembantu Dekan I menerbitkan Surat Pengantar Mahasiswa untuk Ijin
belum optimal
Observasi tempat Magang Kerja beserta form “Persetujuan Topik, Tempat dan Dosen
Pembimbing Lapangan” yang dipersiapkan subbagian Akedemik.
7. Mahasiswa baik secara mandiri atau berkelompok melakukan observasi tempat Magang Comment [TKW34]: Perlu
Kerja dengan menyerahkan Surat Ijin Observasi tempat magang, mengkaji materi Magang dipertimbangkan untuk mensinergikan
antara topik penelitian dosen dengan topik
Kerja dan mengurus ijin Magang Kerja dan mendapatkan penetapan dosen pembimbing bimbingan skripsi, topik dan lokasi magang
lapangan dengan mengisi dan mendapatkan pengesahan form “Persetujuan Topik, Tempat kerja dengan pendekatan kelompok 
untuk memfasilitasi agar mahasiswa dapat
dan Dosen Pembimbing Lapangan”. Semua biaya transportasi dan akomodasi proses lulus tepat waktu. Manfaat lain adalah
observasi di tanggung mahasiswa. Bila tempatnya jauh, maka proses ini dapat dilakukan efisiensi biaya supervisi, jika magang kerja
mahasiswa melalui data sekunder dan korespondensi dengan tempat Magang Kerja. dilakukan secara berkelompok dengan
topik spesifik dan pertanggungjawaban
Fasilitasi Magang Kerja dibutuhkan pada proses ini. secara individual
8. Copy isian form “Persetujuan Topik, Tempat dan Dosen Pembimbing Lapangan” diserahkan
ke Tim Pengelola Magang Kerja Jurusan, untuk kemudian diolah dan digunakan bahan Rapat
Jurusan / Laboratorium untuk penetapan Dosen Pembimbing Utama Magang Kerja. Comment [TKW35]: Penetapan dosen
9. Ketua Jurusan mengirim surat tentang susunan Dosen pembimbing Utama maupun pembimbing magang kerja sudah dilakukan
pada awal semester VI pada saat
pendamping Magang Kerja ke Dekan yang kemudian diterbitkan Surat Keputusan Dekan mahasiswa menempuh mata kuliah
tentang Penugasan Dosen Pembimbing Magang Kerja. Metode Penelitian

9
10

10. Surat Keputusan Dekan tersebut didistibusikan ke Dosen Pembimbing dengan tembusan Comment [TKW36]: Belum terbit
kepada Tim Pengelola Magang Kerja, Pembantu Dekan, BPPK, Ketua Jurusan dan pengelola untuk magang kerja yang sudah terlaksana
bagi angkatan 2008 dan 2009
Magang Kerja.
11. Mahasiswa konsultasi awal proposal Magang Kerja dan memproses pengesahan untuk
disetujui oleh dosen Pembimbing Utama.
12. Mahasiswa melakukan pendalaman materi lapangan atau bahan kajian Magang Kerja yang
dilakukan dengan cara studi lapangan di tempat Magang Kerja, bila tempat Magang Kerja
jauh bisa melakukan kajian melalui data skunder dan komunikasi jarak jauh. Pendalaman
materi lapangan juga dilakukan dengan kajian literature tentang teori materi Magang Kerja.
13. Mahasiswa menyelesaikan proposal Magang Kerja dan konsultasi proposal Magang Kerja
dan memproses pengesahan untuk disetujui oleh dosen Pembimbing Pendamping yang
disahkan oleh Tempat Magang Kerja, dilakukan dengan kunjungan di lapangan atau
komunikasi jarak jauh.
14. Mahasiswa konsultasi proposal Magang Kerja kepada dosen pembimbing utama,
memproses pengesahan untuk disetujui oleh dosen Pembimbing Utama yang disahkan oleh
Ketua Jurusan.
15. Mahasiswa melakukan persiapan Magang Kerja melalui pembekalan baik materi substantif
maupun managerial Magang Kerja oleh Tim Pengelola Magang Kerja dan memperoleh surat
pengantar Magang Kerja dari Dekan kepada tempat Magang Kerja yang diproses oleh
Bagian Admnistrasi Akademik FP-UB.
16. Mahasiswa melakukan KRS Magang Kerja melalui SIAKAD on line sesuai kalender akademik
UB.

3. Pelaksanaan Magang Kerja


1. Tim Pengelola Magang Kerja Jurusan mengatur, menyiapkan dan memproses
pemberangkatan Magang Kerja Mahasiswa. Transportasi akomodasi dan biaya tempat
Magang Kerja di tanggung mahasiswa. Comment [TKW37]: Karena waktu
2. Mahasiswa melakukan Magang Kerja dengan efektif kerja selama 3 bulan di lapangan di tidak bersamaan tidak ada
pemberangkatan secara kolektif. Namun
bawah bimbingan pembimbing pendamping dari tempat Magang Kerja. perlu dipertimbangkan ada upacara
3. Mahasiswa mendapatkan supervisi dosen pembimbing utama untuk mendapatkan evaluasi pemberangkatan magang kerja agar
semangat yang kondusif dapat dibangun.
kinerja proses dan hasil Magang Kerja. Dalam proses supervisi dosen pembimbing utama Mahasiswa perlu diberikan seragam
dapat diwakili Pengelola Magang Kerja. Bila tempat magang jauh maka supervisi Magang magang kerja (usulan dari stakeholder)
Kerja dapat dibantu oleh alumni FP-UB di daerah setempat magang atas permohonan Comment [TKW38]: 3 dan 4 bulan
Pengelola Magang Kerja ke Jejaring Alumni. masih belum digunakan secara konsisten
4. Mahasiswa selama berada di tempat Magang Kerja pada waktu yang bersamaan melakukan dalam Manual Prosedur ini

analisis informasi (termasuk data) dan selanjutnya melakukan penyusunan draft laporan
Magang Kerja. Laporan Magang Kerja tersebut secara bertahap dikonsultasikan kepada
pembimbing.
5. Satu minggu sebelum berakhirnya Magang Kerja, Mahasiswa menjalani evaluasi
keberhasilan Magang Kerja oleh pembimbing tempat Magang Kerja dan mendapatkan
pengesahan laporan Magang Kerja. Hasil evaluasi keberhasilan Magang Kerja oleh
pembimbing pendamping lapangan dapat diserahkan ke mahasiswa dalam amplop terutup
dan untuk diteruskan ke Pengelola Magang Kerja Jurusan.
6. Tim Pengelola Magang Kerja Jurusan menerima, mengolah dan mengarsipkan hasil evaluasi
pembimbing pendamping.
7. Mahasiswa datang sesuai jam kerja tempat Magang Kerja (IK.GJM-FP-UB.04.01.05), wajib
datang ke tempat Magang Kerja maksimal 5 menit sebelum jam kerja dimulai, dan
berpakaian rapi (tidak boleh memakai sandal).
8. Mahasiswa yang tidak masuk karena sesuatu hal (sakit) diwajibkan untuk menyerahkan
Surat Keterangan Dokter ke tempat Magang Kerja maksimal 1 hari sesudahnya;

10
11

9. Mahasiswa mengisi lembar kehadiran Magang Kerja yang disahkan oleh pembimbing
lapangan.
10. Pembimbing lapangan memberikan materi Magang Kerja disesuaikan dengan dinamika
kerja tempat Magang Kerja mahasiswa dan mengacu pada proposal Magang Kerja.
11. Pembimbing lapangan menyampaikan rencana proses Magang Kerja kepada mahasiswa
sebagai kontrak Magang Kerja pada minggu I awal Magang Kerja; dan menjelaskan posisi
materi Magang Kerja pada setiap minggunya.
12. Pembimbing lapangan memfasilitasi proses Magang Kerja selama 3 bulan di lapangan.
Dalam sebulan sesuai dengan satuan kredit semester (sks), mahasiswa memiliki beban tugas
Magang Kerja atau penulisan sebanyak 3 sampai 4 jam sehari selama satu bulan, dimana
satu bulan dianggap setara dengan 25 hari kerja.
13. Mahasiswa mengikuti Magang Kerja dengan tertib dan berperan aktif dalam dinamika kerja
di tempat Magang Kerja.
14. Mahasiswa wajib mengerjakan semua tugas yang diberikan tempat Magang Kerja dengan
mengacu pada proposal.
15. Mahasiswa menyampaikan EVALUASI PERSEPSI STAKEHOLDER TEMPAT MAGANG KERJA
TERHADAP KINERJA DARI MAHASISWA MAGANG KERJA (Lampiran ) untuk diisi pejabat yang
berwenang di tempat magang kerja dan di kembalikan ke Sub Bagian Akademik Fakultas
Pertanian UB.

4. Evaluasi Magang Kerja


1. Satu minggu sebelum berakhirnya Magang Kerja, Mahasiswa menjalani evaluasi
keberhasilan Magang Kerja oleh pembimbing tempat Magang Kerja (form evaluasi Magang
Kerja) dan mendapatkan pengesahan laporan Magang Kerja (form laporan pengesahan).
2. Mahasiswa mengkonsultasikan hasil laporan Magang Kerja kepada dosen pembimbing
utama di kampus hingga pendapatakan persetujuan seminar hasil Magang Kerja.
3. Mahasiswa melakukan seminar hasil Magang Kerja yang jadwal pelaksanaannya diatur oleh
Panitia Magang Kerja dan dihadiri oleh pembimbing utama untuk melakukan proses
evaluasi hasil Magang Kerja.
4. Mahasiswa merevisi laporan Magang Kerja dan memfinalisasi Magang Kerja untuk
mendapatkan persetujuan dosen pembimbing utama dan pengesahaan ketua jurusan, dan
sebagai syarat penerbitan sertifikat Magang Kerja oleh Dekan yang diproses oleh Pengelola
Magang Kerja Mahasiswa.
5. Pengelola Magang Kerja melakukan rekapitulasi kehadiran mahasiswa, proses dan hasil
evaluasi Magang Kerja, dan melaporkan kembali kepada Subbag Akademik.
6. Subbag akademik merekap semua laporan proses Magang Kerja, dan memasukkan hasil
evaluasi Magang Kerja mahasiswa dalam sistem SIAKAD dan melaporkan kepada Pembantu
Dekan I.
7. Pembantu Dekan I melaporkan hasil evaluasi (dosen dan mahasiswa) kepada Dekan untuk
diterbitkan SK Pelaksanaan Tugas Dosen dan Sertifikat Magang Kerja Mahasiswa yang
dipersiapkan sub bag akademik. Comment [TKW39]: Belum pernah
8. Hasil evaluasi kinerja Magang Kerja mahasiswa diumumkan kepada semua mahasiswa diterbitkan untuk angkatan 2008 dan 2009

paling lambat satu minggu sesudahnya;


9. Dekan berhak membatalkan Magang Kerja apabila jumlah kehadiran mahasiswa kurang dari
80 % kegiatan lapangan di tempat Magang Kerja.

Tim Penyusun
1. Dekan Fakultas Pertanian UB (Prof.Ir. Sumeru Ashari, MAgrSc., PhD
2. Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian UB (Ir. Didik Suprayogo, MSc., PhD

11
12

3. Pembantu Dekan II Fakultas Pertanian UB (Ir. Respatijati, MS)


4. Pembantu Dekan III Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Aminudin Affandi, MS)
5. Ketua BPPK Fakultas Pertanian UB (Prof.Dr.Ir. Sudiarso, MS)
6. Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Agus Suryanto, MS)
7. Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Djoko Koestiono, SU)
8. Ketua Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UB (Prof.Dr.Ir. Zaenal Kusuma, MS)
9. Ketua Jurusan Hama Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Samsuddin Djauhari, MS)
10. Sekretaris Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Nurul Aini, MS)
11. Sekretaris Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Syafrial, MS)
12. Sekretaris Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Sugeng Prijono, SU)
13. Sekretaris Jurusan Hama Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Sri Karindah, MS)
14. Ketua Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Damanhuri, MS)
15. Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UB (Dr.Ir. Rini Dwiastuti, MS)
16. Sekretaris Program Studi Agroekoteknologi Fak. Pertanian UB (Dr.Ir. Anton Muhibuddin, MS)
17. Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UB (Tatiek Koerniawati A, SP, MP)
18. Staf Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian UB (Syahrul Kurniawan, SP, MP)

Lampiran

12
13

Lampiran 1. Bagan Alur kerja

PROSEDUR MAGANG KERJA


Mahasiswa datang ke Mahasiswa ke pengelola Magang Kerja di Jurusan untuk
Pengelola Magang melakukan pembayaran dengan menunjukkan KTM Comment [TKW40]: Mahasiswa
Kerja di Jurusan melaporkan kemajuan akademik dan
melakukan verifikasi atas mata kuliah wajib
yang sudah ditempuh sebagai persyaratan
magang kerja, berkas akademik ini
difotokopi dengan dilampirkan fotokopi
KTM.
Mahasiswa Mahasiswa membayar biaya magang kerja
Comment [TKW41]: Pada Bendahara
melakukan Pengelola Magang Kerja sebesar …..
pembayaran

Petugas Jurusan Petugas Jurusan menerima uang pembayaran dari


menerima mahasiswa dan memasukkan ke data Comment [TKW42]: Bendahara
pembayaran pengelola magang kerja menerima
pembayaran, memberikan kuitansi dan
melakukan pemberkasan data mahasiswa
magang kerja

Pencetakan slip Petugas Jurusan memberikan kuitansi bukti pembayaran


kuitansi atau memvalidasi bukti pembayaran Comment [TKW43]: Digabung saja
dengan terminologi pembayaran biaya
magang kerja

Pengambilan Form Mahasiswa mengambil Form ”Rencana Topik dan Tempat


Rencana Topik dan Magang Kerja” di Tim Pengelola Magang Kerja Jurusan atau
Tempat Magang down load di web FP Comment [TKW44]: Mahasiswa calon
peserta magang kerja diharapkan telah
berkonsultasi pada dosen pembimbing
magang dan pembimbing skripsi untuk
penetapan rencana topik dan tempat
magang kerja sesuai dengan rencana
Penetapan Tempat Mahasiswa menyerahkan copy isian form “Persetujuan skripsi.
dan Topik Magang Topik, Tempat dan Dosen Pembimbing Lapangan” ke Tim
Kerja Pengelola Magang Kerja Jurusan,

Penetapan Dosen Mahasiswa mendapatkan penetapan dosen pembimbing


Pembimbing dari FP- dari SK Dekan atas masukan dari ketua Jurusan Comment [TKW45]: Penetapan dosen
UB pembimbing sudah dilaksanakan pada awal
semester 6 pada saat mahasiswa
menempuh mata kuliah metode penelitian

Konsultasi Mahasiswa materi atau bahan yang akan dikaji saat Magang
materi/kajian Kerja kepada dosen Pembimbing Comment [TKW46]: Belum
Magang Kerja dimasukkan dalam diagram alur ini
pembekalan materi magang kerja dan
konsultasi dan survei awal ke lokasi
magang kerja

13
14

Penyusunan dan Mahasiswa konsultasi proposal Magang Kerja kepada dosen


Pengesahan Proposal pembimbing,mendapatkan persetujuan dan mendapatkan
Magang Kerja pengesahan dari Ketua Jurusan.

Persiapan Magang Mahasiswa melakukan persiapan Magang Kerja melalui


Kerja pembekalan baik materi substantif maupun managerial
Magang Kerja oleh Tim Pengelola Magang Kerja dan
memperoleh surat pengantar magang kerja dari Dekan Comment [TKW47]: Sebaiknya
diberikan bersamaan proses penyusunan
proposal agar lebih efektif

Pelaksanaan Magang Mahasiswa melakukan Magang Kerja efektif selama 3 bulan


Kerja di bawah asuhan pembimbing lapangan.

Supervisi dosen Mahasiswa mendapatkan supervisi dari dosen pembimbing


Pembimbing Utama / atau Tim Pengelola Magang Kerja untuk mendapatkan
Panitia Magang Kerja evaluasi kinerja proses dan hasil magang kerja. Bila tempat
magang jauh, supervisi dapat dibantu oleh alumni FP-UB di
daerah setempat Magang Kerja atas permohonan Tim
Pengelola Magang Kerja ke Jejaring Alumni.

Penyusunan Laporam Mahasiswa selema berada di tempat Magang Kerja pada


Kemajuan waktu yang bersamaan membuat laporan kemajuan
mingguan yang diserahkan kepada seluruh pembimbing.

Penyusunan draft Mahasiswa selema berada di tempat magang kerja pada


laporan akhir waktu yang bersamaan melakukan analisis informasi
(termasuk data) dan selanjutnya melakukan penyusunan
draft laporan magang kerja. Laporan magang kerja tersebut
secara bertahap dikonsultasikan kepada pembimbing

Evaluasi Keberhasilan Satu minggu sebelum berakhirnya magang kerja, Mahasiswa


Magang Kerja oleh menjalani evaluasi keberhasilan magang kerja oleh

14
15

Pembimbing pembimbing lapangan dan mendapatkan pengesahan


Lapangan laporan magang kerja

Konsultasi dengan Mahasiswa mengkonsultasikan hasil laporan magang kerja


dosen pembing kepada dosen pembimbing di kampus hingga pendapatakan
persetujuan seminar hasil Magang Kerja.

Seminar hasil di FP- Mahasiswa melakukan seminar hasil magang kerja yang
UB dan evaluasi hasil pelaksanaannya diatur oleh Tim Pengelola Magang Kerja dan
Magang Kerja dihadiri oleh dosen pembimbing untuk melakukan proses
evaluasi hasil Magang Kerja.

Laporan Akhir yang di Mahasiswa menyempurnakan laporan Magang Kerja untuk


tandantangi oleh mendapatkan persetujuan dosen pembimbing dan
pembimbing dan pengesahaan Ketua Jurusan
disyahkan Ketua
Jurusan

15
16

Lampiran 2a: Form A


FORM RENCANA TOPIK DAN TEMPAT MAGANG KERJA Comment [TKW48]: Apakah bisa
diverifikasi langsung pada sistem, sehingga
data bisa diakses online, dan mahasiswa
juga mengisi secara online?

Lengkapi isian berikut dan serahkan pada Tim Pengelola Magang Kerja di masing-masing Jurusan
paling lambat minggu pertama bulan Mei. Tulis atau cetak secara jelas

1. Nama Mahasiswa

2. NIM

3. Alamat di Malang Telpon:

4. Alamat Rumah Telpon:

5. No HP

6. Alamat e-mail

7. Program Studi/Minat

8. Topik

9. IPK Telah menyelesaikan MK Wajib PS: Ya Tidak

16
17

10. Apakah Saudara telah melakukan kontak dengan tempat Magang Kerja?: Ya Tidak
Bila ya sebutkan nama tempat Magang Kerja dan alamat tempat Magang Kerja serta contact person
yang bisa dihubungi:

Nama institusi/lembaga Magang Kerja:

Alamat dan telpon:

Contact person: No HP/Telp:

11. Apa sasaran karir anda dalam jangka pendek ini (1-3 tahun setelah lulus)?

12. Apa sasaran karir anda dalam jangka panjang?

17
18

13. Usulan Tempat Magang Kerja:

Nama institusi/lembaga Magang Kerja:

Alamat dan telpon:

Contact person: No HP/Telp:

14. Usulan Topik Magang Kerja:

15. Tujuan khusus Magang Kerja ini (lingkari satu atau beberapa hal berikut ini) adalah:

a. Belajar menjadi Pelaku pertanian/Usaha Pertanian/Agribisnis


g. Berwiraswasta di bidang Agribisnis (perbenihan, pupuk, usaha industri berbasis pangan, dll.)
h. Belajar menjadi planter di Perkebunan pemerintah / swasta*)
i. Belajar bekerja profesional di perusahaan Produsen dan Pemasaran Benih dan Sarana Produksi
Pertanian lainnya
j. Belajar bisnis yang berhubungan dengan pertanian, perkebunan atau manajemen lingkungan
k. Belajar bekerja profesional di Departemen/ Dinas Pertanian di Pemerintahan Pusat / Daerah*)
l. Belajar bekerja profesional di Badan dan pusat penelitiannya yang bergerak dibidang pertanian
m. Belajar bekerja profesional di Perusahaan benih, nasional/ multinasional
n. Belajar bekerja profesional di Perusahaan pupuk nasional / multinasional
o. Belajar bekerja profesional di Perusahaan pestisida nasional / multinasional
p. Belajar bekerja profesional di Badan Pertanahan Nasional (BPN)
q. Belajar bekerja profesional di Bank-bank Pemerintah / Swasta
r. Belajar bekerja profesional di Industri pangan, pakan, dan biodiesel.
s. Belajar bekerja profesional di Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(BAKOSURTANAL)
t. Belajar bekerja profesional di Pemerintahan Daerah (PEMDA) dengan dinas-dinas teknisnya
u. Belajar bekerja profesional di Konsultan pemerintah / swasta
v. Belajar bekerja profesional di badan Karantina Tumbuhan
w. Belajar bekerja profesional di Lembaga Peneliti (Research and Development)
x. Belajar bekerja profesional di Lembaga Swadaya Masyarakat
y. Belajar bekerja profesional di Analis Kredit di Lembaga Keuangan dan Perbankan
z. Belajar bekerja profesional di Badan Pengendali Lingkungan, Dinas Koperasi dan UKM
aa. Belajar bekerja profesional di Manajemen Pemasaran
bb. Belajar bekerja profesional di Manajemen Operasi dan Produksi
cc. Belajar bekerja profesional di Manajemen Sumberdaya Manusia
dd. Belajar bekerja profesional di Manajemen stategi
ee. Belajar bekerja profesional di Strategi pemasaran
ff. Belajar bekerja profesional di Manajemen komunikasi
gg. Belajar bekerja profesional di Kelembagaan dan kemitraan
hh. Belajar bekerja profesional di Keterkaitan (net-work) antar pelaku bisnis dalam sistem agribisnis Comment [TKW49]: Perlu dijelaskan
ii. Lainnya sebutkan ______________________________________________________ dengan lebih detail  tidak jelas apa yang
dimaksud bekerja profesional di
manajemen pemasaran dst..

___________________________________ _______________________
18
NIM

Tandatangan, Nama terang, dan NIM Mahasiswa Tanggal


19

Saya menyatakan bahwa data yang diisikan dalam borang (i) ini adalah benar.mahasiswa di atas adalah
benar-benar mahasiswa PS Agroekoteknologi /Agribisnis dan telah memenuhi prasyarat Magang Kerja
dan telah memenuhi semua kualifikasi lainnya dan karena itu, layak dipertimbangkan untuk menempuh
Magang Kerja. Tujuan karir yang ditetapkan telah sesuai dengan tujuan khusus magang mahasiswa dan
tepat sasaran ditempat magang yang diajukan oleh Mahasiswa.

___________________________________ _______________________

NIP

Tandatangan, Nama terang Dosen Pembimbing Akademik Tanggal

19
20

Lampiran 2.b.1:Form B: (1) Rencana Magang Kerja Umum untuk pencapaian kompetensi 1 dan 2

RENCANA MAGANG KERJA UMUM Comment [TKW50]: Form ini sering


tidak diisi oleh mahasiswa

Tujuan penyusunan Rencana Magang Umum adalah untuk memberikan arahan pengalaman dan
kegiatan terjadi di institusi/lembaga tempat Magang Kerja secara komprehensif.

Nama Mahasiswa___________________________________________________

Alamat __________________________________________________________

KOTA _____________________________Propinsi__________Kode Pos________

TELEPON (______)___________HP________________E-MAIL _____________________

Nama tempat Magang Kerja ___________________________________________________

Aalamat____________________________________________________________________

KOTA___________________________________Propinsi__________ Kode Pos ________

Nama Pembimbing Lapangan _ ______________________________________________

Telepon_(______)_______________________E-MAIL ___________________________

1Macam Kegiatan Magang:

a. Pendidikan: (Uraikan pendidikan / latihan apa saja yang akan Sudara lakukan selama Magang
Kerja)

20
21

b. Pengalaman: (Uraian pengalaman kerja apa saja yang akan sudara lakukan selema Magang Kerja)

21
22

Lampiran 2.b.1 (lanjutan)

2. Sasaran Kompetensi (buat daftar minimal delapan atau lebih saran kompetensi) (Contoh)

• Mampu membuat rekomendasi pemupukan organik guna menjaga kesuburan tanah dengan
akurasi 100%.
• Menjadi akrab dengan herbisida ramah lingkungan yang dijual oleh perusahaan dan
membuat rekomendasi aplikasi herbisida ke lahan dengan akurasi 100%.
• Mampu melakukan aplikasi semprot yang tepat dengan berbagai jenis peralatan
penyemprotan. Kalibrasi harus akurat untuk memastikan aplikasi benar.

3. Susun secara rinci garis besar tugas yang akan dilakukan di lokasi magang (diperoleh melalui
konsultasi dengan pembimbing lapangan)

Tanggal Mulai Magang: _____________ Tanggal Akhir Magang ___________________

Menyetujui Pembimbing Lapangan:

___________________________________________ __________________

Tanda Tangan dan Nama Terang pembimbing Lapangan Tanggal:

22
23

Menyetujui Dosen Pembimbing:

Tanda tangan: _________________________________ Tanggal: _______________


(Dosen Pembimbing)

23
24

Lampiran 2.b.2: Form B: (2) Rencana Kegiatan Khusus Magang Pertanian untuk pencapaian
kompetensi 3.

RENCANA KEGIATAN KHUSUS MAGANG PERTANIAN

Tujuan dari kegiatan ini adalah khusus untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa magang
untuk mempelajari komponen tertentu atau segmen usaha pertanian tertentu ditempat Magang
Kerja. Mahasiswa diberi tanggung jawab untuk mengembangkan kegiatan khusus yang merupakan
bagian dari keseluruhan kegiatan di bidang pertanian tempat Magang Kerja.

Misalnya, kegiatan khusus yang dapat diperdalam adalah:

1. Jelaskan operasi seluruh bisnis pertanian.


2. Pelajari metode dan teknik yang digunakan untuk melakukan operasi tertentu dalam bisnis.
3. Bandingkan ransum pakan ternak dan menganalisis hasil dengan membandingkan berat
diperoleh, masalah kesehatan, dll
4. Mengembangkan garis rinci masalah hama tanaman dan sarana yang direkomendasikan
untuk pengendalian.
5. Mengembangkan rencana pemasaran untuk bisnis-agribisnis.
6. Melakukan studi/penelitian proyek yang menarik bagi pemilik perusahaan

Kegiatan khusus ini bisa menggunakan langkah-langkah utama dalam metode ilmiah.

Metode ini mencakup langkah-langkah berikut:

1. Mengidentifikasi masalah
2. Mengembangkan hipotesis dan tujuan
3. Mengumpulkan data
4. Interpretasi data
5. Membuat/menyusun kesimpulan
6. Penerapan kesimpulan

24
25

Lampiran 2.b.3: Form B: Rencana Kegiatan Khusus Minat (Kegiatan tidak wajib dan khusus bagi
mahasiswa yang akan melanjutkan untuk tugas akhir/Skripsi di tempat magang kerja)
untuk pencapaian kompetensi 4

MAGANG KEGIATAN KHUSUS MINAT (PENELITIAN PENDAHULUAN)

JUDUL KEGITAN KHUSUS MINAT: ______________________________________

IDENTIFIKASI MASALAH:

1. .....................................................................................................................
2. ......................................................................................................................
3. ......................................................................................................................
4. ......................................................................................................................

TUJUAN PENELITIAN:

1. .....................................................................................................................
2. ......................................................................................................................
3. ......................................................................................................................
4. ......................................................................................................................

HIPOTESIS:

1. .....................................................................................................................
2. ......................................................................................................................
3. ......................................................................................................................
4. ......................................................................................................................

PROSEDUR PENELITIAN: (apa yang akan dilakukan dan bagaimana)

APA MANFAAT; SIAPA YANG AKAN MEMANFAATKAN, DAN BAGAIMANA CARA MENDAPATKAN
MANFAAT TERSEBUT:

Nama Mahasiswa: __________________________________________________

Tanda tangan: _______________________________Tanggal :_________________

25
26

Menyetujui Pembimbing Lapangan:

___________________________________________ __________________

Tanda Tangan dan Nama Terang pembimbing Lapangan Tanggal:

Menyetujui Dosen Pembimbing:

Tanda tangan: _________________________________ Tanggal: _______________


(Dosen Pembimbing)

26
27

Lampiran 2.c: Form C: Kesepakatan Kemitraan Magang Kerja Mahasiswa

Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya

Kesepakatan Kemitraan Magang Kerja Mahasiswa

Nota Kesepakatan Kemitraan Magang Kerja Mahasiswa dalam rangka memberi pengalaman
profesional dan pendidikan yang tertuang dalam proposal Magang Kerja mahasiswa yang merupakan
bagian tidak terpisah dalam dokumen ini.

Perjanjian ini dapat diakhiri dan bisa dilakukan oleh salah satu orang penandatanganan perjanjian ini,
dan untuk masing-masing setuju untuk diahului dengan pemberitahuan alasan penyebab
pemberhentian kepada pihak lain sebelum penghentian.

Dibawah pembimbing lapangan

(Tempat Magang Kerja) (Nama Pemimbing Lapangan)

setuju untuk memberikan pengalaman Magang Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pedoman
Magang dan proposal Magang Kerja yang merupakan bagian tidak terpisah

Kesepakatan Kemitraan
Magang Kerja Mahasiswa bagi Selama periode

(Nama mahasiswa magang)

hingga

Tanda tangan: ___________________________ Tanggal:

(Pemimbing Lapangan Magang Kerja)

Gelar dan Jabatan


Pempimbing Lapangan: Telpon /HP

Nama Tempat Magang:


Alamat Tempat Magang:

27
28

Alamat Email Pembimbing Lapangan:

Magang ini perlu pembayaran? (pilih salah satu): Pembayaran Tanpa Pembayaran

Saya sepenuhnya memahami tugas dan tanggung jawab perjanjian magang. Saya sebagai diuraikan
di atas dan setuju untuk melakukan dan menyelesaikan tugas saya sebagai dijelaskan dalam
Pedoman Magang, proposal dan Nota Kesepahaman terlampir.

Tandatangan: Tanggal: _______________

(Mahasiswa Magang)

No HP Mahasiswa:

Menyetujui Pembimbing Lapangan:

_________________________________________ __________________________

Tanda Tangan dan Nama Terang pembimbing Lapangan Tanggal:

Pengesahan Pimpinan Tempat Magang Kerja

__________________________________________ __________________________

Tanda Tangan dan Nama Terang pejabat yang berwenang Tanggal:

Hanya untuk keperluan Fakultas Pertanian UB:

Yang bertanda tangan dibawah setuju untuk melayani sebagai wakil (s) dari Fakultas Pertanian UB
untuk membimbing akademik tugas Magang Kerja mahasiswa di atas dan untuk memenuhi
tanggung jawabnya sebagaimana dijelaskan dalam Pedoman Magang.

28
29

Tanda tangan: _________________________________ Tanggal: _______________

(Dosen Pembimbing)

Mengesahkan;

Ketua Jurusan _________________________

Fakultas Pertanian, UB

Tanda tangan: _________________________________ Tanggal: _______________

(Ketua Jurusan)

Sebagai perwakilan resmi dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, saya menyetujui perjanjian
di atas antara pihak terdaftar dan sejalan dengan kurikulum yang berlaku.

Tanda tangan: ________________________________ Tanggal: _______________

(Ketua program Studi)

29
30

Lampiran 2.d: Form D

PERSYARATAN LAPORAN MINGGUAN

Mahasiswa magang diwajibkan untuk mengirimkan serangkaian laporan kemajuan mengenai garis
besar pelatihan dan kegiatan yang terjadi selama magang. Satu laporan akan jatuh tempo tiap
minggu (paling lambat jam 13:00 pada hari Senin berikutnya) dan harus diketik. Ketepatan waktu
dan kualitas tulisan akan diperhitungkan sebagai bagian dari penilaian kinerja magang. Jika
ketentuan khusus yang tidak memungkinkan dalam membuat laporan mingguan mahasiswa harus
mengkomunikasikan kepada dosen pembimbing.

Setiap Laporan mingguan harus terdiri dari:

1. Log harian jam kerja, dengan contoh sebagai berikut:

No Hari Tanggal Jam Kerja


1 Senin 7 Agustus 8
2 Selasa 8 Agustus 10
3 Rabu 9 Agustus 7
4 Kamis 10 Agustus 4
5 Jumat 11 Agustus 4
6 Sabtu 12 Agustus 10
7 Minggu 13 Agustus 0
Total 43

2. Aktivitas untuk menyelesaikan kegiatan magang dalam minggu berjalan yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan hal yang telah digariskan dan disesuaikan dengan kesepakatan
Pembimbing Lapang untuk meningkatkan profesionalisme kerja.
3. Kegiatan yang direncanakan untuk minggu depan.
4. Sebuah analisis tertulis dari salah satu komponen dari kegiatan magang.
5. Penilaian umum kepuasan mahasiswa dalam menjalankan Magang Kerja dalam waktu yang
berjalan
CATATAN: Salah satu dari tiga laporan mingguan pertama, harus berisi :

a. Bagan organisasi tempat Magang Kerja atau instansi dan posisi bagian magang itu.
b. Penjelasan mengenai kegiatan setiap bagian dari tempat magang tersebut misalnya kerjasama
usaha pertanian, termasuk produk manufaktur, jasa yang ditawarkan, metode manufaktur /
produksi, jenis pelanggan, rencana pemasaran, luas lahan usaha (hektar), dll
Deskripsi terssebut disajikan pada halaman terpisah.

Laporan mingguan di E-mail ke Dosen Pemimbing dan Pengelola Magang Kerja

30
31

Lampiran 2.e: Form E: Evaluasi Supervisi Magang Kerja oleh Pembimbing Lapang

Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya

Jalan Veteran Malang Indonesia

FORMULIR EVALUASI SUPERVISI MAGANG KERJA OLEH PEMBIMBING LAPANG Comment [TKW51]: Disarankan dibuat
form khusus untuk supervisor sebab
idealnya, yang disupervisi bukan hanya
mahasiswa magang namun juga mitra
magang kerja
Nama Mahasiswa: ________________________________ NIM____________________

Tempat Magang: ___________________________________________________________

Nama Supervisor: _________________________________________________________

Pendahuluan: Tujuan dari penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik peserta Magang
Kerja secara konstruktif selama proses mahasiswa menjalankan pengalaman Magang Kerja. Formulir
ini harus diisi oleh pembimbing utama atau Pengelola Magang Kerja atau alumni FP-UB yang
berdomisili dekat dengan tempat magang mahasiswa. Pengelola Magang Kerja sangat menghargai
komentar supervisor secara jujur dan objektif tentang kinerja mahasiswa. Silakan lingkaran rating
yang sesuai dengan menggunakan 1 (rendah) hingga 5 (tinggi) skala. Komentar tambahan
diharapkan bila dipandang perlu.

(5) > 80 – 100: Sangat Baik, (4) > 75 – 80: Antara Sangat baik dan baik, (3) > 70 – 75: Baik, (2) > 60 –
70: Antara baik dan Cukup, (1) > 55 – 60: Cukup.

A. Prilaku Bekerja Comment [TKW52]: Evaluasi ini


diperoleh dari wawancara dengan
pembimbing lapang
1. Laporan untuk bekerja sesuai dengan jadwal 1 2 3 4 5

2. Apakah selatu tepat waktu datang di tempat kerja 1 2 3 4 5

3. Menunjukkan sikap positif dan konstruktif 1 2 3 4 5

4. Berbusana sesuai kondisi kerja 1 2 3 4 5

5. Apakah Sangat antusias dalam menjalankan pekerjaan 1 2 3 4 5

6. Menunjukkan kemampuan untuk mempertimbangkan 1 2 3 4 5


pekerjaan dengan baik

7. Menunjukkan inisiatif dalam bekerja 1 2 3 4 5

31
32

Komentar:

B. Keahlian berkomunikasi

1. Memahami dan mengikuti instruksi tertulis 1 2 3 4 5

2. Memahami dan mengikuti instruksi lisan 1 2 3 4 5

3. Mengkomunikasikan ide dan konsep yang jelas secara 1 2 3 4 5


tertulis

4. Menunjukkan kemampuan komunikasi verbal yang 1 2 3 4 5


efektif

5. Mendengarkan orang lain secara aktif dan penuh 1 2 3 4 5


perhatian

Komentar:

32
33

Lampiran 2.e (Lanjutan)

C. Kemampuan Interpersonal

1. Bersinergi dengan rekan kerja secara efektif 1 2 3 4 5

2. Mengatur dan menyelesaikan konflik dengan cara yang 1 2 3 4 5


efektif

3. Mendukung dan memberikan kontribusi suasana tim 1 2 3 4 5


yang kondusif

4. Kontrol emosi dengan cara yang sesuai untuk pekerjaan 1 2 3 4 5

5. Berinteraksi secara efektif dan tepat dengan 1 2 3 4 5


pembimbing lapangan

Komentar:

D. Kemampuan Teknis

1. Sangat Kompeten dalam melakukan pekerjaan yang 1 2 3 4 5


ditugaskan

2. Mampu menjalankan prosedur Magang Kerja yang 1 2 3 4 5


tepat

3. Berpengetahuan di bagaian yang dipelajari selama 1 2 3 4 5


Magang Kerja

4. Berkompeten dalam menggunaan atau menjalan-kan 1 2 3 4 5


sistem kerja di tempat lain bila nanti sudah lulus

Komentar:

E. Profesionalisme & Keterampilan dalam Pengembangan


Karir

1. Berusaha untuk memahami kekuatan dan kelemahan 1 2 3 4 5

33
34

pribadi
2. Memiliki kemampuan untuk motivasi diri 1 2 3 4 5

3. Menunjukkan kemampuan untuk menetapkan prioritas 1 2 3 4 5


yang tepat

4. Menunjukkan perilaku dan sikap profesional 1 2 3 4 5

5. Menunjukkan minat melanjutkan karir ini 1 2 3 4 5

6. Menunjukkan keterampilan manajemen waktu yang 1 2 3 4 5


baik

Komentar:

Lampiran 2.e (Lanjutan)

F. Kinerja Keseluruhan:

Hasil penilaian kinerja mahasiswa dari keseluruhan komponen (point A hingga E):

(5) Sangat Baik, (4) Antara Sangat baik & baik, (3) Baik,

(2) Antara baik & Cukup, (1) Cukup,

Komentar:

________ Saya telah / _______ Saya tidak mendiskusikan hasil evaluasi ini dengan mahasiswa yang
bersangkutan.

34
35

Tanda Tangan Supervisisor: _________________________ Tanggal: __________________

Gelar/Jabatan: ______________________________ Telepon/HP: ____________________

Alamat : ______________________________________

_______________________________________

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk menyelesaikan evaluasi ini. Mohon bantuan hasil
evaluasi ini di mail atau fax ke:

Kepada Pengelola Magang Kerja

Jurusan ____________________________________

Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Jl Veteran Malang Indonesia

Email: ..........................................

Fax :............................................

35
36

Lampiran 2.f. Form D: Format Evaluasi Oleh Pembimbing Lapangan

Kepada Yth ___________________________________

Pengelola Magang Kerja

Jurusan ____________________________________

Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Jl Veteran Malang Indonesia

EVALUASI MAGANG KERJA


Oleh Pembimbing Lapangan

Dengan ini, kami sampaikan bahwa mahasiswa Magang Kerja:

Nama _________________________________ Pada Tanggal _________________________


telah melakukan evaluasi pelaksanaan Magang Kerja di ___________________
_________________________________________________________________

Dengan Pembimbing Lapangan:

Nama :_______________________________________________

Jabatan: ______________________________________________

Pelaksanaan Evaluasi telah kami lakukan secara obyektif dengan membandingkan peserta magang
tersebut dengan staf profesional lainnya yang ditugaskan pada posisi yang sama atau mirip atau
setingkat dengan materi Magang Kerja mahasiswa, dengan criteria penilaian: (1) > 80 – 100: Sangat
Baik, (2) > 75 – 80: Antara Sangat baik dan baik, (3) > 70 – 75: Baik, (4) > 60 –70: Antara baik dan
Cukup, (5) > 55 – 60: Cukup, (6) > 50 – 55: Antara cukup dan kurang, (7) > 45 – 50: Kurang, (8) < 45
Gagal dan NA = tidak berlaku.

1. Tanggung Jawab ______________


2. Kualitas pekerjaan ______________
3. Sikap ______________
4. Inisiatif ______________
5. Kemampuan untuk belajar ______________
6. Ketergantungan ______________
7. Keterampilan ______________
8. Komunikasi verbal ______________
9. Komunikasi Tertulis ______________
10. Profesionalisme ______________

Komentar:

36
37

_____________________________________________ __________________________

Tanda Tangan dan Nama Terang pembimbing Lapangan Tanggal:

Lampiran 2.g.

EVALUASI MAHASISWA MAGANG KERJA

Oleh Dosen Pembimbing

Nama Mahasiswa ______________________________ Tanggal _____________________

Tempat Magang ____________________________________________________________

Nama Dosen Pembimbing ____________________________________________________

Nama Pembimbing Lapangan __________________________________________________

Nama Supervisior Lapangan __________________________________________________

No Kriteria Evaluasi Nilai Bobot (%) NxB Asesor

1 Aplikasi Untuk Magang 5 Dosen pembimbing

2 Proposal Magang Kerja 5 Dosen pembimbing

3 Kesepakatan Kemitraan Magang 5 Dosen pembimbing


Kerja Mahasiswa

Persiapan Magang Kerja termasuk 5 Dosen pembimbing


pembekalan Magang Kerja

37
38

Laporan Mingguan Dosen pembimbing

 Ketepatan Waktu 2.5


 Kelengkapan
 Sistematika dan isi 2.5

Supervisi Kegiatan Magang 5 Supervisior

Evaluasi Magang Kerja oleh 35 Pembimbing


Pembimbing Tempat Magang Lapangan

Laporan Akhir Kegiatan Magang Dosen pembimbing


Kerja

 Ketepatan Waktu
 Kelengkapan 2.5
 Sistematika dan isi 2.5

10

Seminar Kegiatan Magang Kerja Dosen pembimbing


dan Dosen Penguji
 Dosen Pembimbing 5
 Dosen Penguji
10

100

Total Nilai

Kriteria penilaian: (1) > 80 – 100: Sangat Baik, (2) > 75 – 80: Antara Sangat baik dan baik, (3) > 70 –
75: Baik, (4) > 60 –70: Antara baik dan Cukup, (5) > 55 – 60: Cukup, (6) > 50 – 55: Antara cukup dan
kurang, (7) > 45 – 50: Kurang, (8) < 45 Gagal

38
39

JADWAL KERJA KEGIATAN MAGANG KERJA

Nama Mahasiswa : ………………………………….


NIM : ………………………………….

Judul Magang Kerja : ……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

Tempat Magang :..............................................................................................

Kegiatan dalam bulan ke dan minggu ke :


No. Judul Kegiatan April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penetapan Tim Magang Kerja
oleh SK Dekan atas usulan
Ketua Jurusan dan
dikoordinasikan dengan Ketua
Program Studi

2 Observasi tempat dan


identifikasi topik Magang Kerja
oleh Tim

3 Penetapan tempat dan topik

39
40

Magang Kerja

4 Penetapan dosen pembimbing


dari FP-UB

5. Konsultasi materi atau kajian


Magang Kerja

6. Pembuatan Proposal

7. Persiapan Magang Kerja

8. Pelaksanaan Magang Kerja

9 Supervisi dosen Pembimbing /


Panitia Magang Kerja

10. Analsis informasi data dan


laporan kemajuan/Konsultasi
dg Pembimbing

11. Pembuatan draft laporan akhir

12. Evaluasi Keberhasilan Magang


Kerja oleh Pembimbing
Lapangan

13. Konsultasi dengan dosen


pembimbing

14. Seminar hasil dan evaluasi


hasil Magang Kerja di FP-UB

15. Laporan Akhir yang di


tandantangi dosen lapangan,
dosen pembimbing, dan Ketua

40
41

Jurusan

Kegiatan dalam bulan ke dan minggu ke :


No. Judul Kegiatan April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Malang,…………………

Menyetujui : Mahasiswa yang bersangkutan,

Dosen Pembimbing,

____________________ _________________________

NIP ………………………

41
42

Lampiran

EVALUASI PERSEPSI STAKEHOLDER TEMPAT MAGANG KERJA TERHADAP KINERJA


DARI MAHASISWA MAGANG KERJA

Pengantar

Para Stakeholder yang terhormat,

Merupakan suatu kehormatan bagi kami jika Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu sejenak untuk
membantu kami dalam pelaksanaan survey tentang kinerja mahasiswa kami dalam menjalankan
magang kerja.

Bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu dalam pelaksanaan survey ini, akan dapat memberikan
gambaran umum tentang program pembelajaran, dan pembinaan karir profesi dari para mahasiswa
kami di Fakultas Pertanian, Universitas Brwaijaya yang sangat bermanfaat bagi kepentingan
perencanaan kami di masa yang akan datang. Umpan balik Bapak/Ibu akan berguna sebagai sebagai
bahan pertimbangan yang sangat penting dalam melakukan usaha-usaha peningkatan mutu
pendidikan lebih lanjut.

Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kamis sampaikan terima kasih.

Malang, ...........................

Pembantu Dekan I Fak. Pertanian Pengelola Magang Kerja

Universitas Brawijaya FP-UB

42
43

Petunjuk: Berilah tanda silang pada kotak (  ) yang sesuai dengan penilaian / pendapat saudara,
dengan kriteria:

5 = sangat setuju / sangat baik / sangat memadai / > 80%,

4 = setuju / baik / memadai / >60-80%,

3 = ragu / sedang / cukup / >40 – 60%,

2 = Tidak setuju / kurang baik / kurang memadai>20 – 40%,

1 = sangat tidak setuju / jelek / sangat kurang memadai / <20%.

Bagian I. Informasi Tempat Magang Kerja

1 Nama Perusahaan/ :
Tempat Magang Kerja
Mahasiswa
2 Bergerak Dalam :

3 Alamat
 Alamat
 Kota
 Telp
 Hp
 Email
4 Nama pengisi survey :
5 Jabatan dalam :
Perusahaan / Tempat
Magang Kerja
Mahasiswa
6 Nama Mahasiswa (jika lebih dari 1, maka perlu didata per orang)
yang Magang
7 NIM

Bagian II. Untuk Perusahaan / Tempat Magang Kerja Mahasiswa

NO DESKRIPSI 5 4 3 2 1

1 Kesesuaian bidang studi mahasiswa magang kerja dengan kebutuhan     


perusahaan / Tempat Magang Kerja Mahasiswa
2 Kemampuan mahasiswa magang kerja untuk beradaptasi dengan     
tempat kerja
3 Kepuasan terhadap kinerja mahasiswa magang kerja     

4 Kemampuan mahasiswa magang kerja dalam berpikir kritis     

43
44

5 Kemampuan mahasiswa magang kerja dalam memecahkan masalah     

6 Kemampuan mahasiswa magang kerja beradaptasi teknologi baru     

7 Kemampuan mahasiswa magang kerja dalam mempersiapkan laporan     


dan penulisan efektif
8 Kemampuan mahasiswa magang kerja dalam berkomunikasi secara     
lisan
9 Kefasihan mahasiswa magang kerja dalam penggunaan bahasa asing     

10 Kemampuan mahasiswa magang kerja dalam bekerja secara mandiri     

11 Kemampuan mahasiswa magang kerja dalam bekerja dalam tim     

12 Kedisiplinan mahasiswa magang kerja     

13 Etos kerja mahasiswa magang kerja     

14 Motivasi mahasiswa magang kerja     

15 Ketahanan kerja mahasiswa magang kerja     

16 Hubungan sosial mahasiswa magang kerja     

17

Bagian V: Saran-saran

Terima kasih atas bantuan Bapak/Ibu dengan telah menjawab secarabaik

Join UB be the best

44
45

45

Anda mungkin juga menyukai