Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN DAN KONSEP SENI

A. Pengertian Seni
Istilah seni dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti
permintaan atau pencarian. Kata Art (Inggris) bermakna kemahiran, art (s) dapat diartikan
sebagai kegiatan atau hasil pernyataan perasaan keindahan manusia (Sofyan Salam, 2001).
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti
berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah
atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda cilpa berarti pewarnaan, arti ini kemudian
berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-
sebut dalam pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu
tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Saat itu belum ada
pembedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman seni sebagai ekspresi pribadi belum ada
dan seni merupakan ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Pemahaman ini
pada kenyataannya tidak hanya terdapat di India dan Indonesia saja, tetapi juga terdapat di
Barat pada masa lampau.
Istilah seni yang disepadankan dengan kata art dalam bahasa Inggris berawal dari,
istilah-istilah dalam bahasa Latin pada abad pertengahan ars, artes, dan artista. Ars berarti
teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu;
adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran;
sedangkan artista adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Dengan
demikian kata artista kiranya dapat dipersamakan dengan cilpa yang berasal dari bahasa
Sanskerta. Kata art inilah yang kemudian berkembang menjadi l’arte (Italia), l’ar (Perancis),
elarte (Spanyol), dan art (Inggris), dan bersamaan dengan itu artinyapun berkembang sedikit
demi sedikit kearah pengertian seni ini.
Walaupun demikian, di Eropa ada juga istilah-istilah lain yang berhubungan dengan
seni, orang Jerman menyebut seni dengan die Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang
berasal dari akar kata yang lain walaupun dengan pengertian yang sama. Bahasa Jerman juga
mengenal istilah die Art, yang berarti cara, jalan, atau modus, yang juga dapat dikembalikan
kepada asal mula pengertian dan kegiatan seni, tetapi demikian die Kunst-lah yang digunakan
untuk istilah kegiatan yang berhubungan dengan seni.
Saat ini, seni sebagai segala bentuk yang memiliki nilai keindahan adalah pengertian
yang dipahamai oleh masyarakat pada umumnya. Pengertian umum tersebut diantaranya
seperti yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni diartikan sebagai keahlian
membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya)
(Depdikbud, 1989:816). Bentuk-bentuk (karya seni) yang memiliki nilai keindahan tersebut
diyakini memberikan kenikmatan dan kepuasan terhadap jasmani-rohani, pencipta (kreator)
ataupun penikmatnya (apresiator). Kesenian tradisional kita, gamelan misalnya, dikatakan
sebagai paduan suara (nada) yang indah yang mengenakkan telinga (pendengaran). Hiasan
berupa ukiran yang menempel pada dinding ruangan memberikan kesemarakan pandangan
mata. Tarian daerah yang lembut dan gemulai juga menyejukkan rasa, setelah kita menikmati
dan menghayatinya.
Pada kenyataannya istilah seni adalah segala bentuk yang memiliki nilai keindahan
tidak selamanya bertahan sebagai satu-satunya definisi. Dalam seni kontemporer (termasuk
seni modern) yang dihasilkan seniman tidak hanya karya yang indah, tetapi juga karya yang
dianggap tidak indah dan tidak menyenangkan. Banyak karya seni kini yang hadir justru
“tidak menyenangkan”, tetapi menunjukkan berbagai persoalan yang rumit (sebagai problem
kehidupan). Seni adalah hasil atau proses kerja dan gagasan manusia yang melibatkan
kemampuan terampil, kreatif, kepekaan indera, kepekaan hati dan pikir untuk menghasilkan
suatu karya yang memiliki kesan indah, selaras, bernilai seni dan lainnya. Dalam penciptaan
suatu kerja seni yang dilakukan oleh para seniman dibutuhkan kemampuan terampil kreatif
secara khusus sesuai jenis karya seni yang dibuatnya.
Dalam pengertian seni di atas terkait dengan faktor keberadaan manusia, pribadi.
Seniman dan lingkungannya sebagai tempat yang bisa berpengaruh terhadap karya seni yang
diciptakannya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan karakteristik antara karya seni
buatan anak-anak dengan karya seni ciptaan orang dewasa, dan adanya perbedaan norma nilai
seni dan keindahan pada seni tradisional dengan seni modern. Keberadaan karya seni tersebut
menunjukkan bahwa seni memiliki pengertian yang beragam.

Berikut ini beberapa pengertian seni yang dikemukakan oleh para tokoh / seniman :
a. Pengertian seni yang menekankan pada kegiatan rohani dikemukakan oleh Akhdiat
Kartamiharja.
Menurut Akhdiat, seni adalah kegiatan psikis (rohani) manusia yang merefleksi
kenyataan (realitas). Hal tersebut terjadi karena bentuk dan isi karya tersebut memiliki daya
untuk membangkitkan atau menggugah pengalaman tertentu dalam alam psikis (rohani) si
penikmat atau apresiator. Bila ditelaah, pengertian tersebut menunjukkan peranan jiwa
(seniman) dalam proses berkarya seni dan karya seni itu sendiri. Seniman yang berkarya
hanya dengan menggerakkan anggota tubuhnya saja (aktivitas fisik), namun tidak melibatkan
jiwanya (ekspresi emosi), maka karya yang dibuatnya belum dapat dinamakan seni.

b. Plato, filsuf dari Yunani


Seni adalah hasil tiruan alam ( Ars Imitatur Narutam ). Pandangan Plato ini menganggap
bahwa suatu karya seni merupakan tiruan obyek / benda yang ada di alam, atau karya yang
sudah dibuat sebelumnya.

c. Ki Hajar Dewantara, Tokoh Pendidikan Nasional


Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya yang bersifat indah,
hingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan manusia.

d. Thomas Munro, Ahli Seni dan Filsuf dari Amerika


Seni adalah buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang
melihatnya.

e. Everyman Encyclopedia
Pengertian seni yang lain dapat dijumpai dalam Everyman Encyclopedia, yang
menyebutkan bahwa seni merupakan segala sesuatu yang dilakukan orang bukan atas
dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan semata-mata karena kehendak akan kemewahan,
kenikmatan, ataupun karena kebutuhan spiritual. Sendok misalnya, dibuat untuk memenuhi
kebutuhan pokok, sebagai alat makan. Berdasarkan definisi tersebut sendok bukanlah karya
seni. Adapun benda yang dikategorikan sebagai benda seni yaitu alat musik gamelan, ukiran
kayu, dan lain-lain sejenisnya. Walaupun demikian benda kebutuhan pokok tersebut dapat
berhubungan erat pula dengan seni. Sebagai contoh, pakaian, si perancang (pembuat pakaian)
berusaha memperindah motif serta modelnya dengan tujuan untuk menghias pakaian tersebut.
Hiasan atau model yang dikenakan pada pakaian itulah yang berkaitan dengan seni. Dengan
demikian adakalanya beberapa benda kebutuhan pokok dikategorikan juga sebagai karya seni
atau setidaknya mendapat sentuhan seni.
f. Benedetto Croce, Filsuf dari Italia
Seni adalah ungkapan kesan-kesan. Seni memiliki kebebasan untuk mengungkapkan
segala khayalan atau pengalaman intutif yang terkumpul dibatinnya.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat dirangkum bahwa seni adalah segala kegiatan
manusia untuk mengkomunikasikan pengalaman batinnya pada orang lain, yang
divisualisasikan dalam tata susunan yang indah dan menarik, sehingga dapat menimbulkan
kesan rasa senang atau puas bagi yang menghayatinya (Ida Herawati, 1999).
Menurut Sorhardjo, A.J. (1990) orang dapat merasakan nikmat tanpa dibarengi
kenikmatan. Dalam hal ini kesenangan dan kenikmatan bisa datang bersama-sama atau
kadang-kadang tidak.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa pengertian seni mencakup tiga aspek, yaitu :
1) Pembuat / pencipta yang disebut seniman dan pekerja seni
2) Hasil ciptaan atau buatan seniman yang yang disebut karya seni
3) Aspek penikmat seni yang disebut juga pengamat seni
Teori-teori seni pada dasarnya dapat digolongkan dalam beberapa kelompok
pemikiran:
a. Teori Mimesis
Teori-teori ini berpijak pada pemikiran bahwa seni adalah suatu usaha untuk
menciptakan tiruan alam. Kata mimesis berasal dari kata Yunani dimana teori ini pertama
kali dicetuskan oleh Plato. Terjemahan yang tepat dari kata mimesis agak sukar dicari, karena
bagi Plato mimesis ini tidak saja berlaku untuk senirupa melainkan juga berlaku untuk seni
musik, drama dan sebagainya.
Teori mimesis ini amat penting dalam tinjauan seni karena setelah zaman Yunani
konsep ini dihidupkan kembali dalam seni Renaissance dan sampai sekarng masih cukup
berpengaruh. Inti dari teori mimesis ini adalah perkembangan seni naturalis baik secara
formal maupun sebagai pengenalan pengalaman.
b. Teori Instrumental
Teori-teori ini berpijak pada pemikiran bahwa seni mempunyai tujuan tertentu dan
bahwa fungsi dan aktivitas seni sangat menentukan dalam suatu karya seni. Misalnya fungsi-
fungsi edukatif, fungsi-fungsi propaganda, religius dan sebagainya.
Cabang lain dari teori ini adalah seni sebagai sarana penyampaian perasaan, emosi
dan sebagainya. Seni adalah sarana kita untuk mengadakan kontak dengan pribadi si seniman
ataupun bagi seniman untuk berkomunikasi dengan kita.
c. Teori Formalistis
Teori-teori ini merupakan reaksi terhadap kedua teori di atas karena menganggap
bahwa keduanya tidak memberikan standar penilaian estetis. Mereka berpendapat bahwa
elemen-elemen bentuk pada suatu karya seni juga memancarkan nilai-nilai estetis.
d. Teori-teori abad 20
Teori-teori yang lebih praktis dan menitik beratkan pada kritik dan apresiasi. Seni
adalah suatu tindakan kreatif, pertama-tama ia adalah suatu realita yang diciptakan dan kedua
ia harus bisa memberikan kesempatan dan kemampuan untuk pnghayatan estetis.

B. Konsep Seni ditinjau dari aspek fisik, isi, estetika dan nilai
1. Aspek Fisik
Seni sebagai segala bentuk yang memiliki nilai keindahan adalah pengertian yang
dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Seni jika dipandang dari segi bentuk dan
dimensinya terdapat karya seni dengan dua dimensi dan tiga dimensi.
a. Pada karya dua dimensi, suatu yang nampak datar juga mempunyai kesan-kesan volume,
kedalaman dan ruang, namun itu hanya tipuan pandang semata. Karya seni dua dimensi
disebut semi visual, karena diserap oleh indra penglihatan. Karya Seni Rupa 2 Dimensi hanya
memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah
pandang saja. Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya.
b. Karya seni tiga dimensi disebut juga karya seni spasial , karena terdapat tiga dimensi yang
harus benar-benar diperhatikan. Dalam seni tiga dimensi, pelaku seni melibatkan indra gerak
dan raba.
2. Aspek isi
Aspek isi atau ideoplastik adalah ide atau gagasan atau tema atau makna (meaning)
dari bentuk karya seni. Isi atau makna suatu karya seni rupa sangat bergantung pada persepsi
penikmat atau publik seni.
Pada awalnya, banyak peneliti yang masih membagi persepsi pada tiga fase yaitu,
persepsi - kognisi - intrepretasi dan evaluasi. Hal ini berbeda dengan pandangan umum pada
saat ini, bahwa pada satu tahapan terdapat aspek aspek yang berbeda, sehingga garis stimuli-
respon-tindakan tidak bersifat linier. Outline membantu asosiasi agar terjadi proses persepsi.
Konsep outline (Jerman;Gestalt) pertama kali disajikan dalam ilmu psikologi oleh Christian
von Ehrenfels pada tahun 1890. Ia mengarahkan perhatiannya pada kenyataan bahwa untuk
mengerti sebuah komposisi, keseluruhan outline lebih penting daripada bagian. Jika urutan
komposisi diubah menjadi susunan baru, semua komposisi akan menjadi sesuatu yang lain
tetapi keseluruhan outline dari komposisi tersebut tetap sama.
Ketika seniman sedang menarik outline, bagian bawah sadar ternyata mematuhi
aturan aturan tertentu, yang dikenal dengan hukum-hukum Gestalt. Sebagai contoh, ketika
manusia melihat sebuah figur yang tidak sempurna, akan dilengkapi menjadi figur yang dapat
dikenal (asosiasi). Manusia cenderung untuk melengkapi bagian bagian yang tidak lengkap
berdasarkan kemiripan gambaran dalam memorinya.Tanda tanda yang dekat satu sama lain
cenderung bergabung dalam pikiran untuk membuat kesatuan yang lebih besar. Jika terdapat
kemiripan pada beberapa tanda, maka tanda-tanda tersebut akan saling bergabung
membentuk satu kesatuan.

3. Aspek estetik.
Pada saat ini, mainstream dari penelitian estetika lebih melihat keindahan bukan
sebagai sifat dari objek itu sendiri, tetapi sebagai hasil sensasi atau interaksi antara persepsi
dan objek. Terdapat beberapa sudut pandang dan sikap manusia terhadap keindahan. Pada
masa Yunani, kemudian pada abad pertengahan, keindahan ditetapkan sebagai bagian dari
teologi. Pada abad pertengahan di Barat, tekanan diletakan pada subjek, proses yang terjadi
ketika seseorang mendapatkan pengalaman keindahan. Pada zaman modern, tekanan justru
diletakkan pada objek, sehingga tampak bahwa estetika dipertimbangkan sebagai dari cabang
dari sains, khususnya filsafat dan psikologi.
Melihat hal tersebut, khususnya dalam hubungan dengan Konsep seni maka
pertimbangan estetika dalam pengolahan rupa setidaknya dapat didekati melalui :
1. Pemahaman karya sebagai objek estetik.
2. Pemahaman terhadap manusia sebagai subjek yang mengamati atau menciptakan karya yang
estetik.
Tuntutan teknik tidak satu-satunya pernyataan dalam berkarya seni. Sering dikatakan
bahwa penguasaan teknik atau ketrampilan (skill) adalah tuntutan dasar proses penggarapan
ide menjadi karya seni. Ini berarti bahwa dalam menggarap unsur-unsur estetis sebagai
langkah lanjut dalam mencipta atau dalam menentukan azas-azas estetik, seniman perlu
ditunjang dengan kemampuan teknik atau ketrampilan. Bahkan kemampuan teknik itu sendiri
saling berpengaruh dengan azas atau prinsip estetis.
Kemampuan estetika adalah kemampuan mencipta nilai-nilai keindahan untuk karya
seni sesuai dengan pengalaman artistik seorang seniman. Pada pemanfaatan karya seni,
melekat pengertian sikap estetik.
Berawal dari perbedaan pengertian keindahan, lahirlah teori obyektif dan subyektif.
a. Teori obyektif
Menurut teori obyektif, estetik adalah kesan yang terdapat pada suatu obyek atau
karya seni rupa dengan ciri-ciri, sifat, kualitas keindahan yang dihasilkan dari kesatuan unsur
seni yang digunakannya.
b. Teori subyektif
Menurut teori subyektif bahwa suatu benda atau karya seni rupa dikatakan indah bila
dapat menimbulkan perasaan puas, nikmat, kagum, dan indah menurut perasaan sseorang
yang bersifat individual.
4. Aspek Nilai
Menurut R. S. Stites, karya seni memiliki tiga nilai :
a. Nilai pakai adalah nilai ekonomi; berkaitan dengan mata uang
b. Nilai kisah adalah nilai idiil yang bisa berupa nilai religius, moral, historic
c. Nilai formal adalah nilai khiriah atau design yang merupakan nilai intrinsik pada karya seni
itu sebagai nilai seni.
Jika boleh diasumsikan bahwa hanya tema yang dipandang bernilai yang akan ditampilkan
oleh penciptanya, tema tersebut dapat dikonotasikan ke dalam sumber nilai. Dengan
demikian, maka sejalan dengan pikiran R.S. Stites, kita akan menjumpai tema-tema bisnis
fungsi praktis, tema-tema lainnya yang terasosiasi atau terkonotasi ke dalam tema-tema
agama, sejarah, moral, disamping tema intrinsik itu sendiri.

Sifat Dasar Seni


Untuk memenuhi apa dan bagaimana seni itu, terlebih dahulu harus ditelaah sifat - sifat dasar yang
terkandung dalam seni, yaitu sebagai berikut.

a. Seni bersifat kreatif

Sifat kreatif dalam seni tercemin pada penciptaan hal - hal baru yang tidak dikenal sebelumnya.
Dorongan kreatif dengan menciptakan karya baru yang menghadirkan realitas baru merupakan tujuan
para seniman.

b. Seni bercorak individualistis

Seni dihasilkan oleh seorang seniman dan karyanya bersifat individualistis.


Misalnya, lukisan S. Sudjojono atau Hendra Gunawan yang mampu menunjukkan ciri pribadinya.

c. Seni bersifat ekspresif


Emosi yang berasal dari pengalaman hidup seorang seniman terpancar pada karyanya. Getaran
yang dirasakan apresiator saat menikmati sebuah karya seni merupakan ungkapan emosi. Artinya,
seni menyangkut ekspresi perasaa kreator dan apresiatornya.

d. Seni bersifat abadi

Karya seni yang dibuat bersifat abadi meskipun penciptannya sudah meninggal. Dengan demikian,
jika karya seni rusak atau hancur, nilai keabadiannya tetap terjaga.

e. Seni bersifat semesta (Universal)

Seni hadir berbagai bentuk dalam masyarakat apapun sepanjang zaman. Manusia primitif yang
terbelakang pun mampu mengembangkan seni sebagai bahasa komunikasi antarsesamanya.

Unsur-unsur Pembangun Karya Seni :


Struktur Seni, Tema, Medium dan Gaya

Unsur-unsur yang membangun suatu karya seni ada 4 (empat), yakni Struktur Seni, Tema,
Medium dan Gaya. Berikut saya uraikan secara singkat :

o Struktur Seni adalah tata hubungan yang sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk satu
kesatuan karya seni secara utuh. Contoh struktur seni dalam bidang seni rupa adalah garis-
garis, warna, bentuk, bidang dan tekstur. Dalam bidang seni musik kita dapat menemui irama
dan melodi. Dalam seni tari ada wirama, wirasa dan wiraga. Sedangkan dalam seni teater kita
dapat menemukan gerak, suara dan lakon.
o Tema adalah ide poko yang dijadikan persoalan dalam karya seni. Tema sebuah karya seni
dapat dikenali melalui pemilihan pokok soal dan judul karya. Pokok soal sendiri dapat
berhubungan dengan niat estetis atau nilai kehidupan, yakni objek alam, alam kebendaan,
suasana atau peristiwa yang bersifat metafora alegori. Tidak semua karya memiliki tema. Ada
yang hanya sebatas kritik.
o Medium yang dimaksud disini adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan
menjadi sebuah karya seni. Medium dapat melalui pemanfaatan material atau bahan dan alat,
serta penguasaan teknik. Karya seni tidak akan terwujud tanpa adanya medium.
o Gaya menurut Soedarsono SP (1987) adalah ciri bentuk luar yang melekat pada wujud karya
seni, sedangkan, aliran berkaitan dengan isi karya seni yang merefleksikan pandangan atau
prinsip seorang seniman dalam menanggapi sesuatu. Gaya atau biasa juga
disebut style merupakan ciri ekspresi pribadi yang khas dari seorang seniman dalam
menyuguhkan karyanya.

Genre, istilah serapan untuk ragam adalah pembagian suatu bentuk seni atau tutur tertentu
menurut kriteria yang sesuai untuk bentuk tersebut. Dalam semua jenis seni, genre adalah suatu
kategorisasi tanpa batas-batas yang jelas. Genre terbentuk melalui konvensi, dan banyak karya
melintasi beberapa genre dengan meminjam dan menggabungkan konvensi-konvensi tersebut.
Lingkup kata "genre" biasanya dibatasi pada istilah dalam bidang seni dan budaya.
Bentuk Seni
Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat
medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan
cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat
pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk
mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermakna
kematian dan mawar merah yang berarti cinta). Seni menurut media yang digunakan terbagi 3
yaitu :

1. Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau (audio art), misalnya seni
musik,seni suara, dan seni sastra seperti puisi dan pantun
2. Seni yang dinikmati dengan media penglihatan (Visual art)) misalnya lukisan, poster,seni
bangunan, seni gerak beladiri dan sebagainya.
3. Seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran (audio visual art)
misalnya pertunjukan musik, pagelaran wayang,film
Fungsi Seni
1. Fungsi Religi/Keagamaan
Karya seni sebagai pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana
muslim/muslimah, dan lagu-lagu rohani. seni juga sering digunakan untuk sebuah
upacara kelahiran, kematian, pernikahan dsb. contohnya : gamelan dalam upacara
Ngaben di Bali (gamelan luwang, angklung dan gambang)

2. Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan dapat dilihat dalam musik, misalkan Ansambel karena
didalamnya terdapat kerjasama, atau Angklung dan gamelan pun ada nilai
pendidikannya karena kesenian tersebut terdapat nilai sosial, kerjasama dan disiplin.
karya seni yang sering digunakan untuk pelajaran/pendidikan seperti : gambar ilustrasi
buku pelajaran, film ilmiah/dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA, dsb.
3. Fungsi Komunikasi
Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti, kritik sosial, gagasan, kebijakan
dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. bisa dilihat dalam pagelaran wayang
kulit, wayang orang dan seni teater ataupun poster, drama komedi dan reklame.
4. Fungsi Rekreasi/Hiburan
Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan
yang khusus pertunjukan untuk berekspresi ataupun hiburan.
5. Fungsi Artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak
untuk hal yang komersial, seperti : musik kontenporer, tari kontenporer, dan seni rupa
kontenporer. (seni pertunjukan yang tidak bisa dinikmati pendengar/pengunjung, hanya
bisa dinikmati oleh para seniman dan komunitasnya)
6. Fungsi Guna (seni terapan)
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya, kecuali sebagai media
ekspresi (karya seni murni) atau pun dalam proses penciptaan mempertimbangkan
aspek kegunaannya, seperti : perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dari
gerabah ataupun rotan.
7. Fungsi Kesehatan (terapi)
Seni sebagai fungsi untuk kesehatan, seperti pengobatan penderita gangguan physic
ataupun medis distimulasi melalui terapi musik (disesuaikan dengan latar belakang
pasien). terbukti musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan
penyandang autisme, gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian dsb. pada tahun
1999 Siegel menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang
menenangkan dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak dan gamelan
menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.

Pengertian Apresiasi
Definisi apresiasi secara umum adalah suatu proses melihat, mendengar, menghayati,
menilai, menjiwai dan membandiangkan atau menghargai suatu karya seni.

Dapat dikatakan bahwa apresiasi adalah penilaian baik atau penghargaan terhadap
suatu karya sastra ataupun karya seni.

Pengertian Apresiasi Menurut Para Ahli


Berikut adalah definisi apresiasi menurut para ahli :

Aminuddin
Berdasarkan pandangan Aminuddin, apresiasi mengandung makna pengenalan melalui
perasaan atau pun kepekaan batin dan pengakuan terhadap unsur-unsur keindahan
yang diungkapkan oleh pengarangnya.

Albert R. Candler
Definisi apresiasi merupakan kegiatan mengartikan serta menyadari sepenuhnya seluk
beluk karya seni, serta menjadi sensitif mengenai gejala estetis dan artistik, sehingga
dapat menikmati dan menilai karya tersebut secara semestinya.

Dalam aktivitas mengapresiasi, seorang penghayat melaksanakan aktivitas pencarian


pengalaman estetis, sehingga motivasi yang timbul adalah motivasi pengalaman estetis
(berupa kepuasan kontemplatif dan intuitif).

Alfred North Whitehead


Apresiasi adalah proses pengapresiasian terhadap sebuah hal yang dilakukan oleh
seseorang dalam sebuah kegiatan guna mendapatkan suatu hal, dan berpartisipasi di
dalamnya dengan penilaian secara keseluruhan.

Effendi
Pengertian apresiasi menurut Effendi merupakan aktivitas menggauli cipta sastra
dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran
kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra.

Elliyati
Berdasarkan pandangan Elliyati, apresiasi merupakan setiap kegiatan mengakrabi karya
sastra secara bersungguh-sungguh. Berkaitan dengan hal itu, apresiasi membutuhkan
kesungguhan penikmat sastra untuk mengenali, menghargai, dan menghayati, sehingga
ia dapat menemukan penjiwaan yang benar-benar dalam.
Effendi (1973)
Apresiasi adalah sebuah aktifitas atau kegiatan untuk menggauli sastra yang diciptakan
dengan ketulusan hati dan kesungguhan hingga dihasilkan karya yang menumbuhkan
pengertian, kepekaan, kritis, penghargaan, dan kepekaan rasa yang cukup baik
terhadap hasil cipta sastra.

Hornby
Pengertian apresiasi menurut Horby apresiasi mengacu kepada pengertian pengenalan
dan pemahaman yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan pernyataan yang
memberikan penilaian.

John Dewey
Definisi apresiasi adalah menikmati sebuah kesenangan atau pengalaman terhadap
sesuatu.

Jarret
Definisi apresiasi adalah perhatian seseorang terhadap sesuatu yang bisa berupa
ketertarikan, kesenangan, dan pemanfaatan terhadap sesuatu tersebut.

Kamus Besar Bahasa Indonesia


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, apresiasi adalah setiap penilaian baik;
penghargaan; seperti misalnya – terhadap karya – karya sastra atau pun karya seni.

Prayogi
Apresiasi merupakan setiap aktivitas penghargaan yang dilakukan sebagai hasil
penggunaan, peresapan, dan penilaian seseorang terhadap sebuah karya sastra atau
pun karya seni tertentu. Apresiasi juga dapat diartikan sebagai bentuk rasa kagum atau
pun kekaguman yang keluar dari diri pengguna atau pun penikmat karya seni atau pun
karya sastra tertentu.

Tirta Wiraya
Pengertian apresiasi adalah kemampuan seseorang dalam menentukan dan
mengetahui tinggi rendahnya mutu atau kualitas sebuah karya sastra.

G.H Hardy
Pengertian apresiasi adalah seseorang yang appreciate terhadap suatu hal.

Syoyan Zakaria
Definisi apresiasi adalah respon yang diberikan seseorang secara matang dan penuh
dengan intisari yang dihasilkan dari pemahaman yang kritis terhadap nilai yang tinggi
yang disebabkan oleh jiwa yang berkembang.
Contoh Apresiasi
Berikut adalah contoh apresiasi :

 Menyaksikan pertunjukan seni.


 Menyaksikan sebuah karya.
 Mengkritisi karya seni.

Anda mungkin juga menyukai