Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN RANTAI PASOK ALAT BERAT KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR

KAJIAN RANTAI PASOK ALAT BERAT KONSTRUKSI


UNTUK MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR

Dalam pembangunan infrastruktur, dukungan ketersedian sumber daya konstruksi menjadi hal
yang sangat penting agar prosesnya dapat berjalan secara efektif, efisien, dan tepat waktu.
Material dan peralatan konstruksi adalah sumber daya konstruksi yang utama selain tentunya
SDM, biaya, dan waktu. Dalam hal peralatan konstruksi, spektrum penggunaannya sangat luas
dimana meliputi peralatan konstruksi sederhana yang digunakan para tenaga konstruksi non-
terampil sampai dengan peralatan besar dan berat yang penggunaannya memerlukan
keterampilan khusus. Untuk keperluan analisis makro terkait dengan dukungan terhadap investasi
infrastruktur, peralatan konstruksi yang perlu mendapatkan prioritas perhatian meliputi
penggunaan alat berat yang terbagi ke dalam 3(tiga) kategori utama yaitu alat berat konstruksi
(construction equipment), alat berat jalan (road equipment), dan alat berat trasportasi
(trasportation equipment).

Kondisi perekonomian makro juga pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, menjadi daya tarik
berkembangnya bisnis terkait alat berat. Peluang ini direspon positif oleh para investor juga
negara-negara asal produsen alat berat untuk memperluas market share hingga menanamkan
investasinya. Dengan demikian, Indonesia ke depan tentu saja membutuhkan lebih banyak lagi
alat-alat berat dan sarana pengangkut lainnya untuk keperluan mobilisasi barang dan jasa baik di
sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan konstruksi.

Pada satu sisi, investasi infrastruktur semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan
infrastruktur dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi. Peluang ini terkait juga dengan
peningkatan kegiatan infrastruktur, volume pekerjaan yang semakin besar dan masif, sehingga
kebutuhan akan alat berat konstruksi menjadi meningkat. Pada sisi yang lain, ketersediaan
sumber daya konstruksi jumlahnya terbatas. Oleh karena itu, sumber daya konstruksi perlu
dikelola dengan baik agar terjadi keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan dalam
penyelenggaraan infrastruktur.

Kondisi keseimbangan ini perlu didukung oleh semua pemangku kepentingan dari hulu ke hilir.
Pemerintah sebagai regulator juga perlu merespon dan memberikan iklim positif bagi
berkembangnya industri alat berat nasional juga dukungan regulasi-regulasi terkait dengan rantai
pasok dan tata niaga alat berat nasional. Dalam hal ini, pemerintah diharapkan dapat memberikan
Bidang Material dan Peralatan
Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi
Badan Pembinaan Konstruksi
KAJIAN RANTAI PASOK ALAT BERAT KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR

informasi kebutuhan peralatan berat konstruksi dalam jangka menengah dan panjang sesuai
dengan rencana peningkatan nilai investasi dalam penyelenggaraan infrastruktur. Pemasok, baik
produsen maupun distributornya, dapat memberikan informasi terkait dengan potensi,
ketersediaan, jumlah penjualan dan lain-lain terkait alat berat konstruksi yang bersifat
operasional.

Analisis Rantai Pasok Alat Berat Konstruksi untuk Mendukung Investasi Infrastruktur adalah studi
yang berpusat pada pihak-pihak yang terlibat dalam memasok (supply) sumber daya peralatan
berat konstruksi mulai dari hulu hingga hilir rantai kegiatan dalam rangka mendukung investasi
infrastruktur.

Analisis Rantai Pasok Alat Berat Konstruksi untuk Mendukung Investasi Infrastruktur berfungsi
untuk mengetahui sistem rantai pasok alat berat secara keseluruhan sehingga dapat dikelola
dengan baik. agar setiap aktivitas pihak-pihak yang terlibat dalam suatu rantai pasok dapat
berjalan dengan efektif, efisien, berkualitas, dan mampu memberikan keuntungan yang
berkelanjutan. Hasil dari analisis tersebut selanjutnya akan disampaikan/ dikontribusikan kepada
pemerintah, pengguna jasa, penyedia jasa, produsen dan supplier alat berat, serta para pemangku
kepentingan lainnya. Analisis Rantai Pasok Alat Berat Konstruksi untuk Mendukung Investasi
Infrastruktur adalah studi yang berpusat pada pihak-pihak yang terlibat dalam memasok (supply)
sumber daya peralatan berat konstruksi mulai dari hulu hingga hilir rantai kegiatan dalam rangka
mendukung investasi infrastruktur. Berikut ini Kerangka Pikir Logis dari kegiatan kajian ini sebagai
berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir Logis

Bidang Material dan Peralatan


Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi
Badan Pembinaan Konstruksi
KAJIAN RANTAI PASOK ALAT BERAT KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR

ALAT BERAT KONSTRUKSI


Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi
dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai
dengan lebih mudah pada waktu yang relative lebih singkat.

Adapun klasifikasi Alat-alat Berat terbagi menjadi 2(dua) klasifikasi utama, yaitu:
1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat
Klasifikasi Fungsional Jenis Alat Berat
Alat Pengolah Lahan Dozer, Scraper, Motor Grader
Alat Penggali front shovel, backhoe, dragline, clamshell
Alat Penggangkut Material belt, truck, wagon, crane
Alat Pemindah Material Loader, Dozer
Alat Pemadat tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor,
Alat Pemroses Material Crusher, concrete batch plant, asphalt mixing plant
Alat Penempatan Akhir Material Concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan
alat pemadat.

2. Klasifikasi Operasional Alat Berat


Klasifikasi Operasional Jenis Alat Berat
Alat dengan penggerak Crawler (roda kelabang & ban karet), conveyor belt
Alat Statis tower crane, batching plant, crusher plant

SEKTOR PENGGUNA ALAT BERAT


Sektor-sektor yang sering menggunakan alat berat terutama adalah sektor pertambangan,
sektor konstruksi, sektor kehutanan, sektor pertanian dan perkebunan serta sektor
industry. Table dibawah ini menerangkan tentang jenis-jenis alat berat yang biasa
digunakan dalam masing-masing sektor.

Bidang Material dan Peralatan


Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi
Badan Pembinaan Konstruksi
KAJIAN RANTAI PASOK ALAT BERAT KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR

Sumber : HINABI, 2012

Keseimbangan Supply - Demand Alat Berat Konstruksi

Keseimbangan Supply-Demand Alat Berat Berdasarkan RPJMN

Sumber : Pusbin SDI, 2012

Keseimbangan Supply-Demand Alat Berat Menurut MP3EI

Sumber : Pusbin SDI, 2012

Potensi Kebutuhan Alat Berat Konstruksi Berdasarkan RPJMN

Potensi Kebutuhan Alat Berat Konstruksi Berdasarkan MP3EI

Bidang Material dan Peralatan


Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi
Badan Pembinaan Konstruksi
KAJIAN RANTAI PASOK ALAT BERAT KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR

RANTAI PASOK ALAT BERAT

Gambar. Rantai Pasok Alat Berat

Gambar. Kegiatan Masing-masing Pelaku Rantai pasok Alat Berat

KARAKTERISTIK RANTAI PASOK ALAT BERAT

Tabel. Karakteristik Rantai Pasok Alat Berat

Bidang Material dan Peralatan


Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi
Badan Pembinaan Konstruksi
KAJIAN RANTAI PASOK ALAT BERAT KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR

SITUASI RANTAI PASOK ALAT BERAT


Ada beberapa permasalahan dalam rantai pasok alat berat di Indonesia, sebagai berikut:
1) Industri alat berat nasional hanya mampu memenuhi 40 persen kebutuhan yang mencapai
20.000 unit pada tahun 2011 (PAABI).
2) Data pusbinsdi.net menunjukkan jumlah alat berat dengan kondisi baik sekitar 83.653 unit.
Sebanyak 87,3% dari ketersediaan alat berat nasional terdaftar di Jakarta.
3) Perkiraan jumlah alat berat tahun 2011 sekitar 38.315 unit (APPAKSI).
4) Jumlah alat berat belum akurat karena belum aturan yang memayungi registrasi alat.
5) Kekuatan pemilik alat adalah dapat menentukan satuan harga secara ekonomis dan
mengendalikan target penyelesaian pekerjaan lebih pasti.
6) Katalog belum ada standar dan masih mengacu pada katalog produsen alat berat seperti
Caterpilar, Komatso, Kato, Hitachi, Hyundai, Volvo, dan Kobelco.
7) Konstruksi Infrastruktur
→ Persyaratan alat berat berbeda-beda tergantung pada aturan tender;
→ Permintaan tidak tetap (temporal), volume kecil, variasi tinggi;
→ Informasi rencana investasi tersegmentasi menurut lokasinya;
→ Otonomi daerah yang mengutamakan pengadaan alat berat dengan biaya pembelian
minimum dan belum mempunyai perkiraaan kebutuhan alat berat.

HIPOTESA PERMASALAHAN RANTAI PASOK ALAT BERAT KONSTRUKSI


Ada beberapa permasalah terkait rantai pasok alat berat sebagai berikut :
1) Sektor konstruksi hanya menggunakan 20% alat berat nasional dan jenisnya sangat bervariasi.
Permasalahannya adalah kalah perhatian dibandingkan pengguna sektor lainnya dan untuk
mempridiksi kebutuhan alat berat konstruksi lebih sulit;
2) 87% badan usaha jasa konstruksi berkualifikasi kecil dan bersifat umum sehingga kemampuan
untuk memiliki ala berat sendiri sangat terbatas. badan usaha jasa konstruks yang
mempunyai spesialis alat berat masih jarang;
3) Bisnis penyewaan alat berat konstruksi masih terbatas dan mobilisasi alat berat dari lokasi
penyewaan ke lokasi proyek sering terhambat;
4) Sitem transaksi subkontraktor, penyewaan, dan leasing alat berat belum menarik dunia usaha
untuk berinvestasi;
5) Sistem transaksi masih menimbulkan pajak berganda;
6) Jaminan pasokan dari subkontraktor, penyewaan, leasing atau leasing belum dijadikan factor
yang dinilai dalam proses pengadaan;
7) Over kapasitas dan perlambatan pertumbuhan ekonomi di Eropa dan China meningkatkan
ekspansi pasar Alat berat;
8) Potensi kerugian konsumen bila tidak ada dukungan jaminan purna jual;
9) Beredarnya produk-produk alat berat sub standar yang semakin marak dan serbuan promosi
dan penawaran investasi alat berat;
10) Potensi permintaan alat berat semakin meningkat dengan adanya persyaratan dalam
infrastruktur hijau, yang bisa menjadi peluang bagi produsen alat berat local;
11) Kesiapan pengelolaan alat berat dalam menghadapi bencana besar di Indonesia belum
memadai, padahal Indonesia masuk dalm ring of fire rawan bencana, dengan cakupan daerah
potensi bencana yang luas;
12) Pemakaian material yang kadang tidak ada di local, meskipun ada terbatas dengan
permintaan minimal order dan supplier.

Bidang Material dan Peralatan


Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi
Badan Pembinaan Konstruksi
KAJIAN RANTAI PASOK ALAT BERAT KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR

TATA NIAGA ALAT BERAT


Penjualan alat berat 2011 mencapai 17.360 unit atau tumbuh 47% YoY. Tahun 2012 permintaan
atas alat berat masih tumbuh walaupun tidak setinggi 2011. Diperkirakan penjualan alat berat
akan mencapai 21.000 unit atau tumbuh 21% tahun 2012. Momentum pertumbuhan ekonomi,
khususnya di sektor pertambangan, perkebunan, dan konstruksi merupakan pendorong
tumbuhnya permintaan alat berat, didukung oleh tren suku bunga rendah dan stabil.

Gambar. Penjualan dan Pertumbuhan Penjualan Alat Berat Nasional

Sektor pertambangan masih mendominasi penjualan alat berat dengan pangsa sebesar 61%,
diikuti oleh sektor perkebunan, konstruksi dan kehutanan dengan pangsa 19%, 11%, dan 9%.
Sebelum krisis 1997-1998, permintaan alat berat didominasi dari sektor konstruksi. Namun dalam
dekade terakhir peran sektor pertambangan dan perkebunan semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya harga komoditas dan pendapatan di sektor tersebut. Dengan didorongnya
pembangunan infrastruktur, ke depan diperkirakan permintaan alat berat di sektor konstruksi
akan meningkat.

Gambar. Komposisi Penjualan Alat Berat Gambar. Komposisi Penjualan Alat Berat
Berdasarkan Sektor Berdasarkan Jenis (%)

Bidang Material dan Peralatan


Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi
Badan Pembinaan Konstruksi
KAJIAN RANTAI PASOK ALAT BERAT KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR

Gambar. Produksi dan Pertumbuhan Produksi Gambar. Komposisi Impor Alat Berat
Alat Berat Domestik Berdasarkan Negara Asal

KEBIJAKAN –KEBIJAKAN DALAM BATAS PENGARUH PU


Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan ada beberapa kebijakan dalam batas pengaruh
Kementerian pekerjaan Umum yang bisa dilakukan untuk Rantai Pasok Alat Berat konstruksi dalam
Mendukung Investasi Infrastruktur sebagai berikut:
1) Mengembangkan jejaring kerjasama antar pelaku rantai pasok alat berat: persyaratan
keanggotaan rantai pasok konstruksi; fasilitas konsolidasi (WEB atau cloud computing)
mengarah kepada lelang, sewa-menyewa, jual-beli; dokumen lelang dengan basis dukungan
rantai pasok alat berat (lihat DOT tentang spesifikasi alat dalam lelang);
2) Mengembangkan skema pembiayaan yang efektif (persyaratan, suku bunga, kredit, asuransi,
hak guna pakai, penjaminan);
3) Mengembangkan sistem pemantauan status alat berat konstruksi: registrasi alat (terdaftar),
penggunakan GPS yang terhubung dengan portal internet;
4) Menerapkan standar-standar alat dan penggunaan alat: warrant of fitness (WOF), operator,
safety, lingkungan, jaminan pemeliharaan (manajemen aset), katalog alat, standar teknis
pekerjaan (jenis alat yang perlu digunakan untuk pekerjaan tertentu);
5) Mengembangkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dan sertifikasi: kompetensi operator
dan mekanik, fasilitas peningkatan kemampuan pengelolaan aset alat berat, fasilitas BLK
operator dan mekanik, fasilitas pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja;
6) Menyediakan insentif bagi alat berat untuk konstruksi: bebas bea mobilisasi, subsidi bahan
bakar (solar bersubsidi, selama proyek berjalan sesuai dengan jam kerja), fasilitas distribusi
ke lokasi tempat kerja (perakitan antara di pelabuhan);
7) Mengembangkan prosedur impor untuk alat berat khusus: kemudahan impor alat berat
khusus;
8) Menerapkan skema proyek multi tahun;
9) Mengembangkan pemantauan rencana proyek dan proyek berjalan: informasi kepastian
proyek konstruksi infratsruktur (jadwal, lokasi, dan penyerapan).
10) Melakukan kerjasama dengan pemasok energi, suku cadang, dan ban.
Bidang Material dan Peralatan
Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi
Badan Pembinaan Konstruksi
KAJIAN RANTAI PASOK ALAT BERAT KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR

KESIMPULAN
1) Proyeksi ke depan menunjukkan peningkatan pembangunan infrastruktur untuk
mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi dan sosial;
2) Cetak biru Sistem Logistik Nasional sangat tergantung pada pembangunan infrastruktur
logistik;
3) Rantai pasok konstruksi yang efektif dan efisien merupakan kunci dalam pembangunan
infrastruktur;
4) Pengelolaan sistem rantai rantai pasok alat berat bertujuan untuk mencapai kondisi
terpenuhinya alat berat bagi penyelenggaraan konstruksi yang tercermin dari tersedianya
alat yang cukup dan baik mutunya secara efektif dan efisien;
5) Usulan kebijakan terdiri dari 10 prakarsa pengembangan rantai pasok alat berat
konstruksi infrastruktur;
6) Perlu verifikasi pentingnya dan kemanfaatan kesepuluh prakarsa dan penerimaan oleh
para pemegang kepentingan;
7) Perlu perincian lebih lanjut ke dalam draf keputusan atau peraturan atau pedoman;
8) Pemerintah diharapkan dapat memberikan informasi kebutuhan peralatan berat
konstruksi dalam jangka menengah dan panjang sesuai dengan rencana peningkatan nilai
investasi dalam penyelenggaraan infrastruktur;
9) Untuk meningkatkan kontribusi produk dalam negeri diperlukan penambahan model dan
model range.

REKOMENDASI
1) Jejaring Kerjasama Antar Pelaku Alat Berat Konstruksi;
2) Sistem Pemantauan Status Alat Berat Konstruksi;
3) Standar-Standar Alat dan Penggunaan Alat Berat;
4) Pembebasan bea masuk alat berat sangat dibutuhkan oleh industry alat berat;
5) Pemerintah hendaknya dapat menstabilkan harga material produk dalam negeri dan
produk khusus alat berat;
6) Disharmonisasi tarif antara produk jadi dengan bahan baku dan komponen;
7) “ ”;
8) Pengembangan industri rekondisi yang memenuhi standar;
9) Perlunya pengembangan system registrasi untuk kepemilikan alat berat;
10) Perlu kerjasama antar pelaku (stake holder) dalam merumuskan kebutuhan/demand alat
berat nasional;
11) Perlunya pengembangan katalog alat berat dari sisi demand untuk referensi;
12) Perlu adanya database alat berat dan monitoring keberadaan alat berat.

Bidang Material dan Peralatan


Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi
Badan Pembinaan Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai