Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ethos yang berarti “karakter”.
Nama lain untuk etika adalah moralitas yang berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata
mores yang berarti “kebiasaan”. Moralitas berfokus pada “benar” dan “salah” perilaku
manusia. Jadi etika berhubungan dengan pernyataan bagaimana seseorang bertindak
terhadap orang lainnya.
Etika Umum
Etika umum selalu dihadapkan pada kebutuhan untuk memilih yang akan
mendatangkan akibat baik bagi mereka sendiri maupun pihak lainnya. Etika umum
berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu dengan merumuskan
apa yang baik untuk individu dan masyarakat, dengan menetapkan sifat kewajiban
atau tugas sehingga individu-individu memiliki kewajiban terhadap diri sendiri
maupun terhadap pihak lain.
Berhubung tidak ada seperangkat prinsip universal yang dapat dengan jelas
menunjukan pilihan perilaku yang benar untuk segala situasi, maka para ahli etika
mengembangkan suatu kerangka pengambilan keputusan etika umum. Kerangka
tersebut meliputi enam langkah berikut :
- Dapatkan fakta-fakta yang relevan untuk pengambilan keputusan.
- Identifikasi masalah etika yang terkait dari fakta-fakta tersebut.
- Tentukan siapa yang terpengaruh oleh keputusan tersebut dan bagaimana
pengaruhnya.
- Identifikasi alternatif-alternatif pengambilan keputusan.
- Identifikasi konsekuensi dari setiap alternatif.
- Tetapkan pilihan etika.
Etika Profesional.
Pendahuluan
Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi
lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan
publik. Oleh karena itu, tanggung jawab profesi akuntan publik tidak hanya terbatas
pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Bagian A dari kode etik menetapkan
prinsip dasar etika profesi untuk setiap Praktisi dan memberikan kreangka konseptual
untuk penerapan prinsip tersebut. Setiap praktisi wajib menerapkan kerangka
konseptual tersebut untuk mengidentifikasi ancaman (thereats) terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika profesi dan mengevaluasi signifikansi ancaman tersebut.
Baik secara formal maupun infomal setiap praktisi baik secara individu
maupun bersama-sama dengan koleganya harus membeperhatikan hal-hal seperti:
fakta yang relevan, masalah etika profesi yang terkait, prinsip dasar etika profesi yang
terkait dengan masalah etika profesi yang dihadapi, prosedur internal yang berlaku,
dan tindakan alternative. Setelah mempertimbangkan hal-hal tersebut praktisi harus
menentukan tindakan yang sesuai dengan prinsip dasar etika profesi yang
diidentifikasi dan juga mempertimbangkan akibatnya. Praktisi harus melakukan
konsultasi bila masalah yg dihadapi dengan orang dalam pemberi kerja. Praktisi harus
mendokumentasikan substansi permasalahan dan rincian pembahasan untuk
mengambil keputusan. Jika masalah tidak dapat diselesaikan maka praktisi harus
meminta nasihat professional dari organisasi profesi yang relevan. Jika setelah
mendalami semua kemungkinan yang relevan dan masalah tidak dapat diselesaikan
maka praktisi harus menolak untuk dikaitkan dengan hal yang menimbulkan masalah
etika profesi tersebut.
Prinsip Dasar
Prinsip dasar yang disajikan pada bagian A kode etik terdiri dari 5 prinsip:
1. Prinsip integritas, mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil
dalam hubungan professional dan hubungan bisnisnya.
2. Prinsip Objektivitas, praktisi tidak membiarkan subjektivitas, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain mempengaruhi
pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya
3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional,
praktisi harus memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya. Menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan seksama, pemberian jasa professional yang
kompeten, sikap kecermatan dan kehati-hatian professional, setiap praktisi harus
memasktikan tersedianya pelatihan dan penyeliaan yang tepat serta bila perlu praktisi
harus menjelaskan keterbatasan jasa professional yang diberikan kepada klien.
4. Prinsip Kerahasiaan, ini mewajibkan praktisi untuk tidak melakukan
tindakan-tindakan seperti mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia diluar KAP
atau jaringan KAP dan tidak menggunakan informasi yang bersifat rahasia tersebut
untuk hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.
5. Prinsip Perilaku Profesional, mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi
setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku serta menghindari setiap tindakan
yang dapat mendiskreditkan profesi. Serta tidak boleh merendahkan martabat profesi
maupun membuat pernyataan yang berlebihan atas jasa professional yang diberikan.
5. Independensi.
b) Pinjaman dan penjaminan yang diberikan oleh klien assurance, serta simpanan
yang ditempatkan pada klien. Pinjaman atau pinjaman penjamianan yang diberikan
kepada KAP yang merupakan BANK atau institusi sejenis tidak akan menimbulkan
ancaman bagi independensi jika pinjaman tersebut diberikan dengan cara yang lazim
dan tidak material bagi KAP dank lien assurance.
e) Personil KAP yang bergabung dengan klien assurance, situasi seperti ini dapat
menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman
intimidasi, terutama ketika hubungan yang signifikan tetap terjadi antara individu
tersebut dengan KAP tempatnya bekerja sebelumnya
g) Rangkap jabatan personil KAP sebagai direktur atau pejabat klien assurance. Bila
hal ini terjadi merupakan ancaman yang signifikan sehinggan tidak ada satupun
pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
Oleh karen itu satu satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan
perikatannya adalah dengan menolak untuk menerima atau melanjutkan pelaksanaan,
atau bahkan mengundurkan diri dari perikatan assurance.
h)Keterkaitan yang cukup lama antara KAP dengan klien assurance, ketika klien
audit laporan keuangan menjadi Elemen, lamanya jangka waktu yang telah dijalani
oleh personil KAP harus dipertimbangkan dalam menentukan saat dirotasinya
personil tersebut. Namun personil tersebut tetap dapat melanjutkan fungsinyaatas
penggendalian mutu perikatan selama dua tahun berikutnya sebelum personil tersebut
harus dirotasi.
i) Imbalan jasa profesional. 1) Imbalan jasa profesional – suatu besaran yang relatif,
pada hal ini ancaman dapat terjadi ketika proporsi jumlah imbalan yang diperoleh dari
klien demikian signifikan dibandingkan jumlah keseluruhan KAP, atau atas dasar
kekhawatiran akan kehilangan klien.2) Imbalan jasa profesional yang telah lewat
waktu, dalam hal ini ancaman dapat terjadi ketika imbalan jasa dari klien belum juga
terlunasi dalam jangka wkatu yang lama. Pencegahan yang mungkin dapat dilakukan
terhadap ancaman-ancaman diatas yaitu : (a)Mendiskusikan besara dan sifat imbalan
jasa profesional termasuk waktu pembayaran dengan pihak klien , (b) Mleibatkan
praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perkatan assurance untuk menelaah hasil
pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran.
Referensi: Yusuf,Haryono.2014.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.Auditing.Yogyakarta