Anda di halaman 1dari 19

CLONING DAN BAYI TABUNG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan


Dosen Pengajar Ibu Dr. Sana Sintani, M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok : I (Satu)
Nama : Desi Rinjani : NIM: PO.62.20.1.16.128
Desty Natalia Damayanti : NIM: PO.62.20.1.16.129
Eko Apriyanto : NIM: PO.62.20.1.16.134
Elsi Soleka : NIM: PO.62.20.1.16.136
Farihatun Nisa : NIM: PO.62.20.1.16.140
Guvika Julnisa : NIM: PO.62.20.1.16.142
Icha Seveny Febriana : NIM: PO.62.20.1.16.144
Ira Putri Sumawati : NIM: PO.62.20.1.16.146
Julyanto Putra Admaja : NIM: PO.62.20.1.16.148
M. Dillah Rasyid : NIM: PO.62.20.1.16.152
Sabtu Harvi Hendrawan : NIM: PO.62.20.1.16.159
Vidya Eka Saputri : NIM: PO.62.20.1.16.165
Yuniarti Banten : NIM: PO.62.20.1.16.168

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


DIV KEPERAWATAN REGULER III
2016
i
CLONING DAN BAYI TABUNG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Dosen Pengajar Dr. Sana Sintani, M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok : I (Satu)
Nama : Desi Rinjani : NIM: PO.62.20.1.16.128
Desty Natalia Damayanti : NIM: PO.62.20.1.16.129
Eko Apriyanto : NIM: PO.62.20.1.16.134
Elsi Soleka : NIM: PO.62.20.1.16.136
Farihatun Nisa : NIM: PO.62.20.1.16.140
Guvika Julnisa : NIM: PO.62.20.1.16.142
Icha Seveny Febriana : NIM: PO.62.20.1.16.144
Ira Putri Sumawati : NIM: PO.62.20.1.16.146
Julyanto Putra Admaja : NIM: PO.62.20.1.16.148
M. Dillah Rasyid : NIM: PO.62.20.1.16.152
Sabtu Harvi Hendrawan : NIM: PO.62.20.1.16.159
Vidya Eka Saputri : NIM: PO.62.20.1.16.165
Yuniarti Banten : NIM: PO.62.20.1.16.168

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


DIV KEPERAWATAN REGULER III
2016
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Dan tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih,
terutama kepada Ibu Dr. Sana Sintani, M.Pd selaku pembimbing dalam penulisan makalah
sederhana ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
baik secara moral maupun materil dan Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
pada karya makalah ini. Oleh sebab itu Penulis menantikan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca yang budiman demi perbaikan untuk penulisan yang akan
datang.
Dan harapan kami semoga makalah sederhana ini dapat memberikan manfaat yang
besar bagi para pembaca khususnya mahasiswa.

Palangka Raya 26 November 2016

Kelompok Satu
iii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Depan ........................................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................................... ii
Daftar Isi ...................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 3

BAB II ISI .................................................................................................................................. 4


A. Sejarah Bayi Tabung ...................................................................................................... 4
B. Pengetian Bayi Tabung .................................................................................................. 4
C. Tujuan Bayi Tabung ...................................................................................................... 5
D. Proses Bayi Tabung ....................................................................................................... 5
E. Dampak Positif Kehadiran Bayi Tabung ....................................................................... 5
F. Dampak Negatif Kehadiran Bayi Tabung...................................................................... 6
G. Pandangan Etika Kristen Terhadap Bayi Tabung .......................................................... 6
H. Pandangan Alkitab Tentang Penerranpan Bayi Tabung ................................................ 7
I. Sejarah Cloninh .............................................................................................................. 8
J. Pengertian Cloning....................................................................................................... 10
K. Proses Cloning ............................................................................................................. 10
L. Jenis Cloning................................................................................................................ 10
M. Pandangan Agama Kristen Protestan Tehadap Proses Cloning ................................... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 14


A. Kesimpulan .................................................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................................................ 14

Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini program bayi tabung menjadi salah satu masalah yang cukup serius. Hal ini
terjadi karena keinginan pasangan suami-istri yang tidak bias memiliki keturunan secara
alamiah untuk memiliki anak tanpa melakukan adopsi. Dan juga menolong suami-istri yang
memiliki penyakit atau kelainan yang menyebakan kemungkinan tidak memperoleh
keturunan. Tetapi dalam hal ini menjadi suatu tantangan bagi norma agama.
Metode bayi tabung yang dipelopori sejumlah dokter Inggris ini untuk pertama kali
berhasil menghadirkan bayi perempuan bernama Louise Brown pada tahun 1978. Sebelum
ditemukannya teknik bayi tabung, untuk menolong pasutri tak subur digunakan teknik
inseminasi buatan, yakni dengan cara penyemprotan sejumlah cairan semen suami ke dalam
rahim dengan bantuan alat suntik. Dengan cara ini diharapkan sperma lebih mudah bertemu
dengan sel telur. Sayang, tingkat keberhasilannya hanya 15%. Pada teknik bayi tabung atau in
vitro fertilization yang melahirkan Louis Brown, pertama-tama dilakukan perangsangan
indung telur sang istri dengan hormon khusus untuk menumbuhkan lebih dari satu sel telur.
Perangsangan berlangsung 5 - 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang dan sudah
saatnya diambil. Selanjutnya, folikel atau gelembung sel telur diambil tanpa operasi,
melainkan dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal (melalui vagina). Sementara
semua sel telur yang berhasil diangkat dieramkan dalam inkubator, air mani suami
dikeluarkan dengan cara masturbasi, dibersihkan, kemudian diambil sekitar 50.000 - 100.000
sel sperma. Sperma itu ditebarkan di sekitar sel telur dalam sebuah wadah khusus di dalam
laboratorium. Sel telur yang terbuahi normal, ditandai dengan adanya dua sel inti, segera
membelah menjadi embrio. Sampai dengan hari ketiga, maksimal empat embrio yang sudah
berkembang ditanamkan ke rahim istri. Dua minggu kemudian dilakukan pemeriksaan
hormon Beta-HCG dan urine untuk meyakinkan bahwa kehamilan memang terjadi.
Sejak kelahiran Louise Brown, teknik bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF)
semakin populer saja di dunia. Di Indonesia, teknik bayi tabung (IVF) ini pertama kali
diterapkan di Rumah Sakit Anak-Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, pada 1987. Teknik bayi
tabung yang kini disebut IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung pertama,
Nugroho Karyanto, pada 2 Mei 1988. Setelah itu lahir sekitar 300 "adik" Nugroho, di
antaranya dua kelahiran kembar empat.

1
2
Sukses besar teknik bayi tabung (IVF) konvensional ternyata masih belum
memuaskan dunia kedokteran, apalagi kalau mutu dan jumlah sperma yang hendak
digunakan kurang. Maka dikembangkanlah teknik lain seperti PZD (Partial Zona Dessection)
dan SUZI (Subzonal Sperm Intersection). Pada teknik PZD, sperma disemprotkan ke sel telur
setelah dinding sel telur dibuat celah untuk mempermudah kontak sperma dengan sel telur.
Sedangkan pada SUZI sperma disuntikkan langsung ke dalam sel telur. Namun,teknik
pembuahan mikromanipulasi di luar tubuh ini pun masih dianggap kurang memuaskan
hasilnya.
Pada program bayi tabung proses pembuahan terjadi secara tidak alami. Artinya,
proses pembuahan dilakukan secara buatan. Metode pembuahan buatan ini tidak menutup
kemungkinan menimbulkan risiko. Adanya dugaan cacat bawaan sebagai dampak bayi
tabung maupun pembuahan buatan lain dengan metode intra-cytoplasma telah mendorong
Prof. Bertelsmann menghimbau komisi kedokteran di Jerman untuk melakukan penelitian
terpadu maupun penelitian data secara sistimatis.
Secara etika dan moral sebagian masyarakat menolak karena proses pembuahan pada bayi
tabung dilakukan dengan menggunakan dengan cawan petri sehingga embrio yang
diperlukan yang dimasukkan kembali kerahim, sedangkan sisanya “dibuang”. Hak hidup
embrio yang dibuang inilah yang dipermasalahkan, sebab banyak yang memandang hal
ini sebagai tindakan pembunuhan.
Masalah utama di dalam bayi tabung dari perspektif Kristen adalah berhubungan
dengan embrio-embrio “yang terbuang” Sebagian besar metode-metode dalam teknologi
reproduksi memaksa untuk mengorbankan banyak embrio guna mendapatkan satu embrio
yang lebih unggul dan dapat bertahan hidup.
3
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalh ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Bayi Tabung dan Cloning?
2. Bagaimana pandangan Agama Kristen mengenai Bayi Tabung dan Cloning?
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Bayi Tabung dan
Cloning.
2. Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana pandangan Agama Kristen tentang Bayi
Tabung dan Cloning.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Bayi Tabung


Penemuan bayi tabung dipelopori sejumlah dokter Inggris. Bayi tabung pertama lahir
ke dunia ialah Louise Brown. Ia lahir di Manchester, Inggris, 25 Juli 1978 atas pertolongan
Dr. Robert G. Edwardsdan Patrick C. Steptoe. Sejak itu, klinik untuk bayi tabung
berkembang pesat. Teknik bayi tabung ini telah menjadi metode yang membantu pasangan
subur yang tidak mempunyai anak akibat kelainan pada organ reproduksi anak pada wanita.
Sejak kelahiran Louise Brown, teknik bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF)
semakin populer saja di dunia. Di Indonesia, teknik bayi tabung (IVF) ini pertama kali
diterapkan di Rumah Sakit Anak-Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, pada 1987. Teknik
bayi tabung yang kini disebut IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung
pertama, Nugroho Karyanto, pada 2 Mei 1988. Setelah itu lahir sekitar 300 "adik"
Nugroho, di antaranya dua kelahiran kembar empat.
Kesuksesan perdana program bayi tabung yang dilakukan secara konvensional In
Vitro Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat program ini semakin
diminati oleh negara-negara di dunia. Kesuksesan program bayi tabung tidak begitu saja
memuaskan dunia kedokteran. Upaya untuk mengukir tinta emas sejarah bayi tabung terus
berlanjut.

B. Pengertian Bayi Tabung


Bayi tabung adalah individu atau bayi yang pembuahannya terjadi diluar tubuh
wanita, dengan cara mempertemukan sel gemet betina (ovum) dengan sel jantan
(spermatozoon) dalam sebuah bejana (petri disk) yang didalam bejana telah disediakan
medium yang cocok (suhunya dan lembabnya) dengan didalam rahim sehingga ayigote
(hasil pembuahan) yang terjadi dari dua sel tadi menjadi morulla (moerbei) dan kemudian
menjadi blastuta (pelembungan). Pada stadium blastuta calon bayi dimasukkan
(diinflantasikan) dalam selaput lendir wanita yang siap untuk dibuahi dalam masa subur
(sekresi). Teknik ini biasa dikenal dengan Fertilisasi in Vitro (FIV).
Jadi bayi tabung adalah metode untuk membantu pasangan subur yang mengalami
kesulitan di bidang pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma pria.

4
5
C. Tujuan Bayi Tabung
Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri
yang tidakmungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopi istrinya
mengalami kerusakan yang permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana
kemudian program ini diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan
lainnya yang menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.

D. Proses Bayi Tabung


Pertama, persiapan mental diwajibkan bagi pasangan lewat konseling yang diberikan
oleh pekerja sosial yang disediakan oleh rumah sakit. Intinya disuruh bersiap untuk
menghadapi keadaan kalau proses bayi tabung berhasil maupun tidak berhasil. Pelaksanaan
program bisa dimulai berdasarkan masa haid. Calon ibu akan diberi obat-obatan hormonal
sebagai pemicu ovulasi agar menghasilkan banyak sel telur. Selanjutnya dilakukan Ovum
pick up/Opu (pengambilan sel telur). Sedangkan calon ayah akan diambil sperma dengan
cara masturbasi. Bila jumlah sperma cukup banyak akan disemprotkan ke sel telur.
Kedua, perkembangan hormon yang terkontrol dimulai sesaat setelah mendapatkan
mens, tepatnya pada hari ke dua lewat suntikan yang diberikan setiap hari selama kurang
lebih tiga minggu sampai mencapai ukuran telur yang diharapkan.
Ketiga, tahap pematangan telur melalui injeksi obat hormon satu hari sebelum sel
telur yang matang dikeluarkan. Pengeluaran telur melalui proses operasi kecil, telur
diambil sebanyak-banyaknya.
Keempat, tahapan proses pembuahan sel telur dengan sperma menjadi embrio,
dilakukan oleh embriologist di rumah sakit. Setelah dua hari pembuahan, embrio yang
terbaik dipilih dan dimasukkan kedalam rahim. Kali ini prosesnya mudah, hanya
memerlukan wantu sekitar 10 menit.
Kelima, agar emrio dalam rahim dapat bertahan & berkembang dengan baik maka
saya harus mengalami suntikan hormon setiap hari selama 17 hari. Setelah itu barulah
didapatkan kepastian hamil atau tidak.

E. Dampak Positif Kehadiran Bayi Tabung


Anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri (pasutri). Tapi faktanya, tak semua
pasutri dapat dengan mudah memperoleh keturunan. Data menunjukkan, 11-15 persen
6
pasutri usia subur mengalami kesulitan untuk memperoleh keturunan, baik karena kurang
subur (subfertil) atau tidak subur (inferti).Membantu Pasangan Suami-Istri Berketurunan
Kemajuan teknologi dan biologi kedokteran telah berhasil membantu pasangan yang
mengalami masalah kesuburan untuk memperoleh buah cinta mereka, bahkan bisa memilih
jenis kelamin serta diagnosis gangguan genetik bakal janin. Di Tanah Air, teknologi yang
bisa dinikmati baru sampai pada pembuatan bayi tabung. Di Makmal Terpadu FKUI harga
ditawarkan cukup terjangkau dengan satu siklus sekitar 30- 40 juta rupiah. Namun yang
menjadi masalah keberhasilan bayi tabung di Indonesia masih kecil, sekitar 10%.

F. Dampak Negatif Kehadiran Bayi Tabung


Pada program bayi tabung proses pembuahan terjadi secara tidak alami. Artinya,
proses pembuahan dilakukan secara buatan. Metode pembuahan buatan ini tidak menutup
kemungkinan menimbulkan risiko. Adanya dugaan cacat bawaan sebagai dampak bayi
tabung maupun pembuahan buatan lain.
a. Merupakan Tindakan Pembunuhan
Secara etika dan moral sebagian masyarakat menolak karena proses pembuahan pada
bayi tabung dilakukan dengan menggunakan dengan cawan petri sehingga embrio yang
diperlukan yang dimasukkan kembali kerahim, sedangkan sisanya “dibuang”. Hak
hidup embrio yang dibuang inilah yang dipermasalahkan, sebab banyak yang
memandang hal ini sebagai tindakan pembunuhan.
b. Masalah dalam Pendonoran Sperma
Hubungan fundamental antara manusia terutama antara laki-laki dan perempuan
sebagai pasangan suami istri yang sah, kemudian dipertanyakan eksitensinya bila
melakukan fertilisasi in vitro. Hal ini menjadi lebih buruk lagi bila sel telur dibuahi
oleh sperma donor yang bukan dari suami yang sah, misalnya dari bank sperma atau sel
telur dari pendonor telur. Hal lainnya ialah bila menggunakan rahim kontrak karena
istri tidak dapat memelihara embrio di dalam rahimnya.

G. Pandangan Etika Kristen Terhadap Bayi Tabung


Norman L Geisler, di dalam buku Etika Kristen Pilihan dan Isu, memberikan lima
pandangan mengenai etika yang harus dipegang oleh orang Kristen didalam menjalankan
kehidupannya serta didalam pengambilan keputusan etika dan moral:
7
a. Etika Kristen haruslah berdasarkan kepada kehendak Allah.
Dalam pandangan ini, kita sebagai orang Kristen harus mengambil keputusan etika
terhadap bayi tabung, dengan meletakkan bayi tabung pada “bejana” kehendak
ALLAH, dalam hal ini Alkitab haruslah menjadi standar utama penilaian terhadap bayi
tabung, apakah sesuai atau tidak ?.
b. Etika Kristen bersifat mutlak.
Etika Kristen yang berlaku dan yang kita pegang berdasarkan Alkitab tersebut,
tidaklah diperbolehkan untuk dikompromikan dengan isu- isu yang tidak sesuai dengan
standar etika Kristen, pada point manapun. Etika Kristen berdasarkan wahyu Allah.
Karena etika Kristen berdasarkan wahyu ALLAH maka etika Kristen tidaklah boleh
disejajarkan dengan standar etika yang bersumber dari apapun diluar wahyu ALLAH.
c. Etika Kristen bersifat menentukan.
Orang Kristen berdasarkan etika yang dipegang dan dilaksanakan didalam hidupnya,
harus berani menentukan langkahnya, berpihak atau menolak bayi tabung pada
manusia
d. Etika Kristen itu Deontologis.
Etika Kristen itu bersifat seperti sebuah aturan yang wajib dan mengikat. Jika secara
penilaian etika Kristen menyetujui kloning pada manusia, maka kita juga wajib
menyetujuinya, akan tetapi jika etika Kristen menentang bayi tabung maka itu juga
bersifat mengikat bagi kita untuk menentang bayi tabung.

H. Pandangan Alkitab Tentang Penerapan Bayi Tabung


a. Melanggar Hukum ke-6 (Jangan Membunuh)
Masalah utama di dalam bayi tabung dari perspektif Kristen adalah berhubungan
dengan embrio-embrio “yang terbuang” Sebagian besar metode-metode dalam
teknologi reproduksi memaksa untuk mengorbankan banyak embrio guna mendapatkan
satu embrio yang lebih unggul dan dapat bertahan hidup. Dengan kata lain, kita sengaja
menyebabkan kematian banyak manusia. Pilihan untuk mengikuti proses bayi tabung
secara etika dan moral maupun iman kristen adalah pilihan salah.
1. Ayub 1:21Alkitab dengan jelas berkata bahwa kita tidak berdaulat atas hidup kita
sendiri. “Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang mengambil”.
2. Ulangan 32:39 Allah berkata kepada Musa, “Akulah yang mematikan dan Akulah
yang menghidupkan” .
8
3. Kejadian 1: 21,27Allah yang menciptakan kehidupan. dan dia sendirilah yang
menopangnya (Kis 17:28).
4. Kej 9:6, Kel 20:13 Karena itu kita tidak mempunyai hak untuk mengambil hidup
yang tidak bersalah.
Segala sesuatu dalam hidup ini adalah atas kuasa Tuhan. Dengan demikian jelas
bahwa bukan manusia yang berkuasa untuk menciptakan kehidupan. Bayi tabung
merupakan kegiatan yang melanggar ketetapan Allah karena manusia berusaha
menciptakan kehidupan.
Secara medis, teknik bayi tabung (In Vitro Fertilization/IVF) tidak dipermasalahkan.
Tetapi menurut iman Kristen sebaiknya tidak dilakukan walaupun jika dalam proses
IVF sel telur dan sperma yang digunakan memang dari pasangan suami-istri yang sah.
Namun demikian, IVF juga menyisakan masalah yang jika dilihat dari iman Kristen
tidaklah diperbolehkan. Masalahnya adalah dalam proses IVF, IVF akan
mengambil beberapa sel telur dan sperma dari pasangan suami-istri tersebut sehingga
nanti akan tercipta beberapa “batch” hasil pembuahan. Batch yang menunjukkan hasil
pembuahan terbaiklah yang kemudian akan dikembangkan selanjutnya dalam rahim si
ibu. Sementara hasil pembuahan lain yang juga berhasil terjadi tetapi dianggap
“kualitasnya kurang prima” dibuang/dimusnahkan. Pemusnahan bayi-bayi yang lain ini
yang termasuk dalam pembunuhan, yang berarti melanggar hukum ke-6. Teknik bayi
tabung yang dikembangkan kemudian ternyata juga tidak menjawab masalah-masalah
yang ditimbulkan, bahkan memperrumit dan menambahnya dengan masalah pelik yang
baru.

I. Sejarah Cloning
Sejarah Cloning : Sejarah kloning muncul pertama kali pada tahun 1960 oleh
Gurdon, percobaan Gurdon yang pertama kali dilakukanya terhadap berudu, yaitu dengan
menaruh gen ke dalam sel berudu tersebut. Percobaan ini berhasil melahirkan berudu baru
namun berudu tersebut tidak bisa tumbuh menjadi katak dewasa dan akhirnya mati terurai
oleh air.
Pada tahun 1980 percobaan dilanjutkan oleh para ilmuwan di Granada yang
melakukan transfer nukleus pada sapi ternak untuk memperbanyak produksi daging pada
sapi miliknya. Steen Willadsen memiliki reputasi brilian untuk memasuki bidang baru yaitu
pada tahun 1980, dia berhasil di pusat riset hewan Cambridge, ia menerapkan teknik
9
kloning gurdon pada katak dipeternaka. Orang yang pertama menggunakan embrio domba
lalu menanamnya kedalam sel telur domba dengan membuang nukleusnya. Ia adalah orang
yang pertama kali menemukan lima embrio domba kloning pertama. Willadsen ingin
mengembangkan teknik ini secara komersil ia bergabung dengan perusahaan ternak di
texas, Granada Corporation. Ia mencoba menerapkan kloning pada sapi.
Dr. Charles Looney dan Dr. Frank Barnes di ajak ke Granada Corporation untuk
mengembangkan penelitian yang dimulai oleh Steen Willadsen, bersama Ian wilmuth
mereka berhasil mengkloning sapi, akan tetapi ada sisi sedihnya bahwa anak sapi ini ada
yang tidak normal ketika melahirkan anak sapi tersebut sangat besar dan ada sapi yang
berbobot 180 pound. Dua kali berat normal. Anak sapi ini banyak yang mati. Sehingga
menyebabkan penelitian ini tidak dapat dilanjutkan hingga ditemukan penyebab kenaikan
bobot sapi tersebut. Banyak sapi yang terkena diabetes. Sebagian memiliki jantung yang
membesar,dan mengalami penyakit diabetes sejak lahir.
Percobaan ini berhasil melahirkan 1000 sapi dari 3000 sel hasil transfer
nukleus. Selanjutnya, hewan kloning baru yang dihasilkan lewat penelitian Dr. Ian Willmut
seorang ilmuwan Skotlandia pada 23 Februari 1997, untuk pertama kali membuktikan
bahwa kloning dapat dilakukan pada hewan mamalia dewasa yaitu domba. Domba
itu diberi nama domba Dolly. Kloning domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam
sejarah kloning. Dolly dapat direproduksi tanpa bantuan domba jantan, melainkan
diciptakan dari sebuah sel kelenjar susu yang di ambil dari seekor domba betina. Dalam
proses ini Dr. Ian Willmut menggunakan sel kelenjar susu domba finndorset sebagai donor
inti sel dan sel telur domba blackface sebagi resepien. Sel telur domba blackface
dihilangkan intinya dengan cara mengisap nukleusnya keluar dari selnya menggunakan
pipet mikro pada. Kemudian, sel kelenjar susu domba finndorset didifusikan
(digabungkan) dengan sel telur domba blackface yang tanpa nukleus.
Dalam Proses penggabungan ini dibantu oleh tegangan listrik sebesar 25 volt,
sehingga terbentuk fusi antara sel telur domba blackface tanpa nucleus dengan sel kelenjar
susu domba finndorsat. Hasil dari fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio dalam
tabung percobaan dan kemudian dipindahkan ke rahim domba blackface. Kemudian embrio
berkembang dan lahir dengan ciri-ciri sama dengan domba finndorset. Kuncinya yaitu
proses transfer nukleus dilakukan pada fase diam sel sehingga tidak merusak siklus nukleus
dan sub protein yang mengelilinginya. Pada percobaan tersebut telah dilakukan sebanyak
277 kali percobaan untuk mendapatkan kloning tersebut.
10
J. Pengertian cloning
Cloning : gen-gen yang direkombinasi dan di kembangkan. Cloning berasal dari kata
“clone” yang diturunkan dari bahasa Yunani “klon” yang artinya potongan yang digunakan
untuk memperbanyak tanaman. Kata ini digunakan dalam dua pengertian (1) klon sel
adalah sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari satu sel. (2)
klon gen atau molekuler adalah sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang
direplikasi dari satu gen yang dimasukan dalam sel inang.

K. Proses Cloning
Proses Cloning manusia dapat digambarkan seperti ditunjukkan dan dijelaskan secara
sederhana sebagai berikut :
1. Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh.
Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning. Sel stem diambil inti sel yang
mengandung informasi geneti kemudian dipisahkan dari sel.
2. Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan
kemudian intinya dipisahkan. Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
3. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari
kedua) menjadi sel embrio.
4. Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke
lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
5. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel
stem donor.
Dari pengertian kloning dan prosesnya di atas yang menghasilkan individu baru dan
mempunyai sifat genetik yang “identik” (sama). Sifat “identik” inilah yang akan coba
dibahas dalam koridor ruang – waktu proses kloning.

L. Jenis Cloning
Ada beberapa jenin kloning yang di kenal :
1. Cloning DNA rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu
organisme pada satu element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA dalam
plasmid bakteri untuk mengklon satu gen.
11
2. Cloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama,
contohnya Dolly dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear
Transfer).
3. Cloning Terapeutik
Merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan
penelitian. Tujuan utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru, tetapi
untuk mendapatkan sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan
manusia dan penyembuhan penyakit

M. Pandangan Agama Kristen Protestan Tehadap Proses Cloning


Sekalipun Alkitab tidak secara khusus membicarakan topik mengenai kloning
manusia, ada prinsip-prinsip Alkitab yang dapat memberi pencerahan. Kloning
membutuhkan sel-sel DNA dan embrio untuk dapat berhasil. Pertama-tama DNA
dikeluarkan dari inti sel makhluk itu. Materi itu, yang mengandung kode informasi genetik,
kemudian ditempatkan dalam inti dari sel embrio. DNA dari sel yang menerima informasi
genetik yang baru harus disingkirkan supaya bisa menerima DNA baru. Kalau sel
menerima DNA baru, maka embrio duplikat akan terbentuk. Namun sel embrio bisa saja
menolak DNA baru dan mati. Juga sangat mungkin bahwa embrio itu tidak dapat bertahan
hidup setelah informasi genetik yang asli dikeluarkan dari intinya. Dalam banyak kasus,
ketika kloning diupayakan, beberapa embrio digunakan sekaligus untuk meningkatkan
peluang keberhasilan penanaman materi genetik yang baru. Sekalipun mungkin saja untuk
makhluk duplikat diciptakan dengan cara semacam ini (misalnya domba Dolly),
kemungkinan untuk berhasilnya menduplikasikan suatu makhluk hidup tanpa ada variasi,
dan tanpa adanya komplikasi, adalah amat sangat tipis.
Pandangan Kristen mengenai proses kloning manusia dapat ditelaah dalam terang
beberapa prinsip Alkitabiah. Pertama, umat manusia diciptakan dalam rupa Allah, dan
karena itu, bersifat unik. Kejadian 1:26-27 menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam
rupa dan gambar Allah, dan bersifat unik dibandingan dengan ciptaan-ciptaan lainnya.
Jelaslah bahwa itu adalah sesuatu yang perlu dihargai dan tidak diperlakukan seperti
komoditas yang dijual atau diperdagangkan. Sebagian orang mempromosikan kloning
manusia dengan tujuan untuk menciptakan organ pengganti untuk orang-orang yang
membutuhkan pengcangkokan namun tidak dapat menemukan donor yang cocok.
12
Pemikirannya adalah mengambil DNA sendiri dan menciptakan organ duplikat yang terdiri
dari DNA itu sendiri akan sangat mengurangi kemungkinan penolakan terhadap organ itu.
Walaupun ini mungkin benar, masalahnya melakukan hal yang demikian amat
merendahkan kehidupan manusia. Proses kloning menuntut penggunaan embrio manusia;
dan walaupun sel dapat dihasilkan untuk membuat organ yang baru, untuk mendapatkan
DNA yang diperlukan beberapa embrio harus dimatikan. Pada hakikatnya kloning akan
“membuang” banyak embrio manusia sebagai “barang sampah,” meniadakan kesempatan
untuk embrio-embrio itu bertumbuh dewasa.
Mengenai apakah klon memiliki jiwa, kita lihat kembali pada penciptaan hidup.
Kejadian 2:7 mengatakan, “Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu
tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu
menjadi makhluk yang hidup.” Inilah gambaran Allah menciptakan jiwa manusia. Jiwa
adalah siapa kita, bukan apa yang kita miliki (1 Korintus 15:45).
Banyak orang percaya bahwa hidup tidak dimulai pada saat pembuahan dengan
terbentuknya embrio, dan karena itu embrio bukan betul-betul manusia. Alkitab
mengajarkan hal yang berbeda. Mazmur 139:13-16 mengatakan, “Sebab Engkaulah yang
membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur
kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku
benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan
di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;
mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari
yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” Penulis, Daud, menyatakan bahwa
dia dikenal secara pribadi oleh Allah sebelum dia dilahirkan, berarti bahwa pada saat
pembuahannya dia adalah manusia dengan masa depan dan Allah mengenal Dia dengan
dekat.
Selanjutnya, Yesaya 49:1-5 berbicara mengenai Allah memanggil Yesaya untuk
melayani sebagai nabi ketika dia masih berada dalam kandungan ibu. Yohanes Pembaptis
juga dipenuhi dengan Roh Kudus ketika dia masih berada dalam kandungan (Lukas 1:15).
Semua ini menunjuk pada pendirian Alkitab bahwa hidup dimulai pada saat pembuahan.
Lebih dari itu, kalau manusia diciptakan, tentulah ada Sang Pencipta, dan karena itu
manusia tunduk dan bertanggung jawab kepada Sang Pencipta itu. Sekalipun pandangan
umum – pandangan psikologi sekuler dan humanistik – mau orang percaya bahwa manusia
tidak bertanggung jawab kepada siapapun kecuali dirinya sendiri, dan bahwa manusia
13
adalah otoritas tertinggi, Alkitab mengajarkan hal yang berbeda. Alkitab mengajarkan
bahwa Allah menciptakan manusia, dan memberi manusia tanggung jawab atas bumi ini
(Kejadian 1:28-29 dan Kejadian 9:1-2). Dengan tanggung jawab ini ada akuntabilitas
kepada Allah. Manusia bukan penguasa tertinggi atas dirinya dan karena itu dia tidak dalam
posisi untuk membuat keputusan sendiri mengenai nilai hidup manusia. Ilmu pengetahuan
juga bukan otoritas yang menentukan etis tidaknya kloning manusia, aborsi, atau eutanasia.
Menurut Alkitab, Allah adalah satu-satuNya yang memiliki hak kedaulatan mutlak atas
hidup manusia. Berusaha mengontrol hal-hal sedemikian adalah menempatkan diri pada
posisi Allah.
Kalau kita melihat manusia semata-mata sebagai salah satu ciptaan dan bukan sebagai
ciptaan yang unik, dan manusia adalah ciptaan yang unik, maka tidak sulit untuk melihat
manusia tidak lebih dari peralatan yang perlu dirawat dan diperbaiki. Namun kita bukanlah
sekedar kumpulan molekul dan unsur-unsur kimia. Alkitab dengan jelas mengajarkan
bahwa Allah menciptakan setiap kita dan memiliki rencana khusus untuk setiap kita. Lebih
lagi, Dia menginginkan hubungan pribadi dengan setiap kita, melalui Anak-Nya, Yesus
Kristus. Sekalipun ada aspek-aspek kloning manusia yang mungkin bermanfaat, umat
manusia tidak punya kontrol terhadap arah perkembangan teknologi kloning. Adalah bodoh
kalau beranggapan bahwa niat baik akan mengarahkan penggunaan kloning. Manusia tidak
dalam posisi untuk menjalankan tanggung jawab atau memberi penilaian yang harus
dilakukan untuk mengatur kloning manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi agama Kristen mengijinkan tindakan medis jika dengan tujuan yang baik. Namun
agama Kristen menentang praktik yang pada intinya adalah “pembunuhan”, “bunuh diri”, dan
“perzinahan” yang secara tidak langsung dilakukan, misal praktik aborsi; Eutanasia; cloning;
dsb.

B. Saran
Di dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari apa yang di sebut sempurna. Untuk itu saya sebagai penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Karna penulis masih dalam tahap
belajar semoga makalah ini menjadi salah satu motivasi bagi kita semua.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Dian. 2013. Makalah Bayi Tabung.


http://diamondlovedebby.blogspot.co.id/2013/11/makalah-agama-tentang-pandangan-
agama.html (26 November 2016)

Elisa. 2013. Makalah Cloning Agama Kristen.


http://www.tulang-elisa.org/cloning-dan-alkitab/ (26 November 2016)

Endin. 2012. Bayi Tabung. http://endinlove.blogspot.co.id/2012/11/bayi-tabung-dan-etika-


kristen.html (26 November 2016)

Anda mungkin juga menyukai