Pembahasan Soal UN Matematika Tahun 2016
Pembahasan Soal UN Matematika Tahun 2016
1.
(125)2/3 = (53)2/3
= 52
= 25
(25)1/2 = (52)1/2
= 51
=5
(81)1/4 = (34)1/4
= 31
=3
(27)1/3 = (33)1/3
= 31
=3
2.
Langkah pertama adalah mengalikan pembilang dan penyebut bentuk akar tersebut bilangan
sekawan dari penyebut, yaitu √2 − √6.
Pada perkalian di atas, bagian pembilang langsung bisa dikalikan, sedangkan bagian
penyebut harus mengingat rumus:
(a + b)(a − b) = a2 − b2
sehingga diperoleh:
Jadi, bentuk sederhana dari bentuk akar tersebut adalah ¾√10 − ¾√30 (D).
3.
Kita ubah angka-angka yang terlalu besar ke dalam bentuk pangkat, seperti:
27 = 33
81 = 34
8 = 23
4 = 22
4.
Langkah pertama adalah mengubah bilangan 0 menjadi bentuk logaritma (0 = log 1).
1/3
log (x + √3) + 1/3log (x − √3) > 1/3log 1
Kemudian kita gunakan rumus [log a + log b = log ab] untuk menyederhanakan bentuk.
1/3
log [(x + √3)(x − √3)] > 1/3log 1
Selanjutnya kita sederhanakan lagi dengan memanfaatkan rumus [(a + b)(a − b) = a2 − b2].
1/3
log (x2 − 3) > 1/3log 1
Nah, kalau bentuk sudah seperti di atas, kita tinggal coret saja logaritmanya. Tapi ingat,
karena bilangan pokoknya 1/3 maka tanda pertidaksamaannya harus diubah.
x2 − 3 < 1
x2 − 4 < 0
(x + 2)(x − 2) < 0
Karena tanda pertidaksamaannya '<' maka hasil penyelesaian bentuk kuadrat tersebut berada
di antara −2 dan 2.
Meskipun hasil ini ada di opsi jawaban, jangan terkecoh. Ini belum selesai. Soal
pertidaksamaan logaritma mengandung syarat yang harus diperhitungkan.
x + √3 > 0
x > −√3 ... (2)
x − √3 > 0
x > √3 ... (3)
Penyelesaian akhirnya, kita buat garis bilangan dari pertidaksamaan (1), (2), dan (3).
Jadi, nilai x dari pertidaksamaan logaritma tersebut adalah √3 < x < 2 (C).
5.
Berdasarkan pertidaksamaan di atas diketahui:
a=1
b = −(p + 3)
c = 12
α.β = c/a
3β.β = 12
β2 = 4
β = ±2
α + β = −b/a
3β + β = p + 3
4β = p + 3
p = 4β − 3
Substitusi β = ±2 diperoleh:
p=4×2−3
=8−3
=5
p = 4 × (−2) − 3
= −8 − 3
= −11
Syarat agar fungsi kuadrat f(x) definit negatif adalah kurva parabola terbuka ke bawah dan
tidak memotong ataupun menyinggung sumbu x.
Kurva parabola akan terbuka ke bawah apabila koefisien kuadratnya bernilai negatif.
a+1<0
a < −1 ... (1)
D<0
b2 − 4ac < 0
(−2a)2 − 4(a + 1)(a − 2) < 0
4a2 − 4(a2 − a − 2) < 0
4a2 − 4a2 + 4a + 8 < 0
4a + 8 < 0
4a < −8
a < −2 ... (2)
Selanjutnya kita buat garis bilangan untuk pertidaksamaan (1) dan (2).
a < −2
Jadi, agar f(x) definit positif maka rentang nilai a adalah a < −2 (D).
7.
Misalkan:
Mari kita eliminasi persamaan (1) dan (2). Persamaan (1) kita kalikan 5 sedangkan persamaan
(2) kita kalikan 4 untuk mendapatkan koefisien y yang sama.
5x + 4y = 550.000
5×70.000 + 4y = 550.000
350.000 + 4y = 550.000
4y = 550.000 − 350.000
= 200.000
y = 50.000
Dengan demikian, harga 2 kg bakso rasa daging sapi dan 3 kg bakso rasa ikan adalah:
2x + 3y = 2×70.000 + 3×50.000
= 140.000 + 150.000
= 290.000
Jadi, uang yang harus dibayar Ibu Emi sebesar Rp290.000,00 (D).
8.
Tabel bantuan untuk soal nomor 8 adalah:
Kain polos 1 2 20
Kain bergaris 3 1 20
x + 2y = 20 ... (1)
3x + y = 20 ... (2)
z = 150.000x + 100.000y
Eliminasi persamaan (2) dan (1). Persamaan (2) dikalikan 2 terlebih dahulu.
6x + 2y = 40
x + 2y = 20
⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ −
5x = 20
x=4
x + 2y = 20
4 + 2y = 20
2y = 16
y=8
z = 150.000x + 100.000y
= 150.000 × 4 + 100.000 × 8
= 600.000 + 800.000
= 1.400.000
9.
Jika fungsi f(x) diartikan sebagai fungsi f yang dinyatakan dalam x maka fungsi komposisi
(f ∘ g)(x) berarti fungsi f yang dinyatakan dalam g(x).
f(x) = x2 + 2x
(f ∘ g)(x) = g2(x) + 2g(x)
= (x − 3)2 + 2(x − 3)
= x2 − 6x + 9 + 2x − 6
= x2 − 4x + 3
Jadi, fungsi komposisi (f ∘ g)(x) adalah x2 − 4x + 3 (B).
10.
Kita tentukan dulu fungsi komposisi (f ∘ g)(x).
Untuk menentukan invers dari fungsi komposisi tersebut, perhatikan konsep berikut ini!
11.
Suku banyak f(x) = 2x3 − 5x2 + ax + 18 habis dibagi oleh (x − 3), berarti sisanya 0 atau f(3) =
0. Gunakan cara Horner untuk pembagian tersebut.
Perhatikan kolom terakhir. Kita dapat mendapatkan nilai a dari kolom tersebut.
18 + 3a + 9 = 0
3a = −27
a = −9
Sehingga suku banyak tersebut menjadi:
2 −7 −2
⇔ 2x2 − 7x − 2
12.
(x − 2) dan (x + 1) adalah faktor-faktor dari suku banyak x3 + ax2 + bx + 10 = 0. Ini berarti
suku banyak tersebut habis dibagi oleh (x − 2) dan (x + 1). Kita gunakan cara Horner untuk
pembagian tersebut.
Kita gunakan cara Horner bersusun seperti di atas karena semua sisa pembagian sama dengan
nol. Jika sisa pembagian tidak sama dengan nol maka harus melakukan cara Horner satu per
satu seperti pembahasan soal nomor 11.
Sekarang perhatikan kolom terakhir yang atas maupun yang bawah. Dari kedua kolom
tersebut kita akan mendapatkan nilai a.
10 + a − b − 1 = 0
a−b=−9 ...(1)
−a + b + 1 + 2a + 2 = 0
a + b = −3 ...(2)
a−b=−9
a + b = −3
⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ +
2a = −12
a = −6
Nah, sekarang perhatikan baris terakhir skematik Horner di atas yang berwarna hijau. Itu
adalah hasil bagi yang merupakan faktor lain dari suku banyak tersebut. Substitusikan a = −6
pada baris tersebut.
1 a+1
= 1 −6 + 1
= 1 −5
⇔x−5
Sehingga diperoleh:
Dengan demikian,
2x1 − x2 + x3 = 2×(−1) − 2 + 5
= −2 − 2 + 5
=1
13.
Modal mengerjakan soal di atas adalah mengingat kembali operasi penjumlahan dan
perkalian matriks.
Dari kesamaan matriks di atas diperoleh:
Dengan demikian,
2x − 3y = 2×1 − 3×5
= 2 − 15
= −13
14.
Untuk menyelesaikan soal di atas, pahami konsep berikut ini!
AB = C
A = C.B−1
det A = (det C)/(det B)
15.
Diketahui:
U2 = 8
U4 = 14
Un = 23
Un = a + (n − 1)b
U2 = a + b = 8 ... (1)
U4 = a + 3b = 14 ... (2)
a + 3b = 14
a+ b=8
⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ −
2b = 6
b=3
a+b=8
a+3=8
a=5
Un = 23
a + (n − 1)b = 23
5 + (n − 1)3 = 23
5 + 3n − 3 = 23
3n = 21
n=7
Sn = ½n(a + Un)
S7 = ½ × 7(5 + 23)
= ½ × 7 × 28
= 98
16.
Untuk mempermudah analisis, kita hitung jarak tempuh dari kotak bendera.
Misalkan Un adalah jarak tempuh dari kotak bendera ke botol n.
U1 = 10
U2 = 10 + 8
U3 = 10 + 2×8
U4 = 10 + 3×8
⋮
U10 = 10 + 9×8
= 82
a = 10
b=8
n = 10
Jumlah U1 + U2 + U3 + ...+ U10, dalam deret aritmetika dikenal dengan Sn yang dirumuskan:
Sn = ½ n (a + Un)
S10 = ½ ×10 (U1 + U10)
= 5 (10 + 82)
= 5 × 92
= 460
Sementara itu, peserta lomba menempuh jarak dari kotak bendera ke botol 1 kemudian
kembali ke kotak bendera (2×U1), selanjutnya menuju botol 2 dan kembali lagi ke kotak
bendera (2×U2), dan seterusnya hingga botol 10.
Saat sampai di botol 10, peserta tidak kembali ke kotak bendera lagi. Tetapi ingat, awal start
dimulai dari botol 10 ke kotak bendera (2×U10).
Dengan demikian, jarak seluruh lintasan peserta lomba adalah 2 kali S10.
Jadi, jarak tempuh yang dilalui peserta lomba adalah 920 meter (C).
17.
Soal di atas adalah penerapan deret geometri dengan:
a = 20.000
r = 1½ = 3/2
n=4
18.
Langkah pertama adalah mengubah bentuk cos 2x menjadi:
cos 2x = 1 − 2 sin2 x
cos 2x + sin x = 0
⇔ 1 − 2 sin2 x + sin x = 0
⇔ 2 sin2 x − sin x − 1 = 0
(2 sin x + 1)(sin x − 1) = 0
sin x = −½ atau sin x = 1
Sin x yang bernilai negatif terjadi pada kuadran III dan kuadran IV.
sin x = −½
Sedangkan sin x = 1 hanya terjadi sekali dalam interval 0° < x < 360°.
sin x = 1
x = 90°
19.
Grafik trigonometri pada soal di atas bisa merupakan grafik sinus maupun kosinus,
tergantung fase awalnya. Perhatikan grafik berikut ini!
Pertama yang dapat kita ketahui dari grafik tersebut adalah amplitudo (A) dan periode (T).
A = ±1
T = 180° = π
k = 2π/T
= 2π/π
=2
Anggap saja grafik tersebut adalah grafik sinus, maka fase awalnya θo = 30° dan
amplitudonya adalah A = 1. Persamaan grafik adalah:
Ternyata persamaan ini tidak ada pada pilihan jawaban. Berarti persamaan trigonometri yang
dimaksud adalah persamaan kosinus.
Fase awal persamaan kosinus pada grafik di atas adalah θo = −15° atau θo = 75°. Untuk fase
awal 75° sepertinya tidak mungkin karena tidak ada opsi jawaban yang menunjukkan fase
awal 75° atau kelipatannya. Jadi, sudah dapat dipastikan fase awalnya adalah −15°.
Pada fase awal −15°, grafiknya dimulai dari bawah kemudian bergerak ke atas. Hal ini berarti
grafik kosinusnya adalah negatif atau amplitudonya A = −1.
20.
Untuk menyelesaikan soal di atas harus hafal dua rumus berikut ini.
Diketahui:
tAB = 4 jam
tBC = 20.00 − 12.00
= 8 jam
v = 50 mil/jam
sAB = v . tAB
= 50 mil/jam × 4 jam
= 200 mil
sBC = v . tBC
= 50 mil/jam × 8 jam
= 400 mil
Berdasarkan gambar di atas, jarak tempuh kapal dari pelabuhan C ke pelabuhan A (sAC) dapat
ditentukan dengan aturan kosinus segitiga.
Jadi, jarak tempuh kapal dari pelabuhan C ke pelabuhan A adalah 200√3 mil (B)
22.
Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH berikut ini!
AC = a√2
= 8√2
AO = ½ AC
= ½ × 8√2
= 4√2
23.
Perhatikan terbentuknya sudut antara garis AH dan bidang BDHF berikut ini!
Garis AH dan bidang BDHF bertemu di titik H. Dari titik H ini ditarik garis pertolongan
hingga terbentuk sudut α.
AH = a√2
= 16√2
HB = a√3
= 16√3
Jika masing-masing suku ruas kanan dibagi dengan 162 maka diperoleh:
Sayang sekali pertanyaannya sin α. Sabar sedikit, ya. Tinggal satu langkah lagi. Kita buat
perbandingan trigonometri dengan memanfaatkan sifat segitiga siku-siku.
Jadi, nilai sinus sudut antara garis AH dengan bidang BDHF adalah ⅓√3 (B).
24.
Mencerminkan terhadap sumbu x dilanjutkan dengan mencerminkan terhadap sumbu ysama
saja dengan mencerminkan terhadap pangkal koordinat atau memutar 180°. Sehingga
bayangan dan benda akan saling bertolak belakang. Secara matematis dapat dinotasikan:
Sehingga diperoleh:
Persamaan bayangan kurva y diperoleh dengan cara substitusi persamaan (1) dan (2) pada
kurva y.
kurva : y = 3x2 + 2x − 1
bayangan: −y' = 3(−x')2 + 2(−x') − 1
= 3(x')2 − 2x' − 1
y' = −3(x')2 + 2x' + 1
25.
Persamaan garis singgung lingkaran yang sejajar atau tegak lurus suatu garis dirumuskan
sebagai:
dengan (h, k) adalah pusat lingkaran, r adalah jari-jari lingkaran, dan m adalah gradien garis
singgung.
Kita tentukan dulu pusat dan jari-jari lingkaran dengan cara membandingkan dengan bentuk
umumnya.
x2 + y2 + Ax + By + C = 0
x2 + y2 + 2x − 4y − 15 = 0
A=2
B = −4
C = −15
jari-jari:
Garis singgung lingkaran sejajar dengan garis 2x + y + 3 = 0, berarti gradien garis singgung
sama dengan gradien garis tersebut.
Gradien garis ax + by + c = 0 dirumuskan:
m = −a/b
m = −2/1
= −2
Sekarang tinggal menguraikan nilai plus dan minus pada persamaan tersebut
y = −2x + 10
2x + y −10 = 0
dan
y = −2x − 10
2x + y +10 = 0
26.
Bentuk umum dari limit tersebut adalah:
Limit fungsi pada soal di atas harus diupayakan agar mempunyai bentuk yang sama dengan
bentuk umum. Caranya dengan mengubah (2x − 5) menjadi bentuk akar.
a=4
b=4
c = −3
d = −20
e = 25
27.
Prinsip utama menyelesaikan limit fungsi trigonometri adalah menerapkan bahwa:
sin x = tan x = x
Dengan prinsip tersebut, bentuk kosinus harus diubah menjadi bentuk sinus. Perhatikan
rumus cos 2x berikut ini.
cos 2x = 1 − 2 sin2 x
cos x = 1 − 2 sin2 ½x
Sehingga diperoleh:
1 − cos x = 2 sin2 ½x
Sekarang bentuknya sudah dalam sinus dan tangens. Kita tinggal menggantinya dengan xsaja.
sin2 ½x = (½x)2
tan2 2x = (2x)2
Sehingga diperoleh:
Jadi, nilai dari limit fungsi trigonometri tersebut adalah 1/8 (A).
28.
Soal di atas adalah turunan berantai. Hal ini karena di dalam fungsi f(x) terdapat 3 fungsi,
yaitu fungsi (π − 2x), fungsi kosinus, dan fungsi pangkat 5.
Ketiga fungsi tersebut harus diturunkan satu per satu kemudian dirangkai jadi satu.
turunan (π − 2x) = −2
turunan kosinus = −sin (π − 2x)
turunan pangkat 5 = 5 cos4 (π − 2x)
Ternyata pada opsi jawaban tidak ada fungsi kosinus pangkat 4. Rupanya kita diarahkan
untuk memecah fungsi kosinus pangkat 4 menjadi pangkat 3 dan pangkat 1. Kemudian fungsi
kosinus yang pangkat satu dipadukan dengan fungsi sinus sesuai dengan rumus:
Jadi, turunan pertama dari fungsi trigonometri tersebut adalah opsi (A).
29.
Persamaan umum garis singgung adalah:
y − y1 = m(x − x1)
dengan x1 dan y1 berturut-turut adalah absis dan ordinat titik singgung. Pada soal diketahui
absis x1 = 2. Ordinatnya dapat dicari dengan substitusi absis pada kurva y.
y = 2x2 − 3x + 5
y1 = 2×22 − 3×2 + 5
=8−6+5
=7
Sedangkan m adalah gradien garis singgung. Gradien garis singgung merupakan turunan
fungsi y. Nilai m dapat ditentukan dengan substitusi absis x = 2.
y = 2x2 − 3x + 5
m = y'
= 4x − 3
= 4×2 − 3
=8−3
=5
y − y1 = m(x − x1)
y − 7 = 5(x − 2)
y − 7 = 5x − 10
y = 5x − 3
30.
Kawat berduri 800 meter digunakan sebagai pagar. Sesuai gambar, pagar kawat tersebut
terdiri dari 4 lapis. Sehingga keliling pagar tersebut adalah:
K = 800 m : 4
= 200 m
K = p + 2l
200 = p + 2l
p = 200 − 2l .... (1)
L=p.l
L = (200 − 2l) . l
= 200l − 2l2
L' = 0
200 − 4l = 0
4l = 200
l = 50
p = 200 − 2l
= 200 − 2×50
= 100
L=p.l
= 100 × 50
= 5.000
Jadi, luas maksimum yang dapat dibatasi oleh pagar yang tersedia adalah 5.000 m2 (D).
31.
Jenis integral pada soal di atas adalah integral parsial. Cirinya, pangkat x di luar dan di dalam
kurung adalah sama (untuk integral fungsi aljabar).
Metode penyelesaian integral parsial yang paling mudah adalah metode Tanzalin. Pertama,
kita pisahkan menjadi 2 fungsi. Fungsi yang sederhana kita turunkan sedangkan fungsi yang
lebih rumit kita integralkan. Perhatikan bagan berikut!
Hasil dari integral tersebut adalah perkalian miring sebagaimana yang ditunjukkan oleh garis
biru. Perkalian pertama dikalikan positif sedangkan yang kedua dikalikan negatif. Diperoleh:
Sampai di sini hasil integral parsial di atas sudah selesai. Namun hasil tersebut tidak ada pada
opsi jawaban. Berarti dibutuhkan kemampuan aljabar untuk menguraikan hasil tersebut agar
sesuai dengan bentuk yang tersedia pada pilihan jawaban.
Coba perhatikan hasil integral di atas. Suku pertama mengandung (3x − 5)5 dan suku kedua
(3x − 5)6. Sehingga masing-masing bisa dikeluarkan (3x − 5)5.
Jadi, hasil dari integral parsial tersebut adalah opsi (E).
32.
Integral di atas sebenarnya integral biasa, cuma diberi batas sehingga hasilnya adalah angka
tertentu (tidak mengandung variabel dan konstanta integrasi C). Oleh karena itu, integral
tersebut sering disebut integral batas atau integral tentu.
Proses integralnya sangat mudah, tetapi harus hati-hati dan teliti saat memasukkan batas.
Apalagi jika melibatkan batas-batas negatif. Berikut ini langkah-langkahnya.
Cukup mudah bukan? Sekarang kita masukkan batas-batasnya. Kak Ajaz lebih suka
memasukkan batas-batas per suku. Artinya, setiap suku langsung dimasukkan batas x = 1
dan x = −1.
Integral di atas terdiri dari 2 fungsi, yaitu fungsi sinus dan kosinus. Yang mempunyai pangkat
lebih tinggi adalah fungsi sinus, maka gantilah dx dengan d(sin 2x) [tanpa pangkat].
Kemudian bagilah dengan turunan dari sin 2x.
Jadi, hasil dari integral fungsi trigonometri tersebut adalah opsi (D).
34.
Integral di atas juga termasuk integral substitusi. Cirinya, pangkat x tertinggi dari kedua
fungsi berselisih 1.
Caranya juga mudah. Pertama, ubah dulu fungsi akar menjadi fungsi pangkat.
Kedua, ubah dx menjadi d(x2 − 3x − 5) [tanpa pangkat] kemudian bagi dengan turunannya.
Jadi, hasil dari integral substitusi fungsi aljabar tersebut adalah opsi (C).
35.
Misalkan kurva yang pertama adalah y1 = 4x − x2. Kurva y1 adalah parabola terbuka ke
bawah (koefisien x2-nya negatif) dan memotong sumbu x di x = 0 dan x = 4 (cari dengan
rumus y1 = 0).
Sedangkan kurva kedua, y2 = x2 − 6x, adalah kurva parabola terbuka ke atas serta memotong
sumbu x di x = 0 dan x = 6.
Perhatikan gambar daerah yang dibatasi oleh kedua kurva tersebut serta garis x = 0 dan x = 4.
Berdasarkan grafik di atas, luas daerah yang diarsir dibatasi oleh garis x = 0 dan x = 4.
Posisi y1 lebih atas daripada y2. Sehingga luas daerah tersebut dirumuskan:
36.
Di toko tersebut terdapat 12 lampu: 2 lampu rusak dan 10 lampu masih baik. Peluang pembeli
ketiga mendapatkan lampu rusak bergantung pada pembeli pertama dan kedua. Ada 3
kemungkinan pembeli ketiga mendapatkan lampu rusak.
P1 : Pembeli I mendapatkan lampu baik, pembeli II mendapatkan lampu baik, dan pembeli III
mendapatkan lampu rusak.
Artinya, saat pembeli I membeli, jumlah lampu masih 12 dan yang masih dalam keadaan baik
ada 10. Ketika pembeli II membeli, jumlah lampu tinggal 11 dan yang baik tinggal 9. Ketika
pembeli ketiga membeli, jumlah lampu tinggal 9 dan yang rusak masih 2 karena pembeli I
dan II mendapatkan lampu baik.
Ok, lanjut!
P2 : Pembeli I mendapatkan lampu baik, pembeli II mendapatkan lampu rusak, dan pembeli
III mendapatkan lampu rusak.
P3 : Pembeli I mendapatkan lampu rusak, pembeli II mendapatkan lampu baik, dan pembeli
III mendapatkan lampu rusak.
37.
Untuk menentukan modus digunakan rumus:
Bagian yang diarsir biru adalah kelas modus. Berdasarkan histogram di atas, diperoleh:
tb = 44,5
d1 = 12 − 8
=4
d2 = 12 − 6
=6
i = 34,5 − 29,5
=5
38.
Kuartil bawah atau disebut juga Q1 dirumuskan sebagai:
Kuartil bawah terletak pada data ke ¼N (data yang berarsir biru). Berdasarkan tabel di atas
diperoleh:
tb = 51 − 0,5
= 50,5
f = 10
fk = 3 + 5
=8
i = 41 − 31
= 10
39.
Cara I: Permutasi
Bilangan 4 angka yang disusun dari 6 angka adalah:
Bilangan 4 angka yang lebih dari 4.000 tentu saja bilangan yang berkepala 4, 5, 6, dan 7 (ada
4 angka). Sedangkan seluruh angka yang disusun terdiri dari 6 angka. Sehingga banyak
bilangan yang lebih dari 4.000 adalah:
ribuan:
Karena harus lebih dari 4.000 maka angka yang harus mengisi posisinya adalah 4, 5, 6, dan 7
(ada 4 angka)
ratusan:
Semua angka boleh mengisi posisi ini, tetapi karena 1 angka telah menempati posisi ribuan
maka banyak angka yang menempati posisi ratusan ada 5 angka (6 − 1).
puluhan:
Semua angka boleh mengisi posisi ini, tetapi karena 2 angka telah menempati posisi ribuan
dan ratusan maka banyak angka yang menempati posisi puluhan ada 4 angka (6 − 2).
satuan:
Semua angka boleh mengisi posisi ini, tetapi karena 3 angka telah menempati posisi ribuan,
ratusan, dan puluhan maka banyak angka yang menempati posisi satuan ada 3angka (6 − 3).
4 × 5 × 4 × 3 = 240
Jadi, banyak bilangan yang lebih dari 4.000 adalah 240 (C).
40.
Dari 10 soal wajib dikerjakan 8 soal. 3 soal sudah pasti dikerjakan (nomor 1, 3, dan 5).
Sehingga sisa soal tinggal 7 dan soal yang harus dikerjakan tinggal 5.
Jadi, banyak cara peserta ujian memilih soal yang dikerjakan adalah 21 cara (A).