Anda di halaman 1dari 13

KARYA TULIS ILMIAH

CALON PUTRA PUTRI SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK


2017

RAMBU EVAKUASI SEBAGAI INOVASI UNTUK


KESIAPSIAGAAN BENCANA DI LINGKUNGAN KAMPUS
SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK

RIZKI ANANDA FAUZIAH


16.9396

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK


JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan penyusunan
karya tulis ilmiah dengan judul “Rambu Evakuasi sebagai Inovasi untuk
Kesiapsiagaan Bencana di Lingkungan Kampus STIS.” Karya tulis ilmiah ini
disusun untuk diikutsertakan dalam Pemilihan Putra-Putri STIS 2017.

Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak mungkin
terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan, bimbingan, dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Dr. Hamonangan Ritonga, M.Sc. sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu


Statistik.
2. Teman-teman, khususnya Himpunan Mahasiswa Daerah Jambi yang telah
memberikan semangat kepada penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah
ini.

3. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun karya tulis
ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata, penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, September 2017

Pen
ulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
Abstrak.............................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3 Uraian Gagasan................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penulisan................................................................................. 2
1.5 Manfaat Penulisan............................................................................... 2
Bab II Deskripsi Inovasi................................................................................... 3
2.1 Rambu Evakuasi................................................................................. 3
2.1.1 Rambu Menuju Tangga Darurat................................................ 3
2.1.2 Rambu Tangga Darurat............................................................. 3
2.1.3 Rambu Menuju Titik Kumpul................................................... 3
2.1.4 Rambu Titik Kumpul................................................................. 3
2.2 Membuat Rambu Evakuasi................................................................. 4
Bab III Hasil dan Pembahasan.......................................................................... 7
Bab IV Penutup................................................................................................. 8
Daftar Pustaka................................................................................................... 9

ii
ABSTRAK

Indonesia sebagai negara kepulauan dan jika dilihat secara geografis,


geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan
bencana. Bahkan menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-
Bangsa untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR),
Indonesia adalah negara paling rawan bencana di dunia. Kejadian bencana, baik
yang disebabkan oleh faktor alam maupun faktor teknis yang diakibatkan oleh
kelalaian manusia dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dampak psikologis, bahkan dapat merenggut korban jiwa.
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) merupakan salah satu perguruan tinggi
yang difasilitasi dengan gedung-gedung bertingkat sebagai sarana penunjang
kegiatan pembelajaran, namun gedung-gedung tersebut belum dilengkapi dengan
rambu evakuasi. Gedung bertingkat memiliki risiko-risiko bencana dan keadaan
darurat yang tidak dapat diprediksi, misalnya gempa bumi atau kebakaran. Dalam
hal ini kemudahan akses evakuasi memiliki peran yang sangat penting mengingat
keadaan darurat tersebut bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
Rambu evakuasi merupakan rambu yang berfungsi sebagai petunjuk arah
yang menghubungkan langsung semua area di lingkungan kampus STIS menuju
ke titik area yang paling aman apabila terjadi keadaan darurat. Rambu evakuasi
pada gedung bertingkat terdiri dari jalur menuju tangga darurat, tangga darurat,
jalur menuju titik kumpul teraman di luar gedung, dan rambu titik kumpul. Rambu
evakuasi yang berfungsi sebagai penghubung semua area di lingkungan kampus
menuju titik kumpul teraman ini, dapat memberikan akses kemudahan evakuasi
jika terjadi hal yang tidak diharapkan.
Rambu evakuasi yang telah dipasang di sekitar area kampus STIS diharapkan
mampu meningkatkan keamanan lingkungan kampus dan siap tanggap dengan
segala bentuk ancaman keadaan darurat bencana. Selain itu, kehadiran rambu
evakuasi juga dapat menambah wawasan, meningkatkan pengetahuan civitas
akademika STIS dan mengingatkan mengenai pentingnya kesiapsiagaan bencana
dan keadaan darurat.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara kepulauan dan jika dilihat secara geografis,
geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong
rawan bencana. Bahkan menurut data yang dikeluarkan oleh Badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko
Bencana (UN-ISDR), Indonesia adalah negara paling rawan bencana di dunia.
Kejadian bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam maupun faktor
teknis yang diakibatkan oleh kelalaian manusia dapat mengakibatkan
timbulnya kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dampak psikologis,
bahkan dapat merenggut korban jiwa.

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) merupakan salah satu perguruan


tinggi yang difasilitasi dengan gedung-gedung bertingkat sebagai sarana
penunjang kegiatan pembelajaran, namun gedung-gedung tersebut belum
dilengkapi dengan rambu evakuasi. Gedung bertingkat memiliki risiko-risiko
bencana dan keadaan darurat yang tidak dapat diprediksi, misalnya gempa
bumi atau kebakaran. Dalam hal ini kemudahan akses evakuasi memiliki
peran yang sangat penting mengingat keadaan darurat tersebut bisa terjadi
kapan saja dan di mana saja.

Salah satu peraturan yang menjadi dasar kewajiban pengadaan rambu


evakuasi tertuang pada UU RI No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
dan juga Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung.
Setiap bangunan gedung, kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah
deret sederhana, harus menyediakan sarana evakuasi yang meliputi
sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan
jalur evakuasi yang dapat menjamin kemudahan pengguna
bangunan gedung untuk melakukan evakuasi dari dalam bangunan
gedung secara aman apabila terjadi bencana atau keadaan darurat.
(Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005).
2

Berlandaskan hal-hal tersebut, penulis mengangkat sebuah karya tulis


ilmiah yang berjudul ”Rambu Evakuasi sebagai Inovasi untuk Kesiapsiagaan
Bencana di Lingkungan Kampus STIS.”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah
tentang bagaimana cara meningkatkan kemudahan akses jalur evakuasi di
lingkungan kampus STIS.

1.3 Uraian Gagasan


1. Rambu Evakuasi
Rambu Evakuasi adalah rambu yang berfungsi untuk menunjukkan arah
jalur khusus yang akan menghubungkan semua area di lingkungan kampus
STIS ke titik area yang paling aman.

1.4 Tujuan Penulisan


1. Meningkatkan sistem keamanan lingkungan kampus STIS dalam
menghadapi keadaan darurat.
2. Meningkatkan kemudahan akses jalur evakuasi di lingkungan kampus
STIS.

1.5 Manfaat Penulisan


1. Membantu meningkatkan kemudahan akses jalur evakuasi di lingkungan
kampus STIS apabila terjadi bencana atau keadaan darurat.
2. Menambah wawasan civitas akademika STIS mengenai tindakan
kesiapsiagaan bencana.
BAB II
DESKRIPSI INOVASI
2.1 Rambu Evakuasi
Rambu evakuasi merupakan rambu yang berfungsi sebagai petunjuk arah
yang menghubungkan langsung semua area di lingkungan kampus STIS
menuju ke titik area yang paling aman apabila terjadi keadaan darurat. Rambu
evakuasi pada gedung bertingkat terdiri dari jalur menuju tangga darurat,
tangga darurat, jalur menuju titik kumpul teraman di luar gedung, dan rambu
titik kumpul.

2.1.1 Rambu Menuju Tangga Darurat


Rambu menuju tangga darurat merupakan rambu yang
memberikan petunjuk arah menuju ke akses tangga darurat
terdekat. Rambu terdiri dari dua buah tanda yakni tanda panah ke
arah kanan dan tanda panah ke arah kiri, memberi petunjuk jalur
menuju tangga darurat ke arah kanan atau kiri.

2.1.2 Rambu Tangga Darurat


Rambu tangga darurat ditandai dengan tanda panah ke arah
kanan bawah dan tanda panah ke arah kiri bawah, memberi
petunjuk untuk menuruni tangga ke arah kanan atau kiri.

2.1.3 Rambu Menuju Titik Kumpul


Rambu menuju titik kumpul teraman ditandai dengan tanda
panah ke arah kanan dan tanda panah ke arah kiri, menunjukkan
lokasi titik kumpul teraman ke arah kanan atau kiri.

2.1.4 Rambu Titik Kumpul


Titik Kumpul Darurat / Muster Point / Assembly Point
berfungsi sebagai tanda area berkumpul sementara saat kondisi
darurat terjadi.

2.2 Membuat Rambu Evakuasi


4

Rambu evakuasi bisa dibuat dari bahan akrilik dengan ukuran 30 x 12


cm. Bahan akrilik dapat ditemukan dengan mudah di pasaran. Untuk logo
rambu evakuasi dapat dicari dan diunduh dari berbagai laman yang terdapat
di internet. Berdasarkan standar internasional, warna hijau merupakan warna
dasar yang digunakan untuk membuat rambu evakuasi.

Hal pertama yang harus diperhatikan sebelum membuat rambu evakuasi


adalah ruangan atau gedung yang akan dibuat sebagai jalur evakuasi.
Kemudian menentukan banyak titik dan letak rambu evakuasi tersebut akan
dipasang. Selanjutnya menentukan letak titik berkumpul dan banyak titik
berkumpul yang akan disediakan.

Beberapa syarat ruangan atau gedung yang akan dibuat sebagai jalur
evakuasi, di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Jalur evakuasi bersifat permanen dan menyatu dengan bangunan


gedung,
b. Jalur evakuasi harus memiliki akses langsung ke jalan atau ruang
terbuka yang aman,
c. Jalur evakuasi dilengkapi rambu yang jelas dan mudah terlihat,
d. Rambu evakuasi dapat menyala di kegelapan (glow in the dark),
e. Jalur evakuasi dilengkapi penerangan yang cukup,
f. Jalur evakuasi bebas dari benda yang mudah terbakar atau benda yang
dapat membahayakan,
g. Jalur evakuasi bersih dari orang atau benda yang dapat menghalangi
gerak,
h. Jalur evakuasi tidak melewati ruang yang dapat dikunci,
i. Pintu darurat dapat dibuka ke luar, searah jalur evakuasi menuju titik
kumpul,
j. Pintu darurat bisa dibuka dengan mudah, bahkan dalam keadaan
panik,
k. Pintu darurat dilengkapi dengan penutup pintu otomatis,
l. Pintu darurat dicat dengan warna mencolok dan berbeda dengan
bagian bangunan yang lain,
5

m. Tangga darurat dirancang tahan api, minimal selama 1 jam, dan

n. Jalur evakuasi harus cukup lebar.

Untuk lingkungan kampus STIS diperlukan rambu evakuasi sebagai


berikut.

1. 8 buah rambu menuju tangga darurat, dengan rincian sebagai berikut.


a. 1 buah rambu di depan lift gedung 2 lantai 2,
b. 1 buah rambu di depan lift gedung 2 lantai 3,
c. 2 buah rambu di gedung 2 lantai 4, masing-masing 1 di depan lift
dan 1 di depan tangga bagian timur,
d. 2 buah rambu di gedung 2 lantai 5, masing-masing 1 di depan lift
dan 1 di depan tangga bagian timur, dan
e. 2 buah rambu di gedung 2 lantai 6, masing-masing 1 di depan lift
dan 1 di depan tangga bagian timur.

2. 9 buah rambu tangga darurat, dengan rincian sebagai berikut.


a. 1 buah rambu di depan tangga utara gedung 2 lantai 2,
b. 1 buah rambu di depan tangga utara gedung 2 lantai 3,
c. 1 buah rambu di depan tangga utara gedung 2 lantai 4,
d. 1 buah rambu di depan tangga utara gedung 2 lantai 5,
e. 1 buah rambu di depan tangga utara gedung 2 lantai 6,
f. 1 buah rambu di depan lift gedung 1 lantai 2,
g. 1 buah rambu di depan lift gedung 1 lantai 3, dan
h. 1 buah rambu di depan lift gedung 1 lantai 4.

3. 5 buah rambu menuju titik kumpul, dengan rincian sebagai berikut.


a. 1 buah rambu di depan tangga utara gedung 2 lantai 1,
b. 2 buah rambu di antara gedung 2 dan gedung 3,
c. 1 buah rambu di depan tangga gedung 3 lantai 1, dan
d. 1 buah rambu di dalam auditorium melalui pintu bagian
barat.

4. 1 buah rambu titik kumpul, yaitu di lapangan upacara kampus STIS.

Setelah melakukan penghitungan jumlah rambu yang dibutuhkan,


langkah selanjutnya adalah mencetak logo rambu evakuasi pada kertas stiker.
Kemudian menempelkan stiker tersebut pada akrilik yang sudah dipotong
sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Stiker ditempelkan timbal balik agar
6

rambu dapat dibaca dari kedua sisi. Rambu yang telah selesai ditempel dapat
langsung dipasang sesuai dengan tempatnya masing-masing.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Rambu evakuasi yang telah dipasang di sekitar area kampus STIS diharapkan
mampu meningkatkan keamanan lingkungan kampus STIS dan siap tanggap
dengan segala bentuk ancaman keadaan darurat bencana. Dengan adanya rambu
evakuasi ini sekaligus dapat memenuhi prosedur keamanan gedung bertingkat,
seperti halnya yang tertuang di dalam UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung dan juga Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan
Gedung.

Tujuan terpenting dari adanya rambu evakuasi ini adalah untuk mengurangi
risiko yang dapat ditimbulkan akibat bencana atau keadaan darurat. Rambu
evakuasi yang berfungsi sebagai penghubung semua area di lingkungan kampus
menuju titik kumpul teraman ini, dapat memberikan akses kemudahan evakuasi
jika terjadi hal yang tidak diharapkan.

Selain itu, kehadiran rambu evakuasi juga dapat menambah wawasan,


meningkatkan pengetahuan civitas akademika STIS dan mengingatkan mengenai
pentingnya kesiapsiagaan bencana dan keadaan darurat.
BAB IV
PENUTUP

Sebagai salah satu instansi pendidikan pemerintah di bidang statistik, STIS


diharapkan dapat menghasilkan tenaga-tenaga handal di dunia perstatistikan.
Berjalannya proses pendidikan yang nyaman dan aman tentu dapat menunjang
keberhasilan dalam mencetak generasi muda yang berkualitas. Tidak hanya di
bidang pendidikan, STIS yang merupakan salah satu instansi pendidikan yang
mendapat pengawasan langsung dari pemerintah juga diharapkan mampu menjadi
ruang model dalam berbagai bidang, salah satu nya adalah di bidang standar
keamanan bangunan.

Dengan adanya rambu evakuasi, STIS diharapkan dapat meningkatkan


pelayanannya di bidang keamanan terhadap seluruh civitas akademika STIS.
Apalagi mengingat bangunan kampus yang bertingkat, maka kemudahan akses
jalur evakuasi merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki.

Namun rambu evakuasi ini tidak akan dapat terealisasikan secara sempurna
dan maksimal tanpa adanya dukungan, bantuan, koordinasi dan sinergi di dalam
civitas akademika STIS, baik dosen, mahasiswa, maupun karyawan. Oleh karena
itu, mari kita bersama merealisasikan “Rambu Evakuasi sebagai Inovasi untuk
Kesiapsiagaan Bencana di Lingkungan Kampus STIS.”

DAFTAR PUSTAKA
9

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung. 10 September 2005. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 83. Jakarta.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 16 Desember


2002. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai