Anda di halaman 1dari 5

Dewi Suryanindah S.

15315033

Perbedaan SANIMAS dengan STBM

I. Perbedaan antara SANIMAS dengan STBM

II. PNPM Mandiri Sanimas


Penyelenggaraan Program SANIMAS dilatarbelakangi adanya arus urbanisasi
perkotaan yang terus mengalami peningkatan yang menyebabkan proporsi penduduk
perkotaan meningkat secara tajam. Sehingga bisa dipastikan prasarana dan sarana air
limbah jika tidak diperhatikan akan sulit berkembang, khususnya untuk Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR). Akses penduduk terhadap prasarana dan sarana air
limbah permukiman berkaitan dengan aspek kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan
sosial budaya serta kemiskinan. Semakin mudah ketersediaan pada prasarana dan
sarana air limbah dan pemahaman tentang higienis maka semakin kecil kasus terhadap
penyebaran penyakit. Solusi dalam penyediaan prasarana dan sarana air limbah
permukiman khususnya bagi MBR di lingkungan padat penduduk dan rawan sanitasi
adalah dengan kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS). Kegiatan
SANIMAS merupakan pemberian dana bantuan pemerintah, sebagai bentuk inisiatif
untuk mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman yang
berbasis masyarakat dengan pendekatan tanggap kebutuhan. Fokus kegiatan
SANIMAS adalah penanganan air limbah rumah tangga. Melalui pelaksanaan Sanitasi
Berbasis Masyarakat ini, masyarakat memilih sendiri prasarana dan sarana air limbah
permukiman yang sesuai, membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), ikut
aktif menyusun rencana aksi dan melakukan pembangunan fisik dan membentuk
Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) untuk melaksanakan pengelolaan
kegiatan operasi dan pemeliharaan. (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, 2017)

Tujuan yang hendak diwujudkan dalam penyelenggaraan Program SANIMAS adalah:


1. Meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan sanitasi;
Dewi Suryanindah S.
15315033

2. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan sanitasi dan promosi Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat;
3. Menyediakan prasarana dan sarana sanitasi yang berkualitas, berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya air dan lingkungan.

Dalam penyelenggaraan SANIMAS diterapkan beberapa prinsip dasar sebagai berikut:


1. Tanggap Kebutuhan
a) Pemerintah Kabupaten/Kota berkomitmen untuk mereplikasi,
menyediakan dana, bantuan teknis dan bertanggungjawab pada
pembinaan tahap persiapan warga, perencanaan dan pasca konstruksi;
b) Masyarakat memiliki komitmen untuk melaksanakan seluruh tahapan
Program SANIMAS.
2. Seleksi Mandiri Calon Lokasi
Pemilihan lokasi berada sepenuhnya di tangan masyarakat sedangkan
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota hanya sebagai fasilitator.
3. Pilihan Teknologi
Masyarakat diberikan edukasi tentang bentuk bangunan dan teknologi
pengolahan air limbah domestik agar masyarakat mampu memilih teknologi
yang sesuai dengan kondisi setempat.
4. Partisipasi Masyarakat
Masyarakat berperan aktif dalam setiap tahapan dengan didampingi oleh
Fasilitator Provinsi dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL).
5. Kesetaraan Gender
Keterlibatan baik laki-laki maupun perempuan dapat berperan aktif dalam
setiap tahapan kegiatan Program SANIMAS, yaitu pada tahap persiapan,
perencanaan, pelaksanaan dan Pasca konstruksi sesuai dengan kapasitasnya
6. Berkelanjutan
Dewi Suryanindah S.
15315033

Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana sanitasi terbangun


dilaksanakan secara berkelanjutan oleh masyarakat dengan dibantu Pemerintah
Daerah.
7. Multi Pendanaan
Selain dana dari Pemerintah, Program SANIMAS membuka peluang bagi pihak
lain diantaranya swasta, dunia usaha, koperasi, individu dan kelompok.
8. Akuntabel
Pengelolaan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan.

Satuan Kerja Penyehatan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat (PLP-BM)


bersama dengan Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman,
Direktorat Jendral Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, pada tanggal 2-5 April 2018, mengadakan Peningkatan Kapasitas Satker
PSPLP Provinsi, Pendamping Lapangan dan Fasilitator Provinsi Optimalisasi Sanimas
Reguler Wilayah Barat dan Timur Tahun 2018, di Bogor dan Balikpapan. Optimalisasi
merupakan pendampingan untuk memfokuskan pada kegiatan keberlanjutan program
Sanimas Reguler. Oleh karena itu, untuk proses pendampingan keberlanjutan program
Sanimas yang dimaksud dibutuhkan Pendamping Lapangan yang akan memfasilitasi
dan mendampingi KPP di lokasi – lokasi Sanimas yang telah terbangun yang masuk
dalam daftar optimalisasi. Peserta dari wilayah barat terdiri dari 15 Provinsi yaitu,
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,
D.I.Yogyakarta, dan Jawa Timur. Peserta dari wilayah timur terdiri dari 18 Provinsi
yaitu, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Bali, NTT, NTB, Maluku, Maluku Utara, Papua
dan Papua Barat. (http://ciptakarya.pu.go.id/plp/index.php/blog/baca/550)

Menurut Harliani (2015) dalam penelitiannya tentang Keberhasilan Program


SANIMAS, jika dilihat dari segi efektivitas, program SANIMAS dalam bentuk
Dewi Suryanindah S.
15315033

pembangunan MCK+ dirasakan cukup baik oleh masyarakat. Upaya pemerintah


memberikan stimulus kepada masyarakat agar tanggap terhadap kebutuhan tampak
berhasil. Program SANIMAS juga melakukan sosialisasi PHBS. Namun masyarakat
kurang didampingi untuk tahap selanjutnya setelah program dijalankan. Tujuan utama
program untuk membina masyarakat tidak tercapai, walaupun hasil program dirasakan
cukup baik. Pada segi efisiensi, masyarakat bersedia menjadi tenaga kerja sukarela
tanpa upah untuk melakukan pembangunan. Terkait dengan pembiayaan program,
modal program dari proses perencanaan hingga pelaksanaan terhitung cukup.
Kekurangan dapat ditutupi apabila ada bantuan lainnya. Dilihat dari segi sumber daya
manusia, modal dan waktu, program ini telah terlaksana dengan efisien dan sudah
mengaktifkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan. Kelompok masyarakat
swadaya telah berhasil dibentuk sehinga mampu membenahi kekurangan sendiri.
Dilihat dari segi kecukupan, program ini telah membantu kebutuhan masyarakat, hanya
jumlahnya selalu tidak mencukupi kebutuhan masyarkat. Dilihat dari segi pemerataan,
penelitian ini menunujukan belum tercapainya pemerataan yang adil bagi masyarakat,
baik hasil dan manfaat program SANIMAS. Dilihat dari segi responsivitas, masyarakat
mengalami peningkatan responsivitas. Masyarakat senang dan merasa bersyukur
karena tersedia sarana baru yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dilihat
dari segi ketepatan, sampai saat ini program SANIMAS masih cukup efektif.

III. Video Pembangunan IPAL Komunal Dusun Sembung, Yogyakarta


Pada video yang diakses pada link https://www.youtube.com/watch?v=4qkc3UhjE-I,
dapat dilihat program SANIMAS pembangunan IPAL Komunal di Dusun Sembung,
Yogyakarta pada tahun 2016 dari awal pembangunan hingga peresmian. Pada video
tersebut, warga Sembung bergotong royong untuk membangun IPAL Komunal. Para
bapak menggali lubang IPAL dan memasang perpipaan, para ibu membuat media
anaerobic filter dari botol bekas, dan pemuda-pemudi membuat hiasan dan mural pada
plesteran IPAL. Dalam video tersebut beberapa warga diwawancai dan mengatakan
mereka antusias dengan pemberian IPAL komunal dan bersemangat untuk bergotong
royong dalam membangun instalasi IPAL komunal tersebut.
Dewi Suryanindah S.
15315033

IV. Daftar Pustaka


BAPPENAS. 2013. Evaluasi PNPM Mandiri
PNPM Mandiri. 2012. PNPM Mandiri Info Kit. http://www.pnpm-
mandiri.org/perpustakaan/buku/PNPM_Mandiri_Info_Kit_2012.pdf diakses
pada tanggal 28 Agustus 2018 Pukul 14.00
Herliani, Muchlisah. 2015. Keberhasilan Program SANIMAS. Institut Pertanian
Bogor
http://ciptakarya.pu.go.id/plp/index.php/blog/baca/550 diakses pada tanggal 28
Agustus 2018 Pukul 14.00
https://www.youtube.com/watch?v=4qkc3UhjE-I diakses pada tanggal 28 Agustus
2018 Pukul 14.00

Anda mungkin juga menyukai