(RKS)
Pasal 1
PENJELASAN UMUM
1
4. Pemborong harus menyediakan Direksi Keet dengan ketentuan
sebagaimana dalam spesifikasi umum dan serta dilengkapi dengan buku-
buku Direksi / perintah, buku tamu, buku bahan dan Time Schedule.
5. Pekerjaan pasang papan nama proyek.
5.1 Pemborong harus membuat papan nama proyek yang ditetapkan
pada bagian depan bangunan dan dapat dilihat dengan jelas.
5.2 Bahan yang digunakan adalah papan dengan dilapisi seng yang diberi
warna cat dasar putih dan diberi tulisan dengan warna hitam.
5.3 Tulisan yang tercantum adalah sebagai berikut :
- Nama Proyek
- Nama Pekerjaan
- Harga Borongan
- Jangka Waktu Pelaksanaan
- Konsultan Pengawas / Direksi
- Waktu Mulai Pelaksanaan
5.4 Papan tersebut dipasang pada dua buah tiang kayu ukuran 5/7
cm,yang ditanam kuat dalam tanah.
Pasal 3
PEKERJAAN PEMASANGAN BOWPLANK DAN PEIL BANGUNAN
1. Pengukuran
a. Letak dinding disesuaikan dengan gambar kerja.
b. Pemborong harus membuat ukuran duga tetap diluar bangunan.
c. Ukuran ketinggian lantai ± 0.00 dalam gambar kerja ditetapkan bersama-
sama di lapangan.
2. Bowplank
a. Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya diserut dan dipakukan
pada patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat.
2
1. Lebar, dalam, dan bentuk galian tanah harus dikerjakan sesuai dengan
ukuran yang tercantum dalam gambar rencana.
2. Pekerjaan galian tanah dilakukan untuk lubang pondasi, dan lain-lain
Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI
A. Bahan
1. Kerikil yang digunakan kerikil sungai yang memenuhi syarat SKSNI S-04-
1988-F.
2. Pasir yang dipakai adalah pasir sungai yang memenuhi SKSNI S-04-
1989-F.
3. Semen yang dipakai adalah Portland Cement memenuhi SKNI 0013-81.
4. Air yang digunakan diperoleh dari PAM atau sumur gali dengan syarat
bahwa air tersebut harus memenuhi persyaratan dalam SKNI S-04-
1989-F.4.1.
5. Baja tulang harus memenuhi persyaratan.
6. Papan cetakan/mal beton kayu kelas II sejenis Meranti.
7. Kayu bakau /mahang dia 10 – 12 cm
B. Pelaksanaan
1. Sistim pondasi yang dipakai untuk seluruh bangunan adalah :
a. Pondasi terbuat dari cerocok kayu bakau /mahang dia 10 – 15 cm
dengan panjang ± 3 meter (sudah sampai tanah keras)l.
b. Pondasi plat setempat beton bertulang pada setiap kolom konstruksi
sesuai dengan rencana.
c. Pondasi menerus dipsang batu granit.
d. Disepanjang pasangan pondasi batu bata ditanam cerocok kayu
bakau /mahang dengan jarak 60 cm sedalam 3 meter (sampai tanah
keras)
2. Balok sloof induk dipasang diatas plat pondasi setempat uk 15 x 20 cm,
selanjutnya balok sloof berikutnya beton bertulang dipasang diatas
pondasi batu bata bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar bestek.
3. Konstruksi pondasi/balok sloof untuk bangunan ini adalah :
a. Cerocok kayu bakau setiap pondasi plat setempat ditanam didalam
tanah sebanyak 5 batang sepanjang 3 meter
3
b. Pondasi setempat plat beton bertulang mengunakan adukan 1 pc : 2
psr : 3 krl
c. Balok sloof beton bertulang praktis menggunakan adukan 1 pc : 2
psr : 3 krl
f. Dibawah konstruksi pondasi terlebih dahulu harus diurug dengan
pasir urug tebal 10 cm
4. Pekerjaan pondasi harus siku dan waterpass, acuan/cetakan beton harus
menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk menurut gambar
bestek .
C. Hasil Akhir yang Dikehendaki
1. Peil sesuai dengan gambar
2. Pekerjaan pondasi harus siku
3. Acuan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk
menurut gambar
4. Mutu beton sesuai dengan yang diharapkan
5. Rapi, bersih, waterpass, dan tidak ada yang keropos
PASAL 6
PEKERJAAN BETON
A. Bahan
1. Kerikil yang digunakan kerikil sungai yang memenuhi syarat SKSNI S-04-
1988-F.
2. Pasir yang dipakai adalah pasir sungai yang memenuhi SKSNI S-04-
1989-F.
3. Semen yang dipakai adalah Portland Cement memenuhi SKNI 0013-81.
4. Air yang digunakan diperoleh dari PAM atau sumur gali dengan syarat
bahwa air tersebut harus memenuhi persyaratan dalam SKNI S-04-
1989-F.4.1.
4
3. Acuan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk
menurut gambar
4. Mutu beton sesuai dengan yang diharapkan
5. Rapi, bersih, dan waterpass
PASAL 7
DOKUMENTASI PROYEK
5
Spesifikasi Khusus ini, Pemborong juga berkewajiban memberitahukan
kepada Direksi setiap akan memulai suatu bagian pekerjaan.
2. Pemborong berkewajiban mencocokan ukuran-ukuran satu sama yang
lainnya dengan segera memberitahukan kepada Direksi setiap selisih
volume pelaksanaan dengan rencana pekerjaan yang ada pada gambar
rencana maupun syarat teknis.
3. Semua peralatan serta alat-alat pengukuran yang dipergunakan
disediakan oleh pemborong untuk keperluan Direksi Teknis maupun
keperluan pemborong sendiri.
4. Direksi dapat memberikan perintah kepada pemborong, tanpa
mengganti kerugian atau ongkos untuk pelaksaan pengukuran-
pengukuran guna kepentingan pekerjaan.
Pasal 10
HALAMAN KERJA
1. Pembagian halaman kerja dan penempatan bahan-bahan harus
diselenggarakan atas persetujuan Direksi / Pengawas.
Pasal 11
PEMELIHARAAN DAN PEMBERSIHAN
6
3. Penyerahan kedua pekerjaan (Fisik Proyek telah mencapai 100 %), dan
telah melewati masa pemeliharaan proyek, harus melewati
pemeriksaan / penelitian dari Team FHO yang telah ditunjuk dari Tim
Panitia.
4. Penyerahan pertama dan kedua pekerjaan dapat diterima setelah semua
prosedur Persyaratan Teknis dan Administrasi telah memenuhi
ketentuan-ketentuan yang berlaku didalam kontrak dan bestek.
Pasal 13
PENUTUP