Das Ciliwung PDF
Das Ciliwung PDF
4.1 Pendahuluan
DAS Ciliwung Hulu seluas 14.860 ha secara geografis terletak pada 106º
49º 40” – 107º 00’ 15” BT dan 6o 38’ 15“ LS – 6º 46’ 05” LS. Secara
administratif DAS Ciliwung Hulu mencakup 30 desa di Kabupaten Bogor yaitu 2
desa (Kecamatan Sukaraja), 7 desa (Kecamatan Ciawi), 10 desa (Kecamatan
Cisarua), 11 desa (Kecamatan Megamendung) dan 1 desa di Kecamatan Kota
Bogor Timur. Lokasi penelitian DAS Ciliwung Hulu disajikan pada Gambar 13
dan Peta Administrasi Pemerintahan di DAS Ciliwung Hulu disajikan pada
Lampiran 1.
Ciawi
4.2.2 Topografi
Sumber : Peta Tanah Semidetil Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu Skala 1:50.000
diterbitkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Tahun 1992.
4.2.3 Iklim
Bulan Min Max Rata2 Min Max Rata2 Rata2 Max Min Total Rata2 Max Min
°C °C °C % % % m/s m/s m/s mm mm mm mm
tn Tx tm Un Ux Um Va Vx Vm Etp Etr Etx Etm
Jan 17,6 24,9 20,7 83,1 90,2 88,3 1,8 2,4 1,2 98,3 3,2 4,1 1,4
Peb 17,5 24,2 20,5 85,1 91,6 90,3 2,1 3,2 1,2 91,1 3,3 4,6 2,0
Mar 17,9 25,8 21,4 78,5 87,9 85,9 1,9 3,0 1,0 115,1 3,7 5,0 2,4
Apr 17,9 26,3 21,6 78,0 87,8 85,6 1,8 2,4 1,0 122,9 4,1 5,9 2,6
Mei 17,9 26,4 21,9 75,3 85,1 83,0 1,9 3,2 1,2 120,8 3,9 4,8 2,8
Juni 16,9 26,1 21,3 73,1 84,6 81,1 1,9 4,4 1,0 116,9 3,9 5,2 3,0
Juli 16,4 25,9 21,0 71,7 85,1 80,7 2,0 2,8 1,4 112,6 3,6 4,4 2,7
Agt 16,2 26,3 21,0 66,8 84,3 78,3 2,0 2,8 1,4 126,7 4,1 5,7 3,1
Sept 16,8 26,5 21,3 70,0 85,9 81,3 2,1 2,8 1,4 115,8 3,9 6,2 2,5
Okt 17,2 26,8 21,4 71,4 85,5 82,1 1,8 2,2 1,2 103,6 3,3 5,2 2,2
Nop 17,6 26,2 21,4 76,9 89,3 86,7 1,6 2,4 1,0 89,4 3,0 4,0 1,2
Des 17,5 25,5 21,1 74,5 83,2 81,6 1,9 3,2 1,0 84,8 2,7 5,0 1,2
Rata2 17,3 25,9 21,2 75,4 86,7 83,7 1,9 2,9 1,2 1298,1 42,7 6,2 1,2
300
200
CH dan ETP (mm)
150
100
50
0
Jan I Peb I Mar I Apr I Mei I Jun I Jul I Agu I Sept I Okt I Nop I Des I
Tabel 10 Distribusi curah hujan di beberapa wilayah DAS Ciliwung Hulu (1995-2009)
Distribusi curah hujan dan hari hujan rata2 bulanan
Nama Jumlah
Stasiun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
459,4 420,2 328,6 247,3 183,4 153,2 81,3 77,5 97,7 182,2 258,5 308,6 2.797,8
22,8 20,8 20,5 15,5 10,8 8,8 5,8 6,3 6,5 7,7 12,3 22,5 159,9
Katulampa
474,5 481,3 310,3 368,0 253,5 127,0 103,0 96,8 100,8 142,3 194,8 458,8 3.110,8
Pasir
23,4 20,7 23,4 15,1 10,7 9,4 7,4 6,9 6,8 11,4 17,7 21,2 174,2
Muncang
481,6 586,9 347,2 307,8 184,1 104,8 64,6 83,3 117,5 209,5 279,5 352,7 3.085,0
19,7 23,2 21,2 16,4 12,9 7,9 4,7 5,2 7,4 12,8 17,3 19,0 165,1
Citeko
Pos Panjang
Tugu
467,6 448,0 332,7 321,6 256,9 178,7 167,9 124,1 192,1 323,2 305,9 246,3 3.364,9
Selatan
590,4 658,0 412,6 339,1 225,8 168,1 108,9 75,1 126,1 259,1 382,1 403,5 3.748,7
Gunung
17,9 16,4 15,3 13,6 9,3 8,4 6,3 3,6 6,8 11,1 13,9 14,6 137,1
Mas
Sumber : BPSDA Ciliwung (2010), Sawiyo et al. (2009), data diolah.
Secara geologis bahan induk tanah berasal dari batuan batuan piroklastik
dan batuab induk tuf andesit yang merupakan rangkaian geologi dari Gunung
Gede Pangrango dan Gunung Salak. Batuan induk pada rangkaian gunung api
Gunung Pangrango dan Gunung Salak ini berumur kuarter zaman Holosen –
Pleistosin berupa bahan endapan lahar, lava basalt andesit, oligoklas-andesin,
laboradorit, olivine, piroksin dan horenblenda (Efendi et al. dalam Sawiyo et al.
2009). Batuan gunung api tersebut merupakan bahan induk yang dominan
sebagai pembentuk tanah di daerah penelitian, dan sebagian kecil lainnya berupa
bahan aluvium yang berupa endapan liat, pasir, kerikil dan batu.
dalam Sawiyo et al. 2009). Sistem volkan berlapis di daerah penelitian tersebut
secara terinci dapat diuraikan sebagai berikut :
Kemampuan yang tinggi dalam infiltrasi dan perkolasi ini juga sangat penting
dalam upaya pengendalian banjir di wilayah hilir yang berasal dari wilayah hulu.
Hal demikian penting artinya mengingat bahwa kondisi curah hujan di wilayah
DAS Ciliwung Hulu lebih dari 3.000 mm/th (curah hujan tahun 1995 s/d 2009
mencapai 2.797-3.748 mm/th). Hal ini memberikan pilihan berupa ancaman
banjir bagi wilayah hilir. sekaligus peluang untuk menambah persediaan air tanah
bagi suplai air yang berupa dari aliran bawah tanah (subsurface run-off). Semakin
tinggi ketersediaan air tanah maka diharapkan mampu memberikan pasokan aliran
bawah tanah sehingga debit air sungai dapat dijaga menjadi lebih stabil dan tidak
besar perbedaan debitnya antara aliran pada musim hujan dengan aliran sungai
pada musim kemarau. Peta Penutupan Lahan tahun 2000, 2003, 2006 dan 2009
disajikan pada Lampiran 4.
Lahan dengan kemiringan curam s/d sangat curam (kemiringan di atas 100%)
menurut kebiasaan masyarakat setempat dialokasikan untuk zona perlindungan
setempat (perlindungan sumber air dan penahan longsor) dan biasanya ditumbuhi
atau ditanami dengan jenis bambu-bambuan, pepohonan Albizzia, pete, kayu
afrika, mindi, jengkol dan tanaman buah2an lainnya. Tegakan bambu-bambu ini
dapat dipetik hasilnya untuk bahan pembuatan rumah, pembuatan pagar, kandang
hewan, bahan pembuatan perabot rumah tangga, pembuatan ajir tanaman
budidaya, tiang penyangga tanaman menjalar (kacang panjang, labu siam dll.),
dan sebagian dapat diperjualbelikan.
Jenis Tanaman
No. 2006 2007 2008
Sayuran
1 Bawang Daun 7,82 7,28 7,76
2 Kentang 26,38 17,50 15,88
3 Kubis 24,32 25,70 22,94
4 Petsai/sawi 9,15 10,18 8,65
5 Wortel 13,90 12,97 15,10
6 Kacang Panjang 10,47 10,29 10,00
7 Cabe 7,30 8,82 8,62
8 Tomat 16,03 14,36 16,92
9 Buncis 8,81 9,36 8,47
10 Mentimun 17,04 14,30 14,78
11 Labu Siam 12,38 14,54 14,94
12 Kangkung 5,56 5,66 9,28
13 Bayam 6,18 6,44 7,37
14 Kacang Merah 2,26 2,26 2,24
Sumber : Bogor Dalam Angka 2009.
114
Wilayah DAS Ciliwung Hulu, dalam aktivitas wisata biasa disebut dengan
wilayah Puncak atau Puncak Pass karena di wilayah tersebut terdapat puncak
perbukitan yang membelah wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur.
Kawasan DAS Ciliwung Hulu atau wilayah Puncak memiliki daya tarik
wisatawan yang tinggi diantaranya udara sejuk pegunungan, view perkebunan teh,
view perbukitan Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango, serta obyek wisata
buatan menarik lainnya. Potensi wisata alami dan wisata buatan ini (man made)
menjadi keunggulan komparatif bagi aktivitas wisata di wilayah Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur (Jabodetabekjur). Umumnya aktivitas
wisata ini telah berkembang mulai tahun 1980-an dan hingga saat ini semakin
tidak terkendali pertumbuhannya.
Pada selang 2001-2009, debit air maksimum terjadi pada tahun 2002
sebesar 525,53 detik dan tahun 2009 sebesar 451,47 m3/detik. Namun demikian
nilai KRS tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 217,69 m3/detik. Hal ini
116
Debit maksimum selama 1989 s/d 2009 mencapai maksimum pada tahun
1996 sebesar 743,33 m3/detik dan terendah terjadi pada tahun 2005 sebesar 26,08
m3/detik. Debit minimum tertinggi berlangsung pada tahun 2009 sebesar 7,29
117
m3/detik dan terendah pada tahun 2007 sebesar 0,61 m3/detik. Hal ini
menunjukkan bahwa selama 20 tahun, debit puncak telah mengalami fluktuasi
yang sangat tajam yaitu pada musim hujan debit maksimum air sungai Ciliwung
Hulu tahun 1996 melebihi dari debit maksimum rata-rata dan pada musim
kemarau debit air hampir mencapai nilai nol pada tahun 2007.
800
700
Besarnya debit (m3/det)
600
500
400
300
200
100
0
1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2004 2006 2008
Tahun
Besarnya debit (m3/det) Maksimum Q Maks/Min (KRS)
Tabel 16 Kualitas air Sungai Ciliwung Hulu tahun 2002, 2009 dan 2010
(pengamatan di 6 titik yaitu Katulampa, Gadog, Cilember, Ciburial,
Cisampai, Atta’awun)
memberikan peningkatan kadar total coliform di dalam air (1.700 – 8.100 mg/liter
<10.000 mg/liter untuk Baku Mutu Kelas III) yang berbahaya bagi kesehatan.
Kualitas air Sungai Ciliwung pada tahun 2009 dengan pengamatan di Bendung
Katulampa tergolong tercemar berat. Unsur terberat yang mengakibatkan
pencemaran ini adalah kandungan BOD yang melebihi ambang batas normal (23
mg/lt) di atas kelas IV. Kandungan BOD yang tinggi ini diakibatkan oleh
meningkatnya limbah buangan rumah tangga yang berasal dari permukiman,
restoran dan limbah rumah tangga lainnya. Aktivitas ekonomi dan sosial yang
menghasilkan limbah, semuanya dibuang ke badan air Sungai Ciliwung tanpa ada
perlakuan terlebih dahulu (treatment limbah). Perkembangan permukiman di
sekitar Sungai Ciliwung semakin padat dan tidak terbendung lagi karena memang
lahan tersebut yang masih tersisa bagi masyarakat lokal, sedang lahan sisanya
sudah berpindah kepemilikan atau terbagi diantara ahli waris. Kondisi yang
mendorong demikian adalah wilayah hulu DAS Ciliwung merupakan wilayah
dengan aktivitas wisata yang tergolong over capacity. Hal ini dapat dilihat dari
kunjungan wisata terutama pada hari-hari libur dengan kondisi lalu-lintas yang
sangat padat. Hari biasa jalur Ciawi-Puncak dapat dicapai dalam 30 menit, maka
pada hari-hari libur dapat dicapai dalam 5-6 jam atau lebih. Kadar COD belum
begitu tinggi, tetapi sudah mulai kelihatan meningkatnya kandungan COD
tersebut, sehingga dari sekarang perlu dilakukan pengendaliannya.
sudah termasuk ke dalam erosi berat yaitu telah melampaui nilai erosi yang
ditoleransi yaitu 20-43 ton /ha/th (Sinukaban 2007).
Tabel 18 Pertumbuhan penduduk DAS Ciliwung Hulu tahun 1997 s/d 2008
berturut-turut yaitu tahun 2004 s/d 2006 yaitu antara 5,28-6,52% per tahun,
sedangkan pada pada periode tahun tersebut untuk wilayah Kecamatan Ciawi,
Megamendung, dan Cisarua dengan laju pertumbuhan yang lebih besar yaitu
antara 3,65 -9,84% per tahun atau dengan rata-rata pertumbuhan penduduk selama
10 tahun terakhir sebesar 2,74%.
Tabel 19 Mata pencaharian penduduk di DAS Ciliwung Hulu Tahun 2000 dan 2006
2000 2006
No. Mata Pencaharian KK % KK %
1 Pertanian 16.406 26,69 3.937 5,78
2 Industri 1.580 2,57 434 0,64
Perdagangan. hotel
3 dan restoran 12.317 20,04 28.090 41,26
4 Angkutan 2.527 4,11 tad tad
5 Jasa-jasa 23.570 38,35 32.027 47,06
6 Konstruksi 1.554 5,71 3.582 5,26
7 Lainnya 3.507 5,71 3.582 5,26
Jumlah 61.461 100,00 68.070 100,00
Sumber : Kecamatan Ciawi. Megamendung. dan Cisarua dalam Angka 2001 dan 2007;
Dewi (2010). diolah
Keterangan : tad = tidak ada data.
124
4.3.3 Pendidikan
Tabel 20 Tingkat Pendidikan Penduduk Ciliwung Hulu Tahun 2000 dan 2006
Sumber :
- Kecamatan Ciawi. Megamendung dan Cisarua Dalam Angka 2001; Dinas
Kependudukan Kabupaten Bogor (2007). Dewi (2010). data diolah
125
Taruna tani yang terbentuk sejak 2005 di DAS Ciliwung Hulu sebanyak 4
unit dengan jumlah anggota 78 orang bergerak dalam kegiatan ternak kelinci,
pembibitan tanaman, ternak domba dan kelinci disajikan pada Tabel 26.
4.5 Simpulan