2 Resume Kajian Rantai Pasok Alat Berat - 2012
2 Resume Kajian Rantai Pasok Alat Berat - 2012
Dalam pembangunan infrastruktur, dukungan ketersedian sumber daya konstruksi menjadi hal
yang sangat penting agar prosesnya dapat berjalan secara efektif, efisien, dan tepat waktu.
Material dan peralatan konstruksi adalah sumber daya konstruksi yang utama selain tentunya
SDM, biaya, dan waktu. Dalam hal peralatan konstruksi, spektrum penggunaannya sangat luas
dimana meliputi peralatan konstruksi sederhana yang digunakan para tenaga konstruksi non-
terampil sampai dengan peralatan besar dan berat yang penggunaannya memerlukan
keterampilan khusus. Untuk keperluan analisis makro terkait dengan dukungan terhadap investasi
infrastruktur, peralatan konstruksi yang perlu mendapatkan prioritas perhatian meliputi
penggunaan alat berat yang terbagi ke dalam 3(tiga) kategori utama yaitu alat berat konstruksi
(construction equipment), alat berat jalan (road equipment), dan alat berat trasportasi
(trasportation equipment).
Kondisi perekonomian makro juga pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, menjadi daya tarik
berkembangnya bisnis terkait alat berat. Peluang ini direspon positif oleh para investor juga
negara-negara asal produsen alat berat untuk memperluas market share hingga menanamkan
investasinya. Dengan demikian, Indonesia ke depan tentu saja membutuhkan lebih banyak lagi
alat-alat berat dan sarana pengangkut lainnya untuk keperluan mobilisasi barang dan jasa baik di
sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan konstruksi.
Pada satu sisi, investasi infrastruktur semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan
infrastruktur dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi. Peluang ini terkait juga dengan
peningkatan kegiatan infrastruktur, volume pekerjaan yang semakin besar dan masif, sehingga
kebutuhan akan alat berat konstruksi menjadi meningkat. Pada sisi yang lain, ketersediaan
sumber daya konstruksi jumlahnya terbatas. Oleh karena itu, sumber daya konstruksi perlu
dikelola dengan baik agar terjadi keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan dalam
penyelenggaraan infrastruktur.
Kondisi keseimbangan ini perlu didukung oleh semua pemangku kepentingan dari hulu ke hilir.
Pemerintah sebagai regulator juga perlu merespon dan memberikan iklim positif bagi
berkembangnya industri alat berat nasional juga dukungan regulasi-regulasi terkait dengan rantai
pasok dan tata niaga alat berat nasional. Dalam hal ini, pemerintah diharapkan dapat memberikan
Bidang Material dan Peralatan
Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi
Badan Pembinaan Konstruksi
KAJIAN RANTAI PASOK ALAT BERAT KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR
informasi kebutuhan peralatan berat konstruksi dalam jangka menengah dan panjang sesuai
dengan rencana peningkatan nilai investasi dalam penyelenggaraan infrastruktur. Pemasok, baik
produsen maupun distributornya, dapat memberikan informasi terkait dengan potensi,
ketersediaan, jumlah penjualan dan lain-lain terkait alat berat konstruksi yang bersifat
operasional.
Analisis Rantai Pasok Alat Berat Konstruksi untuk Mendukung Investasi Infrastruktur adalah studi
yang berpusat pada pihak-pihak yang terlibat dalam memasok (supply) sumber daya peralatan
berat konstruksi mulai dari hulu hingga hilir rantai kegiatan dalam rangka mendukung investasi
infrastruktur.
Analisis Rantai Pasok Alat Berat Konstruksi untuk Mendukung Investasi Infrastruktur berfungsi
untuk mengetahui sistem rantai pasok alat berat secara keseluruhan sehingga dapat dikelola
dengan baik. agar setiap aktivitas pihak-pihak yang terlibat dalam suatu rantai pasok dapat
berjalan dengan efektif, efisien, berkualitas, dan mampu memberikan keuntungan yang
berkelanjutan. Hasil dari analisis tersebut selanjutnya akan disampaikan/ dikontribusikan kepada
pemerintah, pengguna jasa, penyedia jasa, produsen dan supplier alat berat, serta para pemangku
kepentingan lainnya. Analisis Rantai Pasok Alat Berat Konstruksi untuk Mendukung Investasi
Infrastruktur adalah studi yang berpusat pada pihak-pihak yang terlibat dalam memasok (supply)
sumber daya peralatan berat konstruksi mulai dari hulu hingga hilir rantai kegiatan dalam rangka
mendukung investasi infrastruktur. Berikut ini Kerangka Pikir Logis dari kegiatan kajian ini sebagai
berikut:
Adapun klasifikasi Alat-alat Berat terbagi menjadi 2(dua) klasifikasi utama, yaitu:
1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat
Klasifikasi Fungsional Jenis Alat Berat
Alat Pengolah Lahan Dozer, Scraper, Motor Grader
Alat Penggali front shovel, backhoe, dragline, clamshell
Alat Penggangkut Material belt, truck, wagon, crane
Alat Pemindah Material Loader, Dozer
Alat Pemadat tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor,
Alat Pemroses Material Crusher, concrete batch plant, asphalt mixing plant
Alat Penempatan Akhir Material Concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan
alat pemadat.
Sektor pertambangan masih mendominasi penjualan alat berat dengan pangsa sebesar 61%,
diikuti oleh sektor perkebunan, konstruksi dan kehutanan dengan pangsa 19%, 11%, dan 9%.
Sebelum krisis 1997-1998, permintaan alat berat didominasi dari sektor konstruksi. Namun dalam
dekade terakhir peran sektor pertambangan dan perkebunan semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya harga komoditas dan pendapatan di sektor tersebut. Dengan didorongnya
pembangunan infrastruktur, ke depan diperkirakan permintaan alat berat di sektor konstruksi
akan meningkat.
Gambar. Komposisi Penjualan Alat Berat Gambar. Komposisi Penjualan Alat Berat
Berdasarkan Sektor Berdasarkan Jenis (%)
Gambar. Produksi dan Pertumbuhan Produksi Gambar. Komposisi Impor Alat Berat
Alat Berat Domestik Berdasarkan Negara Asal
KESIMPULAN
1) Proyeksi ke depan menunjukkan peningkatan pembangunan infrastruktur untuk
mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi dan sosial;
2) Cetak biru Sistem Logistik Nasional sangat tergantung pada pembangunan infrastruktur
logistik;
3) Rantai pasok konstruksi yang efektif dan efisien merupakan kunci dalam pembangunan
infrastruktur;
4) Pengelolaan sistem rantai rantai pasok alat berat bertujuan untuk mencapai kondisi
terpenuhinya alat berat bagi penyelenggaraan konstruksi yang tercermin dari tersedianya
alat yang cukup dan baik mutunya secara efektif dan efisien;
5) Usulan kebijakan terdiri dari 10 prakarsa pengembangan rantai pasok alat berat
konstruksi infrastruktur;
6) Perlu verifikasi pentingnya dan kemanfaatan kesepuluh prakarsa dan penerimaan oleh
para pemegang kepentingan;
7) Perlu perincian lebih lanjut ke dalam draf keputusan atau peraturan atau pedoman;
8) Pemerintah diharapkan dapat memberikan informasi kebutuhan peralatan berat
konstruksi dalam jangka menengah dan panjang sesuai dengan rencana peningkatan nilai
investasi dalam penyelenggaraan infrastruktur;
9) Untuk meningkatkan kontribusi produk dalam negeri diperlukan penambahan model dan
model range.
REKOMENDASI
1) Jejaring Kerjasama Antar Pelaku Alat Berat Konstruksi;
2) Sistem Pemantauan Status Alat Berat Konstruksi;
3) Standar-Standar Alat dan Penggunaan Alat Berat;
4) Pembebasan bea masuk alat berat sangat dibutuhkan oleh industry alat berat;
5) Pemerintah hendaknya dapat menstabilkan harga material produk dalam negeri dan
produk khusus alat berat;
6) Disharmonisasi tarif antara produk jadi dengan bahan baku dan komponen;
7) “ ”;
8) Pengembangan industri rekondisi yang memenuhi standar;
9) Perlunya pengembangan system registrasi untuk kepemilikan alat berat;
10) Perlu kerjasama antar pelaku (stake holder) dalam merumuskan kebutuhan/demand alat
berat nasional;
11) Perlunya pengembangan katalog alat berat dari sisi demand untuk referensi;
12) Perlu adanya database alat berat dan monitoring keberadaan alat berat.