Anda di halaman 1dari 7

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

(RKS)

“PEKERJAAN RABAT BETON”


DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Pasal 1
PENJELASAN UMUM

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan :


a. Pekerjaan : Jalan Rabat Beton.
b. Pekerjaan terdiri dari :
A. Anggaran Biaya Konstruksi (Civil Work).
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN .
II. PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN SEMAN.
2. Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus
menyediakan :
a. Tenaga kerja / tenaga ahli yang memadai dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan, yaitu :
1. SKA Ahi Tehnik Jalan – Muda (Sipil 202).
2. SKT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan (TS 028).
b. Alat-alat seperti mesin pengaduk beton, pompa air dan lain-lain.
Pasal 2
PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Sebelum memulai pekerjaan pemborong harus memberitahu pengawas


lapangan / Direksi Teknis yang telah ditunjuk.
2. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik dan rapi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam spesifikasi ini / syarat-syarat teknis / gambar
rencana, serta mengikuti petunjuk dari Direksi Teknis dan Konsultan
Supervisi. Semua ukuran dan persyaratan bahan yang ditentukan dalam
bestek ini harus dipenuhi oleh Pemborong.
3. Mobilisasi alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
dilapangan dilaksanakan dengan baik.

1
4. Pemborong harus menyediakan Direksi Keet dengan ketentuan
sebagaimana dalam spesifikasi umum dan serta dilengkapi dengan buku-
buku Direksi / perintah, buku tamu, buku bahan dan Time Schedule.
5. Pekerjaan pasang papan nama proyek.
5.1 Pemborong harus membuat papan nama proyek yang ditetapkan
pada bagian depan bangunan dan dapat dilihat dengan jelas.
5.2 Bahan yang digunakan adalah papan dengan dilapisi seng yang diberi
warna cat dasar putih dan diberi tulisan dengan warna hitam.
5.3 Tulisan yang tercantum adalah sebagai berikut :
- Nama Proyek
- Nama Pekerjaan
- Harga Borongan
- Jangka Waktu Pelaksanaan
- Konsultan Pengawas / Direksi
- Waktu Mulai Pelaksanaan
5.4 Papan tersebut dipasang pada dua buah tiang kayu ukuran 5/7
cm,yang ditanam kuat dalam tanah.
Pasal 3
PEKERJAAN PEMASANGAN BOWPLANK DAN PEIL BANGUNAN
1. Pengukuran
a. Letak dinding disesuaikan dengan gambar kerja.
b. Pemborong harus membuat ukuran duga tetap diluar bangunan.
c. Ukuran ketinggian lantai ± 0.00 dalam gambar kerja ditetapkan bersama-
sama di lapangan.
2. Bowplank
a. Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya diserut dan dipakukan
pada patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat.

b. Bagian atas papan bowplank harus waterpass dan siku.


c. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari as
bangunan
Pasal 4
PEKERJAAN GALIAN TANAH
Sebelum memulai pekerjaan galian tanah, pekerjaan pematangan tanah sudah
siap dilaksanakan.

2
1. Lebar, dalam, dan bentuk galian tanah harus dikerjakan sesuai dengan
ukuran yang tercantum dalam gambar rencana.
2. Pekerjaan galian tanah dilakukan untuk lubang pondasi, dan lain-lain
Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI
A. Bahan
1. Kerikil yang digunakan kerikil sungai yang memenuhi syarat SKSNI S-04-
1988-F.
2. Pasir yang dipakai adalah pasir sungai yang memenuhi SKSNI S-04-
1989-F.
3. Semen yang dipakai adalah Portland Cement memenuhi SKNI 0013-81.
4. Air yang digunakan diperoleh dari PAM atau sumur gali dengan syarat
bahwa air tersebut harus memenuhi persyaratan dalam SKNI S-04-
1989-F.4.1.
5. Baja tulang harus memenuhi persyaratan.
6. Papan cetakan/mal beton kayu kelas II sejenis Meranti.
7. Kayu bakau /mahang dia 10 – 12 cm
B. Pelaksanaan
1. Sistim pondasi yang dipakai untuk seluruh bangunan adalah :
a. Pondasi terbuat dari cerocok kayu bakau /mahang dia 10 – 15 cm
dengan panjang ± 3 meter (sudah sampai tanah keras)l.
b. Pondasi plat setempat beton bertulang pada setiap kolom konstruksi
sesuai dengan rencana.
c. Pondasi menerus dipsang batu granit.
d. Disepanjang pasangan pondasi batu bata ditanam cerocok kayu
bakau /mahang dengan jarak 60 cm sedalam 3 meter (sampai tanah
keras)
2. Balok sloof induk dipasang diatas plat pondasi setempat uk 15 x 20 cm,
selanjutnya balok sloof berikutnya beton bertulang dipasang diatas
pondasi batu bata bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar bestek.
3. Konstruksi pondasi/balok sloof untuk bangunan ini adalah :
a. Cerocok kayu bakau setiap pondasi plat setempat ditanam didalam
tanah sebanyak 5 batang sepanjang 3 meter

3
b. Pondasi setempat plat beton bertulang mengunakan adukan 1 pc : 2
psr : 3 krl
c. Balok sloof beton bertulang praktis menggunakan adukan 1 pc : 2
psr : 3 krl
f. Dibawah konstruksi pondasi terlebih dahulu harus diurug dengan
pasir urug tebal 10 cm
4. Pekerjaan pondasi harus siku dan waterpass, acuan/cetakan beton harus
menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk menurut gambar
bestek .
C. Hasil Akhir yang Dikehendaki
1. Peil sesuai dengan gambar
2. Pekerjaan pondasi harus siku
3. Acuan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk
menurut gambar
4. Mutu beton sesuai dengan yang diharapkan
5. Rapi, bersih, waterpass, dan tidak ada yang keropos
PASAL 6
PEKERJAAN BETON
A. Bahan
1. Kerikil yang digunakan kerikil sungai yang memenuhi syarat SKSNI S-04-
1988-F.
2. Pasir yang dipakai adalah pasir sungai yang memenuhi SKSNI S-04-
1989-F.
3. Semen yang dipakai adalah Portland Cement memenuhi SKNI 0013-81.
4. Air yang digunakan diperoleh dari PAM atau sumur gali dengan syarat
bahwa air tersebut harus memenuhi persyaratan dalam SKNI S-04-
1989-F.4.1.

5. Baja tulang harus memenuhi persyaratan.


6. Papan cetakan/mal beton kayu sesuai persyaratan.
7. Mutu Beton K-250.
B. Hasil Akhir yang Dikehendaki
1. Peil sesuai dengan gambar
2. Pekerjaan pondasi harus siku

4
3. Acuan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk
menurut gambar
4. Mutu beton sesuai dengan yang diharapkan
5. Rapi, bersih, dan waterpass
PASAL 7
DOKUMENTASI PROYEK

1. Pengambilan photo rekaman proyek diambil pada saat pertama kali


pekerjaan dimulai hingga pekerjaan selesai.
2. Tahapan pengambilan dokumen rekaman proyek diatur sedemikian rupa
sehingga point-point pekerjaan penting tidak terlewatkan.
3. Pengambilan photo rekaman proyek juga dilakukan setiap bulannya
sebagai lampiran kelengkapan administrasi pada saat pengajuan laporan
bulanan.
4. Photo rekaman proyek disusun sedemikian rupa dan dijadikan sebuah
album lengkap dengan keterangannya.
5. Semua klise photo (negatifnya) dari rekaman proyek tersebut
dikumpulkan dan dikirim ke Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bintan.
6. Photo yang diambil harus mencakup / menggambarkan kegiatan
pelaksanaan pada saat : 0% , 30% , 60% , 80% dan 100%.
Pasal 8
ADMINISTRASI PROYEK

1. Laporan fisik proyek berupa : Laporan Harian, Laporan Mingguan &


Laporan Bulanan dikumpulkan pada setiap akhir bulan.
2. Direksi / Pengawas akan memeriksa kebenaran laporan yang
diserahkan.
3. Laporan fisik proyek harus dilampirkan pada saat setiap pengambilan
Termin.
Pasal 9
PEKERJAAN UKURAN

1. Pemborong bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan


menurut ukuran yang tercantum didalam gambar rencana serta

5
Spesifikasi Khusus ini, Pemborong juga berkewajiban memberitahukan
kepada Direksi setiap akan memulai suatu bagian pekerjaan.
2. Pemborong berkewajiban mencocokan ukuran-ukuran satu sama yang
lainnya dengan segera memberitahukan kepada Direksi setiap selisih
volume pelaksanaan dengan rencana pekerjaan yang ada pada gambar
rencana maupun syarat teknis.
3. Semua peralatan serta alat-alat pengukuran yang dipergunakan
disediakan oleh pemborong untuk keperluan Direksi Teknis maupun
keperluan pemborong sendiri.
4. Direksi dapat memberikan perintah kepada pemborong, tanpa
mengganti kerugian atau ongkos untuk pelaksaan pengukuran-
pengukuran guna kepentingan pekerjaan.
Pasal 10
HALAMAN KERJA
1. Pembagian halaman kerja dan penempatan bahan-bahan harus
diselenggarakan atas persetujuan Direksi / Pengawas.
Pasal 11
PEMELIHARAAN DAN PEMBERSIHAN

1. Selama pekerjaan berlangsung, kontraktor harus memelihara kebersihan


baik lingkungan proyek atau jalan dari hal-hal yang mengganggu
kelancaran arus lalu lintas jalan atau ketertiban umum.
2. Pada penyerahan pertama pekerjaan, keadaan bangunan harus bersih
dan rapi.
Pasal 12
PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan seluruhnya harus sudah diserahkan secara lengkap dan baik


kepada Direksi Teknis sebagaimana tercantum didalam surat perjanjian
pekerjaan ini.
2. Penyerahan pertama pekerjaan (Fisik Proyek telah mencapai 97,25 %),
harus melewati pemeriksaan / penelitian dari Team PHO yang telah
ditunjuk oleh Panitia/Tim

6
3. Penyerahan kedua pekerjaan (Fisik Proyek telah mencapai 100 %), dan
telah melewati masa pemeliharaan proyek, harus melewati
pemeriksaan / penelitian dari Team FHO yang telah ditunjuk dari Tim
Panitia.
4. Penyerahan pertama dan kedua pekerjaan dapat diterima setelah semua
prosedur Persyaratan Teknis dan Administrasi telah memenuhi
ketentuan-ketentuan yang berlaku didalam kontrak dan bestek.

Pasal 13
PENUTUP

1. Semua syarat-syarat yang tercantum didalam bestek ini harus


dilaksanakan dengan baik dan benar oleh kontraktor serta mengikuti
petunjuk-petunjuk Teknis dari Direksi Teknis / Pengawas Lapangan.
2. Semua ketentuan–ketentuan yang belum tertuang dalam bestek ini akan
diatur pada waktu Aanweijzing, Petunjuk Teknis lainnya yang dianggap
perlu, akan dijelaskan oleh Pengawas / Direksi Teknis pada saat mulai
pelaksanaan dan sedang berlangsung kegiatan pekerjaan.
3. Walaupun Bestek ini tidak lengkap dicantumkan satu persatu mengenai
bahan dan lain-lain, tapi tercantum dalam Aanweijzing, maka pekerjaan
tersebut harus dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan tambahan.

Anda mungkin juga menyukai